Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Organisasi kesehatan dunia (WHO) memperkirakan, di seluruh dunia lebih

dari 585 ribu ibu meninggal tiap tahun saat hamil atau bersalin. Artinya, setiap

menit ada satu perempuan yang meninggal Berdasarkan kesepakatan internasional,

tingkat kematian maternal (maternal mortality rate) didefinisikan sebagai jumlah

kematian selama 1 tahun dalam 100.000 kelahiran hidup. Upaya untuk

memperbaiki kesehatan ibu, bayi baru lahir dan anak telah menjadi prioritas utama

dari pemerintah, bahkan sebelum Millenium Development Goal's 2015 ditetapkan.

Angka kematian ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah

satu indikator utama derajat kesehatan suatu negara. AKI dan AKB juga

mengindikasikan kemampuan dan kualitas pelayanan kesehatan, kapasitas

pelayanan kesehatan, kualitas pendidikan dan pengetahuan masyarakat, kualitas

kesehatan lingkungan, sosial budaya serta hambatan dalam memperoleh akses

terhadap pelayanan kesehatan.

Menurut World Health Organization (WHO) AKI tercatat mengalami

kenaikan yang signifikan yaitu sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Hasil

Survey Demografi dan Kesehatan 2012 menunjukkan AKB mencapai 32 per 1.000

kelahiran hidup.. (Profil WHO, 2012)

Faktor langsung penyebab tingginya AKI adalah perdarahan (45%),

terutama perdarahan post partum. Selain itu adalah keracunan kehamilan / Pre-
Eklampsia (24%), infeksi (11%), dan partus lama/macet (7%). Komplikasi

obstetrik umumnya terjadi pada waktu persalinan, yang waktunya pendek yaitu

sekitar 8 jam. Menurut WHO (2012), 81% AKI akibat komplikasi selama hamil

dan bersalin, dan 25% selama masa post partum.

Frekuensi pre-eklamsia untuk tiap negara berbeda-beda karena banyak

factor yang mempengaruhinya; jumlah primagravida, keadaan sosial-ekonomi,

perbedaan kriterium dalam penentuan diagnosis, dan lain-lain. Dalam kepustakaan

frekuensidilaporkan berkisar antara 3-10%. Pada primigravida frekuensi pre-

eklamsia lebih tinggi bila dibandingkan dengan multigravida muda. Diabetes

mellitus, mola hidatidosa, kehamilan ganda, hidrops fetalis, umur lebih dari 35

tahun, dan obesitas merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya pre-eklamsia (

Prawirohardjo, 2012).

Angka kejadian Pre–Eklampsia kurang lebih 3-4 % dari seluruh kehamilan

diseluruh dunia dan sekitar 5–8 % di Amerika Serikat dengan 75 % kasus dengan

pre–Eklampsia Ringan dan 25 % Pre–Eklampsia Berat. 10 % Pre – Eklampsia

terjadi pada usia kehamilan kurang dari 34 minggu (Manuaba, 2013).

Berdasarkan profil kesehatan Indonesia Angka Kematian Ibu ( AKI ) pada

tahun 2012 sebsesar indonesia 228 / 100.000 kelahiran hidup ( Alimoesa, 2012).

Hal tersebut disumbangkan oleh perdarahan 28 %, Preeklamsi /

Eklamsi 24% dan infeksi 11%, abortus 5%, Persalinan lama 5%, Emboli obst

3%,kompi masa puerpureum 8 % dan lain – lain 11 %. (profil kemenkes RI, 2012).

Dari hasil survei yang dilakukan SDKI, presentase angka kematian ibu

telah menunjukkan penurunan dari tahun ke tahun. Hanya saja, dari beberapa kota
yang ada di Indonesia, Jawa Barat masih menjadi salah satu daerah dengan angka

kematian ibu yang paling tinggi. Tahun 2011, angka kematian ibu di Jawa Barat

sebesar 837 dari 100.00 kelahiran hidup. Pada kasus kematian bayi sebesar 23 per

1.000 kh.

Insiden preeklampsia sangat dipengaruhi oleh paritas, berkaitan dengan ras

dan etnis. Disamping itu juga dipengaruhi oleh predisposisi genetic dan juga factor

lingkungan. Pada paritas frekuensi lebih tinggi terjadinya preeklamsi yaitu pada

primipara dibandingkan dengan multipara, dan usia jga merupakan factor resiko

terjadinya preeklamsi, usia ibu yang terlalu

muda atau yang terlalu tua dapat menyebabkan preeklamsi. Preeklamsi juga

merupakan factor resiko dari riwayat preeklampsia dalam keluarga (Cunningham,

2013).

Berdasarkan fenomena di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang

laporan preeklamsi berat.

B. Tujuan

1. Mengetahui defenisi pre-eklamsi berat

2. Memahami etiologi preeklampsia berat

3. Memahami tandan dan gejala

4. Memahami patofiologis preeklampsia berat

5. Memahami pencegahan preeklampsia berat

6. Memahami faktor resiko preeklampsia berat

7. Memahami penatalaksanaan preeklampsia berat


8. Memahami komplikasi preeklampsia berat

C. Rumusan masalah

1. Apa defenisi pre-eklamsi berat

2. Apa etiologi preeklampsia berat

3. Bagaimana tanda dan gejala preeklampsia berat9hghnbf

4. Bagaimana patofiologis preeklampsia berat

5. Bagaimana Pencegahan preeklampsia berat

6. Bagaimana Faktor resiko preeklampsia berat

7. Bagaimana penatalaksanaan preeklampsia berat

8. Bagaimana komplikasi preeklampsia berat

Anda mungkin juga menyukai