1 Halaman Judul
i
2 Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 5
ii
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 22
LAMPIRAN ................................................................................................ 40
iii
3 Daftar Gambar
Gambar 2.1 Water Fire Extinguisher[7] ...................................................... 13
Gambar 2.2 Dry Chemical Powder[7] ......................................................... 14
Gambar 2.3 Foam Liquid AFFF Extinguiher[7] ......................................... 15
Gambar 2.4 Carbondioxide Extinguiher[7] ................................................. 15
Gambar 2.5 Halogenated Extinguiher[7] ..................................................... 16
Gambar 2.6 Bagian-bagian APAR[8] .......................................................... 17
Gambar 2.7 Jangkauan Maksimal APAR[7] ............................................... 21
Gambar 2.8 Maintenance Intervals[7] ......................................................... 21
Gambar 4.1 Minimum jangkauan APAR menurut NFPA 10[7] ................. 33
Gambar 4.2 Peletakan APAR Lantai 1 ........................................................ 35
Gambar 4.3 Peletakan APAR Lantai 2 ........................................................ 35
Gambar 4.4 Peletakan APAR Lantai 3 ........................................................ 36
Gambar 4.5 Peletakan APAR Lantai 4 ........................................................ 36
Gambar 4.6 Rekomendasi Peletakan APAR Lantai 3 ................................. 37
4 Daftar Tabel
Tabel 2.1 Luas area yang dilindungi (ft2) ................................................... 19
Tabel 2.2 Penempatan APAR dengan bahaya kebakaran ............................ 20
Tabel 2.3 Penempatan APAR (bahaya kebakaran kelas B) ......................... 20
Tabel 4.1 Identifikasi Bahaya Lantai 1 A .................................................... 28
Tabel 4.2 Identifikasi Bahaya Lantai 1 B .................................................... 29
Tabel 4.3 Identifikasi Bahaya Lantai 2 A .................................................... 29
Tabel 4.4 Identifikasi Bahaya Lantai 2 B .................................................... 30
Tabel 4.5 Tabel 4.4 Identifikasi Bahaya Lantai 3 A .................................... 31
Tabel 4.6 Identifikasi Bahaya Lantai 3 B .................................................... 31
Tabel 4.7 Identifikasi Bahaya Lantai 4 A .................................................... 32
Tabel 4.8 Jumlah APAR minimum ............................................................. 34
5
iv
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam suatu industri, faktor keselamatan telah menjadi persyaratan penting
yang harus dipenuhi oleh setiap elemen-elemen yang ada pada industri
tersebut, baik itu mesin dan bangunan gedungnya. Salah satu aspek
keselamatan adalah keselamatan dari bahaya kebakaran dan ledakan yang
setiap saat bisa terjadi jika tidak ada kontrol terhadap resikonya. Sesuai dengan
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/KPTS/1985 tentang ketentuan
Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Pada Bangunan Gedung adalah
bertujuan untuk menciptakan sebuah jaminan tentang keselamatan gedung dari
bahaya kebakaran sehingga gedung dapat digunakan sesuai dengan
fungsinya[1].
Kebakaran pada bangunan gedung menimbulkan kerugian berupa korban
manusia, harta benda, terganggunya proses produksi barang dan jasa,
kerusakan lingkungan, dan terganggunya ketenangan masyarakat sekitar.
Seiring meningkatnya ukuran dan kompleksitas bangunan gedung, sudah
seharusnya pula diiringi dengan peningkatan perlindungan terhadap pekerja
atau semua individu yang berada di dalam dan sekitar gedung. Penanganan
kebakaran di gedung-gedung masih mengandalkan kesigapan dan perlatan dari
pemadam kebakaran gedung pun terkadang masih kurang memadai.
Untuk itu, Alat proteksi kebakaran aktif seperti APAR yang memadai
sangatlah dibutuhkan. Karena, salah satu cara pemadaman awal yang tepat
adalah dengan menggunakan APAR. Alat Pemadam Api Ringan atau APAR
adalah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh satu orang untuk
memadamkan api pada mula terjadinya kebakaran. Namun, jumlah APAR yang
tersedia haruslah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Oleh karena nya, akan
dilakukan perancangan mengenai jumlah, jenis, dan peletakkan APAR di
sebuah gedung Rumah Sakit agar dapat mencegah terjadinya kebakaran yang
semakin melebar.
5
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam laporan penugasan SPPK
(APAR) adalah sebagai berikut :
1. Apa jenis - jenis APAR yang diperlukan pada gedung Rumah Sakit
tersebut?
2. Berapa jumlah APAR yang dibutuhkan menurut NFPA 10?
3. Bagaimana perencanaan peletakan APAR pada gedung Rumah Sakit
menurut NFPA 10?
1.3 Tujuan
Tujuan dalam laporan penugasan SPPK (APAR) adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui jenis - jenis APAR yang diperlukan pada gedung
Rumah Sakit tersebut.
2. Dapat mengetahui jumlah APAR yang dibutuhkan menurut NFPA 10.
3. Mampu melakukan perencanaan peletakan APAR pada gedung Rumah
Sakit menurut NFPA 10.
1.4 Manfaat
Manfaat dalam laporan penugassan SPPK (APAR) adalah sebagai
berikut :
1. Mengetahui jenis - jenis APAR yang diperlukan pada gedung Rumah Sakit
tersebut.
2. Mengetahui jumlah APAR yang dibutuhkan menurut NFPA 10.
3. Mengetahui perencanaan peletakan APAR pada gedung Rumah Sakit
menurut NFPA 10.
6
dilakukan perubahan gambar pada denah tersebut. Semua yang dikerjakan
pada laporan ini semata-mata adalah untuk lebih memahami dalam
menerapkan ilmu yang telah dipelajari pada perkuliahan sebelumnya.
7
2 BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1 Gedung
Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang
menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di
atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat
manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tinggal, kegiatan
keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial dan budaya, maupun kegiatan
khusus[2]. Menurut Peraturan Daerah DKI No. 7 tahun 2010 tentang
Bangunan Gedung memiliki fungsi banguna gedung yaitu[2]:
1. Fungsi hunian
Mempunyai fungsi utama sebagai tempat tinggal manusia yang
meliputi:
a Rumah tinggal tunggal
b Rumah tinggal deret
c Rumah tinggal susun
d Rumah tinggal sementara.
2. Fungsi keagamaan
Mempunyai fungsi utama sebagai tempat melakukan ibadah yang
meliputi:
a Bangunan masjid termasuk mushola
b Bangunan gereja termasuk kapel
c Bangunan pura
d Bangunan vihara
e Bangunan kelenteng.
3. Fungsi usaha
Mempunyai fungsi utama sebagai tempat melakukan kegiatan usaha
yang meliputi:
a Bangunan gedung perkantoran
b Bangunan gedung perdagangan
c Bangunan gedung perindustrian
d Bangunan gedung perhotelan
8
e Bangunan gedung wisata dan rekreasi
f Bangunan gedung terminal
g Bangunan gedung tempat penyimpanan.
4. Fungsi sosial dan budaya
Mempunyai fungsi utama sebagai tempat melakukan kegiatan sosial
dan budaya yang meliputi bangunan gedung:
a Pelayanan pendidikan
b Pelayanan kesehatan
c Kebudayaan
d Laboratorium
e Pelayanan umum.
5. Fungsi khusus
Mempunyai fungsi utama sebagai tempat melakukan kegiatan yang
mempunyai tingkat kerahasiaan tinggi tingkat nasional atau yang
penyelenggaraannya dapat membahayakan masyarakat di sekitarnya
dan/atau mempunyai risiko bahaya tinggi yang meliputi:
a Bangunan gedung untuk reaktor nuklir
b Instalasi pertahanan dan keamanan.
2.1.1 Klasifikasi Bahaya Hunian
Klasifikasi bahaya hunian ini dimaksudkan untuk dapat disesuaikan
dengan sarana dan prasarana emergency, klasifikasi tersebut, terdiri dari:
1. Bahaya kebakaran ringan ialah hunian yang mempunyai nilai kemudahan
terbakar rendah dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas rendah,
serta menjalarnya api lambat.
Yang termasuk hunian bahaya kebakaran ringan antara lain:
a. Ibadah
b. Perkantoran
c. Klub
d. Perumahan
e. Tempat pendidikan
f. Rumah Makan
g. Tempat Perawatan
9
h. Hotel
i. Lembaga
j. Rumah Sakit
k. Perpustakaan
l. Penjara
m. Museum
2. Bahaya kebakaran sedang kelompok yakni hunian yang mempunyai
kemudahan terbakar rendah penimbunan bahan yang mudah terbakar
sedang dengan tinggi tidak lebih dari 2,5 10 meter dan apabila terjadi
kebakaran melepaskan panas sedang.
Yang termasuk hunian bahaya kebakaran sedang kelompok I antara
lain:
a. Parkir Mobil
b. Pabrik Susu
c. Pabrik Roti
d. Pabrik Elektronika
e. Pabrik Minuman
f. Binatu
g. Pengalengan
h. Pabrik Permata
i. Pabrik Barang Gelas
Bahaya kebakaran sedang kelompok II, yakni hunian yang mempunyai
nilai kemudahan terbakar sedang, penimbunan bahan yang mudah terbakar
dengan tinggi tidak lebih dari 4 meter dan apabila terjadi kebakaran
melepaskan panas sedang, sehingga menjalarnya api sedang. Yang termasuk
hunian bahaya kebakaran sedang kelompok II antara lain:
a. Penggilingan Gandum atau Beras
b. Pabrik Bahan Makanan
c. Pabrik Kimia
d. Pertokoan Dengan Pramuniaga Kurang Dari 50 Orang
Bahaya kebakaran sedang kelompok III, yakni hunian yang mempunyai
nilai kemudahan terbakar tinggi dan apabila terjadi kebakaran, melepaskan
10
panas tinggi, sehingga menjalarnya api cepat. Yang termasuk hunian bahaya
kebakaran sedang kelompok III antara lain:
a. Pameran
b. Gudang (Cat, Minuman keras)
c. Pabrik Ban
d. Pabrik Permadani
e. Bengkel Mobil
f. Studio Pemancar
g. Penggergajian Kayu
h. Pabrik Pengolahan Tepung
i. Pertokoan Yang Pramuniaga lebih dari 50 orang
3. Bahaya kebakaran berat, yakni hunian yang mempunyai nilai kemudahan
terbakar tinggi dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas tinggi dan
penjalaran api cepat. Yang termasuk hunian bahaya kebakaran berat:
a. Pabrik Kimia, Bahan Peledak dan Cat
b. Pabrik Korek Api, Kembang Api
c. Pemintalan Benang
d. Studio Film dan Televisi
e. Penyulingan Minyak
f. Pabrik Karet Busa, Plastik Busa
11
ruang dokter, laboratorium, apotik, dll. Jika terjadi sesuatu yang tidak
diinginkan misalnya bencana kebakaran akan menyebabkan kerugian
yang besar jika tidak dilengkapi oleh sistem proteksi kebakaran yang
memadai.
12
e. Kelas E, yaitu kebakaran pada peralatan memasak yang melibatkan
media memasak yang mudah terbakar (minyak atau lemak nabati
dan hewani).
2.2.2 Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
Menurut Permenaker No. Per.04/MEN/1980, alat pemadam api
ringan (APAR) adalah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh satu
orang untuk memadamkan api pada mula kebakaran[6]. Penggunaan
APAR hanya dapat bertahan dalam waktu tidak lebih dari 3 menit untuk
bahan cair dan gas, serta tidak lebih dari 10 menit untuk bahan padat.
2.2.2.1 Jenis-jenis APAR
Alat Pemadam Api Ringan terdiri dari:
1. APAR jenis air (Water Fire Extinguiher)
Jenis APAR ini efektif digunakan pada kebakaran kelas A, yaitu kayu,
kertas, kain, karet, plastic, dll. Air merupakan salah satu bahan pemadam
api yang paling berguna sekaligus ekonomis. Semua pemadam api
berbahan air produksi memiliki aplikasi jet yang mampu menghasilkan
arus yang berkonsentrasi sehingga membuat operator mampu melawan
ap dari jarak yang lebih jauh dari pada nozzle semprot biasa.
13
solvents, methanol, prophane, dll, dan untuk kebakaran kelas C seperti
computer, panel listrik, genset, gardu listrik, dll. Alat pemadaman api
ringan berabahan bubuk kering sangat serbaguna untuk melawan api
kelas A, B, dan C serta cocok untuk mengatasi resiko tinggi. Selain
berguna dalam mengatasi bahaya listrik, cairan mudah terbakar dan gas,
bubuk juga efektif untuk kebakaran kendaraan.
14
Gambar 2.3 Foam Liquid AFFF Extinguiher[7]
15
pemadam Api Ringan (APAR) Otomatis. Kapasitas unit 2kg dan 5kg
difungsikan otomatis oleh sensitifitas panas dengan kepala sprinkler dan
lengkap dengan tekanan. Alat pemadam Api Ringan (APAR) Otomatis
ini memerlukan pemeliharaan minimum 1 tahun dan Thermatic
Halotron™ I ini juga bergaransi 1 tahun. Menjadi agent/media isi yang
paling bersih, tidak meninggalkan residu setelah digunakan. Aman jika
terhirup manusia dan juga ramah lingkungan. Thermatic Halotron™ I
ini desain sebagai pengganti gas Halon dan tidak mengandung CFC.
2.2.2.2
2.2.2.3 Bagian-bagian APAR
Mengetahui bagian-bagian APAR adalah salah satu cara untuk dapat
menggunakan dan merawatnya. APAR merupakan salah satu alat yang
yang wajib disediakan di lingkungan kerja yang memiliki potensi bahaya
kebakaran. Berikut bagian-bagian APAR yang wajib diketahui oleh para
pekerja untuk memudahkan dalam penggunannya:
16
Gambar 2.6 Bagian-bagian APAR[8]
17
2.3 Fire Code of NFPA 10
2.3.1 Klasifikasi bahaya
Berdasarkan National Fire Protection Association (NFPA
Standard No. 10, for the installation of portable fire extinguishers) tahun
dijelaskan mengenai klasifikasi bahaya kebakaran diantaranya[7]:
a. Bahaya Rendah, light (low) hazard Bahaya ini merupakan bahan-
bahan yang mudah terbakar dimana bahaya ini meliputi area kantor,
hotel, motel, aula dan kelas. Pengelempokkan bahaya ini untuk
mengantisipasi agar bahan-bahan ini tidak mudah menyebarkan
bahaya kebakaran.
b. Bahaya sedang Ordinary (Moderate) Hazard Bahaya ini merupakan
bahan-bahan yang mudah terbakar dengan cepat dimana bahaya ini
meliputi area gudang, pertokoan, bengkel, laboratorium, showroom,
garasi.
c. Bahaya Tinggi, Extra (High) Hazard Lokasi ini merupakan bahaya
kebakaran kelas A yang mudah terbakar dan kelas B yang mudah
menyala. Dimana area ini meliputi ruang reparasi pesawat dan kapal,
dapur, pekerjaan yang berhubungan dengan kayu dan ruang pameran.
18
b. Kelas B
Kebakaran pada benda cair dan gas yang mudah terbakar (contoh:
bahan bakar, besin, lilin, gemuk, minyak tanah, thinner)
c. Kelas C
Kebakaran pada benda yang menghasilkan listrik atau yang
mengandung unsur listrik
d. Kelas D
Kebakaran pada logam mudah terbakar (contoh: sodium, lithium,
radium)
e. Kelas K
Kebakaran pada bahan masakan (contoh: minyak masak, lemak
nabati, dan lemak hewani)
19
Keterangan : - 1 ft2 = 0,0929 m2
- Travel distance untuk kelas A,C dan D = 22,7 m
a. Kelas A
Jarak minimal penempatan APAR pada tabel berikut :
Tabel 2.2 Penempatan APAR dengan bahaya kebakaran
Jarak Max.
Rating
Klasifikasi APAR Jangkauan APAR Luas Bangunan
APAR
(ft2)
Rendah 2A 75 11250
Sedang 2A 75 11250
Tinggi 4A 75 11250
(Sumber : [7])
20
Menurut NFPA 10, perhitungan jumlah APAR adalah sebagai
berikut : Penentuan luas jangkauan maksimum APAR adalah 11.250 ft,
didapatkan dari gambar di bawah ini:
21
3 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Langkah Kerja
Mulai
Data Bangunan :
Mengumpulkan
1. Layout Bangunan
Data
2. Dimensi Bangunan
Identifikasi
Bahaya
Menentukan
Proteksi
Kebakaran
Menentukan
Standar
Menentukan Jenis
APAR
Menentukan
Rating APAR
Menghitung TIDAK
Jumlah APAR
Menentukan
Penempatan Letak
APAR
Apakah Sudah
Sesuai Dengan
Standar
YA
Melakukan
Rekomendasi
Menentukan
Kesimpulan dan
Saran
Selesai
22
3.2 Layout bangunan
Mencari denah bangunan rumah sakit dalam bentuk autocad. Kemudian
menentukan panjang dan lebar bangunan yang akan dianalisa dengan
menggunakan fungsi dimension yang ada di autocad setelah itu di kali dengan
skala sehingga ditemukan panjang dan lebar sesungguhnya. Mendata ruang
apa saja yang ada pada bangunan rumah sakit dari lantai 1 – lantai 4.
3.3 Identifikasi Bahaya
Setelah mendapatkan data ruang, kami mengidentifikasi kategori
bahaya kebakaran sesuai dengan potensi yang terdapat di ruangan tersebut.
Kategori bahaya kebakaran sesuai dengan klasifikasi berdasarkan National
Fire Protection Association (NFPA Standard No. 10, for the installation of
portable fire extinguishers), yaitu Kelas A (Kebakaran pada benda mudah
terbakar yang menimbulkan arang/karbon contoh: kayu, kertas,
karton/kardus, kain, kulit, plastik), Kelas B (Kebakaran pada benda cair dan
gas yang mudah terbakar (contoh: bahan bakar, besin, lilin, gemuk, minyak
tanah, thinner), Kelas C (Kebakaran pada benda yang menghasilkan listrik
atau yang mengandung unsur listrik), Kelas D (Kebakaran pada logam mudah
terbakar (contoh: sodium, lithium, radium), Kelas K (Kebakaran pada bahan
masakan (contoh: nabati, lemak hewani, lemak
23
1. Menghitung jumlah APAR berdasarkan standar National Fire
Protection Association (NFPA Standard No. 10, for the installation
of portable fire extinguishers).
2. Menentukan penempatan letak APAR pada denah berdasarkan
standar National Fire Protection Association (NFPA Standard No.
10, for the installation of portable fire extinguishers).
3. Melakukan rekomendasi kepada pihak rumah sakit untuk memasang
APAR sesuai dengan perhitungan yang telah didapatkan.
4. Menentukan kesimpulan dan saran yang dapat diambil dari analisa.
3.6 Perbandingan dengan Standar
Setelah menghitung jumlah apar yang diperlukan maka kami
membandingkan antara data di AutoCAD dengan standar National Fire
Protection Association (NFPA Standard No. 10, for the installation of
portable fire extinguishers). Jika belum sesuai dapat mengulangi ke sub bab
3.5. Jika sudah sesuai standar dapat melanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu
melakukan rekomendasi.
3.7 Rekomendasi
Memberikan rekomendasi yang tepat sesuai dengan standar National
Fire Protection Association (NFPA Standard No. 10, for the installation of
portable fire extinguishers).
3.8 Kesimpulan dan Saran
Memberikan kesimpulan dan sarat mengenai APAR pada bangunan
rumah sakit tersebut menurut analisa yang telah dilakukan.
24
4 BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Spesifikasi Gedung
Gedung Rumah Sakit Rindu Sehat terdiri dari 4 lantai. Dimensi dari
bangunan rumah sakit ini adalah sebagai berikut :
• Luas gedung : 2535,290 m2
• Luas lantai 1 :
-
1 A = 384,03 m2
-
1 B = 516,865 m2
• Luas lantai 2 :
-
1 A = 384,03 m2
-
1 B = 516,865 m2
• Luas lantai 3 :
-
1 A = 384,03 m2
-
1 B = 516,865 m2
• Luas lantai 4 : 63,221 m2
Ruangan yang terdapat pada lantai 1 Rumah Sakit Rindu Sehat yaitu :
• 1A
1. Ruang Perawat
2. Ruang Dokter
3. Ruang Medical Record
4. Ruang Radiologi
5. Dapur
6. Gudang Makanan
7. Ruang Gizi
8. Ruang Panel
9. Ruang Admin UGD
10. Ruang Admin Apotek
11. Ruang Pemeriksaan
12. Ruang Tindakan
13. Toilet
25
• 1B
1. Pantry
2. Ruang Kepala
3. Ruang ADM
4. Ruang Obat/alat
5. Ruang Persalinan
6. Ruang KB
7. Ruang Perawatan
8. Ruang Tunggu
9. Ruang Daftar
10. Toilet
Ruangan yang terdapat pada lantai 2 Rumah Sakit Rindu Sehat yaitu :
• 2A
1. Ruang tidur pasien
2. Ruang admin
3. Ruang perawat jaga
4. Ruang tunggu
5. Ruang panel
6. Toilet
• 2B
1. Poli gigi
2. Poli lansia
3. Poli fisioterapi
4. Poli TBS
5. Poli akses
6. Ruang istirahat perawat
7. Ruang ADM
8. Ruang kepala
9. Ruang daftar
10. Ruang Obat
11. Ruang duduk
26
12. Pantry
13. Toilet
Ruangan yang terdapat pada lantai 3 Rumah Sakit Rindu Sehat yaitu :
• 3A
1. Gudang
2. Gudang obat
3. Gudang obat narkotika
4. Gudang cetakan dan atk
5. Gudang alat kesehatan
6. Ruang panel
7. Ruang staf admin
8. Toilet
• 3B
1. Pantry
2. Ruang operator
3. Ruang daftar
4. Ruang arsip
5. Ruang ICU / HCU
6. Ruang obat/alat
7. Ruang hasil lab
8. Ruang laboratorium kimia
9. Ruang admin lab
10. Ruang persiapan
11. Ruang dokter
12. Ruang duduk
13. Toilet
Ruangan yang terdapat pada lantai 4 Rumah Sakit Rindu Sehat yaitu :
14. Ruang cuci
15. Ruang setrika
16. Ruang mesin lift
27
4.2 Identifikasi Bahaya
Identifikasi bahaya dan klasifikasi kebakaran menurut National Fire
Protection Association (NFPA Standard No. 10, for the installation of
portable fire extinguishers) pada lantai 1 Rumah Sakit Rindu Sehat dapat
dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini :
Tabel 4.1 Identifikasi Bahaya Lantai 1 A
Klasifikasi
No Nama Ruangan Potensi Bahaya
Kebakaran
- meja terbakar
1. Ruang Perawat Kelas A
- dokumen terbakar
- dokumen terbakar Kelas A
2. Ruang Dokter
- komputer terbakar Kelas C
Ruang Medical - dokumen terbakar Kelas A
3.
Record - komputer terbakar Kelas C
- meja terbakar Kelas A
4. Ruang Radiologi
- komputer terbakar Kelas C
- rak kayu terbakar Kelas A
5. Dapur - gas LPG bocor Kelas B
- waterheater terbakar Kelas D
6. Gudang Makanan - kardus dan plastik terbakar Kelas A
7. Ruang Gizi - dokumen terbakar Kelas A
8. Ruang Panel - panel terbakar Kelas C
Ruang Admin - dokumen terbakar Kelas A
9.
UGD - komputer terbakar Kelas C
Ruang Admin - dokumen terbakar Kelas A
10.
Apotek - komputer terbakar Kelas C
Ruang
11. - tempat tidur terbakar Kelas A
Pemeriksaan
12. Ruang Tindakan - tempat tidur terbakar Kelas A
28
- rak kayu terbakar Kelas A
13. Pantry - gas LPG bocor Kelas B
- waterheater terbakar Kelas D
29
- komputer terbakar Kelas C
Ruang perawat - meja terbakar
3. Kelas A
jaga - dokumen terbakar
4. Ruang tunggu - sofa terbakar Kelas A
5. Ruang panel - panel terbakar Kelas C
30
- gas LPG bocor Kelas B
- waterheater terbakar Kelas D
31
- komputer terbakar Kelas C
- meja terbakar Kelas A
3. Ruang daftar
- komputer terbakar Kelas C
- kardus/plastik terbakar Kelas A
4. Ruang obat/alat - alcohol terbakar Kelas B
- peralatan terbakar Kelas D
5. Ruang duduk - sofa terbakar Kelas A
- gorden/kain terbakar Kelas A
6. Ruang ICU / HCU - plastik terbakar
- komputer terbakar Kelas C
Ruang - bahan kimia terbakar Kelas B
7.
laboratorium kimia - peralatan terbakar Kelas D
- meja terbakar Kelas A
8. Ruang admin lab - dokumen terbakar
- komputer terbakar Kelas C
- dokumen terbakar Kelas A
9. Ruang dokter
- komputer terbakar Kelas C
10. Ruang persiapan - kursi terbakar Kelas A
- dokumen terbakar Kelas A
11. Ruang hasil lab
- komputer terbakar Kelas C
12. Ruang arsip - dokumen terbakar Kelas A
32
4.3 Kebutuhan APAR Pada Gedung Rumah Sakit
Berdasarkan pada standar NFPA 10, jumlah APAR dapat dihitung
dengan 2 cara, yaitu:
1. Menyesuaikan luas area dengan tabel standar kuantitas APAR. Hal ini
dilakukan bila luas area lebih dari 3000 ft2 atau 279 m2 . Selain itu bila
luas area melebihi 500.000 ft2 maka dapat dihitung dengan membagi luas
area nyata dengan standar luas maksimum yang dapat dilindungi oleh 1
APAR. Berikut merupakan tabel kuantitas minimum APAR :
2. Bila luas area kurang dari 3000 ft2 atau 279 m2 maka menurut NFPA 10
setidaknya terdapat 1 buah APAR dengan ukuran minimum yang
direkomendasikan.
33
Berdasarkan hal tersebut, maka didapatkan bahwa pada Gedung Rumah
Sakit ini didapati bahwa pada lantai 1 terdapat 3 buah APAR. Hal ini
dikarenakan luas area lantai 1 sebesar 900,895 m2 , dimana kuantitas APAR
juga ditentukan berdasarkan type of hazard occupancy. Pada lantai 1 terdapat
ordinary hazard occupancy, hal tersebut mempengaruhi standar luasan area
yang ditetapkan NFPA 10. Dimana, ordinary hazard occupancy pada rating
APAR 4A memiliki maksimum jangkauan APAR sebesar 6000 ft2 (557,4 m2)
Berikut merupakan tabel kebutuhan APAR minimum Gedung Rumah Sakit :
Tabel 4.8 Jumlah APAR minimum
Type of Hazard Jumlah APAR
Lantai Luas
occupancy minimum
1 Moderate (557.4 m2) 900,895 m2 3
2 Moderate (557.4 m2) 900,895 m2 3
3 Moderate (557.4 m2) 900,895 m2 3
4 Moderate (557.4 m2) 63,221 m2 1
𝑟 = 13,32 𝑚
Sehingga berdasarkan hal tersebut maka peletakan APAR tiap area
berdasarkan type of hazard occupancy. Berikut merupakan layout
perancangan dari peletakan APAR pada lantai 1 Rumah Sakit Rindu sehat
sesuai dengan standar kuantitas NFPA 10 :
34
Gambar 4.2 Peletakan APAR Lantai 1
35
Gambar 4.4 Peletakan APAR Lantai 3
4.5 Rekomendasi
Untuk peletakan APAR di lantai 3 belum menutupi seluruh bagian
lantai 3, jadi sebaiknya ditambah 1 APAR pada lantai 3 lebih tepatnya pada
lantai 3 A, seperti pada rekomendasi layout untuk lantai 3 berikut :
36
Gambar 4.6 Rekomendasi Peletakan APAR Lantai 3
Sebaiknya, setiap Alat Pemadam Api Ringan yang ada di Rumah Sakit
Rindu Selamat harus dipasang (ditempatkan) menggantung pada dinding
dengan penguatan sengkang atau dengan konstruksi penguat lainnya atau
ditempatkan dalam lemari atau peti (box) yang tidak dikunci. Dengan begitu,
maka APAR dapat dengan mudah diakses dan terlihat dengan jelas saat
terjadi keadaan darurat kebakaran.
37
5 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diproleh dari laporan APAR ini adalah :
1. Jenis APAR yang digunakan pada gedung Rumah sakit Rindu Sehat menurut
National Fire Protection Association (NFPA Standard No. 10, for the
installation of portable fire extinguishers) adalah APAR Dry Chemical
Powder.
2. Jumlah APAR yang dibutuhkan untuk gedung Rumah sakit menurut National
Fire Protection Association (NFPA Standard No. 10, for the installation of
portable fire extinguishers) adalah sebagai berikut :
• Lantai 1 : 3 APAR
• Lantai 2 : 3 APAR
• Lantai 3 : 3 APAR
• Lantai 4 : 1 APAR
Dalam sub bab Tata Letak APAR untuk lantai 3 tidak menutupi seluruh
bagian lantai 3, jadi direkomendasikan untuk menambah jumlah APAR
menjadi 4 APAR untuk lantai 3.
3. Perencanaan peletakan APAR yang benar menurut National Fire Protection
Association (NFPA Standard No. 10, for the installation of portable fire
extinguishers) adalah harus menggantung pada dinding dengan penguatan
sengkang atau dengan konstruksi penguat lainnya atau ditempatkan dalam
lemari atau peti (box) yang tidak dikunci (mudah diakses dan terlihat).
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan dalam penyusunan laporan APAR ini
adalah saat melakukan perencanaan APAR, harus mempertimbangkan
mengenai jenis media pemadam yang sesuai untuk menyesuaikan klasifikasi
jenis kebakaran, agar efisien dalam peggunaannya.
38
DAFTAR PUSTAKA
39
6 LAMPIRAN
40
Gambar Layout Lantai 3
41