Kesehatan Masyarakat
Kesehatan Masyarakat
Disusun oleh
TAHUN 2019
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas muncul beberapa tujuan. Adapun tujuan
tersebut adalah sebagai berikut.
D. Manfaat
Ada dua manfaat yang berkaitan dengan makalah ini. Manfaat tersebut
dijabarkan sebagai berikut.
1. Manfaat Praktis
Secara praktis tulisan ini bermanfaat bagi pembaca. Adapun manfaatnya adalah
dapat memperluas wawasan pembaca yang berhubungan dengan penulisan karya
ilmiah.
2. Manfaat Teoretis
Secara teoretis tulisan ini mempunyai manfaat bagi ilmu pengetahuan, yaitu
dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
pelayanan kesehatan maka puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan
kesehatan yang lebih sederhana yang disebut puskesmas pembantu dan
puskesmas keliling. Khusus untuk kota besar dengan jumlah penduduk satu
juta jiwa atau lebih, wilayah kerja puskesmas dapat meliputi satu kelurahan.
Puskesmas di ibukota kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau
lebih, merupakan puskesmas Pembina yang berfungsi sebagai pusat rujukan
bagi puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi (Effendi,
2009).
3
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang menjadi tanggungjawab puskesmas meliputi :
4
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya di wilayah
kerjanya (Permenkes RI No. 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas).
5
D. Karakteristik wilayah kerja
6
E. Struktur Organisasi dan Tata Kerja
F. Sistem Rujukan
7
baik secara vertikal maupun horisontal, kepada yang lebih kompeten,
terjangkau dan dilakukan secara rasional.
Jenis Rujukan :
1. Rujukan Medis :
Konsultasi penderita, untuk keperluan diagnostik, pengobatan,
tindakan operatif dan lain-lain. Pengiriman bahan (spesiemen) untuk
pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap. Mendatangkan atau
mengirim tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk meningkatkan
mutu pelayanan pengobatan setempat.
2. Rujukan Kesehatan.
Rujukan yang menyangkut masalah kesehatan masyarakat yang
bersifat preventif dan promotif, yang antara lain meliputi bantuan :
Survey epidemiologi dan pemberantasan penyakit atas kejadian luar
biasa atau berjangkitnya penyakit menular.
Pemberian pangan atas terjadinya kelaparan di suatu wilayah.
Penyidikan sebab keracunan, bantuan tekhnologi penanggulangan
keracunan dan bantuan obat-obatan atas terjadinya keracunan
massal. Pemberian makanan, tempat tinggal dan obat-obatan untuk
pengungsi atas terjadinya bencana alam.Saran dan teknologi untuk
penyediaan air bersih atas masalah kekurangan air bersih bagi
masyarakat umum. Pemeriksaan spesiemen air di Laboratorium
Kesehatan dan sebagainya.
G. Stratifikasi Puskesmas
1. Mencakup seluruh aspek puskesmas meliputi puskesmas pembantu,
puskesmas keliling, hasil pembinaan peran serta masyarakat misal
posyandu.
2. Kegiatan stratifikasi mencakup:
a. pengumpulan data
b. pengolahan data
8
c. analisa masalah dan penentuan langkah penanggulangan.
3. Melaksanakan setahun sekali secara menyeluruh dan serentak di
semua puskesmas dan bertahap sesuai dengan jenjang administrasi
sampai ke pusat.
a. Di tingkat Puskesmas
Dilaksanakan sendiri oleh masing-masing puskesmas dan
merupakan kegiatan mengukur kemampuan penampilan
puskesmas dalam rangka mawas diri. Dengan tujuan agar kepala
puskesmas dan staf mengetahui kelemahan dan masalah yang
dihadapi untuk berusaha memperbaikinya.
b. Di tingkat Dinas Kesehatan Dati II / Kandep
Menghimpun laporan hasil stratifikasi puskesmas untuk diolah
dan di analisa sehingga mendapatkan gambaran keadaan dan
fungsi masing-masing puskesmas dalam wilayahnya dalam
rangka pembinaan dan pengembangannya.
c. Di tingkat Dinas Kesehatan Dati I / Kanwil / Pusat
Menghimpun laporan hasil stratifikasi dari masing-masing dinas
kesehatan dati II untuk diolah dan dianalisa sehingga
mendapatkan gambaran tingkat perkembangan fungsi puskesmas
di wilayah masing-masing kabupaten kodya (propinsi) dalam
rangka pembinaan dan pengembangannya tahun yang akan
datang.
d. Menentukan Strata puskesmas dengan pendekatan kuantitatif
untuk mengukur variabel
e. Penetapan waktu kegiatan
Manfaat stratifikasi
Bagi Puskesmas
Mendapat gambaran tingkat perkembangan prestasi kerja secara
menyeluruh sehingga dapat diambil berbagai upaya untuk
memperbaikinya dalam rangka mawas diri.
9
Bagi dinas kesehatan dati II.
1. Mendapat gambaran prestasi kerja puskesmas dalam wilayah dati II
yang bersangkutan tiap tahu.
2. Mengetahui masalah dan hambatan dalam penyelenggaraan
puskesmas yang disebabkan oleh sumber daya maupun lingkngan
3. Menentukan langkah serta bantuan yg diperlukan dalam mengatasi
masalah yang dihadapi puskesmas melalui penyusunan rencana
tahunan
4. Mendapat gambaran mengenai kemampuan managemen tiap
puskesmas wilayah Dati II
5. Bagi dinas kesehatan dati I / Kanwil Propinsi
Mendapat gambaran mengenai masalah dan hambatan yangg dialami
oleh dinkes dati I Kandep selama setahun dalam pembinaan dan
pengembangan puskesmas di wilayah kerjanya yang perlu
mendapatkan bantuan penyelesaian oleh Dinas dati I/Kanwil
propinsi melalui penyusunan rencana tahunan
H. Perencanaan Mikro
1. Pengertian
Perencanaan mikro tingkat puskesmas adalah penyusunan rencana
tingkat puskesmas untuk 5 tahun, termasuk rincian tiap tahunnya
2. Tujuan
a. Tujuan umum
Meningkatkan cakupan pelayanan program prioritas sesuai
dengan masalah yang dihadapi oleh puskesmas, sehingga dapat
meningkatkan fungsi puskesmas.
b. Tujuan khusus
Tersusunnya rencana kerja puskesmas untuk jangka waktu lima
tahun secara tertulis. Tersusunnya rencana kerja tahunan
puskesmas, sebagai penjabaran rencana kerja lima tahunan.
3. Ruang lingkup
10
Rencana yang mencakup seluruh kegiatan pokok puskesmas. Dibatasi
sesuai dengan masalah yang dihadapi, dengan memperhatikan
prioritas, kebijaksanaan, dan strategi yang telah ditetapkan oleh pusat,
Dati I dan Dati II.
4. Langkah-Langkah Penyusunan
Identifikasi keadaan dan masalah
Untuk menghasilkan suatu rumusan tentang keadaan dan prioritas
masalah yang dihadapi puskesmas dan alternatif pemecahannya.
5. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini: Mengetahui
kebijakan yang telah ditetapkan baik oeh pusat maupun daerah.
Pengumpulan data yang mencakup: Data umum, data wilayah, data
penduduk, dll.
6. Analisa data
Meliputi analisa keadaan dan masalah dalam perencanaan, yang
meliputi:
a. Analisa derajat kesehatan
Menjelaskan masalah kesehatan yang dihadapi, yang
menggambarkan derajat-derajat kesehatan secara kuantitatif dan
penyebaran masalah tersebut menurut kelompok manusia, tempat
dan waktu. Dengan kata lain menggunakan pendekatan
epidemiologis.
b. Analisa kependudukan
Adalah analisa menggunakan ukuran-ukuran demografis dalam
wilayah kerja puskesmas, diantaranya jumlah penduduk,
penyebarannya berdasarkan kelompok umur, waktu dan
pertumbuhan penduduk, kematian, kesakitan, mobilitas penduduk
dan sebagainya.
c. Analisa upaya pelayanan kesehatan
Masukkan (input) baik sarana, dana, dan tenaga.
Proses, merupakan upaya kesehatan yang dijalankan secara
terkoordinasi, supervisi, stratifikasi.
11
Keluaran (output) merupakan hasil upaya kesehatan yang
merupakan cakupan-cakupan pelayanan yang telah dilaksanakan.
d. Analisa perilaku
Analisa yang dapat menggambarkan tentang sikap dan perilaku
masyarakat terhadap kesehatan dan upaya kesehatan.
e. Analisa lingkungan
Merupakan analisa lingkungan fisik, biologis, sosial budaya dan
ekonomi masyarakat di wilayah kerja puskesmas.
7. Perumusan Masalah
Adalah upaya mengidentifikasikan permasalahan yang dihadapi oleh
puskesmas berdasarkan analisa di atas dan digambarkan secara
kuantitatif dengan pendekatan epidemiologis sehingga dapat
menggambarkan masalah yang sebenarnya baik dari segi tempat,
waktu, dan besarnya masalah.
8. Penentuan Prioritas Masalah
Untuk menentukan tingkat masalah dipergunakan cara:
Delbecq, dengan cara mendiskusikan masalah oleh anggota kelompok
dengan saran dari narasumber.
Hanlon, adalah cara yang lebih sederhana yang sering dipergunakan
dan setiap anggota rapat puskesmas dapat ikut berperan serta. Semua
anggota rapat diminta memberikan nilai terhadap masalah melalui
sistem scoring.
I. Lokakarya Mini Puskesmas
12
sebagainya, karena semua hal tidak akan berjalan jika pelaku atau lakon
(manusia) tidak fit atausehat.
Lokakarya Mini Lintas sektor puskesmas Sapala adalah salah satu ruang
membangun komitmen, menyatukan misi ditingkatan pemanku
kepentingan, camat sebagai pemerintah kecamatan, kepala desa sebagai
representasi masyarakat desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh
pemuda, dan puskesmas Sapala sebagai instasi kesehatan untuk sama-sama
bersinergi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
J. Supervisi
13
merupakan salah satu bagian proses atau kegiatan dari fungsi pengawasan
dan pengendalian (controlling). Swansburg (1990) melihat dimensi
supervisi sebagai suatu proses kemudahan sumber-sumber yang diperlukan
untuk penyelesaian suatu tugas ataupun sekumpulan kegiatan pengambilan
keputusan yang berkaitan erat dengan perencanaan dan pengorganisasian
kegiatan dan informasi dari kepemimpinan dan pengevaluasian setiap
kinerja karyawan. Kron dan Gray (1987, dalam Arwani, 2005) mengartikan
supervisi sebagai kegiatan yang merencanakan, mengarahkan,
membimbing, mengajar, mengobservasi, mendorong, memperbaiki,
mempercayai dan mengevaluasi secara berkesinambungan anggota secara
menyeluruh sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki
anggota.
14
Pencatatan hasil kegiatan oleh pelaksana dicatat dalam buku-buku register
yang berlaku untuk masing-masing program. Data tersebut kemudian
direkapitulasikan ke dalam format laporan SP3 yang sudah dibukukan.
Koordinator SP3 di puskesmas menerima laporan-laporan dalam format
buku tadi dalam 2 rangkap, yaitu satu untuk arsip dan yang lainnya untuk
dikirim ke koordinator SP3 di Dinas Kesehatan Kabupaten. Koordinator SP3
di Dinas Kesehatan Kabupaten meneruskan ke masing-masing pengelola
program di Dinas Kesehatan Kabupaten. Dari Dinas Kesehatan Kabupaten,
setelah diolah dan dianalisis dikirim ke koordinator SP3 di Dinas Kesehatan
Provinsi dan seterusnya dilanjutkan proses untuk pemanfaatannya.
Frekuensi pelaporan sebagai berikut: (1) bulanan; (2) tribulan; (3) tahunan.
Laporan bulanan mencakup data kesakitan, gizi, KIA, imunisasi, KB, dan
penggunaan obat-obat. Laporan tribulanan meliputi kegiatan puskesmas
antara lain kunjungan puskesmas, rawat tinggal, kegiatan rujukan
puskesmas pelayanan medik kesehatan gigi. Laporan tahunan terdiri dari
data dasar yang meliputi fasilitas pendidikan, kesehatan lingkungan, peran
serta masyarakat dan lingkungan kedinasan, data ketenagaan puskesmas dan
puskesmas pembantu. Pengambilan keputusan di tingkat kabupaten dan
kecamatan memerlukan data yang dilaporkan dalam SP3 yang bernilai, yaitu
data atau informasi harus lengkap dan data tersebut harus diterima tepat
waktu oleh Dinas Kesehatan Kabupaten, sehingga dapat dianalisis dan
diinformasikan (Santoso, 2008).
15
kesehatan masyarakat. Informasi yang ada perlu dibahas, dikoordinasikan,
diintegrasikan agar menjadi pengetahuan bagi semua staf puskesmas.
Pencatatan harian masing-masing progam Puskesmas dikombinasi menjadi
laporan terpadu puskesmas atau yang disbut dengan system pencatatan dan
pelaporan terpadu Puskesmas (SP2TP) (Tiara, 2011).
16
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
Diharapkan tulisan ini dapat memperluas wawasan pembaca yang
berhubungan dengan penulisan karya ilmiah dan dapat menambah khazanah ilmu
pengetahuan
17
DAFTAR PUSTAKA
http://www.depkes.go.id/resources/download/peraturan/PMK-No-75-Th-2014-ttg-
Puskesmas.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/67436/Chapter%20II.pdf?sequenc
e=4&isAllowed=y
Azrul Azwar. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi Ketiga. Jakarta : Binarupa.
Aksara.
Departmen Kesehatan. 2007. Direktorat Jendral Bina pelayanan Medik Standar Minimal
Pelayanan Kesehatan Gigi Puskesmas.
18