Anda di halaman 1dari 11

INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS) DAN

INFEKSI SALURAN REPRODUKSI (ISR)


A. PENGERTIAN
Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi yang terutama ditularkan melalui hubungan
seksual, walaupun tidak ada gejala yang timbul di alat kelamin. Infeksi menular seksual
akan lebih beresiko bila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik
melalui vagina, oral, maupun anal. IMS perlu mendapat perhatian karena dapat
menyebabkan infeksi alat reproduksi yang serius. Bila tidak diobati secara tepat, infeksi
dapat menjalar dan menyebabkan penderitaan, sakit berkepanjangan, kemandulan dan
bahkan kematian. Untuk remaja perempuan, perlu disadari bahwa risiko untuk terkena IMS
labih besar daripada laki-laki sebab alat reproduksinya lebih rentan. Seringkali berakibat
lebih parah karena gejala awal tidak segera dikenali, sedangkan penyakit melanjut ke tahap
lebih parah.

Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) adalah infeksi di alat kelamin, ditularkan dengan/tanpa
hubungan seksual, misalnya infeksi yang diakibatkan kesalahan di dalam prosedur medis.
ISR yang di tularkan tidak melalui hubungan seksual disebabkan overgrowth/pertumbuhan
yang luar biasa kuman/jamur dalam vagina yang a pathogen (Basil doderlien, Stafilokokus,
Sterptokokus, jamur candida) menjadi ganas/pathogen disamping disebabkan alergi
(pembalut cairan pembersih vagina) atau karena pemakaian kontrasepsi dalam Rahim/IUD
pada pasangan usia subur.

IMS dan ISR termaksud HIV/AIDS merupakan penyakit yang berhubungan dengan
perkembangan budaya. Proporsi penderita HIV/AIDS (20-29 tahun) lebih dari separuhnya,
artinya infeksi HIV terjadi pada masa remaja seperlima jumlah penduduk Indonesia, ini
menggambarkan rentannya usia
Remaja terhadap ISR maupun IMS yang berkaitan dengan perilaku, karena terjadi akibat
hubungan seksual yang tidak aman.
B. TANDA/GEJALA, JENIS, PENYEBAB IMS/ISR, PEMERIKSAAN PENUNJANG
DAN PENGOBATAN
Tanda dan Gejala
Berdasarkan tanda-tanda dan gejala klinis yang timbul maka IMS/ISR dibedakan menjadi :
1. IMS yang ditandai dengan keluarnya cairan berwarna putih, kuning atau kehijauan
seperti nanah dari alat kelamin, yaitu : Gonore, Uretritis atau servistis non spesifik,
kandidasis, bacterial vaginosis dan Trikomoniasis
2. IMS yang ditandai dengan adanya luka atau koreng alat kelamin, yaitu : Sifilis, Ulkus
molle, Limpogranuloma venerium, Granuloma inguinale dan Herpes genitalis.
3. IMS yang ditandai dengan adanya tumbuhan seperti kutil atau jengger ayam pada alat
kelamin yaitu : moloskum kontagiosum dan kondiloma akuminata.
4. Selain tanda-tanda tersebut, IMS yang lebih lanjut sering disertai dengan tanda-tanda
benjolan atau pembengkaan kelenjar pada lipat paha, pembengkakkan buah zakar pada
laki-laki, serta nyeri perut bawah pada wanita.

Jensi IMS/ISR bedasarkan kuman penyebab


1. Bakteri yaitu:
- Gonore disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae
- Urethritis (infeksi saluran kencing) non spesifik terutama disebabkan oleh
Chlamydia trachomatis
- Sifilis disebabkan oleh Treponema Pallidum
- Ulkus molle disebabkan oleh Haemophilus ducreyi
- Granuloma inguinale disebabkan oleh Calymmatobacterium granulomatis
- Limpogranuloma venerum disebabkan oleh Chlamdia trachomatis
2. Virus yaitu:
- Herpes genitelis disebabkan oleh Herpes simplex virus
- Kondiloma akuminata disebakan oleh Molluscum contagiosum virus
- AIDS disebabkan oleh Human immunodeficiency virus
- Hepatitis B dan C disebabkan oleh Hepatitis virus tipe B dan C
3. Parasite yaitu:
- Trikomoniasis disebabkan oleh Trichomoniasis vaginalis
- Scabies/kudis disebabkan oleh Sarcoptes scabiei
- Pedikulosis pubis disebabkan oleh Phthirus pubis
4. Jamur yaitu:
- Kandidosis vaginalis disebabkan oleh Candida albicans

Bakteri

a. Gonore (GO)/kencing nanah/kepatil


 Definisi : Gonore mencakup semua infeksi yang disebabkan oleh Neisseria
gonorrhoeae
 Masa tunas 2-5 hari (berarti 2-5 hari sebelumnya terjadi kontak seksual tersangka)
pada pria; sedangkan pada wanita sulit ditentukann oleh karena pada umumnya tidak
menimbulkan keluhan atau gejala.

 Keluhan :
Laki-laki:
Berupa rasa gatal dan panas pada saat kencing, keluar cairan/nanah(kental berwarna
kuning kehijauan) secara spontan dari saluran kencing, ujung penis tampak merah,
bengkak dan menonjol keluar.

Perempuan:
Sebagian besar tidak menimbulkan keluhan atau keluar cairan keputihan berwarna
kuning kehijauan dan kental, kadang-kadang disertai rasa nyeri saat kencing.

 Komplikasi:
Yang sering terjadi pada laki-laki adalah infeksi pada testis atau buah zakar, saluran
sperma ehingga bisa menimbulkan penyempitan dan berakhir kemandulan. Pada
wanita bisa terjadi penjalaran infeksi ke Rahim dan saluran telur sehingga dapat
menyebabkan kemandulan. Bila mengenai ibu hamil dapat menularkan ke bayi saat
melahirkan sehingga menyebabkan infeksi pada mata yang dapat menyebabkan
kebutaan.
b. Infeksi Genital Nonspesifik/Urethritis Nonspesifik
 Definisi : Infeksi genital nonspesifik (IGNS) merupakan infeksi traktus genital
yang disebabkan oleh penyebab yang spesifik. Paling banyak disebabkan
Chlamydia trachomatis dan Ureaplasma ureallyticum. Istilah ini lebih sering
dipakai untuk wanita, sedangkan untuk pria dipakai istilah urethritis nonspesifik
(UNS).
 Masa tunas biasanya lebih lama dibandingkan dengan gonore, yakni 1-3 minggu
atau lebih.
 Keluhan:
Laki-laki:
 Mirip gonore, tetapi lebih ringan, duh tubuh tidak begitu banyak dan lebih
encer.
 Keluarnya cairan dari saluran kencing yang bersifat encer terutama pada pagi
hari (morning drop), kadang-kadang disertai rasa sakit saat kencing dan bila
infeksi berlanjut akan keluar cairan bercampur darah.
Perempuan:
 Sebagian besar tidak menimbulkan keluhan, kadang-kadang ada keluhan
keputihan (cairan encer putih kekuningan), nyeri pada daerah rongga
panggul, perdarahan setelah berhubungan seksual.
 Komplikasi pada laki-laki : Infeksi saluran air mani/kemandulan, sakit buang air
kecil. Komplikasi pada perempuan: infeksi saluran telur/kamandulan, radang
saluran kencing, ketuban pecah dini/bayi premature (kehamilan).
c. Sifilis (raja singa)
 Definisi : Stifilis ialah infeksi yang disebabkan oleh Treponema pallidum dan
bersifat kronis, dapat menyerang semua organ tubuh dan dapat menyerupai banyak
penyakit.
 Masa tunas berkisar antara 10-90 hari.
 Keluhan:
1. Stadium I (stifilis primer): timbul antara 2-4 minggu setelah kuman masuk.
Ditandai dengan adanya benjolan kecil merah biasanya 1 buah, kemudian menjadi
luka atau koreng yang tidak disertai rasa nyeri. Pada stadium ini biasanya disertai
pembengkaan kelenjar getag bening regional (sesuai dengan lokasi sifilis
primernya). Luka atau koreng tersebut akan hilang secra spontan meski tanpa
pengobatan dalam waktu 3-10 minggu, tetapi penyakitnya akan berlanjut ke
stadium II.
2. Stadium II (stifilis sekunder): stadium ini terjadi setelah 6-8 minggu dan bisa
berlangsung sampai 9 bulan. Kelainan dimulai denga adanya gejala nafsu makan
yang menurun, demam, sakit kepala, nyeri sendi. Pada stadium ini juga muncul
gejala menyerupai penyakit kulit lain berupa bercak merah; benjolan kecil-kecil
seluruh tubuh, tidak gatal, kebotakan rambut danjuga dapat disertai pembesaran
kelenjar getah bening yang bersifat menyeluruh. Stadium laten dini: bila stifilid
sekunder tak diobati, setelah beberapa minggu atau bulan gejala-gejala akan
hilang seakan-akan sembuh spontan. Namun infeksi masih berlangsung terus dan
masuk ke stadium laten lanjut.
Stadium laten lanjut: setelah 1 tahun, sifilis masuk ke stadium laten lanjut yang
dapat berlangsung bertahun-tahun.
3. Stadium III (sifilis tersier): umumnya timbul antara 3-10 tahun setelah infeksi.
Ditandai dengan 2 macam kelainan yaitu berupa kelainan yang bersifat destruktif
pada kulit, selaput lender, tulang sendi serta adanya radang yang terjadi secara
perlahan-lahan pada jantung, system pembuluh darah dan syaraf.
 Komplikasi: pada kehamilan terjadi sifilis kongenital (bisa abortus, kematian janin
atau lahir dengan kerusakan kulit, hati, limpa dan keterbelakangan mental).
d. Ulkus Mole/Chancroid
 Definisi: Ulkus mole ialah infeksi genitas akut, setempat, yang disebabkan oleh
Haemophylus ducreyi
 Masa tunas berkisar antara 2-35 hari, dengan waktu rata-rata 7 hari.
 Keluhan
1. Tidak didahului dengan gejala prodromal sebelum timbulnya luka atau ulkus.
2. Luka biasanya lebih dari 1 buah, nyeri (terutama bila terkena pakaian atau
urin), dengan tanda radang yang jelas, benjolan dilipatan paha (sakit/mudah
sekali pecah), meninggalkan ulkus (luka cekung yang dalam) dan terjadi
kematian jaringan disekitarnya.
 Komplikasi: abses kelenjar lipat paha, fistula uretra.
e. Granuloma Inguinale/Donovanosis
 Definisi: penyakit yang disebabkan oleh bakteri Calymmatobacterium granulomatis.
Saat ini penyalit ini hamper tidak pernah ditemukan lagi di Indonesia, dahulu
penyakit ini banyak ditemui di daerah papua.
 Masa tunas: 8-80 hari
 Keluhan:
1. Kelainan dimulai dengan benjolan tunggal atau banyak, merah, lembek, kadang-
kadang mirip bisul, sangat gatal.
2. Kelainan ini dengan cepat pecah menjadi luka dengan tepi yang meninggi, berbau
amis dan mudah berdarah
 Komplikasi: akibat terjadinya jaringan ikat atau fibrosis pada pembuluh getah bening
akan timbul pembengkaan genital, sumbatan uretra, vagina atau lubang anus.
f. Limfogranuloma Venerum (Bubo)
Definisi: Limfogranuloma venerum (LGV) atau bubo ialah infeksi menular seksual yang
mengenai system saluran pembuluh limfe dan kelenjar limfe, yang disebabkan oleh
Chlamydia trachomatis L1, L2, dan L3. Penyakit ini pada saat ini sudah jarang ditemukan
di Indonesia
 Masa tunas antara 3-20 hari
 Keluhan:
1. Biasanya dimulai dengan bintik/lentingan kecil, yang dalam waktu singkat kemudian
menjadi erosi/luka yang kadang-kadang tidak disadari oleh penderita karena tidak
nyeri dan sembuh sendiri dalam waktu singkat.
2. Dalam waktu antara 1-4 minggu setelah luka tersebut sembuh akan timbul
pembengkaan kelenjar lipat paha yang disertai rasa nyeri, keras, berbentuk seperti
sosis.
 Komplikasi: pada stadium lanjut pada laki-laki dapat menyebabkan pembengkakan penis
dan skrotum sedang pada wanita menyebabkan pembengkakan bibir kemaluan.
g. Vaginosis Bakterial
 Definisi: Vaginosis bacterial ialah gejala klinis akibat pergantian Lactobacillus spp
yang merupakan flora normal vagina, dengan bakteri anaerob dan konsentrasi tinggi
 Masa tunas sulit ditentukan, karena penyebabnya bukan organisme tunggal
 Keluhan:
Dapat tanpa gejala keputihan atau dengan sedikit keputihan yang mempunyai bau
amis seperti ikan, terutama setelah berhubungan seksual

Virus :

a. Herpes Genitalis
Definisi Herpes genitalis ialah infeksi pada genital yang disebabkan oleh Herpes
simplex virus (HSV), terutama HSV tipe-2, yang sering bersifat berulang.
Masa tunas berkisar antara 3-7 hari, tetapi dapat lebih lama.
Keluhan:
 Rasa seperti terbakar dan gatal, beberapa jam sebelum timbulnya lesi
 Kadang-kadang disertai gejala umum, misalnya lemes, demam dan nyeri
otot
 Timbul gelembung-gelembung yang berkelompok dengan dan mudah
pecah
 Gejala pada lesi awal dapat lebih berat dan lama
 Pada bentuk ulang (rekurens), biasanya didahului oleh faktor pencetus,
misalnya stress psikis, trauma, koitus yang berlebihan, makanan yang
merangsang, alcohol, obat-obatan dan beberapa hal yang sulit diketahui
 Komplikasi: kanker leher Rahim, kehamilan lahir muda, kelainan kongenital dan
kematian.
b. Kondiloma akuminata/ Jengger ayam/Kutil kelamin
 Definisi: kondilomata akuminata ialah infeksi menular seksual yang disebabkan
oleh Human Papilloma virus (HPV)
 Masa tunas berkisar antara 1-8 bulan (rata-rata 2-3 bulan)
 Keluhan:
 Pada daerah yang sering terkena trauma saat berhubungan seksual, tumbuh
bintil-bintil yang runcing seperti kutil, dapat membesar sehingga
menyerupai jengger ayam
 Pada wanita, sering bersamaan dengan gejala keputihan: sedangkan pada
pria, terutama dijumpai pada yang tidak disirkumsisi atau dengan imunitas
terganggu
 Komplikasi: kanker leher Rahim atau kanker kulit disekitar kulit kelamin
c. Hepatitis B dan C
 Penyebab: virus hepatitis B dan C
 Masa tunas: 1-6 bulan
 Gejala-gejala: kuning (mata/kulit). Lesu dan lemah, pembesaran hati, kembung,
mual.
 Hepatitis C: lebih cepat dan lebih berat, kanker hati dan kematian.
 Penularan: kontak cairan tubuh penderita (hubungan seks, pemakai NAPZA suntik,
transfuse darah dan lain-lain)
 Penanganannya: konsul penyakit dalam

PARASIT:

a. Trikomoniasis
Definisi: Trikomoniasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasite
Trichomonas vaginalis.
Masa tunas sukar untuk dipastikan, berkisar antara 3-28 hari.
Keluhan:
 Sering tanpa gejala, kalau ada biasanya berupa duh tubuh vagina yang
banyak dan berbai, warna kuning hijau, kadang-kadang berbusa. Kadang-
kadang duh tubuh yang banyak menimbulkan keluhan gatal dan perih pada
vulva dan kulit di sekitarnya dan nyeri buang air kecil. Pada laki-laki
jarang memberikan keluhan, bila ada gejalanya berupa urethritis ringan.
 Keluhan lain, dapat berupa dyspareunia, pendarahan pasca koitus dan
pendarahan intermenstrual.

JAMUR:

a. Kandidosis Vaginalis
Definisi: Kandidosis vaginalis ialah infeksi pada vagina yang disebabkan oleh
jamur Candida (paling sering spesies albican), apatogen tetapi dapat menjadi
pathogen. Infeksi ini dapat ditularkan melalui hubungan seksual atau karena
kondisi tertentu (stress, kelelahan, IUD yang lama pada pasangan usia subur).
Masa tunas sukar diketahui, oleh karena penyakit ini mempunyai faktor pemicu,
antara lain kehamilan, penyakit kencing manis, iritasi setempat, pemakaian obat-
obatan (golongan imunosupresif, antibiotika, konstrasepsi hormonal).
Keluhan:
 Pada keadaan normal, jamur ini terdapat di kulit maupun di dalam liang
kemaluan perempuan.
 Tetapi pada keadaan tertentu, jamur ini meluas sedemikian rupa sehingga
menimbulkan keputihan berwarna putih seperti susu, bergumpal, tidak
berbau atau berbau asam, disertai rasa gatal panas dan kemeraham sekitar
kelamin.
C. PENCEGAHAN DAN MITOS IMS/ISR
Pencegahan:
 Menunda berhubungan seks diatas 20 tahun karena seggama pertama pada umur 15-
20 tahun paling beresiko mencetus keganasan leher Rahim.
 Berperilaku sehat termasuk menjaga kebersihan alat reproduksi seperti: celana tidak
ketat, sering berganti pakaian dalam yang bersih, bahan celana dalam dari katun yang
mudah menyerap keringat dan berperilaku seksual yang sehat
 Hindari seks pranikah, berganti-ganti pasangan,
 Mencari informasi yang bener tentang resiko penularan IMS.
 Gunakan kondom ketika jika berperilaku seksual beresiko tinggi.
 Segera berobat bila ada gejala-gejala IMS.
 Jangan mengobati diri sendiri dengan antibiotic tanpa resep dokter

Mitos

 IMS dapat diobati dengan minum ciproxin, supertetra, amoksisilin dan lain-lain.
Penyakit memerlukan obat tertentu sesuai kuman penyebabnya. Pengobatan yang
tidak tepat, menyebabkan kuman menjadi kebal dan sulit disembuhkan.
 Berhubungan seks dengan perawan dapat mengobati penyakit kelamin, justru
sebaliknya akan menularkan pada pasangan.
 IMS dapat dicegah dengan mencuci alat kelamin, sabun/desinfektans dapat
mencegah IMS, cuci vagina menurunkan resiko tertular karena kadar keasaman
vagina berkurang.
D. DAMPAK IMS/ISR
Dampak IMS bagi Remaja perempuan dan laki-laki:
Secara Fisik
1. Infeksi alat reproduksi akan menurunkan kualitas ovulasi sehingga akan mengganggu
siklus dan banyaknya haid serta menurunkan kesuburan
2. Peradangan alat reproduksi ke organ yang lebih tinggi yang dapat meningkatkan
kecenderungan terjadi kehamilan di luar Rahim (Obsgin, Unpad 1948)
3. Melahirkan anak dengan cacat bawaan seperti katarak, gangguan pendengaran,
kelainan jantung dan cacat lainnya.
4. Kanker leher Rahim (Carcinoma Cervix Uteri)
 Peringatan pertama penyebab kematian karena keganasan setelah kanker
payudara
 Predisposisi: kontak leher Rahim dengan sperma yang bersifat basa sejak usia
muda dan berganti-ganti pasangan, rokok, ekonomi dan nutrisi
 Periode laten terjadi keganasan: 30 tahun
 Gejala: keputihan berbau khas, nyeri dan tanda-tanda keganasan
5. Bekas bisul/nanah di daerah alat kelamin dapat mengganggu kualitas hubungan
seksual di kemudian hari karena menimbulkan rasa nyeri dan tidak nyaman waktu
berhubungan seks.
6. Nyeri waktu kencing (dysuria) karena peradangan mengenai saluran kemih
7. Gejala neurologi/gangguan syaraf (stadium lanjut Sifilis)
8. Lebih mudah terinfeksi HIV
9. Kemandulan (perlengketan saluran reproduksi dan gangguan produksi sperma)

Secara Psikolog

1. Rendah diri
2. Malu dan takut sehingga tidak mau berobat yang akan memperberat penyakit atau bahkan
mencoba mengobati sendiri sehingga jenis dan dosis tidak tepat yang justru akan
memperberat penyakitnya terjadi resistensi obat
3. Gangguan hubungan seks setelah menikah karena takut tertular lagi atau takut
menularkan penyakit pada pasangannya.

Anda mungkin juga menyukai