Anda di halaman 1dari 20

PENGOLAHAN SAGU

Prof. Ir. Usman Pato, MSc. PhD.


Fakultas Pertanian, Universitas Riau
Perbandingan Konsumsi Beras negara di
dunia
• Konsumsi beras orang Jepang 50
kg/kapita/tahun, Thailand 70 kg/kapita/tahun,
Malaysia 80 kg/kapita/tahun, dan rata-rata dunia
60 kg/kapita/tahun
• Konsumsi beras orang Indonesia Indonesia
139,15 kg/kapita/tahun (BPS), 87,63
kg/kapita/tahun (Susenas), 114 kg/kapita/tahun
(BPS dan Kemendag) dan 124 kg/kapita/tahun
(Kementan)

2
Impor Terigu
• Impor gandum/terigu 11,8 juta ton tahun 2018
dengan nilai impor pada 2018 sebesar 2.387,3
juta USD
• Diprediksi akan terus meningkat dari tahun ke
tahun

KETAHANAN PANGAN

3
KEBUTUHAN DAN PRODUKSI PANGAN RIAU 2014

KOMODITI KEBUTUHAN (ton) PRODUKSI (ton) DEFISIT/SURPLUS (ton) KET

1. Beras 652.876 241.847 - 411.029 Defisit


2. Jagung 53.220 28.619 - 24.601 Defisit
3. Kedele 24.135 2334 - 21.801 Defisit
4. Kacang2an 23.515 1862 - 21.653 Defisit
5. Umbi2an 93.511 111.532 + 18.021 SURPLUS
6. Sagu 5430 249.497 + 244.067 SURPLUS
7. Buah2an 190.040 189.931 - 129 Defisit
8. Sayuran 293807 101.247 - 192.560 Defisit
9. Daging 54.458 40.610 - 13.848 Defisit
10. Telur 45.175 5132 - 40.043 Defisit
11. Ikan 166.468 185.073 + 18.605 SURPLUS
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tahun 2014 1.602.635 1.157684 - 444.951 DEFITSIT

>> Tahun 2010 : Defisit Pangan Riau : - 168.498 ton


Tahun 2015 - 444.951 ton
KETERSEDIAAN :

ENERGI : Th . 2012 : 3212 --- Th. 2013 : 3365 ; --- Th. 2014 : 3259 kkal/kap/hr
PROTEIN : Th. 2012 : 74,26 --- Th 2013 : 71.53;-- Th. 2014 : 68,96 gr/kap/hr
Standard WNPG 2012 : Ketersediaan Energi : 2400 kkal/kap/hr ; Protein : 63 gr/kap/hr
2008 : Ketersediaan Energi : 2200 kkal/kap/hr; Protein : 52 gr/kap/hr
Potensi Sagu
• Indonesia memiliki areal tanaman sagu terbesar
di dunia, sekitar 1.128 juta hektar atau 51,3
persen dari 2.291 juta hektar areal sagu dunia.
• Lahan pohon sagu tersebar di Papua, Maluku,
Riau, Sulawesi Tengah dan Kalimantan.
• Sekitar 90 persen areal tanaman ini terdapat di
Papua dan Maluku.
• Sagu merupakan makanan pokok masyarakat
Papua, seperti halnya beras di daerah lain
(Pietries D, 1996)

6
Pohon Industri Sagu

http://image.slideshare
cdn.com/kb-
pohonindustri-19-
141206000808-conversion-
gate02/95/kb-pohon-
industri19-65-
638.jpg?cb=1417824619

7
PRODUK PANGAN BERBASIS SAGU DI RIAU

Aneka pangan berbasis sagu


Indeks Glikemik (IG) berbagai pangan

Sumber pangan Energi yang Indeks Golongan


dihasilkan setiap Glikemik IG
100 gr bahan (IG)
(kkal)
Beras (Nasi) 180 69 sedang
Sagu 335 28 rendah
Jagung 154 59 sedang
Singkong 154
Talas 120
Ubi jalar 100
Kentang 62
Kadar RS dalam berbagai jenis mi
Manfat Resistant Starch bagi Kesehatan

• Mengontrol Berat Badan


• Prebiotik
• Pengontrolan Kadar Gula Darah
• Berperan dalam Sistem Pencernaan

• LIHAT BUKU PANGAN INDONESIA


BERKUALITAS…..USMAN PATO
Roti berbasis pati sagu
Perlakuan Rata-rata
TS0(Tepung terigu 100%) 78,66b
TS1(Tepung terigu 90% dan pati sagu 10%) 20,00a
TS3 (Tepung terigu 70% dan pati sagu 30% ) 20,00a
TS4(Tepung terigu 60% dan pati sagu 40% ) 21,67a
TS5(Tepung terigu 50% dan pati sagu 50% ) 21,67a
25,00a

a Sumber : Dewi Librianti dan Usman Pato, 2011


Rekapitulasi hasil penilaian 36 panelis terhadap mie
instan sagu
Sampel Jumlah Jumlah
Panelis yang Panelis
tidak terima
yang terima
0 1
MIKMT 2 34
MIKMS 7 29
MISMT 1 35
MISMS 4 32
MIKMT = mi instan komersil mentah
MIKMS = mi instan komersil masak 0 = tidak terima
MISMT = mi instan sagu mentah
MISMS= mi instan sagu masak 1 = terima

Sumber : Muhammad Iqbal dan Usman Pato, 2013


Uji Statistik menggunakan SPSS

Asymp. Sig.
N
Cochran's Q Df (probabilita
(Jumlah
s kumulatif)
panelis)
36 7,000a 3 0.072
Karena nilai chi kuadrat (Cochran) sebesar 7,000 < dari nilai
table Chi kuadrat pada taraf 5% sebesar 7,814 maka Ho
diterima

Nilai probabilitas kumulatif sebesar 0,072 > dari nilai tingkat


signifikansi sebesar 0,05 maka Ho diterima

Ho diterima artinya mi instan sagu diterima oleh panelis

Sumber : Muhammad Iqbal dan Usman Pato, 2013


Langkah-Langkah Konkrit yang perlu
dilakukan
• Kampanye dan gerakan penganekaragaman
pangan (One day no rice, Konsumsi
rapat/seminar dll berbasis pangan lokal dll) dan
promosi via media cetak dan media elektronik,
Baliho, Mobil Keliling Ketahanan Pangan
• Pendidikan pangan dan gizi sejak usia dini
(kerjasama dgn Kemendiknas)
• Pemberdayaan wanita/ibu rumah tangga
tentang pangan dan gizi (Kemendagri dgn PKK,
Kemenkes dengan Posyandu)
• Pemanfaatan lahan pekarangan
Langkah-Langkah Konkrit yang perlu
dilakukan (lanjutan)

 Mengubah pendekatan dan kebijakan “Raskin” menjadi


“Pangkin”
 Mengubah anggapan bahwa bahwa makanan selain beras
adalah makanan “inferior” (Jagung, sagu, sukun, umbi-
umbian mis. Ubi kayu, ubi jalar, kentang, ganyong
dll)……”makanan orang miskin”
 Menghilangkan persepsi bahwa “belum makan kalau belum
makan nasi”
 Ada contoh kongkrit dan political will dari semua komponen
bangsa (pejabat, pengusaha, dan rakyat)
 Mengikuti tuntunan agama: “makan setelah lapar dan
berhenti sebelum kenyang”, Cara makan Nabi “1/3 porsi
makanan, 1/3 porsi minuman dan 1/3 porsi udara”
Renungan 1
Indonesia merupakan negara Mie Jagung
pengkonsumsi mie terbesar setelah
China, padahal mie tersebut berbahan
baku gandum yang tidak diproduksi
di Indonesia……….
Mengapa kita tidak mengkonsumsi
mie sagu, mie jagung dan mie
singkong dan mie lainnya yang bahan
bakunya tumbuh subur di Negeri Kita?
Karena… Jepang masih
mengkonsumsi mie lokal yang
berbahan baku soba (buckweed) yang
dinamakan SOBA
Renungan 2
Terima Kasih
20

Anda mungkin juga menyukai