Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
PENDAHULUAN
Minyak bumi masih menjadi energi utama bagi penduduk dunia selama ini.
Seiring dengan pertambahan penduduk yang meningkat, konsumsi minyak bumi
juga semakin bertambah. Padahal fakta di lapangan menunjukkan bahwa
prosuksi minyak bumi semakin menurun dari tahun ke tahun. Oleh karena itu
perlu diupayakan usaha-usaha untuk mengoptimalkan produksi hingga mencapai
produksi maksimal. Indonesia adalah salah satu negara uang memiliki sumber
daya alam tambang terbesar di dunia. Namun, dalam hal proses pengambilan
minyak bumi dari sumur-sumur minyak di Indonesia masih kurang
maksimal. Meskipun Indonesia penghasil minyak bumi terbesar di dunia,
Indonesia masih mengalami krisis bahan bakar minyak. Proses EOR menjadi salah
satu alternative teknologi guna meningkatkan recoverypenambangan minyak bumi
pada sumur-sumur produksi yang ada. Adapun berbagaij e n i s E O R ya n g
dapat dilakukan dalam menekan m i n ya k keluar adalah
d e n g a n pengi nj eksi an gas, bahan ki mi a, m aupun mi kroba. S el ain i tu
dapat j uga dengan digunakan stimulasi ultrasonicatau thermal recovery.
Dalam rangka meningkatkan produksi migas di Indonesia ini, ada 2 langkah
upaya yang dapat dilakukan, yakni secara ekstensifikasi dan intensifikasi. Langkah
ekstensifikasi yang dimaksud di sini adalah upaya meningkatkan cadangan dengan
cara eksplorasi atau membuka sumur minyak yang baru. Sedaangkan untuk langkah
intensifikasi yakni meningkatkan produksi migas dengan cara menaikkan recovery
factor dengan teknologi lanjutan untuk mengangkat minyak yang biasa disebut
Enhanced Oil Recovery (EOR).
1
2
Sering kali terjadi kasus penurunan produksi minyak karena semakin sedikitnya
jumlah kandungan minyak di dalam sumber minyak akibat dieksploitasi terus menerus.
Padahal kandungan minyak di dalam sumber tersebut masih ada, namun susah dihisap
karena jumlahnya yang sedikit. Secara alami, hasil produksi pengangkatan minyak
akan semakin menurun sehingga diperlukan teknologi untuk terus mempertahankan
produksi tersebut. Jika ini dibiarkan, maka produksi minyak
akan semakin menurun hingga mendekati “tail production”. Sebelum itu terjadi,
seorang engineer harus mempertimbangkan suatu langkah agar dapat memulihkan
banyak minyak di ladang. Pilihan metode itu disesuaikan dengan kondisi masing-
masing di lapangan. Enhanced Oil Recovery-lah metode yang tepat untuk digunakan.
Dengan adanya Enhanced Oil Recovery ini maka dapat dilakukan perpanjangan umur
lapangan dan peningkatan profitabilitas dari ladang minyak. Badan PelaksanaKegiatan
Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMIGAS) terus mendorong
kontraktor kerjasama (KKS) yang telah berproduksi menerapkan EOR untuk
mempercepat peningkatan energy nasional. Keberhasilan penerapan teknologi EOR
cukup besar mengingat saat ini sisa inplace minyak Indonesia masih sekitar 43 milyar
barel. Apabila kegiatan EOR berhasil meningkatkan recovery factor 10%, maka akan
ada tambahan cadangan sebesar 4,3 milyar barel. Penambahan ini lebih besar dari
cadangan minyak nasional yang hanya 3,7 milyar barel.
Enhanced Oil Recovery membutuhkan teknologi yang tinggi dan biaya yang
cukup mahal dengan proses bertahap. Namun Enhanced Oil Recovery lebih menarik
dan menjanjikan daripada membuka sumur minyak yang baru. Hal ini disebabkan
karena pada sumur yang di-treatment EOR sudah pasti ada minyaknya. Berbeda
dengan ekplorasi sumur baru, unsur ketidakpastiannnya sangat besar.
3
1.2 Tujuan
TEORI DASAR
4
5
Heterogenitas dan anisotropi dari suatu operasi pengikatan minyak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap macroscopic displacement efficiency. Pergerakan fluida
melalui reservoir tidak akan berserentak jika ada variasi besar dalam sifat batuan seperti
porositas, permeabilitas, dan kandungan tanah liat. Formasi limestone umumnya
memiliki fluktuasi yang luas pada porositas dan permeabilitas. Selain itu, banyak
formasi memiliki sistem microfractures atau macrofractures besar.
Formasi sandstone dicirikan oleh geometri pori yang lebih tidak beraturan daripada
limestone. Limestone memiliki lubang besar (vugs) dan bisa mengalami fraktur yang
signifikan, yang seringnya berhubungan. Formasi limestone diasosiasikan dengan air
connate yang dapat memiliki ion ~ ion valensi tingkat tinggi seperti Ca2+ dan Mg2+.
BAB III
PEMBAHASAN
Ev = Eas x Evs
E = Ed x Ev
6
7
Misalnya ada sebuah reservoir dan akan dilakukan waterflooding pada reservoir. Initial
oil saturation, Soi = 60%, residual oil saturation, Sor dalam areal 30% . The areal sweep
efficiency, Eas = 0.8 dan vertical sweep efficiency 0.85. Berapakah effisiensi total dari
secondary recovery ini (waterflooding)?
KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan materi diatas yang telah diuraikan, maka dapat diambil
beberapa kesimpulan, yaitu:
9
DAFTAR PUSTAKA
Well Operation Oil Field. (2018, November 26). Retrieved from Well Operation:
http://welloperation.blogspot.com/2015/01/sucker-rod-pump-srplengkap.html
10