Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Biaya pelayanan kesehatan, khususnya biaya obat, telah meningkat tajam

beberapa dekade terakhir, dan kecenderungan ini tampaknya akan terus berlanjut. Hal

ini antara lain disebabkan populasi pasien usia lanjut yang semakin banyak dengan

konsekuensi meningkatnya penggunaan obat, adanya obat-obat baru yang lebih

mahal, dan perubahan pola pengobatan. Di sisi lain, sumber daya yang dapat

digunakan terbatas, sehingga harus dicari cara agar pelayanan kesehatan menjadi

lebih efisien dan ekonomis..

Perkembangan farmakoepidemiologi saat ini tidak hanya meneliti penggunaan

dan efek obat dalam hal khasiat (efficacy) dan keamanan (safety) saja, tetapi juga

menganalisis dari segi ekonominya. Studi khusus yang mempelajari hal ini dikenal

dengan nama farmakoekonomi.

Seiring dengan berkembangnya pelayanan farmasi klinik yang dilakukan oleh

apoteker di berbagai belahan dunia, maka ruang lingkup farmakoekonomi juga

meliputi studi tentang manfaat pelayanan farmasi klinik secara ekonomi. Hasil studi

semacam ini bisa dimanfaatkan untuk menjustifikasi apakah suatu bentuk pelayanan

farmasi klinik dapat disetujui untuk dilaksanakan di suatu unit pelayanan, ataukah

suatu pelayanan farmasi klinik yang sudah berjalan dapat terus dilanjutkan.

Pihak-pihak yang berkepentingan dalam upaya menjadikan pelayanan

kesehatan lebih efisien dan ekonomis ditantang untuk mampu melakukan penilaian

menyeluruh terhadap suatu obat baik dari segi efektifitas obat maupun dari segi nilai

ekonomisnya. Untuk itu diperlukan bekal pengetahuan tentang prinsip-prinsip


farmakoekonomi dan keterampilan yang memadai dalam melakukan evaluasi hasil

studi farmakoekonom

Salah satu metode farmakoekonomi dalam upaya menjadikan pelayanan

kesehatan yang lebih efisien dan ekonomis adalah Cost Minimalization Analysis atau

analisi minimalisasi biaya yang akan dibahas lebih lanjut pada makalah ini.

1.2 RUMUSAN MASALAH

2. Apa definisi dari Cost Minimalization Analysis?

3. Apa tujuan dari Cost Minimalization Analysis?

4. Apa fungsi dari Cost Minimalization Analysis ?

5. Apa prinsip dari Cost Minimalization Analysis ?

6. Bagaimana metode farmakoekonomi dari Cost Minimalization Analysis ?

7. Apa kelebihan dan kekurangan Cost Minimalization Analysis ?

8. Bagaimana implementasi dari Cost Minimalization Analysis pada penggunaan

obat?

1.3 TUJUAN

2. Untuk mengetahui definisi dari Cost Minimalization Analysis.

3. Untuk mengetahui tujuan dari Cost Minimalization Analysis.

4. Untuk mengetahui fungsi dari Cost Minimalization Analysis.

5. Untuk mengetahui prinsip daru Cost Minimalization Analysis

6. Untuk mengetahui metode farmakoekonomi dari Cost Minimalization Analysis

7. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan Cost Minimalization Analysis

8. Untuk mengetahui implementasi Cost Minimalization Analysis dalam penggunaan

obat
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Farmakoekonomi

Farmakoekonomi adalah cabang ekonomi kesehatan yang menganalisis tentang harga

dan keuangan dari terapi obat. Selain itu, farmaekonomi merupakan suatu sistem yang

mengidentifikasi, mengukur dan membandingkan antara harga, resiko, keuntungan dan

pelayanan dengan memilih alternatif produk yang lebih efektif dan efisien dari berbagai sudut

pandang.

2.2 Tujuan Farmakoekonomi

Tujuan farmakoekonomi adalah mengidentifikasi efisiensi terapi sehingga keuntungan

yang diperoleh sebanding dengan pengeluaran. Ekonomi kesehatan adalah membuat pilihan

diantara 2 terapi, obat baru atau terapi terbaik sebelumnya.

2.3 Metode Farmakoekonomi

Evaluasi dalam farmakoekonomi meliputi cost Analysis , Cost Minimization Analysis

(CMA), Cost-effectiveness (CEA), Cost Benefit Analysisi (CBA), dan Cost-Utility Analysis

(CUA). Pada makalah ini yang akan dibahas yaitu mengenai Cost Minimazation Analysis.

2.3.1 Pengertian Cost Minimization Analysis (CMA)

Merupakan teknik yang menentukan intervensi mana yang lebih murah

biayanya berdasarkan studi-studi terdahulu, walaupun dari segi output (efektivitas)

belum tentu maksimal (focus pada input). Teknik ini merupakan teknik yang paling

sederhana. Dapat disebut juga analisis biaya minimal. Merupakan teknik yang

didesain untuk melakukan pilihan diantara beberapa alternatif yang mungkin


dilakukan dengan mendapatkan outcome yang setara dengan melakukan identifikasi

biaya yang dibutuhkan atau dikeluarkan dari alternative-alternatif tersebut1.

Cost Minimization Analysis (CMA) biasanya digunakan dalam industri

kesehatan dan merupakan metode yang digunakan untuk mengukur dan

membandingkan biaya intervensi medis yang berbeda.

2.3.2 Kegunaan Cost Minimization Analysis (CMA)

Analisis cost minimization digunakan untuk menguji biaya relative yang

dihubungkan dengan intervensi yang sama dalam bentuk hasil yang diperoleh. CMA

digunakan ketika dua intervensi telah terbukti untuk menghasilkan sama, atau serupa.

Jika dua terapi dianggap setara, maka hanya biaya intervensi yang perlu

dipertimbangkan.

2.3.3 Keunggulan Cost Minimization Analysis (CMA)

CMA adalah metode yang relatif mudah dan sederhana untuk membandingkan

alternative pengobatan selama ekuivalen terapeutik dari alternative telah

dibandingkan. Cost minimisasi adalah yang paling simpel dari semua perangkat

farmakoekonomi yang mana membandingkan dua jenis obat yang sama efikasi dan

toleransinya terhadap satu pasien. Ekivalen terapeutik harus direferensikan oleh

peneliti dalam melaksanakan studi ini, yang mana harus dilampirkan sebelum cost

minimisasi itu diterapkan.

Oleh karena efikasi dan toleransi adalah sama, maka tidak diperlukan efikasi

umum sebagai titik tolak pertimbangan (yang mana biasa sering dipakai dalam studi

cost effectiveness). Peneliti disini boleh mengesampingkan harga/kesembuhan

ataupun harga/tahun karena hal ini tidak begitu berpengaruh. Yang penting dalam

studi cost minimisasi ini adalah menghitung semua harga termasuk penelitian dan
penelusuran yang berhubungan dalam pengantaran intervensi terapeutik itu. Dan yang

terpenting yang berelevan dengan sisi pandang farmakoekonomi.

Secara historis CMA direkomendasikan untuk evaluasi percobaan ekonomi

dalam menemukan adanya suatu perbedaan yang signifikan dalam suatu efektivitas ,

kemudahan dalam analisis, dan interpretasi. CMA akan sesuai bila digunakan untuk

percobaan acak yang dirancang untuk menguji hipotesis kesetaraan eksplisit atau

non-inferiority2 antara dua terapi. CMA juga dibenarkan untuk suatu perbandingan

antar obat dalam kelas farmakologis yang sama, sesuai dengan penelitian sebelumnya

atau efektivitas yang sama. Bias yang minimal pada CMA dapat diprediksi di awal

untuk beberapa percobaan non-inferioritas di mana ada perbedaan substansial dalam

biaya pengobatan yang mungkin untuk melihat perbedaan yang masuk akal dalam

keberhasilan atau biaya lainnya.

Cost minimisasi adalah yang paling simpel dari semua perangkat

farmakoekonomi yang mana membandingkan dua jenis obat yang sama efikasi dan

toleransinya terhadap satu pasien.

2.3.4 Kelemahan Cost Minimization Analysis (CMA)

Suatu kekurangan yang nyata dari analisis cost-minimization yang mendasari

sebuah analisis adalah pada asumsi pengobatan dengan hasil yang ekivalen. Jika

asumsi tidak benar, dapat menjadi tidak akurat, pada akhirnya studi menjadi tidak

bernilai. Pendapat kritis analisis cost-minimization hanya digunakan untuk prosedur

hasil pengobatan yang sama (Orion, 1997). CMA hanya menunjukkan biaya yang

diselamatkan dari satu pengobatan atau program terhadap pengobatan ataupun

program yang lain.

CMA tidak berfungsi ditandai dengan adanya situasi yang jarang dimana

CMA merupakan metoda analisis yang cocok ketika terdapat data sampel pada harga
dan dampak. Donaldson et al. mengungkapkan bahwa ketika mendesain evaluasi

ekonomi prospektif, tidak mungkin menentukkan teknik analisis karena data nya tidak

diketahui. Sehingga ketika data tidak diketahui, penggunaan CMA jarang cocok

sebagai metoda analisis.


DAFTAR PUSTAKA

1. Cost Minimization Analysis. Encyclopedia of Behavioral Medicine. Available at


http://www.springerreference.com/docs/html/chapterdbid/346185.html
2. Newby D, Hill S. Use of pharmacoeconomics in prescribing research. Part 2: Cost
Minimization analysis—When are two therapies equal? Journal of Clinical Pharmacy
and Therapeutics 28(2):145–150, 2003.
3. McGraw-Hill. Pharmacoeconomics : Principles, Methods and Application. 2011.
4. Andrew HB, Bernie J. The Death of Cost Minimization Analysis. Health Economics
2001; 10(2): 179-184.
5. Farmer KC, Schwartz WJ, Rayburn WF, Turnbull G. A costminimization analysis of
intracervical PGE2 for cervical ripening in an outpatient versus inpatient setting.
Clinical Therapeutics 18(4):747–756, 1996.
6. Helen Dakin, Sarah Wordsworth. Cost-Minimization analysis versus cost-
effectiveness analysis, revisited. Health economics Research Centre, University of
Oxford, UK. 22: 22-34, 2013.
7. Menteri Kesehatan Indonesia. 2013. Pedomana Penerapan Panduan Farmakoekonomi.
Menteri kesehatan, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai