Sap Hiv Pada Kehamilan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

HIV (AIDS) PADA IBU HAMIL


DI POLI HAMIL RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

Disusun oleh:
Kelompok C21
Risma Wahyuningtyas, S. Kep 131913143030
Siska Kusuma Ningsih, S. Kep 131913143031
Fitria Kusnawati, S. Kep 131913143032
Dinda Salmahella, S. Kep 131913143033
Alfi Rahmawati Mufidah, S. Kep 131913143034

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATANUNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Bidang Studi : Keperawatan Maternitas


Topik : HIV (AIDS) pada kehamilan
Sasaran : Keluarga pasien dan pasien di Poli Hamil
Tempat : Poli Hamil RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Hari/Tanggal : Kamis, 14 November 2019
Jam : 10.00 – 10.30
Pelaksana : Ners Muda Program Pendidikan Profesi Ners (P3N) Fakultas
Keperawatan Universitas Airlangga dan TIM PKRS Ruang Poli
Hamil RSUD Dr. Soetomo Surabaya

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan kesehatan tentang HIV (AIDS) pada ibu hamil,
peserta mampu mengerti, memahami serta melakukan pencegahan penyakit HIV
(AIDS) pada ibu hamil
B. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit peserta mampu:
1. Menjelaskan konsep teori HIV (AIDS) pada kehamilan
2. Menjelaskan cara mengatasi HIV (AIDS) pada kehamilan
3. Menjelaskan cara mencegah HIV (AIDS) pada kehamilan
C. Materi (Terlampir)
D. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Demonstrasi
E. Sasaran
1. Pasien
2. Keluarga pasien
F. Setting Tempat
Peserta duduk di Poli Hamil RSUD Dr. Soetomo Surabaya

Keterangan :
= peserta =fasilitator
= moderator =observer,
= penyaji
= media

G. Pengorganisasian
CI Akademik : Tyas Kusumaningrum S.Kep.Ns., M.Kep.
CI Klinik : Ratnawati, Amd.Keb.
Moderator : Fitria Kusnawati, S. Kep
Penyaji : Alfi Rahmawati Mufidah, S. Kep
Fasilitator : Risma Wahyuningtyas, S. Kep
Dinda Salmahella, S. Kep
Observer : Siska Kusuma Ningsih, S.Kep.
H. Uraian Tugas
1. Moderator
a. Menyampaikan salam pembuka.
b. Memperkenalkan anggota kelompok.
c. Menyampaikan kontrak waktu.
d. Menyampaikan tujuan dari penyuluhan.
e. Menyampaikan mekanisme penyuluhan.
f. Menggali pengetahuan peserta penyuluhan.
g. Membuka sesi tanya jawab.
h. Mengevaluasi pemahaman peserta dengan bertanya kembali.
i. Memberikan reward pada peserta yang bisa menjawab pertanyaan penyaji.
j. Menyimpulkan materi penyuluhan.
2. Penyaji
a. Menggali pengetahuan dan pengalaman dari peserta tentang materi
penyuluhan.
b. Menyampaikan materi penyuluhan.
c. Melakukan umpan balik terhadap materi yang telah disampaikan.
3. Fasilitator
a. Mengundang atau mengajak peserta untuk mengikuti penyuluhan.
b. Memotivasi peserta untuk fokus pada penyampaian penyuluhan.
c. Memotivasi peserta untuk mengajukan pertanyaan.
d. Membantu penyaji dalam menjawab pertanyaan.
4. Observer
a. Mengobservasi jalannya penyuluhan.
b. Mengevaluasi tugas dari masing-masing peran.
I. Media
 PPT dan Video
J. Kegiatan Penyuluhan
No Tahapan waktu Kegiatan pembelajaran Kegiatan peserta
1 Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan
(5 menit) 3. Kontrak waktu memperhatikan
4. Menjelaskan 3. Menyetujui
tujuan penyuluhan 4. Mendengarkan dan
5. Menjelaskan topik yang akan memperhatikan
diberikan 5. Mendengarkan dan
memperhatikan
2 Kegiatan Inti 1. Menjelaskan konsep teori HIV 1. Mendengarkan dan
( 15 menit ) (AIDS) pada kehamilan memperhatikan
2. Menjelaskan cara melakukan 2. Mendengarkan dan
pencegahan HIV (AIDS) pada memperhatikan
kehamilan 3. Mempraktikkan
3. Menjelaskan penalataksanaan
HIV (AIDS) pada kehamilan
3 Penutup 1. Mengevaluasi kemampuan 1. Menjawab pertanyaan
peserta tentang HIV (AIDS)
5 menit pada ibu hamil dengan tanya
jawab 2. Mendengarkan
2. Kesimpulan dari penyuluhan
kesehatan 3. Mendengarkan dan
3. Salam penutup menjawab salam
K. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan SAP dan materi.
b. Kesiapan media : PPT dan Video
c. Peserta hadir di tempat penyuluhan tepat waktu.
d. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Ruang Bedah Melati RSUD
Dr. Soetomo Surabaya.
e. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
a. Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.
b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
d. Suasana penyuluhan tertib.
e. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan.
f. Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 10 orang peserta.
3. Evaluasi Hasil
Peserta dapat:
1. Menjelaskan konsep teori HIV (AIDS) pada kehamilan
2. Menjelaskan cara mengatasi HIV (AIDS) pada kehamilan
3. Menjelaskan cara mencegah HIV (AIDS) pada kehamilan
Lampiran
HIV (AIDS) PADA KEHAMILAN

A. Definisi HIV (AIDS)


Acquired Immunodeficiency Syndrome adalah singkatan dari AIDS.
AIDS adalah kumpulan gejala klinis akibat penurunan sistem kekebalan tubuh
yang timbul akibat infeksi HIV (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,
2012).
Virus HIV memasuki tubuh seseorang maka tubuh akan terinfeksi dan
virus mulai mereplikasi diri dalam sel orang tersebut (Sel limfosit T CD4 dan
Makrofag). Virus HIV akan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dengan
menghasilkan antibodi untuk HIV. Masa antara masuknya infeksi dan
terbentuknya antibodi yang dapat dideteksi melalui pemeriksaan laboratorium
adalah antara 2-12 minggu dan disebut masa jendela (window period). Selama
masa jendela, pasien sangat infeksius sehingga mudah menularkan kepada
orang lain meskipun hasil pemeriksaan laboratorium masih negatif
(Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2015).
B. Penyebab HIV (AIDS)
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyebabkan
penyakit AIDS (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2015). Virus HIV
ini hidup di dalam 4 cairan tubuh manusia:
1. Cairan darah
2. Cairan sperma
3. Cairan vagina
4. Air susu ibu
C. Patofisiologi HIV (AIDS)
Leukosit merupakan sel imun utama, di samping sel plasma, makrofag dan
sel mast. Sel limfosit adalah salah satu jenis leukosit (sel darah putih) di dalam
darah dan jaringan getah bening. Terdapat dua jenis limfosit, yaitu limfosit B, yang
diproses di bursa omentalis, dan limfosit T, yang diproses di kelenjar thymus.
Limfosit B adalah limfosit yang berperan penting pada respons imun humoral
melalui aktivasi produksi imun humoral, yaitu antibodi berupa imunoglobulin (Ig
G, IgA, Ig M, Ig D dan Ig E). Limfosit T berperan penting pada respons imun
seluler, yaitu melalui kemampuannya mengenali kuman patogen dan mengaktivasi
imun seluler lainnya, seperti fagosit serta limfosit B dan sel-sel pembunuh alami
(fagosit, dll). Limfosit T berfungsi menghancurkan sel yang terinfeksi kuman
patogen. Limfosit T ini memiliki kemampuan memori, evolusi, aktivasi dan
replikasi cepat, serta bersifat sitotoksik terhadap antigen guna mempertahankan
kekebalan tubuh. CD (cluster of differentiation) adalah reseptor tempat “melekat”-
nya virus pada dinding limfosit T. Pada infeksi HIV, virus dapat melekat pada
reseptor CD4 atas bantuan koreseptor CCR4 dan CXCR5. Limfosit T CD4 (atau
disingkat CD4), merupakan petunjuk untuk tingkat kerusakan sistem kekebalan
tubuh karena pecah/rusaknya limfosit T pada infeksi HIV. Nilai normal CD4 sekitar
8.000-15.000 sel/ml; bila jumlahnya menurun drastis, berarti kekebalan tubuh
sangat rendah, sehingga memungkinkan berkembangnya infeksi oportunistik. Viral
load adalah kandungan atau jumlah virus dalam darah. Pada infeksi HIV, viral load
dapat diukur dengan alat tertentu, misalnya dengan tehnik PCR (polymerase chain
reaction). Semakin besar jumlah viral load pada penderita HIV, semakin besar pula
kemungkinan penularan HIV kepada orang lain.
D. Tanda Dan Gejala HIV (AIDS)
Masa berkembangnya penyakit 6 bulan sampai 5 tahun, Window period
selama 6-8 minggu adalah waktu saat tubuh sudah terinfeksi HIV tetapi belum
terdeteksi oleh pemeriksaan laboratorium, seorang dengan HIV dapat bertahan
sampai dengan 5 tahun, jika tidak diobati maka penyakit ini akan
bermanifestasi sebagai AIDS, Gejala klinis muncul sebagai penyakit yang
tidak khas seperti : Diare, jamur atau sariawan mulut yang luas.
Gejala dan tanda mayor & minor (WHO, 2012) antara lain :
1. Kehilangan berat badan (BB) > 10%
2. Diare Kronik > 1 bulan
3. Demam > 1 bulan.
4. Batuk menetap > 1 bulan
5. Dermatitis pruritis (gatal)
6. Herpes Zoster berulang
7. Kandidiasis orofaring
8. Herpes simpleks yang meluas dan berat
9. Limfadenopati yang meluas.
10. Sarkoma Kaposi yang meluas
11. Meningitis kriptokokal.
Gejala AIDS timbul 5-10 tahun setelah terinfeksi HIV. Beberapa orang tidak
mengalami gejala saat terinfeksi pertama kali. Sementara yang lainnya mengalami
gejala-gejala seperti flu, termasuk demam, kehilangan nafsu makan, berat badan
turun, lemah dan pembengkakan saluran getah bening. Gejala-gejala tersebut
biasanya menghilang dalam seminggu sampai sebulan, dan virus tetap ada dalam
kondisi tidak aktif (dormant) selama beberapa tahun. Namun, virus tersebut secara
terus menerus melemahkan sistem kekebalan, menyebabkan orang yang terinfeksi
semakin tidak dapat bertahan terhadap infeksi-infeksi oportunistik.

E. Penularan HIV (AIDS)


Penyakit ini menular melalui berbagai cara. Antara lain melalui cairan
tubuh seperti darah, cairan genitalia, cairan sperma dan ASI. Virus terdapat juga
pada saliva, air mata dan urin tapi dengan konsentrasi yang sangat rendah. HIV
tidak menular melalui air mata dan keringat
Terdapat tiga cara penularan HIV yaitu :
1. Cairan genital: cairan sperma dan cairan vagina pengidap HIV memiliki jumlah
virus yang tinggi dan cukup banyak untuk memungkinkan penularan, terlebih
jika disertai IMS lainnya. Karena itu semua hubungan seksual yang berisiko
dapat menularkan HIV, baik genital, oral maupun anal.
2. Kontaminasi darah atau jaringan: penularan HIV dapat terjadi melalui
kontaminasi darah seperti transfusi darah dan produknya (plasma, trombosit)
dan transplantasi organ yang tercemar virus HIV atau melalui penggunaan
peralatan medis yang tidak steril, seperti suntikan yang tidak aman, misalnya
penggunaan alat suntik bersama pada penasun, tatto dan tindik tidak steril
3. Perinatal: penularan dari ibu ke janin/bayi – penularan ke janin terjadi selama
kehamilan melalui plasenta yang terinfeksi; sedangkan ke bayi melalui darah
atau cairan genital saat persalinan dan melalui ASI pada masa laktasi.
F. Pencegahan HIV (AIDS)
Pada prinsipnya pencegahan dapat dilakukan dengan cara mencegah
penularan virus HIV melalui perubahan perilaku seksual yang terkenal dengan
istilah “ABC” yang telah terbukti mampu menurunkan percepatan penularan
HIV. Prinsip “ABC” ini telah dipakai dan dibakukan secara internasional,
sebagai cara paling efektif mencegah HIV lewat hubungan seksual.
Prinsip “ABC” itu adalah :
“A” : Anda jauhi seks sampai anda kawin atau menjalin hubungan jangka
panjang dengan pasangan (Abstinesia)
“B” : Bersikap saling setia dengan pasangan dalam hubungan perkawinan
atau hubungan jangka panjang tetap (Be faithful)
“C” : Cegah dengan memakai kondom yang benar dan konsisten untuk
penjaja seks atau orang yang tidak mampu melaksanakan A dan B
(Condom)
Untuk penularan non seksual berlaku prinsip “D” dan “E” yaitu :
“D” : Drug; “say no to drug” atau katakan tidak pada napza/narkoba
“E” : Equipment; “no sharing” jangan memakai alat suntik secara
bergantian
Belum ada pengobatan untuk infeksi ini. Obat-obat anti retroviral
digunakan untuk memperpanjang hidup dan kesehatan orang yang
terinfeksi. Obat-obat lain digunakan untuk melawan infeksi oportunistik
yang juga diderita.
Konsekuensi yang mungkin terjadi pada orang yang terinfeksi yaitu
hampir semua orang yang terinfeksi HIV akhirnya akan menjadi AIDS dan
meninggal karena komplikasi-komplikasi yang berhubungan dengan AIDS
Konsekuensi yang mungkin terjadi pada janin dan bayi yaitu 20-30% dari
bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi HIV akan terinfeksi HIV juga dan
gejala-gejala dari AIDS akan muncul dalam satu tahun pertama kelahiran.
Dua puluh persen dari bayi-bayi yang terinfeksi tersebut akan meninggal
pada saat berusia 18 bulan. Obat antiretroviral yang diberikan pada saat
hamil dapat menurunkan risiko janin untuk terinfeksi HIV dalam proporsi
yang cukup besar.

G. Faktor Risiko Penularan HIV (AIDS)


Risiko penularan HIV dari ibu ke anak tanpa upaya pencegahan atau intervensi
berkisar antara 20-50%. Dengan pelayanan pencegahan penularan HIV dari ibu ke
anak yang baik, risiko penularan dapat diturunkan menjadi kurang dari 2%. Pada
masa kehamilan, plasenta melindungi janin dari infeksi HIV; namun bila terjadi
peradangan, infeksi atau kerusakan barier plasenta, HIV bisa menembus plasenta,
sehingga terjadi penularan dari ibu ke anak. Penularan HIV dari ibu ke anak lebih
sering terjadi pada saat persalinan dan masa menyusui.
Ada tiga faktor risiko penularan HIV dari ibu ke anak, yaitu sebagai berikut.
i) Faktor ibu.
1. Kadar HIV dalam darah ibu (viral load): merupakan faktor yang paling utama
terjadinya penularan HIV dari ibu ke anak: semakin tinggi kadarnya, semakin
besar kemungkinan penularannya, khususnya pada saat/menjelang persalinan
dan masa menyusui bayi.
2. Kadar CD4: ibu dengan kadar CD4 yang rendah, khususnya bila jumlah sel
CD4 di bawah 350 sel/mm3 , menunjukkan daya tahan tubuh yang rendah
karena banyak sel limfosit yang pecah/rusak. Kadar CD4 tidak selalu
berbanding terbalik dengan viral load. Pada fase awal keduanya bisa tinggi,
sedangkan pada fase lanjut keduanya bisa rendah kalau penderitanya mendapat
terapi anti-retrovirus (ARV).
3. Status gizi selama kehamilan: berat badan yang rendah serta kekurangan zat
gizi terutama protein, vitamin dan mineral selama kehamilan meningkatkan
risiko ibu untuk mengalami penyakit infeksi yang dapat meningkatkan kadar
HIV dalam darah ibu, sehingga menambah risiko penularan ke bayi.
4. Penyakit infeksi selama kehamilan: IMS, misalnya sifilis; infeksi organ
reproduksi, malaria dan tuberkulosis berisiko meningkatkan kadar HIV pada
darah ibu, sehingga risiko penularan HIV kepada bayi semakin besar.
5. Masalah pada payudara: misalnya puting lecet, mastitis dan abses pada
payudara akan meningkatkan risiko penularan HIV melalui pemberian ASI.

ii) Faktor bayi.


1. Usia kehamilan dan berat badan bayi saat lahir: bayi prematur atau bayi dengan
berat lahir rendah lebih rentan tertular HIV karena sistem organ dan kekebalan
tubuh belum berkembang baik.
2. Periode pemberian ASI: risiko penularan melalui pemberian ASI bila tanpa
pengobatan berkisar antara 5-20%.
3. Adanya luka di mulut bayi: risiko penularan lebih besar ketika bayi diberi ASI.
iii) Faktor tindakan obstetrik.
Risiko terbesar penularan HIV dari ibu ke anak terjadi pada saat persalinan, karena
tekanan pada plasenta meningkat sehingga bisa menyebabkan terjadinya hubungan
antara darah ibu dan darah bayi. Selain itu, bayi terpapar darah dan lendir ibu di
jalan lahir. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko penularan HIV dari ibu
ke anak selama persalinan adalah sebagai berikut.
1. Jenis persalinan: risiko penularan pada persalinan per vaginam lebih besar
daripada persalinan seksio sesaria; namun, seksio sesaria memberikan banyak
risiko lainnya untuk ibu.
2. Lama persalinan: semakin lama proses persalinan, risiko penularan HIV dari
ibu ke anak juga semakin tinggi, karena kontak antara bayi dengan darah/ lendir
ibu semakin lama.
3. Ketuban pecah lebih dari empat jam sebelum persalinan meningkatkan risiko
penularan hingga dua kali dibandingkan jika ketuban pecah kurang dari empat
jam.
4. Tindakan episiotomi, ekstraksi vakum dan forsep meningkatkan risiko
penularan HIV.
H. Penatalaksanana HIV (AIDS) pada kehamilan
 Konsultasi di pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan diagnostik (CD4,
pemeriksaan darah lengkap) dan mulai terapi ARV
 Alur Pemberian ARV pada Ibu Hamil HIV non HIV reaktif -reaktif Mulai
terapi ARV tanpa memandang umur kehamilan, jumlah CD4 dan stadium
klinis.
 Ibu hamil untuk memulai terapi ARV perlu dipertimbangkan hal-hal berikut:
Persiapan klien secara fisik/mental untuk menjalani terapi melalui edukasi pra
pemberian ARV; bila terdapat infeksi oportunistik, maka infeksi tersebut
perlu diobati terlebih dahulu. Terapi ARV baru bisa diberikan setelah infeksi
oportunistik diobati dan stabil (kira-kira setelah dua minggu sampai dua bulan
pengobatan).
 Pada ibu hamil dengan tuberkulosis: OAT selalu diberikan mendahului ARV
sampai kondisi klinis pasien memungkinkan (kira-kira dua minggu sampai
dua bulan) dengan fungsi hati baik untuk memulai terapi ARV.
Syarat pemberian ARV pada ibu hamil dikenal dengan singkatan SADAR
(Depkes, 2015) , yaitu sebagai berikut.
1. Siap: menerima ARV, mengetahui dengan benar efek ARV terhadap infeksi
HIV.
2. Adherence: kepatuhan minum obat.
3. Disiplin: minum obat dan kontrol ke dokter.
4. Aktif: menanyakan dan berdiskusi dengan dokter mengenai terapi.
5. Rajin: memeriksakan diri jika timbul keluhan.

DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. 2015. Pedoman, Pelaksanaan perencaan penularan HIV dan sivilis
ibu dan anak bagi tenaga kesehatan : Kementrian Kesehatan

Manuaba, I.B.G, dkk. 2009. Buku Ajar Patologi Obstetri Untuk Mahasiswa
Kebidanan. Jakarta: EGC

Pantikawati, Ika & Saryono. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yohyakarta:


Muha Medika

Saspriyana. (2010). HIV/AIDS ibu hamil, mengapa harus dicegah. Diperoleh pada
tanggal 19 Agustus 2015 dari:
http://dokterkade.wordpress.com/2010/03/24/HIV/AIDS-dalam-kehamilan-
mengapa-harus-dicegah-2/
LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN PENYULUHAN MAHASISWA
PROGRAM PENDIDIKAN NERS FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA

Kriteria Stuktur V Kriteria Proses V Kritera Hasil V


a. Kontrak waktu dan Pembukaan: a. Peserta yang
tempat diberikan hadir  10
satu hari sebelum a. Mengucapkan salam dan
orang
acara dilakukan memperkenalkan diri
b. Acara dimulai
b. Pengumpulan SAP b. Menyampaikan tujuan dan
tepat waktu
dilakukan satu hari maksud penyuluhan
c. Peserta
sebelum c. Menjelaskan kontrak waktu dan
mengikuti
pelaksanaan mekanisme
acara sesuai
penyuluhan d. Menyebutkan materi penyuluhan
dengan aturan
c. Peserta hadir pada yang
tempat yang telah Pelaksanaan: disepakati
ditentukan d. Peserta
d. Penyelenggaraan a. Menggali Pengetahuan dan memahami
penyuluhan Pengalaman sasaran penyuluhan materi yang
dilakukan oleh tentang HIV (AIDS) pada telah
mahasiswa kehamilan disampaikan
bekerjasama dengan b. Menjelaskan materi penyuluhan dan menjawab
Tim PKRS RSUD berupa : pertanyaan
Dr. Soetomo 1. Konsep teori HIV (AIDS) dengan benar
Surabaya pada kehamilan
e. Pengorganisasian 2. Pencegahan dan
penyelenggaraan penatalaksanaan HIV
penyuluhan (AIDS) pada kehamilan
dilakukan sebelum c. Memberikan kesempatan kepada
dan saat penyuluhan sasaran penyuluhan untuk
dilaksanakan mengajukan pertanyaan
f. Pengorganisasian mengenai materi yang
penyelenggaraan disampaikan
penyuluhan d. Menjawab pertanyaan yang
dilakukan sebelum diajukan oleh peserta
dan saat penyuluhan penyuluhan
dilaksanakan e. Peserta antusias dalam
mengikuti penyuluhan
f. Peserta mendengarkan dan
memperhatikan penyuluhan
dengan seksama
Catatan Evaluasi
Observer
(..................................................)
LEMBAR NOTULEN

Kegiatan : Penyuluhan Kesehatan tentang HIV (AIDS) pada kehamilan


Topik : HIV (AIDS) pada kehamilan
Hari/Tanggal : Kamis, 14 November 2019
Tempat : Poli Hamil RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Waktu : 30 menit

Jam Kegiatan Diskusi


1. Nama Penanya
...........................................................................................................................
Pertanyaan
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
Jawaban
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
2. Nama Penanya
...........................................................................................................................
Pertanyaan
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
Jawaban
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
3. Nama Penanya
...........................................................................................................................
Pertanyaan
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
Jawaban
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
4. Nama Penanya
...........................................................................................................................
Pertanyaan
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
Jawaban
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................

Surabaya, 14 November 2018


Notulen

(...............................................…)
DAFTAR HADIR PESERTA PKRS

DI POLI HAMIL RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

NO NAMA ALAMAT PARAF

Anda mungkin juga menyukai