Anda di halaman 1dari 7

“TUGAS MANDIRI”

MATA KULIAH :

“KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN II”

DOSEN PENGAJAR :

“Ns. Vivi Mampuk, S.Kep., M.Kes”

NAMA :

Ignatius Manahulending

NIM :

1814201027

KELAS :

A 1 Keperawatan/Semester 3
“SOAL”

1. Jelaskan tahapan-tahapan komunikasi terapeutik !


2. Format SP komunikasi !

*JAWAB*

1. Ada 4 tahapan komunikasi terapeutik:

1. Fase Prainteraksi

Prainteraksi dimulai sebelum kontrak pertama dengan klien. Perawat


mengumpulkan data tentang klien, mengeksplorasi perasaan, fantasi dan
ketakutan diri dan membuat rencana pertemuan dengan klien.

2. Fase Orientasi

Fase ini dimulai ketika perawat bertemu dengan klien untuk pertama
kalinya. Hal utama yang perlu dikaji adalah alas an klien minta pertolongan
yang akan mempengaruhi terbinanya hubungan perawat-klien. Dalam
memulai hubungan tugas pertama adalah membina rasa percaya,
penerimaan dan pengertian komunikasi yang terbuka dan perumusan
kontrak dengan klien. Pada tahap ini perawat melakukan kegiatan sebagai
berikut: memberi salam dan senyum pada klien, melakukan validasi
(kognitif, psikomotor, afektif), memperkenalkan nama perawat,
menanyakan nama kesukaan klien, menjelaskan kegiatan yang akan
dilakukan, menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan,
menjelaskan kerahasiaan. Tujuan akhir pada fase ini ialah terbina hubungan
saling percaya.
3. Fase Kerja

Pada tahap kerja dalam komunikasi terapeutik, kegiatan yang dilakukan


adalah memberi kesempatan pada klien untuk bertanya, menanyakan
keluhan utama, memulai kegiatan dengan cara yang baik, melakukan
kegiatan sesuai rencana. Perawat memenuhi kebutuhan dan
mengembangkan pola-pola adaptif klien. Interaksi yang memuaskan akan
menciptakan situasi/suasana yang meningkatkan integritas klien dengan
meminimalisasi ketakutan, ketidakpercayaan, kecemasan dan tekanan pada
klien.

4. Fase Terminasi

Pada tahap terminasi dalam komunikasi terapeutik kegiatan yang


dilakukan oleh perawat adalah menyimpulkan hasil wawancara, tindak
lanjut dengan klien, melakukan kontrak (waktu, tempat dan topik),
mengakhiri wawancara dengan cara yang baik.
2. Format SP komunikasi:

Strategi pelaksanaan tindakan keperwatan komunikasi terapeutik

(Mengajarkan tehnik nafas dalam dan batuk efektif)

Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien :
a. Data Subjektif (DS) :
Klien mengeluh nafasnya terasa sesak dan berat; klien
mengatakan sulit mengeluarkan dahak
b. Data Objektif (DO) :
Klien tampak sesak; nafas cepat dan dangkal; pernafasan cuping
hidung; RR: 28 x/menit; tampak retraksi dada; terdengar ronchi
saat diauskultasi.
2. Diagnosa Keperawatan :
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan
produksi sekret
3. Tujuan Khusus :
Membantu memudahkan klien mengeluarkan sekret
4. Tindakan Keperawatan :
Mengajarkan tehnik nafas dalam dan batuk efektif
Tindakan Keperawatan

1. Orientasi :

a. Salam terapeutik

Perawat : “Selamat pagi bu, perkenalkan saya perawat Peti


indriani,ibu bisa panggil saya suster Peti. Saya akan
merawat ibu pagi ini sampai pkl. 14.00 nanti siang. Kalau
boleh tahu nama ibu siapa?”

Klien : “Nama saya ibu ika”

Perawat : “ibu senang dipanggil siapa?”

Klien : “Bu ika aja.”

Perawat : “Oh iya, bu ika apa yang ibu rasakan sekarang?”

Klien : “Saya merasa sesak nafas dan nafasnya terasa berat.”

Perawat : “Ibu ada batuk?”

Klien : “Iya ada, dahaknya susah dikeluarkan.”

Perawat : “Baiklah bu, selain dengan obat saya akan mengajarkan ibu
batuk efektif agar ibu mudah mengeluarkan dahaknya.
Bagaimana ibu bersedia?”

Klien : “Ya, saya mau.”

Perawat : “Baiklah ibu ingin memulai latihannya jam berapa?


Bagaimana kalau sekarang?”
Klien mengangguk.

Perawat : “Baiklah bu, saya minta waktu 5 menit untuk


mempersiapkan alatnya dulu, bagaimana bu?”

Klien : “Silahkan suster.”

2. Kerja :

Persiapan alat :

- Pengalas
- Bengkok berisi cairan desinfektan (lison/klorin)
- Tissue
Langkah Kerja:
- Atur posisi duduk ditepi tempat tidur/kursi dengan kaki disokong.
- Tempatkan kedua telapak tangan di bawah pada garis tulang iga.
- Anjurkan klien untuk mengambil nafas dalam secara perlahan,
menahan selama kurang lebih 3 detik dan mengeluarkannya secara
perlahan melalui mulut.
- Bila sekret sudah terdengar, batuk dapat dimulai dengan inspirasi
maksimal.
- Anjurkan klien untuk batuk menggunakan otot abdominal dan otot
asesori pernafasan lain dengan menggunakan kekuatan penuh setelah
melakukan nafas dalam.
- Apabila klien akan mengeluarkan dahak tampung dahak pada wadah
yang sudah di beri cairan desinfektan.
- Lap mulut klien dengan tissue.
- Rapihkan alat.

3. Terminasi
Perawat : “Bagaimana perasaan ibu sekarang setelah saya lakukan
tindakan?”
Klien : “Nafas saya terasa agak lega, sesaknya berkurang. Karena
dahaknya sudah keluar.”
Perawat : “Allhamdulillah ya bu, ibu tadi sudah bisa mengeluarkan
dahaknya. Ibu dapat melakukannya lagi nanti sore seperti
yang telah saya ajarkan tadi, sehingga dahaknya cepat keluar
sehingga sesak ibu bisa hilang.”
Klien : “Iya suster saya akan mencobanya lagi nanti sore.,”
Perawat : “Iya bu, karena semakin sering ibu melakukannya Insha Allah
sesak ibu cepat hilang. Baiklah bu, karena saya sudah selesai
melakukan tindakan, saya permisi dulu, terima kasih
kerjasamanya. Apabila ibu memerlukan bantuan, ibu bisa
memanggil saya di ruang perawat. Semoga ibu lekas
sembuh. Selamat pagi bu.”

Anda mungkin juga menyukai