Identifikasi Potensi Enzim Lipase dan Selulase pada Sampah Kulit Buah
Hasil Fermentasi
(Identification of Potential Lipase and Cellulase on Waste of Skin
Fruit by Fermentation)
1* 2 2 2
La Ode Sumarlin , Dikdik Mulyadi , Suryatna , Yoga Asmara
ABSTRAK
Fermentasi adalah salah satu biokonversi untuk menghasilkan mikrob anaerob yang menguntungkan dan dapat
menghasilkan enzim. Lipase dan selulase merupakan bagian dari enzim yang secara luas telah banyak digunakan.
Selulase berperan penting dalam proses biokonversi limbah-limbah organik berselulosa menjadi glukosa, protein
sel tunggal, makanan ternak, dan etanol. Lipase juga dapat mendegradasi ikatan ester pada lemak, sehingga
keduanya berpotensi untuk digunakan dalam berbagai bidang industri dan rumah tangga. Fermentasi sampah kulit
buah merupakan upaya produksi selulase dan lipase yang dapat dilakukan secara sederhana. Aktivitas selulase
diuji dengan metode DNS (asam 3,5-dinitrosalisilat) dan titrasi asam-basa untuk analisis aktivitas lipase
menggunakan minyak goreng sebagai substratnya. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas selulase yang paling
tinggi dihasilkan pada sampel kulit buah semangka yang dicampur dengan kulit buah jeruk sebesar 0,036 U/mL dan
sampel kulit buah pisang yang dicampur dengan kulit buah jeruk sebesar 0,035 U/mL. Aktivitas lipase optimum
pada suhu 30 C, pH 7, dan waktu reaksi 60 menit. Aktivitas lipase tertinggi (1,36 U/mL) diperoleh pada campuran
kulit buah semangka dan jeruk. Dengan demikian sampah kulit buah sangat berpotensi untuk memproduksi
selulase dan lipase dengan cara fermentasi.
Kata kunci: fermentasi, lipase, metode dinitrosalisilat, sampah kulit buah, selulase,
ABSTRACT
Fermentation is one of bioconversion to produce profitable anaerobic microbes and to produce various
enzymes. Lipases and cellulases are widely used enzymes so far. Cellulases play an important role in
bioconversion of organic waste cellulosic materials to glucose, single cell proteins, animal feed, and ethanol.
Lipases can also degrade fatty ester bond. Therefore, both enzymes are potential to be used in industry as well as
in households. Fermentation of fruit peel waste is an attempt to produce cellulase and lipase that can be carried out
in a simple way. Cellulase as says was performed using DNS (3.5-dinitrosalicylic acid) and acid-base titration for
analysis of lipase using cooking oil as the substrate. The results showed that the highest cellulase activity was
obtained from watermelon rind mixed with citrus fruit peel of 0.036 U/mL, and mixed of banana peel and citrus fruit,
o
which was 0.035 U/mL. The optimum lipase activity was at 30 C, pH 7, and reaction time of 60 minutes. The highest
lipase activity (1.36 U/mL) was obtained from mixture of watermelon and orange rind. Thus, the fruit peel waste is
potential to produce cellulase and lipase by fermentation .
Mengingat pentingnya kedua jenis enzim ini, sampel, tetapi larutan aseton–alkohol (1:1) ditambah-
keberadaannya di dalam suatu bahan perlu diketahui, kan pada jam ke-0, sebelum diaduk, untuk mematikan
terutama untuk memberi nilai tambah pada volume enzim. Aktivitas enzim lipase dapat dihitung dengan
sampah kulit buah yang pada saat ini bermasalah. cara sbb:
(A-B) × N KOH × 1000
Aktivitas lipase (U/mL) =
60
METODE PENELITIAN
Dengan: A= ml KOH untuk titrasi sampel, B = mL
KOH untuk titrasi blanko, faktor 1000 untuk konversi
Bahan yang digunakan untuk fermentasi ialah kulit
dari mmol ke µmol, dan 60 = waktu reaksi (1 jam =
buah semangka, nangka, buah naga, jeruk, dan
60 menit).
kelima campuran kulit buah; minyak kelapa sawit,
bufer fosfat 0,05 M, aseton, alkohol, indikator
Uji Aktivitas Selulase dengan Metode DNS
fenolftalein (PP), KOH dalam alkohol 0,05 N, dan
Aktivitas selulase ditetapkan dengan metode DNS
DNS (asam 3,5-dinitrosalisilat).
(Miller 1959). Selulase dalam Erlenmeyer ditambah-
kan 25 ml bufer sitrat pH 6,0; 50 mm, divorteks 15
Produksi Enzim
menit, dan disentrifuse selama 15 menit pada 3500
Air bersih dituangkan ke dalam botol kecil dengan
nisbah tertentu, kemudian dicampurkan dengan rpm, suhu 4 5 °C. Selanjutnya sebanyak 0,75 mL
supernatan enzim dicampur dengan 0,75 mL 1%
sampah buah dan sayuran serta gula jawa dengan
nisbah tertentu. Nisbahnya ialah air:sampah buah dan karboksimetil selulosa dalam bufer sitrat pH 6,0.
sisa sayuran:gula jawa = 10:3:1 dengan satuan kemudian diinkubasi pada suhu kamar selama 30
menit, lalu ditambahkan 1,5 mL DNS. Kemudian
tertentu. Fermentasi sempurna memerlukan waktu
campuran dipanaskan selama 15 menit, didinginkan
hingga 3 bulan tanpa sinar matahari. Pada 2 pekan
selama 20 menit, dan dibaca dengan spektro-
pertama setelah pembuatan, tutup botol dibuka tidak
fotometer pada λ 575 nm. Aktivitas selulase dihitung
lebih dari 2 kali sehari selama beberapa detik saja.
Tindakan ini bertujuan agar gas hasil fermentasi dapat dengan rumus berikut:
dibebaskan agar sistem (enzim di dalam botol) tidak
kadar glukosa × factor pengenceran
memuai yang akan berakibat timbul tekanan tinggi
Aktivitas Enzim =
yang dapat berakibat ledakan. Besarnya ledakan berat molekul glukosa × waktu inkubasi
bergantung pada lamanya akumulasi gas hasil
fermentasi.
1.6
1. Jeruk, semangka
Aktivitas Lipase U/ mL
1.4
2. Jeruk nipis, semangka
1.2 3. Jeruk
1 4. Beluwah, pepaya, jeruk
0.8 5. Semangka jeruk
6. Pepaya, pisang, jambu
0.6
7. Klengkeng Series1
0.4 8. Buah naga, jeruk
0.2 9. Mangga, jeruk
0 10. Semangka
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 11. Jambu biji
Jenis sampel
0.3 0.6
suhu (oC) pH
Gambar 2 Aktivitas lipase pada berbagai suhu. Gambar 3 Aktivitas lipase pada berbagai pH.
0.025
6.blewah, pepaya, jeruk
0.02 7.mangga, jeruk
8.jeruk
0.015
9.buah naga, jeruk
0.01 10.semangka, melon
11.pisang, jeruk
0.005 12.jambu biji
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Jenis sampel
Serin Serin
Serin
Histidin Histidin
Histidin
Aspartat
Aspartat
Aspartat
Serin
Serin
Histidin
Histidin
Aspartat Aspartat
Gambar 6 Mekanisme hidrolisis lipid oleh enzim lipase (Ribeiro et al. 2011).
ISSN 0853 – 4217 JIPI, Vol. 18 (3): 159 166 163
OH OH
OH OH
+ H2O
+ H3O
+
OH
O -
O
O O
OH
O
+ H3O
+
-
O
Dari penelitian sebelumnya oleh Busamara et al. mikrob penghasil lipase serta jenis substrat akan
(2008) pada fermentasi khamir dengan substrat mempengaruhi pH optimum aktivitas lipase.
paranitrofenol palmitat, suhu optimum sekitar 50 C Hal yang sama juga terjadi ketika uji waktu
dan penelitian sebelumnya oleh Murni et al. (2011) optimum. Pada menit-menit awal, semua enzim belum
telah berhasil mengisolasi lipase dari Aspergilus niger bereaksi seluruhnya dengan substrat. Kemudian pada
pada suhu 30 C. Perbedaan suhu optimum ini menit ke-60 semua enzim seluruhnya bereaksi
dimungkinkan karena pengaruh suhu ini sangat terkait dengan substrat. Pada menit ke-90 terjadi penurunan
dengan jenis mikrob dan waktu perlakuan aktivitas enzim, Hal ini diakibatkan oleh jumlah
(Bisswanger 2013). substrat dalam larutan sudah berkurang (Gambar 4).
Parameter pH juga menggambarkan pH optimum Hasil penelitian sebelumnya oleh Busamara et al.
yang menurunkan aktivitas setelah pH ini tercapai. 2008 pada fermentasi khamir dengan substrat para
Dinamika aktivitas lipase akibat pengaruh pH ini nitrofenol palmitat waktu optimum dari proses
merupakan gambaran umum sifat enzim terhadap pH. hidrolisis pada menit ke-60.
Bisswanger (2013) menjelaskan bahwa ada 2 (dua) Pada penelitian ini dilakukan pula pengujian
faktor yang mempengaruhi sifat enzim pada pH aktivitas selulase. Prinsip pengujian aktivitas selulase
tertentu, yaitu (1). Kondisi protonasi gugus fungsional ini didasarkan pada pengukuran kemampuan enzim
asam amino dan kofaktor yang terlibat dalam reaksi menghidrolisis CMC (Carboxy methyl cellulose)
katalitik dan (2). Struktur tiga dimensi protein enzim. menjadi struktur yang lebih sederhana, yaitu
Proptonasi yang bersifat reversibel tersebut akan menghasilkan selobiosa dan glukosa. Produk ini diuji
merusak struktur protein yang sebagian besar bersifat menggunakan pereaksi DNS (3,5 asam dinitro-
ireversibel. Hal inilah yang terjadi pada kondisi setelah salisilat) dan dibaca serapannya pada panjang
pH optimum enzim tercapai yaitu penurunan aktivitas gelombang 540 nm (Winterhalter & Liebl 1995).
enzim. Reaksi dengan DNS yang terjadi merupakan reaksi
Pada pH optimum muatan gugus samping asam redoks pada gugus aldehid gula dan teroksidasi
amino berada pada keadaan yang sesuai sehingga menjadi gugus karboksil. Sementara itu DNS sebagai
enzim sangat efisien dalam mempercepat reaksi. oksidator akan tereduksi membentuk 3-amino dan
Kebanyakan enzim tidak aktif pada nilai pH yang asam 5-dinitrosalisilat (Gambar 8).
ekstrem. Hal tersebut karena nilai pH yang ekstrem Hasil penelitian yang menunjukkan adanya
dapat merusak protein yang merupakan komponen aktivitas selulase menggambarkan bahwa adanya
penyusun enzim (Rahman et al. 2004). Yuzo dan mikrob yang golongan mikrob selulolitik. Mikrob ini
Sakaya (2003) menerangkan bahwa bakteri lipase memiliki kemampuan untuk melakukan proses
akan stabil pada pH optimum 6 8. Namun kestabilan- pemecahan selulosa menjadi struktur yang lebih
nya akan menurun jika pH di atas 8. sederhana, yaitu glukosa. Jika glukosa ini bereaksi
Hasil penelitian Asih et al. 2011 ditemukan dengan asam 3,5 dinitrosalisilat akan menunjukan
bahwa lipase yang berasal dari bakteri memiliki pH perubahan warna dari kuning menjadi coklat
optimum 7,0 dengan minyak zaitun sebagai kemerahan. Perbedaan aktivitas selulase pada setiap
substratnya. Sementara itu, pada penelitian Rodibillah tersebut dapat disebabkan oleh sifat spesifik mikrob
et al. 2011 aktivitas optimum lipase dari rhizopus dalam mendekomposisi komponen-komponen sub-
oryzae dengan fermentasi padat menggunakan strat yang beragam. Mekanisme dekomposisi ini telah
substrat CPO (Crude Palm Oil) adalah 6,0. Hal yang dijelaskan oleh Sadhu dan Maiti (2013) bahwa
sama sebelumnya dilakukan penelitian oleh mekanisme kerja selulase pada sistem bakteri melalui
Busamara et al. 2008 pada fermentasi khamir dengan beberpa kemungkinan, yaitu (1). Adhesi melalui
substrat paranitrofenol palmitat kondisi optimumnya kompleks yang menyerupai selulosom, (2). Adhesi
adalah 7,0. Ini merupakan indikasi bahwa sumber melalui fibril atau vili, (3). Adhesi melalui epitop
164 ISSN 0853 – 4217 JIPI, Vol. 18 (3): 159 166
karbohidrat glikokaliks bakteri, (4). Adhesi melalui pada berbagai bahan baku. Hal ini menunjukkan
domain binding-selulosa pada enzim selulotik. bahwa pada bahan baku yang berbeda akan
Akhirnya sampai pada tahapan pelepasan glukosa. menghasilkan aktivitas selulase yang berbeda pula.
Peningkatan aktivitas selulase diimbangi oleh Selulase ini bersifat indusibel, yaitu enzim yang
faktor sifat mikroorganisme terhadap lingkungan, dihasilkan sebagai tanggapan terhadap jenis ma-
kandungan nutrisi, suhu, pH, dan jumlah substrat kanan yang terdapat di dalam lingkungan per-
(Pasaribu et al. 2010). Selain itu, disebabkan juga tumbuhan organisme penghasilnya. Enzim utama
mikroorganisme yang terdapat dalam sampel tersebut yang terlibat dalam proses degradasi selulosa adalah
mampu mendegradasi substrat secara optimal endoglukanase (EGS), selobiohirolase (CBHs), dan β-
dengan menggunakan selulosa sebagai nutrisi utama glukosidase, yang bekerja secara sinergis untuk
(Irawan et al. 2008). mendegradasi selulosa (Krogh et al. 2009). Menurut
Hasil analisa menunjukkan bahwa sampel yang Singhania et al. (2010) selulase adalah kelompok
berasal dari kulit buah semangka yang difermentasi enzim yang terdiri dari endoglukanase, selobiohid-
cenderung menghasilkan aktivitas selulase yang rolase (eksoglukanase), dan β-glukosidase.
cukup baik dibanding dengan sampel yang tidak Menurut Schlegel (1994) mekanisme pemecahan
mengandung kulit buah semangka (Gambar 5). selulosa oleh selulase sekurang-kurangnya terdiri dari
Kecenderungan ini kemungkinan disebabkan pada tiga enzim, yaitu (1). Enzim-enzim endo-β-1,4-
kulit buah semangka yang digunakan sebagai bahan glukanase mempengaruhi secara serentak ikatan β-
pembuatan enzim sampah masih terdapat kandungan 1,4 di dalam makromolekul dan menghasilkan
karbohidrat yang berasal dari sisa-sisa buah se- potongan-potongan besar berbentuk rantai dengan
mangka. Hal ini diperkuat dengan penelitian Al-Sayed ujung-ujung bebas, (2). Enzim ekso-β-1,4- glukanase
dan Ahmed (2013) yang menyatakan kulit semangka memotong mulai dari ujung-ujung rantai, disakarida
(C. lanatus) mengandung karbohidrat sebesar 56,02% selobiosa, (3). Enzim-enzim β-glukosidase meng-
(berat kering). Penelitian Candir et al. (2013) terhadap hidrolisis selobiosa dengan membentuk glukosa.
buah semangka menunjukkan bahwa di dalam buah Pada sampel kulit buah yang lain, aktivitas
semangka terkandung glukosa, fruktosa, dan selulase lebih rendah dibanding dengan sampel yang
sukrosa. Menurut Yau et al. (2010) menemukan mengandung kulit semangka dan sampel yang
bahwa buah semangka tanpa biji mengandung mengandung kulit pisang. Hal ini dapat disebabkan
fruktosa 2,04 2,51%, glukosa 1,10 1,68% dan kandungan karbohidrat maupun serat kasar sebagai
sukrosa 0,44 0,92%. makanan bagi mikroorganisme pada kulit buah lebih
Begitu juga dengan hasil pengujian sampel kulit rendah, sehingga tidak bisa mencukupi nutrisi bagi
pisang yang dicampur dengan kulit jeruk menunjukan mikroorganisme untuk dapat hidup dengan optimal.
hasil aktivitas enzim selulase yang cukup baik Penurunan kadar lipase pada proses fermentasi lebih
dibandingkan dengan sampel yang tidak mengandung dari 14 hari telah diteliti oleh Dewi (2013).
kulit pisang dan kulit semangka. Rosyana (1995) Pola menurunnya aktivitas enzim ini telah dinyata-
mengemukakan bahwa di dalam kulit pisang me- kan oleh Ganjar et al. (2006) bahwa sel-sel khamir
ngandung pati 47,46% dan serat kasar 18,61% yang dibatasi oleh toleransi terhadap etanol, suhu, dan
baik untuk pertumbuhan mikroba. Karbohidrat dan tekanan osmotik dalam medium fermentasi. Ketika
serat kasar merupakan sumber karbon yang baik bagi etanol terakumulasi cukup banyak di dalam medium,
pertumbuhan mikroorganisme dalam mesintesis maka pertumbuhan khamir akan terhambat, sehingga
selulase (Rosyana 1995). akhirnya sel akan mati. Meningkatnya konsentrasi
Aktivitas enzim yang dihasilkan pada penelitian etanol dalam medium juga menyebabkan sturktur sel
ini bisa dikatakan cukup baik apabila dibandingkan berubah. Toksisitas terhadap etanol juga memengaru-
dengan aktivitas enzim yang dapat dilihat pada Tabel hi sel melalui perubahan pada membran fospolipid
1. Hasil penelitian terdahulu telah dilakukan pengujian dan melemahkan struktur membran, yang menyebab-
aktivitas selulase dengan hasil yang juga bervariasi kan isi sel merembes keluar.
HO O O O
H
HO O OH
OH H OH
H OH
OH
- + HO H
O
-
+
N
N
+ O
H OH
+ HO H
-
O + NH2 H OH
O O N
H OH
H OH
O
OH
OH
3,5 Asam Dinitrosalisilat
(Kuning) Asam 3,5-
Glukosa Asam Glukonat
Dinitrosalisit (Merah-Cokelat)
Gambar 8 Proses reaksi perubahan warna pada pereaksi asam 3,5-dinitrosalisilat (Miller 1959).
ISSN 0853 – 4217 JIPI, Vol. 18 (3): 159 166 165
Bussamara R, Fuentefria MA, Oliveira ES, Broetto L, Gupta R, Gupta N, Rathi P. 2004. Bacterial lipases:
Simcikova M, Valente P, Schrank A, Vainstein MH. an overviewof production, purification and
2008. Isolation of lipase secretion yeast for biochemical properties. Appl.Microbiol. Biotechnol.
64: 763–781.
166 ISSN 0853 – 4217 JIPI, Vol. 18 (3): 159 166
Irawan B, Sutihat, Sumardi. 2008. Uji aktivitas enzim Rodibillah S, Muharam S, Panji T. 2011. Produksi
selulase dan lipase pada mikrofungi selama Diasilgliserol (DAG) sebagai Minyak Sehat dan
proses dekomposisi limbah cair kelapa sawit Emulsifier dan Emulsifier dari Crude Palm Oil
dengan pengujian kultur murni. Bandarlampung (CPO). [Skripsi]. Sukabumi (ID): Universitas
(ID): Universitas Lampung. 284 291. Muhammadiyah Sukabumi.
Jin Z, Liang S, Zhang X, Han S, Ren C, Lin Y, dan Rosyana E. 1995. Pemanfaatan Kulit Pisang Untuk
Zheng S. 2013. Synthesis of fructose laurate Produksi Enzim Selulase. [Skripsi]. Bogor (ID):
esters catalyzed by aCALB-displaying Pichia Institut Pertanian Bogor.
pastoris whole-cell biocatalyst in anon-aqueous
Sa’adah Z, Noviana IS, Abdullah. 2010. Produksi
system. Biotechnol. Bioprocess Eng. 18: 365–374.
Enzim Selulase Oleh Asperillus niger Mengguna-
Kim DW, Jeong YK, Jang YH, Lee JK. 1984. kan Substrat Jerami dengan Sistem Frementasi
Purification and characteristic of endoglucanase Padat. Semarang (ID): Universitas Diponegoro.
and exoglucanase component from Trichoderma
Sadhu S, Maiti TK. 2013. Cellulase Production by
viride. J Ferment Bioeng. 77(4): 363 369. Bacteria: A Review. British Microb. Research J.
Kamini NR, Iefuji H. 2001. Lipase catalyzed 3(3): 235 258.
methanolysis of vegetable oils in aqueous medium
Schlegel HG. 1994. Mikrobiologi umum. Ed. Keenam.
by Cryptococcus spp. S-2. Process Biochem. 37:
Terjemahan: Baskoro, RMT dan Wattimena JR.
405–410.
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta (ID).
Kartal F, Kilinc A, Timur S. 2007. Lipase biosensor
Singhania RR, Sukumaran RK, Patel AK, Larroche C,
fortributyrin and pesticide detection. Int. J. Environ.
Pandey A. 2010. Advancement and comparative
Anal. Chem. 87: 715–722.
profiles in the production technologies using solid-
Krogh KBRM, Kastberg H, Jørgensen CI, Berlin A, stateand submerged fermentation for microbial
Harris PV, Olsson L. 2009. Cloning of a GH5 cellulases. Enzyme Microb. Technol. 46: 541–549.
endoglucanase from genus Penicillium and its
Subowo YB. 2010. Uji Aktivitas Enzim Selulase dan
binding to different lignins. Enzyme and Microbial
Ligninase Dari Beberapa Jamur dan Potensinya
Technology. 44: 359 367. Sebagai Pendukung pertumbuhan Tanaman
Miller GL. 1959. Use of Dinitrosalicylic Acid Reagent Terong (Solanum Melongena). Bogor (ID):
of Determination of Reducing sugar. Anal Chem. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
31: 246 248. Tamires CS, Gomes DPP, Bonomo RCF, Franco M.
Murni SW, Kholisoh DS, Tanti DI, Petrisia EM. 2011. 2011. Optimization of Solid State Fermentation of
Produksi, karakterisasi, dan isolasi lipase dari Potato Peel for The Production of Cellulolytic
Aspergillus niger. Pengembangan Teknologi Kimia Enzymes. Food Chem. 133: 1299 1304.
untuk Pengolahan Sumberdaya Alam Indonesia. Thirunavukarasu K, Edwinoliver NG, Anbarasan SD,
ISSN 1693-4393. Gowthaman MK, Iefuji H, Kamini NR. 2008.
Pasaribu FL, Yenie E, Muria SR. 2010. Pengaruh Removal oftriglyceride soil from fabrics by a novel
konsentrasi Substrat dan Waktu Fermentasi Pada lipase from Cryptococcus sp. S-2. Process
Pemanfaatan Limbah Kulit Nenas (Ananas Biochem. 43: 701–706.
Comosus L.Merr). Pekan Baru (ID): Universitas Underwood AL, Raday JR. 2001. Analisis Kimia
Riau. Kuantitatif ed. 6 penerjemah: Iis Sopyan, Jakarta
Rahman M, Sen PK, Hasan FM, Miah, Rahman HM. (ID): Erlangga. Terjemahan dari Quantitative
2004. Purification and Characterization of Analysis: 141.
Invertase Enzyme from Sugarcane. J Biol Sci, Winterhalter C, Liebl W. 1995. Two extremely
7(3): 340 345. thermostable xylanase of the hyper-thermophilic
Rajan A, Nair J. 2011. A comparative study on bacterium Thermotoga maritima MSBB Appl
alkaline lipase production by a newly isolated Environ Microbiol. 61(5):1810 1815.
Aspergillus fumigatus MTCC 9657 in submerged Yau EW, Rosnah S, Noraziah M, Chin NL, Osman H.
and solid-state fermentation using economically 2010. Physico-chemical compositions of the red
and industrially feasible substrate. Turk J Biol. 35: seedless watermelons (Citrullus Lanatus) Inter-
569 574. national Food Research J. 17: 327 334.
Ribeiro BD, de Castro Am, Coelho MA, Freire DM. Yuzo K, Sakaya S. 2003. Purification and
2011 Production an use of lipases in bioenergy: A characterization of the lipase from Pseudomonas
Review: The Feedstock to Biodiesel Production. fluorescens HU 380. J. of biosci. and bioengin.
University of Rio de Janeiro (BR). Brazil.
96(3): 211 226.