Anda di halaman 1dari 8

TELAAH JURNAL

STASE KEPERAWATAN KMB

Open-label clinical trial comparing the clinical and


economic effectiveness of using a polyurethane
film surgical dressing
with gauze surgical dressings in the care of post-
operative surgical wounds

DI SUSUN OLEH :

VINNA FITRIANA
NIM.1911102412095

PROGRAM PROFESI KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 2019
TELAAH JURNAL

I. Deskripsi Umum
A. Judul Jurnal : Open-label clinical trial comparing the clinical and
economic effectiveness of using a polyurethane film surgical dressing with gauze
surgical dressings in the care of post-operative surgical wounds
B. Penulis Jurnal : Ana Abejo´ n Arroyo, Pablo´ Lo´ pez Casanova,
Jose´ Verdu´ Soriano & Joan-Enric Torra i Bou
C. Nama Jurnal : Int Wound J 2015; 12:285–292
D. Penelaah : Vinna Fitriana

E. Sistematika Penulisan :
Jurnal ini disusun secara sistematis berdasar IMRAD. Terdiri dari abstrak,
pendahuluan, metode, hasil, analisis, diskusi, dan kesimpulan yang disusun secara
urut. Tata bahasa yang digunakan dalam penulisan terstruktur dan mudah
dipahami.

F. Refensi Daftar Pustaka :


Jumlah referensi yang digunakan didalam jurnal ini sebanyak 26 referensi
baik dari buku atau jurnal penelitian. Rentang tahun yang digunakan sebagai
rujukan dari tahun 1992 hingga terbaru 2011.

II. Deskripsi Content


A. Abstrak
Dalam jurnal ini, abstrak disusun secara sistematis dengan komponen
pendahuluan, metode, hasil dan kesimpulan disajikan dalam bentuk paragraf serta
kata kunci dicantumkan oleh penulis dalam jurnal.
Penyusunan abstrak dalam jurnal ini rapi dan memuat lengkap secara ringkas
isi dari penelitian sehingga mudah dipahami. Jumlah pemakaian kata dalam abstrak
sesuai standar yaitu 163 kaa dan 4 kata kunci.

B. Pendahuluan :
1. Masalah Penelitian
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), infeksi terkait layanan
kesehatan (health associated infection/HAI) atau infeksi nosokomi adalah infeksi
yang didapat di rumah sakit yang merupakan penyebab utama morbiditas dan
mortalitas. Tipe HAI yang paling sering terjadi adalah infeksi saluran kemih,
infeksi pernafasan serta infeksi luka operasi. ILO dapat dicegah melalui
peningkatan manajemen luka pasca operasi. Penggunaan pembalut steril pada
luka bedah yang dijahit dianggap sebagai proses aseptik, tujuan utamanya
adalah untuk mencegah bakteri memasuki luka, sehingga mencegah
kontaminasi dan peningkatan risiko infeksi. Beberapa penulis menyoroti
kurangnya konsensus ilmiah mengenai hal ini sehingga perlunya perbandingan
studi dengan pendekatan alternatif untuk mengelola risiko infeksi.

2. Seberapa besar masalah tersebut


Berdasar penelitian WHO yang dilakukan di 5 rumah sakit dari 14 negara,
dilaporkan prevalensi terjadinya infeksi luka setelah operasai adalah sebesar 8-
7 %. Dirilis dari National Institute for Health and Clinical Excellence (NICE) di
Inggris, sekitar 5% dari empat juta orang yang menjalani prosedur bedah di
Inggris setiap tahun mengalami infeksi luka operasi, sementara dari bukti audit
yang terdiri dari pasien dari 13 rumah sakit di Kanada, mengidentifikasi tingkat
ILO sebesar 6%. Poin penting yang perlu diperhatikan adalah bahwa banyak
kejadian ILO yang diyakini tidak dilaporkan, karena banyak infeksi terjadi setelah
keluar dari rumah sakit.

3. Dampak Masalah Jika Tidak di atasi


Pedoman dari Inggris memperkirakan bahwa infeksi dapat menggandakan
durasinya tinggal di rumah sakit, beban tambahan pada staf perawat dan
memerlukan obat-obatan tambahan, meningkatnya biaya perawatan, serta
terganggunya kualitas hidup pasien.

4. Bagaimana Kesejangan terjadi


Dalam pencegahan infeksi pada luka setelah operasi, perlu dilakukan
manajemen luka yang tepat untuk pencegahannya. Pada perawatan luka yang
dilakukan oleh tenaga professional kesehatan, luka perlu di inspeksi secara
visual. Bila luka ditutup dengan balutan kassa dan perekat harus dilepas
terlebih dahulu agar inspeksi dapat dilakukan. Hal ini diyakini memungkinkan
menjadi kesempatan untuk adanya infeksi yang dapat terjadi yang menjadi
penghambat penyembuhan luka operasi, serta penggunaan perekat juga akan
menimbulkan kemerahan dan lebih lanjut dapat menyebakan kulit melepuh.

5. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan metode balutan konvensional
dengan metode balutan dengan penggunaan polyurethane film yang disertai
dengan bantalan penyerap (OPSITE Post Op visible/ OPOV) dilihat dari segi
klinis dan segi ekonomi.

C. Metode Penelitian
1. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode clinical trial.
2. Sampel
Total sampel yang digunakan sebanyak 416 pasien dari 15 rumah sakit di
Spanyol. Sebanyak 199 pasien termasuk ke dalam kelompok kontrol yakni
pasien menggunakan balutan konvensional dengan kassa dan plester dan
217 kedalam kelompok intervensi pasien yang menggunakan polyurethran
film dengan pad (OPOV). Kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut :
a. Kriteria inklusi
1) Pasien berusia 18 tahun ke atas
2) Menyetujui untuk ikut serta dalam penelitian
3) Telah menjalani operasi yang dijadwalkan, menghasilkan luka pasca
operasi yang diharapkan sembuh sebagai tujuan utama
4) Telah menjalani operasi yang mengarah luka dengan tidak adanya
eksudat atau tingkat eksudat rendah hingga tingkat sedang
5) Telah menjalani operasi bersih ( contoh prosedur operasi yang
dieksklusikan operasi dengan infeksi yang tidak diketahui, resiko
infeksi tinggi seperti operasi colorectal)

3. Pengukuran
Untuk pengukuran data, penegakan diagnose infeksi luka operasi
superficial menggunakan protocol monitor infeksi nosocomial pada setiap
daerah dan kriteria CDC sebagai variabel utama penelitian. Untuk variable
sekunder meliputi komplikasi yang berhubungan dengan penggunaan balutan
( khususnya eritema dan kondisi melepuh) dan frekuensi penggantian balutan
selama pasien dirawat. Sebagai variabel tambahan, beberapa hasil yang
berkaitan dengan balutan dilihat selama evaluasi dilakukan dan dinilai
dengan skala likert (1 : skor buruk dan 4: skor paling baik ) yang meliputi :
1. Kemudahan aplikasi
2. Kapasitas dalam mengontrol eksudat
3. Kelekatan
4. Kemudahan balutan untuk dilihat
5. Kemudahan untuk dilepas
6. Ketahanan ketika dibawa mandi
7. Evaluasi keseluruhan oleh professional
8. Evaluasai keseluruhan oleh pasien

4. Analisa Data
Data dianalisis secara statistic dengan software SPSS versi 15. Peneliti tidak
menyebutkan dalam jurnal uji statistic yang digunakan.
5. Hasil Penelitian
a. Kejadian infeksi luka pasca operasi (ILO) superficial yang diidentifikasi
selama pasien dirawat, didapatkan hasil yang signifikan diantara 2
kelompok (p= 0.006). pada luka yang ditutup dengan kassa dan perekat
terdentifikasi sebesar 6.6% sedangkan pada luka yang ditutup dengan
OPOV didapat 1,4% yang mengalami infeksi
b. Dilihat dari komplikasi non-infeksius seperti kemerahan dan timbulnya
lepuhan, pasien dengan OPOV secara signifikan lebih sedikit yang terjadi
dibandingkan dengan pengunaan kassa dan plester. (p= 0.04 & p < 0.01)
c. Dilihat segi performa balutan yang ditetapkan peneliti (Kemudahan
aplikasi, Kapasitas dalam mengontrol eksudat, Kelekatan, Kemudahan
balutan untuk dilihat, Kemudahan untuk dilepas, Ketahanan ketika
dibawa mandi, Evaluasi keseluruhan oleh professional dan Evaluasai
keseluruhan oleh pasien) menunjukkan hasil yang signifikan dimana
penggunaan OPOV didapatkan hasil lebih baik pada semua domain
dibandingkan dengan penggunaan kassa dan Erekat biasa.
d. Dari segi ekonomi, secara unit cost penggunaan OPOV memang lebih
mahal dari penggunaan balutan biasa namun penggunaan balutan
OPOV secara keseluruhan menurunkan total dari biaya perawatan
secara keseluruhan dari penggunaan kassa dan perekat biasa setelah
perawatan operasi.

6. Diskusi
a. Interpretasi peneliti terhadap hasil penelitian
Peneliti menginterpretasikan secara rasional dengan dicantumkan bukti
bukti teori ataupun penelitian yang mendukung perbandingan
penggunaan balutan konvensional dengan balutan OPSITE. Salah satu
penelitian dari Roberts et all dalam penelitian yang berjudul a survey of
postoperative wound dressing practice before and after implementing
national guideline yang menunujkkan hasil bahwa sebesar 6.4%
penggunaan balutan konvensional mengalami infeksi superficial dan 4.8
% mengalami infeksi pada pasien dengan balutan OPSITE.

b. Nilai kepentingan hasil penelitian


Dari hasil penelitian, penggunaan mode balutan baru dengan
polyurethane film dapat menurunkan kejadian dari infeksi luka operasi
superfisial secara drastis dibandingkan dengan penggunaan balutan
konvensional. Peneliti menjelaskan bahwa tidak diragukan bahwa
balutan luka yang lembab membantu proses penyembuhan luka namun
bersamaan dengan penggunaan barrier polyurethane film dan
kemungkinan/kemudahan dalam inspeksi luka secara visual dari luar
dapat menekan angka kejadian infeksi nosocomial meliputi alasan
sebagai berikut :
- Perlindungan efektif luka dari kontaminasi eksternal
- Memungkinkan luka untuk dilakukan inspeksi tanpa memanipulasi
balutan tanpa beresikon adanya infeksi.
- Memperpanjang masa balutan dan meminimalisir manipulasi balutan
Hasil penelitian juga terlihat dari komplikasi noninfeksius berupa
kemerahan dan lepuhan, penggunaan OPOV secara signifikan lebih
sedikit frekuensi terjadinya masalah tersebut dibandingkan dengan
penggunaan balutan konvensional. Komplikasi ini dapat mempengaruhi
kualitas hidup dan dapat menyumbang terjadinya resiko infeksi pada luka
operasi.
Dari segi ekonomi, penggantian balutan luka dengan OPOV lebih
sedikit dilakukan dibandingkan dengan penggunaan balutan
konvensional. Hal ini akan menurunkan total biaya perawatan karena
lebih sedikit dalam frekuensi penggantian balutan dan menghemat dari
waktu perawatan yang dibutuhkan. Bila dilihat secara ekonomi dari segi
resiko terkena infeksi, secara ekonomipun penggunaan balutan model
OPOV akan menurunkan secara drastic dari total biaya yang diperlukan
karena tingkat resiko infeksi yang ebih rendah dibandingkan dengan
balutan biasa. Hal ini akan menghemat biaya dari penggunaan antibiotik
tambahan.
c. Aplikasi hasil penelitian
Peneliti menjelaskan bahwa penggunaan balutan dengan teknik
modern menggunakan polyurethin film OPOV lebih efektif secara klinis
dan ekonomis disbanding dengan cara yang konvensional sehingga
dapat dilakukan sebagai teknik pilihan dalam perawatan luka setelah
operasi.
d. Implikasi keperawatan
1) Menambah pengetahuan dan wawasan bagi perawat dalam
perawatan luka setelah operasi
2) Perawat dapat meneliti lebih lanjut dengan memperbaiki
keterbatasan-keterbatasan yang ditemui dalam penelitian ini.
III. Kelebihan Dan Kekurangan Jurnal
A. Kelebihan
1. Dalam jurnal ini dijelaskan secara lengkap mengenai penelitian yang
dilakukan
2. Rujukan dalam jurnal menggunakan rujukan dari berbagai referensi

B. Kekurangan
1. Peneliti tidak mmenggunakan peneliti/ assesoe penelitian secara blinded
sehingga memungkinkan terjadinya bias karena persepsi dari masing
masing peneliti
2. Kriteria eksklusi tidak dijabarkan

Anda mungkin juga menyukai