Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ANESTESI LOKAL
Kelompok / Paralel
Latar Belakang
Pemakaian anestesi lokal atau anestesi regional semakin berkembang dan meluas. Hal ini
sebagai dampak dari keuntungan yang diberikan oleh anestesi lokal, diantaranya harga yang
relative lebih murah, pengaruh sistemik yang minimal, analgesik yang diberikan lebih kuat, dan
kemampuan pencegahan respon stress yang lebih sempurna (Samodo et. al. 2011). Anestesi lokal
secara luas digunakan untuk mencegah dan mengurangi rasa nyeri, mengurangi reaksi inflamasi
seperti pada kanker dan nyeri kronis, serta untuk tujuan diagnostik dan prognostik. Penggunaan
anestesi lokal tidak sedikit pula yang menimbulkan efek samping. Untuk memastikan
penggunaannya tetap aman, pemilihan jenis anestesi lokal harus dikonsultasikan untuk melihat
riwayat pasien untuk mempertimbangkan kesehatan pasien dan rencana perawatan kedepannya
(Heavner 2007).
Anestesi lokal adalah hilangnya rasa sakit pada bagian tubuh tertentu tanpa disertai dengan
hilangnya kesadaran. Anestesi lokal merupakan aplikasi atau injeksi obat anestesi pada daerah
spesifik di tubuh (Hasanah 2015). Secara kimiawi, obat anestesi lokal dibagi menjadi dua golongan
besar, yaitu golongan ester dan golongan amide. Obat anestesi lokal yang umum digunakan di
Indonesia untuk golongan ester adalah prokain, sedangkan untuk golongan amide adalah lidocaine
dan bupivakain (Samodo et. al. 2011). Anestesi lokal akan memblok secara reversibel pada sistem
konduksi saraf pada daerah tertentu sehingga terjadi kehilangan sensasi dan aktivitas motorik
(Howe 1998).
Tujuan
Praktikum ini bertujuan mengetahui prinsip kerja dari obat anestesi lokal dan gejala klinis
yang menyertainya.
METODE
…
Langkah Kerja
Anestesi lokal didefinisikan sebagai kehilangan sensasi pada daerah tubuh tertentu yang
disebabkan oleh depresi eksitasi pada ujung saraf atau adannya penghambatan proses konduksi
saraf perifer (Hasanah 2015). Percobaan pemberian anestesi lokal pada praktikum dengan hewan
coba tikus putih memberikan hasil
Procain merupakan anestetik lokal suntikan yang pertama kali diciptakan dengan nama
dagang Novocaine. Prokain memiliki efek vasodilatasi yang kuat. Oleh karena itu, prokain 2%
tanpa vasokonstriktor hanya memberikan anesthesia jaringan selama15-30 menit (Marsaoly 2015).
Percobaan pemberian obat anestesi lokal procain 0.05mL pada tikus putih menunjukkan jika
procain memiliki onset selama dua menit dan durasi selama delapan menit. Pada menit ke-2,
bagian tubuh tikus yang disuntikkan lidokain mulai kehilangan reflek. Hal ini terjadi hingga menit
ke-8. Pada menit ke-10, reflek pada tubuh tikus kembali muncul. Menurut Mardjono 2007,
pemberian prokain dengan anestesi infiltrasi maximum dosis 800mg akan memberikan durasi
selama 30-45 menit, sedangkan pemberian dengan anestesi epidural dosis 300-900mg akan
memberikan onset selama 5-15 menit dan durasi selama 30-90 menit.
Tabel 2 Hasil pemberian kombinasi procain dan adrenalin 0.05mL pada tikus putih
Tabel 4 Hasil pemberian campuran lidocaine dan adrenalin 0.05mL pada tikus putih
Pada data praktikum menunjukkan onset pada menit ke 2 dan durasi bertahan hingga
menit ke 24, hal ini sesuai dengan literatur dimana lidokain memiliki onset yang sangat cepat,
dan jika ditambahkan dengan vasokontriktor seperti adrenalin akan memperpanjang durasi dari
anastesi tersebut. Penambahan adrenalin pada larutan anaestetika lokal akan memberikan
rangsangan pada saraf adrenergic yang ada pada otot polos pembuluh darah kulit dan
menyebabkan vasokontriksi (penyempitan pembuluh darah) sehingga berkurangnya kecepatan
absorpsi dalam darah (Mardjono 2007).
PENUTUP
Kesimpulan
Obat anestesi lokal memiliki mekanisme kerja yang menghambat transmisi impuls saraf
(blokade konduksi) dengan menghambat pengiriman ion natrium melalui gerbang ion natrium
selektif pada membrane saraf sehingga ambang batas potensial tidak tercapai sehingga potensial
aksi tidak disebarkan (rasa sakit hilang), anestesi lokal juga memblok kanal kalsium dan
potasium dan reseptor Nmethyl-D-aspartat (NMDA). Dengan penambahan vasokonstriktor
seperti adrenalin akan memperlama durasi anastesi walaupun onsetnya tidak bertambah.
DAFTAR PUSTAKA
Hasanah AH. 2015. Pertimbangan Pemilihan Anestesi Lokal pada Pasien dengan Penyakit
Sistemik [Skripsi]. Makassar (ID): Universitas Hasanuddin.
Heavner JE. 2007. Local anesthetic. Current Opinion in Anesthesiology. 20(3): 336-342.
Marsaoly SH. 2015. Perbandingan Efektifitas Aplikasi Dua Golongan Amida yang Digunakan
pada Pencabutan Gigi [Skripsi]. Makassar (ID): Universitas Hasanuddin.
Samodro R, Sutiyono D, Satoto HH. 2011. Mekanisme kerja obat anestesi lokal. Jurnal
Anestesiologi Indonesia. 3(1).