Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MATA KULIAH PROMOSI KESEHATAN

KEMITRAAN DALAM PROMOSI KESEHATAN

Dosen Pembimbing : Idayanti S,Pd M.Kes

Disusun Oleh :

1. Fiki Nurul Izmi (P031814401053)


2. Tasya Putri Widyastika (P031814401076)
3. Widya Sri Melati (P031814401078)
4. Zelni Faddia Effendi (P031814401080)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RIAU

JURUSAN KEPERAWATAN

TA 2019/2020
A. Latar Belakang

Pengembangan kesehatan masyarakat di Indonesia yang telah dijalankan


selama ini masih memperlihatkan adanya ketidaksesuaian antara pendekatan
pembangunan kesehatan masyarakat dengan tanggapan kesehatan masyarakat, manfaat
yang diharapkan. “Indonesia Sehat” telah dicanangkan sejak 2010 dan mempunyai visi
yang sangat ideal, yakni lingkungan sehat, perilaku sehat, dan pelayanan kesehatan
yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. Untuk mewujudkan visi “Indonesia
Sehat 2010”, telah ditetapkan 4 misi pembangunan kesehatan :

a. Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan.


b. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
c. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau.
d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
beserta lingkungannya.

Dalam merealisasikan misi ini, bukan hanya dibebankan kepada sektor kesehatan
saja, karena masalah kesehatan adalah merupakan damoak dari semua sektor
pembangunan. Oleh sebab itu, semua sektor pembangunan dalam mengeluarkan
kebijakannya harus berorientasi pada kesehatan. Dalam pembangunan kesehatan juga
diperlukan pertimbangan lain karena kesehatan itu sesuatu yang kompleks, dipengaruhi
oleh banyak faktor yakni faktor eksternal yang berupa lingkungan (fisik maupun
nonfisik seperti sosial, budaya, ekonomi, politik) dan faktor internal berupa perilaku
yang menentukan kesehatan seseorang. Hampir semua sektor pembangunan yang
merupakan lingkungan fisik seperti industry, transportasi, pertanian, kehutanan, dan
sebagainya mempunyai dampak terhadap kesehatan masyarakat. Oleh sebab itu,
masalah kesehatan masyarakat adalah tanggung jawab bersama setiap individu,
masyarakat, pemerintah dan swasta.
B. Pengertian Kemitraan dan Prinsip Kemitraan

Kemitraan memiliki beberapa pengertian, diantaranya :

I. Adanya interaksi dua pihak atau lebih dimana kedua belah pihak merupakan
partner.
II. Penggabungan dari berbagai unsur untuk mencapai suatu sasaran/tujuan yang
tidak dapat sepenuhnya dicapai secara efektif dan efisien hanya boleh salah satu
unsur saja.
III. Hubungan kerjasama antara dua pihak atau lebih berdasarkan kesetaraan,
keterbukaan dan saling menguntungkan (memberi manfaat)
IV. Upaya melibatkan berbagai komponen baik sektor, kelompok masyarakat,
lembaga pemerintah atau non pemerintah untuk bekerjasama mencapai tujuan
bersama berdasarkan atas kesepakatan, prinsip dan peran masing-masing.

Bahwa kemitraan adalah bentuk kerjasama atau aliansi, maka setiap pihak yang
terlibat di dalamnya harus ada kerelaan diri untuk bekerja sama, dan melepaskan
kepentingannya masing-masing, kemudian membangun kepentingan bersama. Oleh
sebab itu kemitraan harus didasarkan pada hal-hal sebagai berikut :

1. Persyaratan Kemitraan
a) Memiliki kesamaan perhatian (common interest) atau persamaan
kepentingan. Agar terjadi kemitraan di bidang kesehatan, maka sektor
kesehatan harus mampu menimbulkan perhatian terhadap masalah
kesehatan bagi sektor-sektor lain non kesehatan.
b) Saling mempercayai dan saling menghormati. Kepercayaan adalah
modal dasar bagi setiap relasi atau hubungan antarmanusia. Demikian
pula kemitraan akan terjadi apabila di antara mitra tersebut terjadi saling
mempercayai dan saling menghormati.
c) Harus saling menyadari pentingnya arti kemitraan. Kemitraan
bukanlah sekadar untuk mencari dukungan dana, melainkan yang lebih
penting adalah mewujudkan kebersamaan antara anggota atau mitra
untuk menghasilkan sesuatu yang menuju kearah perbaikan kesehatan
masyarakat pada khususnya, dan kesejahteraan masyarakat pada
umumnya.
d) Harus ada kesepakatan visi, misi, tujuan dan nilai yang sama tentang
kesehatan sehingga memudahkan timbulnya komitmen bersama untuk
menanggulangi suatu masalah bersama.
e) Harus berpijak pada landasan yang sama. Prinsip lain yang harus
dibangun dalam kemitraan kesehatan adalah merupakan aspek yang
paling utama dalam kehidupan manusia.
f) Kesediaan untuk berkorban dalam artian dalam membangun
kemitraan untuk mencapai tujuan bersama sudah pasti memerlukan
sumber daya, baik tenaga, dana dan sarana.

2. Landasan Kemitraan
a) Saling memahami kedudukan, tugas dan fungsi masing-masing
(structure), hal ini dilakukan agar tidak timbul kesan anggota satu
dibawah anggota lain.
b) Saling memahami kemampuan masing-masing anggota (capacity)
c) Saling menghubungi (linkage) dalam arti kata diperlukan komunikasi
efektif di antara anggota organisasi tersebut.
d) Saling mendekati (proximity), kedekatan atau kekeluargaan antar
teman adalah mutlak diperlukan.
e) Saling terbuka dan saling membantu (openes), diperlukannya
keterbukaan dalam mewujudkan tujuan dan cita-cita bersama.
f) Saling mendorong dan saling mendukung (synergy), diperlukannya
rasa saling mendorong dan mendukung antar mitra bagi yang
memerlukan dukungan atau motivasi.
g) Saling menghargai (reward), para mitra harus saling menghargai
walau seberapa kecil pun peran dan kontribusi anggota suatu kemitraan.
3. Prinsip-prinsip Kemitraan
a) Kesetaraan (equity), dalam mengambil keputusan dalam rangka
mencapai tujuan bersama, masing-masing anggota atau mitra
mempunyai hak dan suara yang sama.
b) Keterbukaan (transparency), dengan saling keterbukaan akan
menimbulkan saling melengkapi dan saling membantu di antara
anggota (mitra).
c) Saling menguntungkan (mutual benefit), menguntungkan disini bukan
selalu diartikan dalam materi atau uang, tetapi lebih kepada non materi.
Saling menguntungkan disini lebih dilihat dari kebersamaan atau
sinergis.

C. Tujuan dan Langkah-langkah Kemitraan

Secara implisit tujuan kemitraan dalam program kesehatan adalah :

1) Meningkatkan koordinasi untuk memenuhi kewajiban peran masing-


masing dalam pembangunan kesehatan.
2) Meningkatkan komunikasi antarsektoral pemerintah dan swasta tentang
masalah kesehatan.
3) Meningkatkan kemampuan bersama dalam menanggulangi masalah
kesehatan dan memaksimalkan keuntungan semua pihak.
4) Meningkatkan apa yang menjadi komitmen bersama.
5) Tercapainya upaya kesehatan yang efisien dan efektif atau berdaya guna
dan berhasil guna.

Untuk mencapai tujuan kemitraan diperlukan langkah-langkah strategis seperti


berikut :
1) Perjajakan
Untuk mengembangkan kemitraan perlu penjajakan dengan para calon
mitra kerja. Untuk itu sebelum dilakukan penjajakan, harus dilakukan
identfikasi mitra yang potensial untuk diajak bermitra.
2) Penyamaan persepsi
Agar menyamakan persepsi, perlu dilakukannya pertemuan. Tujuan
pertemuan adalah agar masing-masing mitra memahami satu dengan
yang lain, memahami kedudukan, tugas, peran, dan fungsi masing-
masing mitra secara terbuka.
3) Pengaturan peran
Perlu dilakukannya pengaturan peran dalam pemecahan masalah
kesehatan dan pengaturan peran harus dibicarakan bersama, serta
dituangkan dalam kesepakatan tertulis secara jelas.
4) Komunikasi intensif
Perlu dilakukan komunikasi antarmitra secara teratur dan terjadwal.
Apabila terjadi masalah di lapangan, secara langsung dapat dilakukan
penanganan secara tepat dan cepat.
5) Melaksanakan kegiatan
Kegiatan yang disepakati harus dilaksanakan dengan baik sesuai dengan
rencana kerja tertulis yang telah disepakati bersama.
6) Pemantauan dan penilaian
Pemantauan dan penilaian dipergunakan untuk penyempurnaan
kesepakatan yang telah di buat.

D. Kerangka Konsep Kemitraan

1. Unsur Pemerintah, dimana unsur ini terdiri dari berbagai sektor pemerintah
terkait dengan kesehatan, antara lain : kesehatan sebagai sektor kuncinya,
sektor pendidikan, pertanian, kehutanan, agama, lingkungan hidup, industry
dan perdagangan.
2. Dunia usaha atau unsur swasta (private sectors) atau kalangan bisnis, yakni
: dari kalangan pengusaha, industriawan dan para pimpinan berbagai
perusahaan.
3. Unsur organisasi non-pemerintah atau sering disebut dengan Ornop atau
non government organization yang meliputi 2 unsur penting yakni
 Lembaga-lembaga swadaya masyarakat dan organisasi masyarakat
termasuk yayasan bidang kesehatan
 Organisasi-organisasi profesi seperti IDI, PDGI, IAKMI, PPNI, dan
sebagainya

DIAGRAM PILAR-PILAR KEMITRAAN

DUNIA USAHA

Sektor Sektor

Kesehatan Lain

PEMERINTAH

Sektor Sektor

LSM / ORMAS ORGANISASI PROFESI

Kemitraan bukanlah sebagai output atau tujuan, tetapi juga bukan sebuah proses,
namun suatu sistem. Artinya dalam mengembangkan dan sekaligus untuk
mengevaluasi kemitraan dapat menggunakan pendekatan sistem, yakni :

1. Input
Input sebuah kemitraan adalah semua sumber daya yang dimiliki oleh masing-
masing unsur yang terjalin dalam kemitraan, terutama sumber daya manusia,
dan sumber daya yang lain seperti : dana, sistem informasi, teknologi dan
sebagainya. Disamping itu, jumlah atau banyaknya “mitra” yang terlibat dalam
jaringan kemiraan juga merupakan input.
2. Proses
Proses dalam kemitraan pada hakikatnya adalah kegiatan-kegiatan untuk
membangun kemitraan tersebut. Kegiatan-kegiatan untuk membangun
kemitraan antara lain melalui pertemuan-pertemuan, seminar, loka karya,
pelatihan-pelatihan, semiloka dan sebagainya.
3. Output
Output adalah terbentuknya jaringan kerja atau networking, aliansi, forum dan
sebagainya. Dan juga tersusunnya uraian tugas dan fungsi untuk masing-
masing anggota mitra.
4. Outcome
Outcome adalah dampak dari pada kemitraan terhadap peningkatan kesehatan
masyarakat. Oleh sebab itu, outcome kemitraan dapat dilihat dari indikator-
indikator derajat kesehatan masyarakat yang seharusnya merupakan akumulasi
dampak dari upaya-upaya lain di samping kemitraan. Dengan demikian
outcome kemitraan adalah menurunnya angka atau indikator kesehatan
(negatif), misalnya menurun angka kesakitan dan atau angka kematian.

INDIKATOR KEBERHASILAN KEMITRAAN BIDANG KESEHATAN

INPUT PROSES OUTPUT OUTCOME

- Pertemuan- - Terbentuknya
pertemuan jaringan kerja
- Banyak mitra
yang terlibat - Lokakarya - Tersusunnya Membaiknya
E. Model-Model Mitra

Model I

Model kemitraan yang paling sederhana adalah dalam bentuk jaringan kerja
(networking) atau sering juga disebut building linkages. Kemitraan semacam ini hanya
dalam bentuk jaringan (networking) saja. Masing-masing mitra atu institusi telah
mempunyai program sendiri mulai dari merencanakannya, melaksanakan, dan
mengevaluasinya. Oleh karena adanya persamaan pelayanan atau sasaran pelayananan
atau karakteristik yang lain di antara mereka, maka dibentuklah jaringan kerja. Sifat
kemitraan ini sering juga disebut koalisi.

Model II

Kemitraan model ini lebih baik dan solid, dimana masing-masing anggota
mempunyai tanggung jawab yang lebih besar dalam program atau kegiatan bersama.
Oleh sebab itu, visi misi dan kegiatan dalam mencapai tujuan harus direncanakan,
dilaksanakan, dan dievaluasi bersama. Contoh : Gerakan Terpadu Nasional
(Gerdunas), TB Paru dan Gebrak Malaria (Rollback Malaria).
LATIHAN

1. Jelaskan kecenderungan pemberdayaan primer dan sekunder dari makna


pemberdayaan!

Jawaban : Kecenderungan primer dari makna pemberdayaan memiliki


pengertian proses pemberdayaan yang menekankan pada proses memberikan atau
mengalihkan sebagian kekuatan, kekuasaan atau kemampuan kepada masyarakat agar
individu lebih berdaya. Sedangkan kecenderungan sekunder dari makna pemberdayaan
adalah menekankan pada proses menstimulasi, mendorong atau memotivasi individu
agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi
pilihan hidupnya melalui proses dialog.

2. Sebutkan ciri-ciri masyarakat yang berdaya secara kesehatan!


Jawaban :

 Mampu memahami dirinya secara utuh dan mampu merencanakan masa


depan beserta mengantisipasi kondisi perubahan ke depan.
 Mampu memimpin dirinya sendiri
 Memiliki kemampuan untuk berdiskusi secara sehat
 Memiliki bargaining power dalam melakukan kerja sama
 Bertanggung jawab penuh atas segala tindakan dan ucapannya

3. Apakah yang termasuk prinsip dari pemberdayaan masyarakat?


Jawaban :

 Menumbuh-kembangkan potensi masyarakat.


 Mengembangkan gotong-royong masyarakat.
 Menggali kontribusi masyarakat dalam pembangunan kesehatan
 Bekerja untuk dan bersama masyarakat
 KIE Berbasis masyarakat (sebanyak mungkin menggunakan dan
memanfaatkan potensi lokal)
 Menjalin kemitraan, dengan LSM dan ormas lain.
 Desentralisasi.

4. Sebutkan tujuan dari pemberdayaan masyarakat!


Jawaban : Pemberdayaan Masyarakat bertujuan untuk meningkatkan
kualitas sumberdaya masyarakat di bidang kesehatan. Selain itu,
Pemberdayaan Masyarakat memiliki tujuan lain, yakni :

 Menumbuhkan kesadaran, pengetahuan, dan pemahaman akan kesehatan


individu, kelompok, dan masyarakat.
 Menimbulkan kemauan yang merupakan kecenderungan untuk melakukan
suatu tindakan atau sikap untuk meningkatkan kesehatan mereka.
 Menimbulkan kemampuan masyarakat untuk mendukung terwujudnya
tindakan atau perilaku sehat.

5. Jelaskan hubungan aspek pemberdayaan dan reformasi kelembagaan dalam


strategi penerapan promosi kesehatan!
Jawaban :

Peran kebijakan pemerintah diperlukan dalam memepercepat pemberdayaan


masyarakat yang lebih mandiri dan siao menyongsong perubahan sosial
yang semakin memperkuat aspek sosial dalam pelaksanaan pemberdayaan
masyarakat.

6. Sebutkan unsur-unsur pokok yang perlu diperhatikan untuk merealisasikan


pemberdayaan masyarakat!
Jawaban :

Aksesibilitas informasi, karena informasi merupakan kekuasaan baru kaitannya


dengan: peluang, layanan, penegakan hukum, efektifitas negoisasi dan akuntabilitas.

Keterlibatan atau partisipasi, yang menyangkut siapa yang dilibatkan dan


bagaimana mereka terlibat dalam kesluruhan proses pembangunan

Akuntabilitas, kaitannya dengan pertanggungjawaban publik atas segala kegiatan


yang dilakukan dengan mengatas-namakan rakyat.

Kapasitas organisasi lokal, kaitannya dengan kemampuan bekerjasama,


mengorganisir warga masuyarakat, serta mobilisasi sumberdaya untuk memecahkan
masalah-masalah yang mereka hadapi

7. Sebutkan peran petugas kesehatan dalam pemberdayaan masyarakat!


Jawaban :

1. Memfasilitasi masyarakat melalui kegiatan-kegiatan maupun program-program


pemberdayaan masyarakat meliputi pertemuan dan pengorganisasian
masyarakat.
2. Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk bekerja sama dalam
melaksanakan kegiatan pemberdayaan agar masyarakat mau berkontribusi
terhadap program tersebut.
3. Mengalihkan pengetahuan, keterampilan, dan teknologi kepada masyarakat
dengan melakukan pelatihan-pelatihan yang bersifat vokasional.
4. Memotivasi anak untuk dapat hidup sehat, melalui pamflet bergambar yang
menarik. Hal tersebut menjadi tepat sasaran mengingat bahwa mendidik anak
mengenai kesehatan menjadi potensi masyarakat terbesar.
Jenis upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM):

 Posyandu, merupakan jenis UKBM yang paling bermasyarakat saat ini.


 Pondok Bersalin Desa (Polindes)
 Pos Obat Desa (POD) atau Warung Obat Desa (WOD)
 Pos Gizi (Pos Timbang)
 Pos KB Desa
 Pos Kesehatan Pesantren
 Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK), dll.

8. Jelaskan tentang Community technology yang merupakan salah satu ciri dari
pemberdayaan masyarakat!
Jawaban : Community technology merupakan teknologi sederhana di
komunitas yang dapat digunakan untuk pengembangan program kesehatan
misalnya penyaringan air sederhana dengan pasir atau arang, test yodium
yang dilakukan masyarakat sendiri.

9. Untuk memudahkan pelaksana promosi kesehatan dalam mengevaluasi dan


membuat program pemberdayaan masyarakat yang lebih efektif dan efisien, ada 3
(tiga) pertanyaan yang perlu diajukan, coba anda sebutkan ketiga pertanyaan
tersebut!
Jawaban :

Pertama, siapakah masyarakat yang menjadi konteks program?

Pengenalan karakter masyarakat ini penting dan dilatar belakangi oleh


bukti-bukti bahwa masyarakat bersifat heterogen dan memiliki energi, waktu,
motivasi, dan kepentingan yang berbeda-beda.
Kedua, berkaitan dengan faktor-faktor apa saja yang sekiranya dapat
mempengaruhi pemberdayaan masyarakat?

Berdasarkan penelitian Laverack, faktor-faktor tersebut antara lain partisipasi,


kepemimpinan, analisis masalah, struktur organisasi, mobilisasi sumber daya,
link (tautan) terhadap yang lain, manajemen program, dan peran dari pihak
luar.

Ketiga, apakah pemberdayaan masyarakat ini merupakan proses atau


merupakan outcome?. Dalam hal ini, banyak literatur yang menyebutkan
bahwa jawabannya adalah bisa kedua-duanya. Hampir semua bersepakat
bahwa pemberdayaan masyarakat adalah proses yang dinamis dan melibatkan
berbagai hal, seperti pemberdayaan personal, pengembangan kelompok kecil
yang bersama-sama, organisasi masyarakat, kemitraan, serta aksi sosial
politik. Sebagai outcome, pemberdayaan merupakan perubahan pada individu
maupun komunitas yang bersifat saling mempengaruhi.

Anda mungkin juga menyukai