Analisa Kelayakan Investasi Penambahan Setoran Modal Menggunakan Metode Payback Period PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 14

ANALISA KELAYAKAN INVESTASI PENAMBAHAN SETORAN MODAL PEMERINTAH

KOTA BANDUNG PADA PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA BARAT DAN


BANTEN TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE PAYBACK PERIOD

Abstrak
Pemerintah Kota Bandung sebagai salah satu pemegang saham dari PT Bank
Pembangunan Jawa Barat dan Baten Tbk memiliki kesempatan untuk menambah
pendapatan asli daerah melalui invesatasi dalam bentuk penambahan modal disetor
berdasarkan surat pemberitahuan dari PT Bank Pembangunan Jawa Barat dan Baten
Tbk Nomor 919/DIR-Tim P3M/2016. Keputusan untuk melakukan investasi ini
merupakan suatu keputusan yang harus dipertimbangkan dari berbagai aspek, salah
satu adalah tingkat pengembalian investasi yang diharapkan. Salah alat untuk
mengukur tingkat pengembalian adalah dengan menggunakan payback period
analysis. Berdasarkan kajian yang dilakukan investasi Pemerintah Kota Bandung pada
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat terbilang sangat ekonomis, yaitu dengan
waktu pengembalian selama 7 tahun.
Latar Belakang
Industri perbankan merupakan highly regulated industry, baik dari sisi
permodalan, operasional hingga produk yang dimiliki. Dari sisi permodalan, bank
dituntut untuk memperkuat struktur permodalan yang salah satunya bertujuan
untuk penyerapan risiko yang berasal baik dari risiko kredit, risiko operasional hingga
risiko pasar. Oleh karena itu, Bank Indonesia melalui PBI Nomor 15/12/PBI/2013
telah mengatur tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum,
perubahan komponen dan persyaratan instrumen modal dalam rangka peningkatan
kualitas permodalan. Selain itu, penguatan struktur modal juga dilakukan dalam
rangka mendukung bisnis, seperti ekspansi pembiayaan (kredit) ataupun aktivitas
investasi lainnya.
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk sebagai salah satu
bank lokal dengan taraf nasional tentu saja memerlukan tambahan modal guna
menghadapi persaingan bisnis dalam industri perbankan yang semakin ketat. PT
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk telah menunjukkan
eksistensi dan kesuksesan dari hasil transformasi bank daerah menjadi bank umum

1
skala nasional. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk juga
menjadi bank yang dimiliki daerah pertama yang mencatatkan sahamnya di Bursa
Efek Indonesia pada tahun 2010.
Pemerintah Kota Bandung sebagai salah satu pemegang saham dari PT Bank
Pembangunan Jawa Barat dan Baten Tbk memiliki kesempatan untuk menambah
pendapatan asli daerah melalui invesatasi dalam bentuk penambahan modal disetor
berdasarkan surat pemberitahuan dari PT Bank Pembangunan Jawa Barat dan Baten
Tbk Nomor 919/DIR-Tim P3M/2016. Penawaran ini berkaitan dengan penambahan
modal disetor PT Bank Pembangunan Jawa Barat dan Baten Tbk agar sesuai dengan
ketentuan minimal dari Otoritas Jasa Keuangan. Melalui penambahan modal disetor
ini maka kepemilikian Pemerintah Kota Bandung tidak akan terdilusi sehingga
kesempatan memperoleh pendapatan asli daerah yang berasal dari dividen PT Bank
Pembangunan Jawa Barat dan Baten Tbk akan semakin besar.
Keputusan untuk melakukan investasi ini merupakan suatu keputusan yang
harus dipertimbangkan dari berbagai aspek. Sebelum keputusan tentang investasi
dilakukan terlebih dahulu dilakukan studi kelayakan investasi. Studi kelayakan
investasi bertutujuan untuk mengkaji dan menganalisis apakah suatu kegiatan
investasi memberikan manfaat atau hasil bila dilaksanakan. Manfaat akan harapan
keuntungan (return) dimasa yang akan datang tersebut merupakan kompensasi atas
waktu dan rirsiko yang terkait dengan investasi yang dilakukan.
Studi berkaitan dengan investasi ini telah dilakukan dalam Naskah Akademik
Kelayakan Penambahan Modal Pemerintah Kota Bandung Pada PT Bank
Pembangunan Daerah Jawa Barat Dan Banten Tbk. Berdasarkan hasil studi dan surat
pemberitahuan dari PT Bank Pembangunan Jawa Barat dan Baten Tbk, dimana
Pemerintah Kota Bandung diharapkan melakukan penambahan modal sebesar Rp
10.322.761.500,00, dimana berdasarkan perhitungan yang dilakukan dalam studi,
jumlah saham yang diperoleh akan berjumlah 10.924.445 lembar saham, yaitu
penambahan 10% dari jumlah saham sebelumnya. Setelah adanya penambahan
setoran modal ini maka kepemilikan Pemerintah Kota Bandung adalah sebesar
1.19% dan apabila tidak dilakukan penambahan modal disetor maka kepemilikan
Permerintah Kota Bandung akan terdilusi menjadi 1.1%.

2
Identifikasi Masalah

Pemerintah Kota Bandung sebagai pemegang saham seri A dengan


persentase 1,2% saat ini diminta untuk melakukan tambahan penyerataan modal
dengan mekanisme Penambahan Modal Tanpa Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMT
HMETD). Untuk tahun 2017 sesuai surat Direksi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa
Barat dan Banten Tbk No. 919/Dir-Tim P3M/2016 tanggal 16 November 2016,
penambahan modal yang diminta oleh PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat
dan Banten Tbk adalah sebesar Rp. 10.322.761.500,00 (Sepuluh milyar tiga ratus dua
puluh dua juta tujuh ratus enam puluh satu ribu lima ratus) yang bersumber dari
APBD murni Kota Bandung Tahun 2017.
Berdasarkan uraian pada Latar Belakang maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah penambahan investasi pada PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat
dan Banten layak dilakukan?
2. Berapa lama masa pengembalian investasi tersebut?

Tujuan dan Kegunaan Kegiatan Kajian


Sesuai dengan ruang lingkup identifikasi masalah yang dikemukakan di atas,
tujuan kajian ini adalah sebagai berikut:
1. Menilai kelayak penambahan penyertaan modal pada PT Bank Pembangunan
Daerah Jawa Barat dan Banten.
2. Mengetahui masa pengembalian investasi penambahan setoran modal pada PT
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten.

Metode Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini membahas bagaimana menilai kelayakan invesati Pemerintah
Kota Bandung pada PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR
IJ) dengan mengunakan metode payback period. Dalam kajian ini juga membuat
prediksi arus kas yang akan diterima oleh Pemeritah Kota Bandung dnegan

3
menggunakan asumsi yaitu pertumbuhan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat
dan Banten yang didasarkan kepada prediksi yang diperoleh dari perusahaan
sekuritas.
Data yang digunakan dalam penelitian ini memakai data estimasi yang
berasal dari Laporan Keuangan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan
Banten Tbk, Bloomberg Terminal dan laporan analisa dari Mandiri Sekuritas. Periode
penelitian memakai estimasi konsensus pada tahun 2017 Estimasi konsensus
merupakan rata–rata perhitungan analis dari perusahaan sekuritas. Dengan
memakai data estimasi, dapat kita lihat bagaimana rata–rata estimasi setiap variabel
yang dapat dijadikan prediksi untuk determinasi nilai wajar saham PT Bank
Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.
Metode Analisis
Dalam kajian ini, metode yang akan digunakan untuk menilai kelayakan
investasi adalah metode Payback Period Analysis. Metode ini merupakan salah satu
metode investasi yang melihat berapa lama nilai uang yang diinvestasikan akan
kembali. Payback period menunjukkan perbandingan antara investasi awal (initial
invesment) dengan aliran kas tahunan.
Menurut Arifin dan Fauzi (1999) Metode payback period merupakan
penentuan jangka waktu yang dibutuhkan untuk menutup initial investment dari
suatu proyek dengan menggunakan cash inflow yang dihasilkan oleh proyek
tersebut". Sedangkan menurut Usnan dan Suwarsono (1994;208) berpendapat
bahwa : "Payback Period metode yang mengukur seberapa cepat investasi bisa
kembali dalam satuan Tahun
Dari kedua pengertian diatas, maka dapatlah disimpulkan bahwa payback
period adalah waktu yang diperlukan (dalam Satuan Tahun) untuk mengembalikan
investasi yang telah ditanamkan oleh penanam modal berdasarkan cash Inflow yang
dihasilkan oleh suatu proyek.
Cara untuk mengambil keputusan dengan metode ini adalah membandingkan
payback period investasi yang diusulkan dengan umur ekonomis aktiva, apabila
payback period lebih pendek dari pada umur ekonomis aktiva maka rencana
investasi dapat diterima, sedangkan apabila payback period lebih panjang dari pada
umur ekonomis aktiva maka rencana investasi ditolak. Namun dalam kasus investasi

4
aset keuangan, keputusan payback period dapat didasarkan pada keinginan investor
akan berapa lama investasi yang ditanamkan dapat kembali.
Initialinvesment
Pay Back Period =
Cashinflow
Secara lebih terperinci, rumus payback period dapat dituliskan sebagai berikut:
b−c
Payback period = t + d−c
Di mana:
t = tahun terakhir di mana umlah cash inflow belum menutup initial
investment.
B = initial investment.
C = kumulatif cash inflow pada tahun ke ,t,
D = jumlah kumulatif cash inflow pada tahun t + 1

Payback period merefleksikan tingkat likuiditas suatu proyek (kecepatan dalam


menutup kembali modal yang diinvestasikan), dan dengan demikian pertimbangan
tentang risiko untuk dapat segera menutup kembali investasi dengan cash inflow
yang dihasilkan oleh investasi tersebut.Semakin likuid suatu proyek, semakin kecil
risiko yang dihadapi oleh perusahaan, demikian pula sebaliknya.
Kelemahan utama dari payback period adalah tidak mempertimbangkan
sepenuhnya faktor atau nilai waktu dari uang.Pengukuran payback period
menekankan pada “beberapa cepat modal yang diinvestasikan akan tertutup”
sebenarnya hanya mempertimbangkan secara implisit saat atau timing penerimaan
cash inflow.Kelemahan yang kedua timbul karena adanya suatu kenyataan
sehubungan dengan penggunaan metode payback period yang tidak
mempertimbangkan cash inflow sesudah investasi dalam suatu proyek tertutup.
Dalam kajian ini, cash inflow dari penambahan penyertaan modal Pemerintah
Kota Bandung pada Bank BJB berasal dari selisih antara proyeksi dividen yang
diperoleh ketika melakukan penambahan penyertaan modal dan proyeksi dividen
yang diperoleh ketika melakukan penambahan penyertaan modal. Asumsi
berikutnya adalah kenaikan laba pada tahun 2019 sd tahun 2022 rata-rata sebesar
17% dan Dividen Payout Ratio yang dibayarkan oleh Bank BJB sebesar 60% dari laba
bersih.

5
Analisa dan Pembahasan
Pemerintah Kota Bandung mempunyai beberapa kebijakan dan program
prioritas yang strategis dan mendesak dalam rangka meningkatkan PAD, namun
dengan melihat keterbatasan Anggara Pembangunan dalam APBD Kota Bandung,
maka dituntut Pemerintah Kota Bandung untuk lebih jeli, kreatif dan inovatif dalam
melihat potensi yang dapat digali serta berusaha mencari solusi maupun alternatif
yang tepat, guna mencari sumber dan pembiayaan bagi pembangunan, sekaligus
dalam rangka antisipasi terhadap perkembangan jangka panjang ekonomi daerah
dan regional terutama dalam menyongsong era global.
Salah satu upaya dalam rangka mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki
oleh Pemerintah Kota Bandung adalah dengan melakukan investasi yang memiliki
potensi untuk meningkatkan pendapatan asli daerah Kota Bandung di masa yang
akan datang. Pilihan investasi tersebut salah satunya adalah dengan menambah atau
mempertahankan proporsi kepemilikan saham Pemerintah Kota Bandung pada PT
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk, yang merupakan salah satu
bank dengan kinerja terbaik di Indonesia.
Pengelolaan penyertaan modal pemerintah daerah sebagaimana diatur
dalam Peraturan Daerah ini dilaksanakan dengan memperhatikan asas-asas sebagai
berikut:
a. asas fungsional, yaitu pengambilan keputusan dan pemecahan masalah di
bidang penyertaan modal pemerintah daerah dilaksanakan oleh Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bandung, Badan
Usaha, Pimpinan Lembaga sesuai fungsi, wewenang, dan tanggung jawab
masing-masing.
b. asas kepastian hukum, yaitu penyertaan modal pemerintah daerah harus
dilaksanakan berdasarkan hukum dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
c. asas efisiensi, yaitu penyertaan modal pemerintah daerah diarahkan agar
dana penyertaan modal digunakan sesuai batasan-batasan standar
kebutuhan yang diperlukan dalam rangka menunjang penyelenggaraan
tugas pokok dan fungsi pemerintahan secara optimal.

6
d. asas akuntabilitas, yaitu setiap kegiatan penyertaan modal pemerintah
daerah harus dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat dengan
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
e. asas kepastian nilai, yaitu penyertaan modal pemerintah daerah harus
didukung oleh adanya ketepatan jumlah dan nilai penyertaan modal dalam
rangka optimalisasi pemanfaatan dana, divestasi serta penyusunan laporan
keuangan pemerintah.
Bagi Pemerintah Kota Bandung selaku pemegang saham seri A bank bjb
ketika bank bjb membukukan keuntungan yang positif maka akan mendapatkan
dividen sesuai besaran kepemilikan saham yang ada. Dividen tersebut akan menjadi
pendapatan asli daerah (PAD) yang berasal dari hasil pengelolaan kekayaan daerah
yang dipisahkan. Pengelolaan atas kekayaan daerah yang dipisahkan menjadi sangat
penting ketika Pemerintah Daerah berusaha meningkatkan pendapatannya untuk
membiayai pelayanan publik yang outcomes-nya dapat dirasakan langsung oleh
masyarakat.
Dengan demikian, akan sangat penting untuk menjaga struktur kepemilikan
saham Pemerintah Kota Bandung di bank bjb. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa
selama beberapa tahun kebelakang, dividen yang diterima oleh Pemerintah Kota
Bandung nilainya cukup besar sesuai dengan capaian profitabilitas bank bjb.

Kinerja Keuangan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk
Berikut kinerja keuangan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk
berdasarkan rasio-rasio keuangan tahun 2007 – 2016 dan proyeksi keuangan tahun
2017 dan 2018.
Tabel 4.3. Rasio Keuangan BJB tahun 2007-2015
Rasio 2007 2008 2009 2010 2011 2012
CAR 6.80 15.06 21.20 22.85 18.36 8.11
ROA 2.40 3.31 3.24 3.15 2.65 2.46
ROE 9.41 24.98 28.09 24.95 21.00 5.02
NIM 5.97 8.45 7.63 7.32 6.89 6.76
NPL GROSS 0.70 0.78 1.97 1.86 1.21 2.07
NPL NET 0.16 0.11 0.76 0.29 0.41 0.50
BOPO 9.12 75.41 77.30 76.60 80.02 80.02
LDR 79.02 89.44 82.47 71.14 72.95 74.09

7
Rasio 2013 2014 2015 2016 2017-F 2018-F
CAR 16.51 16.39 15.85 17.9 17.6 17.7
ROA 2.61 1.94 2.04 1.2 1.5 1.5
ROE 26.73 19.10 23.10 21,81 16,9 16,7
NIM 7.96 6.79 6.32 6.9 6.6 6.4

NPL GROSS 2.83 4.15 3.2 2.9 2.5 2.1


NPL NET 0.64 1.04 0.86 0,75
BOPO 79.41 85.94 83.31 82,7
LDR 96.47 93.18 88.13 87.6 88.6 89.6
Sumber : Laporan tahunan 2008-2016, Mandiri Equitas Estimation 2017-2018

Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat kinerja keuangan PT Bank Pembangunan


Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk menunjukkan kinerja yang positif. Kinerja
permodalan yang tercermin dari Capital Adequacy Ratio (CAR) menunjukkan
peningkatan sejak 2007-2016. Pada 2017-2018 di proyeksikan akan menurun. Meski
demikian, nilai CAR jauh diatas ketentuan yang ada, yang artinya modal PT Bank
Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk mampu untuk menyerap risiko
yang ada. Kenaikan CAR tidak terlepas dari kenaikan modal inti perusahaan.
Gambar 4.2: Perkembangan Capital Adequacy Ratio (CAR)

Dari sisi profitabilitas, Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk
masih menunjukkan kinerja yang positif terlihat dari capaian rasio profitabilitas yang
positif, meski pada tahun 2016 mengalami penurunan yang cukup signifikan. Pada
tahun 2016, perusahaan mengalami penurunan profit menjadi sebesar Rp. 1,154
Milyar dibanding Rp. 1,377 Milyar pada 2015. Penurunan tersebut lebih disebabkan

8
karena perusahaan meningkatkan biaya cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN)
sebagai akibat kenaikan kredit bermasalah, sehingga menurunkan profitabilitas.
Penuruna profitabilitas juga dialami oleh industri perbankan sebagai akibat
penurunan aktivitas ekonomi domestik dan global.
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk juga mampu
mempertahankan spread Net Interest Margin (NIM) yang cukup tinggi. Kondisi
demikian mampu menyeimbangkan dampak dari kenaikan biaya CKPN. Pada 2017-
2018 NIM diproyeksikan akan menurun seiring dengan penurunan tingkat bunga
pasar dan relaksasi kebijakan moneter. Kualitas kredit diproyeksikan akan meningkat
seiring dengan penurunan angka Non Performing Loan (NPL). Penurunan tersebut
diharapkan dapat menurunkan biaya CKPN dan dapat menjaga profitabilitas yang
positif.
Gambar 4.3: Net Interest Margin dan Cost of Fund

Gambar 4.4: Loan Loss Coverage dan NPL

9
Fungsi intermediasi Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk
diproyeksikan akan tetap meningkat pada 2016-2017. Kondisi ini seiring dengan
membaiknya perekonomian domestik dan global, rencana penambahan modal dan
rencana ekspansi perusahaan serta peningkatan likuiditas.

LDR dan Pertumbuhan Likuiditas

Pendapatan Dividen dan Proyeksi Pendapatan Dividen Pemerintah Kota Bandung

Berikut adalah data dan perhitungan dividen yang diterima oleh Pemerintah
Kota Bandung, dengan simulasi ketika Pemerintah Kota Bandung melakukan
penyertaan modal (PMTHMETD) dan tanpa melakukan penyertaan modal.
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, kepemilikan saham Pemerintah Kota
Bandung setelah PMT HMETD sebesar 1,19%, sedangkan jika tanpa melakukan PMT
HMETD adalah sebesar 1,1%. Data perhitungan bersumber dari Laporan Keuangan
bank bjb 2010-2016, Laporan Tahunan (Annual Report) 2015 dan 2016, serta
Laporan Mandiri Sekuritas untuk proyeksi keuntungan bersih tahun 2017-2019.
Dividen Payout Ratio (DPR) tahun 2017-2019 merupakan asumsi yang berasal dari
rata-rata DPR tahun 2010-2016.

10
Pendapatan Dividen dan Proyeksi Pendapatan Dividen Pemerintah Kota Bandung
(Dengan Penambahan Modal PMT HMETD)

Kepemilikan
Dividen Pendapatan
Total Keuntungan Saham
Tahun Payout Total Dividen Dividen Pemkot
Bersih Pemkot
Ratio Bandung
Bandung
2010 890.170.587.211 65,00% 578.610.881.687 1,20% 6.943.330.580,24
2011 947.477.047.373 62,50% 592.173.154.608 1,20% 7.106.077.855,30
2012 1.185.435.832.971 56,00% 663.844.066.464 1,20% 7.966.128.797,57
2013 1.376.873.345.573 55,00% 757.280.340.065 1,20% 9.087.364.080,78
2014 1.101.991.186.487 68,51% 754.966.705.000 1,20% 9.059.600.460,00
2015 1.377.410.000.000 50,25% 692.133.369.167 1,20% 8.305.600.430,00
2016 1.154.421.000.000 71,01% 819.733.375.750 1,20% 9.836.800.509,00
2017 1.639.000.000.000* 60,00%** 983.400.000.000 1,19% 11.702.460.000,00
2018 1.883.000.000.000* 60,00%** 1.129.800.000.000 1,19% 13.444.620.000,00
2019 2.122.000.000.000* 60,00%** 1.273.200.000.000 1,19% 15.151.080.000,00
Catatan:
*) Sumber: Mandiri Sekuritas
**) Rata-rata DPR selama 2010-2016
Pendapatan Dividen dan Proyeksi Pendapatan Dividen Pemerintah Kota Bandung
(Tanpa Penambahan Modal PMT HMETD)
Kepemilikan
Dividen Pendapatan
Total Keuntungan Saham
Tahun Payout Total Dividen Dividen Pemkot
Bersih Pemkot
Ratio Bandung
Bandung
2010 890.170.587.211 65,00% 578.610.881.687 1,20% 6.943.330.580
2011 947.477.047.373 62,50% 592.173.154.608 1,20% 7.106.077.855
2012 1.185.435.832.971 56,00% 663.844.066.464 1,20% 7.966.128.798
2013 1.376.873.345.573 55,00% 757.280.340.065 1,20% 9.087.364.081
2014 1.101.991.186.487 68,51% 754.966.705.000 1,20% 9.059.600.460
2015 1.377.410.000.000 50,25% 692.133.369.167 1,20% 8.305.600.430
2016 1.154.421.000.000 71,01% 819.733.375.750 1,20% 9.836.800.509
2017 1.639.000.000.000 60,00% 983.400.000.000 1,10% 10.817.400.000
2018 1.883.000.000.000 60,00% 1.129.800.000.000 1,10% 12.427.800.000
2019 2.122.000.000.000 60,00% 1.273.200.000.000 1,10% 14.005.200.000
Catatan:
*) Sumber: Mandiri Sekuritas
**) Rata-rata DPR selama 2010-2016
Dengan simulasi pada tabel diatas, terlihat bahwa selama tahun 2010-2016
pendapatan dividen Pemerintah Kota Bandung dari PT. Bank BJB, Tbk cukup
bervariatif. Hal ini disebabkan karena faktor rasio dividen yang dibayarkan (dividen
payout ratio) selalu berubah setiap tahun, namun rata-rata diatas 55%. Untuk

11
proyeksi penerimaan dividen, dengan asumsi DPR sebesar 60%, maka pendapatan
dividen Pemerintah Kota Bandung diproyeksikan akan meningkat seiring dengan
proyeksi peningkatan laba PT. Bank BJB, Tbk. Dengan demikian, akan sangat penting
bagi PT. Bank BJB untuk menjaga struktur kepemilikan saham saat ini dengan
melakukan tambahan penyertaan modal melalui skema PMT HMETD. Namun, jika
tidak melakukan penyertaan modal, Pemerintah Kota Bandung pada tahun 2017-
2019 diproyeksikan akan kehilangan potensi penerimaan dividen sebesar berikut:

Potensi
Tanpa Penyertaan
Tahun Penyertaan Modal Berkurangnya
Modal
Dividen
2017 11.702.460.000,00 10.817.400.000 885.060.000,00
2018 13.444.620.000,00 12.427.800.000 1.016.820.000,00
2019 15.151.080.000,00 14.005.200.000 1.145.880.000,00

Berdasarkan tabel perhitungan diatas, dengan asumsi laba Bank BJB tahun
2017 dan asumsi Dividen Payout Ratio (DPR) sebesar 60%, jika melakukan tambahan
penyertaan modal, maka potensi dividen Pemerintah Kota Bandung sebesar Rp.
11.702.460.000,- Namun jika tidak melakukan tambahan modal, maka dividen
Pemerintah Kota Bandung sebesar Rp. 10.817.400.000,- atau berpotensi kehilangan
pendapatan dividen sebesar Rp. 885.060.000,-. Dengan demikian, akan sangat
penting bagi Pemerintah Kota Bandung untuk melakukan penyertaan modal sesuai
dengan permintaan Bank BJB agar tidak terdilusi kepemilikan sahamnya dan tidak
berpotensi berkurangnya pendapatan dividen.
Penghitungan nilai ekonomis dari investasi tersebut dapat diketahui dengan
memprediksi arus kas dari investasi untuk beberapa tahun yang akan datang.
Berdasarkan beberapa asumsi, yaitu pertumbuhan yang relatif stabil, maka
diprediksi masa pengembalian adalah hingga pada tahun 2019, yaitu 7 tahun setelah
investasi dilakukan. Penjelasan mengenai penghitungan pengembalian investasi
digambarkan dalam perhitungan dan tabel berikut ini.

12
Berikut ini disajikan prediksi perolehan deviden Pemerintah Kota Bandung sampai
dengan tahun 2022 dengan menggunakan prediksi yang konstan.
Selisih
penambahan
Kepe deviden dengan
DP Kepemili Deviden Pemkot Deviden Pemkot
Tahun Laba Total Deviden milik penmabahan dan
ratio kan Bandung Bandung
an tanpa
penambahan
kepemilikan
A B C D=AxB E F=ExD G H=GxD I=F-G
2016 1,154,421,000,000 71,01% 819,733,375,750 1.20% 9,836,800,509 1.2% 9,836,800,509.00 -
2017 1,639,000,000,000 60% 983,400,000,000 1.19% 11,702,460,000 1.1% 10,817,400,000.00 885,060,000
2018 1,883,000,000,000 60% 1,129,800,000,000 1.19% 13,444,620,000 1.1% 12,427,800,000.00 1,016,820,000
2019 2,203,110,000,000 60% 1,273,200,000,000 1.19% 15,151,080,000 1.1% 14,005,200,000.00 1,145,880,000
2020 2,577,638,700,000 60% 1,546,583,220,000 1.19% 18,404,340,318 1.1% 17,012,415,420.00 1,391,924,898
2021 3,015,837,279,000 60% 1,809,502,367,400 1.19% 21,533,078,172 1.1% 19,904,526,041.40 1,628,552,131
2022 3,528,529,616,430 60% 2,117,117,769,858 1.19% 25,193,701,461 1.1% 23,288,295,468.44 1,905,405,993
2022 4,128,379,651,223 60% 2,477,027,790,734 1.19% 29,476,630,710 1.1% 27,247,305,698.07 2,229,325,012
10,202,968,033

Berdasarkan perhitungan diatas, maka diperkirakan Pay back period atas


penambahan investasi yang dilakukan pada tahun ke 7 (tujuh) dengan nilai
pengembalian investasi sebesar Rp. 10.322.761.500,00 (Sepuluh milyar tiga ratus
dua puluh dua juta tujuh ratus enam puluh satu ribu lima ratus) yang diperoleh dari
selisih dividen yang diperoleh Pemerintah kota Bandung dengan penambahan
setoran modan dengan tanpa setoran modal.

DAFTAR PUSTAKA
Aswarth, Damodaran. 2006. Valuation Approaches and Metrics: A Survey of the
Theory and Evidence. New York: Stern School of Business.
Darmadji, T & Fakhruddin, H. M. 2006. Pasar Modal di Indonesia, Edisi 2. Jakarta:
Penerbit Salemba Empat.
Eduardus, Tandelilin. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio Edisi
Pertama. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Jensen, M.C. 1986. Agency Cost of Free Cash Flow, Corporate Finance and Takeovers.
American Economic Review, 76, May, 323-329.
Mandiri Sekuritas. 2017. Focus Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten
Tbk, Company Update, 23 Maret 2017
Miller, H Merton. 1998. The Current Southeast Asia Financial Crisis. Pacific Basin
Financial Journal, 225-233.
Myers, S.C. 1984. Capital Sructure Puzzle. Journal of Finance, 39(3), July, 575 - 592.
Michailidis, Tsopoglou. 2006. Testing the Capital Asset Pricing Model. International
Research Journal of Finance and Economics, 4, pp, 78-82.

13
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 38/POJK.04/2014
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 32/POJK.04/2015
Suad Husnan. 2005. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi kelima,
Yogyakarta : BPFE
Surat Direksi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk Nomor
919/DIR-Tim P3M/2016 Tanggal 16 November 2016.
Sunariyah. 2006. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi Kelima, UPP STIM
YKPN, Yogyakarta.
Siamat, Dahlan. 2004. Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi Keempat, Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

14

Anda mungkin juga menyukai