Penulis,
M. FIKRI CAHYADI
Kata Pengantar………………………………………….....2
Abstrak……………………………………………………..4
Daftar isi………………………………………….………..6
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………..…..…………………….…….8
BAB IV PENUTUP
4.1.Kesimpulan…………………………………………..106
4.2 Saran………………………………………………....102
DAFTAR PUSTAKA
1. IQ ( Intelligence Quotiens )
Intelligence Quotients adalah kecerdasan manusia
dalam kemampuan untuk menalar, perencanaan sesuatu,
kemampuan memecahkan masalah, belajar, memahaman
gagasan, berfikir, penggunaan bahasa dan lainnya. Anggapan
awal bahwa IQ adalah kemampuan bawaan lahir yang mutlak
dan tak dapat berubah adalah salah, karena penelitian modern
membuktikan bahwa kemampuan IQ dapat meningkat dari
proses belajar. Kecerdasan inipun tidaklah baku untuk satu
hal saja, tetapi untuk banyak hal, contohnya ; seseorang
dengan kemampuan mahir dalam bermusik, dan yang lainnya
2. EQ (Emosional Quotiens)
Kecerdasan emosional adalah kemampuan
pengendalian diri sendiri,semangat, dan ketekunan, serta
kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan
menghadapi frustrasi, kesanggupan untuk mengendalikan
dorongan hati dan emosi, tidak melebih-lebihkan
kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban
stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, untuk
membaca perasaan terdalam orang lain (empati) dan berdoa,
untuk memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya,
kemampuan untuk menyelesaikan konflik, serta untuk
memimpin diri dan lingkungan sekitarnya.
3. SQ (Spiritual Quotients)
Perlu dipahami bahwa SQ tidak mesti berhubungan
dengan agama, Kecerdasan spiritual (SQ) adalah kecerdasan
jiwa yang dapat membantu seseorang membangun dirinya
secara utuh. SQtidak bergantung pada budaya atau nilai.
Tidak mengikuti nilai-nilai yang ada, tetapi menciptakan
REVOLUSI MENTAL DEMI MENUJU INDONESIA EMAS 2045 | 23
kemungkinan untuk memiliki nilai-nilai itu sendiri.
kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang berasal dari
dalam hati, menjadikan kita kreatif ketika kita dihadapkan
pada masalah pribadi, dan mencoba melihat makna yang
terkandung di dalamnya, serta menyelesaikannya dengan
baik agar memperoleh ketenangan dan kedamaian hati.
Kecerdasan spiritual membuat individu mampu memaknai
setiap kegiatannya sebagai ibadah, demi kepentingan umat
manusia dan Tuhan yang sangat dicintainya.
a. IQ (Intelligence Quotients)
Intelligence Quotients adalah kecerdasan manusia
dalam kemampuan untuk menalar, perencanaan sesuatu,
kemampuan memecahkan masalah, belajar, memahaman
gagasan, berfikir, penggunaan bahasa dan lainnya. Anggapan
awal bahwa IQ adalah kemampuan bawaan lahir yang mutlak
dan tak dapat berubah adalah salah, karena penelitian modern
membuktikan bahwa kemampuan IQ dapat meningkat dari
proses belajar. Kecerdasan inipun tidaklah baku untuk satu
hal saja, tetapi untuk banyak hal, contohnya ; seseorang
dengan kemampuan mahir dalam bermusik, dan yang lainnya
dalam hal olahraga. Jadi kecerdasan ini dari tiap - tiap orang
tidaklah sama, tetapi berbeda satu sama lainnya. William
Stern ( 1912 ) Inteligent Quotient (IQ) adalah kecerdasan
otak tentang bagaimana kita berhitung, berpikir, berimajinasi,
berkreasi, beranalogi, dan kegiatan-kegiatan otak lainnya.
REVOLUSI MENTAL DEMI MENUJU INDONESIA EMAS 2045 | 40
Kecerdasan ini terletak di otak bagian Cortex (kulit otak).
Oleh para pakar psikologi sering diumpamakan dengan
”What I Think ?”.
Kegiatan-kegiatan yang menggunakan otak dapat
menunjukkan tingkat intelegensi seseorang tinggi, sedang
atau rendah. IQ biasanya berhubungan dengan kepintaran
seseorang dalam bidang intelektual atau pelajaran. Dan tidak
jarang IQ juga menjadi tolak ukur seseorang untuk dapat
diterima bekerja dalam suatu instansi. Dalam hal ini IQ yang
tinggi dianggap sebagai syarat utama seseorang dianggap
layak untuk diperhitungkan dalam kehidupan. Kecerdasan
intelegensi adalah persepsi tentang yang nyata dan a fortiori,
persepsi tentang yang nyata itu sendiri. Sesuai kenyataannya,
ia adalah pembeda antara yang nyata dan yang tidak nyata.
Intelegensi tidak hanya membangkitkan penglihatan tetapi
juga kesadaran akan superioritas dalam hubungannya dengan
mereka yang tidak tahu bagaimana cara melihat. Dengan
intelegensi, fungsi pikir dapat digunakan dengan cepat dan
tepat untuk mengatasi suatu situasi atau untuk mencegah
suatu masalah. Dengan kata lain, perkataan intelegensi adalah
situasi kecerdasan berpikir, sifat-sifat perbuatan cerdas
(intelegensi). Pada umumnya, intelegensi ini dapat dilihat
REVOLUSI MENTAL DEMI MENUJU INDONESIA EMAS 2045 | 41
dari kesanggupannya bersikap dan berbuat cepat dengan
situasi yang sedang berubah dengan keadaan di luar dirinya
yang biasa maupun baru.
Anggapan awal bahwa IQ adalah kemampuan
bawaan lahir yang mutlak dan tak dapat berubah adalah
salah, karena penelitian modern membuktikan bahwa
kemampuan IQ dapat meningkat dari proses pendidikan.
Kecerdasan ini pun tidaklah baku untuk satu hal saja, tetapi
untuk banyak hal, contohnya : seseorang dengan kemampuan
mahir dalam bermusik, dan yang lainnya dalam hal olahraga.
Jadi kecerdasan ini dari tiap-tiap orang tidaklah sama, tetapi
berbeda satu sama lainnya.
b. EQ (Emotional Quotients)
Kecerdasan emosional adalah kemampuan
pengendalian diri sendiri,semangat, dan ketekunan, serta
kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan
menghadapi frustrasi, kesanggupan untuk mengendalikan
dorongan hati dan emosi, tidak melebih-lebihkan
kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban
stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, untuk
membaca perasaan terdalam orang lain (empati) dan berdoa,
untuk memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya,
REVOLUSI MENTAL DEMI MENUJU INDONESIA EMAS 2045 | 42
kemampuan untuk menyelesaikan konflik, serta untuk
memimpin diri dan lingkungan sekitarnya.
Santrock, (1994). Mengemukakan bahwa :
Emotional Intelligence atau Kecerdasan emosional
merupakan kemampuan individu untuk mengenal emosi diri
sendiri, emosi orang lain, memotivasi diri sendiri, dan
mengelola dengan baik emosi pada diri sendiri dalam
berhubungan dengan orang lain (Golleman, 1999). Emosi
adalah perasaan yang dialami individu sebagai reaksi
terhadap rangsang yang berasal dari dirinya sendiri maupun
dari orang lain. Emosi tersebut beragam, namun dapat
dikelompokkan kedalam kategori emosi seperti; marah, takut,
sedih, gembira, kasih sayang dan takjub. Kecerdasan
emosional adalah kemampuan seseorang mengendalikan
emosinya saat menghadapi situasi yang menyenangkan
maupun menyakitkan.Di samping itu, kecerdasan emosional
mengajarkan tentang integritas kejujuran komitmen, visi,
kreatifitas, ketahanan mental kebijaksanaan dan penguasaan
diri. Oleh karena itu EQ mengajarkan bagaimana manusia
bersikap terhadap dirinya (intra personal) seperti self
awamess (percaya diri), self motivation (memotivasi diri),
self regulation (mengatur diri), dan terhadap orang lain
REVOLUSI MENTAL DEMI MENUJU INDONESIA EMAS 2045 | 43
(interpersonal) seperti empathy, kemampuan memahami
orang lain dan social Kecerdasan emosi adalah kemampuan
pengendalian diri sendiri, semangat, dan ketekunan serta
kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan
menghadapi frustasi, kesanggupan untuk mengendalikan
dorongan hati dan emosi, tidak melebih-lebihkan
kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban
stres tidak melumpuhkan kemampuan berfikir, untuk
membaca perasaan terdalam orang lain(empati) dan berdoa,
untuk memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya,
kemampuan untuk menyelesaikan konflik, serta untuk
memimpin diri dan lingkungan sekitar.
Contoh EQ misalnya bagaimana ketika kita bertemu
seseorang yang baru dikenal, bagaimana kita tersenyum
dengan orang lain karena senyum yang baik adalah ketika
bibir kiri kanan simetris karena jika tidak simetris akan
menunjukkan bahwa senyumnya dipaksakan. Ini tentu saja
tidak menyenangkan bagi orang lain karena dianggapnya dia
meremehkannya. Jadi peran EQ sangatlah penting, anda tahu
bagaimana prosentase antara IQ dan EQ dalam keberhasilan
seseorang yaitu IQ memilik pengaruh 6% saja bahkan hanya
4.1 Kesimpulan
Pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang
dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk
membantu peserta didik memahami nilai-nilai perilaku
manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa,
diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan
yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan
perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata
krama, budaya, dan adat istiadat yang melibatkan aspek
pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan
(action).
Secara singkatnya pendidikan karakter bertujuan
untuk mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara
yang lebih baik, yaitu warga negara yang memiliki
kemampuan, kemauan,dan menerapkan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan.
Nilai-nilai pendidikan karakter merupakan nilai-nilai
yang dikembangkan dan diidentifikasi dari sumber-sumber
yang mencerminkan karakter Inonesia, yaitu Agama,
REVOLUSI MENTAL DEMI MENUJU INDONESIA EMAS 2045 | 102
pancasila dan UUD 1945 dan diwujudkan berdasarkan
prinsip pendidikan karakter.
Karakter Generasi Emas 2045 berlandaskan IESQ
akan membentuk pribadi generasi muda baik dan berkualitas
akhlak dan moralnya. Generasi muda tidak seharusnya
terjebak pada arus kepemimpinan yang yang dicerminkan
oleh mereka yang berkuasa, dia harus mampu bercermin
kepada apa yang pernah dicerminkan oleh Rasulullah SAW
sebagai tauladan bagi umat manusia. Generasi muda sebagai
penopang dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045 yang
akan berpengaruh dalam suatu masyarakat dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, dialah sebagai batu tonggak
perubahan itu, maka dia harus menciptakan perubahan sosial
masyarakat yang lebih baik.
Pentingnya revolusi mental bagi bangsa ini, paling
tidak dilandasi tiga hal. Pertama, masih kuatnya mentalitas
bangsa yang negatif, sehingga menjadi penghambat
kemajuan. Manivestasi dari sikap mental yang keliru masih
dengan mudah kita temukan pada setiap lapisan masyarakat
dan pada semua aspek kehidupan. Kedua, masih kuatnya cara
berfikir yang terkotak-kotak, primordialisme, kesukuan dan
ashobiyyah, yang juga menjadi hambatan bagi kebersamaan,
REVOLUSI MENTAL DEMI MENUJU INDONESIA EMAS 2045 | 103
harmoni, persaudaraan dan egalitarianisme yang diperlukan
sebagai prasyarat untuk membangun dan maju bersama.
Ketiga, sebagai akibat dari dua kondisi mental di atas, maka
hingga saat ini krisis mental dan moral masih terus melanda.
Perwujudan mentalitas di atas antara lain muncul dalam
hilangnya kejujuran dan sikap amanah (trust) di semua
lapisan, korupsi, plagiarism, maraknya peredaran narkotika,
kerusakan lingkungan, kerusakan moral generasi muda,
tawuran antar kelompok, dan seterusnya.
https://www.academia.edu/7094665/Makalah_pendidikan_ka
rakter
http://lapazinaction.blogspot.com/2012/03/tujuan-dan-
fungsi-pendidikan.html
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/09/15/konsep-
pendidikan-karakter/
http://mz-arifin.blogspot.com/2012/05/11-prinsip-
pendidikan-karakter-di.html
http://ibnoeahmed.blogspot.com/2011/10/tinjauan-filosofis-
tentang-pendidikan.html