Disusun Oleh :
JURUSAN KEPERAWATAN
TA 2019/2020
A. Latar Belakang
Dalam merealisasikan misi ini, bukan hanya dibebankan kepada sektor kesehatan
saja, karena masalah kesehatan adalah merupakan damoak dari semua sektor
pembangunan. Oleh sebab itu, semua sektor pembangunan dalam mengeluarkan
kebijakannya harus berorientasi pada kesehatan. Dalam pembangunan kesehatan juga
diperlukan pertimbangan lain karena kesehatan itu sesuatu yang kompleks, dipengaruhi
oleh banyak faktor yakni faktor eksternal yang berupa lingkungan (fisik maupun
nonfisik seperti sosial, budaya, ekonomi, politik) dan faktor internal berupa perilaku
yang menentukan kesehatan seseorang. Hampir semua sektor pembangunan yang
merupakan lingkungan fisik seperti industry, transportasi, pertanian, kehutanan, dan
sebagainya mempunyai dampak terhadap kesehatan masyarakat. Oleh sebab itu,
masalah kesehatan masyarakat adalah tanggung jawab bersama setiap individu,
masyarakat, pemerintah dan swasta.
B. Pengertian Kemitraan dan Prinsip Kemitraan
I. Adanya interaksi dua pihak atau lebih dimana kedua belah pihak merupakan
partner.
II. Penggabungan dari berbagai unsur untuk mencapai suatu sasaran/tujuan yang
tidak dapat sepenuhnya dicapai secara efektif dan efisien hanya boleh salah satu
unsur saja.
III. Hubungan kerjasama antara dua pihak atau lebih berdasarkan kesetaraan,
keterbukaan dan saling menguntungkan (memberi manfaat)
IV. Upaya melibatkan berbagai komponen baik sektor, kelompok masyarakat,
lembaga pemerintah atau non pemerintah untuk bekerjasama mencapai tujuan
bersama berdasarkan atas kesepakatan, prinsip dan peran masing-masing.
Bahwa kemitraan adalah bentuk kerjasama atau aliansi, maka setiap pihak yang
terlibat di dalamnya harus ada kerelaan diri untuk bekerja sama, dan melepaskan
kepentingannya masing-masing, kemudian membangun kepentingan bersama. Oleh
sebab itu kemitraan harus didasarkan pada hal-hal sebagai berikut :
1. Persyaratan Kemitraan
a) Memiliki kesamaan perhatian (common interest) atau persamaan
kepentingan. Agar terjadi kemitraan di bidang kesehatan, maka sektor
kesehatan harus mampu menimbulkan perhatian terhadap masalah
kesehatan bagi sektor-sektor lain non kesehatan.
b) Saling mempercayai dan saling menghormati. Kepercayaan adalah
modal dasar bagi setiap relasi atau hubungan antarmanusia. Demikian
pula kemitraan akan terjadi apabila di antara mitra tersebut terjadi saling
mempercayai dan saling menghormati.
c) Harus saling menyadari pentingnya arti kemitraan. Kemitraan
bukanlah sekadar untuk mencari dukungan dana, melainkan yang lebih
penting adalah mewujudkan kebersamaan antara anggota atau mitra
untuk menghasilkan sesuatu yang menuju kearah perbaikan kesehatan
masyarakat pada khususnya, dan kesejahteraan masyarakat pada
umumnya.
d) Harus ada kesepakatan visi, misi, tujuan dan nilai yang sama tentang
kesehatan sehingga memudahkan timbulnya komitmen bersama untuk
menanggulangi suatu masalah bersama.
e) Harus berpijak pada landasan yang sama. Prinsip lain yang harus
dibangun dalam kemitraan kesehatan adalah merupakan aspek yang
paling utama dalam kehidupan manusia.
f) Kesediaan untuk berkorban dalam artian dalam membangun
kemitraan untuk mencapai tujuan bersama sudah pasti memerlukan
sumber daya, baik tenaga, dana dan sarana.
2. Landasan Kemitraan
a) Saling memahami kedudukan, tugas dan fungsi masing-masing
(structure), hal ini dilakukan agar tidak timbul kesan anggota satu
dibawah anggota lain.
b) Saling memahami kemampuan masing-masing anggota (capacity)
c) Saling menghubungi (linkage) dalam arti kata diperlukan komunikasi
efektif di antara anggota organisasi tersebut.
d) Saling mendekati (proximity), kedekatan atau kekeluargaan antar
teman adalah mutlak diperlukan.
e) Saling terbuka dan saling membantu (openes), diperlukannya
keterbukaan dalam mewujudkan tujuan dan cita-cita bersama.
f) Saling mendorong dan saling mendukung (synergy), diperlukannya
rasa saling mendorong dan mendukung antar mitra bagi yang
memerlukan dukungan atau motivasi.
g) Saling menghargai (reward), para mitra harus saling menghargai
walau seberapa kecil pun peran dan kontribusi anggota suatu kemitraan.
3. Prinsip-prinsip Kemitraan
a) Kesetaraan (equity), dalam mengambil keputusan dalam rangka
mencapai tujuan bersama, masing-masing anggota atau mitra
mempunyai hak dan suara yang sama.
b) Keterbukaan (transparency), dengan saling keterbukaan akan
menimbulkan saling melengkapi dan saling membantu di antara
anggota (mitra).
c) Saling menguntungkan (mutual benefit), menguntungkan disini bukan
selalu diartikan dalam materi atau uang, tetapi lebih kepada non materi.
Saling menguntungkan disini lebih dilihat dari kebersamaan atau
sinergis.
1. Unsur Pemerintah, dimana unsur ini terdiri dari berbagai sektor pemerintah
terkait dengan kesehatan, antara lain : kesehatan sebagai sektor kuncinya,
sektor pendidikan, pertanian, kehutanan, agama, lingkungan hidup, industry
dan perdagangan.
2. Dunia usaha atau unsur swasta (private sectors) atau kalangan bisnis, yakni
: dari kalangan pengusaha, industriawan dan para pimpinan berbagai
perusahaan.
3. Unsur organisasi non-pemerintah atau sering disebut dengan Ornop atau
non government organization yang meliputi 2 unsur penting yakni
Lembaga-lembaga swadaya masyarakat dan organisasi masyarakat
termasuk yayasan bidang kesehatan
Organisasi-organisasi profesi seperti IDI, PDGI, IAKMI, PPNI, dan
sebagainya
DUNIA USAHA
Sektor Sektor
Kesehatan Lain
PEMERINTAH
Sektor Sektor
Kemitraan bukanlah sebagai output atau tujuan, tetapi juga bukan sebuah proses,
namun suatu sistem. Artinya dalam mengembangkan dan sekaligus untuk
mengevaluasi kemitraan dapat menggunakan pendekatan sistem, yakni :
1. Input
Input sebuah kemitraan adalah semua sumber daya yang dimiliki oleh masing-
masing unsur yang terjalin dalam kemitraan, terutama sumber daya manusia,
dan sumber daya yang lain seperti : dana, sistem informasi, teknologi dan
sebagainya. Disamping itu, jumlah atau banyaknya “mitra” yang terlibat dalam
jaringan kemiraan juga merupakan input.
2. Proses
Proses dalam kemitraan pada hakikatnya adalah kegiatan-kegiatan untuk
membangun kemitraan tersebut. Kegiatan-kegiatan untuk membangun
kemitraan antara lain melalui pertemuan-pertemuan, seminar, loka karya,
pelatihan-pelatihan, semiloka dan sebagainya.
3. Output
Output adalah terbentuknya jaringan kerja atau networking, aliansi, forum dan
sebagainya. Dan juga tersusunnya uraian tugas dan fungsi untuk masing-
masing anggota mitra.
4. Outcome
Outcome adalah dampak dari pada kemitraan terhadap peningkatan kesehatan
masyarakat. Oleh sebab itu, outcome kemitraan dapat dilihat dari indikator-
indikator derajat kesehatan masyarakat yang seharusnya merupakan akumulasi
dampak dari upaya-upaya lain di samping kemitraan. Dengan demikian
outcome kemitraan adalah menurunnya angka atau indikator kesehatan
(negatif), misalnya menurun angka kesakitan dan atau angka kematian.
- Pertemuan- - Terbentuknya
pertemuan jaringan kerja
- Banyak mitra
yang terlibat - Lokakarya - Tersusunnya Membaiknya
E. Model-Model Mitra
Model I
Model kemitraan yang paling sederhana adalah dalam bentuk jaringan kerja
(networking) atau sering juga disebut building linkages. Kemitraan semacam ini hanya
dalam bentuk jaringan (networking) saja. Masing-masing mitra atu institusi telah
mempunyai program sendiri mulai dari merencanakannya, melaksanakan, dan
mengevaluasinya. Oleh karena adanya persamaan pelayanan atau sasaran pelayananan
atau karakteristik yang lain di antara mereka, maka dibentuklah jaringan kerja. Sifat
kemitraan ini sering juga disebut koalisi.
Model II
Kemitraan model ini lebih baik dan solid, dimana masing-masing anggota
mempunyai tanggung jawab yang lebih besar dalam program atau kegiatan bersama.
Oleh sebab itu, visi misi dan kegiatan dalam mencapai tujuan harus direncanakan,
dilaksanakan, dan dievaluasi bersama. Contoh : Gerakan Terpadu Nasional
(Gerdunas), TB Paru dan Gebrak Malaria (Rollback Malaria).
LATIHAN
8. Jelaskan tentang Community technology yang merupakan salah satu ciri dari
pemberdayaan masyarakat!
Jawaban : Community technology merupakan teknologi sederhana di
komunitas yang dapat digunakan untuk pengembangan program kesehatan
misalnya penyaringan air sederhana dengan pasir atau arang, test yodium
yang dilakukan masyarakat sendiri.