Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mekanisme pendekatan pelaksanaan pelayanan medis di setiap
daerah dalam wilayah Republik Indonesia berbeda-beda. Berbagai sistem
pelayanan kesehatan disesuaikan dengan kondisi di daerah yang
bersangkutan sebagai upaya yang harus dilakukan sehingga pemerataan
kesehatan tetap dapat dicapai.1
Mengingat karakteristik wilayah Indonesia yang begitu bervariasi
antara laut dan pulau, upaya pemerataan pelayanan kesehatan di Indonesia
belum dapat dilaksanakan secara optimal, terutama pelayanan kesehatan
primer atau strata pertama. Ketidakmerataan ini diakibatkan berbagai faktor,
antara lain letak geografis, demografis, keterjangkauan atau mekanisme
pelayanan medis.1, 2
Kendala pemerataan pelayanan kesehatan tersebut tampaknya
juga dihadapi Provinsi Maluku. Secara geografis Provinsi Maluku
merupakan salah satu dari 7 provinsi kepulauan di Indonesia.Secara spesifik
pulau-pulau yang ada di wilayah Maluku merupakan pulau-pulau yang
mengelompok secara bersama membentuk gugusan pulau dan memiliki
karakteristik yang berbeda satu dengan yang lain.1,3
Provinsi Maluku terdiri dari 9 Kabupaten dan 2 Kota yaitu: 1. Kota
Ambon; 2. Kabupaten Maluku Tengah (Masohi); 3. Kabupaten Seram
Bagian Barat (Piru); 4. Kabupaten Seram Bagian Timur (Geser); 5.
Kabupaten Maluku Tenggara (Langgur); 6. Kota Tual; 7. Kabupaten
Maluku Tenggara Barat (Saumlaki); 8. Kabupaten Pulau Aru (Dobo); 9.
Kabupaten Buru (Namlea); 10. Kabupaten Maluku Barat Daya (Wetar); 11.
Kabupaten Buru Selatan (Leksula).1
Wilayah-wilayah tersebut merupakan bagian gugus pulau. Wilayah
pulau gugus pulau tersebut tersebar dari utara sampai ke selatan dengan

1
luas wilayah yang berbeda baik dalam kondisi, karateristik geografis serta
alamnya yang heterogen sehingga potensi atau kapasitas antar wilayah
juga berbeda. Sehingga perkembangan pembangunan, termasuk upaya
pelayanan kesehatan, terpusat pada pulau-pulau besar atau wilayah
tertentu yang lebih berkembang dibandingkan wilayah lain. Keadaan ini
makin dipersulit dengan kondisi topografi di Provinsi Maluku yang secara
umum berbukitbukit sepanjang garis pantai menuju dataran tinggi. Hal ini
menyebabkan masalah pada aspek kesehatan, seperti rendahnya
askesibilitas masyarakat terhadap fasilitas kesehatan dan ketersediaan
fasilitas kesehatan yang memadai.1,3
Keadaan tersebut memicu perkembangan upaya pelayanan
kesehatan di Provinsi Maluku. Sebagai provinsi kepulauan, maka
dibangun pelayanan kesehatan dengan sistem gugus pulau guna
menjamin terlaksananya pelayanan kesehatan dasar.1
Pola pendekatan pelayanan kesehatan di Maluku ialah dengan
pendekatan gugus pulau. Pewilayahan gugus pulau di Provinsi Maluku
berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 16 tahun 2013 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Maluku terdapat 12 gugus pulau di 11
kabupaten/kota. Sehingga dalam perspektif Gugus Pulau Pelayanan
Kesehatan terdapat 39 Sub-gugus pulau Pelayanan Kesehatan dengan
pusat-pusat gugus pulau yang menjalankan fungsinya masing-masing di
bantu dengan Pusat Kesehatan Masyarakat (puskesmas) satelit di wilayah
gugus pulau terkait.3,4
Menurut data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Bidang
Perencanaan Gugus pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease memiliki empat
Puskesmas Pusat Gugus, yakni Puskesmas Pusat Gugus Ch. Tiahahu
(Ambon), Puskesmas Pusat Gugus Saparua, Puskesmas Pusat Gugus
Hila, Puskesmas Pusat Gugus Tulehu.4 Sedangkan dari sumber yang
sama pula, Dinas Kesehatan Provinsi Maluku dalam materi pembicaraan
yang disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku yang
berjudul “Konsep Pelayanan Kesehatan Berbasis Gugus Pulau di Provinsi

2
Maluku”, disebutkan bahwa bentuk operasional dari konsep pelayanan
gugus pulau bidang kesehatan dilihat dari unit pelayanan ialah berbentuk
unit pelayanan pusat rujukan pusat gugus dengan puskesmas perawatan
atau Rumah Sakit Pratama, dan unit pelayanan puskesmas sebagai unit
pelayanan satelit, dibantu oleh jaringan layanan yaitu puskesmas
pembantu (Pustu), Polindes, dan Posyandu.5 Dari satu kriteria di atas,
dapat dikatakan bahwa terdapat ketidaksesuaian penerapan kriteria
Puskesmas Pusat Gugus dengan penentuan Puskesmas Pusat Gugus
Ambon, seperti Puskesmas Ch. Tiahahu.
Di kota Ambon sendiri memiliki satu Puskesmas Perawatan yang
dapat dikatakan telah melakukan pelayanan kesehatan primer dengan
pendekatan gugus pulau, yaitu Puskesmas Hutumuri. Puskesmas ini
memiliki empat puskesmas satelit, yaitu Pustu Rutong, Pustu Toisapu,
Pustu Leahari, dan Pustu Wailiha.6 Puskesmas Hutumuri telah melayani
permasalahan kesehatan di wilyah kerjanya, Negeri Hutumuri, Negeri
Rutong, dan Negeri Leahari, dengan pendekatan gugus pulau yakni
dengan konsep regionalisasi rujukan, melakukan pelayanan kesehatan
secara bertingkat.6
Pelayanan kesehatan dengan pendekatan gugus pulau yang
dilakukan di Puskesmas Hutumuri terbukti dari sistem rujukan pasien yang
berasal dari pustu di wilayah kerjanya, dimana kasus yang dapat ditangani
dan dirawat inap di Puskesmas Hutumuri tidak perlu di rujuk ke rumah
sakit regional atau rumah sakit tingkat provinsi. Hal ini telah
memperpendek akses pelayanan kesehatan yang memadai untuk
masyarakat yang jauh dari pusat kesehatan. Maka perlu diketahui
bagaimana profil Puskesmas Perawatan Hutumuri sebagai penyedia
pelayanan kesehatan primer dengan pendekatan gugus pulau.

B. Rumusan Masalah
Uraian latar belakang masalah di atas menjadi dasar perumusan
masalah berikut ini.

3
1. Apakah yang dimaksud dengan puskesmas, puskesmas perawatan,
puskesmas pusat gugus, dan puskesmas satelit.
2. Apakah yang dimaksud dengan konsep pelayanan kesehatan berbasis
gugus pulau.
3. Apa saja kriteria puskesmas sebagai puskesmas pusat gugus.
4. Apa saja kendala yang dihadapi Puskesmas Perawatan Hutumuri
dalam menjalankan pelayanan kesehatan primer dengan pendekatan
gugus pulau.

C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini dibuat dengan tujuan:
1. Mengetahui definisi puskesmas, puskesmas perawatan, puskesmas
pusat gugus, dan puskesmas satelit.
2. Mengetahui konsep pelayanan kesehatan berbasis gugus pulau.
3. Mengetahui kriteria puskesmas sebagai puskesmas pusat gugus.
4. Mengetahui kendala yang dihadapi Puskesmas Perawatan Hutumuri
dalam menjalankan pelayanan kesehatan primer dengan pendekatan
gugus pulau.

4
BAB II
ISI PENULISAN

A. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)


Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tahun
2014, Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif,
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya.7
Sedangkan yang dimaksud dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
adalah suatu tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif
yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau
masyarakat.7
Puskesmas Perawatan adalah puskesmas yang diberi tambahan
ruangan dan fasilitas untuk menolong penderita gawat darurat, baik
berupa tindakan operatif terbatas maupun rawat inap sementara. 8
Puskesmas pusat gugus adalah puskesmas yang ditunjuk sebagai
pusat rujukan kasus dalam wilayah gugus pulau tertentu, dengan tujuan
memperpendek jarak akses pelayanan kesehatan. Puskesmas pusat
gugus ini kemudian akan dikembangkan menjadi Rumah Sakit Pratama
tipe D.5
Puskesmas satelit merupakan jaringan pelayanan kesehatan pusat
gugus yang berperan sebagai ujung tombak pusat gugus.5
Secara umum Puskesmas merupakan salah satu fasilitas
pelayanan kesehatan, dimana yang dimaksud dengan pelayanan
kesehatan adalah upaya yang diberikan oleh Puskesmas kepada

5
masyarakat, mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan,
pelaporan, dan dituangkan dalam suatu sistem.7

B. Konsep Pelayanan Kesehatan Berbasis Gugus Pulau


Provinsi kepulauan adalah daerah provinsi yang memiliki minimal
dua Kabupaten/Kota kepulauan dengan luas wilayah lautan terluas dan di
dalamnya terdapat pulau-pulau yang membentuk gugus pulau, termasuk
bagian pulau dan merupakan satu kesatuan yang erat hubungannya satu
sama lain, sehingga merupakan satu kesatuan geografis, ekonomi, politik,
sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan yang hakiki. 5 Provinsi Maluku
merupakan satu dari 7 provinsi kepulauan yang ada di Indonesia.5
Masalah mendasar dari aspek kesehatan di Maluku sebagai
provinsi kepulauan, antara lain adalah kondisi alam Maluku yang
merupakan lingkungan geografis laut pulau dengan iklim tropis dan muzon
dan topografi yang sulit. Hal ini menyebabkan rendahnya aksesibilitas
masyarakat terhadap fasilitas kesehatan. Dipersulit dengan
ketidaktersediaan fasilitas kesehatan yang memadai. Hal-hal semacam ini
menjadikan pemerataan pelayanan kesehatan di wilayah-wilayah tertentu
terkendala.5 Dengan dasar permasalahan tersebut, maka dibentuk suatu
konsep pembangunan gugus pulau di bidang kesehatan Provinsi Maluku
sebagai provinsi kepulauan.5
Upaya yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Maluku untuk
melakukan pelayanan kesehatan dengan pendekatan Gugus Pulau Laut
Pulau dibentuk pola pendekatan gugus pulau (12 gugus pulau Maluku)
yang terdiri atas dan 39 puskesmas pusat gugus.4,5

6
Gambar 1. Peta gugus pulau Provinsi Maluku.
Sumber kepustakaan:3

Tabel 1. Sub-Gugus Pulau Pelayanan Kesehatan. [Sumber kepustakaan:4]

1. Sasaran pola pelayanan kesehatan sistem gugus pulau


Sasaran pola pelayanan kesehatan sistem gugus pulau adalah
untuk mengatasi keterpencilan melalui prinsip kemandirian dengan cara
sebagai berikut.
a. Mendekatkan pelayanan kesehatan.
b. Meningkatkan kemampuan dan mutu pelayanan.

7
c. Memperkuat jaringan pelayanan kesehatan termasuk upaya rujukan
serta pelayanan kesehatan.
d. Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat.

2. Bentuk operasional konsep pelayanan kesehatan gugus pulau


Ditinjau dari unit pelayanan, bentuk operasional dari konsep
pelayanan gugus pulau bidang kesehatan ialah sebagai berikut.
a. Unit pelayanan pusat rujukan pusat gugus dengan Puskesmas
Perawatan atau Rumah Sakit Pratama.
b. Unit pelayanan Puskesmas, sebagai unit pelayanan satelit.
c. Unit pelayanan Pustu, sebagai jaringan pelayanan.
d. Unit pelayanan Polindes, sebagai jaringan pelayanan.
e. Unit pelayanan Posyandu, sebagai jaringan pelayanan.

C. Hubungan Konsep Pelayanan Kesehatan Berbasis Gugus Pulau


dan Sistem Rujukan
Sebagai upaya peningkatan pelayanan kesehatan primer dengan
pendekatan sistem gugus pulau maka aspek yang menjadi titik perhatian
adalah peningkatan rujukan medis dengan konsep regionalisasi rujukan. 4,5
Konsep ini dikembangkan sebagai konsekuensi logis dari upaya
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat di tengah
realitas pulau-pulau di wilayah Provinsi Maluku.4
Sistem rujukan sendiri adalah penyelenggaraan pelayanan
kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggungjawab
pelayanan kesehatan secara timbal balik baik vertikal maupun horizontal. 7
Regionalisasi rujukan dimaksudkan untuk merujuk pelayanan
kesehatan secara bertingkat tetapi terhubung secara erat, dari
puskesmas-puskesmas satelit ke puskesmas pusat gugus pelayanan
kesehatan, yang berhubungan pula dengan rumah sakit regional pada
tingkat kabupaten/kota, dan pada akhirnya ke tingkat provinsi.

8
Gambar 2. Skema alur rujukan medis.
Sumber kepustakaan:9

Masalah kesehatan lebih banyak ditemui di layanan primer,


sehingga pelayanan di strata primer disebut sebagai gatekeeper atau
sebagai kontak pertama pada pelayanan kesehatan formal dan penapis
rujukan sesuai dengan standar pelayanan medik. Alur rujukan berbasis
gugus pulau tidak keluar dari alur rujukan medis secara umum, yakni
sistem pelayanan kesehatan rujukan berjenjang. Dengan sistem tersebut
dimaksudkan agar fakta bahwa >70% penyakit yang ditangani Rumah
Sakit adalah penyakit-penyakit kewenangan tingkat pertama (puskesmas)
dapat ditekan. Selain itu, yang utama adalah akses pelayanan kesehatan
dapat diperpendek dan dijangkau oleh seluruh masyarakat. 9
Dalam hal peningkatan upaya pelayanan kesehatan sistem gugus
pulau maka perlu titik perhatian peningkatan rujukan medis, yang telah
disebutkan di atas, melalui penyediaan peralatan dan sarana penunjang.
Peralatan dan sarana penunjang itu termasuk peralatan medis, peralatan
nonmedis, sarana pendukung (kendaraan roda dua, dan roda empat,
perahu bermotor, radio medis SSB, telemedicine).5

9
D. Gambaran Puskesmas Pusat Gugus dan Puskesmas Satelit
Menurut materi Konsep Pelayanan Kesehatan Berbasis Gugus
Pulau di Provinsi Maluku oleh Dinas Kesehatan Provinsi Maluku,
puskesmas yang menjadi puskesmas pusat gugus merupakan puskesmas
rawat inap (perawatan) yang berperan sebagai pusat rujukan kasus dari
gugus pulau yang bersangkutan. Dimana puskesmas rawat inap ini dapat
ditingkatkan statusnya menjadi Rumah Sakit Pratama tipe D.5
Selain sebagai pusat rujukan kasus, puskesmas pusat gugus juga
ditujukan menjadi pusat logistik, seperti obat-obatan, alat medis, hingga
alat tulis kantor, baik untuk puskesmas itu sendiri maupun untuk
puskesmas satelit yang dinaunginya. Peran lainnya ialah menjadi pusat
pemeliharaan dan pusat informasi, serta merupakan pusat pendidikan dan
pelatihan bagi tenaga kesehatan, juga masyarakat.5
Karena perannya sebagai pusat dari segala fungsi pelayanan
kesehatan primer, maka disebutkan bahwa ketersediaan sumber daya
manusia (SDM), alat kesehatan, dan fasilitas penunjang lainnya relative
lebih lengkap dan lebih berkualitas dibandingkan puskesmas lain yang
bukan pusat gugus atau puskesmas pembantu (puskesmas satelit).
Puskesmas pusat gugus memiliki peran aktif dan bertanggung
jawab penuh pada pelaksanaan program yang dikembangkan atau
sedang dijalankan di gugus pulau yang bersangkutan dan jaringannya.
Sehingga disini puskesmas pusat gugus menjadi koordinator dari semua
program-program tersebut.
Puskesmas pusat gugus juga mampu menjalankan fungsi
penelitian.5 Selain menyediakan layanan kesehatan primer, puskesmas
ini juga dapat menemukan masalah-masalah, baik masalah kesehatan
maupun masalah kemasyarakatan, di wilayah kerjanya dan membuat
suatu solusi terhadap masalah-masalah tersebut.
Sedangkan puskesmas satelit merupakan jaringan pelayanan
kesehatan pusat gugus dan merupakan ujung tombak pelayanan. Dalam

10
menjalankan fungsinya puskesmas satelit harus berkoordinasi dengan
pusat gugus, serta bertanggung jawab langsung kepada pusat gugus.
Tenaga Kesehatan di puskesmas satelit terdiri atas perawat, bidan
dan/atau tenaga kesehatan lainnya. Ketersediaan dokter di puskesmas
satelit bisa ada dan bisa juga tidak, sebab puskesmas ini biasanya berupa
pustu.5

E. Peran dan Fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota


Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota merupakan satuan kerja
pemerintahan daerah kabupaten/ kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam bidang kesehatan di
kabupaten/ kota.7
Dinas Kesehatan Kabupaten/ kota ini yang menyiapkan SDM untuk
tiap pusat-pusat gugus dan jaringannya. Selain itu, menyiapkan sarana
dan fasilitas (fisik, transportasi, komunikasi), dan pengadaan alat
kesehatan.5
Puskesmas di gugus pulau satu dengan gugus pulau lainnya tentu
memiliki program yang berbeda-beda terkait dengan kondisi wilayah
kerjanya. Peran dan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten/ kota untuk
menentukan program prioritas di masing-masing gugus, berdasarkan pola
penyakit, kecenderungan peningkatan kasus kesehatan tertentu, serta
dari hasil analisa potensi masalah yang akan timbul.5
Sebagai apresiasi dari upaya kerja tenaga kesehatan di masing-
masing pelayanan kesehatan primer, Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota
akan mengupayakan insentive atau reward bagi tenaga kesehatan.5
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Setiap Puskesmas wajib memiliki izin untuk menyelenggarakan pelayanan
kesehatan. Izin sebagaimana dimaksud diperoleh Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota dimana puskesmas terkait berada.7 Sehingga fungsi dari

11
DInas Kesehatan Kabupaten/ kota pula untuk memberi atau tidak
memberi izin tingkat maupun status dari suatu puskesmas.

F. Gambaran Puskesmas Hutumuri


Negeri Hutumuri terletak 26 Km dari pusat Kota Ambon, berada
dalam wilayah Kecamatan Leitimur Selatan. Negeri adat ini, termasuk
dusun Wailiha dan dusun Toisapu, memiliki puskesmas Hutumuri sebagai
penyedia pelayanan kesehatan primer terdekat. Namun demikian, wilayah
kerja puskesmas Hutumuri tidak hanya dua dusun tersebut, tetapi juga
termasuk Negeri Rutong dan Negeri Leahari.6

Gambar 3. Peta kecamatan Leitimur Selatan, wilayah kerja puskesmas Hutumuri secara
umum.
Sumber kepustakaan:

Secara umum dapat dikatakan bahwa puskesmas Hutumuri


menyediakan layanan kesehatan primer untuk 5.867 jiwa penduduk yang
berada di wilayah kerjanya pada tahun 2014. Dengan jumlah penduduk
tersebut diketahui jumlah kunjungan ke puskesmas sebesar 9.102
kunjungan pada tahun 2014. Jumlah tersebut menurun bila dibandingkan
dengan tahun 2012 sebanyak 12.571 kunjungan, dan di tahun 2013
sebanyak 10.807 kunjungan ke puskesmas Hutumuri.6
Sebagai satu-satunya puskesmas perawatan di kota Ambon,
puskesmas Hutumuri memiliki visi dan misi sebagai berikut.6

12
 Visi : mewujudkan kemandirian masyarakat yang hidup dalam ling-
kungan dan perilaku sehat.
 Misi:
1. Meningkatkan kualitas dan keprofesionalisme sumber daya
manusia puskesmas dalam pelayanan kesehatan
2. Meningkatkan pembinaan program yang berbasis masyarakat
3. Meningkatkan sarana dan prasarana serta pelayanan puskesmas
perawatan
4. Meningkatkan kemitraan dalam rangka promosi kesehatan dan
pencegahan penyakit
5. Menjadi puskesmas perawatan pertama di Kota Ambon dengan
pelayanan terbaik.

G. Struktur Organisasi dan Sumber Daya Puskesmas Hutumuri


Skema di bawah ini merupakan tingkatan struktur organisasi
puskesmas Hutumuri.6

KEPALA PUSKESMAS SP2TP

KOORDINATOR PERLENGKAPAN
ADMINISTRASI

BENDAHARA

USAHA KESEHATAN USAHA KESEHATAN


PERORANGAN MASYARAKAT

1. PERSALINAN 1. KESEHATAN JIWA


2. RAWAT JALAN 2. IMUNISASI
3. UGD 3. KESEHATAN LINGKUNGAN
4. KIA/KB 4. PROMOSI KESEHATAN
5. LABORATORIUM 5. P2PM
6. FARMASI 6. UKS
7. RAWAT JALAN 7. LANSIA
8. KLINIK GIGI 8. GIZI MASYARAKAT

PUSTU WAILIHA PUSTU RUTONG PUSTU LEAHARI PUSTU TOISAPU

13
Selain sebagai puskesmas perawatan, puskesmas Hutumuri juga
menjadi satu-satunya puskesmas Pelayanan Obsetri Neonatal Emergensi
Dasar (PONED). Kedua status tersebut menggambarkan bahwa
puskesmas Hutumuri mampu mengadakan pelayanan 24 jam.
Status puskesmas Hutumuri sebagai puskesmas perawatan dan
PONED juga ditunjang dengan SDM atau tenaga kesehatan yang ada.
Tenaga kesehatan yang tersedia pada Puskesmas Hutumuri
sebanyak 15 orang yang merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS), yakni
terdiri atas:
 1 orang dokter umum
 1 orang dokter gigi (ada hanya dua hari dalam seminggu)
 8 orang perawat
 4 orang bidan
 1 petugas gizi
 1 petugas sanitarian
 1 petugas farmasi.
Jumlah tersebut juga ditambah dengan tenaga sukarela sebanyak 10
orang, dengan variasi profesi sebagai berikut:
 5 orang perawat
 1 orang petugas gizi
 4 lainnya tenaga penunjang.
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai penyedia pelayanan
kesehatan primer, Puskesmas Hutumuri memiliki jaringan layanan dan
sarana penunjang yang berfungsi dengan baik, termasuk di dalamnya
ialah:
 4 Pustu
 7 Poskesdes
 2 rumah dinas dokter
 2 unit mobil puskesmas keliling (Pusling)
 1 unit ambulans

14
H. Situasi Kesehatan Puskesmas Hutumuri
Seperti yang telah disinggung dalam bagian Gambaran Puskesmas
Hutumuri, secara umum dari jumlah kunjungan pada tahun 2014 terdapat
7.058 kunjungan di unit rawat jalan, 601 kunjungan di unit rawat inap,
1.118 kunjungan di unit gawat darurat (tebagi atas kasus True emergency
sebanyak 750, dan False emergency sebanyak 368), serta 60 kunjungan
di unit persalinan/ PONED.6
Variasi kasus atau penyakit-penyakit pada tahun 2013 dan 2014 di
puskesmas Hutumuri tidak memiliki perbedaan. Namun sedikit berbeda
dalam jumlah. Sepuluh penyakit utama yang ditemui adalah infeksi akut
lain pada saluran pernapasan bagian atas, penyakit pada sistem otot dan
jaringan ikat, hipertensi, gastritis, penyakit kulit infeksi, karies gigi, penyakit
kulit alergi, kecelakaan dan rudapaksa, diare dan penyakit infeksi usus
lain.6

I. Pelayanan Kesehatan Dasar Puskesmas Hutumuri


Pelayanan kesehatan dasar yang disediakan oleh puskesmas
Hutumuri terdiri atas pelayanan rawat jalan tingkat pertama, pelayanan
rawat inap tingkat pertama, dan pelayanan pertolongan persalinan.
1. Pelayanan rawat jalan tingkat pertama berupa : konsultasi medis,
laboratorium sederhana, tindakan medis kecil, pemeriksaan gigi,
pemeriksaan ibu hamil/ nifas, menyusui, bayi dan balita, pelayanan
keluarga berencana, dan pemberian obat.
2. Pelayanan rawat inap tingkat pertama berupa : penanganan gawat
darurat, perawatan persalinan dan pasca persalinan, one day care,
tindakan medis yang diperlukan, pemberian obat, pemeriksaan
laboratorium dan penunjang medis lainnya, pertolongan pertama
sebelum rujukan, observasi penderita dalam rangka diagnostik, dan
pelayanan 24 jam.
3. Pelayanan pertolongan persalinan (Puskesmas PONED) berupa :
pemeriksaan kehamilan antenatal care, penatalaksanaan komplikasi

15
kehamilan, penatalaksanaan persalinan, penatalaksanaan komplikasi
persalinan, pelayanan nifas dan bayi baru lahir, penatalaksanaan
komplikasi nifas dan pelayanan KB, pelayanan 24 jam.
4. Puskesmas Keliling setiap hari Rabu dan Kamis setiap minggu ke
wilayah kerja pustu secara bergantian.

J. Pelayanan Puskesmas Hutumuri dengan Pendekatan Gugus


Pulau
Puskesmas Hutumuri merupakan unit pelayanan kesehatan rujukan
di wilayah kerjanya. Dengan adanya puskesmas Hutumuri sebagai
puskesmas perawatan dan puskesmas PONED, aksesibilitas masyarakat
di wilayah terkait dengan fasilitas kesehatan yang lebih memadai, dalam
hal ini fasilitas rawat inap dan persalinan serta gawat darurat, menjadi
lebih mudah dan dekat. Pelayanan kesehatan dengan tujuan mendektkan
akses masyarakat pada penyedia layanan merupakan sasaran dari pola
pelayanan kesehatan sistem gugus pulau.5,10

K. Kendala Yang Dihadapi Puskesmas Hutumuri


Dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagai penyelenggara
pelayanan kesehatan primer di wilayah kerjanya dengan pendekatan
sistem gugus pulau, puskesmas Hutumuri menghadapi kendala. Adapun
masalah yang dikemukakan oleh puskesmas Hutumuri yang dipaparkan
dalam profil puskesmas tahun 2014 terkait dengan pelayanan kesehatan
primer dengan pendekatan gugus pulau.6
1. Tidak adanya koordinasi dan kerjsama lintas sektor dalam segala
program.
2. Kurang aktifnya kunjungan daerah binaan.
3. Masalah kuantitas dan kualitas SDM serta kurangnya sarana dan
prasarana.
4. Tidak adanya sistem tata kelola sampah.
5. Tidak tersedia tempat-tempat sampah institusi.

16
6. Poskesdes yang tidak dimanfaatkan dengan baik.
7. Pustu Rutong dan Leahari yang kosong petugas.

17
BAB III
DISKUSI

Setelah dilakukan pengamatan dan berdasarkan data sekunder,


yang diperoleh selama penulis mengikuti kepaniteraan klinik Ilmu
Kesehatan Masyarakat selama satu minggu di Puskesmas Hutumuri,
didapatkan karakteristik dari puskesmas ini yang ternyata telah
menjalankan pelayanan kesehatan dengan pendekatan gugus pulau.
Puskesmas Hutumuri menjalankan fungsinya sebagai penyedia
pelayanan kesehatan primer atau strata pertama untuk masyarakat di
wilayah kerjanya. Hal ini sesuai dengan yang disebutkan dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia tahun 2014, yakni puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif,
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya.7
Pelayanan kesehatan puskesmas Hutumuri tidak terbatas hanya
pada pelayanan rawat jalan tetapi juga menyediakan layanan rawat inap
dan pertolongan persalinan atau PONED. Sehingga menjadikan
puskesmas Hutumuri sebagai satu-satunya puskesmas perawatan dan
puskesmas PONED di kota Ambon. Pelayanan rawat inap yang
disediakan oleh puskesmas Hutumuri termasuk penanganan kasus gawat
darurat, terbukti dengan data yang menunjukkan sebanyak 1.118
kunjungan di unit gawat darurat (tebagi atas kasus True emergency
sebanyak 750, dan False emergency sebanyak 368) selama tahun 2014
serta perawatan lainnya berupa perawatan persalinan dan pasca
persalinan, one day care, pemberian obat, pemeriksaan laboratorium
pertolongan pertama sebelum rujukan rumah sakit, observasi penderita
dalam rangka diagnostik. Pelayanan-pelayanan tersebut dilakukan selama

18
24 jam. Sedangkan untuk pelayanan pertolongan persalinan (Puskesmas
PONED) terdiri atas pemeriksaan kehamilan antenatal care,
penatalaksanaan komplikasi kehamilan, penatalaksanaan persalinan,
penatalaksanaan komplikasi persalinan, pelayanan nifas dan bayi baru
lahir, penatalaksanaan komplikasi nifas dan pelayanan KB, pelayanan 24
jam. Hal tersebut digambarkan dengan adanya 60 kunjungan masyarakat
di layanan PONED selama tahun 2014. Pelayanan kesehatan tersebut
sesuai dengan definisi dari puskesmas perawatan dalam Kepmenkes RI
No.128/Menkes/SK/II/2004 yang menyebutkan puskesmas perawatan
adalah puskesmas yang diberi tambahan ruangan dan fasilitas untuk
menolong penderita gawat darurat, baik berupa tindakan operatif terbatas
maupun rawat inap sementara.8 Pelayanan puskesmas Hutumuri ini pun
telah sesuai dengan standar dimana puskesmas perawatan merupakan
pusat rujukan antara sebelum di bawa ke rumah sakit. Selain itu,
puskesmas perawatan seperti puskesmas hutumuri sesuai dengan salah
satu kriteria puskesmas pusat gugus.
Dalam kegiatan pelayanan kesehatan, puskesmas Hutumuri juga
memenuhi sasaran yang ingin dicapai dalam pelaksanaan pelayanan
kesehatan berbasis gugus pulau yang dicanangkan oleh Dinas Kesehatan
Provinsi Maluku. Sasaran pola pelayanan yang sudah dilakukan oleh
puskesmas Hutumuri ialah mendekatkan pelayanan kesehatan,
meningkatkan kemampuan dan mutu pelayanan.memperkuat jaringan
pelayanan kesehatan termasuk upaya rujukan serta pelayanan kesehatan.
Dengan jarak 26 Km dari pusat kota dan rumah sakit dengan fasilitas
memadai, masyarakat di kecamatan Leitimur Selatan, seperti Negeri
Hutumuri, Rutong, dan Wailiha tentu akan kesulitan mencapai fasilitas
kesehatan yang memerlukan tindakan gawat darurat dan rawat inap.
Adanya puskesmas Hutumuri memperpendek jalur tersebut,
sehingga aksesibilitas masyarakat wilayah tersebut menjadi lebih mudah.
Di sini puskesmas Hutumuri pun memiliki peran sebagai fasilitas
pelayanan kesehatan rujukan. Hal ini dikemukakan dalam suatu studi

19
yang menyimpulkan bahwa kemudahan mencapai lokasi unit pelayanan
kesehatan rujukan merupakan salah satu faktor pendorong untuk
menggunakan fasilitas pelayanan rujukan.10 Terbukti dengan tingginya
angka kunjungan di puskesmas Hutumuri. Kemudahan mencapai unit
pelayanan rujukan, secara langsung dapat mengurangi biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang lebih baik. 10
Aksesibilias masyarakat terhadap layanan kesehatan primer juga
diberikan puskesmas Hutumuri dengan adanya puskesmas keliling yang
dilakukan dua kali dalam seminggu, secara bergantian di tiap dusun di
wilayah kerja.
Puskesmas Hutumuri juga memiliki peralatan dan sarana
penunjang yang digunakan dalam upaya pelayanan kesehatan dengan
pendekatan gugus pulau. Diantaranya adala peralatan medis yang
memadai seperti alat ultrasonography (USG) yang menunjang fungsi
puskesmas Hutumuri sebagai puskesmas PONED. Tersedia labooratrium
dengan berbagai alat yang dapat membantu diagnosis seperti alat
pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan malaria (mikroskop dan alat
rapid test), pemeriksaan HBSAg untuk hepatitis, hingga alat rapid test
untuk HIV/AIDS. Sarana pendukung yang dimiliki oleh puskesmas
Hutumuri 2 unit mobil puskesmas keliling (Pusling), 1 unit ambulans.
Perlatan serta sarana-sarana tersebut telah sesuai dengan bentuk
operasional konsep pelayanan kesehatan berbasis gugus pulau. 5,10
Ketersediaan peralatan medis yang lebih lengkap, ketersediaan tenaga
kesehatan yang lebih memadai, memberikan persepsi bahwa akan
diperoleh pelayanan kesehatan yang lebih baik.10
Meskipun demikian, ketersediaan peralatan medis, yang termasuk
dalam sarana kesehatan, dan jumlah tenaga kesehatan di puskesmas
Hutumuri digolongkan masih kurang. Hal ini diungkapkan oleh kepala
puskesmas Hutumuri, dan dipaparkan dalam profil puskesmas Hutumuri
mengenai permasalahan situasi kesehatan tahun 2014.

20
Dengan statusnya sebagai puskesmas perawatan, puskesmas
Hutumuri masih kesulitan dengan jumlah SDM 1 orang dokter umum, 8
orang perawat, 4 orang bidan, 1 petugas gizi, 1 petugas sanitarian, 1
petugas farmasi. Jumlah SDM tersebut menyebabkan petugas kesehatan
merangkap beberapa posisi/ pekerjaan. Hal seperti ini yang nampaknya
menimbulkan permasalahan lainnya, seperti pustu Rutong dan Leahari
yang kosong petugas, serta poskesdes yang belum dimanfaatkan
sebagaimana mestinya.6 Sebab petugas yang sama harus juga mengisi
posisi sebagai SDM di puskesmas Hutumuri. Upaya yang dilakukan
dengan menambah petugas kesehatan sukarelawan/honorer juga
tampakny belum terlalu banyak membantu.
Selain itu, masalah lainnya yang dihadapi puskesmas Hutumuri
dalam menjalankan berbagai programnya adalah tidak adanya koordinasi
dan kerjsama lintas sektor.6 Koordinasi dan kerjasama lintas sektor ini
merupakan kerjasama yang terintegrasi dan tekoordinasi antara sektor
kesehatan dengan sektor lain yang terkait, baik formal maupun nonformal.

21
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan perseorangan
tingkat pertama, lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif,
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang baik di wilayah
kerjanya. Puskesmas Perawatan adalah puskesmas yang diberi
fasilitas lebih untuk keadaan gawat darurat (tindakan operatif terbatas
atau rawat inap sementara). Puskesmas pusat gugus adalah
puskesmas yang ditunjuk sebagai pusat rujukan kasus dalam wilayah
gugus pulau tertentu, dengan tujuan memperpendek jarak akses
pelayanan kesehatan. Puskesmas satelit merupakan jaringan
pelayanan kesehatan pusat gugus yang berperan sebagai ujung
tombak pusat gugus.
2. Pelayanan kesehatan sistem gugus pulau adalah untuk mengatasi
keterpencilan melalui prinsip kemandirian dengan cara mendekatkan
pelayanan kesehatan yang menitikberatkan pada sistem regionalisasi
rujukan.
3. Kriteria puskesmas pusat gugus antara lain ialah merupakan
puskesmas rawat inap, memiliki SDM, alat kesehatan dan fasilitas
penunjang lain yang lebih lengkap dan berkualitas, mampu
mengkoordinir program yang dikembangkan di gugus pulau dan
jaringannya, menjadi pusat pendidikan, pemeliharaan dan informasi,
serta menangani masalah-masalah kesehatan di wilayah kerjanya.
4. Kendala yang dihadapi oleh puskesmas Hutumuri guna menyediakan
layanan kesehatan dengan pendekatan gugus pulau terutama
mengenai masalah kuantitas dan kualitas SDM serta kurangnya
sarana dan prasarana sehingga menimbulkan beberapa jaringan
puskesmas ini tidak terisi SDM, seperti pustu Rutong dan Leahari yang

22
merupakan ujung tombak pelayanan, kosong petugas. Hal ini
menyebabkan tidak terbetuknya jenjang rujukan sebagaimana yang
dikembangkan dalam konsep pelayanan kesehatan berbasis gugus
pulau berupa regionalisasi rujukan.

B. Saran
Diharapkan dengan baiknya mutu pelayanan kesehatan primer
dengan pendekatan gugus pulau yang dilakukan oleh puskesmas
Hutumuri, juga ditunjang dengan adanya regulasi dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/ kota yang menguatkan fungsi puskesmas ini sebagai
puskesmas pusat gugus.
Diharapkan agar Puskesmas Hutumuri mendapat perhatian dari
pihak terkait, terutama mengenai SDM yang masih menjadi kendala
pelayanan di puskesmas ini.

23
DAFTAR PUSTAKA

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan menyertakan rujukan


medis pada pasien yang dirujuk ke RSUD. Dr. M. Haulussy (tesis).
Program Magister Hukum Kesehatan Fakultas Hukum Universitas
Gadjah Mada. Jogjakarta: 2014.
2. Lestari Tri Rini Puji. Pelayanan kesehatan di daerah tertinggal,
perbatasan, dan kepulauan. Info Singkat. 2013. V:12(II):9-14.
3. Sangadji Ibrahim. Pembangunan infrastruktur telekomunikasi dan
informatika provinsi Maluku bebasis gugus pulau. Dinas Informasi dan
Telekomunikasi Pemerintah Provinsi Maluku. Disampaikan dalam:
Paparan Narasumber Rapat Kerja Nasional (Rakornas). Ambon:2014.
4. Dinas Kesehatan Provinsi Maluku. Rencana Stategis Tahun 2014-
2019. Ambon: 2014.
5. Dinas Kesehatan Provinsi Maluku. Konsep pelayanan kesehatan
berbasis gugus pulau di Provinsi Maluku. Disampaikan oleh: Kepala
Dinas Kesehatan Provinsi Maluku. Ambon: 2014.
6. Puskesmas Hutumuri. Profil Puskesmas Hutumuri. Ambon: 2014.
7. Kementrian Kesehatan RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat. Kementrian Kesehatan RI. Jakarta: 2014.
8. Kementrian Kesehatan RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Tentang Kebijakan Dasar
Pusat Kesehatan Masyarakat. Kementrian Kesehatan RI. Jakarta:
2004.
9. Taher Akmal. Pelayanan kesehatan Indonesia yang bermutu mudah
dijangkau. Direktorat Jendral Bina Upaya Kesehatan Kementerian
Kesehatan Republik Indonsia. Jakarta: 2014.

24
10. SutiknoBambang. Efektifitas pelayanan kesehatan dengan pendekatan
gugus pulau di gugus Seram Barat (tesis). Universitas Gadjah Mada.
Jogjakarta: 2010.

25
LAMPIRAN

26

Anda mungkin juga menyukai