Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH TENTANG EXTERIOR ROUTING PROTCOL

Disusun untuk memenuhi UTS


Mata Kuliah : Network Design and Management
Dosen Pengampu : Sudarmawan, M.T

Disusun Oleh :

Nama : Deny Nugroho Triwibowo

NIM : 18.51.1119

Konsentrasi : Business Intelligence

PROGRAM STUDI S2 TEKNIK INFORMATIKA


PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul ”Exterior Routing Protocol” dengan baik
dan tepat pada waktunya.

Maksud dan tujuan penulis menyusun makalah ini, selain untuk memenuhi
salah satu tugas UTS “Ujian Tengah Semester” mata kuliah Network Design and
Management adalah untuk menyampaikan informasi tentang pengertian eksterior
routing, routing BGP, kekurangan dan kelebihan routing BGP, serta contoh
implementasi dari routing BGP.

Demikian makalah ini penulis susun, mudah-mudahan bermanfaat bagi


penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Makalah ini tidak terlepas dari
kekurangan, maka dari itu kritik dan saran sangat kami harapkan.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB 1 ..................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1. Latar Belakang ............................................................................................. 1

2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

3. Tujuan Pembahasan ..................................................................................... 2

BAB II ..................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3

1. Routing Protocol....................................................................................... 3

2. Autonomous System (AS) ........................................................................ 3

3. Exterior Routing ....................................................................................... 5

4. Static Routing ........................................................................................... 5

5. Dynamic Routing ..................................................................................... 6

6. Border Gateway Protocol (BGP) .............................................................. 8

BAB III ................................................................................................................. 13

KESIMPULAN ..................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pengaruh dunia Internet yang demikian kompleks dimana semua lapisan


masyarakat maupun korporat membutuhkan Internet untuk kelangsungan hidup
mereka karena ketika perkembangan Internet semakin besar maka dibutuhkan pula
sebuah kendali yang dapat merutekan paket – paket data sehingga jaringan
komputer yang digunakan dapat diterima dalam kondisi yang benar dan baik.

Jaringan komputer memungkinkan kelompok kerja berkomunikasi lebih


efisien, memberikan kemampuan kepada media komunikasi untuk mempercepat
proses kerja yang lebih baik dari segi ruang dan waktu dimana semuanya membantu
team lebih produktif (Munandar & Badrul, 2015). Ketika sebuah jaringan komputer
yang dikelola semakin besar maka dibutuhkan pula sebuah mekanisme teknis
mngenai pemetaan routing secara dinamis karena routing statik sudah tidak bisa
diandalkan untuk kondisi jaringan yang kompleks.

Menurut Musril (2017), Jaringan komputer itu sendiri yakni himpunan


“interkoneksi” antara dua komputer autonomous atau lebih yang terhubung dengan
media transmisi kabel (wired) atau tanpa kabel (wireless). Dengan tuntutan dari
permasalahan demikian, maka jaringan komputer harus dibarengi dengan
penerapan teknik atau mekanisme komunikasi data yang bagus. Komunikasi data
dapat dikatakan bagus ketika data yang dikirim dapat diterima oleh perangkat yang
dituju dengan cepat dan utuh. Untuk itu perlu adanya pemanfaatan Routing
Protocol dalam menjalankan mekanisme komunikasi data.

Routing protocol adalah mekanisme yang mengatur jalur komunikasi data


dalam sebuah jaringan komputer. Routing Protocol diimplementasikan di lapisan
network pada OSI layer. Dijelaskan oleh Wood, dkk (2015) dan Circiumarescu, dkk
(2015), terdapat dua jenis routing protocol yang digunakan dalam komunikasi
jaringan internal dan eksternal, yakni Interior Gateway Protocol (IGP) dan

1
Eksterior Gateway Protocol (EGP). Menurut Athira, dkk (2017), Interior Gateway
Protocol digunakan untuk routing dalam autonomous system dan Exterior Gateway
Protocol digunakan untuk routing antara autonomous system (AS) yang berbeda.
Untuk itu dibutuhkan pemilihan protokol routing yang tepat sehingga interkoneksi
antar AS tidak mengalami noise. Border gateway protocol (BGP) dapat dipilih oleh
administrator jaringan untuk melakukan interkoneksi antar AS.

2. Rumusan Masalah

Bedasarkan latar belakang yang telah diuraikan dalam penelitian ini


dirumuskan masalah – masalah sebagai berikut :

a. Apa pengertian dan penjelasan Exterior Routing Protocol ?


b. Apa fungsi dan kegunaan BGP ?

3. Tujuan Pembahasan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah :

a. Memahami pengertian dan penjelasan secara umum tentang Exterior Routing


Protocol.
b. Memahami fungsi dan kegunaan BGP.

2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Routing Protocol
Routing merupakan proses dimana sesuatu dibawa dari satu lokasi ke lokasi
lainnya. Contoh riil sesuatu yang membutuhkan perutean adalah surat, panggilan
telepon, perjalanan kereta api, dan lain sebagainya. Pada suatu jaringan router
adalah perangkat yang digunakan untuk merutekan trafik jaringan. Untuk dapat
melakukan perutean, suatu router, atau entitas apapun yang membangun routing,
melakukan beberapa langkah berikut ini:

a. Mengetahui Alamat tujuan


b. Mengenali sumber-sumber informasi perutean.
c. Menemukan rute-rute.

Pada suatu sistem jaringan komputer, router mempelajari informasi routing


dari sumber-sumber routing-nya yang terletak di dalam tabel routing (routing
table). Router akan berpedoman pada tabel ini untuk menyatakan port mana yang
digunakan memforward paket-paket yang ditujukan kepadanya (Edi, 2006).

2. Autonomous System (AS)

Gambar 1 Arsitektur Jaringan Autonomous System

Autonomous system pada jaringan komputer tidak dapat secara otomatis


melakukan interkoneksi dengan AS berbeda karena memiliki kebijakan routing

3
sendiri – sendiri. Dijabarkan oleh Verma, B, dkk (2015), AS adalah seperagkat
router yang terdiri dari satu atau lebih IP Prefix yang terhubung oleh satu atau lebih
operator jaringan di bawah kebijakan routing yang telah ditetapkan sebelumnya.
Secara teori, router dapat saling berkomunikasi dalam satu AS dan memberikan
informasi ketika routing protocol yang digunakan untuk berkomunikasi sama
dengan semua router di dalamnya.

Suatu autonomous system adalah bagian logical dari jaringan IP yang besar,
biasanya dimiliki oleh sebuah organisasi jaringan dan diadministrasikan oleh
sebuah management resmi. Setiap router dapat berkomunikasi dengan router yang
lain dalam satu autonomous system.

Di dalam autonomous system, routing dilaksanakan secara:

1. Interior Routing yaitu protocol routing yang di desain atau dibuat untuk
digunakan pada autonomous system tunggal.

2. Exterior Routing yaitu protocol routing yang didesain atau dibuat untuk
digunakan pada router-router antara autonomous system yang berbeda.

Perbedaan Interior Routing dan Exterior Routing

Adapun perbedaan interior routing dan ekxterior routing akan ditunjukkan


pada Tabel 1.

Tabel 1. Perbedaan Interior Routing dan Exterior Routing

Interior Routing Exterior Routing

Routing di dalam suatu AS Routing antara AS

Protokol untuk Intradomain routing juga Protokol untuk interdomain routing


disebut Interior Gateway Protocol / IGP disebut Exterior Gateway Protocol/ EGP
Protokol yang populer Protokol routing:

 RIP (sederhana, lama)  EGP

4
 OSPF (lebih baik)  BGP (lebih baru)

Mengabaikan Internet di luar AS Mengasumsikan Internet terdiri dari


sekumpulan interkoneksi AS

3. Exterior Routing
Exterior Routing Protocol Pada dasarnya internet terdiri dari beberapa
Autonomous System yang saling berhubungan satu sama lain dan untuk
menghubungkan Autonomous System dengan Autonomous System yang lainnya
maka Autonomous System menggunakan exterior routing protocol sebagai
pertukaran informasi routingnya.

Exterior Gateway Protocol (EGP) merupakan protokol yang mengumumkan


kepada Autonomous System yang lain tentang jaringan yang berada dibawahnya
maka jika sebuah Autonomous System ingin berhubungan dengan jaringan yang
ada dibawahnya maka mereka harus melaluinya sebagai router utama. akan tetapi
kelemahan protokol ini tidak bisa memberikan rute terbaik untuk pengiriman paket
data. Border Gateway Protocol (BGP). Protocol ini sudah dapat memilih rute
terbaik yang digunakan pada ISP besar yang akan dipilih.

4. Static Routing
Router meneruskan paket dari sebuah network ke network yang lainnya
berdasarkan rute (catatan: seperti rute pada bis kota) yang ditentukan oleh
administrator. Rute pada static routing tidak berubah, kecuali jika diubah secara
manual oleh administrator.

Kekurangan dan Kelebihan Static Routing:

a. Dengan menggunakan next hop ( + ) dapat mencegah trjadinya eror dalam


meneruskan paket ke router tujuan apabila router yang akan meneruskan
paket memiliki link yang terhubung dengan banyak router.itu disebabkan
karena router telah mengetahui next hop, yaitu ip address router tujuan
( – ) static routing yang menggunakan next hop akan mengalami multiple

5
lookup atau lookup yg berulang. lookup yg pertama yang akan dilakukan
adalah mencari network tujuan,setelah itu akan kembali melakukan proses
lookup untuk mencari interface mana yang digunakan untuk menjangkau
next hopnya.

b. Dengan menggunakan exit interface ( + ) proses lookup hanya akan terjadi


satu kali saja ( single lookup ) karena router akan langsung meneruskan
paket ke network tujuan melalui interface yang sesuai pada routing table (
– ) kemungkinan akan terjadi eror keteka meneruskan paket. jika link
router terhubung dengan banyak router, maka router tidak bisa
memutuskan router mana tujuanya karena tidak adanya next hop pada
tabel routing. karena itulah, akan terjadi eror. routing static dengan
menggunakan next hop cocok digunakan untuk jaringan multi-access
network atau point to multipoint sedangkan untuk jaringan point to point,
cocok dengan menggunakan exit interface dalam mengkonfigurasi static
route. recursive route lookup adalah proses yang terjadi pada routing tabel
untuk menentukan exit interface mana yang akan digunakan ketika akan
meneruskan paket ke tujuannya.

5. Dynamic Routing
Dynamic router mempelajari sendiri Rute yang terbaik yang akan
ditempuhnya untuk meneruskan paket dari sebuah network ke network lainnya.
Administrator tidak menentukan rute yang harus ditempuh oleh paket-paket
tersebut. Administrator hanya menentukan bagaimana cara router mempelajari
paket, dan kemudian router mempelajarinya sendiri. Rute pada dynamic routing
berubah, sesuai dengan pelajaran yang didapatkan oleh router.
Apabila jaringan memiliki lebih dari satu kemungkinan rute untuk tujuan yang sama
maka perlu digunakan dynamic routing. Sebuah dynamic routing dibangun
berdasarkan informasi yang dikumpulkan oleh protokol routing. Protokol ini
didesain untuk mendistribusikan informasi yang secara dinamis mengikuti
perubahan kondisi jaringan. Protokol routing mengatasi situasi routing yang
kompleks secara cepat dan akurat. Protokol routng didesain tidak hanya untuk

6
mengubah ke rute backup bila rute utama tidak berhasil, namun juga didesain
untuk menentukan rute mana yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut.
Pengisian dan pemeliharaan tabel routing tidak dilakukan secara manual oleh
admin. Router saling bertukar informasi routing agar dapat mengetahui alamat
tujuan dan menerima tabel routing. Pemeliharaan jalur dilakukan berdasarkan pada
jarak terpendek antara device pengirim dan device tujuan.

Routing Information Protocol (RIP)

Routing protokol yang menggunakan algoritma distance vector, yaitu


algortima Bellman-Ford. Pertama kali dikenalkan pada tahun 1969 dan
merupakan algoritma routing yang pertama pada ARPANET. Versi awal dari
routing protokol ini dibuat oleh Xerox Parc’s PARC Universal Packet
Internetworking dengan nama Gateway Internet Protocol. Kemudian diganti
nama menjadi Router Information Protocol (RIP) yang merupakan bagian
Xerox network Services.

RIP yang merupakan routing protokol dengan algoritma distance


vector, yang menghitung jumlah hop (count hop) sebagai routing metric.
Jumlah maksimum dari hop yang diperbolehkan adalah 15 hop. Tiap RIP router
saling tukar informasi routing tiap 30 detik, melalui UDP port 520. Untuk
menghindari loop routing, digunakan teknik split horizon with poison reverse.
RIP merupakan routing protocol yang paling mudah untuk di konfigurasi.
RIP memiliki 3 versi yaitu :

1. RIPv1

2. RIPv2

3. RIPng

Kelebihan

1. Menggunakan metode Triggered Update

7
2. RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali
memberikan informasi routing.

3. Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router
tetap harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan
tersebut (triggered update).

4. Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil


yang cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link
jaringan.

Kekurangan

1. Jumlah host Terbatas

2. RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route.

3. RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM).

4. Ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahui cara routing ke dirinya


sendiri (informasi lokal) dan tidak mengetahui topologi jaringan
tempatnya berada

6. Border Gateway Protocol (BGP)


Border Gateway Protocol (BGP) adalah sebuah sistem antar autonomous
routing protocol. Sistem autonomous adalah sebuah jaringan atau kelompok
jaringan di bawah administrasi umum dan dengan kebijakan routing umum. BGP
digunakan untuk pertukaran informasi routing untuk Internet dan merupakan
protokol yang digunakan antar penyedia layanan Internet (ISP). Menurut Khun, dkk
(2007) BGP adalah protokol routing standar yang bertujuan untuk memilih jalur-
jalur interdomain. Fungsi utama dari BGP untuk mempertukarkan network
reachability information antar suatu BGP router dengan BGP router yang lain. BGP
tidak dibangun untuk rute dalam satu AS, tetapi dibangun untuk rute antar
AS. Pelanggan jaringan, seperti perguruan tinggi dan perusahaan, biasanya
menggunakan sebuah Interior Gateway Protocol (IGP) seperti RIP atau OSPF untuk
pertukaran informasi routing dalam jaringan mereka. Pelanggan menyambung ke

8
ISP, dan ISP menggunakan BGP untuk bertukar pelanggan dan rute ISP . Ketika
BGP digunakan antar Autonom System (AS), protokol ini disebut sebagai External
BGP (EBGP). Jika penyedia layanan menggunakan BGP untuk bertukar rute dalam
suatu AS, maka protokol disebut sebagai Interior BGP (IBGP).

Jenis-Jenis Routing BGP

Routing protokol BGP dibagi menjadi dua subbagian besar yang


berbeda berdasarkan fungsi, lokasi berjalannya sesi BGP, dan kebutuhan
konfigurasinya yaitu:

6.1.1 IBGP (Internal BGP)

Sesuai dengan namanya, Internal BGP atau IBGP adalah sebuah


sesi BGP yang terjalin antara dua router yang menjalankan BGP yang
berada dalam satu hak administrasi, atau dengan kata lain berada dalam
satu autonomous system yang sama. Sesi internal BGP biasanya dibangun
dengan cara membuat sebuah sesi BGP antarsesama router internal dengan
menggunakan nomor AS yang sama.

Biasanya IBGP berguna untuk memungkinkan router internal


saling bertukar rute-rute yang didapat dari dunia luar. Dengan demikian
semua router saling dapat mengetahui rute-rute apa saja yang disimpan
oleh masing-masing router. Setelah mengetahui lebih banyak rute, maka
jalan menuju ke suatu situs di internet memiliki banyak pilihan.

IBGP biasanya digunakan pada jaringan internal ISP atau


perusahaan-perusahaan besar. Tujuannya adalah agar antarsesama router
di dalamnya dapat saling bertukar informasi yang didapat dari dunia luar,
atau dengan kata lain dari AS number lain. Untuk menjalankan IBGP
dalam jaringan internal, sebuah sesi IBGP memerlukan bantuan routing
protocol yang lain. Tujuannya adalah agar router tetangga yang menjadi
tujuan sesi IBGP dapat dicapai oleh router tersebut. Hal ini diperlukan

9
karena untuk membuka sebuah sesi BGP diperlukan reachability ke
tetangga tujuannya.

Sebuah sesi IBGP antardua buah router atau lebih tidak


memerlukan koneksi secara langsung, atau dengan kata lain tidak
memerlukan koneksi Point-to-Point. Kita bisa membangun sesi IBGP
antar dua router meskipun keduanya berada dalam jarak yang jauh, asalkan
tidak terpisah dalam autonomous system yang lain. Namun syarat untuk
membuatnya demikian adalah desain dan implementasi internal routing
protocol yang baik. Internal routing protocol sangat berguna untuk
melakukan routing terhadap paket-paket komunikasi BGP sehingga bisa
sampai dari router asal ke router tujuannya.

6.1.2 EBGP (External BGP)

Kebalikannya dari IBGP, External BGP atau sering disingkat


EBGP berarti sebuah sesi BGP yang terjadi antar dua router atau lebih
yang berbeda autonomous systemnya atau berbeda hak administratif.
Tidak hanya sekadar beda nomor AS saja, namun benar-benar berbeda
administrasinya. Jadi misalnya router Kita dengan router ISP ingin dapat
saling bertukar informasi dengan menggunakan bantuan BGP, maka
kemungkinan besar Kita akan membuat sesi EBGP. Hal ini dikarena
autonomous system router Kita dengan router ISP dibuat berbeda.

Pihak ISP tentu tidak akan memasukkan router BGP Kita dalam
autonomous systemnya karena memang bukan hak dan kewajiban mereka
untuk mengurus router Kita. Dengan perbedaan autonomous system ini,
maka seperangkat peraturan saat melakukan routing update tentu berbeda
dengan apa yang ada dalam IBGP. Untuk itulah sesi BGP jenis ini
dikategorikan berbeda, yaitu sebagai External BGP.

Sesi External BGP biasanya dibuat dengan menggunakan bantuan


media point-to-point seperti misalnya line Point-to-Point serial, satelite

10
Point-to-Point, wireless Point-to-Point, dan banyak lagi. Sesi EBGP
biasanya terjadi pada router yang letaknya berada di perbatasan antara
jaringan Kita dengan jaringan lain, atau sering disebut juga dengan istilah
border router. Tujuan utama dibuatnya EBGP adalah untuk memudahkan
pendistribusian informasi routing dari pihak luar ke jaringan Kita.

Paket-Paket Pada Protokol BGP

Untuk membentuk dan mempertahankan sebuah sesi BGP dengan


router tetangganya, BGP mempunyai mekanismenya sendiri yang unik.
Pembentukan sesi BGP ini mengkitalkan paket-paket pesan yang terdiri dari
empat macam. Paket-paket tersebut adalah sebagai berikut:

6.2.1 Open Message

Sesuai dengan namanya, paket pesan jenis ini merupakan paket


pembuka sebuah sesi BGP. Paket inilah yang pertama dikirimkan ke router
tetangga untuk membangun sebuah sesi komunikasi. Paket ini berisikan
informasi mengenai BGP version number, AS number, hold time, dan
router ID.

6.2.2 Keepalive Message

Paket Keepalive message bertugas untuk menjaga hubungan yang


telah terbentuk antarkedua router BGP. Paket jenis ini dikirimkan secara
periodik oleh kedua buah router yang bertetangga. Paket ini berukuran 19
byte dan tidak berisikan data sama sekali.

6.2.3 Notification Message

Paket pesan ini adalah paket yang bertugas menginformasikan


error yang terjadi terhadap sebuah sesi BGP. Paket ini berisikan field-field
yang berisi jenis error apa yang telah terjadi, sehingga sangat memudahkan
penggunanya untuk melakukan troubleshooting.

11
6.2.4 Update Message

Paket update merupakan paket pesan utama yang akan membawa


informasi rute-rute yang ada. Paket ini berisikan semua informasi rute
BGP yang ada dalam jaringan tersebut. Ada tiga komponen utama dalam
paket pesan ini, yaitu Network-Layer Reachability Information (NLRI),
path attribut, dan withdrawn routes

Kelebihan Routing BGP

Beberapa kelebihan routing BGP :

a. BGP memiliki kemampuan untuk mengontrol dan mengatur trafik-


trafik dari sumber berbeda di dalam network multi-home (tersambung
ke lebih dari 1 ISP/Internet Service Provider).

b. Sangat sederhana dalam instalasi.

Kekurangan Routing BGP

Beberapa kekurangan routing BGP :

a. BGP mempublikasikan rute yang tidak diketahui bagaimana cara


mencapainya.

b. Sangat terbatas dalam mempergunakan topologi.

12
BAB III
KESIMPULAN

1. Kesimpulan

a. Router merupakan sebuah alat yang berfungsi menghubungkan jaringan


yang berbeda agar bisa melakukan komunikasi antar device di dalam
jaringan tersebut. Router bekerja dengan cara menentukan jalur yang
akan dipilih untuk mengirim paket-paket data dari sumber ke tujuan.
Proses pencarian dan penentuan jalur inilah yang disebut routing
sedangkan sekumpulan aturan yang berkerja untuk menentukan dan
menjalankan proses routing disebut routing protokol. Protokol routing
adalah komponen penting dari komunikasi dalam Jaringan Wireless
b. BGP merupakan protokol path-vector yang menyediakan informasi
routing bagi autonomous system pada internet melalui attribut AS-path
BGP.
c. Peer dikonfigurasi secara manual untuk bertukar informasi routing
adalah melalui koneksi TCP kemudian mulai mendengar BGP peer lain.
Tidak ada pencari/penentuan informasi pada BGP.
d. Untuk bisnis ukuran sedang yang masuk kedalam kategori BGP
biasanya untuk tujuan multi homing jaringan mereka.
2. Saran
Karena keterbatasan referensi, maka makalah ini tidak begitu
sempurna. Untuk itu, penyusun harap agar supaya makalah ini bisa di lengkapi
lagi, agar kedepannya bisa lebih baik.

13
DAFTAR PUSTAKA
Athira, M., Abrahami, L., & Sangeetha, R. G. (2017, March). Study on network
performance of interior gateway protocols—RIP, EIGRP and OSPF. In
Nextgen Electronic Technologies: Silicon to Software (ICNETS2), 2017
International Conference on (pp. 344-348).
Circiumarescu, L. D., Predusca, G., Angelescu, N., & Puchianu, D. (2015, May).
Comparative Analysis of Protocol RIP, OSPF, RIGRP and IGRP for Service
Video Conferencing, E-mail, FTP, HTTP. In Control Systems and Computer
Science (CSCS), 2015 20th International Conference on (pp. 584-589).
Munandar, A., & Badrul, M. (2015). Penerapan Open Vpn Ipcop Sebagai Solusi
Permasalahan Jaringan Pada Pt.Kimia Farma Trading & Distribution . ISSN.
2442-2436 Jurnal Teknik Komputer AMIK BSI Vol. 1 No. 1 Februari 2015.
Musril, H. A. (2017). Simulasi Interkoneksi Antara Autonomous System (AS)
Menggunakan Border Gateway Protocol (BGP). InfoTekJar (Jurnal Nasional
Informatika dan Teknologi Jaringan), 2(1), 1-9.
R. Kuhn, K. Sriram, and D. Montgomery, “Border gateway protocol security,”
NIST Spec. Publ., vol. 800, p. 54, 2007.
Verma, B., Singh, S., Singh, S., Dubey, S., & Dumka, A. (2015, March).
Implementation and comparison of performance of various EGPs and IGPs
with traffic management. In Computing for Sustainable Global Development
(INDIACom), 2015 2nd International Conference on (pp. 1044- 1047).
Wood, T., Ramakrishnan, K. K., Hwang, J., Liu, G., & Zhang, W. (2015). Toward
a software-based network: integrating software defined networking and
network function virtualization. IEEE Network, 29(3), 36-41.

14

Anda mungkin juga menyukai