TUMOR WILMS
1. DEFINISI
Tumor Wilms (Nefroblastoma) adalah tumor ganas ginjal yang tumbuh dari sel
embrional primitive di ginjal. Tumor Wilms biasanya ditemukan pada anak-anak yang
berumur kurang dari 5 tahun, tetapi kadang ditemukan pada anak yang lebih besar atau
orang dewasa. Tumor Wilms merupakan tumor ganas intraabdomen yang tersering pada
anak-anak dan tumbuh dengan cepat (progesif).
Tumor wilms adalah tumor ginjal campuran ganas yang tumbuh dengan cepat,
terbentuk dari unsur embrional, biasanya mengenai anak-anak sebelum usia lima tahun
(Kamus Kedokteran Dorland)
Tumor wilms adalah tumor padat intraabdomen yang paling sering dijumpai pada
anak. Tumor ini merupakan neoplasma embrional dari ginjal, biasanya muncul sebagai
massa asimtomatik di abdomen atas atau pinggang. Tumor sering ditemukan saat orang
tua memandikan atau mengenakan baju anaknya atau saat dokter melakukan pemeriksaan
fisik terhadap anak yang tampak sehat. (Basuki,2011)
2. ETIOLOGI
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan faktor genetik. Tumor wilms
berhubungan dengan kelainan bawaan tertentu, seperti :
a. WAGR syndrome :
Genitourinary malformation
Retardasi mental
b. Deny-Drash Syndrome
Sindrom ini menyebabkan kerusakan ginjal sebelum umur 3 tahun dan sangat
langka. Didapati perkembangan genital yang abnormal. Anak dengan sindrom ini berada
dalam resiko tinggi terkena tipe kanker lain, selain Tumor Wilms.
Bayi lahir dengan berat badan yang lebih tinggi dari bayi normal, lidah yang
besar, pembesaran organ – organ. Tumor wilms berasal dari proliferasi patologik blastema
metanefron akibat tidak adanya stimulasi yang normal dari duktus metanefron untuk
menghasilkan tubuli dan glomeruli yang berdiferensiasi baik. Perkembangan blastema
renalis untuk membentuk struktur ginjal terjadi pada umur kehamilan 8-34 minggu.
Beberapa kasus disebabkan karena defek genetik yang diwariskan dari orang tua. Ada dua
gen yang ditemukan mengalami defek yaitu Wilms Tumor 1 atau Wilms Tumor 2, dan
juga ditemukan kelainan mutasi di kromosom lain
Sekitar 1,5% penderita mempunyai saudara atau anggota keluarga lain yang juga
menderita Tumor wilms. Hampir semua kasus unilateral tidak bersifat keturunan yang
berbeda dengan kasus Tumor bilateral. Sekitar 7-10% kasus Tumor wilms diturunkan
secara autosomal dominan.
3. KLASIFIKASI
T : Tumor primer
T4 : Bilateral
N : Metastasis limfa
M : Metastasis jauh
Mo : Tidak ditemukan
Stadium II : Tumor menembus kapsul dan meluas masuk ke dalam jaringan ginjal
dan sekitar ginjal yaitu jaringan perirenal, hilus renalis, vena renalis dan kelenjar
limfe para-aortal. Tumor masih dapat di reseksi dengan lengkap.
4. PATOFISIOLOGI
Tumor Wilm’s ini terjadi pada parenkim ginjal. Tumor tersebut tumbuh
dengan cepat di lokasi yang dapat unilateral atau bilateral. Pertumbuhan tumor
tersebut akan meluas atau menyimpang ke luar renal. Mempunyai gambaran khas
berupa glomerulus dan tubulus yang primitif atau abortif dengan ruangan bowman
yang tidak nyata, dan tubulus abortif di kelilingi stroma sel kumparan.
Gen WT1 pada kromosom 11p13 adalah gen jaringan spesifik untuk sel
blastema ginjal dan epitel glomerolus dengan dugaan bahwa sel precursor kedua
ginjal merupakan lokasi asal terjadinya Wilms Tumor. Ekspresi WT1 meningkat pada
saat lahir dan menurun ketika ginjal telah makin matur. WT1 merupakan onkogen
yang dominan sehingga bila ada mutasi yang terjadi hanya pada 1 atau 2 alel telah
dapat menimbulkan Wilms Tumor. Gen WT2 pada kromosom 11p15 tetap terisolasi
tidak terganggu.
Gambaran klasik tumor Wilms bersifat trifasik, termasuk sel epitel, blastema
dan stroma. Berdasarkan korelasi histologis dan klinis, gambaran histopatologik
tumor Wilms dapat dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu tumor risiko rendah
(favourable), dan tumor risiko tinggi (unfavourable)
5. MANIFESTASI KLINIS
Keluhan utama biasanya hanya benjolan perut, jarang dilaporkan adanya nyeri
perut dan hematuria, nyeri perut dapat timbul bila terjadi invasi tumor yang
menembus ginjal sedangkan hematuria terjadi karena invasi tumor yang menembus
sistim pelveokalises. Demam dapat terjadi sebagai reaksi anafilaksis tubuh terdapat
protein tumor dan gejala lain yang bisa muncul adalah :
b. Anemia
e. Malaise
f. Anoreksia
g. Tumor Wilms tidak jarang dijumpai bersama kelainan kongenital lainnya, seperti
aniridia, hemihiperttofi, anomali saluran kemih atau genitalia dan retardasi mental.
6. PEMERIKSAN PENUNJANG
Tumor Wilms harus dicurigai pada setiap anak kecil dengan massa di
abdomen. Pada 10-25% kasus, hematuria mikroskopik atau makroskopik memberi
kesan tumor ginjal.
CT scan dengan level yang lebih tinggi lagi menunjukkan metastasis hepar
multipel dengan thrombus tumor di dalam vena porta.
7. PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan Medis :
a) Aktinomisin D
b) Vinkristin
c) Adriamisin
d) Cisplatin
Dosis yang umum digunakan adalah 2-3 mg/KgBB/hari atau 20
mg/m2/hari selama lima hari berturut-turut.
e) Siklofosfamid
Dari nitrogen mustard golongan alkilator. Dosis 250 – 1800 mg/m 2/hari
secara intravena dengan interval 3-4 mg. Dosis peroral 100-300
mg/m2/hari.
2) Non Farmakologi
a) Pembedahan
b) Radioterapi
b. Penatalaksanaan Keperawatan
8. PENCEGAHAN
a. Pencegahan Primer
1) Rutin melakukan imunisasi seperti : BCG satu kali (pada usia 0-11 bulan),
campak satu kali (usia 9-11 bulan), DPT (Dhipteri, Pertusis, Tetanus) sebanyak
3 kali (Usia 2-11 bulan), dan Hepatitis B sebanyak 3 kali (0-9 bulan). Imunisasi
merupakan usaha pemberian kekebalan pada bayi dan anak dengan
memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk
mencegah terhadap penyakit tertentu
2) Menjaga daya tahan tubuh anak dengan cara pemberian ASI pada bayi neonatal
sampai berumur 2 tahun dan makanan yang bergizi pada anak.
3) Hindari dari paparan merokok. Selalu coba untuk tidak merokok di rumah atau
di sekitar bayi, terutama jika bayi memiliki kelainan saluran napas atau jantung,
sistem kekebalan yang rendah, atau lahir prematur.
b. Pencegahan Sekunder
c. Pencegahan Tersier
Kelainan genetik
MK : Kekurangan
retensi cairan sekresi aldosterone MK : Resti volume cairan
cidera
Hematogen
RR meningkat
MK : Nyeri
masuknya kuman
MK : Resti infeksi
mukosa rontok
Hb O² menurun perdarahan
MK : Resti infeksi
MK : Gangguan
perfusi jaringan
Hospitalisasi
lingkungan baru,
kurang informasi tentang penyakit, prognosis menunggu di RS orang asing ,
tindakan invasive
MK : Ansietas MK : Resiko tinggi
perubahan peran fungsi MK : Cemas
dalam keluarga/masyarakat
KONSEP ANAK
1. DEFINISI ANAK
Anak adalah buah hati hasil dari dua insan yang di satukan oleh cinta dan kasih
sayang, Sudah semestinya para orang tua menngetahui pengertian anak yang mungkin
belum banyak di mengerti dan dipahami oleh sebagian orang tua (WHO)
Anak adalah mereka yang belum berusia 21 tahun dan belum menikah (Undang-
Undang RI Nomor 4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak). Anak merupakan sebuah
rahmat serta anugerah yang diberikan Allah sebagai penguji keimanan, sebuah media
beramal yang menjadi bekal di akhirat, tempat bergantung ketika usia senja, dan
makhluk yang wajib dididik (Suryana)
2. EPIDEMIOLOGI
Insidensi Wilms Tumor adalah 0,8 kasus per 100.000 orang. Terdapat 500 kasus baru
tiap tahun di Amerika Serikat dan sebanyak 6% darinya melibatkan kedua ginjal. Resiko
acak untuk terkena Wilms Tumor adalah 1 diantara 10.000 kelahiran. Wilms Tumor
terutama terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun. Insidensi tertinggi terjadi antara usia 1-
3 tahun. Diperkirakan tumor ini terjadi pada 7 diantara sejuta anak di Amerika Serikat
dan lebih banyak mengenai ras Afro-Amerika. Ratio penderita perempuan dan laki – laki
hampir seimbang.
Di Indonesia, di RSUD Dr. Soetomo, jumlah pasien tumor Wilms yang didiagnosis
dari tahun 1989 sampai dengan 2003 sebanyak 70 kasus
Rata-rata tinggi badan batita bertambah tinggi sekitar 7,5 cm pertahun. Rata-rata
tinggi anak usia 2 tahun sekitar 86,6 cm. Tinggi badan pada usia 2 tahun adalah
setengah dari tinggi dewasa yang diharapkan.
b. Berat Badan
Rata-rata pertambahan berat badan batita adalah 1,8 atau 2,7 kg pertahun. Rata-rata
berat badan batita umur 2 tahun adalah 12,3 kg. Pada usia 2,5 tahun berat badan batita
mencapai 4 kali berat badan lahir.
c. Lingkar Kepala
Pada usia 1-2 tahun ukuran lingkar kepala sama dengan lingkar dada. Total laju
peningkatan lingkar kepala pada tahun kedua adalah 2,5 cm kemudian berkurang
menjadi 1,25 cm pertahun sampai umur 5 tahun.
Sementara pada umur 20-24 bulan perkembangan aktivitas dan motorik yang terjadi
pada anak adalah sebagai berikut:
7) Mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil.
Saat memasuki umur tiga tahun anak terus mengalami perkembangan aktivitas dan
motorik antara lain sebagai berikut:
4) Bermain bersama dengan anak lain dan menyadari adanya lingkungan lain diluar
keluarganya.
a. Pengertian
Hospitalisasi adalah suatu proses yang karena suatu alas an yang berencana
atau darurat mengharuskan anak untuk tinggal di RS, menjalani terapi dan perawatan
sampai pemulangannya kembali ke rumah.Perasaan yang sering muncul pada anak :
Cemas, marah, sedih, takut dan rasa bersalah (Wong, 2000).
Timbul Karena :
1) Menghadapi sesuatu yang baru dan belum pernah dialaminya.
2) Rasa tidak aman dan nyaman
3) Perasaan kehilangan sesuatu yang biasa dialaminya dan sesuatu yang dirasakan
menyakitkan
b. Reaksi Hospitalisasi anak umur 1-3 tahun (todler)
Toddler belum mampu berkomunikasi dengan menggunkan bahasa yang
memadai dan pengertian terhadap realita terbatas. Hubungan anak dengan ibu sangat
dekat sehingga perpisahan dengan ibu akan menimbulkan rasa kehilangan orang yang
terdekat bagi diri anak dan lingkungan yang dikenal serta akan mengakibatkan
perasaan tidak aman dan rasa cemas. Disebutkan bahwa sumber stress utama pada
anak yaitu akibat perpisahan (usia 15-30 bulan). Anxietas perpisahan disebut juga
“Analitic Depression”. Respon perilaku anak akibat perpisahan dibagi dalam 3 tahap,
yaitu :
1) Tahap Protes (Protest)
Pada tahap ini dimanifestasikan dengan menangis kuat, menjerit dan memanggil
ibunya atau menggunakan tingkah laku agresif agar orang lain tahu bahwa ia tidak
ingin ditinggalkan orang tuanya serta menolak perhatian orang lain.
2) Tahap Putus Asa (Despair)
Pada tahap ini anak tampak tenang, menangis berkurang, tidak aktif, kurang minat
untuk bermain, tidak nafsu makan, menarik diri, sedih dan apatis.
3) Tahap menolak (Denial/Detachment)
Pada tahap ini secara samar-samar anak menerima perpisahan, membina hubungan
dengan orang lain serta kelihatan mulai menyukai lingkungan.
Toddler telah mampu menunjukkan kestabilan dalam mengontrol dirinya
dengan mempertahankan kegiatan rutin seperti makan, tidur, mandi, toileting dan
bermain. Akibat sakit dan dirawat di Rumah Sakit, anak akan kehilangan
kebebasan dan pandangan egosentrisnya dalam mengembangkan otonominya. Hal
ini akan menimbulkan regresi. Ketergantungan merupakan karakteristik dari peran
sakit. Anak akan bereaksi terhadap ketergantungan dengan negatifistik dan agresif.
Jika terjadi ketergantungan dalam jangka waktu lama (karena penyakit kronik)
maka anak akan berespon dengan menarik diri dari hubungan interpersonal.
Anak dapat mengalami berbagai macam masalah terkait dengan penyakit dan
pengobatan. Terutama degan metode kemoterapi dapat memberikan efek pada fisik,
psikologis anak dan dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan serta kualitas
hidup anak (Hockenberry & Wilson, 2007)
1) Dampak Fisik
Pada umumnya efek samping agen kemoterapi antara lain infeksi, perdarahan,
anemia, mual dan muntah, gangguan nutrisi, ulserasi mukosa serta alopesia. Efek
samping lain misalnya diare, konstipasi, nyeri, kerusakan integritas kulit,
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, toksik ginjal, neurotoksik, kelemahan
kardiotoksik dan ototoksik terutama pada karboplastin dan cisplatin (Muscari, 2005).
Efek samping dari Cisplatin terdiri atas mual dan muntah, penurunan nafsu
makan dan kebotakan. Selain itu cisplatin juga dapat menyebabkan
ketidakseimbangan elektrolit pada anak yang terdiri atas hipomagnesemia, hipokalemi
dan hiperkalsemi. Efek samping serius dari cisplatin adalah nefrotoksik,
neuropati perifer, penekanan sumsum tulang dan ototoksik (Cameron & Allen, 2009).
2) Dampak Psikologis
Anak dengan tumor wilms dapat mengalami kecemasan dan depresi akibat
penyakit yang diderita. Hal ini merupakan keadaan yang normal, namun sebagian
anak membutuhkan intervensi psikologis dalam menjalani pengobatan tumor wilms
(Shell & Kirsch dalam Otto, 2001). Kecemasan dan depresi merupakan respon yang
paling umum terjadi pada anak dengan tumor wilms dan menjalani pengobatan.
Secara normal, kecemasan dapat terjadi sebagai bagian dari penyakit dan
pengobatan pada penderita kanker. Kecemasan dapat reaktif dan situasional
berhubungan dengan ketakutan setelah terdiagnosa penyakit dan selama menjalani
pengobatan. Tanda-tanda kecemasan seperti menangis , stress, gangguan perasaan
dan gangguan tidur. Nyeri, perasaan mual dan muntah yang tidak terkendali, hipoksia,
dan menolak pengobatan juga merupakan tanda-tanda kecemasan (Shell & Kirsch
dalam Otto, 2001).
Kegagalan anak dalam beradaptasi dengan kondisi fisik dan pengobatan dapat
mempengaruhi fungsi psikososial anak. Penelitian yang dilakukan oleh Enskar
dan Von Essen (2008) menunjukkan bahwa pada umumnya anak yang sedang
menjalani kemoterapi menunjukkan distress psikososial yang mempengaruhi
kepuasan anak dalam berpartisipasi terhadap kehidupan sosialnya.
Selain masalah psikososial, anak yang lebih besar akan memperlihatkan gejala
depresi dan berbagai perubahan perilaku akibat dari penyakit dan regimen terapi.
Fatique, mual dan muntah serta gangguan tidur yang apabila terjadi bersama-sama
berupa suatu kumpulan gejala yang dapat menimbulkan gejala depresi dan perubahan
perilaku pada remaja, namun pada anak gejala fatigue saja dapat mengakibatkan
timbulnya gejala depresi dan perubahan perilaku. Kluster gejala ini secara signifikan
mempengaruhi kualitas hidup anak (Hockenbery et al.2010).
1. Pengkajian Fokus
a. Identitas pasien dan identitas penanggung jawab
b. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengeluh kencing berwarna seperti cucian daging, bengkak sekitar perut.
Tidak nafsu makan, mual, muntah dan diare. Badan panas hanya 1 hari pertama
sakit.
2) Riwayat kesehatan dahulu
Apakah klien pernah mengeluh kelainan pada ginjal sebelumnya, atau gejala-
gejala tumor wilms.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada riwayat keluarga klien pernah mengidap kanker atau tumor
sebelumnya.
c. Pemeriksaan Fisik
Melakukan pemeriksaan TTV pada klien, melakukan pemeriksaan secara head to toe
yang harus diperhatikan adalah palpasi abdomen yang cermat dan pengukuran tekanan
darah pada klien. Tumor dapat memproduksi rennin atau menyebabkan kompresi
vaskuler sehingga mengakibatkan hipertensi pada anak.
d. Pemeriksaan kebutuhan Fisik dan Psikososial
1) Pola Nutrisi dan Metabolik.
Dapat terjadi kelebihan beban sirkulasi karena adanya retensi natrium dan
air,edema pada sekitar mata dan seluruh tubuh. Klien mudah mengalami infeksi
karena adanya depresi sistem imun. Adanya mual,muntah,dan anoreksia
menyebabkan intake nutrisi yang tidak adekuat. BB meningkat karena adanya
edema. Perlukaan pada kulit dapat terjadi karena uremia.
2) Pola Eliminasi.
Eliminasi urine : gangguan pada glomerulus menyebabkan sisa-sisa metabolisme
tidak dapat di ekskresi dan terjadi penyerapan kembali air dan natrium pada
tubulus ginjal yang tidak mengalami gangguan yang menyebabkan oliguri, anuria,
proteinuria, dan hematuria.
3) Pola Aktivitas dan latihan.
Pada klien dengan kelemahan malaise,kelemahan otot dan kehilangan tonus
karena adanya hiperkalemia. Dalam perawatan,klien perlu istirahat karena adanya
kelainan jantung dan tekanan darah mutlak selama 2 minggu dan mobilisasi duduk
di mulai bila tekanan darah udah normal selama satu minggu. Adanya edema paru
maka pada inspeksi terlihat retraksi dada,penggunaan otot bantu napas, teraba
massa, auskultasi terdengar rales, dispnea, ortopnea, dan pasien terlihat lemah
( kelebihan beban sirkulasi sehingga menyebabkan pembesaran jantung ), anemia,
dan hipertensi yang di sebabkan oleh spasme pembuluh darah.
4) Pola Tidur dan Istirahat.
Klien tidak dapat tidur terlentang karena sesak dan gatal karena adanya uremi,
keletihan, kelemahan malaise, keemahan otot dan kehilangan tonus.
5) Pola Kognitif dan Perseptual.
Penigkatan ureum darah menyebabkan kuit bersisik kasar dan gatal-gatal karena
adanya uremia. Gangguan penglihatan dapat terjadi apabila terjadi ensefalopati
hipertensi.
6) Persepsi Diri
Klien dan orang tuanya cemas dan takut karena adanya warna urine yang
berwarna merah, adanya edema, serta perawatan yang lama.
e. Pemeriksaan Penunjang
1) Foto thoraks (Rontgen)
Merupakan pemeriksaan untuk mengevaluasi ada tidaknya metastasis ke paru-
paru. Arteriografi khusus hanya diindikasikan untuk pasien dengan tumor Wilms
bilateral atau termasuk horseshoe kidney.
2) Ultrasonografi
Merupakan pemeriksaan non invasif yang dapat membedakan tumor solid dengan
tumor yang mengandung cairan. Dengan pemeriksaan USG, tumor Wilms nampak
sebagai tumor padat di daerah ginjal. USG juga dapat digunakan sebagai pemandu
pada biopsi. Pada potongan sagital USG bagian ginjal yang terdapat tumor akan
tampak mengalami pembesaran, lebih predominan digambarkan sebagai massa
hiperechoic dan menampakkan area yang echotekstur heterogenus.
3) CT-Scan
4) Memberi beberapa keuntungan dalam mengevaluasi tumor Wilms. Ini meliputi
konfirmasi mengenai asal tumor intrarenal yang biasanya menyingkirkan
neuroblastoma; deteksi massa multipel; penentuan perluasan tumor, termasuk
keterlibatan pembuluh darah besar dan evaluasi dari ginjal yang lain. CT scan
memperlihatkan massa heterogenus di ginjal kiri danmetastasis hepar multiple. CT
scan dengan level yang lebih tinggi lagi menunjukkan metastasishepar multipel
dengan thrombus tumor di dalam vena porta.
5) Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium yang penting yangmenunjang untuk tumor Wilms
adalah kadar lactic dehydro genase (LDH) meninggi dan Vinyl mandelic acid
(VMA) dalam batas normal. Urinalisis juga dapat menunjukkan bukti hematuria,
LED meningkat, dan anemia dapat juga terjadi, terlebih pada pasien dengan
perdarahan subkapsuler. Pasien dengan metastasis di hepar dapat menunjukkan
abnormalitas pada analisa serum.
6) Biopsi
Di lakukan untuk mengambil contoh jaringan dan pemeriksaan
mikroskopik.Biopsi tumor ini untuk mengevaluasi sel dan diagnosis.
2. Analisa Data
Data Etiologi Masalah
Pre Operasi
Data subjektif : Tumor wilms Nyeri
↓
Anak mengatakan Tumor belum
nyeri di daerah menembus kapsul
perutnya ginjal
Data objektif : ↓
Berdiferensiasi
Anak tampak ↓
memegangdaerah Tumor menembus
perutnya Nyeri kapsul ginjal (perineal,
akut hilus, vena renal
Tekanan darah ↓
Nyeri
140/110mmHg
Takikardi dan
takipnea
Data subjektif : Tumor wilms
↓ Perubahan nutrisi:
Anak mengatakan Tumor belum
kurang dari kebutuhan
tidak mau makan menembus kapsul
tubuh.
Data objektif : ginjal
Terjadi penurunan ↓
Berdiferensiasi
berat bada ↓
Makanan tidak di Tumor menembus
habiskan kapsul ginjal (perineal,
hilus, vena renal
↓
Disfungsi ginjal
↓
Gangguan
keseimbangan asam
dan basa
↓
Asidosis metabolic
↓
Mual dan muntah
↓
Nafsu makan
berkurang
Data Subjektif: Tumor wilms Kecemasan
↓
Keluarga klien Pre operasi
selalu bertanya ↓
Kurang pengetahuan
tentang kesehatan
Keluarga dan anak
anaknya ↓
Data Objektif: Kecemasan
Orang tua terlihat
cemas dan gelisah
dengan keadaan
anaknya
TTV meningkat
Data subjektif : Tumor wilms Intoleransi aktivitas
↓
Anak mengatakan Tumor belum
lemas dan lelah menembus kapsul
Data objektif : ginjal
Terbaring lemas di ↓
Berdiferensiasi
tempat tidur ↓
Anak kurang Tumor menembus
bersemangatdalam kapsul ginjal (perineal,
beraktivitas hilus, vena renal
Malaise
Post Operasi
Data subjektif: Tumor wilms Nyeri
Klien mengeluh ↓
Sayatan operasi
nyeri ↓
Data Objektif Terputusnya
Wajah tampah kontinuitas jaringan
↓
meringis Merangsang
Skala nyeri 0-10
TTV meningkat pengeluaran zat
Gangguan Tidur proteolitik (bradikinin,
histamine, serotin)
↓
Nyeri
Data Objektif: Tumor wilms Resiko Tinggi Infeksi
Adanya tanda ↓
Sayatan operasi
infeksi (bengkak, ↓
kemerahan, nyeri, Adanya luka operasi
↓
demam) Luka terbuka
Peningkatan suhu ↓
tubuh Resiko tinggi infeksi
3. Diagnosa Keperawatan
a. Pre operasi
1) Nyeri akut berhubungan dengan efek fisiologis dari neoplasia
2) Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan metabolime, kehilangan protein dan penurunan intake
3) Kecemasan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan orang tua tentang
penyakit dan prosedur pembedahan
4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kurangnya nutrisi tubuh
b. Pasca operasi
1) Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
2) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi
4. Rencana Asuhan Keperawatan
Pre Operasi
Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan hasil
Nyeri Setelah diberikan askep Kaji tingkat nyeri Menentukan
berhubungan selama ….x 24 jam tindakan
dengan efek diharapkan pasien tidak 2. Lakukan teknik selanjutnya
fisiologis dari mengalami nyeri atau Sebagai
pengurangan nyeri
neoplasia nyeri menurun sampai analgesik
nonfarmakologis
3. Berikanan analgesik tambahan
tingkat yang dapat
3. Mengurangi rasa
sesuai ketentuan
diterima anak dengan
Berikan obat dengan sakit
kriteria hasil : Untuk mencegah
1. Nyeri hilang jadwal preventif
2. Tekanan darah dalam kambuhnya
5. Hindari aspirin atau
batas normal nyeri
3. Tidak Takikardi dan senyawanya 5. Karena aspirin
takipnea meningkatkan
kecenderungan
pendarahan
Perubahan Setelah diberikan askep Catat intake dan output Monitoring
Nutrisi selama …x24 jam, makanan secara asupan nutrisi
:Kurang dari diharapkan, kebutuhan akurat bagi tubuh
Kebutuhan nutrisi tubuh dapat Kaji adanya tanda- Gangguan nutrisi
5. Pelaksanaan (Implementasi)
6. Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
1. Nelson, Behrman, Kliegman. 2000. Ilmu Kesehatan Anak (Textbook of Pediatrics).
Edisi 15. Jakarta : EGC
3. Tongaonkar HB, Qureshi SS, Kurkure PA, Muckaden MA, Arora B, Yuvaraja TB.
Wilms’ tumor: An update. Indian Journal of Urology. October 2007.
5. Christian Nordgvist. What is a Wilm’s Tumor. Edisi 2007. Diunduh dari URL
http://www.medicalnewstoday.com/articles/188130.php.
7. Bambang Permono, Mia Ratwita. Tumor Wilms. Edisi 2008. Diunduh dari URL
http://www.pediatrik.com/isi03.php?
page=html&hkategori=pdt&direktori=pdt&filepdf=0&pdf=&html=07110-
ybwd242.htm. Pada tanggal 29 Oktober 2010
10. Zul Aldryansah. Tumor Wilms. Edisi 2009. Diunduh dari URL http://zul-
adhariansyah.blogspot.com/2009/04/tumor-wilms.html.