Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KOMUNITAS

ORGANISASI KESEHATAN YANG DIMANFAATKAN DI MASYARAKAT

OLEH : SGD 5

Putu Citra Anjasmara Dewi 1302105002


Ni Luh Made Dwi Purmanti 1302105018
Luh Anggariasih 1302105023
Ni Luh Putu Listiana Yanti 1302105038
Putu Diah Adnya Dewi 1302105046
Komang Eva Trijayanti 1302105047
I Ketut Dian Lanang Triana 1302105074
Ni Luh Putu Mira Santana Sari 1302105087
Ni Luh Gede Citriani Dewi 1302105088
Dewa Ayu Lydia Citra Dewi 1302105089

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2015
LEARNING TASK

ORGANISASI KESEHATAN YANG DIMANFAATKAN DI MASYARAKAT

KLP SGD 1 DAN 2 (DASA WISMA)

KLP SGD 3 DAN 4 (PKK/PEMBERDAYAAN KESEJAHTERAAN KELUARGA)

KLP SGD 5 DAN 6 (POSYANDU: BALITA DAN LANSIA)

KLP SGD 7 DAN 8 (PENGEMBANGAN DESA SIAGA)

1. Jelaskan tentang konsep


2. Jelaskan tentang faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program
3. Jelaskan permasalahan yang sering dialami ketika pelaksanaan program
4. Bagaimana solusi yang dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan tersebut
PEMBAHASAN

1. Jelaskan tentang konsep

Posyandu Balita
Pos Pelayanan terpadu atau Posyandu adalah unit kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat
dengan pembimbing dari tenaga kesehatan dari Puskesmas yang bertujuan untuk mencapai
derajat kesehatan yang optimal (Depkes RI, 2009). Posyandu adalah pusat pelayanan
keluarga berencana dan kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh
masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapaian Norma
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS). Posyandu atau pos pelayanan terpadu,
merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat
untuk masyarakat dengan dukungan tehnis dari petugas kesehatan (Nurul .C, 2009)
A. Tujuan Posyandu
a. Menurunkan angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu (Ibu hamil,melahirkan
dan nifas)
b. Membudayakan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagis Sejahtera).
c. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan
kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya
masyarakat sehat sejahtera.
d. Sebagai wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan Ketahan Keluarga
dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera (R. Fallen dan R. Budi Dwi K, 2010).

B. Strata Posyandu
Strata posyandu menurut R. Fallen dan R. Budi Dwi K (2010) dapat dikelompokan menjadi
empat :
1. Posyandu Pratama :
a. Belum mantap.
b. Kegiatan belum rutin.
c. Kader terbatas.
2. Posyandu Madya :
a. Kegiatan lebih teratur
b. Jumlah kader 5 orang
3. Posyandu Purnama :
a. Kegiatan sudah teratur.
b. Cakupan program/kegiatannya baik.
c. Jumlah kader 5 orang
d. Mempunyai program tambahan
4. Posyandu Mandiri :
a. Kegiatan secara terahir dan mantap
b. Cakupan program/kegiatan baik.
c. Memiliki Dana Sehat dan JPKM yang mantap.

C. Sasaran Posyandu
Yang menjadi sasaran dalam pelayanan kesehatan di posyandu adalah untuk :
a. Bayi yang berusia kurang dari satu tahun
b. Anak balita usia 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun
c. Ibu hamil/ibu menyusui
d. Ibu menyusui
e. Ibu nifas

D. Kegiatan Posyandu
Lima kegiatan posyandu (Panca Krida Posyandu) :
a). Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
b). Keluarga Berencana (KB)
c). Imunisasi
d). Peningkatan Gizi
e). Penatalaksanaan Diare
Tujuh kegiatan Posyandu (Sapta Krida Posyandu) :
a). Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
b). Keluarga Berencana (KB)
c). Imunisasi
d). Peningkatan Gizi
e). Penatalaksanaan Diare
f). Sanitasi Dasar
g). Penyediaan Obat Esensial (R. Fallen dan R. Budi Dwi K, 2010)
E. Pembentukan Posyandu
Posyandu dibentuk dari pos–pos yang telah ada seperti :
a). Pos penimbangan balita
b). Pos immunisasi
c). Pos keluarga berencana desa
d). Pos kesehatan
e). Pos lainnya yang di bentuk baru (R. Fallen dan R. Budi Dwi K, 2010).

F. Syarat Posyandu
a). Penduduk Lingkungan tersebut paling sedikit terdapat 100 orang balita
b). Terdiri dari 120 kepala keluarga
c). Disesuaikan dengan kemampuan petugas (bidan desa)
d). Jarak antara kelompok rumah, jumlah KK dalam satu tempat atau kelompok tidak
terlalu jauh

G. Alasan Pendirian Posyandu


a. Posyandu dapat memberikan pelayanan kesehatan khususnya dalam upaya
pencegahan penyakit dan PPPK sekaligus dengan pelayanan KB.
b. Posyandu dari masyarakat untuk masyarakat dan oleh masyarakat, sehingga
menimbulkan rasa memiliki masyarakat terhadap upaya dalam bidang kesehatan dan
keluarga berencana (R. Fallen dan R. Budi Dwi K, 2010).

H. Penyelenggaraan Posyandu
a. Pelaksana kegiatan
Adalah anggota masyarakat yang telah di latih menjadi kader kesehatan setempat
dibawah bimbingan puskesmas.
b. Pengelola posyandu
Adalah pengurus yang dibentuk oleh ketua RW yang berasal dari kader PKK, tokoh
masyarakat formal dan informal serta kader kesehatan yang ada di wilayah tersebut
(Depkes RI, 2009).

I. Lokasi Posyandu
a. Berada di tempat yang mudah didatangi
b. Ditentukan oleh masyarakat itu sendiri
c. Dapat merupakan lokal itu sendiri
d. Bila tidak memungkinkan dapat dilaksanakan dirumah penduduk, balai desa, pos
RT/RW atau pos yang lainnya (R. Fallen dan R. Budi Dwi K, 2010).

J. Pelayanan Kesehatan Yang di Jalankan Posyandu


a. Pemeliharaan kesehatan bayi dan balita
• Penimbangan bulanan
• Pemberian makanan tambahan bagi yang berat badannya kurang
• Imunisasi bayi 3 – 14 bulan.
• Pemberian oralit untuk menanggulangi diare.
• pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama.
b. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan usia subur.
Pemeriksaan kesehatan umum
• Pemeriksaan kehamilan dan nifas
• Pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan pil penambah darah.
• Imunisasi TT untuk ibu hamil
• Penyuluhan kesehatan dan KB
• Pemberian alat kontrasepsi KB
• Pemberian oralit pada ibu yang menderita diare
• Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama.
• Pertolongan pertama pada kecelakaan (R. Fallen dan R. Budi Dwi K, 2010).

K. Sistem Lima Meja


a. Meja I
• Pendaftaran
• Pencatatan bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan usia subur.
b. Meja II
• Penimbangan balita
• Ibu hamil
c. Meja III
• Pengisian KMS (Kartu Menuju Sehat)
d. Meja IV
• Diketahui berat badan anak yang naik/tidak naik, ibu hamil dengan resiko tinggi,
PUS yang belum mengikuti KB
• Penyuluhan kesehatan
• Pelayanan TMT, oralit, vitamin A, tablet zat besi, pil ulangan, kondom
e. Meja V
• Pemberian imunisasi
• Pemeriksaan kehamilan
• Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan
• Pelayanan kontrasepsi IUD, suntikan.
Untuk meja I sampai IV dilaksanakan oleh kader kesehatan dan untuk meja V
dilaksanakan oleh petugas kesehatan diantaranya : dokter, bidan, perawat, juru
immunisasi dan sebagainya (R. Fallen dan R. Budi Dwi K, 2010).

L. Langkah –langkah Pembentukan Posyandu


a). Persiapan Sosial
• Persiapan masyarakat sebagai pengelola dan pelaksanaan posyandu
• Persiapan masyarakat umum sebagai pemakai jasa posyandu
b). Perumusan Masalah
• Survei Mawas Diri
• Penyajian hasil survey (loka karya mini)
c). Perencanaan Pemecahan Masalah
• Kaderisasi sebagai pelaksana posyandu
• Pembentukan pengurus sebagai pengelola posyandu
• Menyusun rencana kegiatan posyandu
d). Pelaksanaan Kegiatan
• Kegiatan di posyandu 1 kali sebulan atau lebih
• Pengumpulan dana sehat.
• Pencatatan dan laporan kegiatan posyandu (R. Fallen dan R. Budi Dwi K, 2010).

Pengertian Posyandu Lansia


Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan
dan keluarga berencana. Kegiatan posyandu adalah perwujudan dari peran serta
masyarakat dalam menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan mereka. posyandu lansia
adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan oleh masyarakat dan
untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia
khususnya lanjut usia (Depkes, 2000).
A. Tujuan Posyandu Lansia
Adapun tujuan dari dibentuknya posyandu lansia menurut Azrul (1998), yaitu :
a. Memelihara kondisi kesehatan dengan aktifitas fisik sesuai kemampuan dan
aktifitas mental yang mendukung
b. Memelihara kemandirian secara maksimal
c. Melaksanakan diagnosa dini secara tepat dan memadai
d. Melaksanakan pengobatan secara tepat
e. Membina lansia dalam bidang kesehatan fisik spiritual
f. Sebagai sarana untuk menyalurkan minat lansia
g. Meningkatkan rasa kebersamaan diantara lansia
h. Meningkatkan kemampuan lansia untuk mengembangkan kegiatan
kesehatan dan kegiatan - kegiatan lain yang menunjang sesuai dengan
kebutuhan
B. Sasaran
Sasaran penyelenggara posyandu lansia adalah seluruh penduduk yang berusia 60
tahun keatas (Depkes,2000)

C. Manfaat Posyandu Lansia


Menurut Depkes RI (2000), manfaat dari posyandu lansia adalah :
a. Kesehatan fisik usia lanjut dapat dipertahankan tetap bugar
b. Kesehatan rekreasi tetap terpelihara
c. Dapat menyalurkan minat dan bakat untuk mengisi waktu luang

D. Upaya-upaya yang dilakukan dalam posyandu lansia antara lain :


Lima upaya yang dilakukan dalam posyandu lansia antara lain :
a. Upaya meningkatkan / promosi kesehatan. Upaya meningkatkan kesehatan
promotif pada dasarnya merupakan upaya mencegah primer (primary
prevention). Menurut Suyono, ada beberapa tindakan yang disampaikan dalam
bentuk pesan “BAHAGIA” yaitu :
1. Berat badan berlebihan agar dihindari dan dikurangi
2. Aturlah makanan hingga seimbang
3. Hindari faktor resiko penyakit degenerative
4. Agar terus berguna dengan mempunyai hobi yang bermanfaat
5. Gerak badan teratur agar terus dilakukan
6. Iman dan takwa ditingkatkan, hindari dan tangkal situasi yang
menegangkan
7. Awasi kesehatan dengan memeriksa badan secara periodik
b. Peningkatan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, meliputi kegiatan
peningkatan keagamaan (kegiatan doa bersama). Peningkatan ketakwaan
berupa pengajian rutin satu bulan sekali. Kegiatan ini memberikan kesempatan
mewujudkan keinginan lanjut usia yang selalu berusaha terus memperkokoh iman
dan takwa
c. Peningkatan kesehatan dan kebugaran lanjut usia meliputi :
1. Pemberian pelayanan kesehatan melalui klinik lanjut usia
Kegiatan pelayanan kesehatan dengan cara membentuk suatu
pertemuan yang diadakan disuatu tempat tertentu atau cara tertentu
misalnya pengajian rutin, arisan pertemuan rutin, mencoba memberikan
pelayanan kesehatan yang bersifat sederhana dan dini. Sederhana karena
kita menciptakan sistem pelayanan yang diperkirakan bisa
dilaksanakan diposyandu lansia dengan kader yang juga direkrut dari
kelompok pra usia lanjut. Bersifat dini karena pelayanan kesehatan
tersebut dilaksanakan rutin tiap bulan dan diperuntukkan bagi seluruh
lanjut usia baik yang merasa sehat maupun yang merasa adanya gangguan
kesehatan. Selain itu aspek preventif mendapatkan porsi penekanan dalam
pelayanan kesehatan ini.
2. Penyuluhan gizi
3. Penyuluhan tentang tanaman obat keluarga
4. Olah raga
Olah raga adalah suatu bentuk latihan fisik yang memberikan
pengaruh
baik terhadap tingkat kemampuan fisik seseorang, apabila dilakukan
secara baik dan benar. Manfaat latihan fisik bagi kesehatan adalah
sebagai upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif. Ada berbagai
jenis kegiatan yang dapat dilakukan, salah satunya adalah olah raga.
Jenis olah raga yang bisa dilakukan dalam kegiatan posyandu lansia
adalah pekerjaan rumah, berjalan-jalan, jogging atau berlari-lari,
berenang, bersepeda, bentuk-bentuk lain seperti tenis meja dan tenis
lapangan
5. Rekreasi
d. Peningkatan ketrampilan
Kesenian, hiburan rakyat dan rekreasi merupakan kegiatan yang sangat
diminati oleh lanjut usia. Kegiatan yang selalu bisa mendatangkan rasa
gembira tersebut tidak jarang menjadi obat yang sangat mujarab terutama
bagi lansia yang kebetulan anak cucunya bertempat tinggal jauh darinya atau
usia lanjut yang selalu berusaha terus memperkokoh iman dan takwa.
Peningkatan ketrampilan untuk lansia meliputi :
1) Demontrasi ketrampilan lansia membuat kerajinan
2) Membuat kerajinan yang berpeluang untuk dipasarkan
3) Latihan kesenian bagi lansia
e. Upaya pencegahan/prevention
Masing-masing upaya pencegahan dapat ditunjukkan kepada :
1. Upaya pencegahan primer (primary prevention) ditujukan kepada lanjut
usia yang sehat, mempunyai resiko akan tetapi belum menderita penyakit
2. Upaya pencegahan sekunder (secondary prevention) ditujukan kepada
penderita tanpa gejala, yang mengidap faktor resiko. Upaya ini
dilakukan sejak awal penyakit hingga awal timbulnya gejala atau keluhan
3. Upaya pencegahan tertier (tertiery prevention) ditujukan kepada
penderita yakit dan penderita cacat yang telah memperlihatkan gejala
penyakit.

E. Penyelenggaraan posyandu lansia


Penyelenggaraan posyandu lansia dilaksanakan oleh kader kesehatan yang terlatih,
tokoh dari PKK, tokoh masyarakat dibantu oleh tenaga kesehatan dari puskesmas
setempat baik seorang dokter bidan atau perawat. Penyelengaraan posyandu lansia
dilakukan dengan sistem 5 meja meliputi :
1. Meja satu untuk pendaftaran
2. Meja dua untuk penimbangan
3. Meja tiga untuk pengisian kartu menuju sehat (KMS) lanjut usia
4. Meja empat untuk penyuluhan, penyuluhan disini dapat dilaksanakan
secara perorangan maupun secara kelompok
5. Meja lima untuk pelayanan kesehatan yang meliputi pengukuran tekanan
darah dan pemeriksaan fisik.
Berkunjung ke posyandu lansia merupakan cara untuk dapat memenuhi status
kesehatan lansia. Upaya untuk berperilaku baik dengan menjaga kesehatannya sangat
dipengaruhi oleh motivasi.

2. Jelaskan tentang faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program

Faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program posyandu balita :

a. Umur balita dapat mempengaruhi partisipasi, hal ini disebabkan ibu balita merasa
bahwa anaknya sudah berumur 9 bulan yang sudah mendapatkan imunisasi lengkap
tidak perlu lagi datang ke posyandu.
b. Jumlah anak, semakin banyak anggota keluarga, biasanya seorang ibu akan sulit
mengatur waktu untuk hadir di posyandu, karena waktu akan habis untuk memberi
perhatian dan kasih sayang untuk mengurus anak-anaknya dirumah,
c. Tingkat pendidikan turut menentukan mudah tidaknya untuk menyerap dan
memahami pengetahuan gizi, pendidikan dalam keluarga sangat diperlukan, hal ini
terkait dengan informasi tentang kunjungan ibu balita ke posyandu dan rendahnya
tingkat pendidikan erat kaitannya dengan perilaku ibu dalam memanfaatkan sarana
kesehatan.
d. Pengetahuan ibu, pengetahuan yang dimiliki seseorang akan membentuk suatu sikap
dan menimbulkan suatu perilaku dalam kehidupan sehari-hari seperti hadir di
posyandu

Faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program posyandu lansia :

a. Pengetahuan lansia tentang manfaat Posyandu lansia. Pengetahuan yang rendah


tentang manfaat Posyandu lansia dapat menjadi kendala bagi lansia dalam mengikuti
kegiatan Posyandu lansia. Pengetahuan yang salah tentang tujuan dan manfaat
Posyandu dapat menimbulkan salah persepsi yang akhirnya kunjungan ke Posyandu
rendah (Purnama, 2010).
b. Dukungan Keluarga. Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat
atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan Posyandu. Keluarga bisa menjadi
motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi atau
mengantar lansia ke Posyandu, mengingatkan lansia jika lupa jadwal Posyandu, dan
berusaha membantu mengatasi segala permasalahan bersama lansia (Erfandi, 2008).
Efek dari dukungan keluarga yang adekuat terhadap kesehatan dan kesejahteraan
terbukti dapat menurunkan mortalitas, mempercepat penyembuhan dari sakit,
meningkatkan kesehatan kognitif, fisik dan emosi, disamping itu pengaruh positif dari
dukungan keluarga adalah pada penyesuaian terhadap kejadian dalam kehidupan
sehari-hari yang penuh dengan stress (Setiadi, 2008).
c. Motivasi Lansia. Motivasi adalah sesuatu apa yang membuat seseorang bertindak,
motivasi merupakan dampak dari interaksi seseorang dengan situasi yang dihadapinya
(Nursalam, 2008).
d. Kondisi Fisik lansia. Mengingat kondisi fisik yang lemah sehingga mereka tidak dapat
leluasa menggunakan berbagai sarana dan prasarana, maka upaya pemantapan
pelayanan kesehan adalah menyediakan sarana dan fasilitas khusus bagi lansia. Hal
ini dimaksudkan untuk mempermudah lansia melakukan aktivitasnya dengan
melibatkan peran serta masyarakat dan sebagainya (Notoadmodjo, 2007).

3. Jelaskan permasalahan yang sering dialami ketika pelaksanaan program

Permasalahan dalam pelaksanaan program (POSYANDU)

Penentu keberhasilan pembangunan kesehatan dan tidak terpisahkan dari


pembangunan nasional secara keseluruhan.Hal ini tercemin pada Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) yang terdiri dari umur harapan hidup, tingkat melek huruf dan pendapatan per
kapita. IPM yang rendah antara lain dipengaruhi oleh status gizi dan kesehatan yang
berdampak pada tingginya angka kematian bayi, balita dan ibu. Status gizi pada anak
menentukan pembangunan nasioanal karena anak merupakan generasi yang akan
melanjutkan pembangunan ini. Kalau status gizi anak tidak baik, ini akan berpengaruh
terhadap kondisi fisik dan psikologis pada anak tersebut. Masalah gizi pada anak sering kita
lihat dan dengar dari berbagai media seperti masalah gizi buruk (marasmus maupun
kwasiokor), gizi kurang (kekurangan zat mikro maupun makro) maupun gizi lebih (obesitas).
Penanganan dan penanggulangan terhadap masalah ini butuh kefokusan dan
keseriusan dari semua stakeholder karena masalah ini bukan masalah anak itu sendiri,
melainkan masalah bersama yang harus diselesaikan segera.Salah satu upaya yang bisa
dilakukan adalah dengan memberdayakan masyarakat mealui Posyandu (Pos Pelayanan
Terpadu).Posyandu dan Kegiatannya Kata posyandu dalam masyarakat sudah sering kita
dengar dan kita lihat dalam pelaksanaannya setiap bulan.Namun pelaksanaan posyandu hanya
sebatas rutinitas yang tidak memberikan manfaat bagi masyarakat. Padahal kalau kita lihat
sendiri makna posyandu adalah salah satu usaha kesehatan yang bersumberdaya
masyarakat(UKBM). Hal ini disebabkan karena dalam pelaksanaan posyandu tersebut yang
banyak terlibat itu adalah kader, yang sudah dipilih dan ditunjuk oleh masyarakat.Sehingga
posyandu itu bisa dikatakan miliknya masyarakat. Maka dapat dikatakan bahwa kader lah
yang memiliki peran lebih besar dalam pelaksanaan posyandu. Jadi keberhasilan dari
pelaksanaan program, selain dari masyarkat itu sendiri dan tim kesehatan namun para kader
juga memiliki peranan penting.
permasalahan-permasalahan yang biasanya dapat menyebabkan kendala dalam pelaksanaan
program posyandu baik posyandu pada balita maupun pada lansia adalah sebagai berikut :
1. Sistem pengorganisasian informasi mengenai pelaksanaan posyandu di masyarakat
masih belum maksimal, sehingga menyebabkan para ibu yang mempunyai balita
ataupun para lansia yang hendak mengecek kesehatannya tidak dapat terlaksana
karena kurang informasi mengenai pelaksanaan posyandu.
2. Kurangnya kader dalam masyarakat, Kader posyandu sering berganti-ganti tanpa
diikuti dengan pelatihan atau retraining sehingga kemampuan para kader yang aktif
tidak memadai. Kemampuan kader posyandu dalam melakukan konseling dan
penyuluhan gizi sangat kurang, sehingga aktifitas pendidikan gizi menjadi macet
3. Banyak terjadi angka putus (drop-out) kader
4. Kepasifan dari pengurus posyandu karena belum adanya pembentukan atau resuffle
pengurus baru dari kegiatan tersebut
5. Keterampilan pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS)
6. Sistem pencatatan buku register tidak lengkap atau kurang lengkap
7. Tempat pelaksanaan posyandu kurang representatif (di kelurahan, polindes, atau
gedung PKK), sehingga tidak memungkinkan menyediakan tempat bermain bagi
balita.
8. Ketepatan jam buka posyandu, kebersihan tempat pelaksanaan posyandu, dan
kurangnya alat-alat dalam pelaksanaan pemeriksaan kesehatan.
9. Fungsi manajemen belum berjalan dengan baik
10. Sarana dan peralatan yang ada di puskesmas dan posyandu masih kurang
11. Dana yang digunakan puskesmas untuk kegiatan posyandu sangat minim sekali
sehingga menghambat pelaksanaan posyandu baik pada lansia maupun pada balita.
Berikut permasalahan yang dapat menjadi kendala dalam proses pelaksanaan posyandu
terutama posyandu pada lansia yang hingga saat ini pelaksanaannya masih sangat kurang
optimal :
1. Pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandu.
Pengetahuan lansia akan manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari pengalaman
pribadi dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan menghadiri kegiatan posyandu,
lansia akan mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana cara hidup sehat dengan
segala keterbatasan atau masalah kesehatan yang melekat pada mereka. Dengan
pengalaman ini, pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar
pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka untuk selalu
mengikuti kegiatan posyandu lansia
2. Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh atau sulit dijangkau
Jarak posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau posyandu tanpa
harus mengalami kelelahan atau kecelakaan fisik karena penurunan daya tahan atau
kekuatan fisik tubuh. Kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu ini
berhubungan dengan faktor keamanan atau keselamatan bagi lansia. Jika lansia
merasa aman atau merasa mudah untuk menjangkau lokasi posyandu tanpa harus
menimbulkan kelelahan atau masalah yang lebih serius, maka hal ini dapat
mendorong minat atau motivasi lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan
demikian, keamanan ini merupakan faktor eksternal dari terbentuknya motivasi untuk
menghadiri posyandu lansia.
3. Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan lansia untuk
datang ke posyandu.
Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan lansia
untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia. Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi
lansia apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar lansia ke
posyandu, mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu, dan berusaha membantu
mengatasi segala permasalahan bersama lansia.
4. Sikap yang kurang baik terhadap petugas posyandu.
Penilaian pribadi atau sikap yang baik terhadap petugas merupakan dasar atakesiapan
atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan sikap yang baik
tersebut, lansia cenderung untuk selalu hadir atau mengikuti kegiatan yang diadakan
di posyandu lansia. Hal ini dapat dipahami karena sikap seseorang adalah suatu
cermin kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek. Kesiapan merupakan
kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara-cara tertentu apabila individu
dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya suatu respons
4. Bagaimana solusi yang dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan tersebut
Dari permasalahan tersebut dapat di selesaikan dengan solusi yaitu perlunya upaya-upaya
revitalisasi fungsi dan kinerja yang selama ini belum menunjukkan hasil yang optimal
dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pengguna posyandu. Dimana dalam hal
ini harus didukung oleh peningkatan peranan kader yang lebih berkualitas, tersedianya
sarana dan prasarana , dukungan peran serta masyarakat setempat melalui kesadaran para
pengguna posyandu itu sendiri serta adanya kerjasama dan sinergitas lintas sektor yang
terkait. Peran serta masyarakat sekitar sangat membantu dalam proses perjalanan kegiatan
posyandu sehingga diharapkan posyandu dapat berkelanjutan dengan baik. Pada intinya
posyandu bertujuan untuk perubahan perilaku kesehatan pada masyarakat sehingga
derajat kesehatan masyarakat meningkat.
DAFTAR PUSTAKA

Azrul Azwar, dr, MPH. 1998. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Pustaka Sinar
Harapan. Jakarta
Departemen Kesehatan RI. 2000. Buku Kader Posyandu: Usaha Perbaikan Gizi Keluarga.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.2006.Buku Kesehatan Ibu dan Anak, Jakarta.

Depkes RI, 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta


Fallen, R dan R. Budi Dwi K. 2010. “Catatan Kuliah Keperawatan Komunitas”.
Yogyakarta : Nuha Medika
Meiner, M.2006. Gerontologic Nursing. 3rd ed. Mosby Inc. St. Louis.
Mubarak, Wahid Iqbal dan Nurul Chayatin, 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat Teori dan
Aplikasi. Salemba Medika, Jakarta
Notoatmojo.2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Rineka Cipta : Jakarta.

Notoatmodjo. S (2007). Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta

Nursalam E. (2009). Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Setiadi. (2008). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Graha Ilmu

Stanley. M. Blair. K.A, and Beare. B.G. (2005). Gerontological Nursing : Promoting
Successful Aging With Older Adults. Dafis Company. Philadelphia.

Anda mungkin juga menyukai