Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

MACAM MACAM GIGI TIRUAN PADA KASUS KEHILANGAN GIGI


YANG BERBEDA DI RS BHAYANGKARA TK. I RADEN
SAID SUKANTO

Disusun Oleh:
RUDIANTO. M
NIP : 198201242008011001

2017
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gigi merupakan satu-satunya organ tubuh yang tidak dapat memperbaiki diri. Padahal
seringkali kita menemui kasus kehilangan gigi pada seseorang. Kehilangan gigi bisa terjadi
pada siapa saja, dan penyebabnya pun beragam, antara lain karena pencabutan gigi akibat
kerusakan gigi (gigi berlubang, patah, retak), infeksi pada gigi, kecelakaan, penyakit
periodontal dan masih banyak factor yang lainnya.
Salah satu cara untuk membantu memperbaiki kehilangan fungsi sebagai akibat
kehilangan gigi tersebut adalah dengan pemakaian gigi tiruan. Gigi tiruan lahir sebagai sebuah
alat yang diciptakan untuk membantu pasien mencapai kesehatannya kembali dengan bantuan
gigi tiruan yang menyerupai gigi asli. Walaupun suatu gigi tiruan, memang tidak dapat sebaik
gigi alami atau gigi asli dalam menggantikan fungsinya. Hal ini termasuk pada bahan, sensasi
rasa, serta efek psikologi penggunaannya
Pemakaian gigi tiruan mempunyai tujuan bukan hanya memperbaiki fungsi pengunyahan,
fonetik, estetik saja, tetapi juga mencegah berubahnya struktur jaringan pengunyahan dan otot
muka,dan harus dapat mempertahankan kesehatan jaringan tersisa. Untuk tujuan terakhir ini
selain erat kaitannya dengan pemeliharaan kebersihan mulut, juga bagaimana mengatur agar
gaya-gaya yang terjadi masih bersifat fungsional atau mengurangi besarnya gaya yang
kemungkinan akan merusak (Ardan, 2007a).
Setiap protesa yang dipasang dalam rongga mulut memiliki resiko merusak kesehatan gigi
dan jaringan pendukung, kerusakan ini dapat diperkecil dengan membuat desain yang tepat
dan dengan menginstruksikan pada pasien tentang cara menjaga kebersihan mulut dan geligi
tiruannya (Neil & Walter, 1992). Oleh sebab itu, rencana pembuatan desain merupakan salah
satu tahap penting dan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan sebuah geligi tiruan
(Gunadi et al., 1995).
Dari penjelasan kegunaan protesa di atas, maka penentuan model gigi tiruan yang akan
dipasang tentu sangat penting demi menunjang perbaikan fungsi dari gigi yang digantikan itu
sendiri, sehingga dalam hal ini sangat dibutuhkan pengetahuan dan kecermatan dalam
memilih jenis dari gigi tiruan agar pasien dapat menghindari kerugian dari pencbutan gigi
tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan:
1.2.1 Jenis gigi tiruan apa saja yang dapat digunakan untuk mengganti kehilangan
keseluruhan gigi ?
1.2.2 Jenis gigi tiruan apa saja yang dapat digunakan untuk mengganti kehilangan satu gigi
atau lebih ?

1.3 Tujuan dan Manfaat


Tujuan penulisan makalah ini antara lain:
1.3.1 Untuk mengetahui jenis gigi tiruan yang dapat digunakan untuk mengganti
kehilangan keseluruhan gigi.
1.3.2 Untuk mengetahui jenis gigi tiruan yang dapat digunakan untuk mengganti
kehilangan satu gigi atau lebih.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Gigi Tiruan


Protesa gigi atau yang biasanya disebut gigi tiruan atau gigi palsu adalah salah satu system
komponen yang berfungsi untuk menggantikan gigi geligi asli yang rusak sebagian maupun
seluruhnya. Yang dimaksudkan menggantikan gigi geligi adalah menggantikan “peran” gigi geligi
dalam hal estetika, kesesuaian, dan fungsi. Pasien pemakai protesa gigi yang baru pertama kali
akan timbul keluhan jumlah saliva. Keluham tersebut karena kekurangan sekresi saliva yang
mngakibatkan mulut kering atau penderita terus menerus mengeluarkan saliva. Adanya rasa sakit
bila tersentuh, berdarah dan kering pada daerah kontak dengan gigi tiruan lepasan, rasa terbakar,
kesulitan dalam mngunyah dan menelan, sensasi rasa pengecapan yang berubah merupakan
problema yang timbul pada pemakai gigi tiruan lepasan.
Definisi gigi tiruan sebagian menurut Osborne (1925) gigi tiruan sebagian adalah gigi tiruan
yang menggantikan sebagian dari pada gigi asli yang hilang dan dapat dilepas sendiri oleh sang
pasien dari mulutnya, menurut Glossary of Prosthodontics (1999) gigi tiruan sebagian adalah
bagian prostodonsia yang menggantikan satu atau beberapa gigi yang hilang dengan gigi tiruan
dan didukung oleh gigi, mukosa atau kombinasi gigi-mukosa yang dipasang dan dilepas oleh
pasien.

2.2 Akibat Kehilangan Gigi Jika Tidak diganti


1. Migrasi dan rotasi
Hilangnya kesinambungan lengkung gigi dapat menyebabkan pergeseran yaitu miring atau
berputarnya gigi sehingga mengganggu oklusi dan tidak kuat menhan beban misalnya
beban pengunyahan, hal ini dapat merusak struktur jaringan periodontal.
2. Erupsi berlebih
Pada gigi yang tertinggal akan mengalami erupsi berlebih kea rah daerah gigi yang hilang
3. Penurunan energi kunyah
Terutama pada kehilangan gigi posterior akan mengurangi fungsi pengunyahan
4. Gangguan pada TMJ
Kehilangan gigi terutama pada gigi posterior dapat menyebabkan berubahnya temporo
mandibular joint.
5. Terganggunya kebersihan mulut
Pada kehilangan gigi terdapat celah antar gigi sehingga makanan dapat masuk, dan lama
kelamaan menimbulkan plak dan akhirnya karies.
6. Beban berlebih pada jaringan pendukung
Kehilangan gigi, maka jumlah gigi akan berkurang dan menyebabkan berkurangnya daya
tahan terhadap tekanan dan oleh karena itu jaringan pendukung bebannya menjadi
bertambah dan, hal ini menyebabkan gigi-gigi tersebut menjadi goyang.
7. Kelainan berbicara
Labio dental dan labio dental merupakan bagian terpenting antara bibir dengan gigi dan
lidah dengan gigi. Apabila kehilangan gigi depan maka huruf F,V,R, dan P tidak dapat
terucap dengan baik.
8. Penampilan buruk
9. Atrisi atau gigi erosi

2.3 Macam-Macam Gigi Tiruan


Didalam bidang kedokteran gigi istilah gigi tiruan atau dental prosthetis meliputi
1. Gigi tiruan lengkap atau full denture
2. Gigi tiruan sebagian lepasan atau partial denture
3. Gigi tiruan cekat atau fixed denture
4. Implant
Gigi tiruan dapat berupa gigi tiruan lepasan ataupun cekat. Gigi tiruan sebagian umumnya
terdiri dari elemen gigi tiruan dari akrilik yang dilekatkan ke basis resin akrilik (semacam plastik)
yang berwarna merah muda menyerupai gusi. Selain menggunakan basis akrilik, bisa juga
menggunakan kerangka logam, yang menawarkan kelebihan yang lebih banyak dibandingkan gigi
tiruan dengan basis akrilik. Sedangkan gigi tiruan jsebagian cekat tidak dapat dilepas pasang
sendiri oleh pasien karena dicekatkan ke gigi dengan menggunakan semen kedokteran gigi, lebih
dikenal dengan istilah mahkota tiruan / dental crown dan mahkota tiruan jembatan /dental
bridge.(Martha,2011)
2.3.1 Pembagian gigi tiruan sebagian lepasan
2.3.1.1 Berdasarkan bahan yang dipakai :
a. Vulcanite denture, gigi tiruan yang dibuat dari vukanit
b. Acrylic denture, gigi tiruan yang dibuat dari akrilik
c. Frame denture, gigi tiruan yang dibuat dari logam
2.3.1.2 Berdasarkan lepasan :
a. Removable partil denture, gigi tiruan sebagian lepasan
b. Fixed denture/bridge, gigi tiruan jembatan
2.3.1.3 Berdasarkan saat pemasangan :
a. Convesional, gigi tiruan yang dipasang setelah gigi hilang
b. Immediate, gigi tiruan yang dipasang segera setelah gigi hilang atau dicabut
2.3.1.4 Berdasarkan jaringan pendukung :
a. Tooth borne, didukung oleh gigi
b. Mucosa/tissue borne, didukung oleh mukosa
c. Mucosa and tooth, didukung oleh gigi dan mukosa
2.3.1.5 Berdasarkan letak daerah tak bergigi :
a. Anterior tooth supported case
b. All tooth supported case
c. Free and supported case
2.3.1.6 Berdasarkan pemakaian wing bagian bukal/labial atau tidak :
a. Open face, gigi tiruan sebagian yang dibuat tanpa gusi tiruan labial, gigi tiruan
tersebut dibuat apabila :
1. Keadaan prosessus alveolaris masih baik
2. Biasanya pada gigi anterior
3. Pasien mempunyai lebar mulut terlalu lebar
b. Close face, gigi tiruan sebagian yang dibuat dengan gusi tiruan bagian labial, gigi
tiruan tersebut dibuat apabila :
1. Prosessus alveolaris telah mengalami absorbs
2. Perbaikan profil
2.3.2 Pembagian gigi tiruan cekat/pemanen
1. Mahkota jaket(crown), gigi tiruan untuk merestorasi struktur gigi yang rusak dengan cara
membungkusnya.
2. Mahkota jembatan(bridge), gigi tiruan untuk mengganti gigi yang hilang dengan
membungkus gigi tetangga.
3. Veneer non-direct, untuk merestorasi sebagian permukaan gigi yang rusak.
Bahan gigi tiruan permanen meliputi logam, emas, akrilik, dan porselen.
1. Logam dan emas
Gigi tiruan permanen yang terbuat dari logam atau emas mempunyai kekuatan
yang sangat bagus bahkan dapat bertahan sampai bertahun-tahun, keuntungan yang lain
adalah logam dan emas tidak korosif dan tidak berkarat. Tetapi gigi tiruan dari bahan
logam dan emas tampilan warnanya sangat berbeda dengan gigi asli.
2. Akrilik
Bahan akrilik biasanya digunakan untuk pembuatan mahkota jaket sementara
(menunggu mahkota jaket permanen). Bahan akrilik biasanya dikombinasikan dengan
logam karena sifat bahan akrilik tidak kuat menahan beban kunyah. Kelebihan dari bahan
akrilik warnanya dapat disesuaikan dengan gigi asli, namun mudah berubah warnanya.
3. Porselen
Bahan porselen adalah bahan yang paling popular saat ini. Kelebihannya adalah pilihan
gradasi warna yang sangat estetis dan permukaannya mengkilap. Bahan porselen sulit
dibedakan dengan gigi asli. Kekuatannya lebih tinggi daripada bahan akrilik, tetapi tidak
sekuat logam. Kekurangan dari bahan porselen bersifat rapuhsehingga tidak dapat diasah
dan tidak dapatdiletakkan pada permukaan kunyah gigi belakang. ( drg. Donna pratiwi,
Sp. Prosto; 2007)

2.4 Fungsi dan Manfaat Gigi Tiruan


1. Mengembalikan fungsi estetik
Dalam pembuatan protesa gigi yang perlu diperhatikan adalah estetika pembuatan gigi
tiruan secara :
1. Hygiene
2. Harmonis dengan gigi asli
3. Tidak boleh kelihatan palsu
2. Mengembalikan fungsi pengunyahan
Secara teori apabila gigi posterior hilang akan menyebabkan pengunyahan kurang
baik sehingga mengakibatkan pencernaan terganggu dan akhirnya timbul macam-macam
penyakit pencernaan.
3. Mengembalikan fungsi bicara
Alat bicara mempunyai sifat :
1. Sifat statis : gigi dan palatum
2. Sifat dinamis : lidah, bibir, tali suara,dan mandibula
Suara berawal darilaring-palatum dan dibantu gigi geligi sehingga terbentuk suara.
Ruang resonansi berada dalam rongga mulut dan sinus maksilaris.
4. Menciptakan keharmonisan gigi tiruan dengan gusi, bibir dan wajah pasien
Bentuk bibir tergantung pada posisi gigi anterior yang disusun sesuai lengkung gigi
asli sehingga dapat mendukung bibir. Penyimpangan garis tengah insisivus sentral atas
terhadap garis tengah wajah menandakan adanya posisi gigi yang abnormal, hal ini dapat
disebabkan oleh karena kehilangan satu atau beberapa gigi anterior atas yang dapat disertai
resorbsi tulang alveolar atau susunan gigi yang tidak teratur.
5. Menggantikan dukungan bibir dan pipi sehingga dapat mengembalikan bentuk wajah pasien.

2.5 Perawatan Gigi Tiruan


Gigi palsu perlu dicuci setiap hari untuk mengeluarkan kotoran, plak dan makanan yang
terlekat padanya. Pencuci peroksida adalah bahan kimia yang paling banyak digunakan. Proses
pencucian yang bermakna diperoleh jika gigi palsu direndam selama 4-8 jam. Selain itu, dapat
pula digunakan hipoklorit. Namun, pencuci jenis ini mempunyai kelemahan yaitu tidak dapat
mengeluarkan kalkulus. Disamping cara-cara yang telah disebutkan, seorang dokter gigi harus
mengetahui tentang interaksi dari bahab-bahan yang dipakai, rencana protesa, oklusi dan artikulasi
serta keadaan sisa gigi geligi.
Pada pemeriksaan mulut, selain diadakan pemeriksaan umum terhadap kerusakan oleh karies
dean kelainan periodontal, juga harus diberi perhatian khusus pada daerah perbatasan antara gigi
tiruan dan gigi yang keras, jaringan periodontal dan mukosa. Pemeriksaan ini harus dilakukan
setelah mulut dibersihkan. Pemasangan dari suatu gigi tiruan sebagian lepasan akan menimbulkan
perubahan ekologis serta memudahkan penimbunan plak.(Brill dkk:1977). Hal ini disebabkan oleh
karena interferensi protesa dengan daya kerja pembersihan secara alamiah sehubungan dengan
fungsi mulut.
Salah satu titik perhatian yang terpenting pada pengontrolan secara periodik adalah efektifitas
penanggulangan terhadap plak. Untuk menunjukkan hal ini pada pasien, maka gigi geligi diwarnai
dengan suatu disclosing solusi. Dengan bantuan cermin, hasil pewarnaan dibicarakan dengan
pasien. Terutama untuk elemen penyangga yang berbatasan dengan sadel, harus diberi perhatian
khusus. Jika terdapat plak, maka intruksi tentang pembersihan gigi geligi dan protesa harus diulang
atau di modifikasi, tergantung dari keadaan gigi geligi serta kesanggupan pasien. Ternyata bahwa
pengontrolan secara teratur dapat menurunkan indeks plak.
BAB 3. PEMBAHASAN

Pada dasarnya gigi tiruan secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu gigi
tiruan penuh dan gigi tiruan sebagian. Gigi tiruan penuh dibuat pada pasien yang sudah kehilangan
seluruh gigi geliginya, sedangkan gigi tiruan sebagian dibuat bila masih ada sebagian gigi yang
tersisa. Gigi tiruan sebagian dapat dibagi lagi menjadi gigi tiruan lepasan (yang dapat dilepas
pasang sendiri oleh pasien) dan gigi tiruan cekat (yang disemenkan ke gigi pasien secara
permanen).

3.1 Gigi Tiruan Penuh ( Full Denture )

Gigi tiruan penuh yaitu gigi tiruan yang menggantikan seluruh gigi dalam satu lengkung
rahang maupun seluruh rahang di dalam rongga mulut. Biasanya gigi tiruan penuh ini sering
diaplikasikan kepada pasien yang sudah kehilangan hampir seluruh giginya dan hanya tertinggal
beberapa gigi yang sudah kehilangan fungsi karena tidak adanya gigi-gigi d sekitarnya sehingga
gigi yang tersisa mengalami rotasi atau perubahan letak dan harus dilakukan pencabutan.

Pada gambar di atas sebelah kiri, tampak sebelum dilakukan perawatan pada rahang atas
hanya tersisa dua gigi. Sehingga pada rencana perawatan akan dilakukan pencabutan dua gigi atas
tersebut, kemudian dilakukan bedah untuk mengkoreksi bentuk tulang rahang atas, baru setelah
itu direhabilitasi dengan gigi tiruan penuh rahang atas. Setelah dipasang gigi tiruan penuh maka
tampak seperti gambar sebelah kanan.

3.2 Gigi Tiruan Sebagian


Gigi tiruan sebagian adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengembalikan beberapa gigi
asli yang hilang dengan dukungan utama adalah jaringan lunak di bawah plat dasar dan dukungan
tambahan dari gigi asli yang masih tertinggal dan terpilih sebagai gigi pilar. Restorasi prostetik ini
sering disebut juga removable partial denture (Applegate, 1960).

3.2.1 Gigi Tiruan Sebagian Lepasan


Gigi tiruan lepasan dibuat untuk mereka yang memerlukan gigi pengganti gigi yang
hilang. Bahan pembuat gigi dapat dari Valplast yaitu bahan yang lentur dan kuat untuk estetika,
dari bahan metal untuk gigi rahang bawah yang ditujukan untuk kekuatan fungsi kunyah atau
dari bahan akrilik yang memiliki fungsi kunyah dan ekonomis. Pembuatan gigi palsu lepasan
dapat disesuaikan dengan kebutuhan tiap pasien sehingga memberikan solusi yang optimal.

Terdapat 3 jenis gigi tiruan sebagian lepasan yang dibedakan menurut bahan basis gigi
tiruannya yaitu gigi tiruan kerangka logam, gigi tiruan dengan basis akrilik dan gigi tiruan
dengan basis berbahan dasar nilon termoplastik atau sering disebut dengan flexi (valplast).

3.2.1.1 Gigi Tiruan Kerangka Logam


Gigi sebagian lepasan dengan kerangka logam memiliki kualitas mekanik sangat
baik dan memberikan kemungkinan desain denture yang mempertimbangkan kesehatan
jaringan periodonsium gigi abutment, estetis dankenyamanan pasien. Hasil ini
dapat dicapai dengan membuat desain kerangka sesederhana mungkin, untuk mencegah
atau mengurangi efek negatif dari oral hygiene yang buruk.

Gigi tiruan sebagian lepas untuk rahang atas, elemen gigi dari akrilik dengan
kerangka logam (metal partial denture). Gigi tiruan jenis ini relatif lebih nyaman bagi
pasien.
(www.youngfamilydentistry.org)

3.2.1.2 Gigi Tiruan Basis Akrilik


Gigi tiruan akrilik merupakan gigi tiruan yang sering dan umum dibuat pada saat
ini, baik untuk kehilangan satu atau seluruh gigi. Gigi tiruan ini mudah dipasang dan
dilepas oleh pasien. Bahan akrilik merupakan campuran bahan sejenis plastik yang
manipulasinya mudah, murah, ringan dan bisa diwarnai sesuaidengan warna gigi dan
warna gusi. Akan tetapi mudah menyerap cairan dan juga mudah kehilangan komponen
airnya. Sehingga bila tidak dipakai, gigi tiruan akrilik harus direndam dengan air
dingin agar tidak mengalami perubahan bentuk. Gigi akrilik juga mudah terpengaruh
perubahan warna. Misalnya warna dari makanan dan minuman, sehingga jenis gigi tiruan
ini memerlukan perawatan yang seksama, seperti selalu menyikatnya dengan sikat gigi
lunak. Jangan menyikat gigi tiruan dengan sikat gigi yang keras karena akan
mengakibatkan keausan. Akrilik juga mudah mengalami keausan, sehingga dengan
pemakaian normal pun, dalam beberapa tahun gigi tiruan jenis ini harus diganti.
Gigi tiruan sebagian lepas untuk rahang atas, dengan basis akrilik yang berwarna
merah muda, menyerupai gusi, dengan bantuan cengkeram dari logam yang akan
memegang gigi penjangkaran supaya gigi tiruan tidak akan lepas saat pasien mengunyah
makanan. (www.drjoygraham.com)

3.2.1.3 Gigi Tiruan Bahan Valplast

Nilon termoplastik adalah gigi tiruan fleksibel yang pertama di dunia. Bahan ini
tidak mempunyai cengkeram logam dan bersifat ringan. Bahannya bersifat tembus
pandang sehingga gusi pasien terlihat jelas, menghasilkan penampilan alami dan
memberikan estetika yang memuaskan. Nilon termoplastik adalah basis gigi tiruan yang
bebas monomer, bersifat hipoalergenik sehingga dapat menjadi alternatif yang berguna
bagi pasien yang sensitif terhadap resin akrilik konvensional, nikel atau kobalt. Nilon
termoplastik yang disebut juga nylon injection molded, adalah basis gigi tiruan yang ideal
untuk gigi tiruan sebagain dan restorasi unilateral. Termoplastik merupakan bahan yang
akan menjadi plastik di bawah tekanan dan panas, tetapi sangat kuat pada suhu ruangan.
Penggunaan nilon sebagai bahan basis gigi tiruan telah dibahas pada literatur pada
tahun 1950. Walaupun nilon tidak direkomendasikan untuk penggunaan umum pada saat
itu. Beberapa kerugian yang dilaporkan mengenai bentuk awal nilon termasuk
kerentanan warna basis bahan untuk berubah, mengalami stain, penyerapan air yang
tinggi dan pembentukan permukaan yang kasar setelah jangka waktu yang pendek.
Cara penggunaan atau insersi valplast adalah dengan menyediakan air panas dalam
gelas, sebelum insersi valplast direndam beberapa menit. Hal ini akan menambah
flexibilitas dan adaptasi pasien terhadap valplast. Menambah kenyamanan pasien dan
mudah di pasang.

3.2.1.3.1 Indikasi dan Kontra Indikasi Valplast


a. Indikasi
Valpalst dapat digunakan dalam berbagai kondisi seperti pemakaian GTSL
umumnya. Contohnya pada pasien yang tidak dapat dibuatkan bridge tetapi
memprioritaskan penampilan atau estetik, keuangan pasien yang terbatas.
Pasien tidak menyukai kunjuangan rutin untuk pemeliharaan gigi tiruan.
Indikasi lainnya adalah bila pasien alergi terhadap akrilik. Material yang ideal
untuk gigi tiruan lepasan pada kasus pasien rentan terhadap patahnya gigi
tiruan.
b. Kontra Indikasi
Kontra indikasi pemakaian valplast adalah jarak interoklusal pada bagian
posterior kurang dari 4 mm karena dengan GTSL valplast perlu dipastikan
adanya occlusal clearance yang cukup antara RA dan RB untuk pemasangan
gigi. Tidak seperti GTSL akrilik konvensional yang ikatan antara elemen gigi
tiruan dan basis adalah ikatan kimia, ikatan GTSL valplast adalah secara
mekanik. Jika tidak ada ruang yang cukup untuk menempatkan lubang retensi
pada gigi, elemen gigi tiruan dapat berubah tempat. Ruang yang dibutuhkan
kira-kira 5 mm atau lebih dari posterior interocclusal clearance, yaitu antara
gigi dan bridge lawan, untuk memaksimalkan retensi elemen gigi.
3.2.1.3.2 Jenis Pilihan Valplast
Valplast dapat digunakan bilamana mempertimbangkan gigi tiruan sebagaian
lepasan. Menurut Keller terdapat 3 pilihan dasar jika memilih valpalst yaitu : (1) gigi
tiruan sebagian valplast bilateral, (2) gigi tiruan sebagian valplast unilateral/ boomer
bridge, (3)kombinasi valplast dengan kerangka logam vitalium 2000.
3.2.1.3.2.1 Gigi tiruan sebagain valplast bilateral
Tanpa logam, gigi tiruan sebagain fleksibel valplast memberikan banyak
kegunaan dan estetik pada gigi tiruan sebagaian lepasan rahang atas. Pasien
yang pernah menggunakan gigi tiruan sebagain konvensional logam dan
sekarang menggunakan valplast melaporkan bahwa valplast terasa alami di
dalam mulut karena ketipisannnya dan sifat bahan yang ringan. pasien juga
merasa percaya diri jika amkan, tersenyum dan berada di depan publik karena
retensi yang sangat baik disain cengkeram yang tipis.

3.2.1.3.2.2 Gigi tiruan sebagian valplast unilateral


Restorasi valplast unilateral dengan disain cengkeram yang tipis
memberikan retensi maksimal, stabilitas dan estetik. Valplast nesbit merupakan
valplast yang ideal untuk penggantian 1 gigi posterior dan valplast flipper
merupakan valplast yang ideal untuk penggantian 1 gigi anterior.

3.2.1.3.2.3 Kombinasi valplast dengan kerangka logam vitalium 2000


Gigi tiruan valplast juga dapat digunakan dengan vitalium 2000 cast metal
framework agar estetik terlihat alami dan meningkatkan stabilitas, karena rest
oklusal dan rest lingual terbuat dari logam. Untuk kekuatan maksimum, valplast
dapat dibuat dengan cast metal frame seperti Vitalium 2000 dengan kekuatan
tensil lebih dari 855 Mpa untuk meningkatkan ketahanan terhadap fraktur.
Vitalium 2000 merupakan kekerasan vikers yang meminimalkan abrasi pada
gigi antagonisnya dan menghasilkan kekuatan lebih dari 600 Mpa membantu
dalam menahan deformasi permanen.

Valplast yang dikombinasikan dengan metal dan berbahan plastik pada


cengkeramnya dapat meningkatkan kekuatan dan dukungan yang lebih.
Cengkeram yang terbuat dari dari bahan nilon termoplastik ini tampak alami
sehingga mendukung faktor estetik. Kombinasi valplast dan vitalium,
memaksimalkan sifat fisik dari gigi tiruan sebagaian dan membuatnya menjadi
pilihan yang baik untuk daeraha edentulous yang luas, khususnya pada rahang
bawah.

3.2.2 Gigi tiruan sebagian cekat


Gigi tiruan cekat (GTC) adalah gigi tiruan yang smenggantikan satu
atau lebih gigi yang hilang dan tidak dapat dilepas oleh pasiennya sendiri
maupun dokter gigi karena dipasangkan secara permanen pada gigi asli
yang merupakan pendukung utama dari restorasi . Jika terjadi kehilangan
satu atau beberapa gigi, maka akan timbul gangguan -gangguan pada gigi
tetangganya, gigi antagonisnya maupun pada jaringan disekitarnya.
Sehingga gigi tiruan tersebut sangat diperlukan mengingat akibat yang
ditimbulkannya.
Secara umum tujuan pembuatan GTC adalah untuk memulihkan daya kunyah
yang berkurang karena hilangnya satu atau lebih gigi asli, mencegah
terjadinya perpindahan tempat gigi sekitar ruangan yang kosong karena
hilangnya gigi, untuk memelihara dan mempertahankan gusi, dan juga untuk
memperbaiki fungsi estetika maupun phonetic
Keuntungan dari pemakaina GTC diantaranya adalah:
1. Karena dilekatkan pada gigi asli maka tidak mudah terlepas atau tertelan.
2. Dirasakan sebagai gigi sendiri oleh pasien.
3. Tidak mempunyai klamer yang dapat menyebabkan keausan pada permukaan email
gigi akibat dilepas dan dipasang kembali di dalam gigi.
4. Menyebarkan tekanan fungsi ke seluruh gigi, sehingga menguntungkan jaringan
pendukungnya.
Gigi yang hilang dapat terjadi dari suatu pencabut an atau memang
sejak kecil tidak tumbuh. Gigi tiruan sebaiknya dipasang sebelum
terjadi perubahan-perubahan pada gigi dan jaringan sekitarnya sehingga
gigi tiruan benar-benar dapat menggantikan fungsi dari gigi asli yang telah hilang.
Untuk pembuatan GTC diperlukan Röntgen foto terlebih dahulu untuk mengetahui
keadaan tulang alveolar di daerah yang kehilangan gigi; akar yang tertinggal di alveolar;
perbandingan panjang akar dan tinggi mahkota; ukuran, bentuk dan posisi akar; tebal dan
kontinuitas lapisan periodontal; dan adanya kelainan pada apeks akar.
Gigi tiruan cekat tidak dapat dilepas pasang sendiri oleh pasien karena dicekatkan ke
gigi dengan menggunakan semen kedokteran gigi, lebih dikenal dengan istilah mahkota
tiruan / dental crown dan mahkota tiruan jembatan /dental bridge.
3.2.2.1 Mahkota tiruan (dental crown)
Crown dibuat pada kasus dimana mahkota gigi sudah rusak, atau pada gigi
yang sudah dirawat saluran akar. Crown menutupi seluruh bagian mahkota gigi
yang sebelumnya sudah diasah terlebih dahulu.

Ilustrasi mahkota tiruan penuh pada gigi depan rahang atas. Gigi yang
akan dipasang crown terlebih dulu diasah, kemudian crown dilekatkan dengan
menggunakan semen khusus kedokterangigi .

3.2.2.2 Mahkota tiruan jembatan (dental bridge)


Gigi tiruan jembatan merupakan gigi tiruan cekat untuk menggantikan
kehilangan gigi asli dimana gigi asli yang hilang itu masih didampingi dua gigi
yang masih ada disebelahnya. Kedua gigi tersebut dijadikan abutment
(penyangga) untuk pontik (gigi hilang yang akan di gantikan). Kedua gigi ini akan
dikecilkan ukurannya pada saat dipreparasi dan dibuat perlekatannya pada kedua
penyangga ini dengan disementasi sehingga tidak dapat dilepas pasien. Namun
kekurangan dari aplikasi ini adalah harus mengorbankan dua gigi penyangga yang
merupakan gigi sehat untuk dikecilkan.
Crown dapat terbuat dari logam (all metal), porselen (all porcelain), resin
akrilik, atau paduan logam dengan porselen (porcelain-fused-to-metal
crown/PFM) atau bahan resin komposit dengan penguatan fiber. Yang paling
sering digunakan adalah PFM crown, karena paling menyerupai tampilan gigi asli
dengan kekuatan yang baik untuk menahan tekanan kunyah.

3.2.2.3 Implant

Implan adalah gigi tiruan yang dibuat dengan menanamkan pasak khusus
ke dalam tulang rahang yang telah kehilangan gigi. Fungsinya sebagai penyangga
gigi tiruan. Untuk kehilangan satu gigi, pasak implan yang ditanam hanya satu,
tetapi bila lebih bisa beberapa buah. Persyaratan untuk pembuatan implan ini lebih
berat dibanding dengan gigi tiruan lain.
Diantaranya kesehatan umum pasien harus betul-betul prima serta tidak
mempunyai penyakit-penyakit yang melemahkan seperti diabetes, kelainan
tulang, dan lain sebagainya. Struktur tulang untuk tempat ditanamnya pasak
tersebut harus memunyai ketinggian tertentu serta kondisinya masih baik. Pasak
implan dipasang melalui prosedur pembedahan sampai terjadi proses
penyembuhan serta terdapat hubungan antara tulang dengan logam pasak. Apabila
itu terjadi, maka setelah 6 bulan baru dipasang sekrup penyambung antara pasak
dan mahkota dengan membuka lapisan mukosa gusi di ujung atas pasak.
Setelah sekrup terpasang ditunggu sampai sembuh luka jaringannya,
kemudian dipasang pasak untuk penyangga mahkota, baru setelah itu dipasang
mahkotanya. Dengan prosedur ini, pembuatan implan memerlukan waktu lebih
dari 6 bulan, serta biaya yang lebih mahal karena memerlukan bahan-bahan
khusus, seperti jenis logam pasak khusus yang dapat merangsang pertumbuhan
tulang di sekitar pasak implan. Selain itu peralatan yang dipakai pun khusus dan
memerlukan sterilitas tinggi. Keuntungannya gigi tiruan implan adalah tidak perlu
dibuka/dilepas, dan tidak memerlukan gigi penyangga. Jadi dapat dipasang pada
pasien yang telah kehilangan seluruh giginya. Seperti halnya mahkota dan
jembatan, tidak ada daerah langit-langit yang tertutup landasan gigi tiruan.
Sehingga persepsi rasa seperti gigi asli.
Pemakaian gigi tiruan tidak hanya mengganti gigi yang hilang, tetapi
berfungsi sebagai pemelihara jaringan yang masih ada, yaitu jaringan gigi, gusi
dan tulang. Sehingga pemakai gigi tiruan harus betul-betul memerhatikan
kebersihan gigi tiruan dan gigi aslinya.
Pada pemakaian jaket, pasak, mahkota dan jembatan kebersihan di daerah
gusi harus diperhatikan. Bila terjadi kerusakan gigi di daerah gusi akan
mengakibatkan terjadinya kebocoran di daerah tersebut. Kebocoran lama-
kelamaan akan menggerogoti bagian dalam gigi tiruan tersebut sehingga mahkota
tidak terdukung. Gigi bisa tiba-tiba patah dan mahkota tidak dapat dipertahankan
sehingga gigi harus dicabut.
BAB 4. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Dari seluruh uraian tentang gigi tiruan di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
4.1.1 Jenis gigi tiruan yang dapat digunakan untuk mengganti gigi yang hilang keseluruhan
adalah Gigi Tiruan Full Denture atau Gigi Tiruan Penuh.
4.1.2 Jenis gigi tiruan yang dapat digunakan untuk mengganti kehilangan satu atau lebih gigi
adalah Gigi Tiruan Sebagian yang meliputi:
1. Gigi tiruan sebagian lepasan,
a. Gigi tiruan kerangka logam
b. Gigi tiruan dengan basis akrilik
c. Gigi tiruan dengan basis berbahan dasar valplast
2. Gigi tiruan sebagian cekat,
a. Mahkota Tiruan (dental crown)
b. Mahkota Tiruan Jembatan (dental bridge)
c. Implant

4.2 Saran
Berdasarkan isi dari makalah ini, hendaknya pemilihan gigi tiruan harus sesuai dengan
kebutuhan dan kenyamanan pasien, terlebih pemakaian gigi tiruan ini sangat penting demi
estetika,sistem pencernaan, bahkan kepercayaan diri seseorang.
DAFTAR PUSTAKA
Wurangian, Ignatia.2010. Aplikasi dan Disain Valplast Pada Gigi Tiruan Sebagian Lepasan.
Jakarta: JITEKGI
Gunadi,Haryanto A.1995.Ilmu Geligi Tiruan Lepasan jilid 2. Jakarta: Hipokrates
Battistuzi dkk. 1992. Gigi Tiruan Sebagian. Jakarta : Widya Medika
Ramadhan, Ardyan Gilang. 2010. Serba Serbi Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta: Bukune
Mozartha, Martha. 2011. Perawatan Gigi Macam Gigi Tiruan. Available from:
http://www.klikdokter.com/gigimulut/read/2010/07/05/58/macam-gigi-tiruan
Gunadi HA, editor.1995. Ilmu geligi tiruan sebagian lepasan jilid II. Jakarta: Hipoktrates.
Available from : http://gigiunhas97.wordpress.com/2007/11/15/gigi-tiruan-diatas-piranti-
bar-cekat/
Tarigan,Slamet.2005.Pasien Prostodonsia Lanjut Usia:Beberapa Pertimbangan dalam
Perawatan.Availablefrom:
http://www.usu.ac.id/id/files/pidato/ppgb/2005/ppgb_2005_slamat_tarigan.pdf

Anda mungkin juga menyukai