Oleh :
Kelompok 1
Latar Belakang
Diare adalah keadaan buang-buang air dengan banyak cairan (mencret)
dan merupakan gejala-gejala dari penyakit tertentu atau gangguan lainnya.
Menurut tori klasik, diare disebabkan oleh meningkatnya peristaltik usus, hingga
pelintasan chymus sangat dipercepat dan masih mengandung banyak air pada saat
meninggalkan tubuh sebagai tinja. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa
penyebab utama diare adalah bertumpuknya cairan di usus akibat terganggunya
resorpsi air atau dan terjadinya hipersekresi. Pada keadaan normal, proses sekresi
dan reosrpsi dari air dan elektrolit-elektrolit berlangsung pada waktu yang sama di
sel-sel epitel mukosa.
Pemberian obat antidiare harus tepat, sesuai dengan penyebabnya, pada
praktikum kali ini obat-obatan yang digunakan adalah obat-obat antidiare yang
memiliki aktivitas menghambat peristaltic usus, mengabsorbsi dan menginaktivasi
enterotoksin.
Tujuan
Praktikum bertujuan untuk mengetahui kegunaan obat antidiare, serta dapat
membandingkan mekanisme kerja masing – masing obat antidiare yang
digunakan.
METODE
Alat dan Bahan
Alat yang digumanakan pada praktikum ini adalah sonde lambung, spid 1
mL, pinset, alas kayu, penggaris dan benang. Sementara itu bahan yang digunakan
antara lain, mencit, immodium, ®Enterostop, ®diatab, ®tannin, dan marker(
gumaraticum 20% + norit 5%)
Prosedur Kerja
Mencit terlebih dahulu dipuasakan terlebih dahulu selama 16-18 jam.
Mencit ditimbang untuk dihitung dosis masing-masing senyawa yang akan
diberikan, obat dilakukan melalui dua cara yaitu peroral, dan subkutan. Secara
oral ialah immodium, dan ®Enterostop. Immonodium dengan dosis 1 mL/100 gr
BB. Sedangkan obat-obtan yang diberikan secara sub kutan selebihnya dengan 1
mL.Mencit yang diberi obat secara subkutan 15 menit paska injeksi obat diberi
marker peroral dengan dosis 0,1 mL/10 gr BB, sedangkan mencit yang diberi obat
peroral diberi marker 45 menit paska pemberian obat. Setelah 20 menit mencit
masing-masing dimatikan. Dilakukan penekropsian dengan membuka bagian
abdomen menggunakan pinset dan gunting. Kemudian lambung dikeluarkan dan
usus halus sampai rektum. Panjang usus dihitung secara keseluruhan dimulai dari
pylorus sampai rectum dengan menggunakan benang yang kemudian diukur
dengan penggaris. Kemudian dihitung panjang usus yang berwarna hitam dengan
cara yang sama. Penghitungan evektifitas suatu obat yang diberikan ialah semakin
kecil presentasenya maka makin efektif sediaan.
PEMBAHASAN
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan saat praktikum, diperoleh
data sebagai berikut :
Senyawa tanin dapat digunakan sebagai anti diare. Senyawa tanin ini dapat
berfungsi sebagai adstringensia yang menciutkan selaput lendir usus. Senyawa
tanin ini dapat berfungsi sebagai adstringensia saluran cerna dengan mekanisme
menciutkan pori-pori dan selaput lendir usus sehingga air tidak dapat diserap ke
dalam usus(Adrianto et al. 2017). Diatab/Attapulgite adalah obat yang digunakan
untuk meredakan dan mengatasi diare. Obat ini bekerja dengan cara
memperlambat gerakan usus besar, sehingga membuat usus mampu menyerap
lebih banyak air, dan tinja akan menjadi lebih padat. Attapulgite juga mengikat
bakteri atau racun penyebab diare. Selain membuat tinja lebih padat, attapulgite
juga bermanfaat untuk meredakan gejala kram perut akibat diare(Willy 2018) obat
ini kurang efektif dalam praktikum ini karena marker terlalu cepat turun ke usus.
SIMPULAN
Antidiare adalah obat yang digunakan untuk meredah/menghintikan diare
pada hewan atau manusia. Setiap obat antidiare memiliki kandungan yang
berbeda-beda tergantung dari jenis penyebab terkena diare.
DAFTAR PUSTAKA