Anda di halaman 1dari 31

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kadar Kolesterol

Oleh:

Aditya Wicaksono Putra

NIM: 102011372

Universitas Kristen Krida Wacana

2014
Kata Pengantar

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
izin dan kekuatan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“FaktorFaktor yang Mempengaruhi Koleterol dengan Menggunakan Program SPSS” tepat pada
waktunya. Tugas ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr Djap Hadi Susanto selaku dosen pembimbing mata kuliah metodologi peneliatian.
2. Orang tua saya yang selalu ada di hati, terima kasih atas kesetiaan serta nasihat dan motivasi
yang telah diberikan.
3. Semua pihak yang tidak sempat kami sebutkan satu per satu yang turut membantu kelancaran
dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya, baik
dalam isi maupun sistematikanya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan
wawasan kami. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini. Akhirnya, kami mengharapkan semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat, khususnya bagi kami dan umumnya bagi pembaca.
Abstrak

Peningkatan kadar kolesterol darah merupakan salah satu hal yang dapat menyebabkan
beberapa penyakit degeneratif di Indonesia. Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi kadar
kolesterol darah, antara lain pajanan rokok, jenis kelamin, pajanan stress, dan tingginya nilai
indeks massa tubuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui beberapa faktor
determinan yang berhubungan dengan kadar kolesterol darah. Penelitian ini merupakan
penelitian penjelasan. Data yang dikumpulkan adalah jenis kelamin responden, IMT, kebiasaan
merokok, adanya stress atau tidak. Analisis data menggunakan uji Fisher (non-parametrik) dan
uji korelasi Pearson (parametrik). Hasil dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara
pajanan merokok (p=0.631), nilai IMT (p=0.428), jenis kelamin (p=1.000), keadaan stress
(p=1.000) terhadap total kolesterol seseorang. Hasil penelitian ini cukup berbeda dari penelitian-
penelitian yang lain dikarenakan beberapa hal. Disarankan agar pengambilan sampel dapat
menjadi lebih mewakili populasi dan desain penelitian diketahui.

Kata Kunci : kadar kolesterol darah, rokok, jenis kelamin, stress, IMT.

Abstract

An increase of cholesterol level is one of factors that cause few degenerative disease in
Indonesia. There are a few factors that affect blood cholesterol level, such as smoking exposure,
sex, psychological stress exposure, and increase of BMI value. The purpose of this research is to
know such factors that cause an increase of blood cholesterol level. This research is an
explanatory research. Datas which is collected are respondent’s sex, BMI value, smoking habit,
psychological stress. The data analysis are using Fisher’s test (non-parametric) and Pearson’s
correlation test (parametric). The result of this test is there’s no relation between smoking habit
(p=0.631), BMI value (p=0.428), sex (p=1.000), psychological stress (p=1.000) with people’s
total cholesterol level. The result of this research is quite different among other’s researchers
because few factors. It recommended to take the sample to make it more represent the population
and research design is known.

Keywords : blood cholesterol level, smoking, sex, stress, BMI


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit stroke diketahui merupakan penyakit yang disebabkan berhubungan dengan


pola gaya hidup. Dari perubahan gaya hidup ini, diyakini bahwa kadar kolesterol yang tinggi
dalam darah merupakan faktor predisposisi terhadap stroke.

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor risiko yang
berpengaruh terhadap kadar kolesterol darah, sehingga selanjutnya informasi tersebut dapat
digunakan sebagai tindakan pencegahan terjadinya penyakit stroke.

Penulis berharap dengan adanya penelitian ini dapat memberikan informasi pada
masyarakat tentang faktor-faktor risiko yang berpengaruh terhadap kadar kolesterol darah, serta
menyadarkan masyarakat pentingnya pola hidup sehat. Selain itu, penulis berharap petugas
kesehatan dapat melakukan uji screening, serta tindakan promotif dan preventif terhadap
penyakit stroke, karena penyakit stroke biasanya tidak bergejala/asimptomatis, dan dapat
menyebabkan disabilitas.

1.2 Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas, adapun masalah yang dirumuskan penulis adalah:
1. Apakah ada hubungan antara total kolesterol dengan IMT?
2. Apakah ada hubungan antara total kolesterol dengan merokok?
3. Apakah ada hubungan antara total kolesterol dengan jenis kelamin?
4. Apakah ada hubungan antara total kolesterol dengan stress?

1.3 Hipotesis
1. Tidak terdapat hubungan antara Indeks Masa Tubuh (IMT), merokok, jenis
kelamin, dan stress terhadap total kadar kolesterol.
1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui hubungan indeks masa tubuh dengan kadar kolesterol.


2. Untuk mengetahui hubungan merokok dengan kadar kolesterol.
3. Untuk mengetahui hubungan jenis kelamin dengan kadar kolesterol.
4. Untuk mengetahui hubungan stress dengan kadar kolesterol.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai masukan bagi RS UKRIDA dan instansi terkait yang berhubungan dengan peningkatan
kualitas pelayanan terutama bagi usia lanjut.
2. Sebagai bahan untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan kadar
kolesterol.
3. Sebagai sarana bagi penulis menambah wawasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kadar
kolesterol.
Bab II

Tinjauan Pustaka

2.1 Kajian Faktor IMT terhadap Kadar Kolesterol


Berat badan dikatakan normal bila berat badan untuk tinggi badan tertentu yang
secara statistik dianggap paling baik untuk menjamin kesehatan dan umur panjang.
Penilaian berat badan perlu mempertimbangkan tinggi badan, bentuk kerangka, proporsi
lemak, otot dan tulang. Pengukuran dilakukan sebelum makan, tanpa sepatu dan dengan
pakaian yang minimal. Metode yang biasa digunakan untuk mengevaluasi hubungan
antara berat dan tinggi badan adalah Indeks Massa Tubuh (IMT) / Index Body Mass
(IBM).1
Sebelumnya telah disebutkan bahwa asupan makanan yang tinggi lemak dan
kolesterol akan meningkatkan kolesterol dalam darah dan jika tidak diimbangi dengan
olehraga yang cukup maka akan mengakibatkan kegemukan. Namun demikian tubuh kita
juga memerlukan kolesterol antara lain untuk membuat hormon dan pertumbuhan sel.
Jadi masalahnya adalah menjaga angka kadarnya dalam darah pada tingkat yang
dianggap normal untuk memenuhi tuntutan di atas. Yang dimaksud normal di sini adalah
memiliki resiko yang rendah. Di atas angka tersebut, beberapa jenis lemak dan kolesterol
diklasifikasikan beresiko sedang (moderat) atau bila lebih tinggi lagi dikatakan sebagai
beresiko tinggi (high risk).1,2
Indeks massa tubuh menunjukan hubungan antara tinggi dan berat badan.
Kelebihan berat badan membebani jantung dan dapat menaikan tekanan darah, kolesterol
dan gula darah. Angka yang harus diketahui :18,5-24,9 masuk kategaori normal, angka
25-29,9 masuk kategori kelebihan berat badan dan >30 termasuk obesitas. Cara
menghitung IMT : berat badan (dalam Kg) dibagi tinggi badan (dalam meter) dikali
tinggi badan. Yang harus anda lakukan adalah menurunkan kelebihan berat badan, olah
raga secara teratur dan terukur dan banyak makan buah-uahan dan sayuran, padi-padian,
dan protein.1
2.2 Kajian Faktor Merokok terhadap Kadar Kolesterol
Kebiasaan merokok merupakan penyebab buruk proporsi HDL dan LDL
kolesterol pada seseorang. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Framingham
Heart Study di Amerika ditemukan bahwa kebiasaan merokok menyebabkan kadar HDL
kolesterol menurun. Penelitian ini dilakukan terhadap 2.000 pria dan 2.000 wanita berusia
20-49 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan HDL kolesterol pada pria
rata-rata 4,5 mg/dl dan wanita 6,5 mg/dl. Dalam penelitian ini juga disimpulkan bahwa
faktor penentu adalah jumlah batang rokok yang dihisap sehari, bukan lamanya waktu
seseorang memulai kebiasaan.2 Zat-zatkimia yang terkandung dalam rokok terutama
nikotin dapat menurunkan kadar kolesterol baik (HDL) dan meningkatkan kadar
kolesterol yang buruk (LDL). Merokok dapat menyebabkan gangguan metabolism lemak.
Pada orang-orang yang merokok ditemukan kadar HDL nya rendah. Itu artinya,
pembentukan kolesterol baik, yang bertugas membawa lemak dari jaringan ke hati
menjadi terganggu. Sementara kebalikannya justru terjadi pada kadar LDL-nya. Pada
orang yang merokok ditemukan kadar LDL-nya tingi berarti lemak dari hati justru
dibawa kembali ke jaringan tubuh.2-4

2.3 Kajian Faktor Jenis Kelamin terhadap Kadar Kolesterol


Umur dan jenis kelamin juga mempengaruhi seseorang untuk terserang kolesterol.
Kolesterol dulu menghinggapi seseorang ketika usia tua, namun kini usia muda pun
rentan dengan kolesterol yang secara perlahan mulai meningkat. Umumnya kolesterol
hinggap pada pria ketika memasuki usia 40 tahun ke atas dan pada wanita umumnya
ketika memasuki masa menopause. Seperti telah disebutkan, usia merupakan salah satu
faktor risiko alami. Hal tersebut mudah untuk dipahami karena semakin tua bagian organ
tubuh manusia akan semakin menuru kemampuannya untuk berfungsi. Begitu pula
dengan pembuluh arteri koroner, yang secara sederhana dapat diibaratkan sebagai saluran
pipa air ledeng, semakin lama akan semakin banyak kerak atau karat yang menumpuk di
lapisan bagian dalamnya. Jika kandungan kotoran di dalam air tinggi, pembentukan kerak
akan bertambah cepat. Dalam perumpamaan itu, kolesterol jahat berperan sebagai
kotoran yang terdapat dalam air yang mengalir di dalam pipa. Jika tekanan darah
meningkat secara perlahan-lahan, keelastisitasan arteri menghilang.3,4

2.4 Kajian Faktor Stress terhadap Kadar Kolesterol


Stress dapat meningkatkan tekanan darah, yang pada gilirannya melemahkandan
merusak pelapis pembuluh darah, menyediakan tempat bagi mengendapnya lipid
sehingga terbentuk plak kolesterol. Meskipun masih memerlukan penelitian lebih lanjut
untuk melihat pengaruh stress terhadap kolesterol terhadap kolesterol, beberapa
penelitian telah membuktikan bahwa sekelompok orang yang sedang mengalami tekanan
atau stress, kadar kolesterol darahnya lebih tinggi dibandingkan saat stress sudah
terkendali. Temuan baru menyatakan stress yang diakibatkan pekerjaan dapat mengubah
cara tubuh mencerna lemak. Kondisi ini dapat memicu peningkatan kadar kolesterol jahat
(LDL) dan menimbulkan resiko penyakit jantung.5,6

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Adapun penelitian ini adalah bersifat analitik dengan desain/pendekatan cross sectional,
dimana pengumpulan data dan pengukuran variabel penelitian dilakukan pada saat yang
sama.

3.2 Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di rumah sakit Ukrida pada bulan Juli 2014.

3.3 Pengumpulan data

Cara pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara wawancara
menggunakan kuesioner untuk data primer dan untuk sekunder di peroleh dari buku
registerasi di Rumah Sakit Ukrida tahun 2014 bulan Januari samapai Juni.

3.4 Analisa Data

a. Analisa univariat

Dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi pada tiap variabel dalam penelitian.

b. Analisa bivariat

Dilakukan untuk mengetahui hubungan antara orang yang merokok dengan kadar total
kolesterol menggunakan uji statistik Chi–Square ( X2). Analisa dilakukan pada tingkat
kemaknaan 95% (α=0,05) untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang bermakna
secara statistik menggunakan uji SPSS versi.

3.5 Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 130 orang.

2. Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode random
sampling, dengan jumlah sampel 130 orang.

3.6 Variabel Penelitian

Variabel independent adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam


variable dependent dan mempunyai hubungan yang positif ataupun yang negatif bagi variabel
dependent nantinya. Variasi dalam variable dependent merupakan hasil dari variabel
independent. Variabel independent sering juga disebut variabel bebas atau variabel yang
mempengaruhi.7

Skala pengukuran variabel terbagi menjadi kategorik (nominal-ordinal) dan numerik


(rasio-interval).8

a. Nominal dan ordinal (kategorik)


Variabel nominal dan variabel ordinal disebut sebagai variabel kategorik karena variabel
tersebut mempunyai kategori variabel. Sebagai contoh: jenis kelamin adalah variabel,
sedangkan laki-laki dan perempuan adalah kategorik variabel, klasifikasi kadar kolesterol
adalah variabel sedangkan ‘baik’, ‘sedang’, dan ‘buruk’ adalah kaegorinya.
Berdasarkan kategori inilah Anda dapat membedakan variabel nominal dan variabel
ordinal. Variabel nominal mempunyai kategori yang sederajat dan tidak bertingkat,
contohnya: variabel jenis kelamin dengan kategori laki-laki dan perempuan, sedangkan
variabel ordinal mempunyai kategori yang tidak sederajat atau bertingkat, contohnya:
variabel kolesterol mempunyai kategori ‘baik’, ‘sedang’, dan ‘buruk’.

b. Rasio dan interval (numerik)


Variabel rasio dan variabel interval disebut sebagai variabel numerik karena variabel
tersebut tidak mempunyai kategori variabel. Anda dapat membedakan variabel rasio dan
interval berdasarkan nilai nolnya. Apabila variabel tersebut memiliki nilai nol alami
(seperti berat badan, tinggi badan, jarak) maka anda dapat menyebutnya sebagai variabel
rasio. Apabila variabel tersebut tidak mempunyai angka nol alami (seperti suhu), makan
Anda menyebutnya sebagai variabel interval. Perhatikan bahwa nol derajat pada skala
Celcius berbeda dengan nol derajat pada skala Fahrenheit.
Dalam Penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel
dependent (variabel terikat) adalah total kolesterol sedangkan variabel independent (variabel
bebas) yang diteliti adalah merokok, IMT, jenis kelamin, dan stress. Variabel yang masuk dalam
kategorik adalah merokok, jenis kelamin dan stress, sedangkan IMT dan total kolesterol bisa kita
ubah dari numerik menjadi kategorik, di mana untuk IMT jika < 18 adalah underweight, 18.5 –
25 adalah normal dan > 25 adalah overweight.

Bab IV
Pembahasan
1. IMT terhadap kolesterol

Dari histogram di atas, rata-rata (mean) indeks masa tubuh pada sampel yang kita teliti
adalah 22.77 dan kebanyakan sampel yang kita teliti memiliki indeks masa tubuh 24.0. Hal ini
menandakan bahwa mereka memiliki IMT yang normal. Histogram di atas juga menunjukkan
bahwa banyak sampel yang kita teliti memiliki IMT yang kurang maupun yang lebih.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

IMT TotalKolesterol

N 130 130

Normal Parametersa Mean 22.7716 237.1615

Std. Deviation 3.82165 29.36031

Most Extreme Differences Absolute .078 .107

Positive .078 .107

Negative -.060 -.100

Kolmogorov-Smirnov Z .894 1.222

Asymp. Sig. (2-tailed) .402 .101

a. Test distribution is Normal.


Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

IMT 22.7716 3.82165 130

TotalKolesterol 2.3716E2 29.36031 130

Correlations

IMT TotalKolesterol

IMT Pearson Correlation 1 .070

Sig. (2-tailed) .428

Sum of Squares and Cross-


1.884E3 1014.036
products

Covariance 14.605 7.861

N 130 130

TotalKolesterol Pearson Correlation .070 1

Sig. (2-tailed) .428

Sum of Squares and Cross-


1.014E3 111201.608
products

Covariance 7.861 862.028

N 130 130

Dari data di atas bahwa nilai p > 0.05 yang berarti Ho diterima. Jadi kesimpulannya tidak
ada hubungan berrmakna antara IMT dengan total kolesterol

2. Merokok
Dari pie chart di atas diketahui lebih dari 80% sampel yang kita teliti merokok. Hal ini
berarti memiliki resiko lebih tinggi untuk memiliki kadar LDL kolesterol yang tinggi.

Crosstab

TotalKolesterol

0 1 Total

Rokok tidak Count 6 101 107

Expected Count 6.6 100.4 107.0

ya Count 2 21 23

Expected Count 1.4 21.6 23.0

Total Count 8 122 130

Expected Count 8.0 122.0 130.0


Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square .313a 1 .576

Continuity Correctionb .007 1 .936

Likelihood Ratio .287 1 .592

Fisher's Exact Test .631 .430

Linear-by-Linear Association .310 1 .578

N of Valid Casesb 130

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.42.

b. Computed only for a 2x2 table

Dari data di atas, diketahui bahwa nilai p > 0.05 yang berarti Ho diterima. Jadi
kesimpulannya bahwa tidak ada hubungan bermakna antara merokok dengan total kolesterol.

3. Jenis kelamin
Dari pie chart di atas dan sumber yang kita dapatkan diketahui lebih dari 70% sampel yang kita
teliti jenis kelaminnya adalah laki-laki. Hal ini berarti penelitian kita menuju ke arah kolesterol
tinggi karena sampel kita kebanyakan laki-laki.

Crosstab

TotalKolesterol

0 1 Total

JenisKelamin laki-laki Count 6 83 89

Expected Count 5.5 83.5 89.0

perempuan Count 2 39 41

Expected Count 2.5 38.5 41.0

Total Count 8 122 130

Expected Count 8.0 122.0 130.0


Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square .169a 1 .681

Continuity Correctionb .000 1 .986

Likelihood Ratio .176 1 .675

Fisher's Exact Test 1.000 .511

Linear-by-Linear Association .167 1 .682

N of Valid Casesb 130

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.52.

b. Computed only for a 2x2 table

Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai p > 0.05 yang berarti Ho diterima. Jadi
kesimpulannya tidak ada hubungan bermakna antara jenis kelamin dan total kolesterol.

4. Stress
Dari pie chart di atas dan sumber yang kita dapatkan, diketahui bahwa > 50 % sampel
mengalami stress dan ini bisa menyebabkan terjadinya peningkatan total kolesterol.

Crosstab

TotalKolesterol

0 1 Total

Stress tidak Count 4 54 58

Expected Count 3.6 54.4 58.0

ya Count 4 68 72

Expected Count 4.4 67.6 72.0

Total Count 8 122 130

Expected Count 8.0 122.0 130.0


Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square .100a 1 .752

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .099 1 .752

Fisher's Exact Test 1.000 .515

Linear-by-Linear Association .099 1 .753

N of Valid Casesb 130

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.57.

b. Computed only for a 2x2 table

Dari tabel di atas, diketahui bahwa nilai p > 0,05 sehingga Ho diterima, jadi
kesimpulannya tidak ada hubungan bermakna antara stress dengan total kolesterol.

BAB V
PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, dapat disimpulkan bahwa IMT,
kebiasaan merokok, jenis kelamin dan adanya stress tidak berhubungan dengan kadar total
kolesterol. Namun pada umumnya, diketahui bahwa faktor-faktor tersebut sebenarnya memiliki
hubungan bermakna dengan total kolesterol. Kemungkinan kesalahan terdapat di bagian
pengumpulan data yang tidak valid karena sampel yang kurang besar. Jadi jika ingin penelitian
itu valid, maka sampel harus besar dan sesuai dengan metode-metode pengumpulan data serta
menggunakan instrumen.

6.2 Saran

Saran yang dapat disampaikan adalah suatu penelitian harus dilengkapi dengan desain
penelitian dan sampel yang dapat mewakili populasi yang ada. Mungkin perlu dicantumkan cara
mengumpulkan data dari penelitian. Perlu juga dicantumkan definisi operasional yang jelas agar
tidak terjadi bias yang dapat mengacaukan intepretasi penelitian.

Daftar Pustaka
1. Dahlan MS. Statistika untuk Kedokteran dan Kesehatan. Edisi ke-3. Jakarta: Salemba
Medika, 2010. h.4-12.
2. Tisnadjaja D. Bebas Kolesterol dan Demam Berdarah. Jakarta: Penebar Swadaya, 2013.
h.30-5.
3. Bangun AP. Terapi Jus dan Ramuan Tradisional untuk Kolesterol. Jakarta: AgroMedia
Pustaka, 2005. h.3-15.
4. Tambayong J. Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC, 2004. h.14-23.
5. Longo DL, Fauci AS, Kasper DL, Hauser SL, Jameson JL. Loscalzo J. Harrison’s
principles of internal medicine. 18th ed. Singapura: McGraw Hill;2012.p 3145.
6. Rubenstein D, Wayne D, Bradley J. Lecture notes: kedokteran klinis. Ed 6. Jakarta:
Erlangga;2007.h 191-3.
7. Fuster V, Topol EJ, Nabel EG. Atherothrombosis and coronary artery disease. 2nd ed.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2005.p 37-8.
8. Davey P. At a glance medicine. Jakarta: Erlangga;2006.h 140-1.S

Lampiran

Statistics

Merokok Jenis Kelamin Stress

N Valid 130 130 130

Missing 0 0 0
Merokok

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak 107 82.3 82.3 82.3

ya 23 17.7 17.7 100.0

Total 130 100.0 100.0

Jenis Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Stress
Valid laki-laki 89 68.5 68.5 68.5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
perempuan 41 31.5 31.5 100.0
Percent
Total 130 100.0 100.0
Valid tidak 58 44.6 44.6 44.6

ya 72 55.4 55.4 100.0

Total 130 100.0 100.0


Statistics

IMT Total Kolesterol

N Valid 130 130

Missing 0 0

Mean 22.7716 237.1615

Median 22.6550 240.0000

Mode 23.00 200.00

Std. Deviation 3.82165 29.36031

Variance 14.605 862.028

Minimum 16.83 167.00

Maximum 32.03 309.00


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

IMT

N 130

Normal Parametersa Mean 22.7716

Std. Deviation 3.82165

Most Extreme Differences Absolute .078

Positive .078

Negative -.060

Kolmogorov-Smirnov Z .894

Asymp. Sig. (2-tailed) .402

a. Test distribution is Normal.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Total Kolesterol

N 130

Normal Parametersa Mean 237.1615

Std. Deviation 29.36031

Most Extreme Differences Absolute .107

Positive .107

Negative -.100

Kolmogorov-Smirnov Z 1.222

Asymp. Sig. (2-tailed) .101

a. Test distribution is Normal.

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Merokok * Total Kolesterol 2


130 100.0% 0 .0% 130 100.0%
Kategori
Merokok * Total Kolesterol 2 Kategori Crosstabulation

Total Kolesterol 2 Kategori

0 1 Total

Merokok tidak Count 6 101 107

Expected Count 6.6 100.4 107.0

ya Count 2 21 23

Expected Count 1.4 21.6 23.0

Total Count 8 122 130

Expected Count 8.0 122.0 130.0

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square .313a 1 .576

Continuity Correctionb .007 1 .936

Likelihood Ratio .287 1 .592

Fisher's Exact Test .631 .430

Linear-by-Linear Association .310 1 .578

N of Valid Casesb 130

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.42.

b. Computed only for a 2x2 table

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Jenis Kelamin * Total


130 100.0% 0 .0% 130 100.0%
Kolesterol 2 Kategori
Jenis Kelamin * Total Kolesterol 2 Kategori Crosstabulation

Total Kolesterol 2 Kategori

0 1 Total

Jenis Kelamin laki-laki Count 6 83 89

Expected Count 5.5 83.5 89.0

perempuan Count 2 39 41

Expected Count 2.5 38.5 41.0

Total Count 8 122 130

Expected Count 8.0 122.0 130.0

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square .169a 1 .681

Continuity Correctionb .000 1 .986

Likelihood Ratio .176 1 .675

Fisher's Exact Test 1.000 .511

Linear-by-Linear Association .167 1 .682

N of Valid Casesb 130

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.52.

b. Computed only for a 2x2 table

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Stress * Total Kolesterol 2


130 100.0% 0 .0% 130 100.0%
Kategori
Stress * Total Kolesterol 2 Kategori Crosstabulation

Total Kolesterol 2 Kategori

0 1 Total

Stress tidak Count 4 54 58

Expected Count 3.6 54.4 58.0

ya Count 4 68 72

Expected Count 4.4 67.6 72.0

Total Count 8 122 130

Expected Count 8.0 122.0 130.0

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square .100a 1 .752

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .099 1 .752

Fisher's Exact Test 1.000 .515

Linear-by-Linear Association .099 1 .753

N of Valid Casesb 130

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.57.

b. Computed only for a 2x2 table

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

IMT 3 Kategori * Total


130 100.0% 0 .0% 130 100.0%
Kolesterol 2 Kategori
IMT 3 Kategori * Total Kolesterol 2 Kategori Crosstabulation

Total Kolesterol 2 Kategori

0 1 Total

IMT 3 Kategori 0 Count 3 16 19

Expected Count 1.2 17.8 19.0

1 Count 2 77 79

Expected Count 4.9 74.1 79.0

2 Count 3 29 32

Expected Count 2.0 30.0 32.0

Total Count 8 122 130

Expected Count 8.0 122.0 130.0

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value df sided)

Pearson Chi-Square 5.424a 2 .066

Likelihood Ratio 4.966 2 .083

Linear-by-Linear Association .221 1 .638

N of Valid Cases 130

a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum


expected count is 1.17.
Correlations

IMT Total Kolesterol

IMT Pearson Correlation 1 .070

Sig. (2-tailed) .428

N 130 130

Total Kolesterol Pearson Correlation .070 1

Sig. (2-tailed) .428

N 130 130

Anda mungkin juga menyukai