Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Pena Sains Vol. 1, No.

2, Oktober 2014 ISSN: 2407-2311

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI


TERBIMBING PADA MATERI SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
Rosalina Eka Permatasari1, Leny Yuanita2 dan Suyono 3

1
Mahasiswa Program Pascasarjana, Program Studi Pendidikan Sains, Universitas Negeri Surabaya
Surabaya, 60231, Indonesia
rosalina.permatasari88@gmail.com
2
Dosen Program Pascasarjana, Program Studi Pendidikan Sains, Universitas Negeri Surabaya
Surabaya, 60231, Indonesia
yuanita@sby.dnet.net.id
3
Dosen Program Pascasarjana, Program Studi Pendidikan Sains, Universitas Negeri Surabaya
Surabaya, 60231, Indonesia
ionunesa@yahoo.co.id

Abstrak

Tujuan utama dari penelitian ini adalah mengetahui keterlaksanaan pembelajaran inkuiri terbimbing,
kompetensi psikomotorik, dan afektif siswa melalui pembelajaran inkuiri terbimbing dengan
melatihkan keterampilan proses yang dirancang mengikuti pola pengintegrasian kurikulum nested.
Rancangan penelitian ini menggunakan One Group Pretest-Posttest Design, dilaksanakan dalam
tiga kali pertemuan dan melibatkan siswa kelas XI IPA 5 dan XI IPA 6 SMA Negeri 2 Surabaya.
Instrumen yang digunakan meliputi: lembar pengamatan keterlaksanaan pembelajaran, kompetensi
psikomotorik, dan afektif siswa. Hasil analisis data menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran
sesuai dengan sintaks pembelajaran inkuiri terbimbing mendapat kategori penilaian baik.
Kompetensi psikomotorik siswa secara umum berkategori baik, kompetensi yang dominan adalah
bekerjasama dan keterampilan dalam mengukur suhu dengan termometer. Kompetensi afektif siswa
secara umum berkategori baik, meliputi berpendapat, jujur, dan kerjasama.

Kata Kunci: afektif , inkuiri terbimbing, psikomotorik, sifat koligatif larutan,

Abstract

The main objective of this research is to describe the teaching and learning with guided inquiry,
affective and phsychomotor competence which designed to follow the nested pattern. One Group
Pretest-Posttest Design was used involving year eleven IPA 5 and IPA 6, instructional
implementation was three times. The instruments used in this research consisted of observational
sheet to describe the feasibility of the teaching and learning, observational sheet to describe
affective, and phsychomotor competence. The results showed that learning experience were
consistent with guided inquiry syntax was well categorized. Phsychomotor competence students was
well. The most dominant is the cooperated and skills in measured the temperature to use
thermometer. Affective competence students was well, consisted of argue, honesty, and cooperated.

Keywords: affectiv , colligative properties, guided inquiry, phsychomotor.

11
Jurnal Pena Sains Vol. 1, No. 2, Oktober 2014 ISSN: 2407-2311

Pendahuluan cenderung menghafal dan rendahnya


keterampilan proses siswa.
Dalam Peraturan Menteri Berdasarkan hasil ujian nasional
Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun Sekolah Menengah Atas (SMA) tahun
2006 tentang standar isi ditegaskan bahwa pelajaran 2010/2011 diketahui bahwa
kimia termasuk cakupan kelompok mata dalam menganalisis sifat koligatif larutan
pelajaran ilmu pengetahuan dan berdasarkan data atau gambar persentase
teknologi, dimaksudkan untuk penguasaan materinya sebesar 60,09%
memperoleh kompetensi lanjut ilmu (Kemendiknas, 2011). Data ini
pengetahuan dan teknologi serta mengindikasikan bahwa keterampilan
membudayakan keterampilan berpikir siswa dalam menganalisis masih rendah.
ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri. Keterampilan menganalisis data adalah
Ada dua hal yang berkaitan dengan kimia salah satu jenis keterampilan proses.
yang tidak terpisahkan, yaitu kimia Materi pokok sifat koligatif larutan
sebagai produk (pengetahuan kimia yang menurut standar isi diajarkan di SMA
berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan kelas XII semester gasal. Materi ini
teori) temuan ilmuwan dan kimia sebagai memuat standar kompetensi menjelaskan
proses (kerja ilmiah). Oleh sebab itu, sifat-sifat koligatif larutan non elektrolit
pembelajaran kimia harus memperhatikan dan elektrolit. Standar kompetensi ini
karakteristik ilmu kimia sebagai produk terdiri atas dua kompetensi dasar
dan proses. meliputi: (1) menjelaskan penurunan
Pengetahuan dan keterampilan tekanan uap, kenaikan titik didih,
yang diperoleh siswa diharapkan bukan penurunan titik beku larutan, dan tekanan
hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, osmosis termasuk sifat koligatif larutan
konsep-konsep dan prinsip tetapi dan (2) membandingkan antara sifat
merupakan interpretasi dan konstruksi koligatif larutan non elektrolit dengan
pengetahuan siswa melalui sifat koligatif larutan elektrolit yang
pengalamannya. Proses interpretasi dan konsentrasinya sama berdasarkan data
konstruksi didapat melalui proses percobaan (Lampiran Permendiknas No.
menemukan, sehingga dapat melatih daya 22/2006 tentang standar isi mata pelajaran
pikir atau mengembangkan kemampuan kimia SMA/MA). Dalam lampiran
proses dan melatih kompetensi Permendiknas ini diamanatkan bahwa
psikomotor siswa. Pengetahuan siswa dalam belajar konsep harus
dikonstruksi oleh siswa sendiri dalam mengembangkan keterampilan proses,
kontak dengan lingkungan, tantangan, dan melatih kompetensi psikomotor, dan
bahan yang dipelajari (Suparno, 1997). afektif siswa.
Oleh sebab itu, siswa sendiri yang Guru sering menggunakan model
mengonstruksikan pengetahuannya dan pembelajaran yang tidak sesuai dengan
dalam hal konstruksi ini dapat terjadi karakteristik materi, umumnya guru
kesalahan. menggunakan model ceramah, sehingga
Pemahaman siswa terhadap konsep siswa tidak dapat terlibat secara aktif
kimia sangat berkaitan dengan dalam proses pembelajaran. Menurut
keterampilan proses. Kurangnya Suparno (2005), model ceramah hanya
pemahaman siswa terhadap materi kimia menggunakan salah satu inteligensi dan
tidak terlepas dari pembelajaran yang pengerjaan soal yang lebih menekankan
didominasi oleh penyampaian informasi inteligensi matematis-logistis juga
dari guru kepada siswa, sehingga siswa linguistik saja, sehingga akan sulit
ditangkap oleh siswa yang tidak menonjol

12
Jurnal Pena Sains Vol. 1, No. 2, Oktober 2014 ISSN: 2407-2311

inteligensinya. Guru seharusnya keberhasilan proses pembelajaran juga


menggunakan model pembelajaran yang ditentukan oleh besarnya partisipasi siswa
bervariasi yang sesuai dengan materi ajar, dalam mengikuti pembelajaran. Semakin
khususnya untuk pemahaman konsep aktif siswa mengambil bagian dalam
yang benar. Penemuan konsep (atau kegiatan pembelajaran maka makin
pembentukan) dapat terjadi melalui berhasil kegiatan pembelajaran tersebut.
inkuiri. Dalam pembelajaran inkuiri terbimbing
Model pembelajaran inkuiri siswa memikul tanggung jawab utama
memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuan dan
untuk mempelajari cara menemukan pemahamannya sendiri, guru membantu
fakta, konsep dan prinsip melalui dalam memfasilitasi proses pembelajaran,
pengalamannya secara langsung. Jadi, membimbing siswa dengan pertanyaan,
siswa bukan hanya belajar dengan menyelidiki perilaku dan menggunakan
membaca kemudian menghafal materi data hasil pengamatan dan penyelidikan
pelajarannya, tetapi juga mendapatkan ilmiah untuk mengembangkan penjelasan
kesempatan untuk berlatih dan menjawab pertanyaan mereka (Bass
mengembangkan keterampilan proses dan et al., 2009).
bersikap ilmiah yang memungkinkan Tujuan utama pembelajaran
terjadinya proses konstruksi pengetahuan berbasis inkuiri menurut National
dengan baik, sehingga siswa dapat Research Council (2000), adalah: (1)
meningkatkan pemahaman pada materi mengembangkan keinginan dan motivasi
yang dipelajari. Model pembelajaran siswa untuk mempelajari prinsip dan
inkuiri dibagi menjadi empat macam, konsep sains, (2) mengembangkan
yaitu: (1) Inkuiri terbuka (Open-Inquiry), keterampilan ilmiah siswa sehingga
(2) Inkuiri terbimbing (Guided-Inquiry), mampu bekerja seperti layaknya seorang
(3) Inkuiri gabungan (Coupled Inquiry), ilmuwan, dan (3) membiasakan siswa
dan (4) Inkuiri terstruktur (Structured bekerja keras untuk memperoleh
Inquiry) (Martin & Hansen, 2002). pengetahuan.
Sesuai dengan karakteristik materi Penelitian terkait dengan model
sifat koligatif yang terdapat dalam pembelajaran inkuiri dilakukan oleh
lampiran Permendiknas No. 22/2006 Chatterjee et al. (2009) dalam
tentang standar isi mata pelajaran kimia penelitiannya melaporkan bahwa: (1)
untuk SMA/MA, maka dalam sebanyak 83% siswa menyukai
mempelajari materi sifat koligatif larutan pembelajaran inkuiri terbimbing,
model pembelajaran yang tepat yaitu sedangkan siswa yang menyukai
dengan model pembelajaran inkuiri pembelajaran inkuiri terbuka sebesar
terbimbing. Dalam model pembelajaran 21%, (2) sebanyak 81% siswa
inkuiri terbimbing siswa dapat belajar menyatakan bahwa kegiatan inkuiri
secara langsung dengan dibantu guru terbimbing mudah untuk dilakukan, dan
untuk melatihkan keterampilan berpikir (3) sebanyak 59% siswa dapat berpikir
melalui keterampilan proses sehingga dan melakukan analisis dalam
membantu mempermudah pemahaman pembelajaran inkuiri terbimbing. Dalam
siswa. Peran guru dalam model penelitian lain, Bilgin (2009) menyatakan
pembelajaran inkuiri terbimbing, yaitu bahwa siswa yang melaksanakan
membantu siswa agar dapat mengikuti pembelajaran inkuiri terbimbing dengan
proses belajar mengajar dengan aktif pendekatan kooperatif memiliki
sehingga dapat menjalin interaksi yang pemahaman yang lebih baik terhadap
kuat antara siswa dan guru, karena

13
Jurnal Pena Sains Vol. 1, No. 2, Oktober 2014 ISSN: 2407-2311

konsep asam basa dan memiliki sikap mendapatkan kesempatan untuk berlatih
yang lebih positif. mengembangkan keterampilan proses dan
Penerapan model pembelajaran bersikap ilmiah, yaitu dengan pemilihan
inkuiri disertai dengan kegiatan praktikum model pembelajaran inkuiri terbimbing.
akan menunjang pemahaman siswa yang Rancangan pembelajaran sifat koligatif
lebih mendalam. Dalam praktikum, siswa larutan yang mengintegrasikan model
menjalankan metode ilmiah dengan pembelajaran inkuiri terbimbing dan
membuat hipotesis, mengumpulkan data, model pengintegrasian kurikulum berpola
analisis, dan mengambil simpulan. nested diharapkan dapat meningkatkan
Dengan demikian, konsep yang dibangun keterampilan siswa. Adapun rumusan
oleh siswa akan menjadi sangat kuat. masalah dalam penelitian ini adalah
Guru sebaiknya melengkapi suatu bagaimana keterlaksanaan model
model pembelajaran yang akan digunakan pembelajaran inkuiri terbimbing dengan
dalam pembelajaran dengan penataan materi sifat koligatif larutan berpola
substansi materinya. Penataan substansi nested dan bagaimana kompetensi
materi dapat dilakukan dengan model psikomotorik dan afektif siswa setelah
nested. Model pengintegrasian kurikulum pembelajaran melalui model inkuiri
nested menyarangkan keterampilan terbimbing dengan materi sifat koligatif
proses, keterampilan sosial, dan larutan berpola nested.
pengorganisasian menuju sebuah konsep
(content) yang harus dipahami atau
dibangun oleh siswa (Fogarty, 1991). Metode Penelitian
Kelebihan dari model nested yaitu lebih Penelitian ini tergolong penelitian
mengutamakan pengalaman belajar siswa praeksperimen (pra experimental design).
yang harus diperkaya dan ditingkatkan. Rancangan penelitiannya adalah “One
Oleh sebab itu, dalam proses Group Pretest and Posttest Design” yaitu
pembelajaran guru melatihkan eksperimen yang dilaksanakan pada satu
keterampilan-keterampilan proses, sosial kelompok saja tanpa kelompok
dan mengorganisasi dalam pembanding (Tuckman, 1978: 142). Pada
membelajarkan substansi isi materi sifat rancangan ini observasi dilakukan
koligatif larutan. Hal ini sesuai dengan sebanyak dua kali, yaitu sebelum
tuntutan di dalam Lampiran eksperimen (pretest) dan sesudah
Permendiknas No. 22/2006 tentang eksperimen (posttest). Penelitian ini
standar isi mata pelajaran kimia SMA di dimulai dengan melakukan tes awal
mana harus memberi perhatian kepada (pretest), meliputi tes pemahaman konsep
proses di samping produk. Pada materi dan tes keterampilan proses. Tes awal
sifat koligatif larutan yang dirancang digunakan untuk mengetahui prakonsepsi
berpola nested akan mempermudah siswa juga sebagai pembentukan
pemahaman siswa terhadap konsep- kelompok kooperatif siswa di kelas.
konsep yang ada, yaitu dengan melatihkan Selanjutnya, pembelajaran inkuiri
keterampilan-keterampilan, dan untuk terbimbing dengan materi sifat koligatif
melatihkan proses inkuiri pada siswa agar larutan yang dirancang berpola nested dan
siswa menguasai konsep kimia dengan dilacak pemahaman akhir siswa beserta
benar, juga sebagai cara melatih siswa tes keterampilan proses. Ujicoba
dalam meneliti suatu permasalahan atau dilakukan dengan mereplikasi sebanyak 2
pertanyaan. (dua) kali, untuk menilai kestabilan hasil.
Sebagaimana yang telah dijelaskan Populasi dalam penelitian ini adalah siswa
di atas, perlu ada sebuah solusi agar siswa

14
Jurnal Pena Sains Vol. 1, No. 2, Oktober 2014 ISSN: 2407-2311

kelas XI IPA di SMA Negeri 2 Surabaya. dan KBM sudah berpusat pada siswa
Sampel penelitian diambil menggunakan sesuai dengan karakteristik dari inkuiri.
teknik sampling simple random sampling Skor terendah dari kedua kelas
diperoleh siswa kelas IPA 5 dan IPA 6 yang mirip pada saat membimbing siswa
dengan jumlah siswa masing-masing 34 mempresentasikan laporan hasil
orang. eksperimen dan membimbing siswa
Desain dalam penelitian ini adalah: mereview hasil pembelajaran serta
menjawab permasalahan di awal
O1 X O2 pembelajaran. Hal ini disebabkan guru
khawatir waktu tidak mencukupi sehingga
Keterangan: guru hanya menunjuk perwakilan dua
O1: Uji awal (pretest) untuk mengetahui sampai tiga kelompok untuk
prakonsepsi siswa terhadap materi mempresentasikan laporannya dan pada
sifat koligatif larutan sebelum tahap tersebut guru harus lebih
pembelajaran melalui model inkuiri memberikan pembimbingan lebih
terbimbing. terhadap siswa.
O2: Uji akhir (posttest) untuk mengetahui Hasil analisis keterampilan
konsepsi siswa terhadap materi sifat psikomotorik kelas XI IPA 5 dan XI IPA
koligatif larutan setelah 6 menunjukkan bahwa secara umum
pembelajaran melalui model inkuiri siswa sudah menguasai aspek-aspek
terbimbing. psikomotorik dengan baik, siswa sudah
X: Perlakuan, yaitu melalui model terampil dalam menggunakan alat dan
pembelajaran inkuiri terbimbing bahan di laboratorium. Berikut hasil
dengan materi sifat koligatif larutan. analisis pada setiap pertemuan disajikan
dalam Tabel 1, 2, dan 3.

Tabel 1. Data Hasil Analisis Kompetensi


Hasil Penelitian dan Pembahasan Psikomotorik Siswa secara Klasikal
pada Pertemuan I Kelas XI IPA 5
Guru melaksanakan pembelajaran dan IPA 6
pada materi sifat koligatif larutan dengan
menggunakan model inkuiri terbimbing Skor Rata-rata
dan materi berpola nested. Adapun Psikomotorik Siswa
No Aspek yang diamati Percobaan 2 di
indikator keterlaksanaan dan kualitas
Kelas
pembelajaran, yaitu keterlaksanaan model IPA 5 IPA 6
pembelajaran inkuiri terbimbing yang Keterampilan menyiapkan
diskenariokan dalam rencana pelaksanaan 1 alat dan bahan yang 5 4,29
pembelajaran (RPP). diperlukan
Keterampilan dalam
Berdasarkan hasil pengamatan 2 memasukkan larutan 4,42 4,50
terhadap keterlaksanaan model dengan pipet
pembelajaran inkuiri terbimbing dapat Keterampilan mengukur
3 4,50 4,67
disimpulkan bahwa secara umum pada larutan dengan gelas ukur
kelas XI IPA 5 dan IPA 6 pembelajaran Keterampilan dalam
4 4,33 4,42
memanaskan gelas kimia
sudah berjalan sesuai dengan fase-fase Keterampilan mengukur
yang direncanakan dan berlangsung 5 4,67 4,75
suhu dengan termometer
dengan baik. Skor yang paling unggul Keterampilan membaca
dari kedua kelas didominasi pada saat 6 tinggi air raksa dalam pipa 4,75 4,58
kapiler termometer
membimbing siswa melakukan praktikum

15
Jurnal Pena Sains Vol. 1, No. 2, Oktober 2014 ISSN: 2407-2311
Tabel 2 Data Hasil Analisis Kompetensi kekuatan, dan kelenturan dalam
Psikomotorik Siswa secara melakukan gerakan sesuai prosedur.
Klasikal pada Pertemuan II Kelas Kompetensi afektif siswa diukur
XI IPA 5 dan IPA 6 dengan lembar pengamatan keterampilan
Skor Rata-rata
Psikomotorik
sosial pada setiap pertemuan. Adapun
Aspek yang aspek-aspek yang diamati meliputi,
No Siswa Percobaan 2
diamati
di Kelas berpendapat, jujur, dan kerjasama.
IPA 5 IPA 6 Hasilnya disajikan dalam Tabel 4.
Keterampilan Kompetensi afektif siswa yang
membuat
1
campuran
4,25 4,25 paling menonjol di kelas XI IPA 5, yaitu
pendingin siswa mencatat hasil pengamatan sesuai
Meletakkan yang diamati dan kompetensi afektif
tabung reaksi siswa yang menonjol di kelas IPA 6, yaitu
berisi larutan ke siswa saling membantu dalam melakukan
dalam gelas kimia
2 4,42 4,50 praktikum dengan skor rata-rata 4,90
yang berisi
campuran termasuk kategori sangat baik.
pendingin sampai Hal ini menunjukkan bahwa
membeku (keruh) siswa bekerjasama dalam kelompoknya
Tabel 3. Data Hasil Analisis Kompetensi dengan baik tidak didominasi oleh
Psikomotorik Siswa secara Klasikal individu.Hasil analisis kompetensi afektif
pada Pertemuan III Kelas XI IPA 5 dan siswa kelas XI IPA 5 dan XI IPA 6
IPA 6 menunjukkan bahwa secara umum siswa
dalam berpendapat, jujur dan bekerjasama
Skor Rata-rata sudah dilakukan dengan baik dalam
Psikomotorik proses pembelajaran untuk mencapai
Siswa
No Aspek yang diamati
Percobaan 2 di pemahaman konsep.
Kelas
IPA 5 IPA 6 Tabel 4. Data Hasil Analisis Kompetensi
Keterampilan dalam Afektif Siswa secara Klasikal Kelas
melakukan XI IPA 5 dan 6
1 pengamatan dan 4,7 5 N Aspek yang diamati Rangkuman
mencatat waktu o Penilaian
selama percobaan A. Berpendapat IPA 5 IPA 6
Keterampilan dalam 1. Siswa 4,16 4,36
membersihkan alat mengemukakan
2 5 5
dan bahan setelah pendapat pada saat
selesai percobaan diskusi atau tanya
jawab dengan guru
Berdasarkan hasil analisis dapat berlangsung
diketahui bahwa siswa memiliki 2. Siswa 4,30 4,39
mengemukakan
kemampuan psikomotorik yang sangat pendapat dengan
baik selama pembelajaran berlangsung. baik pada saat
Menurut Dick et al. (2005) menegaskan bekerja dalam
bahwa sebuah kegiatan dapat digolongkan kelompok untuk
sebagai psikomotorik apabila eksekusinya melakukan
praktikum
menggunakan gerakan otot tanpa atau 3. Siswa 4,43 4,58
menggunakan peralatan. Kemampuan mengemukakan
psikomotorik diukur dalam besaran pendapat pada saat
kecepatan, akurasi atau ketepatan, diskusi atau tanya
jawab dalam diskusi

16
Jurnal Pena Sains Vol. 1, No. 2, Oktober 2014 ISSN: 2407-2311
kelompoknya kompetensi psikomotorik dan afektif
4. Siswa 4,43 4,41 siswa secara umum berkategori baik.
mengemukakan
pendapat untuk
mengomentari ide
atau gagasan dari
Daftar Pustaka
kelompok lain agar
pendapat Alberta. 2004. Focus on Inquiry: A
tersebutlebih Teacher’s Guide to Implementing
sempurna Inquiry-based Learning. Canada:
5. Siswa 4,40 4,58 Alberta Learning Centre.
mengemukakan
pendapat untuk
Arikunto, S. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi
menyimpulkan hasil Pendidikan. Edisi Kedua. Jakarta:
pembelajaran Bumi Aksara.
B. jujur Bass, J. E., Contant, T. L., and Carin, A.
6. Siswa mencatat 4,71 4,71 R. 2009. Methods for Teaching
hasil pengamatan
sesuai dengan data
Science as Inquiry. Tenth Edition.
yang tersedia New York: Pearson.
7. Siswa merumuskan 4,43 4,46 Borich, G. D., and Choo, O. A. 2006.
simpulan sesuai Teaching Strategies that Promote
dengan data yang Thinking, Models and Curriculum
tersedia
8. Siswa 4,38 4,52
Approaches. McGraw-Hills:
mengungkapkan Education Asia.
dengan jujur diakhir Castellan, G. W. 1983. Physical
pembelajaran Chemistry. Second Edition. New
apablia ada yang York: Wisley Publishing Inc.
belum dipahami
A.Kerjasama Chatterjee, S., Williamson, V. M.,
9. Siswa berbagi tugas 4,45 4,66 McCann, K., and Peck, M. L.,
dengan baik 2009. Surveying Students’
10 Siswa tidak 4,51 4,85 Attitudes and Perceptions toward
. mendominasi kerja Guided-Inquiry and Open-Inquiry
kelompok
11 Siswa saling 4,46 4,90
Laboratories. Journal of Chemical
. membantu dalam Education Vol. 86 (12): 1427-1432.
melakukan Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri
praktikum Pendidikan Nasional Nomor 22
tentang Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan dasar dan Menengah.
Kesimpulan dan Saran Jakarta: Sekjen Depdiknas
Ennis, R. H. 1996. Critical thinking. New
York: Prentice Hall.
Dari hasil penelitian prevensi Fogarty, R. 1991. The Mindful School:
miskonsepsi siswa pada materi sifat How to Integrate the Curricula.
koligatif larutan dengan model Palatine: Iri/Skylight Publishing,
pembelajaran inkuiri terbimbing yang Inc.
dilaksanakan di SMA Negeri 2 Surabaya Gronlund, N. E. 1985. Constructing
diperoleh simpulan, sebagai berikut: (1) Achievement Test. Fifth Edition.
keterlaksanaan sintaks inkuiri terbimbing New York: Prentice Hall, Inc.
secara umum berkategori baik dan Hadi, M. H. 2011. “Pengembangan
terlaksana secara keseluruhan, (2) Perangkat Pembelajaran Terpadu

17
Jurnal Pena Sains Vol. 1, No. 2, Oktober 2014 ISSN: 2407-2311

Tipe Nested pada Pokok Bahasan Suparno, P. 2005. Miskonsepsi dan


Cahaya”. Tesis Magister Perubahan Konsep dalam Pendidikan
Pendidikan, Universitas Negeri Fisika. Jakarta: Grasindo.
Surabaya. Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktivisme
Hasan, S., Bagayoko, D., and Kelley, E. dalam Pendidikan. Yogyakarta:
L. 1999. Misconceptions and the Kanisius
Certainty of Response Index (CRI). Woolfolk, A. 2005. Educational
International Journal of Physic Psychology. Ninth Edition. Boston:
Education. 294-299. Allyn and Bacon.
Ibrahim, M. 2012. Konsep, Miskonsepsi
dan Cara Pembelajarannya.
Surabaya: Unipress Unesa.
Martin, L., and Hansen. 2002. Defining
Inquiry. Science Teacher: 34-37.
National Research Council. 2001. Inquiry
and the National Science Education
Standards. Washington, D.C:
National Academy Press.
Nur, M. 2011. Modul Keterampilan-
keterampilan Proses Sains.
Surabaya: Unipress Unesa.
Nur, M. 2008. Pengajaran Berpusat Pada
Siswa dan Pendekatan
Konstruktivis dalam Pengajaran.
Edisi kelima. Surabaya: Unipress
Unesa.
Nur, M. 2000. Panduan Keterampilan
Proses dan Hakikat Sains.
Surabaya: Unipress Unesa.
Pinarbasi, T., Sozbilir, M., and Canpolat,
N. 2009. Prospective Chemistry
Teachers’ Misconceptions about
Colligative Properties: Boiling
Point Elevation and Freezing Point
Depression. Chemistry Education
research and Practice. Vol. 10:
273-280.
Semiawan, C., Tangyong, A. F., Belen,
S., Matahelemual, Y., dan
Suselohardjo, W. 1992. Pendekatan
Keterampilan Proses Bagaimana
Mengaktifkan Siswa dalam Belajar.
Jakarta Grasindo.
Slavin, R. E. 2009.Educational Psychology:
Theory and Practice. Ninth Edition.
Massachusetts: Allyn and Bacon.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Edisi
Keenam. Bandung: Tarsito.

18

Anda mungkin juga menyukai