Anda di halaman 1dari 11

Idea Nursing Journal Vol. II No.

3
ISSN : 2087 – 2879

DUKUNGAN KELUARGA DALAM MENCEGAH KEKAMBUHAN PASIEN


SKIZOFRENIA DI POLIKLINIK RAWAT JALAN RSJ ACEH
Family Support to Prevent Relaps Patient with Schizophrenia in Polyclinic
of Aceh Government Mental Hospital
Hasmila Sari1, Fira Fina2
1
Bagian Keilmuan Keperawatan Jiwa dan Komunitas, Program Studi Ilmu Keperawatan,
Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
2
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
1
Mental Health and Community Health Nursing Department, School of Nursing, Faculty of Medicine,
Syiah Kuala University, Banda Aceh.
Email: Hasmila_Sari@yahoo.com

ABSTRAK
Dukungan keluarga merupakan pendukung utama yang berperan sangat penting dalam proses penyembuhan
pasien skizofrenia terutama untuk mencegah terjadinya kekambuhan. Sikap keluarga yang tidak menerima
pasien skizofrenia atau bersikap bermusuhan dengan pasien akan membuat kekambuhan lebih cepat. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga (dukungan emosional, dukungan
informasional, dukungan instrumental dan dukungan penilaian) dengan pencegahan kekambuhan pasien
skizofrenia di Poliklinik Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Aceh tahun 2011. Desain penelitian
adalah deskriptif korelatif, teknik pengambilan sampel nonprobability sampling dengan metode purposive
sampling dan diperoleh jumlah responden sebanyak 95 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara
mengedarkan kuesioner. Metode analisa data menggunakan uji statistik chi-square. Uji hipotesis dilakukan
jika p-value>ɑ (0,05) maka Ho diterima dan bila p-value<ɑ (0,05) Ho ditolak. Hasil penelitian diketahui
terdapat hubungan signifikan antara dukungan keluarga dengan pencegahan kekambuhan pasien skizofrenia
(p-value 0,000) yang meliputi hubungan antara dukungan emosional keluarga dengan pencegahan
kekambuhan pasien skizofrenia (p-value 0,005), hubungan antara dukungan informasional keluarga dengan
pencegahan kekambuhan pasien skizofrenia (p-value 0,002), hubungan antara dukungan instrumental
keluarga dengan pencegahan kekambuhan pasien skizofrenia (p-value 0,000), serta hubungan antara
dukungan penilaian keluarga dengan pencegahan kekambuhan pasien skizofrenia (p-value 0,014).
Diharapkan kepada perawat agar lebih melibatkan peran serta keluarga dalam perawatan pasien skizofrenia
sehingga keluarga mampu merawat pasien di rumah dan akhirnya dapat memandirikan pasien.

Kata kunci: Dukungan keluarga, kekambuhan, skizofrenia.

ABSTRACT
Family support is one of major which has crucial role in schizophrenia recovery mainly to prevent relaps of
schizophrenia. Family behaviour which not accept patient with schizophrenia or hostile behaviour with
patient will occur relaps more quickly. The research aims to identify correlation of family support (emotional
support, informational support, instrumental support and evaluating support) with relaps prevention for
patient with schizophrenia in polyclinic of Aceh government mental hospital in 2011. The research design
was descriptive correlative by using nonprobability sampling as sampling techniques with purposive
sampling method which resulting 95 respondents. Data collection was conducted by distributing
questionnaire. Data analytical method used chi square statistics test. Hypothesis test was implemented if p-
value>ɑ (0,05) therefore Ho accepted and if p-value<ɑ (0,05) Ho rejected. The result of the study showed
that there is a significant correlation between family support and relaps prevention for patient with
schizophrenia (p-value 0,000) involving correlation between family emotional support and relaps prevention
for patient with schizophrenia (p-value 0,005), correlation between family infomational support and relaps
prevention for patient with schizophrenia (p-value 0,002), correlation between family instrumental support
and relaps prevention for patient with schizophrenia (p-value 0,000), and correlation between family
evaluation support and relaps prevention for patient with schizophrenia (p-value 0,014). It is recommended
for nurses to get involved the role of family in caring patient with schizophrenia so that family is able to take
care patient at home and also empower patient.

Keywords: Family support, relaps, schizophrenia.

176
Idea Nursing Journal Hasmilas Sari, dkk

LATAR BELAKANG berat. Menurut data Tim Health Messenger


Skizofrenia merupakan suatu (2005), tercatat sebanyak 9.751 pasien
gangguan psikotik yang bersifat kronis, dengan gangguan jiwa dan dari angka
sering mereda, namun sering kambuh dengan tersebut sebanyak 5.000 orang mengidap
manifestasi klinis yang sangat luas skizofrenia. Kabupaten dengan jumlah kasus
variasinya (Kaplan dan & Sadock, 1998). terbanyak adalah Bireuen, 1.375 kasus, Aceh
Skizofrenia juga merupakan salah satu Pidie 1.338 kasus, Aceh Besar 1.147 kasus
gangguan jiwa berat yang ditandai dengan dan Aceh Utara 1.140 kasus. Hasil penelitian
disorganisasi pikiran, perasaan dan perilaku. dari tim Community Mental Health Nursing
Gangguan ini ditandai dengan gejala-gejala (CMHN) di Aceh Tengah tercatat 434 orang
positif seperti pembicaraan yang kacau, mengalami gangguan jiwa dengan berbagai
delusi, halusinasi, gangguan kognitif dan kasus, yang terbanyak adalah skizofrenia 139
persepsi, sedangkan gejala negatif seperti orang (0,32%) dan terjadi rata-rata pada usia
menurunnya minat dan dorongan, 15 sampai 45 tahun dan terbanyak pada usia
berkurangnya keinginan bicara dan produktif 20 sampai 44 tahun (0,24%) (Tim
miskinnya isi pembicaraan, afek yang datar CMHN, 2007, dikutip dalam Syahputra,
serta terganggunya relasi personal. 2009).
Gangguan ini kadang-kadang berawal pada Skizofrenia merupakan sindrom klinis
masa kanak-kanak tapi biasanya muncul yang paling membingungkan dan
pada akhir masa remaja atau awal masa melumpuhkan serta merupakan gangguan
dewasa. Angka kejadian pada laki-laki psikologis yang paling berhubungan dengan
terjadi lebih awal dibandingkan pada wanita. pandangan populer tentang gila atau sakit
Namun, sampai saat ini skizofrenia belum mental. Hal ini sering menimbulkan rasa
diketahui secara pasti penyebabnya, takut, kesalahpahaman, dan penghukuman,
disebutkan keturunan merupakan salah satu bukannya simpati dan perhatian. Skizofrenia
faktor penyebabnya (Yosep, 2010). menyerang jati diri seseorang, memutus
Skizofrenia mempunyai prevalensi hubungan yang erat antara pemikiran dan
sebesar 1% dari populasi di dunia (rata-rata perasaan serta mengisinya dengan persepsi
0,85%). Angka insiden skizofrenia adalah 1 yang terganggu, ide yang salah, dan konsepsi
per 10.000 orang per tahun. World Health yang tidak logis. (Mandal, Pandey & Prasad,
Organization (WHO) memperkirakan sekitar 1998 dalam Nevid, Rathus & Greene 2003).
24 juta orang di seluruh dunia mengidap Hampir semua pasien skizofrenia kronis
skizofrenia (Olson, 2001). Menurut hasil mengalami kekambuhan berulang kali
penelitian WHO, jumlah rata-rata penderita sehingga mengakibatkan penurunan
skizofrenia tampak serupa pada budaya maju ketrampilan personal dan pekerjaan
maupun sedang berkembang (Jablensky, (vokasional) serta meningkatnya biaya
1992 dalam Nevid, Rathus & Greene, 2003). perawatan. Kekambuhan dapat disebabkan
Prevalensi penderita skizofrenia di Indonesia oleh empat faktor yaitu: pasien
adalah 0,3 sampai 1% dan biasanya timbul (ketidakpatuhan minum obat), dokter sebagai
pada usia sekitar 18 tahun sampai 45 tahun, pemberi resep, penanggung jawab pasien
namun ada juga yang baru berusia 11 sampai (perawat puskesmas), dan keluarga
12 tahun sudah menderita skizofrenia. (Sullinger, 1988 dalam Yosep, 2010).
Apabila penduduk Indonesia sekitar 200 Gangguan jiwa berat seperti
jiwa, maka diperkirakan sekitar 2 juta jiwa skizofrenia sangat menimbulkan keresahan
menderita skizofrenia. Menurut hasil pada keluarga dibandingkan pada pasien
penelitian penderita kesehatan jiwa di sendiri karena terkadang pasien tidak
Indonesia sebesar 18,5% artinya dari 1000 menyadari bahwa dirinya sedang sakit. Hal
penduduk terdapat 185 penduduk dengan ini menimbulkan pandangan (stigma) bahwa
gangguan kesehatan jiwa (Arif & Bahar, gangguan ini dianggap sebagai penyakit
2006 dalam Wulansih, 2008). kutukan yang disebabkan oleh karma dan
Di Aceh, sebagai provinsi yang pernah lain sebagainya. Stigma ini makin
mengalami konflik selama kurang lebih 30 berkembang ketika gangguan ini terdapat
tahun, ditambah lagi bencana tsunami pada dimasyarakat yang relatif tidak
tahun 2004 telah menimbulkan banyak berpendidikan dimana mitos-mitos yang
respon psikologis ringan sampai dengan tidak rasional masih berkuasa. Mereka

177
Idea Nursing Journal Vol. II No. 3

menganggap penderita skizofrenia 2009 berjumlah 9.229 orang dimana 7.768


menyukai. orang adalah penderita skizofrenia. Pada
Kekerasan dan berbahaya sehingga tahun 2010, jumlah pasien meningkat
keluarga memasung, menjauhi dan menjadi 12.034 orang, dimana 10.090 orang
mengucilkan anggota keluarga yang dengan skizofrenia sedangkan jumlah pasien
mengalami skizofrenia (Minister Supply yang dirawat inap berjumlah 422 orang.
&Service Canada, 2005). Jumlah kunjungan keluarga yang menemani
Keluarga merupakan satu atau lebih pasien setiap hari ke poliklinik + 20 orang
individu yang tergabung karena ikatan dan menurut hasil observasi,hampir setiap
tertentu untuk saling membagi pengalaman hari ada keluarga yang mengantarkan
dan melakukan pendekatan emosional serta anggota keluarganya yang mengalami
mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian gangguan jiwa termasuk skizofrenia ke
dari keluarga (Friedman, 2010). Konflik- Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Aceh.
konflik keluarga dan interaksi keluarga yang Pencegahan kekambuhan atau
negatif dapat menumpuk stress pada anggota mempertahankan pasien di lingkungan
keluarga yang mengalami skizofrenia, keluarga dapat terlaksana dengan persiapan
sehingga meningkatkan resiko episode yang pulang yang adekuat serta mobilisasi fasilitas
berulang (Mars & Johnson, 1997 dalam pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat
Nevid, Rathus & Greene, 2003). Hampir khususnya peran serta dan dukungan
setiap masalah kesehatan mulai dari awal keluarga. Keluarga dengan ekspresi emosi
sampai pada penyelesaiannya akan yang tinggi akan menimbulkan kekambuhan
dipengaruhi oleh keluarga. Friedman (2010) pada anggota keluarga yang mengalami
mengatakan salah satu tugas keluarga skizofrenia. Kassim (1998) mengemukakan
dibidang kesehatan adalah memelihara tingkah laku menunjukkan emosi diyakini
kesehatan anggota keluarganya dan memberi mempengaruhi masa depan pasien
perawatan serta dukungan kepada anggota skizofrenia. Keluarga yang menunjukkan
keluarga yang sakit dan tidak dapat emosi seperti sikap penolakan, pengasingan,
membantu dirinya sendiri karena cacat atau sikap tidak peduli dan sering mengkritik
usia yang terlalu muda. dikatakan sebagai keluarga yang mempunyai
Dukungan keluarga merupakan salah ekspresi emosi yang tinggi. Penderita
satu dukungan sosial yang terdapat di skizofrenia yang tinggal bersama dengan
masyarakat dimana dukungan ini ialah suatu keluarga yang ekspresi emosinya tinggi akan
proses hubungan antara keluarga dengan sukar untuk sembuh walaupun obat-obatan
lingkungan sosialnya (Friedman, 2010). diberikan dengan cukup. Terapi keluarga
Keluarga perlu memberikan dukungan yang dapat diberikan untuk menurunkan ekspresi
merupakan suatu persepsi mengenai bantuan emosi (Wulansih, 2008).
berupa perhatian, penghargaan, informasi, Beberapa intervensi yang dapat
nasehat maupun materi yang diterima pasien dilakukan pada keluarga untuk mencegah
skizofrenia pasca perawatan dari anggota terjadinya kekambuhan (Davison, 2006)
keluarga lainnya dalam rangka menjalankan berupa: (1) Edukasi tentang skizofrenia,
fungsi atau tugas yang terdapat di dalam terutama kerentanan biologis yang
sebuah keluarga. Menurut House (1985 mempredisposisi seseorang terhadap
dalam Friedman, 2010), dukungan keluarga penyakit tersebut, berbagai masalah kognitif
yang dapat diberikan pada pasien yaitu yang melekat dengan skizofrenia, simptom-
dukungan emosional (memberikan simptomnya, dan tanda-tanda akan
kenyamanan), dukungan informasional terjadinya kekambuhan, (2) Informasi dan
(memberikan informasi), dukungan pemantauan berbagai efek pengobatan
instrumental (memfasilitasi kebutuhan) dan antipsikotik dimana keluarga perlu
dukungan penilaian (sumber dan validator mengetahui pentingnya pasien minum obat
identitas). yang diresepkan, informasi tentang berbagai
Berdasarkan informasi dari bidang efek samping, dan inisiatif serta tanggung
Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa Pemerintah jawab untuk melakukan konsultasi medis
Aceh (2010), diketahui bahwa jumlah pasien daripada menghentikan konsumsi obat, (3)
gangguan jiwa yang berobat jalan tahun Menghindari saling menyalahkan,
mendorong keluarga untuk tidak

178
Idea Nursing Journal Hasmilas Sari, dkk

menyalahkan diri sendiri maupun pasien atas metode purposive sampling dengan kriteria
penyakit tersebut dan atas semua kesulitan sebagai berikut: (1) Bersedia menjadi
yang dialami seluruh keluarga, (4) responden dengan menandatangani surat
Memperbaiki komunikasi dan ketrampilan persetujuan, (2) Mempunyai anggota
penyelesaian masalah dalam keluarga, (5) keluarga dengan skizofrenia, (3) Sedang
Mendorong pasien dan keluarganya untuk berkunjung ke Poliklinik Rawat Jalan
memperluas kontak sosial mereka, serta (6) Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Banda Aceh.
Menanamkan sebentuk harapan bahwa Instrumen penelitian berupa angket
segala sesuatu dapat menjadi lebih baik, yang terdiri dari 3 bagian yaitu bagian
termasuk harapan agar pasien tidak dirawat pertama untuk mengetahui data demografi
kembali di rumah sakit. yang terdiri dari umur, jenis kelamin,
hubungan dengan pasien, status, tingkat
METODE pendidikan, pekerjaan dan lama rawat jalan
Penelitian ini menggunakan desain pasien dengan skizofrenia. Bagian kedua
deskriptif korelatif dengan pendekatan cross- berupa kuesioner untuk mengetahui
sectional study untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga pada pasien skizofrenia
antara dukungan keluarga dengan yang terdiri dari 31 item dengan
pencegahan kekambuhan pada pasien menggunakan skala likert, dan bagian ketiga
skizofrenia di Poliklinik Rawat Jalan Rumah berupa kuesioner untuk mengetahui
Sakit Jiwa Pemerintah Aceh. Variabel pencegahan kekambuhan pada pasien
dependen dalam penelitian ini adalah skizofrenia yang terdiri dari 10 item dengan
dukungan keluarga (dukungan emosional, menggunakan skala likert. Hasil penelitian
dukungan informasional, dukungan kemudian diolah dan dianalisa dalam bentuk
instrumental dan dukungan penilaian) distribusi frekuensi dan prosentase serta
sedangkan variabel independen berupa menggunakan uji chi-square untuk
pengetahuan keluarga tentang pencegahan mengetahui hubungan antara dukungan
kekambuhan.Populasi yang dilibatkan adalah keluarga dengan pencegahan kekambuhan
semua keluarga yang mempunyai anggota skizofrenia.
keluarga dengan skizofrenia yang sedang
berobat jalan di Poliklinik Rawat Jalan HASIL
RSJPA periode Mei-Juni 2011 dengan Data demografi dari responden yang
jumlah pasien skizofrenia yang rawat jalan merupakan subjek penelitian tidak dianalisis
1.947 orang (Rekam Medik Rumah Sakit secara statistik akan tetapi hanya ditampilkan
Jiwa Pemerintah Aceh, 2010). Setelah dalam bentuk gambaran sebagai pendukung
dilakukan perhitungan menggunakan rumus pembahasan penelitian. Distribusi data
Slovin dengan nilai presisi 10% maka demografi responden secara mayoritas dapat
didapatkan besar sampel sebanyak 95 orang. dilihat sebagai berikut:
Pengambilan sampel dilakukan dengan
teknik nonprobability sampling melalui

Karakteristik responden

Tabel 1.1 Karakteristik Responden Dengan Anggota Keluarga Menderita Skizofrenia


Di Poliklinik Rawat Jalan RSJPA 2011 (n=95)
No Data Demografi Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Umur : (20 -30 tahun) 34 35,8
2 Jenis Kelamin : Perempuan 56 58,9
3 Hubungan Keluarga : Saudara 40 42,1
4 Status Perkawinan : Menikah 55 57,9
5 Pendidikan : SMA/MAN 42 44,2

179
Idea Nursing Journal Vol. II No. 3

6 Pekerjaan : Lain-lain 28 29,5


Lama anggota keluarga mengalami skizofrenia : > 65 68,3
7
1 tahun
Sumber: Data Primer (diolah tahun 2011)
Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat dengan jumlah 55 orang (57,9%), pendidikan
bahwa distribusi terbesar usia adalah 20-30 rata-rata SMA/MAN dengan 42 orang
tahun dengan jumlah 38 orang (35,8%), jenis (44,2%), pekerjaan adalah lain-lain 28 orang
kelamin terbanyak perempuan dengan jumlah (29,5%), dan untuk lama anggota keluarga
56 orang (58,9%), hubungan keluarga dengan responden mengalami skizofrenia adalah > 1
pasien adalah saudara dengan jumlah 40 tahun dengan jumlah 65 orang (68,3%).
orang (42,1%), status perkawinan menikah

Tabel 1.2 Dukungan Keluarga Pada Pencegahan Kekambuhan Pasien Skizofrenia


Di Poliklinik Rawat Jalan RSJPA 2011 (n=95)
Baik Kurang
No Dukungan keluarga Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
(f) (%) (f) (%)
1 Dukungan Emosional 59 62,1 36 37,9
2 Dukungan Informasional 56 58,9 39 41,1
3 Dukungan Instrumental 54 56,8 41 43,2
4 Dukungan Penilaian 53 55,8 42 44,2
Sumber: Data Primer (diolah tahun 2011)
Berdasarkan tabel 1.2 dapat diketahui Berdasarkan tabel 1.3 disamping dapat
bahwa distribusi dukungan keluarga berada diketahui bahwa distribusi terbesar
pada kategori baik dengan kategori pencegahan kekambuhan pasien skizofrenia
dukungan emosional sebanyak 59 orang berada pada kategori baik dengan jumlah 53
(62,1%), dukungan informasional sebanyak orang (55,8%).
56 orang (58,9%), dukungan instrumental
sebanyak 54 orang (56,8%), dan dukungan Hubungan dukungan keluarga dengan
instrumental berjumlah 53 orang (55,8%). pencegahan kekambuhan
Untuk mengetahui hubungan antara
Tabel 1.3 Tingkat Pencegahan Keluarga dukungan keluarga dengan pencegahan
Pada Kekambuhan Pasien Skizofrenia
Di Poliklinik Rawat Jalan RSJPA 2011
kekambuhan pasien skizofrenia dilakukan uji
(n=95) bivariat menggunakan uji chi-square dengan
No Pencegahan f (%) hasil sebagai berikut:
Kekambuhan
1 Baik 53 55,8
2 Kurang 42 44,2
Jumlah 95 100
Sumber: Data Primer (tahun 2011)

180
Idea Nursing Journal Hasmilas Sari, dkk

Tabel 1.4 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pencegahan Kekambuhan Pasien Skizofrenia
Di Poliklinik Rawat Jalan RSJPA 2011 (n=95)
Pencegahan Kekambuhan
Dukungan P
No Baik Kurang ɑ
Keluarga Value
F % F %
1 Dukungan Emosional
Baik 40 67,8 19 32,2
0,05 0,005
Kurang 13 36,1 23 63,9
2 Dukungan Informasional
Baik 39 69,6 17 30,4
0,05 0,002
Kurang 14 35,9 25 64,1
3 Dukungan Instrumental
Baik 43 79,6 11 20,4
0,05 0,000
Kurang 10 24,4 31 75,6
4 Dukungan Penilaian
Baik 36 67,9 17 32,1
0,05 0,014
Kurang 17 40,5 25 59,5
Sumber: Data Primer (diolah tahun 2011)

Setelah dilakukan analisis statistik instrumental 0,000) dan (dukungan penilaian


pada empat variabel dukungan keluarga 0,014) sehingga dengan demikian dapat
(dukungan emosional, dukungan disimpulkan bahwa ada hubungan antara
informasional, dukungan instrumental dan empat variabel dukungan keluarga dengan
dukungan penilaian) didapatkan P value pencegahan kekambuhan pasien skizofrenia
lebih kecil dari tingkat kemaknaan (ɑ) 0,05 di Poliklinik Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa
yaitu (dukungan emosional 0,005), Pemerintah Aceh.
(dukungan informasional 0,002), (dukungan

Tabel 1.5 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pencegahan Kekambuhan Pasien Skizofrenia
Di Poliklinik Rawat Jalan RSJPA 2011 (n=95)
Pencegahan Kekambuhan
Dukungan P
Baik Kurang Total Α
Keluarga Value
F % F %
Baik 41 74,5 14 25,5 55
Kurang 12 30,0 28 70,0 40 0,05 0,000
Jumlah 53 55,8 42 44,2 95
Sumber: Data Primer (diolah tahun 2011)

Berdasarkan hasil analisis statistik Sakit Jiwa Pemerintah Aceh tahun 2011
dengan menggunakan uji chi-square dapat dijelaskan sebagai berikut :
didapatkan P value lebih kecil dari tingkat
kemaknaan α (0,05) yaitu 0,000 sehingga Hubungan dukungan emosional keluarga
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan terhadap pencegahan kekambuhan pasien
antara dukungan keluarga dengan skizofrenia
pencegahan kekambuhan pasien skizofrenia Berdasarkan analisa statistik,
di Poliklinik Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa diketahui bahwa terdapat hubungan
Pemerintah Aceh. bermakna antara dukungan emosional
keluarga dengan pencegahan kekambuhan
PEMBAHASAN pasien skizofrenia. Menurut konsep teoritis,
Berdasarkan hasil analisa bivariat di dukungan emosional terdiri dari informasi
atas, hubungan dukungan keluarga dengan atau nasehat verbal dan non verbal, bantuan
pencegahan kekambuhan pada pasien nyata atau tindakan yang diberikan oleh
skizofrenia di Poliklinik Rawat Jalan Rumah keakraban sosial. Misalnya anggota keluarga

181
Idea Nursing Journal Vol. II No. 3

yang mengalami skizofrenia dapat kepada sumber lain yang mendukung guna
mencurahkan segala perasaan kepada meningkatkan harapan dan keyakinan dalam
keluarga, dimana keluarga wajib usaha untuk mencapai kesembuhan
memberikan kenyamanan dan rasa damai (Friedman, 2010).
dalam hati anggota keluarga yang
Keluarga juga mempunyai fungsi
mengalami skizofrenia dan meningkatkan
komunikasi dimana fungsi ini berperan
rasa percaya pada dirinya. Keluarga
sangat penting karena secara otomatis akan
merupakan tempat yang aman dan damai
berdampak langsung pada ketegangan
bagi anggota keluarga untuk istirahat dan
hubungan antara anggota keluarga dengan
pemulihan serta membantu penguasaan
pasien. Dengan adanya fungsi komunikasi
terhadap emosi. (Friedman, 2010). Dari data
yang adekuat antara keluarga dengan pasien,
yang didapatkan dalam penelitian untuk item
kemungkinan besar dapat mengurangi
dukungan emosional keluarga, 58 responden
tingkat kekambuhan pasien (Varcarolis,
(61%) menyatakan selalu memberikan rasa
Carson & Shoemaker, 2006). Dari data yang
nyaman kepada pasien ketika berada di
didapatkan dalam penelitian untuk item
rumah.
dukungan informasional keluarga, 50
Menurut Keliat (1996), keluarga
responden (53%) menyatakan sering
seharusnya mempunyai sikap positif seperti
mengajak pasien bercakap-cakap di rumah.
menerima kenyataan kondisi pasien,
menghargai pasien, menumbuhkan sikap Penelitian lain yang dilakukan oleh
tanggung jawab dan tidak memusuhi pasien. Sirait (2008) menyatakan bahwa peningkatan
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh angka relaps (kekambuhan)berhubungan
Sawitri (2008) menyatakan bahwa Expresed secara bermakna dengan emosi yang
Emosi (EE) keluarga yang tinggi seperti berlebihan dilingkungan rumah, terutama di
marah, tidak mengerti, dan bermusuhan dalam rumah yang tidak harmonis,
memiliki resiko kekambuhan yang lebih ketidaktahuan keluarga dalam menghadapi
besar pada pasien skizofrenia. Secara penderita dan juga pengobatan yang tidak
psikologis pasien membutuhkan kasih adekuat yang dilakukan oleh keluarga
sayang dan perhatian keluarga akibat terhadap penderita. Keluarga mempunyai
menurunnya kemampuan aktivitas fisik dan peran yang sangat besar dalam menentukan
mental. Jika keluarga tidak mendukung dan cara merawat yang diperlukan oleh penderita
lingkungan sekitar sering menimbulkan skizofrenia di rumah sehingga dapat
suasana yang tidak menyenangkan maka mencegah kekambuhan. Informasi yang
besar kemungkinan akan mempercepat akurat tentang gejala penyakit, perjalanan
kekambuhan pasien. penyakit, tatalaksana rehabilitasi, strategi
komunikasi dengan pasien serta berbagai
Hubungan dukungan informasional bantuan medis dan psikologis harus
keluarga terhadap pencegahan diketahui oleh keluarga untuk mencegah
kekambuhan pasien skizofrenia kekambuhan.
Berdasarkan analisa statistik, Hubungan dukungan instrumental
diketahui bahwaterdapat hubungan keluarga terhadap pencegahan
bermakna antara dukungan informasional kekambuhan pasien skizofrenia
keluarga dengan pencegahan kekambuhan Berdasarkan analisa statistik,
pasien skizofrenia. Dukungan informasional diketahui bahwaterdapat hubungan
merupakan dukungan dimana keluarga bermakna antara dukungan instrumental
berfungsi sebagai kolektor dan diseminator keluarga dengan pencegahan kekambuhan
yaitu penyebar informasi. Ketika ada pasien skizofrenia. Dukungan instrumental
anggota keluarga yang sakit dan harus merupakan dukungan dimana keluarga
dirawat di rumah sakit serta membutuhkan diharapkan mampu memfasilitasi semua
pertolongan, maka keluarga mulai mencari kebutuhan anggota keluarga yang mengalami
informasi yang berhubungan dengan masalah skizofrenia baik itu kebutuhan bio, psiko,
kesehatan yang sedang dialami oleh anggota sosial dan spiritual. Kebutuhan biologis
keluarga. Informasi tersebut dapat diperoleh adalah kebutuhan dasar maupun kebutuhan
melalui konsultasi dengan tenaga materi yang harus dipenuhi oleh keluarga
profesional, sumber bacaan, atau bertanya

182
Idea Nursing Journal Hasmilas Sari, dkk

(Friedman, 2010). Dari data yang Hubungan dukungan penilaian keluarga


didapatkan dalam penelitian untuk item terhadap pencegahan kekambuhan pasien
dukungan instrumental keluarga, 61 skizofrenia
responden (64%) menyatakan selalu Berdasarkan analisa statistik,
menyediakan fasilitas untuk perawatan diri diketahui bahwa terdapat hubungan
pasien, seperti sabun, odol, dan kebutuhan bermakna antara dukungan penilaian
lainnya yang merupakan bagian dari keluarga dengan pencegahan kekambuhan
kebutuhan dasar. pasien skizofrenia. Keluarga berfungsi
Dukungan instrumental bukan hanya membimbing dan menengahi pemecahan
memenuhi kebutuhan biologis pasien saja masalah dan bertindak sebagai sumber dan
tetapi juga kebutuhan psikologi seperti validator identitas anggota keluarga. Setiap
memberikan tempat yang nyaman kepada pengambilan keputusan yang berhubungan
anggota keluarga sehingga penyakit yang dengan anggota keluarga cenderung
dialami secara tidak langsung dapat dimusyawarahkan dalam kalangan keluarga.
dirasakan sedikit lebih ringan. Selain itu Dalam fungsi ini keluarga juga harus
kebutuhan sosial yang berasal dari mengawasi, memperhatikan dan menjaga
lingkungan luar seperti lingkungan anggota keluarga yang mengalami
masyarakat serta kebutuhan spiritual yang skizofrenia untuk mendapatkan hal-hal yang
merupakan kebutuhan untuk beribadah dan terbaik untuk mendukung penyembuhan
mendekatkan diri kepada Allah SWT juga pasien contohnya dalam pengobatan ke
harus dipenuhi oleh keluarga (Friedman, rumah sakit maupun dalam pemberian obat
2010). Salah satu riset yang dilakukan oleh (Friedman, 2010). Dari data yang didapatkan
Chu dan Klein (1985, dalam Yosep, 2010) dalam penelitian untuk item dukungan
menyatakan bahwa terapi keagamaan pada penilaian keluarga, 42 responden (44%)
kasus gangguan jiwa membawa banyak menyatakan selalu mendampingi pasien
manfaat. Angka rawat inap pada pasien setiap pasien melakukan pemeriksaan.
skizofrenia yang mengikuti kegiatan Fungsi ikatan keluarga sangat penting
keagamaan lebih rendah bila dibandingkan dilakukan untuk meningkatkan semangat,
dengan pasien yang tidak mengikutinya. motivasi dan meningkatkan harga diri pasien
Keluarga yang berhubungan dengan sehingga dapat mempengaruhi pembentukan
pasien skizofrenia memerlukan lebih banyak prilaku yang adaptif dari pasien dalam upaya
informasi tentang gangguan skizofrenia dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu
cara memperlakukan pasien dengan lebih adanya ikatan keluarga yang kuat dapat
baik. Salah satu tujuan psikoedukasi menjadikan hidup pasien lebih berharga dan
keluarga adalah menstabilkan lingkungan berarti bagi keluarganya karena pasien
keluarga dengan cara meningkatkan merasakan masih dibutuhkan oleh orang lain
pengetahuan mereka mengenai skizofrenia khususnya keluarga (Varcarolis, Carson &
dan mendukung keluarga untuk Shoemaker, 2006).Sebuah penelitian yang
menggunakan mekanisme yang lebih efektif. dilakukan oleh Wulansih (2008) tentang
Salah satu caranya adalah dengan metode penilaian keluarga dalam memperlakukan
untuk mengurangi kritikan-kritikan yang pasien skizofrenia seperti pasien selalu
berlebihan terhadap pasien (Setiawan, 2006). diawasi atau dilarang keluar, umumnya
Untuk itu, keluarga perlu menyediakan beberapa hari, minggu atau bulan saja pasien
sarana untuk menghindari kekambuhan akan kembali dirawat. Hal ini yang
pasien seperti kebutuhan biologis, mengakibatkan tingginya angka kekambuhan
psikologis, sosial, dan spiritual yang pasien skizofrenia. Untuk itu, keluarga perlu
seharusnya dilaksanakan secara menyeluruh. memberikan perhatian kepada pasien, selalu
Pemberian fasilitas dan kesempatan untuk ada ketika pasien membutuhkan, selalu
bekerja atau melakukan aktivitas yang mengontrol obat pasien dan hindari
sewajarnya oleh keluarga diharapkan dapat membatasi ruang gerak pasien jika memang
memenuhi kebutuhan-kebutuhan pasien akan pasien tidak menggangu orang disekitarnya.
material, makanan dan pakaian sehingga
dapat mengurangi resiko kekambuhan.

185
Idea Nursing Journal Vol. II No. 3

Hubungan dukungan keluarga terhadap terkait lain juga pernah dilakukan oleh Sirait
pencegahan kekambuhan pasien (2008) dengan judul Pengaruh Koping
skizofrenia Keluarga Terhadap Kejadian Relaps Pada
Berdasarkan analisa keempat variabel Skizofrenia Remisi Sempurna di Rumah
di atas, diketahui bahwa ada hubungan Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara,
bermakna antara dukungan keluarga dengan dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa
pencegahan kekambuhan pasien skizofrenia. koping keluarga mempunyai pengaruh yang
Dukungan keluarga mengacu kepada signifikan dengan kejadian relaps pada
dukungan-dukungan sosial yang dipandang pasien skizofrenia.
oleh anggota keluarga sebagai sesuatu yang Salah satu faktor penyebab
dapat diakses atau diadakan untuk keluarga. kekambuhan adalah keluarga yang tidak tahu
Anggota keluarga memandang bahwa orang cara menangani perilaku pasien di rumah.
yang bersifat mendukung selalu siap Dalam asuhan keperawatan pada pasien
memberikan pertolongan dan bantuan jika skizofrenia, selain obat-obatan keluarga juga
diperlukan. Studi-studi tentang dukungan harus ikut berpartisipasi dalam proses
keluarga telah mengkonseptualisasi penyembuhan karena keluarga merupakan
dukungan sosial sebagai koping keluarga, pendukung utama dalam merawat pasien.
baik dukungan keluarga internal maupun Penerimaan kembali oleh keluarga sangat
eksternal terbukti bermanfaat. Dukungan besar artinya dalam mendukung kesembuhan
keluarga selama masa penyembuhan pasien skizofrenia. Untuk keberhasilan
memberikan pengaruh yang besar terhadap pengobatan, tidak hanya mengandalkan
pemulihan pasien. Apabila dukungan tenaga medis saja tetapi juga harus
semacam ini tidak ada, maka keberhasilan memperhatikan hal-hal lain yang dapat
penyembuhan dan pemulihan pasien sangat mempengaruhi kepatuhan pasien dalam
berkurang (Friedman, 2010). menjalankan pengobatan, kondisi pasien itu
Keluarga juga mempunyai fungsi sediri dan pengaruh lingkungan sekitar. Dari
suportif emosionalyang sangat berperan hasil penelitian didapatkan 60 responden
dalam meningkatkan dukungan psikis antara (63%) menyatakan teratur memberikan obat-
anggota keluarga dan terutama obatan kepada pasien.
meningkatkan dukungan moral terhadap Perawatan kembali penderita
pasien. Dengan adanya fungsi suportif skizofrenia disebabkan adanya penurunan
emosional yang adekuat dari keluarga, akan fungsi pasien akibat penyakitnya,
memungkinkan pasien dapat beraktifitas dan ketidakpatuhan terhadap pengobatan, efek
memenuhi kebutuhan aktifitasnya secara samping pengobatan, isolasi sosial,
optimal (Varcarolis, Carson & Shoemaker, pendapatan yang rendah serta tidak
2006). Dari data yang didapatkan dalam mempunyai tempat tinggal. Prasangka dan
penelitian untuk item pencegahan stigma yang menyertai pasien skizofrenia
kekambuhan, 80 responden (84%) menyebabkan kesulitan yang dihadapi pasien
menyatakan tidak pernah mengucilkan skizofrenia bertambah. Kondisi ini
pasien ketika berada di rumah dan dari 63 menyebabkan keluarga merasa bingung dan
responden (66%) menyatakan tidak pernah terbebani yang dapat berupa berupa beban
memasung pasien. subjektif maupun objektif. Bagi pasien
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh skizofrenia ini menjadikan halangan untuk
Ambari (2010) dengan judul Hubungan mendapatkan perlakuan yang layak, keulitan
Antara Dukungan Keluarga Dengan dalam mencari pekerjaan dan sebagainya. Di
Keberfungsian Sosial Pada Pasien sisi lain, hal ini juga merupakan aib bagi
Skizofrenia PascaPerawatan di Rumah Sakit, keluarga dan membuat mereka mengalami
didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan isolasi sosial dalam pergaulan dengan
yang signifikan antara variabel dukungan masyarakat. Sebagian besar keluarga dengan
keluarga dengan keberfungsian sosial. anggota mengidap skizofrenia masih banyak
Sumbangan efektif dukungan keluarga yang belum mengetahui tentang informasi-
terhadap keberfungsian sosial pada pasien informasi yang adekuat terkait skizofrenia,
Skizofrenia pasca perawatan di rumah sakit tatacara penatalaksanaannya serta perawatan
sebesar 69,9% dan faktor-faktor lain pasien skizofrenia di lingkungan rumah.
memberi pengaruh sebesar 30,1%. Penelitian Untuk itu keluarga dengan salah satu

184
Idea Nursing Journal Hasmilas Sari, dkk

anggota menderita skizofrenia seharusnya Kaplan, H., I., & Sadock, B., J., (1998). Ilmu
meningkatkan dukungan dari keluarga untuk Kedokteran Jiwa Darurat. Jakarta:
mencegah terjadinya kekambuhan pada Widya Medika.
pasien.
Kassim, K., (1998). Penderaan Emosi
KESIMPULAN DAN SARAN Kanak-kanak Trauma Terselindung.
Berdasarkan hasil penelitian dan Diunduh pada tanggal 21 Januari
pembahasan yang telah diuraikan 2011, dari http://www.penerbit.ukm.
sebelumnya, diketahui bahwa terdapat
hubungan bermakna antara dukungan Keliat, B., A., (1996). Peran Serta
keluarga (dukungan emosional, dukungan Keluarga Dalam Perawatan Pasien
informasional, dukungan instrumental dan Gangguan Jiwa. Jakarta: EGC.
dukungan penilaian) dengan pencegahan
kekambuhan pasien skizofrenia di Poliklinik Minister Supply & Service Canada., (2005).
Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Skizofrenia. Sebuah Panduan Bagi
Aceh periode Mei-Juni 2011. Dalam Keluarga Penderita Skizofrenia.
melaksanakan asuhan keperawatan, perawat Yogyakarta: Cv. Qalam.
harus melibatkan peran serta keluarga
misalnya dalam memberikan penyuluhan Nevid, J., S., Rathus, S., A., & Greene, B.,
tentang penyakit skizofrenia kepada (2003). Psikologi Abnormal. Edisi 5.
keluarga, memberi informasi tentang cara Jakarta: Erlangga.
minum obat yang baik dan benar kepada
keluarga, mengingatkan keluarga agar Sawitri, T., (2008). Skripsi. Hubungan
membawa pasien ke tempat pelayanan Antara Ekspresi Emosi Keluarga
kesehatan untuk kontrol ulang secara teratur Dengan Kekambuhan Pasien
atau jika mengalami kekambuhan serta Skizofrenia Di Wilayah Kerja
pentingnya memberikan pengertian kepada Puskesmas Ulee Kareng Kota Banda
keluarga agar menerima penderita Aceh. Tidak dipublikasikan.
skizofrenia selama di rumah sakit ataupun di
rumah. Setiawan, N., A., (2006). Keefektifan Terapi
Keluarga juga diharapkan Keluarga Terhadap Penurunan Angka
meningkatkan informasi tentang skizofrenia Kekambuhan Pasien Skizofrenia di
misalnya tentang gejala-gejala kekambuhan Rumah Sakit Khusus Jiwa dan Saraf
dan cara pencegahan kekambuhan sehingga Puri Waluyo Surakarta. Diunduh Pada
apabila terjadi kekambuhan, keluarga dapat tanggal 9 Juni 20011, dari
segera membawa pasien ke tempat http://www.digilib.uns.ac.id.
pelayanan kesehatan.
Sirait, A., (2008). Pengaruh Koping
KEPUSTAKAAN Keluarga terhadap Kejadian Relaps
Ambari, P., K., M., (2010). Hubungan pada Skizofrenia Remisi Sempurna di
Antara Dukungan Keluarga Dengan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Keberfungsian Sosial Pada Pasien Sumatra Utara. Diunduh pada tanggal
Skizofrenia Pasca Perawatan di 19 Febuari 2010, dari
Rumah Sakit. Diunduh pada tanggal 9 http://repository.usu.ac.id.
Juni 2011, dari
http://eprints.undip.ac.id. Syahputra, E., (2009). Pengalaman Keluarga
Sebagai Pemberi Asuhan
Davison, G., C., (2006). Psikologi Abnormal. Keperawatan Pada Pasien Skizofrenia
Edisi 9. Jakarta: PT. Raja Grafindo. Di Desa Birem Puntong Kota Langsa.
Diunduh pada tanggal 27 Desember
Friedman. M., (2010). Keperawatan 2010, dari http://repository.usu.ac.id.
Keluarga Teori dan Praktik. Jakarta:
EGC. Tim Health Messenger., (2005). Mental
Health Profile of Indonesia. Diunduh

185
Idea Nursing Journal Vol. II No. 3

pada tanggal 20 November 2010, dari


http://www.docstoc.com.

Varcarolis, E., M., Carson, V., B., &


Shoemaker, N., C., (2006).
Foundation of Psychiatric Mental
Health Nursing: A Clinical Approach.
Fifth Edition. China: Evolve.

Wulansih, S., (2008). Hubungan Antara


Tingkat Pengetahuan dan Sikap
Keluarga dengan Kekambuhan pada
Pasien Skizofrenia di RSDJ Surakarta.
Diunduh pada tanggal 20 November
2010, dari http://etd.eprints.ums.ac.id.

Yosep, I., (2010). Keperawatan Jiwa.


Bandung: PT. Refika Aditama.

186

Anda mungkin juga menyukai