DEMAM BERDARAH
DENGUE (DBD)
2019
NAMA : RUSDIANI. B
NIM : 01.2016.022
PALOPO
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
disebabkan oleh virus dengue dengan tanda dan gejala demam, nyeri otot,
(Rohim, 2004). Sekitar 2,5 milyar (2/5 penduduk dunia) mempunyai resiko
untuk terkena infeksi virus Dengue. Lebih dari 100 negara tropis dan
2007). Pada bulan januari 2009, penderita DHF di Jawa Tengah sebanyak
1706 orang. Sedangkan kasus DHF yang terjadi di beberapa kota di Jawa
menuju keluar pembuluh. Sebagai akibatnya hampir 35% paien DHF yang
Saat ini angka kejadian DHF di RS semakin meningkat, tidak hanya pada
kasus anak, tetapi pada remaja dan juga dewasa. Oleh karena itu diharapkan
tanda syok dan kecepatan dalam menangani pasien yang mengalami Dengue
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Definisi
dengue dengan manifestasi klnis demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang
B. Etiologi
syok. Masa virus dengue inkubasi 3-15 hari, rata-rata 5-8 hari (Soegijanto,
2006).
gigitan nyamuk aedes aeygypty. Pertama tama yang terjadi adalah viremia
otot pegal pegal di seluruh tubuh, ruam atau bintik bintik merah pada
kulit, hiperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi pembesaran
Virus dengue yang pertama kali masuk ke dalam tubuh manusia melalui
gigitan nyamuk aedes dan menginfeksi pertama kali memberi gejala DF.
Pasien akan mengalami gejala viremia seperti demam, sakit kepala, mual,
dan kelainan yang mungkin terjadi pada RES seperti pembesaran kelenjer
getah bening, hati, dan limfa. Reaksi yang berbeda nampak bila seseorang
mendapatkan infeksi berulang dengan tipe virus yang berlainan. Hal ini
D. Manifestasi Klinis
perdarahan baik yang timbul secara spontan maupun setelah uji torniquet.
2. Manifestasi perdarahan
4. Renjatan, nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun (<20mmHg) atau
nadi tak teraba, kulit dingin, dan anak gelisah (Soegeng, 2006).
Penyakit DBD ditandai oleh demam mendadak tanpa sebab yang jelas
disertai gejala lain seperti lemah, nafsu makan berkurang, muntah, nyeri
tersebut menyerupai influenza biasa. Pada hari ke-2 dan ke-3 demam
muncul bentuk perdarahan yang beraneka ragam dimulai dari yang paling
gusi, epistaksis, sampai perdarahan yang hebat berupa muntah darah akibat
E. Pemeriksaan Penunjang
tekanan systole dan diastole selama 10 menit untuk dewasa dan 3-5 menit
3. Tes serologi (darah filter) : ini diambil sebanyak 3 kali dengan memakai
kertas saring (filter paper) yang pertama diambil pada waktu pasien
masuk rumah sakit, kedua diambil pada waktu akan pulang dan ketiga
F. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
minum pada anak sedikit demi sedikit yaitu 1,5-2 liter dalam 24
2. Penatalaksanaan keperawatan
dirawat sudah dalam keadaan lemah, malas minum dan tidak jarang
dipasang infus. Bila keadaan pasien sangat lemah infus lebih baik
1. Ensefalopati Dengue
otak danalkalosis, maka bila syok telah teratasi cairan diganti dengan
cairan yang tidak mengandung HC03- dan jumlah cairan harus segera
diberikan dexametason 0,5 mg/kg BB/kali tiap 8 jam, tetapi bila terdapat
hati. Transfusi darah segar atau komponen dapat diberikan atas indikasi
yang tepat. Bila perlu dilakukan tranfusi tukar. Pada masa penyembuhan
2. Kelainan ginjal
Gagal ginjal akut pada umumnya terjadi pada fase terminal, sebagai
akibat dari syok yang tidak teratasi dengan baik. Dapat dijumpai sindrom
berat badan/jam. Oleh karena bila syok belum teratasi dengan baik,
Pada keadaan syok berat sering kali dijumpai akute tubular necrosis,
kreatinin. 14
3. Udema paru
ketiga sampai kelima sesuai panduan yang diberikan, biasanya tidak akan
mata, dan ditunjang dengan gambaran udem paru pada foto rontgen dada.
syndrome.
1. Dehidrasi
2. Pendarahan
4. Hipotensi
5. Bradikardi
6. Kerusakan hati
H. Patoflowdiagram
Virus dengue terdapat pada
nyamuk aedes aegypty
Viremia
Resiko kekurangan
volume cairan
Edema
Hemoglobin turun Syok
Penekanan syaraf
Nutrisi dan oksigen ke
jantung menurun Gangguan rasa
Intoleransi nyaman
lemas
aktifitas
BAB III
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Semester/Tingkat : VI/III
Data Klien
A. Data Umum
Nama Insial Klien, Umur, Alamat, Agama, Tanggal masuk RS/RB, Nomor
1. Health Promotion
a. Keadaan umum
c. Riwayat pengobatan
f. Pengobatan sekarang
2. Nutrision
rumah sakit :
9. Cairan masuk :
3. Elimination
a. Sistem Urinary
b. Sistem Gastrointestinal
c. Sistem Integument
4. Activity/rest
a. Istirahat/tidur
b. Aktivitas
c. Cardio respons
d. Pulmonary respon
5. Perception/cognition
a. Orientasi/kognisi
b. Sensasi/persepsi
c. Communication
6. Selfperception
Self-concept/self-estrem
7. Role relationship
Peranan hubungan
8. Sexuality
Identitas seksual
9. Coping/Stress Tolerance
Coping respon
Nilai kepercayaan
11. Safety/protection
Alergi, Penyakit autoimune, Tanda infeksi, Gangguan thermoregulasi,
Gangguan/resiko.
12. Comfort
a. Kenyamanan/Nyeri
13. Growth/Development
C. Pemeriksaan GCS
GCS/AVPU
Ada tiga hal yang dinilai dalam penilaian kuantitatif kesadaran yang
Nilai
Mata membuka spontan, misalnya sesudah disentuh
4:
Nilai
Mata membuka hanya kalau dirangsang kuat/ nyeri
2:
Nilai
Pasien konfusi atau tidak orientasi penuh
4:
3: dibicarakan
Nilai
Tidak bersuara apapun walau diberi rangsangan nyeri
1:
c. Respon motorik
6: genggaman.
5: muskulus trapizius
4: diberikan
3: mengepal
2: mengepal,
Nilai
Sama sekali tidak ada respons
1:
Analisa data
lalu
DO :
perut
P : klien mengatakan nyeri perut
saat duduk
ditusuk-tusuk
bagian
ulu hati
S : skala nyeri 7
menerus
Do :
hati)
- Tand-tanda vital:
- TD : 100/70 mmHg
- Nadi : 80x/menit
- Rr : 22x/menit
3. DS : Respon peningatan Gangguan
malas makan, mual dan muntah nafsu makan, intake kurang dai
DO : nutrisi kurang kebutuhan tubuh
- Porsi makan tidak habis
Diagnosa Keperawatan
wajah meringis
berhubungan dengan intake tidak adekuat ditandai dengan mual, muntah, dan
Intervensi
proses infeksi virus atau hipertermi selama 2. Anjurkan pasien data yang
dehidrasi 3. Meningkatk
an
kenyamana
n dan
menurunka
n
temperature
tubuh.
4. Membantu
menurunka
n suhu
tubuh
5. Untuk
menurunka
n demam
membantu
klien/keluar
ga
mengurangi
kecemasan
yang timbul
efektif , dan
meningkatkan penting
4.Mengalihkan
perhatian
pasien dari
nyeri
5. Tindakan
tersebut
mengurangi
ketegangan
atau spasme
otot
kebutuhan nutrisi : nutrisi selama dalam dan tipe diet yang memberikan
4. Untuk
meningkatkan
asimilasi
5. Peningkatan
BB
menandakan
indicator
keberhasilan
tindakan
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus
Pada tanggal 13 Juni 2019 pukul 16.30 An. H berumur 9 tahun di temani orang
tuanya ke RS dengan keluhan panas tinggi sejak 5 hari sebelum masuk rumah
sakit. Pasien berobat ke RS Mega buana dan mendapat obat Hufagrip dan
Amoxicilin. Obat yang diberikan hanya di minum 2 kali maka pasien di bawa ke
IGD RS Sawerigading pada tanggal 18 Juni 2018, dengan hasil TTV N : 80x/i,
250 cc/24 jam, Paracetamol suppositoria 125 mg ½ kapsul. Saat masuk UDG
widal dan DDR. Setelah itu baru pasien dipindahan ke ruang perawatan dengan
ruang mawar, klien tidak lagi mual dan muntah. Pasien mendapat instruksi dokter
Semester/Tingkat : VI/III
DATA KLIEN
A. Data Umum
2. Umur : 9 tahun
3. Alamat :-
4. Agama : Islam
8. Bangsal :-
1. Health Promotion
b. Keadaan umum
3) Nadi : 80x/i
4) Suhu : 38,6˚C
5) Respirasi : 18x/i
d. Riwayat pengobatan
kapsul (oral)
panas
sekolah.
Saat ini pasien bergantung pada orang tua, dan penghasilan yang di
antibiotik
¾ kapsul. panas
2. Nutrition
3) Lingkar kepala : 47 cm
4) Lingkar dada : 55 cm
6) IMT : 13,1
Gol. Darah O -
Saat ini klien mendapatkan diet bubur kasar ,ibu klien mengatakan
klien susah makan sejak sebelum sakit biasanya hanya makan pagi
dan sore saja dan paling hanya 8- 10 sendok makan, pada saat dikaji
ibu klien mengatakan klien makan hanya 1-3 sendok. Ibu klien
rumah sakit :
biasanya,
Sebelum sakit klien minum susu 1-2 gelas perhari, selama sakit
i. Cairan masuk :
Pasien mendapatkan terapi cairan IV RL, klien minum susu 1 gelas
j. Cairan Keluar :
Pada saat dikaji klien BAB 1xkonsistensi padat dan BAK 3-4x/hari
3. Elimination
a. Sistem Urinary
1) Pola eliminasi
c. Sistem Integument
4. Activity/rest
a. Istirahat/tidur
1) Jam tidur : Sebelum sakit klien tidur sekitar pukul 19.30 s.d
klien tidur sekitar jam 20.00 sampai jam 05.00, tidur siang
b. Aktivitas
1) Pekerjaan : Sebelum sakit klien tidak ada keluhan
sekolah.
2) ADL
a. Makan : baik
b. Toileting : baik
c. Kebersihan : baik
d. Berpakaian : baik
diperintahkan.
c. Cardio respons
a) Berbaring : 100/60
b) Duduk : 100/70
4) Tekanan vena jugularis : normal < 8 cmH2O
5) Pemeriksaan jantung
c. Perkusi : normal
d. Auskultasi : BJ normal
d. Pulmonary respon
system pernapasan
5) Pemeriksaan paru-paru
dada
c. Perkusi : sonor
d. Auskultasi : vesikuler
5. Perception/cognition
a. Orientasi/kognisi
b. Sensasi/persepsi
c. Communication
6. Selfperception
a. Self-concept/self-estrem
tanya
a. Peranan hubungan
8. Sexuality
a. Identitas seksual
berkeluarga
9. Coping/Stress Tolerance
a. Coping respon
a. Nilai kepercayaan
ke orang tua
11. Safety/protection
a. Alergi : tdk ad
12. Comfort
1. Kenyamanan/Nyeri
saat beristirahat.
b. Quality (bagaimana kualitasnya) : ibu pasien mengatakan
13. Growth/Development
Catatan Perkembangan
Keadaan umum
GCS EYE 4 4 4 4 4 4 4 4
MOTO 5 5 6 6 6 6 6 6
RIK
VERB 4 5 5 5 5 5 5 5
AL
C. Analisa Data
lalu
DO :
perut
saat duduk
ditusuk-tusuk
bagian
ulu hati
S : skala nyeri 7
menerus
Do :
hati)
- Tand-tanda vital:
- TD : 100/70 mmHg
- Nadi : 80x/menit
- Rr : 22x/menit
malas makan, mual dan muntah nafsu makan, intake kurang dai
DO : nutrisi kurang kebutuhan tubuh
- Porsi makan tidak habis
D. Diagnosa Keperawatan
wajah meringis
E. Intervensi
dengan suhu tubuh Dalam jangka waktu 2x24 minum yang akurat
memperbur
dehidrasi an
kenyamana
n dan
menurunka
temperature
tubuh.
4. Membantu
menurunka
n suhu
tubuh
5. Untuk
menurunka
n demam
membantu
klien/keluar
ga
mengurangi
kecemasan
yang timbul
4.Mengalihkan
perhatian
pasien dari
nyeri
5. Tindakan
tersebut
mengurangi
ketegangan
atau spasme
otot
kebutuhan nutrisi : nutrisi selama dalam dan tipe diet yang memberikan
nafsu makan yang 1. BB normal sesuai dengan pilihan makanan yang yang menarik
pasien perut
4. Untuk
meningkatkan
asimilasi
5. Peningkatan
BB
menandakan
indicator
keberhasilan
tindakan
F. Implementasi dan Evaluasi
No Implementasi Evaluasi
DX
pasien
komprehensif meringis
menurunkan nyeri
posisi
adekuat dan tipe diet yang dibutuhkan makan anak mulai membaik
diperlukan.
antimetik.
PENUTUP
A. Kesimpulan
dengan rating ( tingkat ) kasus DBD yang cukup tinggi . Demam berdarah
dengue ( DBD ) merupakan salah satu penyakit yang sampai pada saat ini
makanan yang sehat dan bergizi,istirahat yang cukup atau lakukan tidakan
B. Saran
tindakan kuratif
gejala DBD
penderita DBD
DAFTAR PUSTAKA
Annisa, D. R. G., Hapsari, M., & Farhanah, N. 2015. Perbedaan Profil Klinis
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Pada Anak Dan Dewasa.
Jurnal Media Medika Muda.
http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/medico (Diakses Pada tanggal
11 Januari 2017)