Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH:
DEPARTEMEN MANAJEMEN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
INDONESIA DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Pada awal kemerdekaan Indonesia sempat terjadi stagnan atau macet dikarenakan
pihak Belanda memblokade barang-barang dari luar Indonesia seperti peralatan
militer dan barang-barang ekspor ke luar negeri dengan tujuan untuk melemahkan
Indonesia. Namun Indonesia tidak menyerah dan terus berusaha bahkan Indonesia
berhasil membuat jalur perdangan baru dengan Amerika Serikat yang bersedia
mengimpor gula, teh karet, dan lain-lain ke Indonesia. Walaupun sempat digagalkan
Belanda namun Indonesia tetap berusaha hingga blokade itu berakhir di tahun 1950
M.
Tercatat Indonesia telah menjadi panggung utama dari tiga forum internasional pada
tahun 2013 : WTO (Organisasi Perdagangan Dunia), APEC (Asia Pasific Economic
Cooperation) Summit (01-08 Oktober 2013, The UN High Level Panel of Eminent
Persons (HLPEP) Post 2015 agenda pembangunan (Maret).
Sebagai negara yang memiliki sumber daya alam melimpah, membuat Indonesia
semakin mengembangkan perindustrian di kancah nasional maupun internasional.
Berkembangaya perindustrian mulai dari industi kecil hingga besar, menghasilkan
barang yang banyak diminati. Indonesia berperan aktif dalam perdagangan
internasional, dimana Indonesia banyak melakukan kegiatan ekspor dan impor.
Sebagai contoh, Indonesia mengekspor Karet, Kopi, Udang ke Belgia. Minyak Bumi,
Kayu, Bahan Makanan, yang diekspor ke Jepang, tidak hanya itu, Indonesia juga
mengekspor dalam bidang jasa seperti tenaga kerja ke Malaysia dan Timur Tengah,
dan masih banyak yang lainnya. Tidak hanya mengekspor barang. Indonesia juga
aktif mengimpor barang seperti Beras yang diimpor dari Vietnam, dan India. Kedelai
diimpor dari Jepang, Gula diimpor dari Thailand, dan Brazil. Kegiatan tersebut
memberi dinamika tersendiri bagi perekonomian negara ini.
Semakin berkembangnya ekonomi Indonesia kearah positif juga menjadi salah satu
daya tarik Indonesia bagi negara-negara asing lainnya untuk mengembangkan
hubungan kerjasama ekonomi dengan Indonesia., seperti China, Jepang, dan
Thailand. Negara-negara tersebut belakangan ini diketahui semakin sering
melakukan dialog ekonomi dengan Indonesia melalui perwakilan masing-masing
negara. Tujuan mereka tentu saja untuk mempelajari kondisi pasar dalam negeri
Indonesia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus berkembang positif, secara
tidak langsung telah menghasilkan keuntungan bagi Indonesia sendiri. Keuntungan
tersebut diperoleh oleh Indonesia melalui peningkatan dalam hubungan kerjasama
ekonomi dengan negara lain. Hubungan kerjasama ekonomi tersebut akan
meningkatkan perekonomian Indonesia, seperti memperluas pasar luar negeri
Indonesia dengan meningkatkan ekspor produk lokal ke negara lain. Selain itu,
investasi yang dilakukan oleh negara asing di Indonesia juga akan meningkat
sehingga angka pengangguran di Indonesia secara perlahan akan berkurang.
Adapun yang di ekspor Indonesia, yaitu Minyak bumi, gas bumi, tembaga, timah
putih, rokok, tekstil, kopi, teh, suku cadang telkom, pupuk, kayu lapis, karet, kayu,
udang, dan tembakau. Adapun yang diimpor Indonesia diantaranya adalah Beras
yang bisanya berasal dari Vietnam dan Thailand, Jagung yang biasanya berasal
dari India, Amerika Serikat, dan Argentina, Gula pasir yang biasanya berasal dari
Malaysia, Korea Selatan dan Thailand, Gula tebu yang biasanya berasal dari
Thailand, El Savador, dan Brazil, Daging ayam yang biasanya berasal dari
Malaysia, Garam yang biasanya berasal dari Australia, German, dan India, Susu
yang biasanya berasal dari Selandia Baru, Australia, dan Amerika Serikat, Bawang
merah yang biasanya berasal dari India, Filipina, dan Thailand, Bawang putih yang
biasanya berasal dari India, China, dan Vietnam, Lada yang biasanya berasal dari
Belanda, Vietnam, dan India.
Berdasarkan data BPS, nilai ekspor Juli 2018 mencapai 16,24 miliar Dolar AS atau
naik 25,19 persen dibandingkan Juni 2018. Trend kenaikan ekspor tersebut biasa
terjadi setelah bulan di mana lebaran berlangsung. Meskipun demikian, nilai impor
Juli 2018 melonjak sangat tajam hingga mencapai 62,17 persen dibandingkan Juni
2018. Nilai impor tersebut mencapai 18,27 miliar Dolar AS. Impor dari Tiongkok
bulan Januari-Juli 2018 tercatat sebesar 10,3 miliar Dolar AS. Angka itu mengalami
kenaikan bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 8,05 Miliar Dolar
AS.
Pada bjlan oktober 2018 data neraca perdagangan Indonesia periode ini kembali
defisit. Dalam rilis yang disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS) defisit neraca
perdagangan pada periode tersebut mencapai sekitar USD1,82 miliar.
kinerja ekspor impor ini sangat berpengaruh pada produk domestik bruto (PDB)
nasional. Oleh sebab itu, diharapkan kedepannya pertumbuhan ekspor jauh lebih
tinggi daripada impor.
Sebagai informasi secara kumulatif, neraca perdagangan Indonesia periode Januari
hingga Oktober 2018 mengalami defisit sebesar USD5,51 miliar. Diterangkan, defisit
ini cukup dalam disebabkan karena defisit transaksi migas sebesar USD10,7 miliar.
DAFTAR PUSTAKA
https://materiips.com/kegiatan-ekspor-impor
https://materiips.com/contoh-barang-ekspor-dan-impor
https://ekbis.sindonews.com/read/1355031/33/respons-sri-mulyani-saat-neraca-
perdagangan-oktober-2018-balik-defisit-1542286625
https://ekbis.sindonews.com/read/1357257/33/neraca-perdagangan-defisit-terus-
pemerintah-kebakaran-jenggot-1543053685
https://yuniyulia50.wordpress.com/2014/06/16/pengaruh-ekspor-impor-dalam-
perdagangan-internasional-untuk-perkembangan-perekonomian-di-indonesia/
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/07/09/di-tingkat-asean-ekspor-
indonesia-di-urutan-kelima
http://ariezkotak.blogspot.com/2016/06/sejarah-perdagangan-indonesia.html