Anda di halaman 1dari 14

PRAKTIKUM MINERAL OPTIK& PETROGRAFI

Acara V :Pengenalan Mineral Dalam Batuan Nama : Fadilah A Dg. M


Metamorf
Hari/tgl: Jumat, 18 Oktober 2019 NIM : F 121 17 029

No Urut : 01
NIKOL SEJAJAR
No.Peraga : UM/15/ST 41 A
Warna Absorbsi : Putih Kekuningan
Bentuk : Euhedral
Belahan : Tidak ada
Pecahan : Tidak rata
Pleokroisme : Tidak ada
Relief : Tinggi
Intensitas : Sedang
1 𝑚𝑚 1 𝑚𝑚
Ukuran Mineral : 𝐵𝑠 = 10 × 4 = = 0.025 mm NIKOL SILANG
40

𝐷𝑀𝑃 = 𝐵𝑠 × 𝑧
= 0.025 × 46
= 1,15 𝑚𝑚
Warna interferensi : Putih Abu-Abu
Bias Rangkap : 0,005 (Orde I)
Sudut Gelapan : 51°
Jenis Gelapan : Miring
Kembaran : Tidak ada
Nama Mineral : Kuarsa (SiO2)
Keterangan :
Pada hari Jumat tanggal 18 Oktober 2019, dalam praktikum mineral optik
dan petrografi di Laboratorium dilakukan pengamatan sayatan tipis mineral
menggunakan mikroskop polarisasi dengan metode pengamatan nikol sejajar dan
nikol silang. Pada metode pengamatan nikol sejajar yang menjadi parameter
adalah warna absorbsi, bentuk mineral, belahan (cleavage), pecahan (fracture),
pleokroisme, relief mineral, intensitas dan ukuran mineral. Pada metode
pengamatan nikol silang yang menjadi parameter adalah warna interferensi, bias
rangkap (birefringence), sudut gelapan, jenis gelapan (extinction), dan kembaran.
PRAKTIKUM MINERAL OPTIK& PETROGRAFI

Acara V :Pengenalan Mineral Dalam Batuan Nama : Fadilah A Dg. M


Metamorf
Hari/tgl: Jumat, 18 Oktober 2019 NIM : F 121 17 029

Warna absorbsi adalah warna cahaya yang melewati sumbu indikatrik yang
bergetar sejajar dengan arah polarisator dan teramati oleh mata pengamat, warna
terjadi akibat adanya gejala serapan cahaya yang melintasi kristal. Bentuk mineral
adalah kenampakan bentuk mineral yang secara optik dilakukan dengan melihat
dalam kondisi dua dimensi. Ada 3 macam bentuk mineral, bentuk mineral yang
seluruhnya dibatasi oleh bidang kristalnya sendiri disebut Euhedral, jika sebagian
dibatasi oleh bidang kristalnya sendiri disebut Subhedral, jika tidak dibatasi
bidang kristalnya sendiri disebut Anhedral. Belahan (cleavage) adalah bidang-
bidang pada mineral yang berbentuk lurus dengan arah tertentu sesuai dengan
bentuk kristalnya, dimana salah satu dari sifat mineral adalah adanya bidang
belahan yang tetap, hal tersebut berhubungan pula dengan sifat-sifat khusus
struktur atom mineral tersebut. Pecahan (fracture ) adalah bidang-bidang kecil dari
mineral yang tidak lurus dengan arah yang tidak teratur dan tidak dikontrol oleh
struktur atomnya. Pleokroisme adalah gejala perubahan warna mineral pada
ortoskop tanpa nikol atau nikol sejajar bila meja objek diputar 90º, bila terjadi dua
perubahan warna yang berbeda disebut Dwikroik, bila terjadi perubahan tiga
warna yang berbeda disebut Trikroik. Relief mineral adalah kenampakan yang
timbul akibat adanya perbedaan indeks bias antara suatu mineral dengan media
yang terdapat disekitarnya, relief biasanya meliliki kenampakan seperti sebuah
garis yang mengelilingi bagian permukaan mineral yang di amati, semakin jelas
kenampakan dari garis tersebut semakin tinggi relief pada mineral tersebut.
Intensitas adalah banyaknya cahaya yang dilihat saat diafragma digunakan. Ketika
suatu objek di berikan cahaya, dapat kita lihat bahwa semakin terang objek
mineral tersebut maka semakin tinggi intensitas dari mineral tersebut. Ukuran
mineral adalah ukuran yang dimiliki suatu mineral yang dapat dihitung dari hasil
perkalian antara perbesaran lensa okuler dan lensa obyektif, bisa juga dilihat
langsung dengan mikrometer obyek atau penggaris dan umumnya menggunakan
satuan milimeter (mm). Warna interferensi adalah warna yang dihasilkan dari
cahaya yang diteruskan melalui analisator kepada mata pengamat yang terjadi
pada mineral anisotrop karena adanya selisih harga indeks bias sinar ordiner dan
sinar ekstraordiner. Rangkaian warna interferensi terbagi menjadi beberapa orde,
mulai dari orde pertama hingga orde keempat. Semakin tinggi ordenya maka akan
semakin cerah (terang) warnanya, begitupun sebaliknya, semakin rendah ordenya,
maka akan semakin gelap warnanya. Harga bias rangkap (Birefringence)
merupakan selisih maksimum kedua indeks bias sinar yang bergetar dalam suatu
PRAKTIKUM MINERAL OPTIK& PETROGRAFI

Acara V :Pengenalan Mineral Dalam Batuan Nama : Fadilah A Dg. M


Metamorf
Hari/tgl: Jumat, 18 Oktober 2019 NIM : F 121 17 029

mineral, harga bias rangkap ditentukan berdasarkan diagram warna interferensi


oleh Michel Levy (Nesse, 1991). Sudut gelapan adalah sudut yang dibentuk oleh
sumbu panjang kristalografi (sb-c) dengan sumbu indikatrik mineral, baik sinar
cepat maupun sinar lambat. Jenis gelapan suatu mineral dapat diketahui dari hasil
nilai sudut gelapan. Ada 5 jenis gelapan, yaitu gelapan parallel/ paralel (900),
gelapan simetris (45º), gelapan miring (1º-44º dan 460-890), gelapan
bergelombang dan gelapan bintik (Posisi gelap maksimum tidak seluruh menjadi
gelap, melainkan ada bintik-bintik pada permukaan mineral). Kembaran adalah
lembar-lembar yang memperlihatkan warna interferensi dan pemadaman yang
berbeda yang disebabkan karena terjadi gangguan pada waktu proses kristalisasi
yang menyebabkan kembaran tumbuh atau karena adanya proses deformasi pada
waktu kristal tersebut sudah terbentuk (kembaran deformasi). Setelah semua
parameter diamati kemudian dapat disimpulkan nama mineral berdasarkan ciri
optik dari mineral tersebut.
Pada pengamatan mineral dengan nomor urut 01 nomor peraga UM/15/ST
41A teramati memiliki warna absorbsi putih kekuningan, bentuk mineral
sueuhedrall karena kristalnya masih dibatasi oleh bidang kristalnya sendiri, tidak
memiliki belahan (cleavage), memiliki pecahan (fracture) yang tidak rata, tidak
memiliki pleokroisme karena tidak terlihat mengalami perubahan warna saat meja
objek diputar 90°, memiliki relief yang tinggi karena garis-garis yang
mengelilingi mineral terlihat jelas, intensitas sedang karena bagian permukaan
dari mineral masih menyerap cahaya walaupun warna yang dihasilkan kurang
terang, ukuran mineral 1,15 mm, warna interferensi putih abu-abu, memiliki harga
bias rangkap (birefringence) 0.005 (orde I), sudut gelapan 510, jenis gelapan
miring (memiliki nilai sudut gelapan 1º-44º dan 460-890), tidak memiliki
kembaran, dan nama mineral yaitu Kuarsa (SiO2).
Penamaan mineral Kuarsa (SiO2) didasarkan pada kesamaan ciri optik
mineral yang diamati dengan ciri optik yang dimiliki oleh mineral Kuarsa (SiO2).
Kuarsa umumnya memiliki warna absorbsi putih kekuningan, tidak adanya
belahan (cleavage), tidak adanya pleokroisme, memiliki harga bias rangkap
(birefringence) 0,005 (Orde I), sudut gelapan 51°, jenis gelapan miring, dan tidak
ditemukan adanya kembaran.
Mineral Kuarsa (SiO2) adalah mineral yang umum ditemukan di kerak
bumi. Kuarsa (SiO2) merupakan mineral yang paling banyak ditemukan di muka
PRAKTIKUM MINERAL OPTIK& PETROGRAFI

Acara V :Pengenalan Mineral Dalam Batuan Nama : Fadilah A Dg. M


Metamorf
Hari/tgl: Jumat, 18 Oktober 2019 NIM : F 121 17 029

bumi. Kuarsa (SiO2) memiliki resistensi yang tinggi, tidak mudah berubah dan
sangat stabil pada lingkungan yang mengalami pelapukan. Kuarsa memiliki
ukuran mineral yang kecil ini menunjukkan bahwa mineral ini terbentuk paling
akhir oleh karena tidak memiliki cukup ruang untuk terbentuk setelah mineral-
mineral ini terbentuk. Kuarsa (SiO2) terbentuk langsung dari proses pengkristalan
magma pada suhu 372-4000C.

PRAKTIKAN ASISTEN

Fadilah Angraini Dg. M Andi Basrullah


F 121 17 029 F 121 16 052
PRAKTIKUM MINERAL OPTIK& PETROGRAFI

Acara V :Pengenalan Mineral Dalam Batuan Nama : Fadilah A Dg. M


Metamorf
Hari/tgl: Jumat, 18 Oktober 2019 NIM : F 121 17 029

No Urut : 02
NIKOL SEJAJAR
No.Peraga : UM/14/ST 40
Warna Absorbsi : Kuning
Bentuk : Anhedral
Belahan : Tidak ada
Pecahan : Rata
Pleokroisme : Tidak ada
Relief : Tinggi
Intensitas : Tinggi
1 𝑚𝑚 1 𝑚𝑚
Ukuran Mineral : 𝐵𝑠 = 10 × 4 = = 0.025 mm NIKOL SILANG
40

𝐷𝑀𝑃 = 𝐵𝑠 × 𝑧
= 0.025 × 46
= 1,15 𝑚𝑚
Warna interferensi : Biru, Ungu
Bias Rangkap : 0,027 (Orde III)
Sudut Gelapan : 47°
Jenis Gelapan : Miring
Kembaran : Tidak ada
Nama Mineral : Monticellite (CaMgSiO4)
Keterangan :
Pada hari Jumat tanggal 18 Oktober 2019 dalam praktikum mineral optik
dan petrografi di Laboratorium dilakukan pengamatan sayatan tipis mineral
menggunakan mikroskop polarisasi dengan metode pengamatan nikol sejajar dan
nikol silang. Pada metode pengamatan nikol sejajar yang menjadi parameter
adalah warna absorbsi, bentuk mineral, belahan (cleavage), pecahan (fracture),
pleokroisme, relief mineral, intensitas dan ukuran mineral. Pada metode
pengamatan nikol silang yang menjadi parameter adalah warna interferensi, bias
rangkap (birefringence), sudut gelapan, jenis gelapan (extinction), dan kembaran.
PRAKTIKUM MINERAL OPTIK& PETROGRAFI

Acara V :Pengenalan Mineral Dalam Batuan Nama : Fadilah A Dg. M


Metamorf
Hari/tgl: Jumat, 18 Oktober 2019 NIM : F 121 17 029

Warna absorbsi adalah warna cahaya yang melewati sumbu indikatrik yang
bergetar sejajar dengan arah polarisator dan teramati oleh mata pengamat, warna
terjadi akibat adanya gejala serapan cahaya yang melintasi kristal. Bentuk mineral
adalah kenampakan bentuk mineral yang secara optik dilakukan dengan melihat
dalam kondisi dua dimensi. Ada 3 macam bentuk mineral, bentuk mineral yang
seluruhnya dibatasi oleh bidang kristalnya sendiri disebut Euhedral, jika sebagian
dibatasi oleh bidang kristalnya sendiri disebut Subhedral, jika tidak dibatasi
bidang kristalnya sendiri disebut Anhedral. Belahan (cleavage) adalah bidang-
bidang pada mineral yang berbentuk lurus dengan arah tertentu sesuai dengan
bentuk kristalnya, dimana salah satu dari sifat mineral adalah adanya bidang
belahan yang tetap, hal tersebut berhubungan pula dengan sifat-sifat khusus
struktur atom mineral tersebut. Pecahan (fracture ) adalah bidang-bidang kecil dari
mineral yang tidak lurus dengan arah yang tidak teratur dan tidak dikontrol oleh
struktur atomnya. Pleokroisme adalah gejala perubahan warna mineral pada
ortoskop tanpa nikol atau nikol sejajar bila meja objek diputar 90º, dimana setiap
mineral memiliki sifat pleokroisme berbeda-beda. Bila terjadi dua perubahan
warna yang berbeda disebut Dwikroik, bila terjadi perubahan tiga warna yang
berbeda disebut Trikroik. Relief mineral adalah kenampakan yang timbul akibat
adanya perbedaan indeks bias antara suatu mineral dengan media yang terdapat
disekitarnya, relief biasanya meliliki kenampakan seperti sebuah garis yang
mengelilingi bagian permukaan mineral yang di amati, semakin jelas kenampakan
dari garis tersebut semakin tinggi relief pada mineral tersebut. Intensitas adalah
banyaknya cahaya yang dilihat saat diafragma digunakan. Ketika suatu objek di
berikan cahaya, dapat kita lihat bahwa semakin terang objek mineral tersebut
maka semakin tinggi intensitas dari mineral tersebut. Ukuran mineral adalah
ukuran yang dimiliki suatu mineral yang dapat dihitung dari hasil perkalian antara
perbesaran lensa okuler dan lensa obyektif, bisa juga dilihat langsung dengan
mikrometer obyek atau penggaris dan umumnya menggunakan satuan milimeter
(mm). Warna interferensi adalah warna yang dihasilkan dari cahaya yang
diteruskan melalui analisator kepada mata pengamat yang terjadi pada mineral
anisotrop karena adanya selisih harga indeks bias sinar ordiner dan sinar
ekstraordiner. Rangkaian warna interferensi terbagi menjadi beberapa orde, mulai
dari orde pertama hingga orde keempat. Semakin tinggi ordenya maka akan
semakin cerah (terang) warnanya, begitupun sebaliknya, semakin rendah ordenya,
maka akan semakin gelap warnanya. Harga bias rangkap (Birefringence)
merupakan selisih maksimum kedua indeks bias sinar yang bergetar dalam suatu
PRAKTIKUM MINERAL OPTIK& PETROGRAFI

Acara V :Pengenalan Mineral Dalam Batuan Nama : Fadilah A Dg. M


Metamorf
Hari/tgl: Jumat, 18 Oktober 2019 NIM : F 121 17 029

mineral, harga bias rangkap ditentukan berdasarkan diagram warna interferensi


oleh Michel Levy (Nesse, 1991). Sudut gelapan adalah sudut yang dibentuk oleh
sumbu panjang kristalografi (sb-c) dengan sumbu indikatrik mineral, baik sinar
cepat maupun sinar lambat. Jenis gelapan suatu mineral dapat diketahui dari hasil
nilai sudut gelapan. Ada 5 jenis gelapan, yaitu gelapan parallel/ paralel (900),
gelapan simetris (45º), gelapan miring (1º-44º dan 460-890), gelapan
bergelombang dan gelapan bintik (Posisi gelap maksimum tidak seluruh menjadi
gelap, melainkan ada bintik-bintik pada permukaan mineral). Kembaran adalah
lembar-lembar yang memperlihatkan warna interferensi dan pemadaman yang
berbeda yang disebabkan karena terjadi gangguan pada waktu proses kristalisasi
yang menyebabkan kembaran tumbuh atau karena adanya proses deformasi pada
waktu kristal tersebut sudah terbentuk (kembaran deformasi). Setelah semua
parameter diamati kemudian dapat disimpulkan nama mineral berdasarkan ciri
optik dari mineral tersebut.
Pada pengamatan mineral dengan nomor urut 02 nomor peraga
UM/14/ST40 teramati memiliki warna absorbsi kuning, bentuk mineral anhedral
karena tidak dibatasi bidang kristalnya, tidak memiliki belahan (cleavage),
memiliki pecahan (fracture) yang rata, tidak memiliki pleokroisme karena tidak
terlihat adanya perubahan warna mineral saat meja objek diputar 900, memiliki
relief yang tinggi karena garis-garis yang mengelilingi mineral terlihat jelas,
intensitas tinggi karena bagian permukaan mineral menyerap cahaya dengan baik
sehingga warna yang dihasilkan cukup terang, ukuran mineral 1.15 mm, warna
interferensi biru ungu, harga bias rangkap (birefringence) 0.027 (orde III), sudut
gelapan 470, jenis gelapan miring (memiliki nilai sudut gelapan 1º-44º dan 460-
890), tidak memiliki kembaran, dan nama mineral yaitu Monticellite (CaMgSiO4)
Penamaan mineral Monticellite (CaMgSiO4) didasarkan pada kesamaan
ciri optik mineral yang diamati dengan ciri optik yang dimiliki oleh Monticellite
(CaMgSiO4). Monticellite pada umumnya memiliki warna absorbsi kuning, tidak
memiliki belahan, tidak memiliki pleokroisme, memiliki intensitas tinggi, harga
bias rangkap 0,027 (Orde III), sudut gelapan 47°, jenis gelapan miring, dan tidak
ditemukan adanya kembaran.
Monticellite (CaMgSiO4) merupakan mineral silikat dari kelompok Olivin.
Monticellite banyak ditemukan pada batuan metamorf kontak dari batugamping
dan dolomit. Monticellite (CaMgSiO4) memiliki suhu kristalisasi yang tinggi
dibandingkan dengan mineral lainnya. Kelompok olivin merupakan mineral
pertama yang mengkristal dari magma. Kristalnya terbentuk selama proses
PRAKTIKUM MINERAL OPTIK& PETROGRAFI

Acara V :Pengenalan Mineral Dalam Batuan Nama : Fadilah A Dg. M


Metamorf
Hari/tgl: Jumat, 18 Oktober 2019 NIM : F 121 17 029

pendinginan magma yang lambat dan kemudian mengendap dibagian bawah


dapur magma karena densitasnya yang relatif tinggi.

PRAKTIKAN ASISTEN

Fadilah Angraini Dg. M Andi Basrullah


F 121 17 029 F 121 16 052
PRAKTIKUM MINERAL OPTIK& PETROGRAFI

Acara V :Pengenalan Mineral Dalam Batuan Nama : Fadilah A Dg. M


Metamorf
Hari/tgl: Jumat, 18 Oktober 2019 NIM : F 121 17 029
PRAKTIKUM MINERAL OPTIK& PETROGRAFI

Acara V :Pengenalan Mineral Dalam Batuan Nama : Fadilah A Dg. M


Metamorf
Hari/tgl: Jumat, 18 Oktober 2019 NIM : F 121 17 029

No Urut : 03
NIKOL SEJAJAR
No.Peraga : UM/09/ST 27
Warna Absorbsi : Coklat muda
Bentuk : Subhedrall
Belahan : 1 Arah
Pecahan : Tidak ada
Pleokroisme : Dwikroik
Relief : Sedang
Intensitas : Sedang
1 𝑚𝑚 1 𝑚𝑚
Ukuran Mineral : 𝐵𝑠 = 10 × 4 = = 0.025 mm NIKOL SILANG
400

𝐷𝑀𝑃 = 𝐵𝑠 × 𝑧
= 0.025 × 23
= 0,575 𝑚𝑚
Warna interferensi : Hijau
Bias Rangkap : 0,004 (Orde I)
Sudut Gelapan : 60°
Jenis Gelapan : Miring
Kembaran : Tidak ada
Nama Mineral : Klorit (ClO2-)
Keterangan :
Pada hari Jumat tanggal 18 Oktober 2019 dalam praktikum mineral optik
dan petrografi di Laboratorium dilakukan pengamatan sayatan tipis mineral
menggunakan mikroskop polarisasi dengan metode pengamatan nikol sejajar dan
nikol silang. Pada metode pengamatan nikol sejajar yang menjadi parameter
adalah warna absorbsi, bentuk mineral, belahan (cleavage), pecahan (fracture),
pleokroisme, relief mineral, intensitas dan ukuran mineral. Pada metode
pengamatan nikol silang yang menjadi parameter adalah warna interferensi, bias
rangkap (birefringence), sudut gelapan, jenis gelapan (extinction), dan kembaran.
PRAKTIKUM MINERAL OPTIK& PETROGRAFI

Acara V :Pengenalan Mineral Dalam Batuan Nama : Fadilah A Dg. M


Metamorf
Hari/tgl: Jumat, 18 Oktober 2019 NIM : F 121 17 029

Warna absorbsi adalah warna cahaya yang melewati sumbu indikatrik yang
bergetar sejajar dengan arah polarisator dan teramati oleh mata pengamat, warna
terjadi akibat adanya gejala serapan cahaya yang melintasi kristal. Bentuk mineral
adalah kenampakan bentuk mineral yang secara optik dilakukan dengan melihat
dalam kondisi dua dimensi. Ada 3 macam bentuk mineral, bentuk mineral yang
seluruhnya dibatasi oleh bidang kristalnya sendiri disebut Euhedral, jika sebagian
dibatasi oleh bidang kristalnya sendiri disebut Subhedral, jika tidak dibatasi
bidang kristalnya sendiri disebut Anhedral. Belahan (cleavage) adalah bidang-
bidang pada mineral yang berbentuk lurus dengan arah tertentu sesuai dengan
bentuk kristalnya, dimana salah satu dari sifat mineral adalah adanya bidang
belahan yang tetap, hal tersebut berhubungan pula dengan sifat-sifat khusus
struktur atom mineral tersebut. Pecahan (fracture ) adalah bidang-bidang kecil dari
mineral yang tidak lurus dengan arah yang tidak teratur dan tidak dikontrol oleh
struktur atomnya. Pleokroisme adalah gejala perubahan warna mineral pada
ortoskop tanpa nikol atau nikol sejajar bila meja objek diputar 90º, dimana setiap
mineral memiliki sifat pleokroisme berbeda-beda. Bila terjadi dua perubahan
warna yang berbeda disebut Dwikroik, bila terjadi perubahan tiga warna yang
berbeda disebut Trikroik. Relief mineral adalah kenampakan yang timbul akibat
adanya perbedaan indeks bias antara suatu mineral dengan media yang terdapat
disekitarnya, relief biasanya meliliki kenampakan seperti sebuah garis yang
mengelilingi bagian permukaan mineral yang di amati, semakin jelas kenampakan
dari garis tersebut semakin tinggi relief pada mineral tersebut. Intensitas adalah
banyaknya cahaya yang dilihat saat diafragma digunakan. Ketika suatu objek di
berikan cahaya, dapat kita lihat bahwa semakin terang objek mineral tersebut
maka semakin tinggi intensitas dari mineral tersebut. Ukuran mineral adalah
ukuran yang dimiliki suatu mineral yang dapat dihitung dari hasil perkalian antara
perbesaran lensa okuler dan lensa obyektif, bisa juga dilihat langsung dengan
mikrometer obyek atau penggaris dan umumnya menggunakan satuan milimeter
(mm). Warna interferensi adalah warna yang dihasilkan dari cahaya yang
diteruskan melalui analisator kepada mata pengamat yang terjadi pada mineral
anisotrop karena adanya selisih harga indeks bias sinar ordiner dan sinar
ekstraordiner. Rangkaian warna interferensi terbagi menjadi beberapa orde, mulai
dari orde pertama hingga orde keempat. Semakin tinggi ordenya maka akan
semakin cerah (terang) warnanya, begitupun sebaliknya, semakin rendah ordenya,
maka akan semakin gelap warnanya. Harga bias rangkap (Birefringence)
merupakan selisih maksimum kedua indeks bias sinar yang bergetar dalam suatu
PRAKTIKUM MINERAL OPTIK& PETROGRAFI

Acara V :Pengenalan Mineral Dalam Batuan Nama : Fadilah A Dg. M


Metamorf
Hari/tgl: Jumat, 18 Oktober 2019 NIM : F 121 17 029

mineral, harga bias rangkap ditentukan berdasarkan diagram warna interferensi


oleh Michel Levy (Nesse, 1991). Sudut gelapan adalah sudut yang dibentuk oleh
sumbu panjang kristalografi (sb-c) dengan sumbu indikatrik mineral, baik sinar
cepat maupun sinar lambat. Jenis gelapan suatu mineral dapat diketahui dari hasil
nilai sudut gelapan. Ada 5 jenis gelapan, yaitu gelapan parallel/ paralel (900),
gelapan simetris (45º), gelapan miring (1º-44º dan 460-890), gelapan
bergelombang dan gelapan bintik (Posisi gelap maksimum tidak seluruh menjadi
gelap, melainkan ada bintik-bintik pada permukaan mineral). Kembaran adalah
lembar-lembar yang memperlihatkan warna interferensi dan pemadaman yang
berbeda yang disebabkan karena terjadi gangguan pada waktu proses kristalisasi
yang menyebabkan kembaran tumbuh atau karena adanya proses deformasi pada
waktu kristal tersebut sudah terbentuk (kembaran deformasi). Setelah semua
parameter diamati kemudian dapat disimpulkan nama mineral berdasarkan ciri
optik dari mineral tersebut.
Pada pengamatan mineral dengan nomor urut 03 nomor peraga UM/09/ST
27, teramati memiliki warna absorbsi coklat muda, bentuk mineral subhedral
karena sebagian kristalnya masih dibatasi oleh bidang-bidang kristalnya sendiri,
memiliki belahan (cleavage) 1 arah, tidak memiliki pecahan (fracture), memiliki
jenis pleokroisme dwikroik karena terlihat mengalami perubahan warna mineral
sebanyak 2 kali saat meja objek diputar 900, warna pertama yang terlihat adalah
coklat muda dan saat meja objek diputar warna mineral berubah menjadi warna
coklat tua dan saat meja objek diputar lagi warna mineral berubah kembali
menjadi warna coklat muda, memiliki relief yang sedang karena garis-garis yang
mengelilingi mineral masih terlihat sedikit jelas, intensitas sedang karena bagian
permukaan dari mineral masih bisa menyerap cahaya walaupun warna yang
dihasilkan tidak cukup terang, ukuran mineral 0.575 mm, warna interferensi
hijauharga bias rangkap (birefringence) 0.004 (orde I), sudut gelapan 600, jenis
gelapan miring (memiliki nilai sudut gelapan 1º-44º dan 460-890), tidak memiliki
kembaran, dan nama mineral yaitu Klorit (ClO2-)
Penamaan mineral Klorit (ClO2-) didasarkan pada kesamaan ciri optik
mineral yang diamati dengan ciri optik yang dimiliki oleh mineral Klorit (ClO2-).
Klorit umumnya memiliki warna coklat, memiliki belahan 1 arah, tidak adanya
pleokroisme, intensitas sedang, harga bias rangkap (birefringence) 0,004 (Orde I),
sudut gelapan 60°, jenis gelapan miring, dan tidak ditemukan adanya kembaran.
Klorit (ClO2-) merupakan mineral yang menjadi ciri adanya proses
hidrotermal. Klorit merupakan mineral ubahan dari mineral mafik terutama
PRAKTIKUM MINERAL OPTIK& PETROGRAFI

Acara V :Pengenalan Mineral Dalam Batuan Nama : Fadilah A Dg. M


Metamorf
Hari/tgl: Jumat, 18 Oktober 2019 NIM : F 121 17 029

piroksin, hornblende dan biotit. Klorit terbentuk karena adanya reaksi antara
mineral piroksin dengan larutan hidrotermal yang kemudian membentuk klorit.
Pembentukan mineral ini sangat erat hubungannya dengan peristiwa
metamorphosis yang diakibatkan oleh panas.

PRAKTIKAN ASISTEN

Fadilah Angraini Dg. M Andi Basrullah


F 121 17 029 F 121 16 052
PRAKTIKUM MINERAL OPTIK& PETROGRAFI

Acara V :Pengenalan Mineral Dalam Batuan Nama : Fadilah A Dg. M


Metamorf
Hari/tgl: Jumat, 18 Oktober 2019 NIM : F 121 17 029

REFERENSI

Tadulako, T. G. (2019). Penuntun Praktikum Mineralogi dan Petrografi Teknik


Geologi Universitas Tadulako. Palu.

Nugraha, F. I. (2014). ALBUM MINOP. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai