Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENGAMATAN

Pengaruh Suhu Dan Salinitas Terhadap Perkembangan Budidaya Udang Modul


4 Petak C

Disusun oleh :

AYU SAFIRAH

NRP. 52164211511

RIZAL WAHYU ADITYA


NRP. 52164111566

PROGRAM DIPLOMA IV
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI AKUAKULTUR
JURUSAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERAIRAN
SEKOLAH TINGGI PERIKANAN
JAKARTA
20 18
BAB I

METODE PRAKTIKUM

Lokasi praktikum : Budidaya Udang Vanname, Modul 4 Petak C, BAPPL STP Serang

Waktu Pelaksanaan : 29 September – 01 Oktober 2018

Dosen Pengampu : Dr. Moch Nurhudah A. Pi, M. Sc

1.1 Parameter Observasi


Objek yang diamati pada praktikum ini adalah salah satu parameter kualitas air untuk
budidaya udang vanname di lokasi budidaya udang vanname modul 4 petak a kampus BAPPL
STP Serang, yaitu suhu dan salinitas serta keterkaitan antara keduanya terhadap pertumbuhan
udang didalamnya

1.2 Kondisi Lapangan


1.2.1 Fisik Petakan
 Tanah berlapis plastik HDPE
 Petakan berbentuk persegi
 Pastik HDPE berindikasi menyerap panas
 Terdapat dua buah kincir

1.2.2 Dimensi
 Panjang kolam : 30 m
 Lebar kolam : 20 m
 Tinggi kolam : 1,4 m
 Ketinggian air : 90 cm

1.2.3 Kondisi Lingkungan


 Terdapat biosecuriti berupa plastik HDPE
 Ada vegetasi mangrove namun tidak begitu banyak
 Disekelilingi petakan lainnya yang tidak terdapat biotanya.

1.3 Alat dan Bahan


1. pH paper
2. refraktometer

1.4 Langkah Kerja


Pengambilan sampel air pada modul 4 petak c dilakukan selama 3 hari berturut-turut pada 4
(empat) waktu yaitu saat pagi (06.00 WIB), siang (13.00 WIB), sore (17.00 WIB), dan malam hari
(21.00 WIB). Pengujian dilakukan secara insitu atau secara langsung di lokasi pengambilan
sampel.

Cara mengukur pH :
1. Siapkan sampel air yang akan diukur
2. Ambil satu buah strip pH paper
3. Celupkan pH paper ke dalam sampel air yang telah diambil dan diamkan selama 30
detik
4. Angkat dan kemudia bandingkan hasil yang tertera pada pH paper pada tabel yang
tertera di box
Cara mengukur salinitas menggunakan refraktometer :
1. Kalibrasi refraktometer terlebih dahulu dengan cara ditetesi dengan cairan aquadest
atau NaCl 5% sampai melapisi seluruh permukaan prisma.
2. Ambil sampel air yang ingin diukur menggunakan pipet tetes
3. Teteskan sampel air pada prisma refraktometer
4. Tutup secara hati-hati refraktometer
5. Amati dan lihat skala yang tertera pada refraktometer di bawah cahaya yang terang
6. Setelah itu akan tampak sebuah bidang berwarna biru dan putih, garis batas antara
kedua bidang itulah yang menunjukan salinitasnya.

BAB II

HASIL PEMBAHASAN
2.1 Hasil Pengamatan

Suhu ( ̊c ) Salinitas (ppt)


Hari/Tanggal pag
siang sore malem pagi siang sore malam
i
Sabtu, 29 September 2018 29 32 30 30 40 35 37 40
Minggu, 30 September 2018 30 35 35 32 40 35 39 38
Senin, 1 Oktober 2018 28 31 32 31 40 40 38 39

2.2 Pembahasan
a. Suhu
Suhu air merupakan faktor paling penting yang mempengaruhi kesejahteraan ikan.
Ikan adalah organisme berdarah dingin dan membutuhkan kondisi suhu yang hampir
sama dengan habitat aslinya. Suhu air mempengaruhi aktivitas, perilaku, makan,
pertumbuhan, dan reproduksi semua ikan. Tingkat metabolisme dalam ikan ganda untuk
setiap kenaikan suhu 18ºF. Ikan umumnya dikategorikan ke dalam spesies air hangat, air
dingin, dan air dingin berdasarkan optimal suhu pertumbuhan ( Swann in “A Fish
Farmer's Guide to Understanding Water Quality”).
. Dari hasil pengamatan lapangan yang kami lakukan, pada modul 4 Petak C
mengalami fluktuasi suhu yang tidak terlalu esktrim mengingat pada hari pengamatan
kondisi cuaca selama 3 (tiga) hari dimulai dari Sabtu, 29 September hingga Senin, 01
Oktober 2018 di BAPPL STP Serang adalah musim kemarau, namun kondisi suhu yang
terjadi di kampus ini tidak berada dalam rentang suhu yang optimum untuk pertumbuhan
udang karena menurut Kordi dan Tancung, 2007 suhu optimum berada dalam rentang 24
̊C – 34 ̊ C hal ini jelas akan memberikan dampak terhadap pertumbuhan udang yang
terdapat di Modul 4 Petak C BAPPL STP Serang.

b. Salinitas
Salinitas adalah konsentrasi total semua ion yang ada di dalam air. Ikan air
tawar menunjukkan kisaran toleransi salinitas. Banyak spesies komersial penting
(misalnya, lele saluran, Ictalurus punctatus; bass largemouth, Micropterus
salmoides; nila, Tilapia sp.) bertahan dan tumbuh dengan baik di air yang sedikit
asin/ . Selain itu, salmon dan ikan trout dapat mentoleransi garam dalam air.
Salinitas tidak hanya mempengaruhi osmoregulasi, tetapi juga mempengaruhi
konsentrasi amoniak yang tidak terionisasi. Selama tahap perencanaan operasi
akuakultur, salinitas seharusnya diukur dan tergantung dalam ketepatan penentuan
jumlah air (Buttneretc, 1993). Pada tabel diatas digambarkan bahwa salintas di
Modul 4 petak C ini cukup tinggi dan tidak mengalami penurunan yang signifikan
dan didominasi pada angka 40 ppt, hal ini berbanding terbalik dengan pendapat
Nababan, dkk. (2015) bahwa salinitas yang baik untuk pertumbuhan yaitu berkisar
10-30 ppt.

BAB III
DAMPAK DAN PENYEBAB

a. Suhu
Suhu sangat berpengaruh terhadap kehidupan ikan mulai dari telur hingga menjadi
dewasa, suhu memiliki dampak terhadap peningkatan nafsu makan ikan, metabolisme ikan,
gas oksigen terlarut, reproduksi ikan hingga dapat berdampak terhadap tingkat kematian ikan.
Dari pengamatan yang kami suhu tinggi yang terjadi di Modul 4 Petak C disebabkan
karena kondisi cuaca pada hari dilaksanakannya uji kualitas air adalah kemarau dan tidak
terjadi hujan sama sekali , kenaikan suhu pada petak ini juga bisa disebabkan karena kondisi
tambak yang kecil dengan volume yang sedikit mengakibatkan cahaya matahari yang jatuh
pada permukaan air akan lebih cepat memuai dan suhu akan lebih cepat naik. Hal ini sesuai
dengan pernyataan (Feriningtyas, 2005 dalam Simbolon, 2014) yang menyatakan bahwa
dalam keadaan cerah atau panas suhu air dipermukaan tambak dapat mencapai 33-34 0C.
Suhu tersebut dapat meningkat lebih tinggi sampai 40 0C apabila keadaan air sangat dangkal
atau wadah yang digunakan lebih kecil.
Selain itu, suhu tinggi di modul ini biasanya terjadi pada siang hari hal ini
disebabkan karena faktor sudut datangnya sinar matahari terbesar pada siang hari tepatnya
pukul 12.00 dan juga disekitar Modul 4 Petak C sangat sedikit dan vegetasi mangrovenya
sehingga proses penyerapan sinar matahari ke dalam permukaan air lebih cepat terjadi.
Terjadinya perubahan suhu yang drastis pada siang ke malam hari akan sangat berpengaruh
terhadap kualitas air yang di tambak dan tentunya berpengaruh juga terhadap keadaan udang
vannamei didalamnya, baik dari segi nafsu makan udang juga metabolisme udang dimana
apabila metabolisme udang meningkat tentu akan meningkatkan kadar amoniak di dalam
tambak tersebut.

b. Salinitas
Salinitas air pada umumnya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan tingkat
kelangsungan hidup udang (Anonim, 1985). Berkaitan dengan pembahasan kelompok
kami sebelumnya yaitu mengenai suhu, parameter kualitas air salinitas juga
dipengaruhi oleh beberapa faktor dan salah satunya yaitu suhu dimana pada Modul 4
Petak C BAPPL STP Serang suhunya sangat tinggi karena cuaca dan iklim di Serang,
Banten yaitu kemarau sehingga menyebabkan penguapan yang tinggi. Penguapan
tinggi pada suatu perairan mengakibatkan tingginya salinitas dan sebaliknya apabila
suhu rendah pada suatu daerah dan tingkat penguapan rendah akan mengakibatkan
salinitas juga rendah pada daerah tersebut.
Salinitas di lokasi pengamatan kami termasuk tinggi karena tidak adanya
curah hujan sehingga tidak adanya suplai air tawar serta sedikitnya sungai yang
bermuara disekitar lokasi pengamatan. Tingginya nilai salinitas pada suatu tambak
bisa menyebabkan pertumbuhan udang lambat dan kurangnya nafsu makan udang
sehingga meningkatkan nilai FCR serta udang lebih mudah terserang pathogen dan
penyakit, sebaliknya jika nilai salinitas di suatu lokasi budidaya akan mengakibatkan
menurunkan kada oksigen di dalam air serta kulit/cangkang udang akan menjadi tipis
tentunya hal ini akan menurunkan nilai ekonomis bagi sang pembudidaya.

BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Setelah dilakukannya pengamatan pada Modul 4 Petak C BAPPL STP Serang,
dengan parameter kualitas air yang diamati yaitu suhu dan salinitas dapat kami simpulkan
bahwa kedua parameter ini berkaitan apabila nilai suhu tinggi maka salinitas dilokasi tersebut
tinggi, hal ini disebabkan karna kondisi iklim disuatu daerah tersebut serta kondisi lingkungan
dan perawatan yang dilakukan yang tentunya akan berpengaruh terhadap keberlangsungan
hidup biota didalamnya. Hal lain yang kami simpulkan yaitu suhu dan salinitas yang tidak
optimum pada lokasi pengamatan kami sebenarnya tidak cocok untuk lokasi budidaya
mengingat biota yang dipelihara memiliki toleransi yang sedikit terhadap perubahan suhu dan
salinitas.

4.2 Saran
Berdasarkan permasalahan yang kami temukan, budidaya di lokasi terbuka
atau tambak tentu mengalami resiko terutama apabila hujan maupun panas matahari.
Salah satu kasus yang kami temukan yaitu mengenai perubahan suhu yang terjadi di
Modul 4 Petak C pada kasus ini dapat dilakukannya perlakuan berupa penambahan air
permukaan tambak apabila suhu meningkat hal ini bertujuan agar suhu air di dalam
tambak dapat lebih lambat untuk menjadi panas karena jumlah air yang ada di dalam
tambak lebih banyak, demikian jika suhu sekitar tambak sedang dingin maka kita
dapat menurunkan permukaan air tambak, tujuannya agar suhu tidak turun lebih
drastis lagi. Namun apabila turun hujan hal yang dapat dilakukan yaitu adanya
sirkulasi air dengan menyalakan kincir air. Hal ini dapat memicu suhu di atas
permukaan tambak yang bersifat dingin karena adanya curah hujan dapat bercampur
atau homogen dengan suhu air didasar tambak yang panas.
Kasus lainnya yaitu pada salinitas di lokasi pengamatan, untuk menjadi agar
salinitas di lokasi tetap ideal yaitu apabila pada saat musim kemarau panjang sehingga
salinitas tinggi yang diakibatkan penguapan sehingga terjadi menurunkan jumlah air
maka lakukanlah penambahan air tawar sejumlah air yang berkurang sebelumnya.
Sebaliknya apabila nilai salinitas mejadi rendah karena curah hujan tinggi maka
lakukanlah pengurangan air tawar pada permukaan air. Selain itu pembentukan
pematang yang kuat dan kokoh juga sangat perlu agar menghindari masuknya air
tawar disekitar ke dalam lokasi budidaya.

Anda mungkin juga menyukai