Anda di halaman 1dari 11

KARAKTERISTIK PELAYANAN YANG MEMPENGARUHI PILIHAN TERHADAP PPK I PESERTA ASKES

SOSIAL DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS GALUR I KABUPATEN KULON PROGO
EKO DAMAYANTI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akses terhadap pelayanan kesehatan merupakan isu penting dalam
reformasi kesehatan di negara-negara di dunia termasuk di Indonesia.
Ketidakmerataan akses kesehatan yang ditandai dengan tidak meratanya tenaga
medis dan fasilitas kesehatan merupakan penyebab terjadinya ketidakadilan dalam
pelayanan kesehatan, sehingga berbagai program reformasi kesehatan banyak
berfokus pada peningkatan akses masyarakat terhadap kesehatan. Akses terhadap
pelayanan adalah ketersediaan pelayanan kesehatan kapanpun dan dimanapun
masyarakat membutuhkan (Aday & Andersen, 1974). Konsep tentang akses
berkaitan dengan pola hubungan antara provider dan pelanggan yang pada
akhirnya mempengaruhi pemanfaatan layanan kesehatan. Konsep dasar tentang
akses seperti yang ditulis oleh Aday dan Andersen adalah bahwa akses pelayanan
dipengaruhi oleh 3 hal yaitu karakteristik pelayanan kesehatan yang meliputi
sumber daya dan organisasi, karakteristik populasi beresiko yang meliputi faktor
predisposisi, faktor kebutuhan dan faktor pendukung, serta kepuasan pelanggan
yang meliputi kepercayaan dan kualitas pelayanan.
Sebagai salah satu unsur pemerataan akses, optimalisasi sumber daya dan
pengorganisasian pelayanan primer menjadi salah satu fokus pembangunan
kesehatan di Indonesia.. Kebijakan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
yang tertuang dalam Sistem Kesehatan Nasional dan UU tentang BPJS,
mengamanatkan bahwa pelayanan kesehatan primer sebagai salah satu sub sistem
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) diselenggarakan dengan memberikan
penekanan pada upaya pengobatan tanpa mengabaikan upaya-upaya pencegahan.
Pelayanan kesehatan primer ini dapat diselenggarakan oleh pemerintah
(puskesmas) maupun perorangan dan swasta yang mempunyai kompetensi sesuai
dengan ketentuan yang berlaku (Anonim, 2009).
Puskesmas merupakan ujung tombak penyelenggaraan UKM maupun
UKP di strata pertama pelayanan kesehatan, dan merupakan Unit Pelaksana

1
KARAKTERISTIK PELAYANAN YANG MEMPENGARUHI PILIHAN TERHADAP PPK I PESERTA ASKES
SOSIAL DI WILAYAH 2
KERJA PUSKESMAS GALUR I KABUPATEN KULON PROGO
EKO DAMAYANTI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Teknis Dinas Kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab


menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan di kabupaten / kota
(Anonim, 2006). Prinsip penyelenggaraan upaya kesehatan yang menyeluruh,
terpadu, terjangkau dan bermutu merupakan prinsip yang seharusnya diterapkan
di puskesmas, sehingga kinerja puskesmas lebih optimal. Tetapi pada
kenyataannya masih banyak keluhan pasien terhadap pelayanan puskesmas dan
manajemen pelayanan seperti penelitian Nursini (2010) tentang ketidakjelasan
pemberian informasi , kurangnya kedisiplinan dan kecepatan petugas di
Puskesmas Teras, Boyolali. Selain itu Zuhrawadi (2008) dalam penelitiannya
tentang Analisis Rujukan Rawat Jalan Tingkat Pertama di tiga puskesmas di Kota
Banda Aceh mengungkapkan bahwa 30-50 % dari kasus rujukan rawat jalan
tingkat pertama tidak didasarkan indikasi medis. Hal ini juga didukung penelitian
Lopiga (2009) yang menunjukkan bahwa rasio rujukan pasien RJTP (Rawat Jalan
Tingkat Pertama) dari puskesmas ke RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) selama
5 tahun (2003-2007) jauh lebih tinggi daripada angka rata-rata angka rujukan
nasional yang ditetapkan Kementrian Kesehatan.
Sesuai dengan amanat Undang-Undang tentang Sistem Kesehatan
Nasional dan dalam rangka meningkatkan peran pelayanan kesehatan primer
sebagai gate keeper, Kementrian Kesehatan mengembangkan upaya pelayanan
kesehatan berbasis dokter keluarga sebagai alternatif pilihan pelayanan kesehatan
primer untuk masyarakat. Pendekatan yang digunakan dalam konsep dokter
keluarga adalah melaksanakan pelayanan personal, terpadu, berkesinambungan,
dan proaktif yang dibutuhkan oleh pasien dalam kaitan sebagai anggota dari satu
unit keluarga serta komunitas tempat pasien itu berada (Anonim, 2012b). Menurut
Gan, et al (2004), dokter keluarga adalah dokter dengan ketrampilan khusus yang
melayani individu, dalam konteks pelayanan primer dengan pendekatan
komprehensif dan berkesinambungan dengan melibatkan keluarga, komunitas dan
lingkungannya. Dalam menangani pasien, dokter keluarga diharapkan bisa
menangani pasien sebagai individu yang utuh dan tidak hanya menangani keluhan
atau simptom saja. Dalam memberikan pelayanan yang komprehensif dan
KARAKTERISTIK PELAYANAN YANG MEMPENGARUHI PILIHAN TERHADAP PPK I PESERTA ASKES
SOSIAL DI WILAYAH 3
KERJA PUSKESMAS GALUR I KABUPATEN KULON PROGO
EKO DAMAYANTI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

berkesinambungan, dokter keluarga bekerjasama dengan tenaga medis atau


institusi kesehatan lain sesuai dengan kompetensinya.
Flocke, et al (2002) menuliskan bahwa dalam melaksanakan fungsinya
sebagai pelayanan primer, puskesmas dan dokter keluarga harus memenuhi unsur-
unsur karakteristik pelayanan primer, yaitu komunikasi interpersonal antara dokter
dan pasien, dokter atau tenaga medis sebagai sumber informasi tentang pasien,
koordinasi pelayanan, kepercayaan pasien terhadap pelayanan primer, dan
kesinambungan pelayanan (continuity of care). Dengan fungsi yang sama sebagai
Pemberi Pelayanan Tingkat I (PPK I) untuk peserta Askes Sosial , puskesmas dan
dokter keluarga dituntut untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan yang
diinginkan pasien, dengan memahami keinginan pasien sebagai pelanggan
puskesmas maupun dokter keluarga.
Anderson, et al (2007) menyatakan bahwa ada 7 karakteristik penyedia
layanan kesehatan yang diinginkan oleh pasien. Ketujuh karakteristik pelayanan
tersebut adalah akses, komunikasi, karakter, kualitas proses pelayanan,
kesinambungan pelayanan, sarana fisik dan staf pendukung pelayanan.
Schmittdiel, et al (1997) menuliskan bahwa pasien yang memilih sendiri
pelayanan kesehatan dengan karakteristik yang sesuai dengan keinginannya,
mendapatkan kepuasan yang lebih tinggi dibandingkan pasien yang tidak memilih
sendiri pelayanan kesehatannya.
Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten kulon Progo tahun 2012, jumlah
penduduk kecamatan Galur tahun 2011 adalah 34.509 jiwa yang terdiri dari
16.999 laki-laki dan 17.510 perempuan. (Anonim, 2012c). Distribusi penduduk
menurut kelompok umur dan tingkat pendidikan disajikan pada tabel 1.
Dilihat dari tabel 1 di bawah, kelompok umur terbesar di Kecamatan
Galur baik kelompok laki-laki maupun wanita adalah usia 15-44 tahun .
Kelompok umur lansia dan pralansia (45-64 tahun dan di atas 65 tahun )
menempati urutan kedua baik pada kelompok laki-laki maupun wanita. Kelompok
umur dengan jumlah penduduk paling sedikit adalah kelompok anak-anak (0-4
tahun dan 5-14 tahun). Data ini mengandung makna untuk bidang kesehatan yaitu
sebagian besar pengguna layanan kesehatan di wilayah Kecamatan Galur adalah
KARAKTERISTIK PELAYANAN YANG MEMPENGARUHI PILIHAN TERHADAP PPK I PESERTA ASKES
SOSIAL DI WILAYAH 4
KERJA PUSKESMAS GALUR I KABUPATEN KULON PROGO
EKO DAMAYANTI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

kelompok usia produktif, lansia dan pralansia dengan segala permasalahannya.


Hal ini tentu saja menjadi tantangan penyedia layanan kesehatan baik swasta
maupun puskesmas sebagai institusi pemerintah untuk mengembangkan program-
program yang sesuai dengan permasalahan pengguna layanan kelompok umur ini,
seperti pengembangan program penanggulangan penyakit degeneratif yang
merupakan ancaman untuk kelompok usia produktif, lansia dan pralansia.

Tabel 1. Distribusi jumlah penduduk berdasar umur dan tingkat pendidikan.

Umur Tingkat pendidikan*


Jenis 15- 45-
0-4 5-14 >65 a b c d e f g
kelamin 44 64
Laki-
1212 2358 8120 3651 1658 764 1243 3735 2670 5015 441 808
laki
Wanita 1121 2251 8173 3773 2192 1751 1576 4377 2801 5253 700 1050
Keterangan*:
a : Tidak/ belum sekolah b: Tidak/belum tamat SD c : SD/MI d : SMP/ MTS
e : SMA/ SMK f : Akademi/ Diploma g : Universitas

Jumlah penduduk baik laki-laki maupun wanita paling besar adalah


tingkat pendidikan SMA/SMK, di urutan kedua adalah tingkat pendidikan
SD/MI. Hal ini menunjukkan secara umum masyarakat Galur sudah menempuh
pendidikan yang cukup, sehingga secara umum masyarakat mempunyai
pengetahuan yang cukup tentang kesehatan, mampu memahami program program
kesehatan yang dikembangkan penyedia layanan kesehatan, dan mampu memilih
pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatannya.
Sebagian besar penduduk Kecamatan Galur mempunyai mata pencaharian
sebagai petani, hal ini sesuai dengan kondisi geografis yang terletak di lahan
pertanian pesisir pantai selatan. Data Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo
tahun 2012 menyebutkan angka rasio beban tanggungan ( perbandingan penduduk
usia tidak produktif dan penduduk usia produktif) Kecamatan Galur adalah 45,50
%, yang menempati urutan terendah kedua di Kabupaten Kulon Progo. Hal ini
berarti secara ekonomi, masyarakat Galur mempunyai kemampuan ekonomi yang
cukup, termasuk kemampuan untuk mengakses pelayanan kesehatan yang
KARAKTERISTIK PELAYANAN YANG MEMPENGARUHI PILIHAN TERHADAP PPK I PESERTA ASKES
SOSIAL DI WILAYAH 5
KERJA PUSKESMAS GALUR I KABUPATEN KULON PROGO
EKO DAMAYANTI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

diinginkan. Hal ini juga didukung adanya berbagai macam bentuk jaminan
kesehatan.seperti terlihat dari gambar 1.

Gambar.1 Diagram prosentase penduduk menurut kepemilikan jaminan kesehatan

Dari gambar 1 di atas terlihat bahwa baru sekitar 50 % penduduk wilayah


puskesmas yang memiliki jaminan kesehatan baik Jamkesmas, Jamkessos Askes
PNS (Askes sosial) maupun Jamkesda, dan 50 % penduduk tidak memiliki
jaminan kesehatan. Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor 65 tahun 2011 tentang
petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah menyatakan bahwa seluruh penduduk
Kulon Progo berhak mendapatkan pelayanan kesehatan rawat jalan dan rawat inap
hanya dengan persyaratan KTP atau KK, sehingga bisa dikatakan Kabupaten
Kulon Progo sudah mencapai universal couverage walaupun dengan tingkat
jaminan yang berbeda.
Pemberi Pelayanan Kesehatan Tingkat I (PPK I) untuk peserta Jamkesmas
dan Jamkesda adalah puskesmas sedangkan untuk peserta Jamkessos dan Askes
PNS adalah puskesmas dan dokter keluarga. Peserta Jamkessos bisa mendapatkan
pelayanan di puskesmas maupun dokter keluarga yang ada di wilayah tempat
tinggalnya, sedangkan peserta Askes Sosial hanya bisa mendapatkan pelayanan di
puskesmas atau dokter keluarga yang dipilih.
Jumlah dan sarana kesehatan di wilayah Puskesmas Galur I adalah 1
puskesmas rawat jalan , 2 puskesmas pembantu, 2 poskesdes, 2 balai pengobatan
KARAKTERISTIK PELAYANAN YANG MEMPENGARUHI PILIHAN TERHADAP PPK I PESERTA ASKES
SOSIAL DI WILAYAH 6
KERJA PUSKESMAS GALUR I KABUPATEN KULON PROGO
EKO DAMAYANTI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

swasta, 1 praktek dokter swasta, 2 bidan praktek swasta. Di Kecamatan Lendah


yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Galur, terdapat 2 rumah sakit swasta
yang cukup besar dan diminati masyarakat Galur. Beragamnya fasilitas kesehatan
di wilayah Kecamatan Galur dan sekitarnya memberikan dampak baik bagi
masyarakat maupun fasilitas kesehatan sendiri. Dampak bagi masyarakat, tersedia
beragam pilihan fasilitas kesehatan yang semakin mempermudah akses ke
pelayanan kesehatan yang disukai, sedangkan bagi fasilitas kesehatan, situasi ini
membuat setiap fasilitas kesehatan akan berusaha meningkatkan pelayanan
sehingga bisa menjadi pilihan masyarakat dan bisa memberikan pelayanan yang
bermutu dan sesuai dengan keinginan masyarakat.
Sejak tahun 2010, Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan keluarganya sebagai
peserta Askes sosial mempunyai kebebasan untuk memilih puskesmas atau dokter
keluarga sebagai pelayanan primer. Hal ini menimbulkan perubahan kepesertaan
Askes Sosial yang sebelumnya ada di puskesmas seperti yang terlihat dalam
gambar 2.

Gambar 2. Grafik kepesertaan Askes Sosial Puskesmas dan dokter keluarga di


wilayah kerja Puskesmas Galur I tahun 2011

Pada gambar 2 terlihat bahwa pada bulan Januari sampai April 2011, kepesertaan
Askes Sosial di puskesmas menurun dan kepesertaan Askes Sosial di dokter
keluarga mengalami peningkatan. Tetapi mulai bulan Mei kepesertaan cenderung
tetap (stabil). Tentu saja grafik ini bisa berubah lagi setiap bulannya karena
KARAKTERISTIK PELAYANAN YANG MEMPENGARUHI PILIHAN TERHADAP PPK I PESERTA ASKES
SOSIAL DI WILAYAH 7
KERJA PUSKESMAS GALUR I KABUPATEN KULON PROGO
EKO DAMAYANTI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

adanya peserta yang berpindah kepesertaan dari puskesmas ke dokter keluarga


dan sebaliknya, mengingat kebijakan PT Askes yang memungkinkan peserta
berpindah kepesertaan jika ternyata pelayanan yang diterima tidak sesuai dengan
keinginannya. Jumlah kunjungan pasien ke Puskesmas dan dokter keluarga juga
sangat bervariasi seperti tergambar dalam gambar 3.

Gambar 3. Grafik kunjungan pasien ke Puskesmas Galur 1 dan dokter keluarga


bulan Januari-Juni 2012

Dari gambar grafik kunjungan pasien di atas, dapat dilihat bahwa


kunjungan pasien ke dokter keluarga meningkat setiap bulannya dengan rata –rata
utilisasi 45 % tiap bulan, sementara kunjungan pasien ke puskesmas cenderung
tetap bahkan menurun di bulan Juni 2012.
Dari survey awal yang dilakukan di Puskesmas Galur I, didapatkan fakta
bahwa masih terjadi perpindahan peserta dari puskesmas ke dokter keluarga dan
sebaliknya ada beberapa kasus peserta yang sudah memilih dokter keluarga
kembali ke Puskesmas. Atas dasar itulah penelitian ini akan mengetahui apa
sajakah karakteristik pelayanan yang mempengaruhi pilihan terhadap Pemberi
Pelayanan Kesehatan Tingkat I (PPK I) peserta Askes Sosial di wilayah kerja
Puskesmas Galur I Kabupaten Kulon Progo.
KARAKTERISTIK PELAYANAN YANG MEMPENGARUHI PILIHAN TERHADAP PPK I PESERTA ASKES
SOSIAL DI WILAYAH 8
KERJA PUSKESMAS GALUR I KABUPATEN KULON PROGO
EKO DAMAYANTI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah yaitu apa
sajakah karakteristik pelayanan yang mempengaruhi pilihan terhadap PPK I
peserta Askes Sosial di wilayah kerja Puskesmas Galur I Kabupaten Kulon
Progo?
C.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dapat dibedakan dalam 2 bagian utama, tujuan umum
dan tujuan khusus, yaitu:
1. Tujuan Umum
Mengetahui karakteristik pelayanan yang mempengaruhi pilihan terhadap
PPK I peserta Askes Sosial di wilayah kerja Puskesmas Galur I Kabupaten
Kulon Progo.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui unsur akses pada pelayanan kesehatan yang mempengaruhi
pilihan terhadap PPK I peserta Askes Sosial di wilayah kerja Puskesmas
Galur I Kabupaten Kulon Progo.
b. Mengetahui unsur komunikasi dan karakter petugas pada pelayanan
kesehatan yang memepengaruhi pilihan terhadap PPK I peserta Askes
Sosial di wilayah kerja Puskesmas Galur I Kabupaten Kulon Progo.
c. Mengetahui unsur koordinasi pelayanan kesehatan yang mempengaruhi
pilihan terhadap PPK I peserta Askes Sosial di wilayah kerja Puskesmas
Galur I Kabupaten Kulon Progo.
d. Mengetahui unsur kesinambungan pelayanan kesehatan yang
mempengaruhi pilihan terhadap PPK I peserta Askes Sosial di wilayah
kerja Puskesmas Galur I Kabupaten Kulon Progo.
e. Mengetahui kualitas penanganan penyakit DM dan hipertensi peserta
Askes Sosial yang memilih puskesmas dan dokter keluarga sebagai PPK I
di wilayah kerja Puskesmas Galur I.
KARAKTERISTIK PELAYANAN YANG MEMPENGARUHI PILIHAN TERHADAP PPK I PESERTA ASKES
SOSIAL DI WILAYAH 9
KERJA PUSKESMAS GALUR I KABUPATEN KULON PROGO
EKO DAMAYANTI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dapat diklasifikasikan dalam 4
bagian utama, yaitu:
1. Manfaat bagi puskesmas dan dokter keluarga
Memberikan masukan tentang karakteristik pelayanan yang sesuai dengan
harapan pasien sehingga bisa selalu melakukan upaya upaya peningkatan
pelayanan.
2. Manfaat bagi Dinas Kesehatan
Memberikan gambaran karakteristik pelayanan primer yang sesuai dengan
harapan pasien sehingga bisa dijadikan dasar untuk menentukan arah
kebijakan.
3. Manfaat bagi PT Askes
Memberikan gambaran karakteristik pelayanan primer yang sesuai dengan
harapan pasien sehingga bisa dijadikan dasar untuk merumuskan kebijakan
yang akan diterapkan terhadap PPK I yang bekerjasama dengan PT Askes
4. Manfaat bagi penulis
Menambah wawasan dan pengalaman tentang karakteristik pelayanan primer
yang sesuai dengan harapan pasien.

E. Keaslian Penelitian
Beberapa penelitian terdahulu tentang karakteristik pelayanan dapat
disebutkan sebagai berikut:
1. Hjelmgren & Anell (2007), yang meneliti tentang persepsi pasien dan pilihan
terhadap pelayanan primer di Swedia. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui atribut pelayanan yang menjadi pertimbangan ketika individu
menentukan pilihan terhadap pelayanan primer. Metodologi penelitian ini
adalah penelitian survey dengan discret choice model . Hasil penelitian ini
adalah pasien dengan usia yang lebih tua dan pasien dari kelompok miskin
lebih memilih dokter dengan pendekatan individu, sedangkan pasien yang
jarak rumah tinggal dengan rumah sakit jauh lebih memilih pelayanan primer
dengan pendekatan tim.
KARAKTERISTIK PELAYANAN YANG MEMPENGARUHI PILIHAN TERHADAP PPK I PESERTA ASKES
SOSIAL DI WILAYAH 10
KERJA PUSKESMAS GALUR I KABUPATEN KULON PROGO
EKO DAMAYANTI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

2. Brahmana (2008), yang meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi


pemanfaatan pelayanan instalasi rawat jalan di RSU Indrasari rengat dan
Puskesmas Pekan Heran Kabupaten Indragiri Hulu. Penelitian ini bertujuan
menganalisis pengaruh promosi, persepsi tarif, persepsi sakit, pengalaman
pengobatan sebelumnya, mutu pelayanan yang diterima terhadap
pemanfaatan pelayanan rawat jalan di RSU Indrasari Rengat dan Puskesmas
Pekan Heran dan mengetahui perbedaan pemanfaatan pelayanan instalasi
rawat jalan di RSU Indrasari, Puskesmas Pekan Heran dan masyarakat.
Metodologi penelitian ini adalah penelitian survey. Hasil penelitian ini adalah
faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan layanan kesehatan di RSU
Indrasari Rengat adalah promosi, tarif, pengalaman berobat dan mutu
pelayanan, sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan
Puskesmas Pekan Heran Kabupaten Indragiri Hulu adalah tarif, persepsi sakit
dan mutu pelayanan, sedangkan pemanfaatan pelayanan kesehatan yang ada
di masyarakat di pengaruhi oleh promosi dan mutu pelayanan.
3. Rokhisah (2006). yang meneliti tentang faktor- faktor yang mempengaruhi
niat PNS dalam memanfaatkan pelayanan dokter keluarga di Propinsi Jawa
Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik
responden (umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status perkawinan,
pangkat/golongan dan masa kerja) dan faktor pengetahuan tentang dokter
keluarga, sikap dan norma subyektif yang berhubungan dengan niat terhadap
pelayanan dokter keluarga. Metode penelitian ini adalah penenlitian survey
cross sectional. Hasil penelitian ini adalah ada hubungan yang bermakna
antara umur responden dengan niat PNS terhadap pelayanan dokter keluarga,
tetapi hubungan antara pengetahuan, sikap dan norma subyektif dengan niat
terhadap pelayanan dokter keluarga sangat lemah.
4. Bornstein, et al (2000) yang meneliti tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi pasien dalam memilih dokter pelayanan primer. Penelitian ini
bertujuan untuk menilai berbagai faktor penting yang mempengaruhi
konsumen kesehatan dalam memilih dokter di pelayanan primer. Metodologi
penelitian ini adalah penelitian survey. Hasil penelitian ini adalah
KARAKTERISTIK PELAYANAN YANG MEMPENGARUHI PILIHAN TERHADAP PPK I PESERTA ASKES
SOSIAL DI WILAYAH 11
KERJA PUSKESMAS GALUR I KABUPATEN KULON PROGO
EKO DAMAYANTI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

karakteristik konsumen kesehatan lebih besar pengaruhnya daripada


karakteristik pemberi pelayanan, dan juga berpengaruh terhadap kepuasan
pasien.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pelayanan yang
mempengaruhi pilihan terhadap PPK I peserta Askes Sosial di wilayah kerja
puskesmas Galur I Kabupaten Kulon Progo. Metodologi penelitian ini adalah
penelitian deskriptif kualitatif dengan rancangan studi kasus.

Anda mungkin juga menyukai