Anda di halaman 1dari 55

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Enrekang adalah daerah penghasil produksi bawang merah terbesar di

indonesia yang mampu menghasilkan 800 ribu ton tiap tahun, sehingga

mampu menjadi penopang ketersediaan bawang merah nasional. Hal ini lah

yang membuat Mentri Pertanian RI, Amran Sulaiman menetapkan Kabupaten

Enrekang sebagai lumbung bawang merah nasional wilayah Indonesia Timur.

Banyaknya manfaat yang dapat diambil dari bawang merah dan tingginya

nilai ekonomi yang dimiliki sayuran ini, membuat petani diberbagai daerah

tertarik membudidayakannya untuk mendapatkan keuntungan besar dan

menjadi potensi bisnis yang menjanjikan. Karena mengingat saat ini

kebutuhan pasar akan bawang merah semakin meningkat tajam, seiring

meningkatnya jumlah pelaku bisnis makanan yang tersebar diberbagai daerah.

Dalam mengelola bawang merah menjadi bahan makanan diperlukan

teknologi yang mampu membantu dalam pegelolahan bawang merah menjadi

bahan makanan. Salah satunya adalah teknologi alat pengupas bawang merah,

alat ini sangat memudahkan dalam hal pengupasan bawang merah yang akan

diolah menjadi bahan masakan.

Dalam hal perancangan mesin sangat diperlukan untuk memudahkan

pekerjaan yang biasanya dilakukan secara manual yang membutuhkan tenaga

1
yang lebih besar. Seperti dalam hal pembudidayaan ataupun dalam mengelola

bawang merah menjadi bahan makanan.

Berdasarkan uraian diatas bawang merah adalah salah satu tanaman

holtikultura yang banyak di budidayakan karena sangat bermanfaat dalam

pengelolahannya menjadi bahan makanan. Karna semakin meningkatnya

prodkusi bawang merah hal inilah yang membuat bawang merah menjadi

ladang bisnis yang menjanjikan. Dalam hal mengelola bawang merah sangat

diperlukan perencangan alat atau mesin yang guna memudahkan dalam hal

pembudidayaan ataupun pengelolahan bawang merah.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah tentang perancangan mesin pengiris bawang adalah

sebagai berikut :

1. Berapakah beban puntir yang terjadi pada poros?

2. Berapakah panjang, kecepatan vektor, pada sabuk dan perbandingan

transmisi pada pully?

3. Berapa nilai SFD dan BMD pada pada alat?

4. Berapa besar kapasitas produksi hasil perancangan mesin pengiris

bawang?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari perencanaan ini agar dapat menghasilkan sebuah mesin

pengiris bawang merah yang lebih efisien, higienis, dan berdaya listrik

yang kecil. Tujuan perencanaan ini sebagai berikut:

1. Melakukan perancangan mesin pengiris bawang

2
2. Melakukan pengujian hasil perancangan mesin pengiris bawang

3. Menentukan besar kapasitas hasil perancangan mesin pengiris bawang.

1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam perancangan ini adalah :

1. Hanya menggunakan bahan yang dijual dipasaran

2. Bagaimana mengetahui hasil perancangan mesin pengiris bawang

3. Tidak menghitung ataupun menguji kekuatan material yang dipakai dalam

perancangan ini

4. Perancangan mesin ini hanya digunakan untuk bawang

1.5 Manfaat Perencanaan

Adapun manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut :

1. Bagi peneliti

a. Meningkatkan wawasan keilmuan dibidang konstruksi perancangan

b. Sebagai bahan referensi didalam labolatorium mesin FT UIM

khusunya yang terkait perancangan

2. Bagi masyarakat

a. Membantu masyarakat dalam penggunaan teknologi tepat guna

b. Sebagai masukan bagi kebutuhan rumah tangga

3. Bagi perguruan tinggi

a. Sebagai bahan pertimbangan untuk dijadikan sebagai referensi dalam

konstruksi mesin

b. Dapat dikembangkan lebih jauh lagi untuk pengabdian kepada

masyarakat

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Perancangan

Perencanaan dalam bahasa asing disebut juga sebagai “planning”, dapat

diartikan sebagai suatu sarana untuk mentransformasikan persepsi-persepsi

mengenai kondisi-kondisi lingkungan ke dalam rencana yang berarti dan

dapat dilaksanakan dengan teratur (William A.Shrode, 1974). Perencanaan

adalah sebuah proses untuk menetapkan tindakan yang tepat di masa depan

melalui pilihan-pilihan yang sistematik (Paul Davidov, 1982).

Pengertian perancangan menurut bin Ladjamudin (2005:3)

Perancangan adalah tahapan perancangan (design)memiliki tujuan untuk

mendesain sistembaru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang

dihadapi perusahaan yangdiperoleh dari pemilihan alternative sistem yang

terbaik .Perancangan menurut Kusrini dkk (2007:79) “perancangan adalah

proses pengembangan spesifikasi sistem baru berdasarkan hasil rekomendasi

analisis sistem”.

Perencanaan merupakan suatu proses menyusun konsepsi dasar suatu

rencana, Adapun Prinsip – prinsip perancangan yaitu :(Hurst, 2006 dalam

Pratama, 2014)

4
1. Mengidentifikasi. Menentukan komponen-komponen yang menunjang

terhadap objek, yang merupakan kompleksitas fakta-fakta yang memiliki

kontribusi terhadap kesatuan pembangunan.

2. Mengadakan studi. Mencari hubungan-hubungan dari faktor-faktor terkait,

yang memiliki pengaruh spesifik.

3. Mendeterminasi. Menentukan setepat mungkin factor-faktor yang

dominan dengan memperhatikan kekhususan dari unit perubahan yang

spesifik yang memberikan perubahan terhadap faktor lain.

4. Melakukan Tindakan. Berdasarkan prediksi di atas, melakukan tindakan

terstruktur untuk mencapai tujuan pembangunan. (William L. Lassey,

1977).

5. Memprediksi. Mengadakan ramalan bagaimana suatu faktor akan berubah

sehingga mencapai keadaan lebih baik di masa depan.

Dan yang terakhir yaitu perancang. Perancang adalah orang yang

merancang suatu ide-ide kreatif yang dapat diwujudkan melalui visual

dengan konsep-konsep ideal.

Elemen mesin adalah bagian dari komponen tunggal yang

dipergunakan pada konstruksi mesin, dan setiap bagian mempunyai fungsi

pemakaian yang khas. Dengan pengertian tersebut diatas, maka elemen

mesin dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Elemen-elemen sambugan

a. Sambungan susut dan tekan

b. Sambungan baut

5
c. Sambungan pengelasan

d. Sambungan solder dan brazing

e. Sambungan adhesif

2. Bantalan dan elemen transmisi

a. Bantalan duduk

b. Poros pendukung

c. Sabuk

Prinsip – prinsip dasar perencanaan elemen mesin :

Perencanaan elemen mesin pada dasarnya merupakan perencanaan bagian

(komponen), yang direncanakan akan dibuat untuk memenuhi kebutuhan

mekanisme dari suatu mesin

Dalam tahap-tahap perencanaan tersebut, pertimbangan-pertimbangan yang perlu

diperhatikan dalam memulai perencanaan elemen mesin meliputi :

1. Jenis-jenis pembebanan yang dilakukan

2. Jenis-jenis tegangan yang ditimbulkan

3. Pemelihan bahan

4. Bentuk dan ukuran bagian mesin yang direncanakan

5. Gerakan atau kinematika dari bagian-bagian yang akan direncanakan

6. Pengggunaan komponen standar

7. Mencerminkan suatu rasa keindahan ( aspek estetika )

2.2 Defenisi mata pisau

Mata pisau ialah alat yang digunakan untuk memotong atau mengiris

sebuah benda. Walaupun pada dasarnya mengiris dan memotong adalah

6
sama, tetapi pengirisan yang dilakukan baik diatas landasan ataupun tidak

biasanya mengunakan pisau atau alat lain yang sesuai dengan keperluan.

Pengirisan dilakukan untuk mendapatkan produk yang tipis dan seragam.

Arah pengirisan dapat dilakukan kesegala arah. Ukuran lebar pengirisan

relatif lebih besar bila dibandingkan dengan tebalnya. Pada pengirisan produk

yang diperoleh diharapkan mempunyai struktur dan bentuk yang baik serta

untuk seragam.

2.3 Komponen Mesin Pengiris Bawang

1. Rangka

2. Motor Listrik

3. Corong Masukan

4. Corong Keluaran

5. Poros dan pirigan

6. Sabuk, Pulley dan Bearing

2.4 Prinsip Kerja Mesin Pengiris Bawang

Adapun prinsip kerja dari mesin pengiris bawang yaitu tenaga yang di

hasilkan oleh motor listrik ditrasmisikan melalui sabuk dengan perantaraan

puli penggerak ke puli yang digerakkan, dimana puli ini akan berputar

bersama dengan poros yang digerakkan. Pada poros transmisi dipasang

piringan beserta pisau, sehingga dengan berputarnya poros maka piringan dan

pisau ini akan ikut berputar. Proses pengirisan terjadi akibat adanya gesekan

antara media yang diiris (bawang) dengan pisau yang melekat pada piringan.

7
Dengan sendirinya bawang yang telah teriris akan keluar melalui cela antara

piringan.

2.5 Dasar-dasar alat pengiris Bawang

Dalam pembuatan mesin pengiris bawang , beberapa hal yang menjadi

dasar-dasar perhitungan yaitu:

2.5.1 Motor Listrik

Motor- motor listrik adalah peralatan yang mengubah energi listrik

menjadi energi mekanik melalui medan magnet. Medan magnet berperan

sangat penting dalam rangkaian-rangkaian proses energi. Melalui medium

medan magnet, bentuk energi listrik dapat diubah menjadi energi

mekanik Energi yang dirubah dari suatu sistem ke sistem lain sementara

tersimpan pada medium medan magnet untuk kemudian dilepaskan menjadi

energi sistem lain, dalam hal ini dinamakan energi mekanik.

Dengan demikian medan magnet selain berfungsi sebagai tempat

penyimpan energi, juga sebagai medium untuk mengkopel perubahan

energi. Atau dalam pandangan elektris medan magnet berfungsi untuk

mengimbaskan tegangan pada konduktor, sedangkan dalam sudut pandang

mekanik, medan magnet sanggup untuk menghasilkan gaya dan kopel.

Perubahan energi listrik menjadi energi mekanik ini merupakan keluaran

yang berbentuk energi putar yang alat konversinya disebut sebagai motor

listrik.

A. Motor phase belah (Split Phase Motor)

8
Motor phase belah mempunyai kumparan utama dan kumparan bantu

yang letaknya bergeser 90olistrik dan disambung paralel.

Gambar 2.2 Komponen Motor Phase Belah (NugrohoAdi. 1999)

Keterangan :

a. Letak kumparan utama dan kumparan bantu pada stator

b. Bagian hubungan kumparan utama dan kumparan bantu

c. Diagram vector

Keterangan gambar :

Iu = Arus pada kumparan utama (Amp)

Ib = Arus pada kumparan sekunder (Amp)

I = Arus pada motor (Amp)

V = Tegangan pada motor (Volt )

Seperti yang terlihat pada gambar diatas, bahwa letak kumparan

utama dan kumparan bantu bergeser 900 listrik.

Selain itu, diusahakan agar arus pada kedua kumparan bergeser sebesar

mungkin (teoritis 900L) dengan demikian seolah- olah sepserti dua

phase. Dua arus dalam kumparan inilah yang akan menimbulkan medan

9
magnet berputar dan menyebabkan motort berputar sendiri (self

starting).

Pada motor phase belah, kumparan utama mempunyai tahanan

murni rendah dan reaktansi tinggi. Sebaliknya kumparan bantu

mempunyai tahanan tahanan murni tinggi dan reaktansinya rendah.

Tahanan murni kumparan bantu dapat dipertinggi dengan menambah R

yang disambung seri dengannya atau menggunakan kumparan dengan

kawat yang diameternya sangat kecil. Untuk memutuskan arus pada

kumparan bantu dilengkapi dengan saklar pemutus S yang dihubungkan

seri terhadap kumparan bantu. Alat ini akan secara otomatis

memutuskan kumparan bantu setelah motor mencapai 75% dari

kecepatan penuh. Pada motor phase belah yang dilengkapi saklar

pemutus kumparan bantu, biasanya yang dipakai saklar centrifugal.

B. Motor kapasitor

1. Motor Starting Kapasitor

Pada motor kapasitor pergeseran phase antara Iu dan Ib didapatkan

dengan memasang sebuah kapasitor yang dipasang seri terhadap

kumparan bantunya.

10
Gambar.2.3 Bagan rangkaian motor kapasitor dan diagram vektor Iu

dan Ib. (NugrohoAdi. 1999)

Keterangan gambar : Iu = Arus pada kumparan utama (Amp)

Ib = Arus pada kumparan sekunder (Amp)

I = Arus pada motor (Amp)

V = tegangan pada motor (Volt )

Kondensator yang dipakai umumnya kondensator elektrolit. Pemasangannya

diletakkan pada motor sebagai bagian yang dapat dipisahkan. Kondensator start

direncanakan khusus untuk waktu singkat ± dan tiap jam hanya 20 kali

pemakaian (star capasitor motor). Pada start capasitor motor, bila putaran motor

mencapai ± 75% dari kecepatan penuh, sakala otomatis S terbuka dan

memutuskan arus kumparan bantu dan kondensator dari sumbernya, sehingga

hanya kumparan utama yang dialiri arus.

Pada gambar.2 terlihat, bahwa Iu terbelakang/ ketinggalan terhadap sumbu

V, sedangkan Ib mendahului terhadap tegangan sumber V. Pergeseran phase

antara Iu dan Ib sekitar 800. Pada motor phase belah pergeseran phase antara V

dan I 300. Motor kapasitor banyak digunakan pada motor kipas angin, kompresor

pada kulkas, motor pompa air, dan sebagainya.

11
Gambar 2.4 Kapasitor Motor Permanen (NugrohoAdi. 1999)

2. Motor Starting dan Running Kapasitor (Permanent CapasitorMotor)

Pada dasarnya motor ini sama dengan capasitor start motor, hanya di

sini kumparan bantu dan kapasitor selalu dihubungkan dengan jala-

jala (tanpa saklar otomatis).

Keuntungan motor ini adalah:

a. Mempertinggi kemampuan motor dari beban lebih

b. Mempertinggi cos Φ (faktor daya)

c. Mempertinggi rendamen (ŋ )

3. Putaran motor halus.

Motor induksi starting dan running kapasitor terdiri dari dua jenis

berdasarkan jumlah kapasitor yang digunakan :

a. Kapasitor yang digunakan pada rangkaian motor hanya Satu

b. Kapasitor yang digunakan pada rangkaian motor dua, dimana

waktu start kapasitor yang digunakan yang kapasitasnya tinggi

sedangkan pada waktu jalan yang digunakan adalah yang

kapasitasnya rendah.

Putaran rotor selalu mempunyai arus yang sama dengan arah putaran

medan magnit stator. Di dalam kenyataannya bahwa putaran rotor

lebih rendah dari putaran medan statornya. Selisih putaran rator

dengan jumlah medan statornya disebut slip (S). Secara singkat

12
prinsip kerja dan terjadinya slip motor dapat kita tuliskan dengan

blok diagram di bawah ini:

Gambar 2.5 Blok Diagram prinsip kerja Motor 3 Fasa (NugrohoAdi.

1999)

Konstruksi motor listrik satu fasa

Gambar 2. 6. Bagian – Bagian Motor 1 Fasa (NugrohoAdi. 1999)

Pada dasarnya konstruksi motor induksi 3 fasa terbagi atas dua

bagian penting yaitu:1) bagian yang diam disebut stator; 2) Bagian

13
yang gerak (berputar) disebut rotor. Konstruksi motor induksi 3 fasa

dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 2.7. Konstruksi motor induksi 3 fasa (NugrohoAdi. 1999)

Stator motor induksi 3 fasa terdiri atas:

1. Inti stator, yang pada permukaannya terdapat alur-alur tempat meletakkan

kumparan stator.Inti stator terbuat dari bahan ferromagnitik yang terbuat

secara berlapis-lapis.

2. Lilitan/kumparan stator yaitu lilitan yang membangkitkan fluks medan

stator pada inti stator.

3. Kotak terminal yaitu tempat meletakkan ujung-ujung kumparan dari lilitan

stator dan tempat peyambungan hubungan kerja motor, apakah motor

dalam hubungan bintang (Y) atau hubungan segitiga (D)

4. Rotor adalah bagian yang berputar motor induksi yang berdaya kecil, rata-

rata menggunakan rotor sangkar dan hampir 90 % pemakaiannya pada

motor induksi. Bentuk fisiknya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

14
Gambar 2.8. Konstruksi Rotor Sangkar (NugrohoAdi. 1999)

C. Analisa Motor listrik

Daya yang dibutuhkan oleh motor listrik adalah 200 watt sesuai dengan

spsefikasi yang tertera. Tenaga gerak yang dihasilkan dari sebuah motor

listrik disebut dengan torsi dan biasanya menggunaka satuan Nm.

Persamaan yang digunakan untuk menentukan torsi yaitu sebagai

berikut:

5252 x P
𝜏= ........................................................................................ (2.1)
𝑛

Dimana;

𝜏 = Torsi (Nm)

n = Jumlah putaran motor permenit (Rpm)

P = Daya motor listrik (HP)

5252 adalah nilai ketetapan (konstan) untuk daya motor listrik

dalam satuan HP

15
2.5.2 Poros

Poros adalah suatu elemen mesin yang berputar yang digunakan untuk

memindahkan daya, dari suatu tempat ketempat yang lain.

A. Macam – macam Poros

Poros Untuk Meneruskan daya diklasifikasikan menurut

pembebanannya sebagai berikut :

a. Poros Transmisi (Line Shaft)

Poros ini mendapatkan beban punter dan lentur. Daya

ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi, puli

sabuk, rantai, dan lain – lain

b. Spindel (spindell)

Poros yang pendek, seperti poros utama mesin perkakas, dimana

beban utamanya berupa puntiran. Syarat yang harus dipenuhi poros

ini adalah deformasinya harus kecil dan bentuk serta ukuranya

harus teliti.

c. Gardan (axle)

Poros ini dipasang diantara roda – roda kereta api, dimana tidak

mendapat beban punter, dan tidak berputar. Gardan ini hanya

mendapatkan beban lentur, kecuali jika digerakkan oleh penggerak

mula dimana akan mengalami beban punter juga.

16
d. Poros (shaft)

Poros yang ikut berputar untuk memindahkan daya dari mesin ke

mekanisme yang digerakkan. Poros ini mendapatkan beban punter

murni dan lentur.

e. Poros Luwes

Poros yang berfungsi untuk memindahkan daya dari dua

mekanisme, dimana perputaran poros membentuk sudut dengan

poros lainnya. Daya yang dipindahkan kecil.

B. Hal – hal Penting dalam Perencanaan Poros

Hal – hal yang perlu diperhatikan di dalam merencanakan sebuah

poros adalah :

1. Kekuatan Poros

Suatu poros transmisi dapat mengalami beban punter atau lentur

atau gabungan antara punter dan lentur. Juga ada poros yang

mendapat beban tarik atau tekan seperti poros baling – baling kapal

atau turbin dan lain – lain.Kelelahan, pengaruh konsentrasi

tegangan bila diameter poros diperkecil atau poros bertangga,

mempunyai alur pasak harus diperhatikan. Sebuah poros harus

direncanakan hingga cukup kuat untuk menahan beban – beban

diatas.

2. Kekakuan Poros

Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup tetapi

jika lenturan atau defleksi punturannya terlalu besar akan

17
mengakibatkan ketidaktelitian, atau menimbulkan getaran atau

suara. Karena itu kekakuan dari poros harus diperhatikan dan

disesuaikan dengan jenis mesin yang akan dilayani oleh poros

tersebut.

1. Putaran Krisir

Bila putaran suatu mesin dinaikkan maka pada suatu harga

putaran tertentu dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya,

putaran ini disebut dengan putaran krisis. Hal ini dapat terjadi

pada turbin, motor torak, motor listrik, dan lain – lain. Jika

mungkin poros harus direncanakan sedemikian rupa hingga

putuaran kerjanya lebih rendah dari putaran krisisnya.

2. Korosi

Bahan – bahan tahan korosi harus diplih untuk propeller dan

pompa bila terjadi kontak dengan media yang korosif.

Demikian pula pada untuk poros yang korosif. Demikian pula

untuk poros yang terancam kavitasi dan poros yang sering

berhenti lama.

C. Bahan Poros

Secara umum untuk poros dengan diameter 3 – 3 ½” dipergunakan

bahan yang dibuat dibuat dengan pengeraan dingin, baja karbon. Dan

bila yang dibutuhkan untuk mampu menahan beban keut, kekerasan

dan tegangan yang besar maka dipakai baja paduan, yang dapat dilihat

pada table bahan (misal ASME 1347; 3140 4150; 4340;; 514; 8650)

18
yang biasa dikenal sebagai bahan komersial. Bila diperlukan

permukaan dipakai dengan baja karburising (misal : ASME 1020;

1117; 2315; 4320; 4820; atau G 4102; G4103; G 4104; G 4105 dalam

table dan sebagainya). Karena sangat tahan terhadap korosi dan poros

ini dipakai untuk meneruskan putaran tinggi dan beban berat.

Sekalipun demikian pemakaian baja paduan khusus tidak selalu

dianjurkan jika alasannya hanya karena putaran tinggi dan beban berat.

Dalam hal demikian perlu dipertimbangkan penggunaan baja karbon

yang diberi perlakuan panas secara tepat untuk memperoleh kekuatan

yang diperlukan. Sedangkan untuk poros – poros yang bentuknya sulit

seperti poros engkol, besi, cor roduler atau cor lainnya banyak

dipakai.

D. Poros dan Momen Puntir

Poros mendapatkan pembebanan utama berupa momen puntir, seperti

pada poros motor dengan kapling.

Momen punter dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:


𝑃 𝑥 60
T= .............................................................................................. (2.2)
2𝜋 𝑛

2.5.3 Bantalan

Bantalan adalah elemen yang mampu menumpu poros sehingga putaran

atau gerakan bolak balik dapat berlangsung secara halus, aman dan

panjang umur.

19
A. Klasifikasi Bantalan

Bantalan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Bantalan Luncur. Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara

poros dan bantalan karena permukaan poros ditumpu oleh

permukaan bantalan dengan perantaraan lapisan pelumas.

2. Bantalan Gelinding. Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding

antara bagian yang berputar dengan yang diam melalui elemen

gelinding seperti bola (peluru ), rol atau rol jarum, dan rol bulat.

Gambar 2.9. Macam-Macam Bantalan Gelinding (Siregar, 2013)

20
Tabel 2.4. Nomor Bantalan Gelinding Jenis Bola (Sularso, 2004:143)
Ukuran Kapasita
Nomor bantalan luar Kapasitas s
Dua Nominal Nominal
Jenis Dua sekat
Tanpa D D B r Dinamis Statis
Terbuka Sekat spesifik C Spesifik
Kontak (kg) Co (kg
6000 10 26 8 0,5 360 196
60001 6001ZZ 6001VV 12 28 8 0,5 400 229
6002 02ZZ 02VV 15 32 9 0,5 440 263
6003 6003ZZ 6003VV 17 35 10 0,5 470 296
6004 04ZZ 04VV 20 42 12 1 735 465
6005 05ZZ 05VV 25 47 12 1 790 530
6006 6006ZZ 6006VV 30 55 13 1,5 1030 740
6007 07ZZ 07VV 35 62 14 1,5 1250 915
6008 08ZZ 08VV 40 68 15 1,5 1310 1010
6009 6009ZZ 6009VV 45 75 16 1,5 1640 1320
6010 10ZZ 10VV 50 80 16 1,5 1710 1430
6200 6200ZZ 6200VV 10 30 9 1 400 236
6201 01ZZ 01VV 12 32 10 1 535 305
6202 02ZZ 02VV 15 35 11 1 600 360
6203 6203ZZ 6203VV 17 40 12 1 750 460
6204 04ZZ 04VV 20 47 14 1,5 1000 635
6205 05ZZ 05VV 25 52 15 1,5 1100 730
6206 6206ZZ 6206VV 30 62 16 1,5 1530 1050
6207 07ZZ 07VV 35 72 17 2 2010 1430
6208 08ZZ 08VV 40 80 18 2 2380 1650
6209 6209ZZ 6209VV 45 85 19 2 2570 1880
6210 10ZZ 10vv 50 90 20 2 2750 2100
6300 6300ZZ 6300VV 10 35 11 1 635 365
6301 01ZZ 01VV 12 37 12 1,5 760 450
6302 02ZZ 02VV 15 42 13 1,5 895 545
6303 6303Z 6303VV 17 47 14 1,5 1070 660
6304 04ZZ 04VV 20 52 15 2 1250 785
6305 05ZZ 05VV 25 62 17 2 1610 1080
6306 6306ZZ 6306VV 30 72 19 2 2090 1440
6307 07ZZ 07VV 35 80 20 2,5 2620 1840
6308 08ZZ 08VV 40 90 23 2,5 3200 2300
6309 6309ZZ 6309VV 45 100 25 2,5 4150 3100
9310 10ZZ 10VV 50 110 27 3 4850 3650

21
2.5.4 Sabuk & Pully

Pulley adalah suatu alat mekanis yang digunakan sebagai sebagai

sabuk untuk menjalankan sesuatu kekuatan alur yang berfungsi

menghantarkan suatu daya. Cara kerja pulley sering digunakan untuk

mengubah arah dari gaya yang diberikan, megirimkan gerak rotasi

memberikan keuntungan mekanis apabila digunakan pada kendaraan.

Fungsi dari pulley sebenarnya hanya sebagai penghubung mekanis ke

AC,Alternator,Power steering dll.

Sabuk atau belt berfungsi untuk memindahkan putaran dari poros

satu lainnya, baik putaran tersebut pada kecepatan putar yang sama

maupun putarannya dinaikan maupun diperlambat, searah dan

kebalikannya. Sabuk V terbuat dari karet dan mempunyai penampang

trapesium.Sabuk V dibelitkan di sekeliling alur pully yang berbentuk V.

Seperti pada gambar berikut:

Gambar 2.11. Sabuk V (Sugeng, 2001)

a. Perbandingan Transmisi

𝑛1 𝑑1
= ................................................................................................ (2.3)
𝑛2 𝑑2

Dimana:

𝑑1 = 𝐷𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝐾𝑒𝑐𝑖𝑙 (𝑚𝑚)

22
𝑑2 = 𝐷𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝐵𝑒𝑠𝑎𝑟 (𝑚𝑚)

𝑛1 = Kecepatan Putaran Motor Listrik (rpm)

𝑛2 = 𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑃𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 (𝑟𝑝𝑚)

b. Kecepatan sabuk

𝜋 .𝑑2 .n1
𝑉= (m/s) ......................................................................................(2.4)
60 . 1000

c. Panjang sabuk

r1− r2 2
L = 𝜋 (r1 + r2) + 2 C + ( ) .......................................................... (2.5)
𝐶

A. Sabuk-V standar (berlapis tunggal dan banyak)

Murah dan pasarannya luas

Untuk mesin industri umum

Batas temperatur sampai 60°C

B. Sabuk-V unggul (berlapis tunggal dan banyak)

Tahan panas, minyak dan listris statis kekuatan tinggi

23
Untuk tugas berat dan jumlah sabuk sedikit

Batas temperatur sampai 90°C

C. Sabuk-V penampang pendek

Tahan lenturan dan kecepatan tinggi

Untuk otomobil dan pully dengan d diameter kecil

Batas temperatur sampai 90°C

D. Sabuk-V tugas ringan (tipe-L)

Tahan lenturan dan kecepatan tinggi

Untuk mesin-mesin pertanian puli penegang pada luar sabuk dapat

dipakai

Batas temperatur sampai 60°C (untuk temperatur lebih dari 60°C lebih

baik dipakai sabuk-V unggul)

E. Sabuk-V sempit

Dapat menstrasmisikan daya besar

Untuk mesin-mesin industri umum

Batas temperatur sampai 90°C

F. Sabuk-V sudut besar

Untuk transmisi kecepatan tinggi dan daya besar dengan puli kecil dan

sempit

Untuk otomobil, batas temperatur sampai 80°C

G. Sabuk-V putaran variabel

Tahan lenturan dan tekanan samping

Untuk penurunan variabel

24
Batas temperatur sampai 90°𝐶

H. Sabuk gigi penampang pendek

Tahan lenturan dan tekanan tinggi

Untuk otomobil besar, batas temperatur sampai 90°C

I. Sabuk gigi enam

Untuk menggerakkan poros banyak

Untuk mesin pertanian dan mesin industri

Batas temperatur 60°C

J. Sabuk bergigi

Sabuk bergigi (sabuk gilir)

Tidak slip, dapat dipakai untuk penggerak sinkron

Untuk komputer mesin perkakas otomobil

Batas temperatur sampai 80°𝐶

K. Sabuk berusuk banyak

Dapat menghasikan putaran dengan kecepatan sudut yang hampir tetap

Untuk mesin perkakas dsb.

Batas temperatur sampai80°𝐶

L. Sabuk berlapis kulit nilon

Untuk transmisi putaran tinngi dan jarak poros tetap

Untuk mesin kertas, mesin tekstil,dsb

Batas tenperatur sampai 80°𝐶

25
2.5.5 Baut dan mur

Baut merupakan salah satu elemen mesin yang berfungsi sebagai pengikat

pada komponen yang saling berhubungan. Baut digolongkan menurut

bentuk kepalanya, yaitu segi enam, soket segi enam, dan kepala persegi.

Baut dan mur dibagi sebagai berikut : baut penjepit baut untuk pemakaian

khusus, sekrup mesin, sekrup penetap, sekrup pengetap dan mur seperti

diuraikan di bawah ini :

A. Baut Penjepit

Baut penjepit dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Baut Tembus

Baut tembus berbentuk batang silindris yang berulir dan

mempunyai kepala, serta ujung pengikatnya diberi mur.

2. Baut Tap

Baut tap digunakan untuk menjepit dua bagian, baut ini

mempunyai kepala sedangkan bagian berulir di tapkan pada salah

satu bagian yang diikat.

B. Baut untuk Pemakaian Khusus

Baut untuk pemakaian khusus dapat digolongkan sebagai berikut

1. Baut pondasi, untuk memasang mesin atau bangunan pada

pondasi.Baut ini ditanam pada pondasi beton, dan penjepitan pada

bagian mesin atau bangunan diketatkan dengan mur.

2. Baut penahan, untuk menahan dua bagian dalam jarak yang tetap

26
3. Baut melar, untuk mengikat benda kerja atau alay pada meja yang

mempunyai alut T, sehingga letaknya bisa diatur

4. Baut kereta, banyak dipakai pada badan kendaraan. Bagian persegi

di bawah kepala dimasukkan ke dalam lubang persegi pas sehingga

baut tidak ikut berputar pada waktu mur diketatkan atau

dilepaskan. Pada umumnya mur mempunyai bentuk segienam,

tetapi untuk pemakaian khusus seperti mur dengan bentuk yang

bermacam – macam seperti mur bulat, mur flenis, mur tutup, mur

mahkota, dam mur kuping.

C. Analisa Tegangan pada Baut dan Mur

Gambar 2.13. Macam – macam Mur (Achmad Zainuri, 2000)

Baut dan mur merupakan alat pengikat yang sangat penting. Untuk

mencegah kecelakaan, atau kerusakan pada mesin. Pemilihan baut dan

mur sebagai alat pengikat harus dilakukan dengan seksama untuk

mendapatkan ukuran yang sesuai. Macam – macam kerusakan yang

terjadi pada baut :

27
Gambar 2.15. Macam-Macam Kerusakan Baut (Achmad Zainuri,

2000)

Untuk menentukan ukuran baut dan mur, berbagai actor harus

diperhatikan seperti sifat gaya yang berkerja pada baut, syarat kerja,

kekuatan bahan, kelas ketelitian dan lain – lain. Adapun gaya – gaya

yang berkerja pada baut dapat berubah :

a. Beban statis aksial murni

b. Beban aksial bersama beban murni

c. Beban geser

d. Beban Tumbukan aksial

2.5.6 Rangka

Rangka adalah struktur datar yang terdiri dari sejumlah batang –

batang yang disambung satu dengan yang lain pada ujungnya, sehingga

membentuk suatu rangkah kokoh. Rangka berguna sebagai penyangga

utama menjadi tempat berpusatnya semua resultan gaya dari semua

komponen. Konstruksi suatu rangka bertugas mendukung beban atau gaya

yang bekerja pada sebuah sistem tersebut. Beban tersebut harus ditumpu

28
dan diletakkan pada peletakan-peletakan tertentu agar dapat memenuhi

tugasnya.

2.5.7 Sambungan las

Sambungan las termasuk sambungan tetap dan juga rapat. Sambungan

las sangat bergantung pada pengerjaan, bahan elektroda las dan bentuk

sambungan las yang dikerjakan.

Sambungan las dapat digunakan untuk bermacam-macam keperluan,

tidak hanya untuk baja, baja tuang, dan besi tuang, tetapi juga untuk

tembaga, aluminium, paduan magnesium, nickel, seng, timah hitam, dan

bahan sintetik termoplastik. Konstruksi baja yang dilas, dimana

sebelumnya disambung dengan paku keling adalah tabung bejana atau

ketel. Komponen yang sebelumnya dituang atau ditempa, sekarang banyak

dilas adalah untuk perbaikan kak atau aus, sebagai penguat, untuk menutup

bagian yang bocor. Komponen yang dilas, tidak menjadi lebih murah,

tetapi desain tertentu dengan kekakuan dan kekuatan yang sama, menjadi

lebih ringan dari pada dituang atau disambung dengan paku keling. Salah

satu kekurangan sambungan las adalah kesulitan untuk mengetahui

kualitas hasil pengelasan dan pengerjaannya memerlukan pengalaman

khusus.

Untuk konstruksi baja (rangka baja, jembatan, Crane) yang dilas,

beratnya sekitar 20% di bawah konstruksi serupa yang disambung dengan

paku keling. Untuk konstruksi ketel dan tangki, digunakan sambungan las

pada pelat dengan kampuh temu (butt weld), untuk menghindari adanya

29
overlap, sehingga lebih mudah. Kekuatan sambungan bisa mencapai 70%

hingga 100% dari kekuatan pelatnya, sedang sambungan paku keling bisa

mencapai 60% hingga 87%.

Sambungan las, banyak digunakan untuk konstruksi mesin, khususnya

pembuatan komponen dalam jumlah kecil dan waktu pemesanan yang

cepat.Sebagai bentuk sambungan tetap, sambungan las sangat cocok untuk

tujuan:

1. Menerima gaya, momen bengkok dan momen torsi;

2. Biaya murah untuk komponen baik jumlah sedikit maupun

produksi masal;

3. Komponen yang bekerja pada temperatur tinggi;

4. Bentuk desain yang mudah dirawat;

5. Sambungan yang rapat.

A. Macam-macam Sambungan Las

Untuk mendapatkan hasil penyambungan las yang kuat (sesuai

yang dirancang), sambungan las harus dirancang sesuai dengan

aplikasinya. Berbagai macam bentuk kampuh merupakan variasi

dari sambungan temu (butt joint) dan sambungan sudut (fillet

joint). Pada Gambar 1.24 ditunjukkan berbagai jenis kampuh

beserta petunjuk penggunaannya.

30
Gambar 2.15. Penggambaran simbol dihasilkan dengan garis

lambang dan symbol (Sularso dan KiyokatsuSuga 1981)

31
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Tempat Dan Waktu Penelitian

Laboratorium Teknik Fakultas Universitas Islam Makssar. dimana

penelitian ini dilakukakan terhitung mulai bulan Mei 2019 - Juli 2019,

dengan waktu yang dijadwalkan tercapai sesuai dengan perencanaan

3.2 Alat Dan Bahan

Dalam melakukan kegiatan pembuatan mesin pengiris kentang merah ini,

adapun Alat dan Bahan yang akan digunakan untuk membuat mesin

pengiris kentang merah adalah sebagai berikut

1. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian antara lain :

Tabel 3.1 Alat Pembuatan Mesin Pemotong Kentang Variasi Pisau

Pemotong

No Nama Alat Gambar Keterangan


1. Mesin las Digunakan untuk

menyambung benda

kerja (secara tetap)

2. Gurinda Digunakan untuk


potong
memotong benda

kerja (besi)

32
3. Mesin bor Digunakan untuk

melubangi atau

memperbesar pada

besi

4. Mistar baja Digunakan untuk

mengukur panajng

bahan

5. Mistar siku Digunakan untuk

menghaluskan benda

kerja

6. Mesin bor Digunakan membuat


duduk
lobang benda kerja

dengan diameter

kecil

7. Motor listrik Digunakan sebagai

sumber listrik untuk

memutar suatu

benda

8. Jangka Digunakan untuk


sorong
mengukur benda

diameter kecil

33
9. Tang rivet Digunakan untuk

membantu

memudahkan

pekerjaan dalam

memasang paku

keeling

10. Tang alat ini digunakan

untuk memegang

benda kerja

11. Kunci pas Digunakan untuk


10,12,19
mengencangkan mur

dan baut

12. Meteran 3 M Untuk mengukur

panjang dan lebar

suatu benda

13. Kunci L Digunakan untuk

instalasi baut L

(socket cap screw)

34
14. Timbangan Digunakan untuk

mengukur berat

suatu benda

15. Water pass alat yang dipakai

untuk mengukur

perbedaan

ketinggian dari satu

titik acuan ke acuan

berikutnya

16. Kuas 2 inch Untuk mengecat

suatu benda yang

akan di warnai

2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian antara lain :

Tabel 3.2. Bahan Pembuatan Mesin Pemotong Kentang Variasi Pisau


Pemotong
No Nama bahan Gambar Keterangan

1. Kawat las Menyambung secara

teteap benda kerja

35
2. Batu gurinda Menghaluskan benda

kerja

3. Besi siku Digunakan untuk

pekerjaan struktur

maupun arsitektur

4. Besi plat Untuk membuat cover

atas alat

5. Bearing Sebagai tempat

perletakan poros

6. Baut dan mur Digunakan untuk

mengunci bantalan dan

motor

7. Besi poros Digunakan untuk


memutar piringan
pisau

8. Mur ring dan Digunakan untuk

baut mengikat satu sisi

dengan yang lain

9. Mata rivet Untuk mengikat fiber

motif pada cover alat

36
10. Engsel Sebagai alat pembantu

unutk membuka dan

menutup bagian atsa

11. Gagang Sebagai alat bantu

penarik penarik besi plat

12. PAMBEL V Sebgai alat bantu

A42 putaran dari motor ke

pulli

13. Pulli 8 inch Untuk meneruskan

putaran dari motor ke

poros

14. Amplas Untuk menghasulkan

permukaan yang tdk

rata

37
3.3 Metode penelitian

1.) Pengamatan/pengukuran

2.) Pembuatan/perancangan

3.) Studi pustaka

3.4 Langkah-langkah perancangan

1.) Proses pembuatan komponen mesin pengiris kentang

a. Poros Piringan

- Ukur panjang poros dan piringan sesuai dengan ukuran yang

telah ditentukan.

- Potong poros menggunakan mesin gerinda potong

- Chamfer poros dengan menggunakan mesin bubut.

- Pembuatan piringan mengunakan ukuran yang telah ditentukan

- Pembuatan piringan mengunakan gerinda tangan, mata gerinda

potong dan kikir

- Satukan poros dengan piringan

b. Corong Masukan

- Ukur Pipa sesuai gambar kerja

- Potong besi pipa sesuai dengan ukuran

- Sambung setiap sisi pertemuan dengan las listrik

38
- Ratakan hasil pengelasan menggunakan gerinda tangan.

c. Corong Keluar

- Ukur fiber motif sesuai gambar kerja.

- Potong fiber motif sesuai dengan ukuran.

- Sambung setiap sisi pertemuan Sekrup

d. Rangka

- Ukuran besi siku sesuai gambar kerja dengan ukuran tinggi

rangka 55,5 cm, lebar 35,5cm, panjang 30,5 cm.

- Potong besi siku sesuai dengan ukuran.

- Rakit rangka sesuai gambar kerja dengan menggunakan mesin

las listrik.

- Ratakan hasil pengelasan menggunakan gerinda tangan.

e. Motor

Jenis motor ini dapat diperoleh di toko yang menyediakan alat permesinan

mesin ¼ Hp

f. Bearing

39
Jenis bearing ini dapat diperoleh ditoko penjualan suku cadang

permesinan

g. Pulli

Jenis puli yang digunakan adalah puli V Komponen ini dapat diperoleh

pada toko penjual suku cadang mesin.

h. Belt

Jenis Belt yang digunakan adalah jenis A 42, bisa didapatkan pada

toko permesinan terdekat.

2.) Tahap Perakitan

Adapun tahap perakitan yaitu sebagai berikut :

40
a. Tahap perakitan corong masukan dan saluran keluar menggunakan

baut

b. Tahap perakitan rangka dudukan motor listrik dengan menggunakan

las listrik.

c. Tahap perakitan rangka dudukan motor listrik dengan komponen-

komponen sistem penggerak (bearing, poros, roll pemisah, puli dan

sabuk).

d. Tahap perakitan rangka utama dengan penutup mesin dengan

menggunakan peluru Rivet

e. Tahap perakitan pisau pemotong dengan variasi bentuk pemotongan

sebanyak 3 macam (persegi , trapesium dan jajarangenjang)

3.5 Metode Analisa

Metode analisa adalah merupakan tahapan proses penelitian dimana data

yang sudah dikumpulkan di manage untuk diolah dalam rangka menjawab

rumusan masalah. Manajemen dan proses inilah yang disebut analisa data.

Adapun metode analisa yang dilakukan dalam Perancangan Alat Pengiris

Bawang ini adalah sebagai berikut :

1. Perhitungan Daya Motor :

2𝜋𝑛.𝑇
𝑃 ..............................................................................?
60

2. Perhitungan Perbandingan Pulley

𝑛2 𝑑1
= ..............................................................................?
𝑛1 𝑑2

3. Perhitungan Sabuk

41
a. Kecepatan sabuk

𝜋𝑑2 𝑛
V = 60.0001 (𝑚/𝑠)..............................................................................?

b. Panjang sabuk

𝑟1− 𝑟2
L = 𝜋(𝑟1 + 𝑟2 ) + 2𝑥 + ( )2.......................................................?
𝑥

4. Perhitungan poros momen puntir


𝑃.60
𝜏= .............................................................................................?
2𝜋𝑛

5. Perhitungan rangka

42
3.6 Flow Chart

Mulai

Identifikasi dan Analisa

Tinjauan pustaka

Perumusan dan

Penyempurnaan Konsep

Konsep Terpilih

Mendesain Bagian Alat

Pembuatan dan Perakitan

Alat
Tidak

Pengujian

Alat

Pengambialan dan

Pengelohan Data

Hasil Dan Pembahasan

Kesimpulan

Selesai

43
3.7 Time scedule

Mei Juni Juli Agustus


No uraian Minggu Ke
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
persiapan
1
penelitian
2 perencanaan
persiapan alat
3
dan bahan
tahap
4
perakitan
5 pengujian alat

pengambilan
6
data hasil

44
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Perancangan

4.1.1 Data Motor listrik

Gambar 4.31 Alat Mesin Pengiris Bawang

Keterangan :

1. Penggerak : Elektro Motor

2. Daya (Power) : 100 watt

3. Tegangan Listrik : 220 V

4. Frekuensi Listrik : 50 Hz / 60 Hz

5. Kapasitas : 5Kg – 10 Kg / Jam

4.1.2 Data Poros

1. Jarak sumbu poros (C) : 16 cm

2. Panjang poros : 22,5 cm

3. Diameter poros : 1,10 cm

45
4.1.3 Data Pully dan Sabuk

1. Diameter Pully motor (d1) : 3 cm

2. Diameter Pully besar (d2) : 175 cm

3. Putaran motor (n1) : 2800 rpm

4. Spesifikasi sabuk : K -26

5. Tipe sabuk :V

4.1.4 Perancanaan Kontruksi Rangka

Dalam pembuatan alat Mesin Pengiris Bawang serta rangka merupakan

bagian yang penting untuk menopang semua komponen. Oleh karena itu

rangka harus didesain sedemikian rupa sehingga didapatkan hasil

konstruksi yang kuat dan aman. Konstruksi rangka ditunjukan pada

Gambar 4.32

Gambar 4.32 Rangka Umum

4.1.5 Perencanaan Rangka Dudukan Motor

1. Perencanaan Rangka Dudukan Motor Listrik

Perhitungan perencanaan merupakan langkah yang penting


untuk mengetahui pembebanan yang terjadi pada rangka bagian atas.
Adapun data – data yang diketahui antara lain :

- Massa 1 unit motor listrik = 3,5 kg

46
Nilai P berasal dari berat 1 unit motor listrik sebesar 3,5 kg. Maka
perhitungan nilai P pada bidang adalah sebagai berikut :
Beban P = 3,5 kg

Gambar 4.33 Kontruksi Rangka Bagian Atas

1. Analisis Pada Batang A -B

Gaya terlihat yang menerima beban pada gambar 4.33

Gambar 4.34 Gaya yang bekerja pada batang A – B

47
Dimana :

AV : Tumpuan pada titik A

L : Panjang balok

P : Beban pada balok

a : Jarak dari bebean terpusat (p)

Maka :

Ʃmb : 0 (semua gaya gaya dimomenkan ketitik B)

AV . L – P ( L-a ) = 0

AV . 130 mm – 3.5 kg ( 130mm – 65 mm) = 0

3,5 𝑘𝑔 (65 𝑚𝑚)


AV =
130 𝑚𝑚

AV = 1,75 kg

ƩMA = 0 (semua gaya-gaya dimemenkan ketitik B)

- BV . L + P (L – P) = 0

- BV . 130 mm + 3,5 kg ( 130 mm – 65 mm) = 0

3,5 𝑘𝑔 (65𝑚𝑚)
BV =
65 𝑚𝑚

BV = 1,75 kg

Momen :

Av x a

= 1,75 kg x 65 mm

= 113,75 kg.mm

48
2. Diagram Rangka Motor Listrik

Adapun diagram NFD, SFD, dan BMD rangka bagian atas sebagai
berikut :

3. Defleksi Pada Rangka A – B

49
4.1.6 Perhitungan Torsi Motor Dan Daya Motor

Untuk menentukan torsi motor (T) dapat digunakan persamaan 2.1 :


5252.𝑃
𝑇= 𝑁

5252.100 525200
𝑇= =
2800 2800

𝑇 = 187,57 𝑁𝑚

Jadi Torsi Motor (T) adalah 187,57 Nm

Untuk menentukan Daya Motor dapat digunakan rumus :


2𝜋𝑛.𝑇
P= 60

2𝑥3,14𝑥2800.187,57
P= 60

3.298.230,88
P= 60

P = 54.970,57

4.1.7 Perhitungan Poros Momen Puntir

Untuk menentukan momen puntir pada poros dapat digunakan persamaan


2.2 :
𝑃.60
𝜏= 2𝜋𝑛

54.970,51
= 2𝑥3,14.2800

= 3,123 𝑁𝑚

4.1.8 Perhitungan Perbandingan Pulley, Kecepatan Sabuk dan Panjang


Sabuk

1. Perbandingan Pulley
Untuk menentukan perbandingan Pulley dapat digunakan persamaan 2.3
𝑛2 𝑑
= 𝑑1
𝑛1 2

𝑛2 0,03
= 0,175
2800

50
𝑛2. . 0,175 = 2800𝑥0,03
84
𝑛2 = 0,175 = 480 𝑟𝑝𝑚

2. Kecepatan Sabuk (V)

𝜋𝑑2 .𝑛1
V= (𝑚/𝑠)
60.000

3,14𝑥0,175𝑚.2800
= 60.000

= 0,0256 m/s

3. Panjang Sabuk (L)

𝑟1 −𝑟2 2
L = 𝜋(𝑟1 + 𝑟2 ) + 2. x + ( )
𝑥

0,015−0,875 2
= 3,14 (0,015 + 0,0875) + 2x0,16 + ( )
0,16

= 3,14 (0,1025) + 0,32 + (0,453)2

= 0,321 + 0,32 + 0,025

= 0,641 + 0,025

= 0,666 m

= 66,6 m

4.2 Data Hasil Pengirisan dan Kapasitas Alat

4.2.1 Hasil Pengirisan Alat


Pada proses pengirisan dilakukan dengan menggunakan jenis bahan baku

bawang merah. Proses pengirisan dimulai dengan mengupas bawang secara

manual. Bawang yang telah dikupas dimasukkan dalam hopper. Bawang akan

masuk kedalam wadah pengiris yang berputar dengan kecepatan 73,26 putaran

permenit. Percobaan dilakukan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk

51
mengiris bawang seberat 1 kg. Percobaan dilakukan tiga kali pengulangan untuk

mendapatkan rataan waktu.

Setiap pengulangan menggunakan bawang seberat 1 kg. Bawang yang telah teriris

akan keluar melalui saluran keluaran. Bawang yang dihasilkan memiliki tebal

yang se ragam yaitu 1 mm.

Bawang yang tidak sepenuhnya keluar dari saluran pengeluaran. Ada bawang

yang tertinggal di alat. Berat bawang yang tertinggal dialat dapat dilihat pada

tabel ha sil pengirisan.

Tabel 1. Hasil pengirisan

Percobaan Berat Berat Waktu Berat Persentase


Sebelum Setelah Pengirisan Bahan Berat
Diiris Diiris (Detik) Tertinggal bahan
(kg) (kg) (kg) tertinggal
(%)
1 1 0,96 46,17 0,03 3
2 1 0,98 48,55 0,01 1
3 1 0,97 47,35 0,02 2
Rataan 1 0,97 47,36 0,02 2

4.2.2 Kapasitas Alat

Kapasitas efektif alat dilakukan dengan menghitung banyaknya bawang yang

telah diiris (kg) tiap satuan waktu yang dibutuhkan selama proses pengirisan

(jam). Kapasitas efektif alat dapat dilihat dari Tabel 2 di bawah ini :

52
Tabel 2. Kapasitas alat

Percobaan Berat Bahan Waktu Pengirisan Kapasitas efektif

(kg) (detik) alat (kg/jam)

1 1 46,17 77,9

2 1 48,55 74,2

3 1 47,35 76,1

Rataan 1 47,02 76,1

Dari penelitian yang dilakukan diperoleh waktu yang dibutuhkan untuk

mengiris bawang pada percobaan 1 selama 46,17 detik. Lama waktu yang

dibutuhkan untuk percobaan 2 yaitu 48,35 detik. Dan untuk percobaan ke 3

dibutuuhkan waktu selama 47,35 detik. Dari hasil ini di peroleh rataan waktu

untuk mengiris bawang 1 kg adalah 47,2 detik. Maka di peroleh kapasitas efektif

alat sebesar 76,1 kg/jam.

Tebal bawang yang diperoleh adalah 1 mm karena pemasangan sudut mata

pisau 4°. Hal ini sesuai dengan literatur Widiantara (2010) yang menyebutkan

sudut kemiringan pisau 4° adalah sudut yang paling baik yang menghasilkan

irisan bawang yang seragam dengan ketebalan 1 mm.

53
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil perancangan alat Mesin Pengiris Bawang , setra hasil

pembahasan yang telah penulis uraikan pada bab – bab sebelumnya maka

dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada Perancangan Alat Mesin Pengiris Bawang Beban Puntir Yang

Terjadi Pada Poros Yaitu 3,123 Nm

2. Panjang, Kecepatan Vektor, Pada Sabuk Dan Perbandingan Transmisi

Pada Pully Yaitu, Panjang = 66,6 M, Kecepatan Vektor = 0,0256 M/S,

Dan Transmisi Pada Pully = 480 Rpm

3. Nilai SFD Dan BMD Pada Alat Yaitu, SFD = 3,50 Dan BMD = 1,75

4. Setelah Melakukan Pengujian Kapasitas Alat Mesin Pengiris Bawang

Kami Dapat Memproduksi Bawang Yaitu 10kg/Jam

5.2 Saran

Kekurangan alat kami yaitu hasil pengirisan bawang masih kurang terukur

Untuk kedepannya kami berharap pengembangan perancagan alat mesin

pengiris bawang ini dapat di sempurnakan lagi agar hasil dari pengirisan

bawang tersebut dapat sempurnah

54
55

Anda mungkin juga menyukai