GD3102 HIDROGRAFI I
Oleh
1. Muhammad Farhan Irfanto (15117003)
2. Fathan Mubinan (15117010)
3. Nahdia Izzadina (15117036)
4. An Nisya Fitri (15117040)
5. Irfan Alhadi (15117076)
i
Daftar Isi
Daftar Isi ............................................................................................................. ii
Daftar Gambar ................................................................................................... iv
Daftar Tabel ....................................................................................................... iv
Bab 1 Pendahuluan ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Tujuan .............................................................................................. 2
1.3 Ruang Lingkup................................................................................. 2
Bab 2 Materi dan Metode .................................................................................. 3
2.1 Modul A: Pengamatan Pasut ............................................................ 3
2.2 Modul B: Pengikatan Tinggi ............................................................ 6
2.3 Modul C: Kalibrasi Kedalaman ..................................................... 11
2.4 Modul D: Posisi Permukaan Laut .................................................. 13
Lajur Pemeruman .................................................................................... 13
Desain Lajur Pemeruman ........................................................................ 13
Pengukuran Kedalaman Dengan Metode Akustik .................................. 14
Lajur Perum Utama. ................................................................................ 14
Lajur perum silang. ................................................................................. 15
Penentuan Posisi Horizontal pada Pemetaan batimetri ........................... 16
Teknologi GNSS Dengan Metode RTPPP ............................................. 16
2.5 Modul E: Pengukuran Kedalaman ................................................. 17
2.6 Modul F: Pengukuran Profil Pantai ............................................... 19
Bab 3 Hasil dan Pembahasan .......................................................................... 22
3.1 Modul A: Pengamatan Pasut .......................................................... 22
3.2 Modul B: Pengikatan Tinggi .......................................................... 23
3.3 Modul C: Kalibrasi Kedalaman ..................................................... 25
3.4 Modul D: Posisi Permukaan Laut .................................................. 25
3.5 Modul E: Pengukuran Kedalaman ................................................. 36
3.6 Modul F: Pengukuran Profil Pantai ............................................... 61
Bab 4 Analisis & Kesimpulan ......................................................................... 64
Daftar Pustaka ................................................................................................... 83
Lampiran A: Dokumentasi................................................................................... I
ii
Lampiran B: Form Pengukuran ........................................................................ VI
iii
Daftar Gambar
Gambar 1. Penentuan Koreksi Pasut........................................................................ 6
Gambar 22. Pengukuran Metode Sipat Datar (Modul B Transfer Of Level) ......... II
Gambar 24 III
Gambar 25 III
iv
Gambar 26 IV
Gambar 27 IV
Gambar 28 V
Gambar 29 V
Gambar 30 1........................................................................................................... VI
v
Daftar Tabel
Tabel 1 Kesalahan Garis Bidik .............................................................................. 10
Tabel 15: Data Beda Tinggi Alat dengan Titik Detail Profil Beserta Jaraknya .... 63
vi
Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pelaksanaan Survei batimetri ditujukan untuk mendapatkan data
kedalaman dan kondisi topografi dasar laut, disamping itu juga identifikasi
lokasi obyek-obyek yang mungkin membahayakan. Pemetaan batimetri
dilakukan tiga tahap, yaitu pengumpulan data, pengolahan data dan penyajian
data. Untuk memperoleh peta batimetri yang akurat di perairan, diperlukan
pengamatan pasut dan survei batimetri yang sesuai spesifikasi pekerjaan. Hal
tersebut dilakukan agar kedalaman yang terdapat dalam peta batimetri terdefinisi
dengan baik terhadap MSL (mean sea level) atau bidang referensi. Termasuk
juga sebagai koreksi kedalaman tehadap fluktuasi muka air laut
1
Pemetaan batimetri yang kami lakukan kali ini memiliki 6 bagian yaitu
pengamatan pasut, pengikatan rambu pasut ke BM pasut, pengukuran
kedalaman, kalibrasi kedalaman, penentuan posisi horizontal di permukaan laut,
dan pengukuran garis pantai.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari Ekskursi Hidrografi I ini adalah sebagai berikut :
1. Menentukan ketinggian pasang surut untuk koreksi pasut
2. Menentukan tinggi zero gauge dari BM
3. Menentukan kedalaman hasil pengukuran (peta batimetri)
4. Menentukan kalibrasi kedalaman
5. Menentukan posisi horizontal di laut
6. Menentukan kedalaman dari wilayah peralihan pesisir
2
Bab 2
Materi dan Metode
2.1 Modul A: Pengamatan Pasut
Ada tiga jenis pasang surut yang terjadi di bumi yaitu : pasang surut
atmosfer, pasang surut laut, dan pasang surut bumi (Yogi,2010). Pasang surut
laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek sentrifugal. Efek
sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi. Gravitasi bervariasi secara
langsung dengan massa tetapi berbanding terbalik terhadap jarak. Meskipun
ukuran bulan lebih kecil dari matahari, gaya tarik gravitasi bulan dua kali lebih
besar daripada gaya tarik matahari dalam mengakibatkan pasang surut laut
karena jarak bulan yang lebih dekat daripada jarak matahari ke bumi (Wibowo,
2007).
Perairan laut memberikan respon yang berbeda terhadap gaya
pembangkit pasang surut, sehingga terjadi pasang surut yang beralinan di
sepanjang pesisir. Menurut Dronkers (1964), ada tiga tipe pasut yang dapat
diketahui, yaitu :
1. Pasang surut diurnal
Yaitu bila dalam sehari terjadi satu satu kali pasang dan satu kali
surut. Biasanya terjadi di laut sekitar katulistiwa.
2. Pasang surut semi diurnalYaitu bila dalam sehari terjadi dua kali pasang
dan dua kali surut yang hamper sama tingginya.
3. Pasang surut campuran
Yaitu gabungan dari tipe 1 dan tipe 2, bila bulan melintasi khatulistiwa
(deklinasi kecil), pasutnya bertipe semi diurnal, dan jika deklinasi bulan
mendekati maksimum, terbentuk pasut diurnal.
Menurut Wyrtki (1961), pasang surut di Indonesia dibagi menjadi 4 yaitu :
1. Pasang surut harian tunggal (Diurnal Tide)
Merupakan pasut yang hanya terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam
satu hari, ini terdapat di Selat Karimata.
2. Pasang surut harian ganda (Semi Diurnal Tide)
3
Merupakan pasut yang terjadi dua kali pasang dan dua kali surut yang tingginya
hampir sama dalam satu hari, ini terdapat di Selat Malaka hingga Laut
Andaman.
3. Pasang surut campuran condong harian tunggal (Mixed Tide, Prevailing
Diurnal)
Merupakan pasut yang tiap harinya terjadi satu kali pasang dan satu kali surut
tetapi terkadang dengan dua kali pasang dan dua kali surut yang sangat berbeda
dalam tinggi dan waktu, ini terdapat di Pantai Selatan Kalimantan dan Pantai
Utara Jawa Barat.
4. Pasang surut campuran condong harian ganda (Mixed Tide, Prevailing
Semi Diurnal)
Merupakan pasut yang terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam
sehari tetapi terkadang terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dengan
memiliki tinggi dan waktu yang berbeda, ini terdapat di Pantai Selatan Jawa
dan Indonesia Bagian Timur.
Pengamatan pasang surut digunakan untuk menetapkan datum pasut
dan koreksi kedalaman. Pasang surut diamati dengan mengukur perubahan
temporal permukaan laut dengan merekam pembacaan permukaan air dalam
interval per jam atau lebih pendek. Waktu dan ketinggian muka air yang sesuai
akan data primer dikumpulkan dari pengamatan pasang surut. Pasang surut
dapat diamati dengan berbagai metode diantaranya :
• Tide Staff
Penggunaan alat ini disebut metode mekanik. Alat ini berupa papan
yang telah diberi skala dalam meter atau centimeter. Biasanya
digunakan pada pengukuran pasang surut di lapangan.Tide Staff (papan
Pasut) merupakan alat pengukur pasut paling sederhana yang umumnya
digunakan untuk mengamati ketinggian muka laut atau tinggi gelombang
air laut. Bahan yang digunakan biasanya terbuat dari kayu, alumunium atau
bahanlain yang di cat anti karat. (Yogi,2010).
• Tide Gauge
Merupakan perangkat untuk mengukur perubahan muka laut secara
otomatis yang memiliki sensor yang dapat mengukur ketinggian
4
permukaan air laut yang kemudian direkam ke dalam komputer. Tide
gauge terdiri dari dua jenis yaitu :
1. Floating tide gauge (self registering)
Prinsip kerja alat ini berdasarkan naik turunnya permukaan air laut yang
dapat diketahui melalui pelampung yang dihubungkan dengan alat
pencatat (Recording unit). Pengamatan pasut dengan alat ini banyak
dilakukan, namun yang lebih banyak dipakai adalah dengan cara rambu
pasut.
2. Pressure tide gauge (self registering)
Prinsip kerja pressure tide gauge hampir sama dengan floating tide gauge,
namun perubahan naik-turunnya air laut direkam melalui perubahan
tekanan pada dasar laut yang dihubungkan dengan alat pencatat
(recording unit). Alat ini dipasang sedemikian rupa sehingga selalu
berada di bawah permukaan air laut tersurut, namun alat ini jarang sekali
dipakai untuk pengamatan pasang surut (Sahala dan Steward, 2008).
• Satelit
Sistem satelit altimetri berkembang sejak tahun 1975 saat
diluncurkannya sistem satelit Geos-3. Pada saat ini secara umum system
satelit altimetri mempunyai tiga objektif ilmiah jangka panjang yaitu
mengamati sirkulasi lautan global, memantau volume dari lempengan es
kutub, dan mengamati perubahan muka laut rata-rata (MSL) global. Prinsip
Dasar Satelit Altimetri adalah satelit altimetri dilengkapi dengan pemancar
pulsa radar (transmitter), penerima pulsa radar yang sensitif (receiver),
serta jam berakurasi tinggi. Pada sistem ini, altimeter radar yang dibawa
oleh satelit memancarkan pulsa-pulsa gelombang elektromagnetik (radar)
ke permukaan laut. Pulsa-pulsa tersebut dipantulkan balik oleh
permukaan laut dan diterima kembali oleh satelit (Wibowo, 2007).
Metode pengamatan pasang surut yang digunakan pada ekskursi
hidrografi I ini adalah metode mekanik. Tide staff diletakkan sebelum
pengamatan dimulai pada tempat yang diperkirakan akan terus tergenang air
dan kemudian dilakukan pembacaan pasang surut setiap 10 menit sekali
dengan menggunakan kamera (burst) untuk melihat bacaan yang ada pada tide
5
staff. Pengamatan pasang surut dilakukan selama 100 menit dan didapatkan
sebelas kali data pengamatan pasang surut yang diamati. Pengamatan pasang
surut yang didapat akan digunakan untuk data koreksi pasang surut dengan cara
mengurangi tinggi pengamatan yang didapat (dari zero gauge ke muka laut
sesaat) dengan tinggi dari zero gauge ke chart datum (datum referensi) yang
digunakan.
6
selisih tinggi tersebut akan digunakan untuk mendefinisikan tinggi titik ikat itu
sendiri setelah datum vertikal ditentukan dari pengamatan pasut.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menentukan titik 0 gauge yang
terikat dengan BM atau mendefinisikan ketinggian BM berdasarkan datum
pasut.Kegiatan ini diperlukan untuk merekonstruksi ketinggian 0 dari stasiun
pasut yang sewaktu-waktu hilang,pindah atau rusak. Perbedaan ketinggian
antara BM dan ketinggian pasut yang diketahui digunakan untuk mendefinisikan
perbedaan ketingian diantara keduanya.
METODE
Pengikatan pasut ke BM dilakukan dengan pengukuran sipat datar
(Waterpass) atau biasa disebut leveling. Dari pengukuran tersebut diperoleh
beda tinggi BM terhadap pasut. Dengan demikian didapat elevasi BM dengan
ketinggian dari pasut. Nilai BM ini kemudian dapat dijadikan acuan tinggi untuk
bangunan-bangunan disekitar pantai.
Pengukuran sipat datar kerangka vertikal merupakan suatu proses
penentuan ketinggian dari sejumlah titik atau pengukuran perbedaan elevasi,
untuk pengikatan ketinggian titik-titik lain yang lebih detail dan banyak. Prinsip
dari pengukuran sipat datar ialah mengukur tinggi bidik alat sipat datar optis di
lapangan dengan menggunakan rambu ukur
Alat yang digunakan adalah alat yang dapat menyapu atau menyipat
secara mendatar. Target bidikan pada pengukuran sipat datar adalah “rambu
ukur” (baak ukur). Rambu ukur adalah alat ukur jarak yang dinyatakan pada
benda keras, biasanya pada kayu ataupun logam lain yang stabil (misal
alumunium, baja).
Gambar
Gambar
3 Metode
3 Metode
Sipat Sipat
DatarDatar
KKeterangan:
BTa = Bacaan benang tengah di titik A
BTb = Bacaan benang tengah di titik B
7
Untuk mendapatkan beda tinggi dari titik A ke titik B (ΔHAB) , maka:
∆𝐻𝐴𝐵 = 𝐵𝑇𝑎 − 𝐵𝑇𝑏
8
Dimana:
∆Hslag = beda tinggi slag/selang
BTbelakang = bacaan benang tengah rambu belakang
BTmuka = bacaan benang tengah rambu muka
Sehingga untuk ∆H seksi dinyatakan sebagai :
∆𝐻𝑠𝑒𝑘𝑠𝑖 = ∑∆𝐻𝑠𝑙𝑎𝑔
2. Gerakan Rambu
Metoda pengukuran dengan gerakan rambu semacam ini dapat
memperkecil/menghilangkan pengaruh kesalahan yang bersumber dari
peralatan. Kesalahan yang diperkecil pengaruhnya, yaitu salah nol rambu,
perbedaan titik tempat rambu dari titik sebelumnya.
9
Pada dudukan pertama, pembacaan dilakukan dengan urutan BT, BA dan
BB, dudukan kedua BTB2 & BTA2. Jadi pembacaan BT pada dudukan kedua
adalah rambu muka terlebih dahulu. Ini dimaksudkan agar bila terjadi
penurunan alat maupun rambu, maka pengaruh penurunan terhadap beda
tinggi akan kecil jika digunakan harga rata-ratanya.
3. Kesalahan Garis Bidik
Kesalahan yang besar pengaruhnya dalam pengukuran metoda ini
adalah kesalahan garis bidik, yaitu kesalahan akibat dari pendataran garis
bidik yang tidak baik. Persamaan kesalahan garis bidik adalah sebagai
berikut:
10
C = besar kesalahan garis bidik
Bila koreksi salah garis bidik diterapkan pada suatu seksi, maka dapat
dituliskan :
𝑢
∆𝐻𝑠𝑒𝑘𝑠𝑖 = ∑ ∆𝐻𝑠𝑙𝑎𝑔 + (∑ 𝐷𝑏 − ∑ 𝐷𝑚 ) . 𝐶
11
akustik alat yang digunakan adalah echosounder (single dan multi beam), prinsip
kerjanya adalah pengukuran jarak dengan memanfaatkan gelombang akustik
yang dipancarkan tranduser. Gelombang akustik tersebut merambat pada
medium air, dengan diketahui cepat rambat dan di dapatkan waktu tempuh
gelombang menyentuh dasar perairan dan dipantulkan kembali ke tranduser,
sehingga dapat dihitung jarak (kedalaman) perairan tersebut. Dapat dihitung
dengan persamaan dibawah ini :
1
𝑑= 𝑐 ∆𝑡
2
Nilai ∆𝑡 didapatkan dari pengukuran waktu yang ditempuh oleh
gelombang akustik. Sedangkan nilai kecepatan rambat didapatkan dengan
melakukan kalibrasi kedalaman terlebih dahulu.
Kecepatan suara merupakan faktor yang sangat penting dalam survei
batimetri. Kecepatan suara disetiap kolom air memiliki nilai kecepatan yang
bervariasi, hal tersebut dikarenakan bervariasinya nilai suhu, salinitas, tekanan,
dan densitas pada masing-masing kolom air. Sehingga untuk mendapatkan nilai
kecepatan rambat gelombang akustik yang akurat dilakukan kalibrasi untuk
menghitungan kecepatan suara yang akurat disetiap kolom air. Pengambilan
data kecepatan suara dapat dilakukan menggunakan Sound Velocity Profiler
(SVP) ataupun Conductivity Temperature and Depth (CTD).
12
Gambar 8 Barcheck
13
sesuai skala pengukuran yang dibutuhkan. Lajur pemeruman dipilih dengan arah
yang tegak lurus terhadap arah garis pantai. Dari pengukuran kedalaman titik-
titik tersebut dapat digunakan sebagai kontur kedalaman
Pengukuran Kedalaman Dengan Metode Akustik
Pengukuran kedalaman dapat menggunakan metode akustik, dimana
metode akustik menggunakan gelombang akustik dengan frekuensi rendah
untuk pengukuran kedalaman yang sangat dalam sedangkan frekuensi tinggi
untuk kedalaman yang dangkal. Pada metode ini digunakan alat perum gema
yang menggunakan prinsip pengukuran jarak yang memanfaatkan gelombang
akustik yang dipancarkan oleh transducer.
utama yaitu sedapat mungkin harus tegak lurus garis pantai dengan interval antar
lajur maksimal 10 mm sesuai skala survei dan jarak antar titik perum lajur utama
tidak boleh melebihi 5 mm dari skala survei (SNI Hidrografi 2010), dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.
14
Gambar di atas menjelaskan rencana lajur perum utama yang dibuat.
Lajur perum utama digambarkan tegak lurus terhadap garis pantai. Kapal
nantinya melakukan pemeruman secara urut sesuai rute atau arah pemeruman
yang ditentukan. Ketentuan lebih lanjut mengenai pembuatan lajur perum
diatur pada IHO seperti terlampir pada Tabel I di bawah.
Tabel Parameter ketelitian pengukuran survei hidrografi
(sumber : IHO SP-44 2008)
Kelas
No Deskripsi
Orde khusus Orde IA Orde IB Orde II
5 m + 5% dari 5 m + 5% dari 20 m + 10% dari
1. Akurasi horizontal 2m
kedalaman kedalaman kedalaman
15
Gambar 10 Lajur Perum Silang
16
satelit geostasioner untuk kemudian dikirimkan kembali kepada receiver
GNSS yang digunakan (Trimble, 2012).
17
Gambar 12 Metode Akustik
Prinsip dasar dari metode ini adalah dengan cara menghitung waktu
tempuh dari gelombang akustik yang dihasilkan oleh transduser ke dasar laut
dan dipantulkan kembali ke transduser. Setelah mengetahui waktu tempuhnya,
serta mengetahui cepat rambat suara di dalam kolom air, kemudian kita
mengetahui kedalaman dari titik yang diukur. Rumusnya adalah:
1
𝑑 = . 𝑣, 𝑡
2
dimana d adalah kedalaman yang terbaca dari transduser, v adalah cepat
rambat suara dalam air, t adalah waktu tempuh gelombang dalam air. Namun,
kedalaman yang diukur tersebut masihlah belum terkoreksi dengan benar. Ada
beberapa koreksi yang diberikan dalam mendapatkan kedalaman titik-titik
yang terkoreksi dan tereferensi dalam suatu referensi tinggi. Umumnya, rumus
dari penentuan tinggi terkoreksi adalah sebagai berikut:
𝑑𝑐𝑜𝑟𝑟𝑒𝑐𝑡𝑒𝑑 = 𝑑𝑟𝑎𝑤 + 𝑘𝑡 + 𝑘𝐵 − 𝑘𝑝
dimana dcorrected adalah kedalaman terkoreksi, draw adalah kedalaman
hasil dari single beam echosounder, kt adalah koreksi transduser, kB adalah
koreksi cepat rambat suara, dan kp adalah koreksi pasut. Koreksi pasut ini
dilakukan dengan cara mengurangkan hasil pengamatan pasut pada saat
dilakukannya pemeruman dengan ketinggian datum vertikal (bidang acuan
dalam penentuan posisi vertikal) yang digunakan sebagai referensi dari zero
gauge. Koreksi transduser sendiri adalah koreksi yang diberikan kepada
transduser. Hal ini meliputi draft transduser (kedalaman transduser dari
permukaan air laut), squat (beda gaya angkat antara bagian depan kapal dengan
bagian belakang kapal), dll. Sedangkan koreksi cepat rambat suara dalam air
adalah koreksi yang diberikan akibat adanya perubahan cepat rambat suara
dalam kolom-kolom air. Selain itu, dalam melakukan pemeruman, diperlukan
juga penentuan posisi dari transduser di permukaan laut, sehingga data
kedalaman tersebut dapat diplot dalam peta.
18
Gambar 13 Ilustrasi Koreksi Kedalaman
2.6 Modul F: Pengukuran Profil Pantai
Penampang muka bumi atau lebih dikenal sebagai profil merupakan
informasi relief muka tanah pada lajur tertentu. Profil terbagi menjadi dua jenis,
yaitu profil memanjang yang penampangnya berada di sepanjang jalur
pengukuran dan profil melintang yang penampangnya berada di sepanjang jalur
tegak lurus jalur pengukuran. Pembagian jenis profil diilustrasikan melalui
gambar di bawah.
Keterangan :
A, B, …, E = titik-titik jalur profil
= jalur profil memanjang
= jalur profil melintang
19
b. Titik detail yang penting harus tetap diukur meskipun berdekatan
c. Titik detail profil terletak pada lajur profil yang dimaksud
d. Jarak mendatar antar titik detail merupakan jarak yang terpendek
Pengukuran profil pantai (beach profiling) merupakan pengukuran
beda tinggi antara dua titik (titik detail profil) di pesisir pantai. Pengukuran
profil pantai merupakan metode akuisisi data kedalaman di daerah yang tidak
terjangkau oleh echosounder dari kapal pengamat. Profil menunjukkan
perbedaan ketinggian titik-titik detail profil di sepanjang jalur pengukuran.
Pengukuran Profil
1.1.Ketentuan pengukuran
a. Memerlukan data jarak mendatar antar titik detail profil
b. Memerlukan data ketinggian setiap titik detail profil
c. Memerlukan data ketinggian ETS dan ketinggian prisma
d. Pemilihan titik detail profil berdasarkan perubahan terrain/relief
tanah sepanjang pengukuran
20
c. Dirikan jalon beserta prisma pada titik detail profil di jalur
pengukuran. Jalon dan prisma dipegang oleh salah satu anggota
kelompok
d. Arahkan pemegang jalon agar jalon berdiri tegak dan menghadap
lurus ke ETS
e. Bidik prisma menggunakan ETS, catat bacaan horizontal distance,
vertikal distance, serta sudut vertikal
f. Pindahkan prisma ke titik detail profil lainnya
g. Ulangi tahap c – f untuk tiap titik detail profil yang ditentukan.
h. Pengukuran dilakukan hingga titik detail profil berada di jarak yang
diinginkan, untuk kasus ini jarak yang dibutuhkan adalah sejauh
200 m dari titik berdirinya alat.
Di mana :
TA = Tinggi alat dari titik A
TT = Tinggi target dari titik B
M = Sudut miring
JAB = Jarak miring A-B
DAB = Jarak mendatar A-B
V = Sisi tegak segitiga siku-siku
∆HAB = Beda tinggi A-B
21
Bab 3
Hasil dan Pembahasan
3.1 Modul A: Pengamatan Pasut
Tabel 3. Pengamatan dan Koreksi Pasang Surut
No Waktu Ketinggian (m) Koreksi pasut (m)
1 13:40 1.035 0.135
2 13:50 1.055 0.155
3 14:00 1.057 0.157
4 14:10 1.079 0.179
5 14:20 1.07 0.17
6 14:30 1.07 0.17
7 14:40 1.1 0.2
8 14:50 1.09 0.19
9 15:00 1.0775 0.1775
10 15:10 1.105 0.205
11 15:20 1.09 0.19
Pada modul A yaitu pengamatan pasang surut air laut, kami mengamati
dengan metode mekanik yaitu dengan cara manual membaca bacaan tide staff
setiap 10 menit sekali selama 100 menit pada waktu sekitar siang menjelang sore
hari (13.40-15.20). Pengamatan dengan menggunakan metode mekanik sendiri
diperlukan ketelitian dan ketepatan yang tinggi apalagi terhadap waktu.
Pengamatan pasut ini digunakan dalam penentuan koreksi untuk mendapatkan
data kedalaman terhadap bidang referensi dari hasil pemeruman. Didapatkan
hasil dari pengamatan yang dilakukan kelompok kami yaitu muka air laut secara
umum terjadi kenaikan saat hari menjelang sore yang bisa dilihat di dalam
gambar grafik yang ada pada bagian hasil modul A. Pada pembacaan pasut
terdapat banyak faktor yang mempengaruhi bacaan antara lain adalah adanya
angin yang bisa mengakibatkan gelombang meninggi sewaktu-waktu sehingga
pembacaan pasut bias terjadi kenaikan, selanjutnya akibat kapal yang melintas
22
sehingga terjadi dorongan ombak ke arah pantai yang menyebabkan pembacaan
pasut akan tinggi, selain itu pengaruh topografi dasar laut yang dapat
mempengaruhi gelombang yang datang ke arah tide staff dan fenomena yang
lainnya yang terjadi di laut. Pembacaan antara kelompok kami dengan kelompok
lain yang mengamati didapatkan hasil yang berbeda yang disebabkan karena
waktu pengambilan data yang tidak universal atau tidak adanya acuan waktu
yang sama antar kelompok selain itu juga karena perbedaan pembacaan pada
tide staff karena pembacaan setiap orang berbeda sehingga didapatkan selisih
antara satu pengamatan lain dan yang lainnya yang artinya untuk koreksi yang
akan digunakan maka bisa dirata-ratakan hasil dari pengamatan beberapa
kelompok pada waktu yang sama. Penggunaan metode mekanik ini juga sangat
riskan apabila tide staff yang sudah terpasang bergeser secara vertical atau
horizontal karena akan mempengaruhi pembacaan pasut yang selanjutnya yang
pastinya akan berbeda selain itu ketelitian yang kurang akurat karena pembacaan
satuan milimeter yang hanya dikira-kira dan terakhir adalah tidak
memungkinkannya pelaksanaan metode mekanik dalam waktu yang panjang
dan pengambilan data yang banyak (misalnya setiap 15 detik) karena
keterbatasan kemampuan manusia.
0.391
2 13.6 14.4 -0.00016 0.197 0.197 0.197
1.351 1.154 1.419 1.226
0.197
-0.342
4 12 13.2 -0.00024 -0.4885 -0.488 -0.488
1.2895 1.778 1.3495 1.843
-0.488
-0.377
1 12.9 12.4 1E-04 -0.195 -0.195 -0.195
1.148 1.343 1.213 1.405
-0.195
1.141 1.339 1.084 1.281
23
Total Jarak(m)
Jarak Pergi 117
Jarak Pulang 116.7
Nilai Kesalahan Garis Bidik
TITIK DELTA H
0.000116667 TITIK DELTA H 4 0.489
Nilai Ketinggian rata-rata 1 0.194 3 -0.161
22.079m 2 0.197 2 -0.182
3 0.147 1 0.195
4 0.488
Tabel 4 Transfer Of Level
Pembahasan :
Pengukuran transfer of level atau pengikatan tinggi antara BM dan palem pasut
menggunakan metode sipat datar dengan jarak pergi sebesar 117 m dan jarak pulang
sebesar 116.7 m. Kesalahan penutup sebesar -0.001 dengan nilai toleransi sebesar
0.004104632 m dengan demikian salah penutup tinggi masuk kedalam toleransi
namun bukan berarti hasil pengukuran ini tidak dihinggapi kesalahan. Terdapat
kesalahan-kesalahan lain seperti kesalahan acak yang disebabkan oleh keadaan
lingkungan. Meskipun kesalahan acak memiliki pengaruh yang kecil namun tetap
memengaruhi hasil pengukuran. Didapatkan hasil ketinggian tide gauge sebesar
19.468m dengan asumsi ketinggian BM sebesar 21.419m (sudah dikurangi dengan
tinggi patok sebesar ±30cm) . Pengukuran ini menggunakan metode sipat datar karena
metode ini merupakan salah satu metode penentuan beda tinggi yang cukup teliti di
atas permukaan bumi.Selain itu, faktor topografi sekitar dermaga yang datar sangat
memungkinkan pengukuran Hitungan Rangkaian Seksi dengan Koreksi
menggunakan metode sipat datar. Jumlah Beda Tinggi Pergi 0.048
Pengukuran dilakukan sebanyak 4 slag Jumlah Beda Tinggi Pulang -0.049
yang dilakukan secara pulang pergi. Selisih beda tinggi -0,001
Kendala yang dihadapi pada Salah Penutup Tinggi -0,001
saat pengikatan tinggi antara lain Nilai Toleransi 0.004104632
kondisi BM yang tertutupi material Masuk nilai Toleransi ? Masuk
bangunan sehingga perlu pengukuran koordinat kembali di dekat BM tersedia. Lalu
kondisi palem pasut yang tidak dalam kondisi rigid sehingga pada saat menempelkan
rambu ukur pada palem pasut harus dilakukan dengan ekstra hati-hati agar palem pasut
tidak turun. Selain itu, dalam pengikatan tinggi perlu diperhatikan kondisi BM yang
tersedia apakah tertutup oleh bangunan atau terhalang oleh orang yang berjualan atau
tidak karena hal ini tentunya akan menyulitkan pengikatan terhadap BM dan juga
perhatikan kondisi palem pasut apakah terpasang sempurna atau tidak.
24
3.3 Modul C: Kalibrasi Kedalaman
Pada pelaksanaan survei hidrogafi di Kepulauan Pramuka, Kalibrasi kedalaman
dilakukan menggunakan barcheck. Data kalibrasi kedalaman diambil didaerah yang
permukaan air lautnya tenang. Data yang didapat pada pengamatan kalibrasi
kedalaman yaitu data kedalaman yang terukur dari bar check dan echo sounder. Ketika
melakukan survei hidrografi kelompok kami tidak mencatat hasil kalibrasi kedalaman,
dikarenakan terjadi misskomunikasi antara asisten dikapal dengan pratikan. Oleh
karana itu kami meminta data dari kelompok lain, data tersebut dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Data kedalaman bar Data kedalaman Data kedalaman Rata –rata data
check pada echo sounder I pada echo sounder kedalaman pada
II echo sounder
1 1,29 1,49 1,39
2 1,94 2,0 1,97
3 2,98 2,97 2,975
4 3,85 3,90 3,875
5 4,84 4,92 4,88
6 5,86 5,81 5,835
7 6,89 6,82 6,855
8 7,93 7,82 7,875
9 9,07 8,76 8,915
10 9,94 9,94
Tabel 5 Barcheck
3.4 Modul D: Posisi Permukaan Laut
Hasil pengukuran posisi permukaan laut untuk jalur 7 adalah :
Raw
Time Easting Northing
Depth
25
09:28:54 678495,1265 9364779,724 26,72
09:28:55 678493,4158 9364780,65 26,58
09:28:56 678491,7283 9364781,729 26,63
09:28:57 678490,0707 9364782,877 26,48
09:28:58 678488,4713 9364784,18 26,22
09:28:59 678486,7929 9364785,595 25,98
09:29:00 678484,998 9364787,121 25,72
09:29:01 678483,1185 9364788,787 25,39
09:29:02 678481,1891 9364790,524 25,15
09:29:03 678479,2261 9364792,316 24,92
09:29:04 678477,31 9364794,251 25,06
09:29:05 678475,5355 9364796,307 24,43
09:29:06 678473,776 9364798,391 24,43
09:29:07 678472,1315 9364800,581 24,39
09:29:08 678470,5542 9364802,797 24,36
09:29:09 678469,1572 9364805,091 24,19
09:29:10 678467,792 9364807,432 24,02
09:29:11 678466,575 9364809,781 23,99
09:29:12 678465,2528 9364812,273 23,88
09:29:13 678463,9543 9364814,689 23,82
09:29:14 678462,5802 9364817,106 23,69
09:29:15 678461,0562 9364819,495 23,65
09:29:16 678459,3977 9364821,866 23,68
09:29:17 678457,5382 9364824,218 23,71
09:29:18 678455,7811 9364826,563 23,92
09:29:19 678454,0021 9364828,821 23,88
09:29:20 678452,2901 9364831,056 23,83
09:29:21 678450,4017 9364833,313 24,02
09:29:22 678448,5434 9364835,512 23,95
09:29:23 678446,6677 9364837,776 23,93
09:29:24 678444,734 9364839,994 24,39
09:29:25 678442,8316 9364842,244 24,36
09:29:26 678440,9472 9364844,458 24,11
09:29:27 678438,9996 9364846,661 24,27
09:29:28 678437,0321 9364848,852 24,65
09:29:29 678434,9896 9364850,992 24,7
09:29:30 678432,9183 9364853,111 24,96
09:29:31 678430,8845 9364855,238 25,15
09:29:32 678428,9319 9364857,41 25,29
09:29:33 678427,0361 9364859,594 25,49
09:29:34 678425,0775 9364861,766 25,46
09:29:35 678423,0124 9364863,903 25,62
09:29:36 678420,9188 9364866,009 25,8
26
09:29:37 678418,7466 9364868,037 26
09:29:38 678416,5659 9364870,08 26,11
09:29:39 678414,3685 9364872,1 26,45
09:29:40 678412,2253 9364874,187 26,55
09:29:41 678410,0658 9364876,214 26,66
09:29:42 678407,9143 9364878,306 27,12
09:29:43 678405,7046 9364880,284 27,52
09:29:44 678403,4397 9364882,237 28,15
09:29:45 678400,9848 9364884,067 27,82
09:29:46 678398,5173 9364885,913 28,58
09:29:47 678395,925 9364887,607 28,16
09:29:48 678393,3756 9364889,334 28,78
09:29:49 678390,7534 9364890,985 28,74
09:29:50 678388,1367 9364892,634 29,19
09:29:51 678385,534 9364894,264 29,19
09:29:52 678382,8961 9364895,838 29,49
09:29:53 678380,3004 9364897,467 29,65
09:29:54 678377,604 9364899,042 29,98
09:29:55 678374,8949 9364900,617 30,35
09:29:56 678372,0909 9364902,097 30,38
09:29:57 678369,3442 9364903,506 30,73
09:29:58 678366,4955 9364904,892 30,74
09:29:59 678363,5895 9364906,239 31,33
09:30:00 678360,5919 9364907,437 31,17
09:30:01 678357,6191 9364908,689 31,47
09:30:02 678354,498 9364909,736 31,52
09:30:03 678351,3334 9364910,794 31,9
09:30:04 678348,1494 9364911,761 31,92
09:30:05 678344,9097 9364912,633 32,3
09:30:06 678341,6611 9364913,469 32,38
09:30:07 678338,3283 9364914,25 32,84
09:30:08 678335,0443 9364914,96 32,87
09:30:09 678331,676 9364915,665 33,45
09:30:10 678328,318 9364916,319 33,34
09:30:11 678324,9854 9364917,062 33,75
09:30:12 678321,6425 9364917,752 33,74
09:30:13 678318,3139 9364918,514 34,09
09:30:14 678315,0113 9364919,292 34,11
09:30:15 678311,6611 9364920,018 34,34
09:30:16 678308,3221 9364920,838 34,56
09:30:17 678304,9825 9364921,646 34,68
09:30:18 678301,6788 9364922,552 35,09
09:30:19 678298,4155 9364923,495 34,99
27
09:30:20 678295,1505 9364924,418 35,5
09:30:22 678291,9225 9364925,433 35,29
09:30:23 678288,691 9364926,433 35,58
09:30:24 678285,4861 9364927,48 0
09:30:25 678282,1668 9364928,438 35,95
09:30:26 678278,8834 9364929,388 35,98
09:30:27 678275,5078 9364930,292 35,97
09:30:28 678272,1397 9364931,129 36,12
09:30:29 678268,7627 9364931,93 36,1
09:30:30 678265,4605 9364932,714 36,15
09:30:31 678262,0327 9364933,332 36,56
09:30:32 678258,5781 9364933,92 36,26
09:30:33 678255,1259 9364934,506 36,09
09:30:34 678251,6937 9364935,032 36,13
09:30:35 678248,2627 9364935,587 35,98
09:30:36 678244,8047 9364936,083 37,11
09:30:37 678241,4183 9364936,712 36,45
09:30:38 678237,9491 9364937,22 36,03
09:30:39 678234,579 9364937,838 36,21
09:30:40 678231,101 9364938,297 36,23
09:30:41 678227,669 9364938,896 35,62
09:30:42 678224,1714 9364939,365 35,62
09:30:43 678220,6838 9364939,909 35,49
09:30:44 678217,1639 9364940,281 35,14
09:30:45 678213,6275 9364940,738 34,69
09:30:46 678210,1349 9364941,206 34,28
09:30:47 678206,7077 9364941,788 33,56
09:30:48 678203,2944 9364942,383 32,35
09:30:49 678199,8812 9364942,972 31,9
09:30:50 678196,4305 9364943,479 0
09:30:51 678192,9546 9364944,024 0
09:30:52 678189,507 9364944,559 29,07
09:30:53 678186,0565 9364945,158 0
09:30:54 678182,652 9364945,74 0
09:30:55 678179,3271 9364946,47 0
09:30:56 678176,0284 9364947,22 0
09:30:57 678172,7585 9364948,082 0
09:30:58 678169,5676 9364949,079 13,55
09:30:59 678166,5112 9364950,1 11,23
09:31:00 678163,376 9364951,215 8,63
09:31:01 678160,4098 9364952,426 6,59
09:31:02 678157,464 9364953,738 5,26
09:31:03 678154,6459 9364955,123 5,16
28
09:31:04 678151,7658 9364956,469 4,13
09:31:05 678148,816 9364957,842 7,58
09:31:06 678145,8143 9364959,102 0
09:31:07 678142,7516 9364960,378 12,06
09:31:08 678139,6927 9364961,655 0
09:31:09 678136,611 9364962,949 16,7
09:31:10 678133,5758 9364964,264 20,55
09:31:11 678130,6354 9364965,64 0
09:31:12 678127,6737 9364967,017 0
09:31:13 678124,7575 9364968,504 0
09:31:14 678121,9229 9364969,99 30,27
09:31:15 678119,1526 9364971,495 30,25
09:31:16 678116,5419 9364973,199 30,36
09:31:17 678113,978 9364974,925 30,89
09:31:18 678111,5338 9364976,758 30,95
09:31:19 678109,0289 9364978,532 31,23
09:31:20 678106,6158 9364980,401 31,58
09:31:21 678104,1793 9364982,251 31,67
09:31:22 678101,7657 9364984,101 31,88
09:31:23 678099,3156 9364985,97 31,96
09:31:24 678096,7741 9364987,747 31,85
09:31:25 678094,2676 9364989,56 31,92
09:31:26 678091,7177 9364991,28 31,78
09:31:27 678089,0888 9364992,925 31,77
09:31:28 678086,3658 9364994,493 31,88
09:31:29 678083,6689 9364996,079 32,06
09:31:30 678081,0319 9364997,708 32,05
09:31:31 678078,5079 9364999,381 32,21
09:31:32 678076,0285 9365001,09 32,29
09:31:33 678073,674 9365002,833 32,37
09:31:34 678071,2658 9365004,645 32,28
09:31:35 678068,7971 9365006,421 32,23
09:31:36 678066,3728 9365008,215 32,17
09:31:37 678063,8852 9365009,993 32,11
09:31:38 678061,4349 9365011,77 32,4
09:31:39 678058,8828 9365013,528 32,27
09:31:40 678056,2033 9365015,248 32,35
09:31:41 678053,5605 9365016,987 32,44
09:31:42 678050,8995 9365018,67 32,71
09:31:43 678048,3249 9365020,373 32,36
09:31:44 678045,8072 9365022,113 32,43
09:31:45 678043,2193 9365023,799 32,55
09:31:46 678040,4391 9365025,403 32,56
29
Tabel 6 Posisi 7
Hasil pengukuran posisi permukaan laut untuk jalur 8 adalah :
Raw
Time Easting Northing
Depth
30
09:37:01 678457,0787 9364879,488 23,94
09:37:02 678454,1053 9364880,692 24,48
09:37:03 678451,6346 9364881,768 24,85
09:37:04 678448,7906 9364882,661 25,04
09:37:05 678445,9338 9364883,537 25,24
09:37:06 678443,0247 9364884,359 25,32
09:37:07 678440,2028 9364885,288 25,82
09:37:08 678437,2989 9364886,184 25,62
09:37:09 678434,3302 9364887,072 25,96
09:37:10 678431,3233 9364887,923 26,18
09:37:11 678428,3165 9364888,761 26,23
09:37:12 678425,2113 9364889,493 26,46
09:37:13 678421,9764 9364890,163 26,89
09:37:14 678418,8586 9364890,872 27,15
09:37:15 678415,7179 9364891,617 27,31
09:37:16 678412,69 9364892,48 27,69
09:37:17 678409,7253 9364893,428 27,98
09:37:18 678406,8361 9364894,449 28,27
09:37:19 678403,8544 9364895,33 28,38
09:37:20 678400,7553 9364896,209 28,62
09:37:21 678397,5753 9364896,984 28,87
09:37:22 678394,4275 9364897,783 29,09
09:37:23 678391,3243 9364898,657 29,39
09:37:24 678388,3736 9364899,606 29,52
09:37:25 678385,3119 9364900,592 29,79
09:37:26 678382,4417 9364901,772 29,96
09:37:27 678379,607 9364902,95 30,02
09:37:28 678376,8851 9364904,27 30,25
09:37:29 678374,1435 9364905,542 30,75
09:37:30 678371,3571 9364906,825 30,79
09:37:31 678368,4402 9364908,06 31
09:37:32 678365,5823 9364909,285 31,18
09:37:33 678362,7085 9364910,563 31,22
09:37:34 678359,9101 9364911,919 31,34
09:37:35 678357,2164 9364913,283 31,56
09:37:36 678354,5067 9364914,729 31,67
09:37:37 678351,9076 9364916,179 31,9
09:37:38 678349,4105 9364917,774 32,12
09:37:39 678346,9583 9364919,383 32,35
09:37:40 678344,6515 9364921,136 32,61
09:37:41 678342,3309 9364922,847 32,75
09:37:42 678340,1961 9364924,702 32,86
09:37:43 678337,9883 9364926,497 33,41
31
09:37:44 678335,8405 9364928,356 33,29
09:37:45 678333,5954 9364930,172 33,45
09:37:46 678331,3182 9364931,938 33,69
09:37:47 678328,7102 9364933,598 33,82
09:37:48 678326,2778 9364935,153 33,99
09:37:49 678323,5202 9364936,59 34,02
09:37:50 678320,7858 9364938,035 34,32
09:37:51 678317,9344 9364939,345 34,46
09:37:52 678315,14 9364940,637 34,56
09:37:53 678312,3363 9364941,952 34,7
09:37:54 678309,5525 9364943,305 34,82
09:37:55 678306,7786 9364944,698 34,97
09:37:56 678304,0348 9364946,128 35,24
09:37:57 678301,3762 9364947,58 35,27
09:37:58 678298,6339 9364949,026 35,4
09:37:59 678295,906 9364950,545 35,55
09:38:00 678293,2234 9364952,083 35,69
09:38:01 678290,4553 9364953,547 35,86
09:38:02 678287,7089 9364955,066 35,99
09:38:03 678284,9348 9364956,548 36,07
09:38:04 678282,1836 9364958,048 36,25
09:38:05 678279,4466 9364959,567 36,61
09:38:06 678276,6379 9364961,031 36,59
09:38:07 678273,8932 9364962,568 36,72
09:38:08 678271,0564 9364964,013 36,82
09:38:09 678268,2195 9364965,457 37,02
09:38:10 678265,3391 9364966,882 37,14
09:38:11 678262,4669 9364968,288 37,07
09:38:12 678259,5845 9364969,694 37,07
09:38:13 678256,7269 9364971,047 37,1
09:38:14 678253,8722 9364972,419 37,07
09:38:15 678250,965 9364973,79 37,01
09:38:16 678248,0803 9364975,18 37,05
09:38:17 678245,2827 9364976,594 36,96
09:38:18 678242,4807 9364978,039 36,87
09:38:19 678239,6942 9364979,447 37,05
09:38:20 678236,8086 9364980,817 36,73
09:38:21 678233,951 9364982,171 36,35
09:38:22 678231,0463 9364983,464 36,22
09:38:23 678228,1636 9364984,774 35,54
09:38:24 678225,2431 9364985,993 35,39
09:38:25 678222,2175 9364987,154 34,76
09:38:26 678219,1168 9364988,27 33,59
32
09:38:29 678210,4909 9364991,979 28,06
09:38:30 678207,5547 9364993,19 27,31
09:38:31 678204,4903 9364994,366 26,53
09:38:38 678182,8611 9365002,024 14,69
09:38:39 678179,7925 9365003,182 14,16
09:38:40 678176,6403 9365004,301 14,17
09:38:41 678173,4961 9365005,473 13,92
09:38:42 678170,2646 9365006,628 16,62
09:38:45 678160,626 9365010,316 21,91
09:38:47 678154,6785 9365013,143 29,42
09:38:48 678151,746 9365014,609 29,42
09:38:49 678148,7781 9365016,111 29,53
09:38:50 678145,8582 9365017,672 29,79
09:38:51 678142,9952 9365019,27 29,7
09:38:52 678140,1763 9365020,846 29,67
09:38:53 678137,4182 9365022,51 29,64
09:38:54 678134,6702 9365024,173 29,77
09:38:55 678131,9756 9365025,968 29,88
09:38:56 678129,2496 9365027,673 30,05
09:38:57 678126,5446 9365029,356 30,26
09:38:58 678123,7751 9365030,885 30,14
09:38:59 678120,9921 9365032,369 30,03
09:39:00 678118,1717 9365033,853 30,35
09:39:01 678115,3606 9365035,363 30,73
09:39:02 678112,5812 9365036,842 30,83
09:39:03 678109,8028 9365038,354 31,13
09:39:04 678106,9506 9365039,829 31,4
09:39:05 678104,0933 9365041,293 31,53
09:39:06 678101,0995 9365042,677 31,96
09:39:07 678098,0682 9365043,978 31,58
09:39:08 678094,9622 9365045,105 31,63
09:39:09 678091,7989 9365046,186 31,61
09:39:10 678088,7557 9365047,19 31,78
09:39:11 678085,6075 9365048,149 31,77
09:39:12 678082,3872 9365049,024 32,27
09:39:13 678079,1776 9365049,936 31,82
09:39:14 678075,9216 9365050,734 31,8
09:39:15 678072,6715 9365051,526 31,85
09:39:16 678069,455 9365052,28 31,81
09:39:17 678066,2139 9365052,995 31,86
09:39:18 678062,9851 9365053,667 31,83
09:39:19 678059,6876 9365054,297 31,9
09:39:20 678056,3687 9365054,962 31,97
33
09:39:21 678053,1135 9365055,548 32,05
Tabel 7 Posisi 8
34
Plotting
JALUR 7 DAN 8
9365100
9365050
9365000
9364950
Northing
9364900
9364850
9364800
9364750
678000 678100 678200 678300 678400 678500 678600
JALUR 7 JALUR 8
Easting
Gambar 19 Plotting
Pembahasan
Titik-titik yang dihasilkan tidak membentuk satu garis lurus sesuai lajur
yang direncanakan karena kapal tidak bergerak benar-benar lurus sesuai jalur.
Pergerakan kapal yang berbelok-belok ini dapat disebabkan oleh beberapa
faktor, diantaranya :
• Gelombang dan arus laut serta angin dapat menyebabkan kapal sulit untuk
stabil sehingga cukup sulit untuk berada tetap lurus mengikuti jalur.
Sehingga kapal dapat bergeser dari lajur seharusnya.
• Kemampuan pengemudi kapal yang bukan nahkodanya dapat
menyebabkan kapal tidak berlayar pada lajur yang sudah direncanakan.
35
3.5 Modul E: Pengukuran Kedalaman
Hasil dari data kedalaman transduser adalah sebagai berikut :
Data Kedalaman Lajur 7
36
09.29.11 678466,575 9364809,781 23,99
09.29.12 678465,2528 9364812,273 23,88
09.29.13 678463,9543 9364814,689 23,82
09.29.14 678462,5802 9364817,106 23,69
09.29.15 678461,0562 9364819,495 23,65
09.29.16 678459,3977 9364821,866 23,68
09.29.17 678457,5382 9364824,218 23,71
09.29.18 678455,7811 9364826,563 23,92
09.29.19 678454,0021 9364828,821 23,88
09.29.20 678452,2901 9364831,056 23,83
09.29.21 678450,4017 9364833,313 24,02
09.29.22 678448,5434 9364835,512 23,95
09.29.23 678446,6677 9364837,776 23,93
09.29.24 678444,734 9364839,994 24,39
09.29.25 678442,8316 9364842,244 24,36
09.29.26 678440,9472 9364844,458 24,11
09.29.27 678438,9996 9364846,661 24,27
09.29.28 678437,0321 9364848,852 24,65
09.29.29 678434,9896 9364850,992 24,7
09.29.30 678432,9183 9364853,111 24,96
09.29.31 678430,8845 9364855,238 25,15
09.29.32 678428,9319 9364857,41 25,29
09.29.33 678427,0361 9364859,594 25,49
09.29.34 678425,0775 9364861,766 25,46
09.29.35 678423,0124 9364863,903 25,62
09.29.36 678420,9188 9364866,009 25,8
09.29.37 678418,7466 9364868,037 26
09.29.38 678416,5659 9364870,08 26,11
09.29.39 678414,3685 9364872,1 26,45
09.29.40 678412,2253 9364874,187 26,55
09.29.41 678410,0658 9364876,214 26,66
37
09.29.42 678407,9143 9364878,306 27,12
09.29.43 678405,7046 9364880,284 27,52
09.29.44 678403,4397 9364882,237 28,15
09.29.45 678400,9848 9364884,067 27,82
09.29.46 678398,5173 9364885,913 28,58
09.29.47 678395,925 9364887,607 28,16
09.29.48 678393,3756 9364889,334 28,78
09.29.49 678390,7534 9364890,985 28,74
09.29.50 678388,1367 9364892,634 29,19
09.29.51 678385,534 9364894,264 29,19
09.29.52 678382,8961 9364895,838 29,49
09.29.53 678380,3004 9364897,467 29,65
09.29.54 678377,604 9364899,042 29,98
09.29.55 678374,8949 9364900,617 30,35
09.29.56 678372,0909 9364902,097 30,38
09.29.57 678369,3442 9364903,506 30,73
09.29.58 678366,4955 9364904,892 30,74
09.29.59 678363,5895 9364906,239 31,33
09.30.00 678360,5919 9364907,437 31,17
09.30.01 678357,6191 9364908,689 31,47
09.30.02 678354,498 9364909,736 31,52
09.30.03 678351,3334 9364910,794 31,9
09.30.04 678348,1494 9364911,761 31,92
09.30.05 678344,9097 9364912,633 32,3
09.30.06 678341,6611 9364913,469 32,38
09.30.07 678338,3283 9364914,25 32,84
09.30.08 678335,0443 9364914,96 32,87
09.30.09 678331,676 9364915,665 33,45
09.30.10 678328,318 9364916,319 33,34
09.30.11 678324,9854 9364917,062 33,75
09.30.12 678321,6425 9364917,752 33,74
38
09.30.13 678318,3139 9364918,514 34,09
09.30.14 678315,0113 9364919,292 34,11
09.30.15 678311,6611 9364920,018 34,34
09.30.16 678308,3221 9364920,838 34,56
09.30.17 678304,9825 9364921,646 34,68
09.30.18 678301,6788 9364922,552 35,09
09.30.19 678298,4155 9364923,495 34,99
09.30.20 678295,1505 9364924,418 35,5
09.30.22 678291,9225 9364925,433 35,29
09.30.23 678288,691 9364926,433 35,58
09.30.24 678285,4861 9364927,48 0
09.30.25 678282,1668 9364928,438 35,95
09.30.26 678278,8834 9364929,388 35,98
09.30.27 678275,5078 9364930,292 35,97
09.30.28 678272,1397 9364931,129 36,12
09.30.29 678268,7627 9364931,93 36,1
09.30.30 678265,4605 9364932,714 36,15
09.30.31 678262,0327 9364933,332 36,56
09.30.32 678258,5781 9364933,92 36,26
09.30.33 678255,1259 9364934,506 36,09
09.30.34 678251,6937 9364935,032 36,13
09.30.35 678248,2627 9364935,587 35,98
09.30.36 678244,8047 9364936,083 37,11
09.30.37 678241,4183 9364936,712 36,45
09.30.38 678237,9491 9364937,22 36,03
09.30.39 678234,579 9364937,838 36,21
09.30.40 678231,101 9364938,297 36,23
09.30.41 678227,669 9364938,896 35,62
09.30.42 678224,1714 9364939,365 35,62
09.30.43 678220,6838 9364939,909 35,49
09.30.44 678217,1639 9364940,281 35,14
39
09.30.45 678213,6275 9364940,738 34,69
09.30.46 678210,1349 9364941,206 34,28
09.30.47 678206,7077 9364941,788 33,56
09.30.48 678203,2944 9364942,383 32,35
09.30.49 678199,8812 9364942,972 31,9
09.30.50 678196,4305 9364943,479 0
09.30.51 678192,9546 9364944,024 0
09.30.52 678189,507 9364944,559 29,07
09.30.53 678186,0565 9364945,158 0
09.30.54 678182,652 9364945,74 0
09.30.55 678179,3271 9364946,47 0
09.30.56 678176,0284 9364947,22 0
09.30.57 678172,7585 9364948,082 0
09.30.58 678169,5676 9364949,079 13,55
09.30.59 678166,5112 9364950,1 11,23
09.31.00 678163,376 9364951,215 8,63
09.31.01 678160,4098 9364952,426 6,59
09.31.02 678157,464 9364953,738 5,26
09.31.03 678154,6459 9364955,123 5,16
09.31.04 678151,7658 9364956,469 4,13
09.31.05 678148,816 9364957,842 7,58
09.31.06 678145,8143 9364959,102 0
09.31.07 678142,7516 9364960,378 12,06
09.31.08 678139,6927 9364961,655 0
09.31.09 678136,611 9364962,949 16,7
09.31.10 678133,5758 9364964,264 20,55
09.31.11 678130,6354 9364965,64 0
09.31.12 678127,6737 9364967,017 0
09.31.13 678124,7575 9364968,504 0
09.31.14 678121,9229 9364969,99 30,27
09.31.15 678119,1526 9364971,495 30,25
40
09.31.16 678116,5419 9364973,199 30,36
09.31.17 678113,978 9364974,925 30,89
09.31.18 678111,5338 9364976,758 30,95
09.31.19 678109,0289 9364978,532 31,23
09.31.20 678106,6158 9364980,401 31,58
09.31.21 678104,1793 9364982,251 31,67
09.31.22 678101,7657 9364984,101 31,88
09.31.23 678099,3156 9364985,97 31,96
09.31.24 678096,7741 9364987,747 31,85
09.31.25 678094,2676 9364989,56 31,92
09.31.26 678091,7177 9364991,28 31,78
09.31.27 678089,0888 9364992,925 31,77
09.31.28 678086,3658 9364994,493 31,88
09.31.29 678083,6689 9364996,079 32,06
09.31.30 678081,0319 9364997,708 32,05
09.31.31 678078,5079 9364999,381 32,21
09.31.32 678076,0285 9365001,09 32,29
09.31.33 678073,674 9365002,833 32,37
09.31.34 678071,2658 9365004,645 32,28
09.31.35 678068,7971 9365006,421 32,23
09.31.36 678066,3728 9365008,215 32,17
09.31.37 678063,8852 9365009,993 32,11
09.31.38 678061,4349 9365011,77 32,4
09.31.39 678058,8828 9365013,528 32,27
09.31.40 678056,2033 9365015,248 32,35
09.31.41 678053,5605 9365016,987 32,44
09.31.42 678050,8995 9365018,67 32,71
09.31.43 678048,3249 9365020,373 32,36
09.31.44 678045,8072 9365022,113 32,43
09.31.45 678043,2193 9365023,799 32,55
09.31.46 678040,4391 9365025,403 32,56
Tabel 8 Lajur 7
41
Data Kedalaman Lajur 8
42
09.36.51 678474,9192 9364859,36 23,56
09.36.52 678473,3121 9364861,53 23,38
09.36.53 678471,8426 9364863,724 23,82
09.36.54 678470,4254 9364865,925 23,52
09.36.55 678469,0221 9364868,129 23,73
09.36.56 678467,4635 9364870,314 23,66
09.36.57 678465,7802 9364872,438 23,65
09.36.58 678463,8983 9364874,475 23,73
09.36.59 678461,8151 9364876,311 23,82
09.37.00 678459,5534 9364878,019 23,94
09.37.01 678457,0787 9364879,488 23,94
09.37.02 678454,1053 9364880,692 24,48
09.37.03 678451,6346 9364881,768 24,85
09.37.04 678448,7906 9364882,661 25,04
09.37.05 678445,9338 9364883,537 25,24
09.37.06 678443,0247 9364884,359 25,32
09.37.07 678440,2028 9364885,288 25,82
09.37.08 678437,2989 9364886,184 25,62
09.37.09 678434,3302 9364887,072 25,96
09.37.10 678431,3233 9364887,923 26,18
09.37.11 678428,3165 9364888,761 26,23
09.37.12 678425,2113 9364889,493 26,46
09.37.13 678421,9764 9364890,163 26,89
09.37.14 678418,8586 9364890,872 27,15
09.37.15 678415,7179 9364891,617 27,31
09.37.16 678412,69 9364892,48 27,69
09.37.17 678409,7253 9364893,428 27,98
09.37.18 678406,8361 9364894,449 28,27
09.37.19 678403,8544 9364895,33 28,38
09.37.20 678400,7553 9364896,209 28,62
09.37.21 678397,5753 9364896,984 28,87
43
09.37.22 678394,4275 9364897,783 29,09
09.37.23 678391,3243 9364898,657 29,39
09.37.24 678388,3736 9364899,606 29,52
09.37.25 678385,3119 9364900,592 29,79
09.37.26 678382,4417 9364901,772 29,96
09.37.27 678379,607 9364902,95 30,02
09.37.28 678376,8851 9364904,27 30,25
09.37.29 678374,1435 9364905,542 30,75
09.37.30 678371,3571 9364906,825 30,79
09.37.31 678368,4402 9364908,06 31
09.37.32 678365,5823 9364909,285 31,18
09.37.33 678362,7085 9364910,563 31,22
09.37.34 678359,9101 9364911,919 31,34
09.37.35 678357,2164 9364913,283 31,56
09.37.36 678354,5067 9364914,729 31,67
09.37.37 678351,9076 9364916,179 31,9
09.37.38 678349,4105 9364917,774 32,12
09.37.39 678346,9583 9364919,383 32,35
09.37.40 678344,6515 9364921,136 32,61
09.37.41 678342,3309 9364922,847 32,75
09.37.42 678340,1961 9364924,702 32,86
09.37.43 678337,9883 9364926,497 33,41
09.37.44 678335,8405 9364928,356 33,29
09.37.45 678333,5954 9364930,172 33,45
09.37.46 678331,3182 9364931,938 33,69
09.37.47 678328,7102 9364933,598 33,82
09.37.48 678326,2778 9364935,153 33,99
09.37.49 678323,5202 9364936,59 34,02
09.37.50 678320,7858 9364938,035 34,32
09.37.51 678317,9344 9364939,345 34,46
09.37.52 678315,14 9364940,637 34,56
44
09.37.53 678312,3363 9364941,952 34,7
09.37.54 678309,5525 9364943,305 34,82
09.37.55 678306,7786 9364944,698 34,97
09.37.56 678304,0348 9364946,128 35,24
09.37.57 678301,3762 9364947,58 35,27
09.37.58 678298,6339 9364949,026 35,4
09.37.59 678295,906 9364950,545 35,55
09.38.00 678293,2234 9364952,083 35,69
09.38.01 678290,4553 9364953,547 35,86
09.38.02 678287,7089 9364955,066 35,99
09.38.03 678284,9348 9364956,548 36,07
09.38.04 678282,1836 9364958,048 36,25
09.38.05 678279,4466 9364959,567 36,61
09.38.06 678276,6379 9364961,031 36,59
09.38.07 678273,8932 9364962,568 36,72
09.38.08 678271,0564 9364964,013 36,82
09.38.09 678268,2195 9364965,457 37,02
09.38.10 678265,3391 9364966,882 37,14
09.38.11 678262,4669 9364968,288 37,07
09.38.12 678259,5845 9364969,694 37,07
09.38.13 678256,7269 9364971,047 37,1
09.38.14 678253,8722 9364972,419 37,07
09.38.15 678250,965 9364973,79 37,01
09.38.16 678248,0803 9364975,18 37,05
09.38.17 678245,2827 9364976,594 36,96
09.38.18 678242,4807 9364978,039 36,87
09.38.19 678239,6942 9364979,447 37,05
09.38.20 678236,8086 9364980,817 36,73
09.38.21 678233,951 9364982,171 36,35
09.38.22 678231,0463 9364983,464 36,22
09.38.23 678228,1636 9364984,774 35,54
45
09.38.24 678225,2431 9364985,993 35,39
09.38.25 678222,2175 9364987,154 34,76
09.38.26 678219,1168 9364988,27 33,59
09.38.29 678210,4909 9364991,979 28,06
09.38.30 678207,5547 9364993,19 27,31
09.38.31 678204,4903 9364994,366 26,53
09.38.38 678182,8611 9365002,024 14,69
09.38.39 678179,7925 9365003,182 14,16
09.38.40 678176,6403 9365004,301 14,17
09.38.41 678173,4961 9365005,473 13,92
09.38.42 678170,2646 9365006,628 16,62
09.38.45 678160,626 9365010,316 21,91
09.38.47 678154,6785 9365013,143 29,42
09.38.48 678151,746 9365014,609 29,42
09.38.49 678148,7781 9365016,111 29,53
09.38.50 678145,8582 9365017,672 29,79
09.38.51 678142,9952 9365019,27 29,7
09.38.52 678140,1763 9365020,846 29,67
09.38.53 678137,4182 9365022,51 29,64
09.38.54 678134,6702 9365024,173 29,77
09.38.55 678131,9756 9365025,968 29,88
09.38.56 678129,2496 9365027,673 30,05
09.38.57 678126,5446 9365029,356 30,26
09.38.58 678123,7751 9365030,885 30,14
09.38.59 678120,9921 9365032,369 30,03
09.39.00 678118,1717 9365033,853 30,35
09.39.01 678115,3606 9365035,363 30,73
09.39.02 678112,5812 9365036,842 30,83
09.39.03 678109,8028 9365038,354 31,13
09.39.04 678106,9506 9365039,829 31,4
09.39.05 678104,0933 9365041,293 31,53
46
09.39.06 678101,0995 9365042,677 31,96
09.39.07 678098,0682 9365043,978 31,58
09.39.08 678094,9622 9365045,105 31,63
09.39.09 678091,7989 9365046,186 31,61
09.39.10 678088,7557 9365047,19 31,78
09.39.11 678085,6075 9365048,149 31,77
09.39.12 678082,3872 9365049,024 32,27
09.39.13 678079,1776 9365049,936 31,82
09.39.14 678075,9216 9365050,734 31,8
09.39.15 678072,6715 9365051,526 31,85
09.39.16 678069,455 9365052,28 31,81
09.39.17 678066,2139 9365052,995 31,86
09.39.18 678062,9851 9365053,667 31,83
09.39.19 678059,6876 9365054,297 31,9
09.39.20 678056,3687 9365054,962 31,97
09.39.21 678053,1135 9365055,548 32,05
Tabel 9 Lajur 8
Data diatas adalah data hasil dari transduser. Data ini dianggap sudah
dikoreksi kesalahan transduser serta kesalahan cepat rambatnya. Kemudian, data
tersebut diberikan koreksi pasut. Data pasut diperoleh dari data pengamatan pasut
yang dilakukan oleh kelompok 4 dan 12 di dekat dermaga Pulau Pramuka. Data
pasut tersebut sebagai berikut:
47
Tabel 10 Data Pasut Kelompok 10
Tinggi Muka Air
Tanggal Waktu Kelompok
dari Zero Gauge (m)
26/10/2019 08.40 1,16 4
26/10/2019 08.40 1,16 12
26/10/2019 08.50 1,17 4
26/10/2019 08.50 1,205 12
26/10/2019 09.00 1,16 4
26/10/2019 09.00 1,175 12
26/10/2019 09.10 1,175 4
26/10/2019 09.10 1,2 12
26/10/2019 09.20 1,18 4
26/10/2019 09.20 1,18 12
26/10/2019 09.30 1,175 4
26/10/2019 09.30 1,175 12
26/10/2019 09.40 1,175 4
26/10/2019 09.40 1,19 12
26/10/2019 09.50 1,175 4
26/10/2019 09.50 1,16 12
26/10/2019 10.00 1,17 4
26/10/2019 10.00 1,195 12
26/10/2019 10.10 1,16 4
26/10/2019 10.10 1,1675 12
Selanjutnya, dilakukan rata-rata dari data kedua kelompok untuk waktu yang
sama agar menghasilkan satu buah nilai pengamatan pasut di satu waktu. Data
hasil rata-rata tersebut sebagai berikut :
48
Tabel 11 Data Pasut Hasil Rata-rata
49
Datum (datum vertikal yang digunakan) adalah 0,9 meter diatas zero gauge,
sehingga didapati nilai kedalaman terkoreksi sebagai berikut :
Tabel 12 Data Kedalaman Lajur 7 Terkoreksi
Corrected
Time Easting Northing
Depth (m)
50
09.29.10 678467,792 9364807,432 24,295
09.29.11 678466,575 9364809,781 24,265
09.29.12 678465,2528 9364812,273 24,155
09.29.13 678463,9543 9364814,689 24,095
09.29.14 678462,5802 9364817,106 23,965
09.29.15 678461,0562 9364819,495 23,925
09.29.16 678459,3977 9364821,866 23,955
09.29.17 678457,5382 9364824,218 23,985
09.29.18 678455,7811 9364826,563 24,195
09.29.19 678454,0021 9364828,821 24,155
09.29.20 678452,2901 9364831,056 24,105
09.29.21 678450,4017 9364833,313 24,295
09.29.22 678448,5434 9364835,512 24,225
09.29.23 678446,6677 9364837,776 24,205
09.29.24 678444,734 9364839,994 24,665
09.29.25 678442,8316 9364842,244 24,635
09.29.26 678440,9472 9364844,458 24,385
09.29.27 678438,9996 9364846,661 24,545
09.29.28 678437,0321 9364848,852 24,925
09.29.29 678434,9896 9364850,992 24,975
09.29.30 678432,9183 9364853,111 25,235
09.29.31 678430,8845 9364855,238 25,425
09.29.32 678428,9319 9364857,41 25,565
09.29.33 678427,0361 9364859,594 25,765
09.29.34 678425,0775 9364861,766 25,735
09.29.35 678423,0124 9364863,903 25,895
09.29.36 678420,9188 9364866,009 26,075
09.29.37 678418,7466 9364868,037 26,275
09.29.38 678416,5659 9364870,08 26,385
09.29.39 678414,3685 9364872,1 26,725
09.29.40 678412,2253 9364874,187 26,825
51
09.29.41 678410,0658 9364876,214 26,935
09.29.42 678407,9143 9364878,306 27,395
09.29.43 678405,7046 9364880,284 27,795
09.29.44 678403,4397 9364882,237 28,425
09.29.45 678400,9848 9364884,067 28,095
09.29.46 678398,5173 9364885,913 28,855
09.29.47 678395,925 9364887,607 28,435
09.29.48 678393,3756 9364889,334 29,055
09.29.49 678390,7534 9364890,985 29,015
09.29.50 678388,1367 9364892,634 29,465
09.29.51 678385,534 9364894,264 29,465
09.29.52 678382,8961 9364895,838 29,765
09.29.53 678380,3004 9364897,467 29,925
09.29.54 678377,604 9364899,042 30,255
09.29.55 678374,8949 9364900,617 30,625
09.29.56 678372,0909 9364902,097 30,655
09.29.57 678369,3442 9364903,506 31,005
09.29.58 678366,4955 9364904,892 31,015
09.29.59 678363,5895 9364906,239 31,605
09.30.00 678360,5919 9364907,437 31,445
09.30.01 678357,6191 9364908,689 31,745
09.30.02 678354,498 9364909,736 31,795
09.30.03 678351,3334 9364910,794 32,175
09.30.04 678348,1494 9364911,761 32,195
09.30.05 678344,9097 9364912,633 32,575
09.30.06 678341,6611 9364913,469 32,655
09.30.07 678338,3283 9364914,25 33,115
09.30.08 678335,0443 9364914,96 33,145
09.30.09 678331,676 9364915,665 33,725
09.30.10 678328,318 9364916,319 33,615
09.30.11 678324,9854 9364917,062 34,025
52
09.30.12 678321,6425 9364917,752 34,015
09.30.13 678318,3139 9364918,514 34,365
09.30.14 678315,0113 9364919,292 34,385
09.30.15 678311,6611 9364920,018 34,615
09.30.16 678308,3221 9364920,838 34,835
09.30.17 678304,9825 9364921,646 34,955
09.30.18 678301,6788 9364922,552 35,365
09.30.19 678298,4155 9364923,495 35,265
09.30.20 678295,1505 9364924,418 35,775
09.30.22 678291,9225 9364925,433 35,565
09.30.23 678288,691 9364926,433 35,855
09.30.24 678285,4861 9364927,48 0,275
09.30.25 678282,1668 9364928,438 36,225
09.30.26 678278,8834 9364929,388 36,255
09.30.27 678275,5078 9364930,292 36,245
09.30.28 678272,1397 9364931,129 36,395
09.30.29 678268,7627 9364931,93 36,375
09.30.30 678265,4605 9364932,714 36,425
09.30.31 678262,0327 9364933,332 36,835
09.30.32 678258,5781 9364933,92 36,535
09.30.33 678255,1259 9364934,506 36,365
09.30.34 678251,6937 9364935,032 36,405
09.30.35 678248,2627 9364935,587 36,255
09.30.36 678244,8047 9364936,083 37,385
09.30.37 678241,4183 9364936,712 36,725
09.30.38 678237,9491 9364937,22 36,305
09.30.39 678234,579 9364937,838 36,485
09.30.40 678231,101 9364938,297 36,505
09.30.41 678227,669 9364938,896 35,895
09.30.42 678224,1714 9364939,365 35,895
09.30.43 678220,6838 9364939,909 35,765
53
09.30.44 678217,1639 9364940,281 35,415
09.30.45 678213,6275 9364940,738 34,965
09.30.46 678210,1349 9364941,206 34,555
09.30.47 678206,7077 9364941,788 33,835
09.30.48 678203,2944 9364942,383 32,625
09.30.49 678199,8812 9364942,972 32,175
09.30.50 678196,4305 9364943,479 0,275
09.30.51 678192,9546 9364944,024 0,275
09.30.52 678189,507 9364944,559 29,345
09.30.53 678186,0565 9364945,158 0,275
09.30.54 678182,652 9364945,74 0,275
09.30.55 678179,3271 9364946,47 0,275
09.30.56 678176,0284 9364947,22 0,275
09.30.57 678172,7585 9364948,082 0,275
09.30.58 678169,5676 9364949,079 13,825
09.30.59 678166,5112 9364950,1 11,505
09.31.00 678163,376 9364951,215 8,905
09.31.01 678160,4098 9364952,426 6,865
09.31.02 678157,464 9364953,738 5,535
09.31.03 678154,6459 9364955,123 5,435
09.31.04 678151,7658 9364956,469 4,405
09.31.05 678148,816 9364957,842 7,855
09.31.06 678145,8143 9364959,102 0,275
09.31.07 678142,7516 9364960,378 12,335
09.31.08 678139,6927 9364961,655 0,275
09.31.09 678136,611 9364962,949 16,975
09.31.10 678133,5758 9364964,264 20,825
09.31.11 678130,6354 9364965,64 0,275
09.31.12 678127,6737 9364967,017 0,275
09.31.13 678124,7575 9364968,504 0,275
09.31.14 678121,9229 9364969,99 30,545
54
09.31.15 678119,1526 9364971,495 30,525
09.31.16 678116,5419 9364973,199 30,635
09.31.17 678113,978 9364974,925 31,165
09.31.18 678111,5338 9364976,758 31,225
09.31.19 678109,0289 9364978,532 31,505
09.31.20 678106,6158 9364980,401 31,855
09.31.21 678104,1793 9364982,251 31,945
09.31.22 678101,7657 9364984,101 32,155
09.31.23 678099,3156 9364985,97 32,235
09.31.24 678096,7741 9364987,747 32,125
09.31.25 678094,2676 9364989,56 32,195
09.31.26 678091,7177 9364991,28 32,055
09.31.27 678089,0888 9364992,925 32,045
09.31.28 678086,3658 9364994,493 32,155
09.31.29 678083,6689 9364996,079 32,335
09.31.30 678081,0319 9364997,708 32,325
09.31.31 678078,5079 9364999,381 32,485
09.31.32 678076,0285 9365001,09 32,565
09.31.33 678073,674 9365002,833 32,645
09.31.34 678071,2658 9365004,645 32,555
09.31.35 678068,7971 9365006,421 32,505
09.31.36 678066,3728 9365008,215 32,445
09.31.37 678063,8852 9365009,993 32,385
09.31.38 678061,4349 9365011,77 32,675
09.31.39 678058,8828 9365013,528 32,545
09.31.40 678056,2033 9365015,248 32,625
09.31.41 678053,5605 9365016,987 32,715
09.31.42 678050,8995 9365018,67 32,985
09.31.43 678048,3249 9365020,373 32,635
09.31.44 678045,8072 9365022,113 32,705
09.31.45 678043,2193 9365023,799 32,825
55
09.31.46 678040,4391 9365025,403 32,835
Corrected
Time Easting Northing
Depth (m)
56
09.36.50 678476,6418 9364857,259 23,6225
09.36.51 678474,9192 9364859,36 23,8425
09.36.52 678473,3121 9364861,53 23,6625
09.36.53 678471,8426 9364863,724 24,1025
09.36.54 678470,4254 9364865,925 23,8025
09.36.55 678469,0221 9364868,129 24,0125
09.36.56 678467,4635 9364870,314 23,9425
09.36.57 678465,7802 9364872,438 23,9325
09.36.58 678463,8983 9364874,475 24,0125
09.36.59 678461,8151 9364876,311 24,1025
09.37.00 678459,5534 9364878,019 24,2225
09.37.01 678457,0787 9364879,488 24,2225
09.37.02 678454,1053 9364880,692 24,7625
09.37.03 678451,6346 9364881,768 25,1325
09.37.04 678448,7906 9364882,661 25,3225
09.37.05 678445,9338 9364883,537 25,5225
09.37.06 678443,0247 9364884,359 25,6025
09.37.07 678440,2028 9364885,288 26,1025
09.37.08 678437,2989 9364886,184 25,9025
09.37.09 678434,3302 9364887,072 26,2425
09.37.10 678431,3233 9364887,923 26,4625
09.37.11 678428,3165 9364888,761 26,5125
09.37.12 678425,2113 9364889,493 26,7425
09.37.13 678421,9764 9364890,163 27,1725
09.37.14 678418,8586 9364890,872 27,4325
09.37.15 678415,7179 9364891,617 27,5925
09.37.16 678412,69 9364892,48 27,9725
09.37.17 678409,7253 9364893,428 28,2625
09.37.18 678406,8361 9364894,449 28,5525
09.37.19 678403,8544 9364895,33 28,6625
09.37.20 678400,7553 9364896,209 28,9025
57
09.37.21 678397,5753 9364896,984 29,1525
09.37.22 678394,4275 9364897,783 29,3725
09.37.23 678391,3243 9364898,657 29,6725
09.37.24 678388,3736 9364899,606 29,8025
09.37.25 678385,3119 9364900,592 30,0725
09.37.26 678382,4417 9364901,772 30,2425
09.37.27 678379,607 9364902,95 30,3025
09.37.28 678376,8851 9364904,27 30,5325
09.37.29 678374,1435 9364905,542 31,0325
09.37.30 678371,3571 9364906,825 31,0725
09.37.31 678368,4402 9364908,06 31,2825
09.37.32 678365,5823 9364909,285 31,4625
09.37.33 678362,7085 9364910,563 31,5025
09.37.34 678359,9101 9364911,919 31,6225
09.37.35 678357,2164 9364913,283 31,8425
09.37.36 678354,5067 9364914,729 31,9525
09.37.37 678351,9076 9364916,179 32,1825
09.37.38 678349,4105 9364917,774 32,4025
09.37.39 678346,9583 9364919,383 32,6325
09.37.40 678344,6515 9364921,136 32,8925
09.37.41 678342,3309 9364922,847 33,0325
09.37.42 678340,1961 9364924,702 33,1425
09.37.43 678337,9883 9364926,497 33,6925
09.37.44 678335,8405 9364928,356 33,5725
09.37.45 678333,5954 9364930,172 33,7325
09.37.46 678331,3182 9364931,938 33,9725
09.37.47 678328,7102 9364933,598 34,1025
09.37.48 678326,2778 9364935,153 34,2725
09.37.49 678323,5202 9364936,59 34,3025
09.37.50 678320,7858 9364938,035 34,6025
09.37.51 678317,9344 9364939,345 34,7425
58
09.37.52 678315,14 9364940,637 34,8425
09.37.53 678312,3363 9364941,952 34,9825
09.37.54 678309,5525 9364943,305 35,1025
09.37.55 678306,7786 9364944,698 35,2525
09.37.56 678304,0348 9364946,128 35,5225
09.37.57 678301,3762 9364947,58 35,5525
09.37.58 678298,6339 9364949,026 35,6825
09.37.59 678295,906 9364950,545 35,8325
09.38.00 678293,2234 9364952,083 35,9725
09.38.01 678290,4553 9364953,547 36,1425
09.38.02 678287,7089 9364955,066 36,2725
09.38.03 678284,9348 9364956,548 36,3525
09.38.04 678282,1836 9364958,048 36,5325
09.38.05 678279,4466 9364959,567 36,8925
09.38.06 678276,6379 9364961,031 36,8725
09.38.07 678273,8932 9364962,568 37,0025
09.38.08 678271,0564 9364964,013 37,1025
09.38.09 678268,2195 9364965,457 37,3025
09.38.10 678265,3391 9364966,882 37,4225
09.38.11 678262,4669 9364968,288 37,3525
09.38.12 678259,5845 9364969,694 37,3525
09.38.13 678256,7269 9364971,047 37,3825
09.38.14 678253,8722 9364972,419 37,3525
09.38.15 678250,965 9364973,79 37,2925
09.38.16 678248,0803 9364975,18 37,3325
09.38.17 678245,2827 9364976,594 37,2425
09.38.18 678242,4807 9364978,039 37,1525
09.38.19 678239,6942 9364979,447 37,3325
09.38.20 678236,8086 9364980,817 37,0125
09.38.21 678233,951 9364982,171 36,6325
09.38.22 678231,0463 9364983,464 36,5025
59
09.38.23 678228,1636 9364984,774 35,8225
09.38.24 678225,2431 9364985,993 35,6725
09.38.25 678222,2175 9364987,154 35,0425
09.38.26 678219,1168 9364988,27 33,8725
09.38.29 678210,4909 9364991,979 28,3425
09.38.30 678207,5547 9364993,19 27,5925
09.38.31 678204,4903 9364994,366 26,8125
09.38.38 678182,8611 9365002,024 14,9725
09.38.39 678179,7925 9365003,182 14,4425
09.38.40 678176,6403 9365004,301 14,4525
09.38.41 678173,4961 9365005,473 14,2025
09.38.42 678170,2646 9365006,628 16,9025
09.38.45 678160,626 9365010,316 22,1925
09.38.47 678154,6785 9365013,143 29,7025
09.38.48 678151,746 9365014,609 29,7025
09.38.49 678148,7781 9365016,111 29,8125
09.38.50 678145,8582 9365017,672 30,0725
09.38.51 678142,9952 9365019,27 29,9825
09.38.52 678140,1763 9365020,846 29,9525
09.38.53 678137,4182 9365022,51 29,9225
09.38.54 678134,6702 9365024,173 30,0525
09.38.55 678131,9756 9365025,968 30,1625
09.38.56 678129,2496 9365027,673 30,3325
09.38.57 678126,5446 9365029,356 30,5425
09.38.58 678123,7751 9365030,885 30,4225
09.38.59 678120,9921 9365032,369 30,3125
09.39.00 678118,1717 9365033,853 30,6325
09.39.01 678115,3606 9365035,363 31,0125
09.39.02 678112,5812 9365036,842 31,1125
09.39.03 678109,8028 9365038,354 31,4125
09.39.04 678106,9506 9365039,829 31,6825
60
09.39.05 678104,0933 9365041,293 31,8125
09.39.06 678101,0995 9365042,677 32,2425
09.39.07 678098,0682 9365043,978 31,8625
09.39.08 678094,9622 9365045,105 31,9125
09.39.09 678091,7989 9365046,186 31,8925
09.39.10 678088,7557 9365047,19 32,0625
09.39.11 678085,6075 9365048,149 32,0525
09.39.12 678082,3872 9365049,024 32,5525
09.39.13 678079,1776 9365049,936 32,1025
09.39.14 678075,9216 9365050,734 32,0825
09.39.15 678072,6715 9365051,526 32,1325
09.39.16 678069,455 9365052,28 32,0925
09.39.17 678066,2139 9365052,995 32,1425
09.39.18 678062,9851 9365053,667 32,1125
09.39.19 678059,6876 9365054,297 32,1825
09.39.20 678056,3687 9365054,962 32,2525
09.39.21 678053,1135 9365055,548 32,3325
61
14 91.31 -1.693 91 3 45 91.0625 1.58934045
15 96.768 -1.682 90 59 48 90.9966667 1.58819144
107.36
16 2 -1.702 90 54 31 90.9086111 1.58665458
121.28
17 9 -1.794 90 50 53 90.8480556 1.58559769
137.73
18 5 -1.661 90 41 29 90.6913889 1.58286334
148.66
19 1 -1.818 90 42 5 90.7013889 1.58303787
160.16
20 4 -1.799 90 38 39 90.6441667 1.58203916
177.32
21 4 -1.781 90 34 34 90.5761111 1.58085136
185.10
22 4 -1.743 90 32 25 90.5402778 1.58022595
198.46
23 4 -1.712 90 30 15 90.5041667 1.5795957
Tabel 14 Data Hasil Pengukuran
Untuk menghitung beda tinggi alat dengan titik detail profil, data diolah
menggunakan perhitungan metode trigonometrik sebagai berikut.
∆𝐻𝐴𝐵 = 𝑉 + 𝑇𝐴 − 𝑇𝑇
Di mana
V = Sisi tegak segitiga siku-siku
∆HAB = Beda tinggi A-B
TA = Tinggi alat dari titik A
TT = Tinggi target dari titik B
Sehingga didapat beda tinggi alat dengan masing-masing titik detail profil
seperti yang tertera pada tabel di bawah.
Jarak Beda
No
Datar Tinggi
1 10.41 -1.582
2 17.014 -1.689
3 25.024 -1.843
4 30.118 -1.841
5 36.958 -1.743
6 41.782 -1.755
7 47.944 -1.779
8 53.625 -1.758
62
9 59.171 -1.773
10 67.385 -1.754
11 75.144 -1.769
12 81.31 -1.808
13 86.513 -1.813
14 91.31 -1.933
15 96.768 -1.922
16 107.362 -1.942
17 121.289 -2.034
18 137.735 -1.901
19 148.661 -2.058
20 160.164 -2.039
21 177.324 -2.021
22 185.104 -1.983
23 198.464 -1.952
Tabel 15: Data Beda Tinggi Alat dengan Titik Detail Profil Beserta Jaraknya
Data tersebut kemudian di-plot sehingga didapat sketsa profil pesisir pantai
sebagai berikut
63
Bab 4
Analisis & Kesimpulan
4.1 Analisis
Muhammad Farhan Irfanto (15117003)
Pengamatan pasang surut air laut dilakukan pada tanggal 27 Oktober 2019
pada pukul 13.20 sampai pukul 15.20. Cuaca pada saat pengamatan cerah dan terik
dengan suhu udara sekitar 32-35oC. Lokasi pengamatan berada di area budidaya
ikan laut yang berbatasan langsung dengan dermaga kapal. Ketinggian hasil
pengamatan pasut memiliki kecenderungan naik dari awal waktu pengamatan
hingga akhir waktu pengamatan , hal ini menunjukan bahwa semakin sore air laut
akan naik yang tidak hanya dipengaruhi oleh gravitasi matahari tetapi mulai
dipengaruhi oleh gravitasi bulan. Gaya gravitasi bulan lebih besar dari matahari
karena jaraknya yang dekat.
Pengukuran transfer of level atau pengikatan tinggi antara BM dan palem
pasut menggunakan metode sipat datar dilakukan pada tanggal 27 Oktober 2019
pada pukul 15.20 sampai pukul 17.00. Cuaca pada saat pengamatan cerah dengan
suhu udara sekitar 32-35oC. Lokasi pengukuran berada di antara BM dan palem
pasut yang terpasang dekat dermaga kapal. Pengukuran ini memiliki hasil jarak
pergi sebesar 117 m dan jarak pulang sebesar 116.7 m. Kesalahan penutup sebesar
-0.001 dengan nilai toleransi sebesar 0.004104632 m dengan demikian salah
penutup tinggi masuk kedalam toleransi namun bukan berarti hasil pengukuran ini
tidak dihinggapi kesalahan. Terdapat kesalahan-kesalahan lain seperti kesalahan
acak yang disebabkan oleh keadaan lingkungan. Meskipun kesalahan acak
memiliki pengaruh yang kecil namun tetap memengaruhi hasil pengukuran.
Didapatkan hasil ketinggian tide gauge sebesar 19.468m dengan asumsi ketinggian
BM sebesar 21.419m (sudah dikurangi dengan tinggi patok sebesar ±30cm) .
Pengukuran ini menggunakan metode sipat datar karena metode ini merupakan
salah satu metode penentuan beda tinggi yang cukup teliti di atas permukaan
bumi.Selain itu, faktor topografi sekitar dermaga yang datar sangat memungkinkan
pengukuran menggunakan metode sipat datar. Pengukuran dilakukan sebanyak 4
slag yang dilakukan secara pulang pergi. Kendala yang dihadapi pada saat
pengikatan tinggi antara lain kondisi BM yang tertutupi material bangunan
sehingga perlu pengukuran koordinat kembali di dekat BM tersedia. Lalu kondisi
palem pasut yang tidak dalam kondisi rigid sehingga pada saat menempelkan
rambu ukur pada palem pasut harus dilakukan dengan ekstra hati-hati agar palem
pasut tidak turun. Selain itu, dalam pengikatan tinggi perlu diperhatikan kondisi
BM yang tersedia apakah tertutup oleh bangunan atau terhalang oleh orang yang
berjualan atau tidak karena hal ini tentunya akan menyulitkan pengikatan terhadap
BM dan juga perhatikan kondisi palem pasut apakah terpasang sempurna atau
tidak.
64
Pengukuran kalibrasi kedalaman dilakukan pada tanggal 28 Oktober 2019
pada pukul 08.20. Cuaca pada saat pengamatan cerah dengan suhu udara sekitar
32-35oC. Lokasi pengukuran berada di tengah laut yang tenang di dekat Pulau
Pramuka. Sebelum dilakukan barcheck sudah dilakukan kalibrasi draft transducer
terlebih dahulu agar bacaan kedalaman dari permukaan air. Dari hasil pengukuran
barcheck didapatkan hasil pengukuran SBES yang tidak terlalu jauh dengan jarak
sebenarnya dari barcheck hingga kedalaman 10 meter. Hal ini dipengaruhi oleh
kondisi air laut yang cukup tenang dan kondisi air yang jernih sehingga tidak
memberikan pengaruh yang signifikan pada transducer.
Pengukuran posisi permukaan laut dilakukan pada tanggal 28 Oktober
2019 pada pukul 09.30. Cuaca pada saat pengamatan cerah dengan suhu udara
sekitar 32-35oC. Lokasi pengukuran berada di tengah laut yang tenang di dekat
Pulau Pramuka pada line 7 dan 8. Pengukuran posisi permukaan laut dilakukan
dengan metode absolute GNSS RTPPP yang digunakan untuk menentukan posisi
horizontal dengan koreksi yang langsung diberikan oleh satelit. Antena GPS
diusahkan setidaknya sejajar atau di posisi yang lurus dengan transducer apabila
terdapat perbedaan maka perlu dihitung nilai offset ya sesuai dengan panjang dan
lebar perahu yang digunakan. Titik-titik lajur pemeruman tidak lurus sempurna
karena pergerakan kapal yang disebabkan oleh
• Gelombang serta arus laut yang menyebabkan kapal sulit stabil.
• Cuaca serta angin yang turut memengaruhi ketidakstabilan kapal.
• Pengaruh dari kondisi kapal apakah berada dalam kondisi baik atau tidak.
• Kemampuan dari nakhoda untuk mengikuti indikator lajur pemeruman.
Namun hal itu dapat diminimalisir dengan cara :
• Menggunakan kapal yang lebih stabil.
• Pengukuran dilakukan di cuaca yang cerah,baik dan kondisi angin yang tidak
terlalu tinggi.
Pengukuran kedalaman dilakukan pada tanggal 28 Oktober 2019 pada
pukul 09.30. Cuaca pada saat pengamatan cerah dengan suhu udara sekitar 32-
35oC. Lokasi pengukuran berada di tengah laut yang tenang di dekat Pulau
Pramuka pada line 7 dan 8. Pengukuran kedalaman menggunakan SBES atau
Single Beam Echosounder dilakukan secara bersamaan dengan pengukuran
65
penentuan posisi permukaan laut, karena pada saat pengukuran kedalaman harus
ada data posisi horizontalnya yang didapatkan dari pengukuran GPS. Pengukuran
kedalaman yang praktikan lakukan yakni pada line 7-8. Pada pengukuran
kedalaman sebelumnya harus dilakukan beberapa koreksi yakni koreksi cepat
rambat suara, koreksi draft transducer dan koreksi pasut. Dari koreks-koreksi
tersebut nantinya didapatkan koreksi data kedalaman.
Pengukuran profil pantai dilakukan pada tanggal 28 Oktober 2019 pada
pukul 11.00. Cuaca pada saat pengamatan cerah dengan suhu udara sekitar 32-
35oC. Lokasi pengukuran berada di pantai sebelah utara Pulau Pramuka.
Pengukuran beach profiling bertujuan untukk mendapatkan data ketinggian serta
profil pantai yang tidak dapat dijangkau oleh SBES karena lokasinya yang
dangkal. Pengukuran ini menggunakan metode trigonometri dengan alat ETS dan
reflector. Pada metode ini perpindahan pengukuran perbedaan ketinggian pada
saat pengukuran berdasarkan rasa dan seberapa tinggi air yang terkena badan
pembawa reflektor. Semakin jauh dari bibir pantai maka kedalaman akan semakin
meningkat,berlaku juga sebaliknya. Profil tidak menampilkan nilai ketinggian
titik yang tergeoreferensi dikarenakan tidak adanya benchmark (BM) pada lokasi
pengukuran untuk peletakkan ETS. Karena seharusnya pengukuran beach
profiling ini berada pada satu area pemeruman.Kendala yang dihadapi antara
lain, komunikasi yang sulit dengan pembawa reflector jalon,karena semakin jauh
dari bibir pantai suara dari pengukur ETS sulit terdengar oleh pembawa reflector
sehingga menyulitkan dalam menentukan apakah bidikan tepat atau tidak. Selain
itu, keadaan jalon yang tidak tegak sesuai nivo turut memengaruhi ke hasil
pengukuran.
66
pengikatan tinggi dilakukan di hari Jumat, dan empat modul berikutnya dilakukan
pada hari Sabtu.
Pada modul pengamatan pasut, dilakukan pengamatan secara mekanik
yaitu dengan membaca bacaan palem pasut yang berhimpit dengan permukaan air
laut setiap 10 menit selama 100 menit pengukuran. Hasil dari pengamatan pasut
ini nantinya akan digunakan sebagai koreksi untuk menentukan kedalaman yang
mengacu pada chart datum. Dari hasil pengamatan kelompok kami, dapat dilihat
bahwa data cenderung naik (pasang). Data hasil pengukuran pasut tidak luput dari
kesalahan, yang dapat diakibatkan oleh lalu lintas kapal yang mengakibatkan air
perubahan ketinggian air laut secara signifikan pada waktu tertentu, pengaruh
angin, serta pemasangan palem pasut yang tidak tegak dan tidak kokoh. Data hasil
pengukuran kelompok kamipun berbeda dengan kelompok lain yang melakukan
pengamatan di sesi yang sama, hal ini diakibatkan oleh selisih waktu pembacaan
antar kelompok serta kemampuan interpretasi palem pasut yang berbeda-beda oleh
tiap kelompok.
Setelah melakukan pengamatan pasut, kelompok kami melakukan
pengukuran modul transfer of level atau pengikatan ketinggian. Pengukuran ini
bertujuan untuk memberikan referensi tertentu pada palem pasut. pengukuran
dilakukan menggunakan metode sipat datar dengan 4 slag serta pengukuran
dilakukan secara pulang – pergi. Dari pengamatan kelompok kami, didapat
ketinggian tide gauge sebesari 19.468 m dengan ketinggian BM diasumsikan
sebesar 21.419 m. Pada pengukuran, terdapat perbedaan beda tinggi pulang dan
pergi sebesar 0.001 m, hal ini diakibatkan oleh kesalahan sistematik pada
pengukuran. Kendala yang ada pada pengukuran modul transfer of level adalah
posisi benchmark yang seharusnya digunakan ternyata tertutup bangunan,
sehingga perlu ditentukan titik kontrol baru dari benchmark lain yang tersedia.
Selain itu, padatnya daerah pengukuran oleh orang-orang yang berjualan dan
berlalu-lalang mengakibatkan penentuan titik ukur perlu diperhatikan dengan baik
agar tidak terhalang oleh penjual makanan maupun bangunan dan benda lainnya.
Kondisi palem yang tidak terpasang dengan kokoh juga menjadi hal yang perlu
diperhatikan saat pengukuran, agar penempelan rambu ukur pada palem pasut
dilakukan dengan hati-hati supaya tidak mengubah posisi palem pasut yang telah
67
terpasang. Kesalahan acak juga menyumbang kesalahan pada data pengukuran
meskipun mungkin pengaruhnya tidak terlalu besar.
Di hari kedua, dilakukan pengukuran untuk modul kalibrasi kedalaman,
posisi permukaan laut, dan pengukuran kedalaman di satu sesi sekaligus. Pada
modul kalibrasi kedalaman, pengukuran dilakukan menggunakan barcheck dan
echosounder dengan frekuensi dua frekuensi berbeda, yaitu frekuensi rendah dan
frekuensi tinggi. Kalibrasi kedalaman dilakukan untuk menentukan nilai kecepatan
rambat gelombang akustik yang akurat di setiap kolom air. Dari hasil pengukuran,
didapat perbedaan antara kedalaman hasil barcheck dan echosounder. Hal ini dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah ketidaktepatan peletakkan
tanda kedalaman pada barcheck, sehingga tanda 1 meter tidak benar-benar
merepresentasikan kedalaman 1 meter pada barcheck, dan seterusnya. Selain itu,
kemiringan perahu yang lebih condong ke satu sisi juga mengakibatkan perbedaan
data kedalaman. Kendala yang dihadapi pada saat pengukuran adalah adanya
miskomunikasi antara kelompok kami dengan asisten, sehingga kelompok kami
tidak mencatat hasil kalibrasi kedalaman dan harus meminta data dari kelompok
yang lain.
Setelah melakukan kalibrasi barcheck, dilakukan pengukuran posisi
permukaan laut, yaitu menentukan posisi horizontal dari jalur pemeruman.
Pengukuran dilakukan melalui metode GNSS RTPPP dengan memasang dua buah
antena pada kapal, yang berfungsi sebagai antena navigasi dan antena penentuan
posisi. Dari hasil pengukuran, didapat data easting dan northing dari jalur
pemeruman. Setelah di-plot, ternyata jalur pemeruman tidak berbentuk lurus
sebagaimana mestinya. Hal ini disebabkan oleh jalur tempuh kapal yang berbelok-
belok, yang dapat diakibatkan oleh pengemudi kapal yang pada saat itu bukan
merupakan nahkodanya sehingga beberapa kali kapal berlayar di luar jalurnya,
serta pengaruh gelombang, arus, serta angin yang mengakibatkan kapal tidak
stabil. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan kapal yang lebih stabil dan kapal
dikemudikan oleh nahkoda yang sudah terbiasa.
Bersamaan dengan pengukuran posisi permukaan laut, dilakukan juga
pengukuran untuk modul pengukuran kedalaman. Kedua modul ini bertujuan
untuk menentukan posisi horizontal serta kedalaman yang akan digunakan pada
68
pembuatan peta batimetri. Pengukuran kedalaman dilakukan menggunakan single
beam echosounder (SBES) di sepanjang jalur yang telah ditentukan, yaitu jalur 7
dan 8. Dari pengukuran, didapat data kedalaman dari transducer yang dianggap
sudah dikoreksi kesalahan transducer dan kesalahan cepat rambatnya, namun
belum diberikan koreksi pasut, sehingga data dikoreksi menggunakan data pasut
hasil pengukuran modul pertama oleh kelompok 4 dan 12 dengan nilai chart datum
sebesar 0.9 m di atas zero gauge. Data kemudian diolah untuk kemudian dihasilkan
peta batimetrinya. Hal yang perlu diperhatikan pada modul ini ada pada
pengolahan datanya, seperti pada saat penentuan nilai koreksi pasut dan
pembuatan peta batimetri.
Modul terakhir yang dilakukan adalah modul pengukuran profil pantai,
yaitu penentuan perbedaan ketinggian pada daerah yang tidak terjangkau oleh
kapal pengamat pada saat proses pemeruman. Jalur profil yang ditentukan adalah
garis lurus sepanjang 200 m yang sejajar dengan garis pantai. Pengukuran
dilakukan dengan metode trigonometri menggunakan alat Electronic Total Station
(ETS) dan prisma. Data yang diambil berupa data jarak horizontal dan jarak
vertikal antara ETS dengan prisma. Dengan tambahan data ketinggian ETS dan
ketinggian prisma, data-data tersebut kemudian diolah sehingga terbentuk profil
yang merepresentasikan perbedaan ketinggian pada jalur profil yang dipilih. Profil
yang terbentuk berupa perbandingan perubahan ketinggian (elevation) pada sumbu
y terhadap jarak (distance) pada sumbu x. Profil tidak menampilkan nilai
ketinggian titik yang tergeoreferensi dikarenakan tidak adanya benchmark (BM)
pada lokasi pengukuran untuk peletakkan ETS. Kendala yang ada pada
pengukuran profil pantai adalah semakin sulitnya berkomunikasi antara pengukur
dengan pemegang jalon seiring dengan bertambahnya jarak pengukuran, namun
hal ini dapat diatasi apabila terdapat alat komunikasi seperti handphone atau HT.
Selain itu, nilai pengukuran yang didapat juga mengandung kesalahan yang
diakibatkan oleh jalon yang berupa kayu yang tidak tegak, serta tidak tersedianya
nivo sehingga data hasil pengukuran merupakan hasil pembidikan pada prisma
yang tidak level. Lalu, ketidakcakapan pengukur dan ketidaktegakan pemegang
jalon juga menyumbang nilai kesalahan pada pengukuran profil pantai kali ini.
69
Pengamatan pasut dilakukan untuk mendapatkan koreksi data yang
nantinya digunakan untuk mendapatkan kedalaman yang mengacu pada chart
datum. Pengamatan pasut dilakukan dengan menggunakan tide pole, dimana kita
mengamati setiap 10 menit sekali. Pada saat melakukan pembacaan pasut pratikan
menggunakan camera untuk membantu pratikan dalam menentukan nilai pasut
yang dibaca pada tide pole.
Dapat dilihat pada subbab hasil pengamatan bahwa semakin sore
kecenderungan data semakin naik (pasang). Pasut dikepulauan pramuka bersifat
semi diurnal. Pasang surut harian ganda (Semi Diurnal Tide). Merupakan pasut
yang terjadi dua kali pasang dan dua kali surut yang tingginya hampir sama dalam
satu hari. Ketika melakukan pengamatan pasut kendala utama yang dihadapi yaitu
sulitnya melakukan pengamatan pasut sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
dikarenakan kondisi muka air laut yang dinamis setiap detik. Selian itu
berlabuhnya kapal didermaga juga mempengaruhi data pasut yang kami amati.
Mudul selanjutnya yaitu pengikatan tinggi dari tide pole ke BM pasut.
Pengikatan tinggi ini bertujuan untuk memberikan referensi kepada tide pole. Hal
ini berguna ketika melakukan pengamatan pasut posisi tide pole berubah secara
signifikan sehingga ketika kita telah mengikatkannya ke BM, kita mengetahui
perbedaan tinggi BM dengan tide pole. Sehingga kita bisa memasang tide pole
sesuai dengan perbedaan tinggi tersebut dan kita bisa kembali melanjutkan
pengamatan pasut.
Metode yang kami gunakan untuk melakukan pengikatan dari tide pole ke
BM pasut adalah metode penyipat datar dengan menggunakan alat waterpass.
Sebelum melakukan pengukuran kita harus melakukan kolimasi alat. Ketika
melakukan pengukuran kami menggunakan metode double stand dan pulang pergi,
hal ini bertujuan untuk menghilangkan efek dari kesalahan sistematik pengukuran.
Pada saat pengambilan data jumlah slag yang kami ambil adalah genap dan kami
juga menggunakan metode lompat katak. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan
kesalahan sistematik akibat kesalahan 0 pada rambu.
Pada pengambilan data dilapangan terdapar perbedaan beda tinggi pulang
dengan pergi sebesar 0.001m. Hal ini dapat terjadi karena masih terdapatnya
70
kesalahan sistematik pada pengukuran tersebut, salah satunya ketidak konsistenan
pratikan dalam melakukan leveling.
Kecepatan suara merupakan faktor yang sangat penting dalam survei
batimetri. Kecepatan suara disetiap kolom air memiliki nilai kecepatan yang
bervariasi, hal tersebut dikarenakan bervariasinya nilai suhu, salinitas, tekanan,
dan densitas pada masing-masing kolom air. Sehingga untuk mendapatkan nilai
kecepatan rambat gelombang akustik yang akurat dilakukan kalibrasi untuk
menghitungan kecepatan suara yang akurat disetiap kolom air.
Dapat dilihat pada bagian subbab hasil modul c terdapat perbedaan data
kedamalan ketika menggunakan barcheck dan echosounder. Hal ini dikarenakan
ketika melakukan pengukuran menggunakan echosounder kita menghitung
kedalaman menggunakan kecepatan rambat suara dalam kolom air. Selain itu juga
terdapat perbedaan kedalaman yang dihasilkan oleh echosounder yang
menggunakan frekuensi tinggi dan rendah. Akurasi yang dihasilkan frekuensi
tinggi akan bagus bila dibandingkan dengan frekuensi rendah. Akan tetapi ketika
kita menggunakan frekuensi tinggi maka penyerapan oleh medium juga tinggi
yang akan menyebabkan penetrasinya pendek.
Dapat dilihat bahwa pengaruh dari sifat fisik air laut terhadap kecepatan
gelombang saura berbanding lurus dengan kedalaman. Oleh karena itu, semakin
dalam kedalaman yang akan diukur, nilai kedalaman yang terukur akan semakin
tidak akurat.
Posisi horizontal setiap titik kedalaman dapat dihitung dengan asumsi sama
dengan posisi horizontal dipermukaan laut. Untuk mengukuran posisi horizontal
di permukaan laut dilakukan dengan metode absolute GNSS RTPPP yang
digunakan untuk menentukan posisi horizontal dengan koreksi yang langsung
diberikan oleh satelit. Untuk mendapatkan posisi horizontal dititik kedalaman
sebaiknya receiver dipasang diatas tiang tranduser, tetapi ketika melaksanakan
survei terdapat perbedaan maka perlu dihitung nilai offset dan dilakukan kalibrasi
terlebih dahulu.
Bisa dilihat pada plotting lajur pemeruman, titik-titik lajur pemeruman
tidak lurus sempurna dengan lajur survey. Hal ini dapat terjadi karena peergerakan
kapal yang dipengaruhi oleh:
71
• Gelombang serta arus laut yang menyebabkan kapal sulit stabil.
• Cuaca serta angin yang turut memengaruhi ketidakstabilan kapal.
• Pengaruh dari kondisi kapal apakah berada dalam kondisi baik atau tidak.
• Kemampuan dari nakhoda untuk mengikuti indikator lajur pemeruman.
Pengukuran kedalaman dilakukan dilakukan pada lajur survey
tepatnya pada line 7 dan 8. Pengukuran kedalaman menggunakan SBES
atau Single Beam Echosounder dilakukan secara bersamaan dengan pengukuran
posisi horizontal di permukaan laut, dikarenkan untuk membuat peta batimetri kita
membutuhkan data kedalaman dan posisi horizontalnya yang didapatkan dari
pengukuran GPS. Sebelum melakukan pengukuran kedalaman, pratikan diminta
untuk melakukan kalibrasi kecepatan rambat suara dikolom, koreksi draft
transducer dan koreksi pasut.
Pengukuran profil pantai merupakan salah satu bagian dari survei
hidrografi. Pengukuran profil pantai bertujuan untuk mengetahui data kedalaman
pada area dangkal yang tidak bisa diukur menggunakan echosounder. Metode
yang digunakan untuk pengukuran profil pantai adalah metode tachymetri
menggunakan alat theodolit.
Pada saat pengukuran profil pantai kami mengukur kedalaman laut
sepanjang 200 meter dengan jalur tegak lurus terhadap garis pantai. Nilai
kedalaman yang diukur setiap jarak 5-10 meter, hal ini bertujuan agar data
kedalaman yang kita ambil dapat menggambarkan keadaan sebenarnya
dilapangan.
Pada bagian subbah hasil dapat dilihat profil dari jalur pengukuran
kelompok kami. Profil yang terbentuk merupakan perbandingan perubahan
ketinggian (elevation) pada sumbu y terhadap jarak (distance) pada sumbu x.
Dapat dilihat bahwa perbedaan tinggi antara titik awal dan titik akhir tidak begitu
signifikan, ini menandakan bahwa jenis pantai diarea pengukuran merupakan
pantai landai.
Pada saat melakukan pengukuran profil pantai data yang didapat memiliki
kesalahan sistematik baik yang dipengaruhi oleh manusia, cuaca dan alat. Pada
saat melakukan pengukuran kami tidak melakukan pembacaan dengan cara biasa
dan luar biasa, sehingga pratikan tidak bisa mengoreksi kesalahan sistematik pada
72
alat. Faktor lain yaitu jalonyang digunakan terbuat dari kayu yang tidak benar-
benar tegak, serta tidak tersedianya nivo mengakibatkan data hasil pengukuran
merupakan hasil pembidikan pada prisma yang tidak level. Pengukuran profil
pantai dilakukan pada siang hari dimana efek refraksi yang cukup besar sehingga
mempengaruhi data ukuran. Faktor terakhir posisi jalon yang tidak stabil
dikarenakan pengaruh angin, gelombang dan ombak yang cukup besar juga
mempengaruhi akurasi data ukuran dari pratikan.
73
diurnal tide). Hal itu dapat dilihat dari kecenderungan data yang naik saat waktu
pengamatan semakin sore.
Selanjutnya, pada modul B, praktikan melakukan pengikatan tinggi
palem pasut ke benchmark terdekat. Disini, praktikan menggunakan titik yang
dibuat oleh asisten di sebelah benchmark yang tersedia dikarenakan benchmark
yang seharusnya digunakan praktikan tidak dapat diakses. Dari hasil pengukuran,
didapati perbedaan sebesar -0.001 m. Hal ini masih masuk ke dalam toleransi yang
diperbolehkan yaitu sebesar 0.004104632 m. Toleransi ini didapat dengan
mempertimbangkan jarak horizontal pengukuran yaitu sebesar 116,7 m dan 170
m. Walaupun begitu, masih ada kesalahan yang terjadi, karena kesalahan penutup
pulang dan pergi yang tidak sama dengan 0. Kesalahan yang mungkin terjadi
adalah kesalahan acak, sepeti akibat dari lingkungan, kesalahan menaksir satuan
dalam membidik rambu ukur. Selain itu, terdapat juga kesalahan yang terjadi
ketika mengoperasikan peralatan, seperti memegang rambu yang tidak sepenuhnya
vertikal, maupun ketika mengukur palem pasut yang dimana harus berhati-hati dan
tidak boleh membuat palem pasut bergerak (dalam hal ini, harus ditahan dengan
bagian bawah rambu menyentuh palem).
Pada hasil kalibrasi kedalaman, kelompok praktikan menggunakan data
kelompok lain akibat terjadi miskomunikasi antara praktikan dengan asisten,
dimana praktikan mengira data tersebut akan diberikan setelah melakukan
praktikum. Dari hasil kelompok lain, didapati bahwa transduser tidak mampu
membaca secara tepat kedalaman hasil dari barcheck. Pembacaan dengan beda
terbesar setelah dirata-ratakan ada pada kedalaman 1 meter dengan perbedaan
sebesar 0,39 m dan yang terkecil pada kedalaman 3 meter dengan perbedaan
sebesar 0,025m. Hal ini terjadi akibat beberapa kesalahan yang terjadi. Pertama,
ketika melakukan barcheck, kapal bisa jadi berhenti di daerah yang dianggap
tenang, namun tepat masih ada pergerakan dari air yang menyebabkan adanya
perubahan-perubahan kondisi (tidak tenang sempurna). Selain itu, pengaruh
lingkungan sangat dapat mempengaruhi cepat rambat suara dalam air, seperti angin
dan gelombang laut yang membuat posisi barcheck tidak dalam keadaan
seharusnya, maupun suhu yang mempengaruhi cepat rambat suara dalam air.
Selain, hal lain yang dapat terjadi ialah ketika kapal mengalami pergerakan akibat
74
pergerakan dari massa diatas kapal (dalam hal ini praktikan yang ingin tahu proses
barcheck) yang menyebabkan kapal tidak seimbang,
Pada modul penentuan posisi di permukaan laut, hasil didapat ialah
berupa hasil koordinat easting dan northing. Perekaman data dilakukan setiap detik
pada saat perekaman data pemeruman berlangsung. Posisi didapat dengan
menggunakan 2 receiver yang diletakkan di atas kapal. Dalam hal ini, dapat terjadi
beberapa kesalahan dalam penentuan posisinya. Pertama, lama pengamatan dari
satelit ke receiver yang bergerak membuat pengamatan posisi kurang presisi
dibandingkan jika dilakukan lebih lama, selain itu, akibat adanya pergerakan air
laut seperti arus dan gelombang serta angin membuat kapal tidak dapat bergerak
sesuai dengan lajur yang ditetapkan. Kemudian, ketika melihat posisi dari kapal
melalui monitor yang tersedia, terdapat delay antara posisi kapal dengan yang
ditampilkan.
Untuk modul pengukuran kedalaman (depth sounding), didapati hasil
seperti yang terlampil pada Bab 3. Hasil yang didapat belum sepenuhnya benar,
perlu dilakukan koreksi pasut. Selain itu, dari data yang dihasilkan, terdapat
beberapa noise yang dapat dilihat. Ada beberapa data yang terbaca 0 meter di alat.
Selain itu, adanya kesalahan ketika mengambil data membuat adanya beberapa
perbedaan. Hal yang sering terjadi ialah ketika kapal tidak dapat bergerak sesuai
dengan lajurnya akibat arus, gelombang, serta angin yang menghadang. Kemudian,
koreksi pasut sendiri yang mengalami beberapa kesalahan akan mempengaruhi
hasil dari kedalaman yang terkoreksi, sehingga akan ada perambatan kesalahan
yang terjadi ketika mengkoreksi nilai kedalaman dengan pengamatan pasut jika
pengamatan tersebut memiliki banyak kesalahan.
Untuk modul pengukuran profil pantai, hasil yang didapat dapat dilihat
di bab 3 modul pengukuran profil pantia. Ketika mengukur profil pantai, terdapat
beberapa kesalahan yang terjadi. Pertama ialah bidikan yang kurang baik.
Maksudnya ialah ketika praktikan mengukur profil dari pantai, terdapat beberapa
kali reflektor tidak dapat masuk tepat di tengah bidikan. Selain itu, karena jarak
yang semakin jauh serta suhu yang semakin tinggi dapat menciptakan refraksi
ketika mengukur dengan menggunakan ETS. Lalu, ada juga kesalahan ketika
mendirikan alat yang mungkin terjadi dikarenakan medan yang tidak rata. Lalu,
75
tinggi reflektor tidak dapat diketahui secara akurat, karena reflektor ditempelkan
pada sebuah batang kayu. Lalu, tidak adanya nivo membuat praktikan tidak dapat
memastikan secara pasti bahwa reflektor berdiri secara vertikal. Kemudian, pasir
pantai yang tidak kaku serta dapat turun seiring diterjang arus membuat
pembidikan tidak akurat dimana dalam membaca dan mengepaskan reflektor tepat
pada bagian benang ETS membutuhkan waktu yang tidak sedikit.
76
yang sudah terpasang bergeser secara vertical atau horizontal karena akan
mempengaruhi pembacaan pasut yang selanjutnya yang pastinya akan berbeda
selain itu ketelitian yang kurang akurat karena pembacaan satuan milimeter yang
hanya dikira-kira dan terakhir adalah tidak memungkinkannya pelaksanaan
metode mekanik dalam waktu yang panjang dan pengambilan data yang banyak
(misalnya setiap 15 detik) karena keterbatasan kemampuan manusia.
Pada modul B dilaksanakan pengukuran pengikatan tinggi antara palem
pasut dan benchmark pada 25 Oktober 2019 pukul 15.30-17.00 WIB. Pengukuran
yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode sipat datar. Didapatkan hasil
dari pengukuran salah penutup yaitu -0.001 m dengan nilai toleransi sebesar
0.004104632 m, jarak pulang dan pergi masing-masing adalah 116.7 m dan 117
m, dan hasil ketinggian tide gauge sebesar 19.468 m dan ketinggian benchmark
yang diketahui sebesar 21.419 m. Walaupun pengukuran yang kami lakukan masih
masuk batas toleransi kesalahan namun pengukuran yang kami lakukan tetap
mempunyai kesalahan antara lain adalah pembacaan garis tengah pembidikan yang
salah, palem pasut yang mungkin saja berubah karena kondisi palem yang rigid
sehingga pada saat menelpelkan rambu ukur ke palem pasut harus dengan sangat
hati-hati agar palem pasut tidak terdorong ke dasar laut sehingga berubah
posisinya. Penggunaan metode sipat datar untuk pengikatan tinggi juga harus
dipertimbangkan terhadap jalur dari benchmark ke palem pasut apakah
memungkinkan dilakukan pengukuran sipat datar atau tidak dan perlunya
diketahui nilai koordinat benchmark yang dijadikan titik ikat.
Untuk modul C yaitu pengukuran kedalaman dilakukan sekitar pukul
08.30-10.30 tanggal 26 Oktober 2019, disini dilakukan dengan menggunakan
single beam echosounder (SBES). Didapatkan hasil data kedalaman yang berbeda
jika dilakukan dengan menggunakan dua frekuensi yang berbeda yaitu frekuensi
tinggi dan rendah. Hal ini terjadi karena apabila kita menggunakan frekuensi tinggi
untuk pengukuran kedalaman maka attenuation juga tinggi dan penetrasinya
menjadi pendek yang menyebabkan frekuensi tinggi akan mempunyai akurasi
yang lebih bagus. Selain itu kecepatan suara di kolom air yang berbeda karena
pengaruh temperatur, tekanan, dan densitas yang berbeda pada setiap layernya
77
akan mempengaruhi nilai kedaman yang dipengaruhi oleh cepat ramat gelombang
suara.
Selanjutnya modul D adalah tentang kalibrasi kedalaman yang dilakukan
bersamaan dengan modul C dan E. Pada pengamatan kalibrasi ini sebelum
dilakukan kalibrasi kedalaman dengan menggunakan barcheck dilakukan kalibrasi
draft transducer terlebih dahulu. Dari hasil pengukuran yang dilakukan dengan
menggunakan barcheck dan SBES (single beam echosounder) didapatkan selisih
data. Hal ini dipengaruhi karena pemberian tanda kedalaman barcheck yang tidak
akurat dan mungkin saja bisa bergeser sehingga pembacaan kalibrasi yang berbeda
antara draft transducer dan bar check.
Selanjutnya adalah modul F yaitu adalah penentuan posisi horizontal di
laut. Pada pengamatan yang dilakukan berbarengan dengan modul C dan D adalah
dengan menggunakan metode absolut yaitu GNSS RTPP untuk penentuan posisi
horizontal yang diperlukan yang koreksinya telah dikirimkan langsung oleh satelit
yang digunakan. Seharusnya untuk mendapatkan posisi horizontal adalah dengan
meletakkan receiver diatas tiang transducer namun karena tidak memungkinkan
maka diletakkan di tempat yang berbeda sehingga perlu dihitung nilai offset dan
dilakukan kalibrasi terlebih dahulu.
Untuk plotting hasil jalur pemeruman didapatkan bahwa jalur pemeruman
tidak lurus sempurna karena gelombang yang menyebabkan kapal tidak selalu
berada pada jalur pemeruman namun walupun masih dalam batas toleransi data
yanhg didapat masih bisa digunakan dalam hal ini adalah 5 meter. Sehingga data
SBES yang didapatkan tidak tepat pada jalur yang direncanakan. Untuk peta
batimetri sendiri sebelum dilakukan plotting terhadap jalur pemeruman diperlukan
adanya koreksi kecepatan suara, koreksi draft transducer, penentuan posisi
horizontal dan koreksi pasut.
Pengamatan yang terakhir adalah modul F tentang pengukuran kedalaman
di daerah pantai. Hal ini dilakukan karena kapal tidak memungkinkan untuk
memasuki perairan dangkal sehingga dilaksanakan pengamatan ini. Pada
pengamatan ini digunakan ETS (electronic total station) dan jalon. Profil yang
terbentuk seperti hasil yang dilampirkan pada modul F. dilihat dari hasil
pengukuran bahwa dasar laut pada daerah pantai yang semakin menurun seiring
78
bertambahnya jarak dari bibir pantai seperti yang digambarkan pada gambar
plotting modul D di atas. Sebenarnya dengan metode ini kami hanya mengambil
sampel untuk melihat gambaran dasar laut daerah pantai karena pada saat
pengukuran kami kira-kira hanya mengukur setiap 10 meter sehingga tidak
didapatkan gambaran dasar laut yang menyeluruh di setaip titiknya. Pada
pengukuran ini juga didapatkan kesalahan seperti tidak tepatnya pembidikan dari
ETS ke jalon karena adanya gelombang yang bisa menyebabkan jalon miring pada
saat dilakukan pembidikan yang akhirnya akan berpengaruh kepada hasil bacaan
dan juga pemegang jalon yang kurang memperhatikan posisi nivo pada saat
dilakukan pengamatan, dan yang terakhir karena adanya refraksi karena kondisi
yang panas saat melakukan pengukuran sehingga mempengaruhi nilai yang
didapatkan.
79
0.004104632 m, jarak pulang dan pergi masing-masing adalah 116.7 m dan 117
m, dan hasil ketinggian tide gauge sebesar 19.468 m dan ketinggian benchmark
yang diketahui sebesar 21.419 m. Dalam pengukuran yang kami lakukan masih
masuk batas toleransi kesalahan namun dalam pengukuran kami lakukan tetap
mempunyai kesalahan antara lain adalah pembacaan garis tengah pembidikan yang
salah, palem pasut yang mungkin saja berubah karena kondisi palem yang rigid
sehingga pada saat menempelkan rambu ukur ke palem pasut harus dengan sangat
hati-hati agar palem pasut tidak terdorong ke dasar laut sehingga berubah
posisinya. Penggunaan metode sipat datar untuk pengikatan tinggi perlu
mempertimbangkan jalur dari benchmark ke palem pasut dan perlu diketahui nilai
koordinat benchmark yang dijadikan titik ikat.
Pada modul C dilakukan sekitar pukul 08.30-10.30 tanggal 26 Oktober
2019, dilakukan pengukuran kedalaman dengan menggunakan single beam
echosounder (SBES). Didapatkan hasil data kedalaman yang berbeda jika
dilakukan dengan menggunakan dua frekuensi yang berbeda yaitu frekuensi tinggi
dan rendah. Hal ini terjadi karena apabila kita menggunakan frekuensi tinggi untuk
pengukuran kedalaman maka attenuation juga tinggi dan penetrasinya menjadi
pendek yang menyebabkan frekuensi tinggi akan mempunyai akurasi yang lebih
bagus. Selain itu kecepatan suara di kolom air yang berbeda karena pengaruh
temperatur, tekanan, dan densitas yang berbeda pada setiap layernya akan
mempengaruhi nilai kedaman yang dipengaruhi oleh cepat ramat gelombang suara.
Pada modul E adalah tentang kalibrasi kedalaman yang dilakukan
bersamaan dengan modul C dan D. Pada pengamatan kalibrasi ini sebelum
dilakukan kalibrasi kedalaman dengan menggunakan barcheck dilakukan kalibrasi
draft transducer terlebih dahulu. Dari hasil pengukuran yang dilakukan dengan
menggunakan barcheck dan SBES (single beam echosounder) didapatkan selisih
data. Hal ini dipengaruhi karena pemberian tanda kedalaman barcheck yang tidak
akurat dan mungkin saja bisa bergeser sehingga pembacaan kalibrasi yang berbeda
antara draft transducer dan bar check.
Selanjutnya adalah modul D yaitu adalah penentuan posisi horizontal di
laut. Pada pengamatan yang dilakukan berbarengan dengan modul C dan E adalah
dengan menggunakan metode absolut yaitu GNSS RTPP untuk penentuan posisi
80
horizontal yang diperlukan yang koreksinya telah dikirimkan langsung oleh satelit
yang digunakan. Seharusnya untuk mendapatkan posisi horizontal adalah dengan
meletakkan receiver diatas tiang transducer namun karena tidak memungkinkan
maka diletakkan di tempat yang berbeda sehingga perlu dihitung nilai offset dan
dilakukan kalibrasi terlebih dahulu. plotting hasil jalur pemeruman didapatkan
bahwa jalur pemeruman tidak lurus sempurna karena gelombang yang
menyebabkan kapal tidak selalu berada pada jalur pemeruman selain itu kapal
tidak dikemudikan oleh nahkoda. Sehingga data SBES yang didapatkan tidak tepat
pada jalur yang direncanakan.
Pengamatan yang terakhir adalah modul F tentang pengukuran kedalaman
di daerah pantai. Hal ini dilakukan karena kapal tidak memungkinkan untuk
memasuki perairan dangkal sehingga dilaksanakan pengamatan ini. Pada
pengamatan ini digunakan ETS (electronic total station) dan jalon. Profil yang
terbentuk seperti hasil yang dilampirkan pada modul F. dilihat dari hasil
pengukuran bahwa dasar laut pada daerah pantai yang semakin menurun seiring
bertambahnya jarak dari bibir pantai seperti yang digambarkan pada gambar
plotting modul D di atas. Dengan metode ini kami mengambil sampel untuk
melihat gambaran dasar laut daerah pantai mengukur setiap 10 - 20 meter. Pada
pengukuran ini juga didapatkan kesalahan seperti tidak tepatnya pembidikan dari
ETS ke jalon karena jarak dari jalon yang semakin jauh sehingga pada saat
dilakukan pembidikan yang akhirnya akan berpengaruh kepada hasil bacaan dan
juga pemegang jalon yang tidak memperhatikan posisi nivo pada saat dilakukan
pengamatan karena Jalon digantikan dengan kayu, dan yang terakhir karena
adanya refraksi karena kondisi yang panas saat melakukan pengukuran sehingga
mempengaruhi nilai yang didapatkan.
4.2 Kesimpulan
Pada modul A didapat hasil yang terdapat pada Tabel 3. Sedangkan untuk modul
B didapat hasil pada Tabel 4. Untuk Modul C terdapat pada Tabel 5. Sedangkan
untuk Modul D terdapat pada Gambar 19. Sedangkan pada Modul E dapat dilihat
pada peta batimetri dibawah ini.
81
Gambar 21 Peta Batimetri
82
Daftar Pustaka
Thorne, P. D., Hardcastle, P. J., and Soulsby, R. L. (1993). Analysis of acoustic
measurements of suspended sediments. Journal of Geophysical Research 98 (C1),
899-910.
Lurton, X. (2002). An introduction to underwater acoustics: Principles and
applications. Praxis Publishing, Chichester, UK.
Soedomo, Agoes S. 2003. Pengantar Perpetaan. Bandung: Institut Teknologi
Bandung.
Da Costa Marcal F ,Susana. (2015). Analisis Pasang Surut Pelabuhan Dili dari
Model Pasang Surut Global TPXO 7.1 dan Pengamatan Langsung. UGM, Jogjakarta
Mutiara, Indra dan Muhiddin, Amir Hamzah. (2015). Pengamatan Pasang Surut
Untuk Penentuan Datum Ketinggian Di Pantai Desa Parak,Kecamatan Bonto
Matene,Kabupaten Selayar, Provinsi Sulawesi Selatan. Politeknik Negeri Ujung
Pandang,Sulawesi Selatan
Harmoko, K., 2003, Penggunaan Geotrack untuk Pemantauan Lajur
Pemeruman, Skripsi, Jurusan Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.
83
Heron Surbakti, M.Si. 2007. Oseanografi : Pasang Surut. From
http://surbakti77.wordpress.com/2007/09/03/pasang-surut/. Akses pada tanggal 8
November 2019 pukul 20.25 WIB.
84
Lampiran A: Dokumentasi
I
Gambar 24. Pengukuran Metode Sipat Datar (Modul B Transfer Of Level)
II
Gambar 26
Gambar 27
III
Gambar 28
Gambar 29
IV
Gambar 30
Gambar 31
V
Lampiran B: Form Pengukuran
Gambar 32 1
VI
Gambar 33 2
Gambar 34 3
VII
Gambar 35 4
VIII