6380 13349 1 SM PDF
6380 13349 1 SM PDF
3
ISSN : 2087 – 2879
ABSTRAK
Dukungan keluarga merupakan pendukung utama yang berperan sangat penting dalam proses penyembuhan
pasien skizofrenia terutama untuk mencegah terjadinya kekambuhan. Sikap keluarga yang tidak menerima
pasien skizofrenia atau bersikap bermusuhan dengan pasien akan membuat kekambuhan lebih cepat. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga (dukungan emosional, dukungan
informasional, dukungan instrumental dan dukungan penilaian) dengan pencegahan kekambuhan pasien
skizofrenia di Poliklinik Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Aceh tahun 2011. Desain penelitian
adalah deskriptif korelatif, teknik pengambilan sampel nonprobability sampling dengan metode purposive
sampling dan diperoleh jumlah responden sebanyak 95 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara
mengedarkan kuesioner. Metode analisa data menggunakan uji statistik chi-square. Uji hipotesis dilakukan
jika p-value>ɑ (0,05) maka Ho diterima dan bila p-value<ɑ (0,05) Ho ditolak. Hasil penelitian diketahui
terdapat hubungan signifikan antara dukungan keluarga dengan pencegahan kekambuhan pasien skizofrenia
(p-value 0,000) yang meliputi hubungan antara dukungan emosional keluarga dengan pencegahan
kekambuhan pasien skizofrenia (p-value 0,005), hubungan antara dukungan informasional keluarga dengan
pencegahan kekambuhan pasien skizofrenia (p-value 0,002), hubungan antara dukungan instrumental
keluarga dengan pencegahan kekambuhan pasien skizofrenia (p-value 0,000), serta hubungan antara
dukungan penilaian keluarga dengan pencegahan kekambuhan pasien skizofrenia (p-value 0,014).
Diharapkan kepada perawat agar lebih melibatkan peran serta keluarga dalam perawatan pasien skizofrenia
sehingga keluarga mampu merawat pasien di rumah dan akhirnya dapat memandirikan pasien.
ABSTRACT
Family support is one of major which has crucial role in schizophrenia recovery mainly to prevent relaps of
schizophrenia. Family behaviour which not accept patient with schizophrenia or hostile behaviour with
patient will occur relaps more quickly. The research aims to identify correlation of family support (emotional
support, informational support, instrumental support and evaluating support) with relaps prevention for
patient with schizophrenia in polyclinic of Aceh government mental hospital in 2011. The research design
was descriptive correlative by using nonprobability sampling as sampling techniques with purposive
sampling method which resulting 95 respondents. Data collection was conducted by distributing
questionnaire. Data analytical method used chi square statistics test. Hypothesis test was implemented if p-
value>ɑ (0,05) therefore Ho accepted and if p-value<ɑ (0,05) Ho rejected. The result of the study showed
that there is a significant correlation between family support and relaps prevention for patient with
schizophrenia (p-value 0,000) involving correlation between family emotional support and relaps prevention
for patient with schizophrenia (p-value 0,005), correlation between family infomational support and relaps
prevention for patient with schizophrenia (p-value 0,002), correlation between family instrumental support
and relaps prevention for patient with schizophrenia (p-value 0,000), and correlation between family
evaluation support and relaps prevention for patient with schizophrenia (p-value 0,014). It is recommended
for nurses to get involved the role of family in caring patient with schizophrenia so that family is able to take
care patient at home and also empower patient.
176
Idea Nursing Journal Hasmilas Sari, dkk
177
Idea Nursing Journal Vol. II No. 3
178
Idea Nursing Journal Hasmilas Sari, dkk
menyalahkan diri sendiri maupun pasien atas metode purposive sampling dengan kriteria
penyakit tersebut dan atas semua kesulitan sebagai berikut: (1) Bersedia menjadi
yang dialami seluruh keluarga, (4) responden dengan menandatangani surat
Memperbaiki komunikasi dan ketrampilan persetujuan, (2) Mempunyai anggota
penyelesaian masalah dalam keluarga, (5) keluarga dengan skizofrenia, (3) Sedang
Mendorong pasien dan keluarganya untuk berkunjung ke Poliklinik Rawat Jalan
memperluas kontak sosial mereka, serta (6) Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Banda Aceh.
Menanamkan sebentuk harapan bahwa Instrumen penelitian berupa angket
segala sesuatu dapat menjadi lebih baik, yang terdiri dari 3 bagian yaitu bagian
termasuk harapan agar pasien tidak dirawat pertama untuk mengetahui data demografi
kembali di rumah sakit. yang terdiri dari umur, jenis kelamin,
hubungan dengan pasien, status, tingkat
METODE pendidikan, pekerjaan dan lama rawat jalan
Penelitian ini menggunakan desain pasien dengan skizofrenia. Bagian kedua
deskriptif korelatif dengan pendekatan cross- berupa kuesioner untuk mengetahui
sectional study untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga pada pasien skizofrenia
antara dukungan keluarga dengan yang terdiri dari 31 item dengan
pencegahan kekambuhan pada pasien menggunakan skala likert, dan bagian ketiga
skizofrenia di Poliklinik Rawat Jalan Rumah berupa kuesioner untuk mengetahui
Sakit Jiwa Pemerintah Aceh. Variabel pencegahan kekambuhan pada pasien
dependen dalam penelitian ini adalah skizofrenia yang terdiri dari 10 item dengan
dukungan keluarga (dukungan emosional, menggunakan skala likert. Hasil penelitian
dukungan informasional, dukungan kemudian diolah dan dianalisa dalam bentuk
instrumental dan dukungan penilaian) distribusi frekuensi dan prosentase serta
sedangkan variabel independen berupa menggunakan uji chi-square untuk
pengetahuan keluarga tentang pencegahan mengetahui hubungan antara dukungan
kekambuhan.Populasi yang dilibatkan adalah keluarga dengan pencegahan kekambuhan
semua keluarga yang mempunyai anggota skizofrenia.
keluarga dengan skizofrenia yang sedang
berobat jalan di Poliklinik Rawat Jalan HASIL
RSJPA periode Mei-Juni 2011 dengan Data demografi dari responden yang
jumlah pasien skizofrenia yang rawat jalan merupakan subjek penelitian tidak dianalisis
1.947 orang (Rekam Medik Rumah Sakit secara statistik akan tetapi hanya ditampilkan
Jiwa Pemerintah Aceh, 2010). Setelah dalam bentuk gambaran sebagai pendukung
dilakukan perhitungan menggunakan rumus pembahasan penelitian. Distribusi data
Slovin dengan nilai presisi 10% maka demografi responden secara mayoritas dapat
didapatkan besar sampel sebanyak 95 orang. dilihat sebagai berikut:
Pengambilan sampel dilakukan dengan
teknik nonprobability sampling melalui
Karakteristik responden
179
Idea Nursing Journal Vol. II No. 3
180
Idea Nursing Journal Hasmilas Sari, dkk
Tabel 1.4 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pencegahan Kekambuhan Pasien Skizofrenia
Di Poliklinik Rawat Jalan RSJPA 2011 (n=95)
Pencegahan Kekambuhan
Dukungan P
No Baik Kurang ɑ
Keluarga Value
F % F %
1 Dukungan Emosional
Baik 40 67,8 19 32,2
0,05 0,005
Kurang 13 36,1 23 63,9
2 Dukungan Informasional
Baik 39 69,6 17 30,4
0,05 0,002
Kurang 14 35,9 25 64,1
3 Dukungan Instrumental
Baik 43 79,6 11 20,4
0,05 0,000
Kurang 10 24,4 31 75,6
4 Dukungan Penilaian
Baik 36 67,9 17 32,1
0,05 0,014
Kurang 17 40,5 25 59,5
Sumber: Data Primer (diolah tahun 2011)
Tabel 1.5 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pencegahan Kekambuhan Pasien Skizofrenia
Di Poliklinik Rawat Jalan RSJPA 2011 (n=95)
Pencegahan Kekambuhan
Dukungan P
Baik Kurang Total Α
Keluarga Value
F % F %
Baik 41 74,5 14 25,5 55
Kurang 12 30,0 28 70,0 40 0,05 0,000
Jumlah 53 55,8 42 44,2 95
Sumber: Data Primer (diolah tahun 2011)
Berdasarkan hasil analisis statistik Sakit Jiwa Pemerintah Aceh tahun 2011
dengan menggunakan uji chi-square dapat dijelaskan sebagai berikut :
didapatkan P value lebih kecil dari tingkat
kemaknaan α (0,05) yaitu 0,000 sehingga Hubungan dukungan emosional keluarga
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan terhadap pencegahan kekambuhan pasien
antara dukungan keluarga dengan skizofrenia
pencegahan kekambuhan pasien skizofrenia Berdasarkan analisa statistik,
di Poliklinik Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa diketahui bahwa terdapat hubungan
Pemerintah Aceh. bermakna antara dukungan emosional
keluarga dengan pencegahan kekambuhan
PEMBAHASAN pasien skizofrenia. Menurut konsep teoritis,
Berdasarkan hasil analisa bivariat di dukungan emosional terdiri dari informasi
atas, hubungan dukungan keluarga dengan atau nasehat verbal dan non verbal, bantuan
pencegahan kekambuhan pada pasien nyata atau tindakan yang diberikan oleh
skizofrenia di Poliklinik Rawat Jalan Rumah keakraban sosial. Misalnya anggota keluarga
181
Idea Nursing Journal Vol. II No. 3
yang mengalami skizofrenia dapat kepada sumber lain yang mendukung guna
mencurahkan segala perasaan kepada meningkatkan harapan dan keyakinan dalam
keluarga, dimana keluarga wajib usaha untuk mencapai kesembuhan
memberikan kenyamanan dan rasa damai (Friedman, 2010).
dalam hati anggota keluarga yang
Keluarga juga mempunyai fungsi
mengalami skizofrenia dan meningkatkan
komunikasi dimana fungsi ini berperan
rasa percaya pada dirinya. Keluarga
sangat penting karena secara otomatis akan
merupakan tempat yang aman dan damai
berdampak langsung pada ketegangan
bagi anggota keluarga untuk istirahat dan
hubungan antara anggota keluarga dengan
pemulihan serta membantu penguasaan
pasien. Dengan adanya fungsi komunikasi
terhadap emosi. (Friedman, 2010). Dari data
yang adekuat antara keluarga dengan pasien,
yang didapatkan dalam penelitian untuk item
kemungkinan besar dapat mengurangi
dukungan emosional keluarga, 58 responden
tingkat kekambuhan pasien (Varcarolis,
(61%) menyatakan selalu memberikan rasa
Carson & Shoemaker, 2006). Dari data yang
nyaman kepada pasien ketika berada di
didapatkan dalam penelitian untuk item
rumah.
dukungan informasional keluarga, 50
Menurut Keliat (1996), keluarga
responden (53%) menyatakan sering
seharusnya mempunyai sikap positif seperti
mengajak pasien bercakap-cakap di rumah.
menerima kenyataan kondisi pasien,
menghargai pasien, menumbuhkan sikap Penelitian lain yang dilakukan oleh
tanggung jawab dan tidak memusuhi pasien. Sirait (2008) menyatakan bahwa peningkatan
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh angka relaps (kekambuhan)berhubungan
Sawitri (2008) menyatakan bahwa Expresed secara bermakna dengan emosi yang
Emosi (EE) keluarga yang tinggi seperti berlebihan dilingkungan rumah, terutama di
marah, tidak mengerti, dan bermusuhan dalam rumah yang tidak harmonis,
memiliki resiko kekambuhan yang lebih ketidaktahuan keluarga dalam menghadapi
besar pada pasien skizofrenia. Secara penderita dan juga pengobatan yang tidak
psikologis pasien membutuhkan kasih adekuat yang dilakukan oleh keluarga
sayang dan perhatian keluarga akibat terhadap penderita. Keluarga mempunyai
menurunnya kemampuan aktivitas fisik dan peran yang sangat besar dalam menentukan
mental. Jika keluarga tidak mendukung dan cara merawat yang diperlukan oleh penderita
lingkungan sekitar sering menimbulkan skizofrenia di rumah sehingga dapat
suasana yang tidak menyenangkan maka mencegah kekambuhan. Informasi yang
besar kemungkinan akan mempercepat akurat tentang gejala penyakit, perjalanan
kekambuhan pasien. penyakit, tatalaksana rehabilitasi, strategi
komunikasi dengan pasien serta berbagai
Hubungan dukungan informasional bantuan medis dan psikologis harus
keluarga terhadap pencegahan diketahui oleh keluarga untuk mencegah
kekambuhan pasien skizofrenia kekambuhan.
Berdasarkan analisa statistik, Hubungan dukungan instrumental
diketahui bahwaterdapat hubungan keluarga terhadap pencegahan
bermakna antara dukungan informasional kekambuhan pasien skizofrenia
keluarga dengan pencegahan kekambuhan Berdasarkan analisa statistik,
pasien skizofrenia. Dukungan informasional diketahui bahwaterdapat hubungan
merupakan dukungan dimana keluarga bermakna antara dukungan instrumental
berfungsi sebagai kolektor dan diseminator keluarga dengan pencegahan kekambuhan
yaitu penyebar informasi. Ketika ada pasien skizofrenia. Dukungan instrumental
anggota keluarga yang sakit dan harus merupakan dukungan dimana keluarga
dirawat di rumah sakit serta membutuhkan diharapkan mampu memfasilitasi semua
pertolongan, maka keluarga mulai mencari kebutuhan anggota keluarga yang mengalami
informasi yang berhubungan dengan masalah skizofrenia baik itu kebutuhan bio, psiko,
kesehatan yang sedang dialami oleh anggota sosial dan spiritual. Kebutuhan biologis
keluarga. Informasi tersebut dapat diperoleh adalah kebutuhan dasar maupun kebutuhan
melalui konsultasi dengan tenaga materi yang harus dipenuhi oleh keluarga
profesional, sumber bacaan, atau bertanya
182
Idea Nursing Journal Hasmilas Sari, dkk
185
Idea Nursing Journal Vol. II No. 3
Hubungan dukungan keluarga terhadap terkait lain juga pernah dilakukan oleh Sirait
pencegahan kekambuhan pasien (2008) dengan judul Pengaruh Koping
skizofrenia Keluarga Terhadap Kejadian Relaps Pada
Berdasarkan analisa keempat variabel Skizofrenia Remisi Sempurna di Rumah
di atas, diketahui bahwa ada hubungan Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara,
bermakna antara dukungan keluarga dengan dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa
pencegahan kekambuhan pasien skizofrenia. koping keluarga mempunyai pengaruh yang
Dukungan keluarga mengacu kepada signifikan dengan kejadian relaps pada
dukungan-dukungan sosial yang dipandang pasien skizofrenia.
oleh anggota keluarga sebagai sesuatu yang Salah satu faktor penyebab
dapat diakses atau diadakan untuk keluarga. kekambuhan adalah keluarga yang tidak tahu
Anggota keluarga memandang bahwa orang cara menangani perilaku pasien di rumah.
yang bersifat mendukung selalu siap Dalam asuhan keperawatan pada pasien
memberikan pertolongan dan bantuan jika skizofrenia, selain obat-obatan keluarga juga
diperlukan. Studi-studi tentang dukungan harus ikut berpartisipasi dalam proses
keluarga telah mengkonseptualisasi penyembuhan karena keluarga merupakan
dukungan sosial sebagai koping keluarga, pendukung utama dalam merawat pasien.
baik dukungan keluarga internal maupun Penerimaan kembali oleh keluarga sangat
eksternal terbukti bermanfaat. Dukungan besar artinya dalam mendukung kesembuhan
keluarga selama masa penyembuhan pasien skizofrenia. Untuk keberhasilan
memberikan pengaruh yang besar terhadap pengobatan, tidak hanya mengandalkan
pemulihan pasien. Apabila dukungan tenaga medis saja tetapi juga harus
semacam ini tidak ada, maka keberhasilan memperhatikan hal-hal lain yang dapat
penyembuhan dan pemulihan pasien sangat mempengaruhi kepatuhan pasien dalam
berkurang (Friedman, 2010). menjalankan pengobatan, kondisi pasien itu
Keluarga juga mempunyai fungsi sediri dan pengaruh lingkungan sekitar. Dari
suportif emosionalyang sangat berperan hasil penelitian didapatkan 60 responden
dalam meningkatkan dukungan psikis antara (63%) menyatakan teratur memberikan obat-
anggota keluarga dan terutama obatan kepada pasien.
meningkatkan dukungan moral terhadap Perawatan kembali penderita
pasien. Dengan adanya fungsi suportif skizofrenia disebabkan adanya penurunan
emosional yang adekuat dari keluarga, akan fungsi pasien akibat penyakitnya,
memungkinkan pasien dapat beraktifitas dan ketidakpatuhan terhadap pengobatan, efek
memenuhi kebutuhan aktifitasnya secara samping pengobatan, isolasi sosial,
optimal (Varcarolis, Carson & Shoemaker, pendapatan yang rendah serta tidak
2006). Dari data yang didapatkan dalam mempunyai tempat tinggal. Prasangka dan
penelitian untuk item pencegahan stigma yang menyertai pasien skizofrenia
kekambuhan, 80 responden (84%) menyebabkan kesulitan yang dihadapi pasien
menyatakan tidak pernah mengucilkan skizofrenia bertambah. Kondisi ini
pasien ketika berada di rumah dan dari 63 menyebabkan keluarga merasa bingung dan
responden (66%) menyatakan tidak pernah terbebani yang dapat berupa berupa beban
memasung pasien. subjektif maupun objektif. Bagi pasien
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh skizofrenia ini menjadikan halangan untuk
Ambari (2010) dengan judul Hubungan mendapatkan perlakuan yang layak, keulitan
Antara Dukungan Keluarga Dengan dalam mencari pekerjaan dan sebagainya. Di
Keberfungsian Sosial Pada Pasien sisi lain, hal ini juga merupakan aib bagi
Skizofrenia PascaPerawatan di Rumah Sakit, keluarga dan membuat mereka mengalami
didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan isolasi sosial dalam pergaulan dengan
yang signifikan antara variabel dukungan masyarakat. Sebagian besar keluarga dengan
keluarga dengan keberfungsian sosial. anggota mengidap skizofrenia masih banyak
Sumbangan efektif dukungan keluarga yang belum mengetahui tentang informasi-
terhadap keberfungsian sosial pada pasien informasi yang adekuat terkait skizofrenia,
Skizofrenia pasca perawatan di rumah sakit tatacara penatalaksanaannya serta perawatan
sebesar 69,9% dan faktor-faktor lain pasien skizofrenia di lingkungan rumah.
memberi pengaruh sebesar 30,1%. Penelitian Untuk itu keluarga dengan salah satu
184
Idea Nursing Journal Hasmilas Sari, dkk
anggota menderita skizofrenia seharusnya Kaplan, H., I., & Sadock, B., J., (1998). Ilmu
meningkatkan dukungan dari keluarga untuk Kedokteran Jiwa Darurat. Jakarta:
mencegah terjadinya kekambuhan pada Widya Medika.
pasien.
Kassim, K., (1998). Penderaan Emosi
KESIMPULAN DAN SARAN Kanak-kanak Trauma Terselindung.
Berdasarkan hasil penelitian dan Diunduh pada tanggal 21 Januari
pembahasan yang telah diuraikan 2011, dari http://www.penerbit.ukm.
sebelumnya, diketahui bahwa terdapat
hubungan bermakna antara dukungan Keliat, B., A., (1996). Peran Serta
keluarga (dukungan emosional, dukungan Keluarga Dalam Perawatan Pasien
informasional, dukungan instrumental dan Gangguan Jiwa. Jakarta: EGC.
dukungan penilaian) dengan pencegahan
kekambuhan pasien skizofrenia di Poliklinik Minister Supply & Service Canada., (2005).
Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Skizofrenia. Sebuah Panduan Bagi
Aceh periode Mei-Juni 2011. Dalam Keluarga Penderita Skizofrenia.
melaksanakan asuhan keperawatan, perawat Yogyakarta: Cv. Qalam.
harus melibatkan peran serta keluarga
misalnya dalam memberikan penyuluhan Nevid, J., S., Rathus, S., A., & Greene, B.,
tentang penyakit skizofrenia kepada (2003). Psikologi Abnormal. Edisi 5.
keluarga, memberi informasi tentang cara Jakarta: Erlangga.
minum obat yang baik dan benar kepada
keluarga, mengingatkan keluarga agar Sawitri, T., (2008). Skripsi. Hubungan
membawa pasien ke tempat pelayanan Antara Ekspresi Emosi Keluarga
kesehatan untuk kontrol ulang secara teratur Dengan Kekambuhan Pasien
atau jika mengalami kekambuhan serta Skizofrenia Di Wilayah Kerja
pentingnya memberikan pengertian kepada Puskesmas Ulee Kareng Kota Banda
keluarga agar menerima penderita Aceh. Tidak dipublikasikan.
skizofrenia selama di rumah sakit ataupun di
rumah. Setiawan, N., A., (2006). Keefektifan Terapi
Keluarga juga diharapkan Keluarga Terhadap Penurunan Angka
meningkatkan informasi tentang skizofrenia Kekambuhan Pasien Skizofrenia di
misalnya tentang gejala-gejala kekambuhan Rumah Sakit Khusus Jiwa dan Saraf
dan cara pencegahan kekambuhan sehingga Puri Waluyo Surakarta. Diunduh Pada
apabila terjadi kekambuhan, keluarga dapat tanggal 9 Juni 20011, dari
segera membawa pasien ke tempat http://www.digilib.uns.ac.id.
pelayanan kesehatan.
Sirait, A., (2008). Pengaruh Koping
KEPUSTAKAAN Keluarga terhadap Kejadian Relaps
Ambari, P., K., M., (2010). Hubungan pada Skizofrenia Remisi Sempurna di
Antara Dukungan Keluarga Dengan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Keberfungsian Sosial Pada Pasien Sumatra Utara. Diunduh pada tanggal
Skizofrenia Pasca Perawatan di 19 Febuari 2010, dari
Rumah Sakit. Diunduh pada tanggal 9 http://repository.usu.ac.id.
Juni 2011, dari
http://eprints.undip.ac.id. Syahputra, E., (2009). Pengalaman Keluarga
Sebagai Pemberi Asuhan
Davison, G., C., (2006). Psikologi Abnormal. Keperawatan Pada Pasien Skizofrenia
Edisi 9. Jakarta: PT. Raja Grafindo. Di Desa Birem Puntong Kota Langsa.
Diunduh pada tanggal 27 Desember
Friedman. M., (2010). Keperawatan 2010, dari http://repository.usu.ac.id.
Keluarga Teori dan Praktik. Jakarta:
EGC. Tim Health Messenger., (2005). Mental
Health Profile of Indonesia. Diunduh
185
Idea Nursing Journal Vol. II No. 3
186