ELEKTROANALISIS
ION SELEKTIF ELEKTRODA
Oleh :
Nama : Mutiara Alfiyah
NIM : 161810301053
Kelas/Kelompok : A/1
Asisten : Rizki Diah K.
E= Eo + S log (A)...............................................(2.1)
dengan:
E= Potensial terukur
Eo= Potensial referensi
A= Jumlah ion K dalam larutan
S= slope elektroda
(Aprilita dan Dwi, 2000).
BAB 3. METODOLOGI PERCOBAAN
Larutan Konsentrasi
Larutan ISA
Terendah
- ditambahkan
ISA
- diaduk hingga homogen
- -dicelupkan
dianalisis potensiometri dengan
elektroda dan ion
diukur
selektif elektroda
potensialnya
- dicatat nilai potensialnya
- dilakukan hal yang sama pada setiap
konsentrasi dan pada sampel
sebanyak tiga kali
Data Potensial
4.1 Hasil
No. Larutan Beda potensial rata-rata Konsentrasi sampel
1. 1 ppm 163,4 mV
2. 10 ppm 172,2 mV
3. 100 ppm 187,9 mV 58 ppm
4. 1000 ppm 194,9 mV
5. Sampel 163,8 mV
4.2 Pembahasan
Percobaan kali ini adalah tentang ion selektif elektroda yang merupakan
suatu jenis elektroda yang terbuat dari membran yang sangat selektif untuk
merespon adanya suatu ion dalam larutan, gas dan ion dalam suatu campuran
senyawa. Selektivitas yang digunakan berdasarkan pada mekanisme perpindahan
ion melalui membran. Jenis elektroda yang digunakan dalam ion selektif elektroda
terbuat dari bahan membran yang dimasukkan dalam sampel yang akan diuji.
Proses transfer atau pertukaran ion dari elektroda pada metode ini tidak serupa
dengan elektroda yang berasal dari logam. Proses transfer pada metode ini melalui
arus yang terbawa oleh mobilitas ion yang bergerak melalui membran pada
elektroda dari suatu larutan pembanding. Sifat selektivitas dari elektroda jenis
membran terhadap jenis ion tertentu ini ditentukan oleh mobilitas dari ion tersebut
untuk dapat melalui elektroda membran (Purwadi, 2000). Percobaan ini bertujuan
untuk mempelajari teknik potensiometri langsung dalam pengukuran konsentrasi
analit dan mengukur konsentrasi ion K+ dalam larutan sampel dengan
menggunakan elektroda selektif potassium.
Percobaan ini dilakukan dengan membuat larutan standar K+ dengan
berbagai variasi konsentrasi. Variasi konsentrasi ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh konsentrasi terhadap nilai potensial yang diperoleh. Akuades pada
perlakuan ini digunakan sebagai pelarut karena dapat melarutkan garam
potassium dengan baik. Persaman reaksi pengenceran KCl dengan akuades
sebagai berikut:
KCl(aq) K+(aq) + Cl-(aq)……….............…..........…….(4.1)
Larutan standar potassium kemudian ditambahkan dengan larutan ISA
(Ionic Strength Adjustor). Penambahan larutan ISA bertujuan untuk menjaga
kekuatan ion larutan yang akan dianalisis agar hasil yang diperoleh dapat stabil
dan presisi. Larutan ISA yang digunakan dalam percobaan ini adalah larutan
NaCl. Larutan NaCl digunakan sebagai larutan ISA karena NaCl merupakan
garam dengan kekuatan ionik yang tinggi dan menyebabkan perbedaan ion-ion
kedua larutan yang berkonsentrasi berbeda dapat diabaikan sehingga kekuatan
ionnya konstan. Persamaan reaksi dari penambahan ISA pada KCl adalah sebagai
berikut:
KCl(aq) + NaCl(aq) KCl(aq) + NaCl(aq)...........................(4.2)
Reaksi tersebut menunjukkan adanya persamaan kekuatan ion saat larutan ISA
ditambahkan. Penambahan Larutan ISA kemudian diaduk agar campuran menjadi
homogen. Larutan yang sudah homogen dapat menghasilkan beda potensial
dengan nilai maksimal sehingga dapat meminimalisir adanya kesalahan
pengukuran.
Larutan standar yang telah homogen selanjutnya diukur pontensialnya
menggunakan mV meter. Teknik yang digunakan adalah teknik potensiometrik
langsung yang merupakan pengukuran potensial tanpa melalui proses titrasi.
Proses ini dilakukan dengan menggunakan elektroda yang terdiri dari elektroda
kerja dan elektroda pembanding. Elektroda yang digunakan dalam percobaan ini
adalah elektroda selektif potassium sebagai elektroda kerja dan elektroda Li-asetat
sebagai elektroda referensi. Elektroda selektif potassium digunakan dalam
percobaan kali ini karena konsentrasi ion dalam sampel yang akan diukur adalah
ion potassium, sehingga dapat lebih selektif dan spesifik dalam pengukurannya.
Elektroda kerja akan menghitung beda potensial larutan berdasarkan banyak ion
K+ dalam larutan. Ion K+ pada saat mV meter bekerja akan bermigrasi dan
menempel pada elektroda K+ (elektroda kerja), semakin banyak K+ yang
menempel pada elektroda kerja maka nilai beda potensialnya akan semakin besar.
Elektroda referensi yang digunakan adalah elektroda Li-asetat karena nilai
potensial yang dimiliki elektroda ini telah diketahui sehingga dapat digunakan
sebagai pembanding dalam analisis.
Pengukuran beda potensial dilakukan dengan mencelupkan elektroda
dalam larutan tanpa menyentuh dasar gelas, karena elektroda potassium bersifat
sensitif. Perlakuan itu juga bertujuan agar membran elektroda bebas berinteraksi
dengan ion-ion dari larutan yang dianalisis. Larutan standar diukur mulai dari
konsentrasi terendah ke konsentrasi tertinggi. Proses ini dilakukan agar data yang
diperoleh sesuai dan juga menghindari kontaminasi konsentrasi apabila
pengukuran dilakukan dari konsentrasi tertinggi. Pengukuran dilakukan secara
triplo untuk mendapatkan hasil yang presisi dan data yang diperoleh akurat.
Pengukuran dari larutan satu ke larutan yang lain disertai dengan pencucian
elektroda terlebih dahulu dengan akuades. Pencucian dengan akuades bertujuan
agar elektroda yang akan digunakan sebagai analisis terbebas dari pengotor
maupun larutan sebelumnya sehingga nilai potensial yang dihasilkan murni dari
larutan yang akan dianalisis. Akuades digunakan dalam pencucian elektroda
karena akuades merupakan pelarut dari larutan standar potassium sehingga dapat
melarutkan sisa larutan standar potassium yang masih terdapat pada ujung
elektroda. Akuades juga bersifat netral sehingga tidak mempengaruhi proses
pengukuran.
Nilai beda potensial yang diperoleh kemudian diplotkan dalam kurva
kalibrasi beda potensial vs log konsentrasi. Kurva kalibrasi digunakan untuk
mengetahui hubungan kelinearan dari konsentrasi larutan dengan potensial yang
dihasilkan dari berbagai variasi konsentrasi larutan standar. Persamaan garis dari
hubungan konsentrasi dan potensial pada kurva kalibrasi juga digunakan sebagai
dasar perhitungan dalam penentuan konsentrasi ion potassium dalam larutan
sampel. Kurva kalibrasi yang terbentuk dari percobaan ini dapat dilihat pada
gambar 4.1 berikut :
KURVA KALIBRASI KCl
250 y = 10.99x + 163.14
R² = 0.9789
Potensial 200
150
100 Series1
50 Linear (Series1)
0
0 1 2 3 4
Log [C]
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Pengukuran konsentrasi analit dapat dilakukan dengan teknik potensiometri.
Pengukuran dilakukan dengan mencelupkan elektroda kerja dan elektroda
referensi ke dalam larutan yang akan dianalisis. Elektroda selektif potassium
dan elektroda Li-asetat dicelupkan pada larutan standar potassium. Beda
potensial akan terbaca pada mV meter dan hasil yang diperoleh dapat dibuat
kurva kalibrasi untuk menentukan konsentrasi sampel.
2. Konsentrasi potassium dalam larutan sampel diukur dengan prinsip ion
selektif elektroda. Nilai beda potensial yang didapatkan dari pengukuran
sampel dimasukkan dalam persamaan garis yang didapatkan dari kurva
kalibrasi. Konsentrasi potassium dalam sampel pada percobaan kali ini yaitu
sebesar 58 ppm.
5.2. Saran
Saran untuk percobaan ini yaitu sebaiknya pada pengukuran beda potensial,
larutan yang akan digunakan dipastikan untuk tetap homogen agar tidak
mempengaruhi hasil pengukuran. Elektroda yang digunakan juga perlu
diperhatikan posisinya dan penempatannya dalam larutan. Elektroda yang kurang
tercelup akan menghasilkan nilai beda potensial yang dihasilkan rendah.
Elektroda juga perlu dicuci dengan bersih setiap pergantian larutan untuk
mencegah adanya interferensi dalam proses pengukuran.
DAFTAR PUSTAKA
Aprilita dan Dwi. 2000. Teknik Dasar Pengukuran Potensial Listrik. Jakarta:
Erlangga.
Basset, J, et al. 1994. Buku Ajar Vogel; Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik.
Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.
Cristian. 1999. Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia.
Farida, et al. 2015. Perbandingan Metode Analisis Potensiometrik dengan
Gravimetrik dengan Penentuan Angka Banding U/O. Jakarta : Jurnal Ilmiah
Daur Bahan Bakar vol. 5
Haryadi,W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Mulder, M. 1996.Basic principles of membrane technology, 2nd ed. Dordrecht:
Kluwer Academic Publisher.
Morf W. E. 1981. The Principles Of Ion-Selective Electrodes And Of Membrane
Transport. Amsterdam: Elsevier Scientific Publishing Company.
Purwadi. 2000. Elektroda Selektif Ion Larutan Elektrolit. Yogyakarta: UGM
Press.
Putro, P.K. 2004. Penentuan Kadar Florida dan Klorida dalam Sebuk UO2 secara
Potensiometrik Elektroda Ion Selektif dengan Menggunakan Teknik
Pirohidrolisis. Prosiding Presentasi Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir V.
Batan Jakarta
ScienceLab. 2018. Material Safety Data Sheet of Sodium chloride [Serial Online].
www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9924359 (diakses pada tanggal 26
Oktober 2018).
ScienceLab. 2018. Material Safety Data Sheet of Pottasium. [Serial Online].
www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9924923 (diakses pada tanggal 26
Oktober 2018).
ScienceLab. 2018. Material Safety Data Sheet of Water MSDS. [Serial Online].
www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927321(diakses pada tanggal 26
Oktober 2018).
Skoog, Douglas A., dkk. 1996. Principles of Analysis, 4th ed. New York:
Saunders College Publishing.
Tim Penyusun. 2018. Penuntun Praktikum Elektroanalisis. Jember: Universitas
Jember.
LAMPIRAN
150
100 Series1
Linear (Series1)
50
0
0 1 2 3 4
Log [C]
B. Penentuan Konsentrasi Sampel Jeruk Nipis
Y = 10,99x + 163,1
163,8 = 10,99x + 163,1
0,7 = 10,99x
X = 0,064
Log [C] = 0,064
[C] = 1,16
Konsentrasi = [C] x Faktor Pengenceran
= 1,16 x 50
= 58 ppm