Anda di halaman 1dari 18

LAYANAN DASAR DAN LAYANAN RESPONSIF

PADA BIMBINGAN DAN KONSELING

Makalah
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling
yang diampu oleh Dr. Suherman, M.Pd.

oleh:
Kelompok 2
Alifia Nuzul P. NIM 1605199
Elda Damayanti NIM 1601136
Farhan Dawwas A. NIM 1603975
Linda Aryanti NIM 1608136
Mia Herlina NIM 1600332

Kelas Kimia-1B

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2017

0
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt karena atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat
menyelesaikan makalah berjudul “Layanan Dasar dan Layanan Responsif pada
Bimbingan dan Konseling”.

Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Suherman, M.Pd. selaku
dosen pengampu dan Ibu Fani Rahmasari, S.Pd. selaku asisten dosen yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis menerima kritik dan saran dari semua pihak untuk melengkapi dan
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pihak.

Bandung, Februari 2017

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................1

DAFTAR ISI.........................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................3

A. Latar Belakang................................................................................................3

B. Rumusan Masalah...........................................................................................3

C. Tujuan Penulisan.............................................................................................3

D. Manfaat Penulisan...........................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................5

A. Komponen Layanan Bimbingan dan Konseling.............................................5

B. Layanan Dasar.................................................................................................5

C. Layanan Responsif........................................................................................11

BAB III PENUTUP............................................................................................................15

A. Simpulan.......................................................................................................15

B. Saran..............................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................17

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam dinamika kehidupan peserta didik, peran guru bimbingan dan

konseling erat kaitannya dengan pemberian layanan terhadap peserta didik.

Sampai saat ini, jenis layanan yang dapat diberikan ke peserta didik dapat dibagi

ke empat jenis, yaitu layanan dasar, layanan responsif, layanan perencanaan

individual, dan dukungan sistem.

Baik itu guru bimbingan dan konseling maupun guru mata pelajaran harus

memahami tujuan, fungsi, dan strategi dari layanan-layanan tersebut. Hal tersebut

agar tercipta keoptimalan dalam fungsi bimbingan dan konseling di sekolah. Oleh

sebab itu, dalam makalah ini dibahas lebih lanjut tentang layanan dasar dan layanan responsif.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dari makalah ini

adalah sebagai berikut:


1. Bagaimana perbedaan dari layanan dasar dan layanan responsif?
2. Bagaimana strategi penyampaian layanan dasar dan layanan responsif?
3. Mengapa layanan tersebut harus diberikan pada peserta didik?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah untuk:
1. Memaparkan perbedaan dari layanan dasar dan layanan responsif.
2. Memaparkan strategi penyampaian layanan dasar dan layanan responsif.
3. Menganalisis alasan layanan tersebut harus diberikan pada peserta didik.

3
D. Manfaat Penulisan

Penulisan makalah ini memiliki manfaat sebagai berikut:


1. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat menambah wawasan penulis dalam konsep

layanan bimbingan dan konseling secara umum, khususnya pada layanan

dasar dan responsif. Selain itu juga dapat meningkatkan daya nalar penulis

terhadap implementasi dari layanan-layanan tersebut.


2. Bagi Pembaca
Pembaca mendapatkan informasi yang bermanfaat dalam

pengembangan ilmu pengetahuan khususnya yang berhubungan dengan

layanan dasar dan layanan responsif pada bimbingan dan konseling.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Komponen Layanan Bimbingan dan Konseling

Dalam bimbingan dan konseling, terdapat beberapa jenis layanan, yakni:

1. Layanan Dasar

2. Layanan Responsif

3. Layanan Perencanaan Individual

4. Dukungan Sistem

B. Layanan Dasar

Layanan dasar bimbingan diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada

semua siswa melalui kegiatan-kegiatan secara klasikal atau kelompok yang

disajikan secara sistematis dalam rangka membantu perkembangan dirinya secara

optimal.

Layanan dasar bimbingan bertujuan membantu semua peserta didik agar

mencapai tugas-tugas perkembangannya. Artinya semua peserta didik memiliki

kesempatan yang sama untuk memperoleh perkembangan yang normal, memiliki

mental yang sehat, dan memperoleh keterampilan dasar bagi kehidupannya.

Secara rinci tujuan layanan dasar bimbingan dirumuskan agar individu atau

peserta didik : (a) memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan

5
lingkungannnya (pendidikan, pekerjaan, sosial-budaya, dan agama), (b) mampu

mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau

seperangkat tingkah laku yang layak bagi penyesuaian diri dengan

lingkungannya, (c) mampu menangani atau memenuhi kebutuhan dan

masalahnya, dan (d) mampu mengembangkan dirinya dalam mencapai tujuan

hidupnya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, para peserta didik diberi materi layanan

yang berkaitan dengan aspek-aspek pribadi, sosial, belajar, dan kariernya.

Kesemuanya itu sebagai upaya membantu peserta didik dalam mencapai tugas-

tugas perkembangannya. Karena itu pemberian materi layanan harus disesuaikan

dengan karakteristik dan kebutuhan perkembangan individu. Dalam memberikan

materi layanan dasar bimbingan, konselor, perlu kreatif untuk mencari sumber

informasi yang secara kontekstual sesuai dengan kebutuhan individu.

Materi layanan dasar bimbingan dapat diambil dari berbagai sumber, seperti

majalah, buku, dan koran. Materi yang diberikan,di samping masalah yang

menyangkut pengembangan sosial-pribadi dan belajar, juga materi yang

dipandang utama bagi siswa SLTP/SLTA, yaitu yang menyangkut karier. Materi-

materi tersebut, di antaranya yaitu :

1) Fungsi agama bagi kehidupan.

2) Pemantapan pilihan program studi.

3) Keterampilan kerja professional.

6
4) Kesiapan pribadi (fisik-psikis, jasmaniah-rohaniah) dalam menghadapi

pekerjaan.

5) Perkembangan dunia kerja.

6) Iklim kehidupan dunia kerja.

7) Cara melamar pekerjaan.

8) Kasus-kasus kriminalitas.

9) Bahayanya perkelahian masal (tawuran).

10) Dampak pergaulan bebas.

Materi lainnya yang dapat diberikan kepada para siswa adalah sebagai berikut:

1) Pengembangan self-esteem

2) Pengembangan motif berprestasi

3) Keterampilan pengambilan keputusan

4) Keterampilan pemecahan masalah

5) Keterampilan hubungan antarpribadi atau berkomunikasi

6) Memahami keragaman lintas budaya

7) Perilaku yang bertanggung jawab

Layanan dasar bimbingan diberikan melalui jenis-jenis layanan pemberian

informasi, dan diskusi atau sharing pendapat (brain storming). Pemberian

informasi dan diskusi ini dalam pelaksanaannya mengacu kepada panduan atau

7
paket bimbingan, dan bahan-bahan lain yang relevan. Layanan informasi

merupakan kegiatan yang dilakukan untuk membekali peserta didik dengan

pengetahuan tentang berbagai aspek kehidupan (perkembangan pribadi,

lingkungan, pendidikan, dan pekerjaan, serta kehidupan sosial budaya) yang

berguna bagi pengembangan diri, penyesuaian diri, dan pengambilan keputusan.

Sedangkan layanan diskusi atau curah pendapat, dapat memfasilitasi peserta

didik untuk belajar menghargai pendapat orang lain, bersikap hormat terhadap

orang lain, dan mengembangkan kepercayaan dirinya.

Selain itu, ada beberapa strategi agar tujuan layanan dasar dapat tercapai, di

antaranya:

1. Bimbingan Klasikal
Program yang dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak

langsung dengan siswa di kelas. Secara terjadwal, konselor memberikan

pelayanan bimbingan kepada siswa. Kegiatan bimbingan klasikal dapat berupa

diskusi kelas atau brain storming (curah pendapat).


2. Bimbingan Kelompok

Layanan bimbingan yang diberikan kepada siswa melalui kelompok-

kelompok kecil (5 s.d 10 orang). Bimbingan kelompok ditujukan untuk

merespons kebutuhan dan minat siswa. Topik yang didiskusikan dalam

bimbingan kelompok adalah masalah-masalah yang bersifat umum dan tidak

rahasia.

3. Berkolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran atau Wali Kelas

8
Program bimbingan akan berjalan secara efektif apabila didukung oleh

semua pihak, yang dalam hal ini khususnya para guru mata pelajaran atau wali

kelas. Konselor berkolaborasi dengan guru dan wali kelas dalam rangka

memperoleh informasi tentang siswa (seperti prestasi belajar, kehadiran, dan

pribadinya), membantu memecahkan masalah siswa, dan mengidentifikasi

aspek-aspek bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran.

4. Berkolaborasi (Kerjasama) dengan Orang Tua

Dalam upaya meningkatkan kualitas peluncuran program bimbingan,

konselor perlu melakukan kerja sama dengan para orang tua siswa. Kerja

sama ini penting agar proses bimbingan terhadap siswa tidak hanya

berlangsung di sekolah, tetapi juga oleh orang tua di rumah.

Adapun jenis-jenis layanan dasar, yaitu:

1. Layanan Orientasi

Layanan Orientaasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk

memperkenalkan siswa baru dan atau seseorang terhadap lingkungan yang

baru dimasukinya. Pemberian layanan ini bertolak dari anggapan bahwa

memasuki lingkungan baru bukanlah hal yang selalu dapat berrlangsung

dengan mudah dan menyenangkan.

2. Layanan Informasi

Layanan informasi bermaksud memberikan pemahaman kepada individu-

9
individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang diperlukan untuk

menjalani suatu tugas atau kegiatan, atau untuk menentukan arah suatu tujuan

atau rencana yang dikehendaki.

3. Layanan Penempatan dan Penyaluran

Individu sering mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan, sehingga

tidak sedikit individu yang bakat, kemampuan minat, dan hobinya tidak

tersalurkan dengan baik. Individu seperti itu tidak mencapai perkembangan

secara optimal. Mereka memerlukan bantuan atau bimbingan dari orang-orang

dewasa, terutama konselor, dalam menyalurkan potensi dan mengembangkan

dirinya.

4. Layanan Bimbingan Belajar

Bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan yang

penting diselenggarakan di sekolah. Pengalaman menunjukkan bahwa

kegagalan-kegagalan yang dialami siswa dalam belajar tidak selalu

disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya inteligensi. Sering kegagalan itu

terjadi desebabkan mereka tidak mendapat layanan bimbingan yang memadai.

Layanan bimbingan belajar dilaksanakan melalui tahap- tahap: (a)

pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar, (b) pengungkapan sebab-

sebab timbulnya masalah belajar, dan (c) pemberian bantuan pengentasan

masalah belajar.

5. Layanan Konseling Perorangan

10
Konseling ini dimaksudkan sebagai pelayanan khusus dalam hubungan

langsung tatap muka antar konselor dan klien. Dalam hubungan itu masalah

klien dicermati dan diupayakan pengentasannya, sedapat-dapatnya dengan

kekuatan klien sendiri. Dalam kaitan itu, konseling dianggap sebagai upaya

layanan yang paling utama dalam pelaksanaan fungsi pengentasan masalah

klien.

6. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok

Bimbingan dan konseling kelompok mengarahkan layanan kepada

sekelompok individu. Dengan satu kali kegiatan, layanan kelompok itu

memberikan manfaat atau jasa kepada sejumlah orang. Kemanfaatan yang

lebih meluas inilah yang paling menjadi perhatian semua pihak berkenaan

dengan layanan kelompok itu. Apalagi pada zaman yang menekankan

perlunya efesiensi, perlunya perluasan pelayanan jasa yang mampu

menjangkau lebih banyak konsumen secara tepat dan cepat, layanan kelompok

semakin menarik.

7. Layanan Diskusi
Layanan diskusi atau curah pendapat yaitu memfasilitasi peserta didik

untuk belajar menghargai pendapat orang lain, bersikap hormat terhadap orang

lain, dan mengembangkan kepercayaan dirinya.

C. Layanan Responsif

Layanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada individu atau

11
peserta didik yang memiliki masalah dan kebutuhan khusus yang memerlukan

pertolongan konselor dengan segera.

Layanan responsif bertujuan membantu peserta didik agar dapat memenuhi

kebutuhannya, dan memecahkan masalah yang dihadapinya, baik berupa

hambatan atau kegagalan dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya.

Materi bimbingan dan konseling tergantung kepada masalah atau kebutuhan

peserta didik. Kebutuhan peserta didik berkaitan dengan keinginan mereka untuk

memahami tentang sesuatu hal, karena dipandang penting bagi perkembangan

dirinya yang positif. Kebutuhan itu seperti keinginan mereka untuk memperoleh

informasi tentang : (a) pemahaman dan penerimaan diri dan lingkungan; (b)

bahayanya pergaulan bebas, obat-obatan terlarang, minuman keras, narkotika,

ecstasy, dan putau; (c) cara mengatasi kesulitan belajar, dan (d) cara memilih

program studi yang cocok dengan kemampuan dan minat serta karirnya di masa

depan.

Adapun masalah peserta didik berkaitan dengan berbagai hal yang dialami

atau dirasakan mengganggu kenyamanan hidupnya, atau menghambat

perkembangan dirinya yang positif, karena tidak terpenuhi kebutuhannya, atau

gagal dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Masalah peserta didik itu

pada umumnya tidak mudah untuk diketahui secara langsung, namun dapat

dipahami dari gejala-gejala perilaku yang ditampilkannya.

Masalah-masalah (gejala masalah) yang mungkin dialami peserta didik, di

12
antaranya:

1. Merasa cemas tentang masa depan

2. Merasa rendah diri

3. Berperilaku impulsif(kekanak-kanakan atau melakukan sesuatu tanpa

mempertimbangkannya secara matang)

4. Membolos dari sekolah/madrasah

5. Malas belajar

6. Kurang memiliki kebiasaan belajar yang positif

7. Kurang bisa bergaul.

8. Prestasi belajar rendah.

9. Malas beribadah

10. Masalah pergaulan bebas (free sex).

11. Masalah tawuran

12. Manajemen stress.

13. Masalah dalam keluarga

Untuk memahami karakteristik dan kebutuhan serta masalah peserta didik,

konselor hendaknya menganalisis data peserta didik yang diperoleh melalui:

(a) inventori tugas-tugas perkembangan/ ITP, menurut Sunaryo dkk., yaitu satu

instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat perkembangan peserta

didik.

13
(b) absensi peserta didik, yaitu dengan mengecek kehadiran peserta didik yang

bersangkuttan.

(c) wawancara, yaitu dialog antar dua orang dalam suatu hubungan interpersonal

untuk mengumpulkan data yang kemudian ditujukan untuk hal- hal tertentu yang

telah ditetapkan sebelumnya.

(d) observasi, yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-

unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian.

(e) sosiometri, yaitu alat yang tepat untuk mengumpulkan data mengenai

hubungan-hubungan sosial dan tingkah laku sosial murid.

(f) daftar nilai atau leger peserta didik,

(g) psikotes,

(h) catatan khusus yang dibuat guru pelajaran atau wali kelas.

Melihat materi dan tujuan layanan responsif, maka fungsinya tidak

seluruhnya kuratif tetapi bisa juga berfungsi preventif dan bisa dilakukan secara

individual maupun kelompok.

14
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Layanan dasar bimbingan diartikan sebagai proses pemberian bantuan

kepada semua siswa melalui kegiatan-kegiatan secara klasikal atau kelompok

yang disajikan secara sistematis dalam rangka membantu perkembangan

dirinya secara optimal.

Layanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada individu atau

peserta didik yang memiliki masalah dan kebutuhan khusus yang memerlukan

pertolongan konselor dengan segera.

Pemberian materi layanan dasar harus disesuaikan dengan karakteristik

dan kebutuhan perkembangan individu, dan bertujuan agar mencapai tugas-

tugas perkembangannya.

Sementara, materi layanan responsif tergantung kepada masalah atau

kebutuhan peserta didik. Dan bertujuan membantu peserta didik agar dapat

memenuhi kebutuhannya, dan memecahkan masalah yang dihadapinya, baik

berupa hambatan atau kegagalan dalam mencapai tugas-tugas

perkembangannya.

Strategi dan jenis penyampaian materi, baik pada layanan dasar maupun

responsif disesuaikan dengan keadaan.

15
B. Saran
Disarankan untuk terus dilakukan riset dan kajian tentang komponen

layanan dalam BK. Utamanya mengenai metode praktis yang tepat dalam

menghadapi berbagai karakteristik peserta didik agar kebutuhan peserta didik

dapat terpenuhi.

16
DAFTAR PUSTAKA

AS, Uman Suherman. (2015). Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bandung:

Rizqi Press

Kartadinata, Unaryo dkk. (2008). Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan

Layanan Bimbingan dan Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional

Tanzil, Mikail. (2015). “Layanan Dasar Bimbingan Konseling”. [Online]. Tersedia:

http://mikailtanzil.blogspot.co.id/2015/11/layanan-dasar-bimbingan-

konseling.html. (19 Februari 2017)

17

Anda mungkin juga menyukai