Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

ELEKTROANALISIS
ION SELEKTIF ELEKTRODA

Oleh :
Nama : Mutiara Alfiyah
NIM : 161810301053
Kelas/Kelompok : A/1
Asisten : Rizki Diah K.

LABORATORIUM KIMIA ANALITIK


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2018
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Elektroda selektif ion merupakan salah satu jenis elektroda yang
digunakan untuk menentukan ion dalam larutan. Selektivitas yang digunakan
berdasarkan pada mekanisme perpindahan ion melalui membran. Membran
merupakan lapisan tipis semipermeabel yang memisahkan dua fasa berdasarkan
permeabilitas yang terkontrol. Reaksi saat terjadi interaksi dengan larutan analit
akan membuat bahan aktif membran mengalami disosiasi menjadi ion-ion bebas
antarmuka membran dengan larutan. Anion yang terdapat dalam larutan dapat
melewati batas antarmuka membran dengan larutan yang tidak bercampur,
sehingga menyebabkan reaksi pertukaran ion dengan ion bebas pada sisi aktif
membran hingga mencapai kesetimbangan elektrokimia (Aprilita dan Dwi, 2000).
Elektroda selektif ion bekerja berdasarkan konversi potensial yang diukur
secara reversible pada kekuatan ion larutan atau analit. Penggunaan sensor berupa
membran dalam elektroda selektif ion ini memiliki kelebihan yaitu dapat memberi
respon yang sangat selektif terhadap ion target yang akan meningkatkan akurasi
dari data yang diperoleh saat menguji secara kuantitatif. Komponen senyawa aktif
pada permukaan membran harus memiliki kemampuan untuk saling berinteraksi
dengan analit sehingga membran dalam elektroda mampu bekerja secara
optimum. Reaksi membran dalam elektroda ion selektif harus berjalan secara
bolak balik, cepat, dan selektivitasnya yang tinggi (Mulder, 1996).
Metode potensiometri terutama elektroda selektif ion memiliki aplikasi
yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Metode ini dapat digunakan dalam
bidang makanan untuk mengetahui kadar ion dalam air dan makanan. Metode ini
juga digunakan dalam analisis di bidang kesehatan yaitu untuk mengontrol proses
industri, mengontrol lingkungan, dan industri. Metode ini dapat digunakan untuk
mengetahui jumlah ion nitrat, nitrit, fosfat, ammonium, sianida, klorida, florida,
kalsium, magnesium dan ion logam lain pada air minum, limbahi ndustri, atau
pencemaran lingkungan yang lain.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam percobaan mengenai ion
selektif elektroda yaitu:
1. Bagaimana teknik potensiometri langsung dalam pengukuran konsentrasi
analit?
2. Bagaimana mengukur konsentrasi ion K+ dalam larutan sampel dengan
menggunakan elektroda selektif potassium?

1.3 Tujuan Percobaan


Tujuan dilaksanakannya percobaan mengenai ion selektif elektroda ini
yaitu sebagai berikut:
1. Mempelajari teknik potensiometri langsung dalam pengukuran konsentrasi
analit.
2. Mengukur konsentrasi K+ dalam larutan sampel dengan menggunakan
elektroda selektif potassium.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Material Safety Data Sheet (MSDS)


2.1.1 Akuades (H2O)
Akuades merupakan air yang dimurnikan melalui proses distilasi. Akuades
merupakan senyawa kimia yang memiliki rumus H2O. Sifat fisik akuades
diantaranya adalah berwujud cair, tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau.
Akuades memiliki pH sebesar 7, memiliki titik didih 100oC, tekanan uap sebesar
2,3 kPa, dan berat molekul 18,02. Akuades tidak menimbulkan bahaya, karena
akuades tidak mengiritasi kulit, mata,dan juga tidak berbahaya untuk paru-paru
(ScienceLab, 2018).
2.1.2 Kalium (K)
Kalium merupakan bahan kimia yang dikenal dengan nama potassium dan
memiliki rumus kimia K. Logam kalium berwujud padatan berwarna putih keabu-
abuan yang memiliki titik didih sebesar 765,5 oC, titik leleh sebesar 63,2 oC, dan
berat molekul sebesar 39,102 g/mol. Kalium dapat larut dalam ammonia,
etilendiamin dan anilin. Kalium reaktif terhadap agen pengoksidasi dan tidak
korosif terhadap bahan gelas. Penanganan apabila bahan ini terkena mata dan kulit
yaitu segera bilas dengan air mengalir minimal selama 15 menit. Kalium jika
terhirup, penanganannya adalah segera dibawa ke tempat dengan udara segar
(ScienceLab, 2018).
2.1.3 Natrium Klorida (NaCl)
Natrium klorida sering disebut garam dapur dimana berasal dari kristal air
laut yang kemudian dibersihkan dan ditambahkan beberapa kandungan mineral
lain. Natrium klorida memiliki rumus kimia NaCl. Natrium klorida kristal padatan
putih dengan massa molar 58.443 g/mol. NaCl titik leleh dan titik didihnya secara
berturut-turut adalah 801°C, (1474°F)dan 1413°C, (2575°F). Natrium klorida
dapat larut dalam gliserol, etilen glikol, asam format dan tidak larut di HCl.
Natrium klorida tidak berbahaya bila tertelan namun jika dalam jumlah banyak
dapat menyebabkan penyakit tekanan darah tinggi dalam waktu yang lama.
Kontak dengan kulit yang teriritasi akan menimbulkan rasa perih. Pertolongan
pertama apaila terjadi kontak mata dan kulit yaitu dibilas dengan air mengalir
selama minimal 15 menit (ScienceLab, 2018).

2.2 Dasar Teori


2.2.1 Potensiometri
Potensiometri merupakan metode analisis yang didasarkan pada
pengukuran potensial elektrokimia pada arus nol. Pengukuran secara
potensiometri terbagi menjadi 2 yaitu pengukuran secara langsung dan
pengukuran secara tidak langsung. Pengukuran secara langsung menggunakan
elektroda selektif ion yang hanya mendeteksi analit yang dianalisis. Pengukuran
secara langsung dilakukan pemasangan sel galvani yang tegangannya didasarkan
pada aktivitas analit. Pengukuran tidak langsung digunakan titrasi secara
potensiometri yang mana tegangan sel bergantung pada banyaknya aktivitas salah
satu reaktan. Metode potensiometri memiliki pengukuran yang luas, murah,
mudah, kompak, kuat, dan bersifat non destruktif terhadap sampel. Nondestruktif
adalah adanya elektroda yang disisipkan tidak akan mengubah komposisi larutan
uji kecuali elektroda pembanding mengalami kebocoran elektrolit (Farida et al,
2015).
Potensiometri merupakan teknik analisis yang telah berkembang sebelum
abad ke-20. Teknik ini mengalami perkembangan aplikasi yang cepat sejak tahun
1970 setelah ditemukannya elektroda baru yang selektif, sensitif, dan memiliki
komponen elektronik yang stabil yang disebut dengan elektroda potentiometrik
selektif. Teknik potensiometri banyak dimanfaatkan di berbagai bidang, termasuk
diagnosa klinis, kontrol proses industri, pemantauan lingkungan, dan fisiologi
serta berbagai masalah kesehatan. Potensiometri secara teknis dapat digunakan
untuk mengukur harga potensial, pH, titik akhir titasi, serta penentuan konsentrasi
ion-ion dalam larutan (Basset et al, 1994).
Metode potensiometri memiliki beberapa kelebihan diantaranya yaitu
biaya yang diperlukan relatif murah, prosesnya sederhana, pengukuran yang
dilakukan dapat lebih luas, dan tidak bersifat non-destruktif. Kelebihan lain dari
metode potensiometri yaitu pada saat potensial sel dibaca tidak ada arus yang
mengalir dalam larutan dimana arus residual tatanan sel dan efek polarisasi dapat
diabaikan. Manfaat potensiometri yang lain yaitu metode inidapat digunakanuntuk
menentukan tetapan kesetimbangan dimana potensial-potensial yang stabil sering
diperoleh dengan cukup cepat dan tegangan yang mudah dicatat sebagai fungsi
waktu (Skoog et al, 1998).
2.2.2 Ion Selektif Elektroda
Elektroda merupakan suatu komponen utama yang digunakan dalam
metode potensiometri yang berfungsi sebagai sensor analit. Elektroda tersusun
dari logam sebagai penghantar elektronik dan larutan sebagai penghantar ionik.
Elektroda selektif ion merupakan salah satu jenis elektroda yang berperan dalam
penentuan ion dalam larutan. Elektroda selektif ion berbentuk membran, dimana
arus dalam system akan dibawa oleh gerakan ion yang mengalir melalui
membrane dari larutan pembanding (Putro, 1998).
Ion selektif elektroda ialah suatu jenis elektroda yang terbuat dari
membran yang sangat selektif merespon adanya suatu ion dalam larutan, gas dan
ion dalam suatu campuran senyawa. Selektivitas yang digunakan berdasarkan
pada mekanisme perpindahan ion melalui membran. Jenis ion yang dapat diukur
menggunakan prinsip ion selektif elektroda adalah jenis ion seperti fluor,
cadmium, ataupun bromida, serta beberapa gas yang masih terdapat pada suatu
campuran, sebagai contohya gas amonia, dan karbon dioksida. Ion selektif
elektroda memberikan suatu respon dalam bentuk energi potensial listrik terhadap
ion yang diidentifikasi secara selektif (Cristian, 1999).
Jenis elektroda yang digunakan dalam ion selektif elektroda terbuat dari
bahan membran yang memasukan dalam sampel yang akan diuji. Proses transfer
atau pertukaran ion dari elektroda pada metode ini tidak seperti yang terjadi pada
elektroda yang berasal dari logam. Proses transfer pada metode ini yaitu arus
terbawa oleh mobilitas ion yang bergerak melalui membran pada elektroda dari
suatu larutan pembanding. Sifat selektivitas dari elektroda jenis membran
terhadap jenis ion tertentu ini ditentukan oleh mobilitas dari ion tersebut untuk
dapat melalui elektroda membran (Purwadi, 2000).
Jenis potensial standar yang akan digunakan pada ion selektif elektroda
ialah potensial dari suatu proton (H+) yang dipakai pada penggukuran pH
menggunakan pH meter. Potensial yang berbeda yang dihasilkan oleh kedua
elektroda dipengaruhi oleh aktivitas ionik yang spesifik dalam suatu larutan.
Aktivitas ionik juga bergantung pada konsentrasi jenis ion yang spesifik yang
memungkinkan untuk dibuat acuan analisis ukuran ion secara spesifik. Besar kuat
beda potensial yang dihasilkan saat uji ion elektroda selektif sebanding dengan
konsentrasi ion yang telah terukur. Potensial dari suatu sel sebanding dengan
potensial ion yang dihasilkan elektroda secara selektif dikurangi dengan potensial
elektroda referensi (Cristian, 1999).
2.1.4 Prinsip Ion Selektif Elektroda
Pengukuran dengan ion selektif elektroda didasarkan pada prinsip
potensiometri. Potensiometri menggunakan dua buah elektroda untuk pengukuran
yaitu elektroda kerja dan elektroda pembanding. Besar potensial pada elektroda
kerja bergantung pada konsentrasi analit tertentu dan potensial elektroda
pembanding selalu tetap pada setiap pengukuran. Analisis dengan menggunakan
elektroda ion selektif diperoleh nilai potensial dari larutan yang akan diukur
sehingga penentuan tersebut dapat dikategorikan dalam metode potensiometri
(Morf, 1981).
Ion selektif elektroda ialah metode yang dapat menggunakan bantuan
membran sebagai media pertukaran ion dan menghitung konsentrasi ion dalam
larutan sampel. Elektroda ion selektif memiliki sensor yang berfungsi untuk
mendeteksi ion spesifik dalam suatu larutan secara selektif. Membran merupakan
lapisan tipis bersifat semipermeabel yang memisahkan dua fasa dengan
permeabilitas yang terkontrol. Reaksi pada saat kontak dengan larutan analit,
bahan aktif membran akan mengalami disosiasi menjadi ion-ion bebas pada
antarmuka membran dengan larutan. Anion yang berada dalam larutan dapat
menembus batas antarmuka membran dengan larutan yang tidak saling campur,
maka akan terjadi reaksi pertukaran ion dengan ion bebas pada sisi aktif membran
sampai mencapai kesetimbangan elektrokimia (Aprilita dan Dwi, 2000).
Interaksi membran dalam elektroda ion selektif dengan larutan kalium
akan menghasilkan potensial listrik. Potensial yang dihasilkan dapat dipengaruhi
oleh jumlah ion K yang berada dalam larutan sampel tersebut, yang mana diukur
dengan membandingkan dengan elektroda referensi mengunakan alat pH
meter/mV meter. Hubungan antara potensial dengan jumlah ion K dapat
dijelaskan dengan persamaaan Nerst sebagai berikut:

E= Eo + S log (A)...............................................(2.1)
dengan:
E= Potensial terukur
Eo= Potensial referensi
A= Jumlah ion K dalam larutan
S= slope elektroda
(Aprilita dan Dwi, 2000).
BAB 3. METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan mengenai ion selektif elektroda
ini diantaranya yaitu elektroda K+, elektroda LiAcetat, pH meter, labu ukur 50
mL, gelas beaker 50 mL, gelas beaker 100 mL, botol semprot, pipet mohr 1 mL,
pengaduk, pipet tetes, ball pipet, corong, dan gelas ukur 10 mL.
3.1.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan mengenai ion selektif
elektrodaini yaitu akuades, larutan baku K, kertas tisu, sampel air jeruk nipis 10
mL dan larutan ISA (ionic strength adjustor)/NaCl.

3.2 Diagram Kerja


Larutan Standar K+

- dibuat dengan konsentrasi 1, 10, 100, dan 1000 ppm

Larutan Konsentrasi
Larutan ISA
Terendah
- ditambahkan
ISA
- diaduk hingga homogen
- -dicelupkan
dianalisis potensiometri dengan
elektroda dan ion
diukur
selektif elektroda
potensialnya
- dicatat nilai potensialnya
- dilakukan hal yang sama pada setiap
konsentrasi dan pada sampel
sebanyak tiga kali
Data Potensial

- dibuat kurva kalibrasi hubungan


potensial dengan konsentrasi
- ditentukan konsentrasi sampel
Konsentrasi Sampel
3.3 Prosedur Kerja
Prosedur yang dilakukan pada percobaan mengenai ion selektif elektroda
ini yaitu diawali dengan pembuatan larutan standar K+ dengan konsentasi 1,
10, 100, dan 1000 ppm (dari larutan induk 1000 ppm) pada volume 50 mL.
Larutan standar yang akan diukur dipindahkan dalam gelas beaker dan
diletakkan di atas stirrer magnetik.Larutan standar yang memiliki konsentrasi
terendah (1 ppm) selanjutnya ditambahkan 0,3 mL larutan ISA yang
disediakan, diaduk dengan baik sampai homogen. Elektroda K+ dan elektroda
referensi kemudian dicelupkan dalam larutan standar yang telah diaduk,
ditunggu beberapa saat sampai nilai potensial yang terbaca pada mV/pH meter
stabil. Nilai potensial yang terbaca selanjutnya dicatat. Elektroda diangkat dari
larutan dan dibilas dengan akuades, lalu dimasukkan dalam larutan standar
berikutnya dengan persiapan yang sama seperti larutan standar sebelumnya.
Prosedur yang sama untuk larutan standar yang lain dilakukan, demikian pula
dengan sampel sebanyak tiga kali pengulangan. Kurva kalibrasi dibuat dengan
memplot potensial (mV) lawan konsentrasi (ppm), kemudian ditentukan
konsentrasi sampel dari kurva ini.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
No. Larutan Beda potensial rata-rata Konsentrasi sampel
1. 1 ppm 163,4 mV
2. 10 ppm 172,2 mV
3. 100 ppm 187,9 mV 58 ppm
4. 1000 ppm 194,9 mV
5. Sampel 163,8 mV

4.2 Pembahasan
Percobaan kali ini adalah tentang ion selektif elektroda yang merupakan
suatu jenis elektroda yang terbuat dari membran yang sangat selektif untuk
merespon adanya suatu ion dalam larutan, gas dan ion dalam suatu campuran
senyawa. Selektivitas yang digunakan berdasarkan pada mekanisme perpindahan
ion melalui membran. Jenis elektroda yang digunakan dalam ion selektif elektroda
terbuat dari bahan membran yang dimasukkan dalam sampel yang akan diuji.
Proses transfer atau pertukaran ion dari elektroda pada metode ini tidak serupa
dengan elektroda yang berasal dari logam. Proses transfer pada metode ini melalui
arus yang terbawa oleh mobilitas ion yang bergerak melalui membran pada
elektroda dari suatu larutan pembanding. Sifat selektivitas dari elektroda jenis
membran terhadap jenis ion tertentu ini ditentukan oleh mobilitas dari ion tersebut
untuk dapat melalui elektroda membran (Purwadi, 2000). Percobaan ini bertujuan
untuk mempelajari teknik potensiometri langsung dalam pengukuran konsentrasi
analit dan mengukur konsentrasi ion K+ dalam larutan sampel dengan
menggunakan elektroda selektif potassium.
Percobaan ini dilakukan dengan membuat larutan standar K+ dengan
berbagai variasi konsentrasi. Variasi konsentrasi ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh konsentrasi terhadap nilai potensial yang diperoleh. Akuades pada
perlakuan ini digunakan sebagai pelarut karena dapat melarutkan garam
potassium dengan baik. Persaman reaksi pengenceran KCl dengan akuades
sebagai berikut:
KCl(aq) K+(aq) + Cl-(aq)……….............…..........…….(4.1)
Larutan standar potassium kemudian ditambahkan dengan larutan ISA
(Ionic Strength Adjustor). Penambahan larutan ISA bertujuan untuk menjaga
kekuatan ion larutan yang akan dianalisis agar hasil yang diperoleh dapat stabil
dan presisi. Larutan ISA yang digunakan dalam percobaan ini adalah larutan
NaCl. Larutan NaCl digunakan sebagai larutan ISA karena NaCl merupakan
garam dengan kekuatan ionik yang tinggi dan menyebabkan perbedaan ion-ion
kedua larutan yang berkonsentrasi berbeda dapat diabaikan sehingga kekuatan
ionnya konstan. Persamaan reaksi dari penambahan ISA pada KCl adalah sebagai
berikut:
KCl(aq) + NaCl(aq)  KCl(aq) + NaCl(aq)...........................(4.2)
Reaksi tersebut menunjukkan adanya persamaan kekuatan ion saat larutan ISA
ditambahkan. Penambahan Larutan ISA kemudian diaduk agar campuran menjadi
homogen. Larutan yang sudah homogen dapat menghasilkan beda potensial
dengan nilai maksimal sehingga dapat meminimalisir adanya kesalahan
pengukuran.
Larutan standar yang telah homogen selanjutnya diukur pontensialnya
menggunakan mV meter. Teknik yang digunakan adalah teknik potensiometrik
langsung yang merupakan pengukuran potensial tanpa melalui proses titrasi.
Proses ini dilakukan dengan menggunakan elektroda yang terdiri dari elektroda
kerja dan elektroda pembanding. Elektroda yang digunakan dalam percobaan ini
adalah elektroda selektif potassium sebagai elektroda kerja dan elektroda Li-asetat
sebagai elektroda referensi. Elektroda selektif potassium digunakan dalam
percobaan kali ini karena konsentrasi ion dalam sampel yang akan diukur adalah
ion potassium, sehingga dapat lebih selektif dan spesifik dalam pengukurannya.
Elektroda kerja akan menghitung beda potensial larutan berdasarkan banyak ion
K+ dalam larutan. Ion K+ pada saat mV meter bekerja akan bermigrasi dan
menempel pada elektroda K+ (elektroda kerja), semakin banyak K+ yang
menempel pada elektroda kerja maka nilai beda potensialnya akan semakin besar.
Elektroda referensi yang digunakan adalah elektroda Li-asetat karena nilai
potensial yang dimiliki elektroda ini telah diketahui sehingga dapat digunakan
sebagai pembanding dalam analisis.
Pengukuran beda potensial dilakukan dengan mencelupkan elektroda
dalam larutan tanpa menyentuh dasar gelas, karena elektroda potassium bersifat
sensitif. Perlakuan itu juga bertujuan agar membran elektroda bebas berinteraksi
dengan ion-ion dari larutan yang dianalisis. Larutan standar diukur mulai dari
konsentrasi terendah ke konsentrasi tertinggi. Proses ini dilakukan agar data yang
diperoleh sesuai dan juga menghindari kontaminasi konsentrasi apabila
pengukuran dilakukan dari konsentrasi tertinggi. Pengukuran dilakukan secara
triplo untuk mendapatkan hasil yang presisi dan data yang diperoleh akurat.
Pengukuran dari larutan satu ke larutan yang lain disertai dengan pencucian
elektroda terlebih dahulu dengan akuades. Pencucian dengan akuades bertujuan
agar elektroda yang akan digunakan sebagai analisis terbebas dari pengotor
maupun larutan sebelumnya sehingga nilai potensial yang dihasilkan murni dari
larutan yang akan dianalisis. Akuades digunakan dalam pencucian elektroda
karena akuades merupakan pelarut dari larutan standar potassium sehingga dapat
melarutkan sisa larutan standar potassium yang masih terdapat pada ujung
elektroda. Akuades juga bersifat netral sehingga tidak mempengaruhi proses
pengukuran.
Nilai beda potensial yang diperoleh kemudian diplotkan dalam kurva
kalibrasi beda potensial vs log konsentrasi. Kurva kalibrasi digunakan untuk
mengetahui hubungan kelinearan dari konsentrasi larutan dengan potensial yang
dihasilkan dari berbagai variasi konsentrasi larutan standar. Persamaan garis dari
hubungan konsentrasi dan potensial pada kurva kalibrasi juga digunakan sebagai
dasar perhitungan dalam penentuan konsentrasi ion potassium dalam larutan
sampel. Kurva kalibrasi yang terbentuk dari percobaan ini dapat dilihat pada
gambar 4.1 berikut :
KURVA KALIBRASI KCl
250 y = 10.99x + 163.14
R² = 0.9789
Potensial 200

150

100 Series1

50 Linear (Series1)

0
0 1 2 3 4
Log [C]

Gambar 4.1 Kurva Kalibrasi beda potensial vs log konsentrasi KCl


Kurva kalibrasi di atas menunjukkan hubungan antara konsentrasi dengan beda
potensial yang dihasilkan. Kurva kalibrasi akan mengasilkan persamaan garis
yang digunakan dalam penentuan konsentrasi analit dalam sampel selanjutnya.
Hubungan konsentrasi dengan beda potensial menurut Haryadi (1993) yaitu
semakin tinggi konsentrasi maka semakin banyak ion-ion yang berkontribusi
dalam larutan. Hal ini juga menyebabkan semakin banyak ion yang berdifusi ke
permukaan elektroda sehingga nilai beda potensial yang dihasilkan lebih besar.
Berdasarkan pernyataan tersebut, maka semakin banyak ion-ion K+ berinteraksi
dengan membran elektroda maka nilai potensial yang dihasilkan juga akan lebih
besar. Kurva kalibrasi yang dihasilkan dari percobaan ini memiliki nilai regresi
0.978. Nilai regresi yang mendekati 1 ini menunjukkan bahwa data hasil
percobaan memiliki linearitas yang tinggi dan penyimpangan penyimpangan
dalam proses pengukurannya kecil.
Persamaan dari kurva di atas yaitu y = 10.99x + 163,1 digunakan untuk
menentukan konsentrasi K+ dalam sampel air jeruk nipis. Y merupakan nilai beda
potensial dan X adalah konsentrasi ion pottasium. Pengukuran beda potensial
analit dilakukan seperti pada pengukuran larutan standar dalam pembuatan kurva
kalibrasi. Nilai konsentrasi yang diperoleh dari hasil perhitungan yaitu sebesar
58ppm. Kandungan kalium dalam air jeruk nipis menurut Andani dan Nurmasari
(2017) yaitu sebesar 237,4 mg/300 ml atau 791,3 ppm. Hasil dari pengukuran
konsentrasi K+ dalam jeruk nipis pada percobaan ini memiliki selisih nilai yang
sangat banyak dengan nilai konsentrasi K+ dalam jeruk nipis literatur.
Ketidaksesuaian ini dimungkinkan karena perbedaan jenis jeruk yang digunakan
atau perbedaan tingkat kematangan jeruk nipis, sehingga terdapat kemungkinan
kadar potassium yang diperoleh berbeda.
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Pengukuran konsentrasi analit dapat dilakukan dengan teknik potensiometri.
Pengukuran dilakukan dengan mencelupkan elektroda kerja dan elektroda
referensi ke dalam larutan yang akan dianalisis. Elektroda selektif potassium
dan elektroda Li-asetat dicelupkan pada larutan standar potassium. Beda
potensial akan terbaca pada mV meter dan hasil yang diperoleh dapat dibuat
kurva kalibrasi untuk menentukan konsentrasi sampel.
2. Konsentrasi potassium dalam larutan sampel diukur dengan prinsip ion
selektif elektroda. Nilai beda potensial yang didapatkan dari pengukuran
sampel dimasukkan dalam persamaan garis yang didapatkan dari kurva
kalibrasi. Konsentrasi potassium dalam sampel pada percobaan kali ini yaitu
sebesar 58 ppm.

5.2. Saran
Saran untuk percobaan ini yaitu sebaiknya pada pengukuran beda potensial,
larutan yang akan digunakan dipastikan untuk tetap homogen agar tidak
mempengaruhi hasil pengukuran. Elektroda yang digunakan juga perlu
diperhatikan posisinya dan penempatannya dalam larutan. Elektroda yang kurang
tercelup akan menghasilkan nilai beda potensial yang dihasilkan rendah.
Elektroda juga perlu dicuci dengan bersih setiap pergantian larutan untuk
mencegah adanya interferensi dalam proses pengukuran.
DAFTAR PUSTAKA

Aprilita dan Dwi. 2000. Teknik Dasar Pengukuran Potensial Listrik. Jakarta:
Erlangga.
Basset, J, et al. 1994. Buku Ajar Vogel; Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik.
Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.
Cristian. 1999. Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia.
Farida, et al. 2015. Perbandingan Metode Analisis Potensiometrik dengan
Gravimetrik dengan Penentuan Angka Banding U/O. Jakarta : Jurnal Ilmiah
Daur Bahan Bakar vol. 5
Haryadi,W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Mulder, M. 1996.Basic principles of membrane technology, 2nd ed. Dordrecht:
Kluwer Academic Publisher.
Morf W. E. 1981. The Principles Of Ion-Selective Electrodes And Of Membrane
Transport. Amsterdam: Elsevier Scientific Publishing Company.
Purwadi. 2000. Elektroda Selektif Ion Larutan Elektrolit. Yogyakarta: UGM
Press.
Putro, P.K. 2004. Penentuan Kadar Florida dan Klorida dalam Sebuk UO2 secara
Potensiometrik Elektroda Ion Selektif dengan Menggunakan Teknik
Pirohidrolisis. Prosiding Presentasi Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir V.
Batan Jakarta
ScienceLab. 2018. Material Safety Data Sheet of Sodium chloride [Serial Online].
www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9924359 (diakses pada tanggal 26
Oktober 2018).
ScienceLab. 2018. Material Safety Data Sheet of Pottasium. [Serial Online].
www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9924923 (diakses pada tanggal 26
Oktober 2018).
ScienceLab. 2018. Material Safety Data Sheet of Water MSDS. [Serial Online].
www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927321(diakses pada tanggal 26
Oktober 2018).
Skoog, Douglas A., dkk. 1996. Principles of Analysis, 4th ed. New York:
Saunders College Publishing.
Tim Penyusun. 2018. Penuntun Praktikum Elektroanalisis. Jember: Universitas
Jember.
LAMPIRAN

A. Pengenceran Larutan Standar K+


 Larutan Standar 1 ppm
M1 . V1 = M2. V2
1000 ppm. V1 = 1 ppm. 50 mL
V1 = 0,05 mL
 Larutan Standar 10 ppm
M1 . V1 = M2. V2
1000 M. V1 = 10 M. 50 mL
V1 = 0,5 mL
 Larutan Standar 100 ppm
M1 . V1 = M2. V2
1000 ppm. V1 = 100 ppm. 50 mL
V1 = 5 mL
 Larutan Standar 1000 ppm
M1 . V1 = M2. V2
1000 ppm. V1 = 1000 ppm. 50 mL
V1 = 50 mL

Kurva Hubungan Potensial vs. log[C]

KURVA KALIBRASI KCl


250
y = 10.99x + 163.14
R² = 0.9789
200
Potensial

150

100 Series1
Linear (Series1)
50

0
0 1 2 3 4
Log [C]
B. Penentuan Konsentrasi Sampel Jeruk Nipis
Y = 10,99x + 163,1
163,8 = 10,99x + 163,1
0,7 = 10,99x
X = 0,064
Log [C] = 0,064
[C] = 1,16
Konsentrasi = [C] x Faktor Pengenceran
= 1,16 x 50
= 58 ppm

Anda mungkin juga menyukai