Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Air merupakan salah satu komponen yang sangat dibutuhkan
kehidupan manusia. Menurut Kodoatie (2008), “air merupakan
sumber kehidupan. Semua makhluk membutuhkan air. Untuk
kepentingan manusia, makhluk hidup dan kepentingan lainnya,
ketersediaan air dari segi kualitas maupun kuantitas mutlak
diperlukan”.
Hampir 71% permukaan bumi tertutupi oleh air. Terdapat 1.4
triliun kilometer kubik (330 juta mil2). Dihitung secara matematika
luas wilayah laut Indonesia аdаlаh 96.079,15 km Indonesia
merupakan negara kepulauan terbesar dі dunia.Garis pantainya
sekitar 81.000 km. Wilayah lautnya sekitar 70% dаrі luas wilayah
total Indonesia. Dengan fakta tersebut air di Indonesia sangat
melimpah. Akan tetapi, hal ini tidsak dimanfaatkan dengan baik oleh
masyarakat Indonesia. Sebaliknya, masyarakat kebanyakan
menyalahgunakan ‘anugerah mahal’ ini dengan mencemarinya.
Dari berbagai masalah yang ada di lingkungan sekitar kita,
pencemaran air merupakan salah satu permasalahan yang harus
diperhatikan karena pencemaran air dapat mengganggu lingkungan
dan juga kehidupan masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari kita
membutuhkan air untuk memasak, mandi, minum, mencuci baju, dan
lain-lain. Air yang baik kita gunakan harus memiliki ciri-ciri tidak
berwarna, tidak berbau, dan tidak beracun. Tetapi di Indonesia kita
banyak menjumpai banyak sekali sungai yang keruh dan berbau
yang banyak sekali bercampur dengan limbah rumah tangga dan
juga bercampur dengan limbah industry. Air yang demikian itu sering
disebut dengan air kotor atau air yang terkontaminasi. Air yang

1
banyak mengandung zat-zat berbahaya yang dapat menyebabkan
dampak buruk merugikan bila dikonsumsi oleh manusia.

Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan ditempat


penampungan air antara lain: danau, sungai, lautan, dan air tanah
akibat aktivitas manusia. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat
memerlukan air bersih untuk minum, memasak, mencuci, dan
keperluan lain. Dalam kehidupan sekarang, adakalanya masyarakat
melihat air yang berwarna keruh dan berbau serta bercampur
dengan benda-benda sampah antara lain: kaleng, plastic, dan
sampak organik. Pemandangan seperti itu dapat dijumpai pada
aliran sungai, rawa, danau, dan kolam. Sumber-sumber yang
mengakibatkan air tersebut tercemar berasal dari mana-mana.
Contohnya limbah industri yang dibuang dan dialirkan ke sungai.
Semua akhirnya bermuara di sungai.

Dengan mengetahui Dengan mengetahui kenyataan ini, sudah


banyak para ahli yang meneliti dan mencoba mengatasi pencemaran
air ini. Para ahli tersebut salah satunya dari Badan Pengelolaan
Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) (2001) yang meneliti
pencemaran air dari limbah industri dan rumah tangga serta telah
melakukan penyuluhan kepada masyarakat untuk mengatasinya.
Ternyata hasilnya cukup menakjubkan. Penyuluhan tersebut di
respon dengan baik oleh masyarakat dan industri besar.Selain itu,
penyuluhan yang dilakukan telah mengakibatkan banyaknya para
peneliti yang telah membuat cara untuk mengatasi pencemaran air,
salah satunya dengan membuat cara pengolahan air buangan. Cara
ini cukup efektif digunakan oleh masyarakat dan industri, cara mudah
dan mempunyai hasil yang memuaskan tanpa harus membayar
mahal.

2
1.2. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah memahami pengertian


pencemaran air, penyebab terjadinya, dampak yang dihasilkan, serta
solusi untuk mengatasi pencemaran air.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pencemaran Air


Sebelum memahami lebih dalam tentang pencemaran air, tentu
dibutuhkan pemahaman tentang pencemaran dan air itu sendiri.
Secara sederhana, air bisa diartikan sebagai sebuah sumber
kehidupan dan tanda kehidupan. Sumber kehidupan karena setiap
makhluk yang hidup di muka bumi ini memerlukan air untuk bisa
bertahan hidup.
Dilain sisi, air juga diartikan sebagai tanda kehidupan. Hal
tersebut tidak lain karena di dalam tubuh manusia sebagian besar
tersusun dari air, sehingga ketika tidak ada air maka tidak akan ada
kehidupan pada manusia. Dengan begitu, bisa ditarik satu
kesimpulan bahwa secara garis besar air merupakan senyawa yang
memiliki peran penting dalam mendukung segala sisi kehidupan bagi
makhluk hidup yang ada di permukaan bumi ini.
Sedangkan untuk pengertian pencemaran sendiri, Pencemaran
adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi
dan/atau komponen lain ke dalam air atau udara. Pencemaran juga
bisa berarti berubahnya tatanan (komposisi) air atau udara oleh
kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/udara
menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukkannya.
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu
tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan, dan air tanah
terkontaminasi akibat aktivitas manusia. Air biasanya disebut
tercemar ketika terganggu oleh kontaminan atropogenik dan ketika
tidak bisa mendukung kehidupan manusia, seperti air minum,
dan/atau mengalami pergeseran yang ditandai dalam

4
kemampuannya untuk mendukung komunitas penyusun biotik,
seperti ikan.
Menurut Keputusan Menteri Negara Kepedudukan dan
Lingkungan Hidup No.02/MENLH/I/1998, yang dimaksud dengan
polusi/pencemaran air adalah masuk/dimasukkannya makhluk hidup,
zat, energi, dan atau komponen lain kedalam air/udara oleh kegiatan
manusia atau oleh proses alam, kurang atau tidak dapat berfungsi
lagi dengan peruntukannya.
Menurut Kristanto (2002) pencemaran air adalah
penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal. Air dapat tercemar
oleh komponen-komponen anorganik, diantaranya berbagai logam
berat yang berbahaya. Komponen-komponen logam berat ini berasal
dari kegiatan industri. Kegiatan industri yang melibatkan penggunaan
logam berat antara lain industri tekstil, pelapisaan logam, cat/ tinta
warna, percetakan, bahan agrokimia dll. Beberapa logam berat
ternyata telah mencemari air, melebihi batas yang berbahaya bagi
kehidupan ( Wisnu, 1995).
Adanya logam berat dalam lingkungan perairan telah diketahui
dapat menyebabkan beberapa kerusakan pada kehidupan air. Di
samping itu terdapat fakta bahwa logam berat membunuh
mikroorganisme.
Fenomena alam seperti gunung berapi, algae blooms, badai,
dan gempa bumi juga menyebabkan perubahan besar dalam kualitas
air dan status ekologi air. Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah
bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan
salah satu bagian dari siklus hidrologi.
Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan.
Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan manusia.
Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah adalah
untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran

5
pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya
berpotensi sebagai objek wisata.
Namun, pada prakteknya masuknya zat pada sumber air
tersebut adalah berupa buangan yang dilakukan manusia yang
bersifat rutin seperti buangan limbah cair dan padat yang berasal
dari rumah tangga dan lain-lain. Di negara-negara berkembang,
seperti Indonesia, pencemaran air merupakan penyebab utama
gangguan kesehatan manusia/penyakit.
Perubahan keadaan tersebut dapat terjadi karena masuknya
zat, energy, atau komponen lain ke dalam air sehingga kualitas dari
air tersebut turun sehingga batas tertentu yang menyebabkan air
tidak berguna lagi.
Padahal, dalam kehidupan sehari-hari makhluk hidup
membutuhkan air yang bersih dan sehat. Terutama manusia yang
dapat membedakan kualitas air yang akan diminu tentu akan sangat
terganggu dengan pencemaran air tersebut.
Indikator/tanda bahwa air di lingkungan telah tercemar adalah
adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati dan digolongkan
menjadi:
 Pengamatan secara fisis, yaitu pengamatan pencemaran air
berdasarkan tingkat kejernihan air, perubahan suhu, warna, dan
adanya perubahan bau,
 Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan air yang
berdasarkan banyaknya zat kimia yang terlarut misalnya
perubahan asam-basa (pH) atau terjadinya endapan koloid atau
bahan terlarut lainnya di aliran sungai/laut,
 Pengamatan biologis, yaitu pengamatan pencemaran air yang
berdasarkan pada mikroorganisme yang hidup dalam air,
terutama ada tidaknya patogen karena pantogen merupakan
agen biologis yang menyebabkan munculnya penyakit pada
inangnya. Sebutan lain dari pantogen adalah mikroorganisme

6
parasite. Umumnya istilah ini diberikan untuk agen yang
mengacaukan fisiologi normal hewan atau tumbuhan
multiselular.

2.2. Penyebab dan Akibat Pencemaran Air

Penyebab lainnya juga berasal dari limbah industri. Industri


membuang berbagai macam polutan ke dalam air antara lain: logam
berat, toksin, minyak, nutrien, dan padatan. Air limbah tersebut
memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit
listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air. Untuk
mengetahui tingkat pencemaran air dapat dilihat melalui besarnya
kandungan O2 yang terlarut. Ada dua cara yang digunakan untuk
menentukan kadar oksigen dalam air,secara kimia dengan COD
(Chemical Oxygen Demand ) dan BOD (Biochemical Oxygen
Demand) secara biologi. Makin besar harga BOD semakin tinggi pula
tingkat pencemarannya. (sentra-edukasi, 2010).

Air limbah tersebut memiliki harga BOD yang tingi, sehingga


dapat diketahui bahwa air tersebut telah tercemar limbah berat.
Selain diakibatkan oleh limbah pemukiman (rumah tangga) sumber
atau penyebab pencemaran air juga disebabkan oleh limbah
pertanian dandi beberapa tempat tertentu diakibatkan oleh limbah
pertambangan.

Akibat dari pencemaran air :Jika air disekitar lingkungan


masyarakat tercemar, dapat mengakibatkan

(1) kekurangan sumberdaya air


(2) menjadi sumber penyakit
(3) terganggunya lingkungan hidup, ekosistem, dan keanekaragama
n hayati

7
Limbah yang terus-menerus meningkat, akan mengakibatkan air
semakin tercemar dan akan sulit bagi masyarakat untuk
mendapatkan air bersih karena air yang tercemar akan meresap ke
dalam tanah. Air tanah tersebut merupakan sumber dari air sumur di
rumah masyarakat, dan apabila masyarakat mengkonsumsi air
tersebut akan mengakibatkan penyakit.

Air yang tercemar tidak hanya masuk dalam tanah, tetapi juga meng
alir padasungai bahkan laut dan mengakibatkan terganggunya
lingkungan hidup, ekosistem, dankeanekaragaman hayati.

Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal. Berikut


adalah penguraian singkat mengenai penyebab pencemaran air.

2.2.1 Limbah Rumah Tangga


Salah satunya penyebab pencemaran air adalah aktivitas
manusia yang meciptakan limbah (sampah) pemukiman atau
limbah rumah tangga. Limbah pemukiman mengandung limbah
domestic yang berupa sampah organic dan sampah anorganik
serta deterjen.

A. Limbah organic
Berdasarkan pengertian secara kimiawi limbah
organik merupakan segala limbah yang mengandung unsur
Karbon (C), sehingga meliputi limbah dari mahluk hidup
(misalnya kotoran hewan dan manusia seperti tinja (feaces)
berfungsi mengandung mikroba pantogen, air seni (urine)
umumnya mengandung Nitrogen dan Posfor) sisa makanan
(sisa-sisa sayuran, wortel, kol, bayam, salada dan lain-lain)
kertas, kardus, karton, air cucian, minyak goreng bekas dan
lain-lain. Limbah tersebut ada yang mempunyai daya racun
yang tinggi, misalnya: sisa obat, baterai bekas, dan air aki.

8
Limbah tersebut tergolong (B3) yaitu bahan berbahaya dan
beracun, sedangkan limbah air cucian, limbah kamar mandi,
dapat mengandung bibit-bibit penyakit atau pencemar
biologis seperti bakteri, jamur, virus, dan sebagainya. Namun
secara teknis sebagian orang mendefinisakan limbah organik
sebagai limbah yang hanya berasal dari mahluk hidup
(alami) dan sifatnya mudah busuk. Artinya bahan-bahan
organik alami namun sulit membusuk/atau terurai, seperti
kertas, dan bahan organik sintetik (buatan) yang sulit
membusuk atau terurai.

B. Limbah Anorganik
Berdasarkan pengertian secara kimawi, limbah yang
tidak mengandung unsur karbon, seperti logam (misalnya
besi dari mobil bekas atau perkakas dan almunium dari
kaleng bekas atau peralatan rumah tangga), kaca dan pupuk
anorganik (misalnya yang mengandung unsure nitrogen dan
fospor). Limbah-limbah ini tidak memiliki unsur karbon
sehingga tiak dapat di urai oleh mikro organism. Seperti
halnya limbah organik, pengertian limbah organik yang
sering diterapkan dilapangan umumnya limbah anorganik
dalam bentuk padat (sampah) agak sedikit berbeda dengan
pengertian diatas secara teknis limbah anorganik di
definisikan sebagai limbah yang tidak dapat atau sulit terurai
atau busuk secara alami oleh mikro organism pengurai.
Dalam hal ini bahan organic seperti plastic, karet, kertas,
juga dikelompokan sebagai limbah anorganik. Bahan-bahan
tersebut sulit terurai oleh mikroorganisme sebab unsur
karbonnya memebentuk rantai kimia yang kompleks dan
panjang.

9
2.2.2 Limbah Industri
Limbah industry adalah sisa buangan yang dihasilkan dari
proses produksi pada suatu industry. Limbah industry terdiri
atas 3 jenis yaitu limbah industry cair, limbah industry padat,
limbah gas.

A. Limbah Industri Cair


Limbah Industri Cair adalah limbah atau buangan
yang dihasilkan pabrik dalam bentuk cair dan biasanya
limbah dalam bentuk cair ini dibuang ke saluran perairan
seperti selokan, kali atau sungai, bahkan laut.

Limbah cair ini ada yang berbahaya dan adapula


yang dapat dinetralisir dengan cepat. Limbah yang dibuang
ke saluran air tana dinetralisir terlebih dahulu dapat
menyebabkan ekosistem air rusak bahkan makhluk hidup
yang ada didalamnya dapat mati. Contoh limbah industri cair,
diantaranya: kebocoran minyak dilaut, sisa pewarna pakaian
cair, sisa pengawet cair, kandungan besi pada air, limbah
tempe, limbah tahu dan sisa bahan kimia yang lainnya.

B. Limbah Industri Padat


Limbah Industri Padat adalah limbah atau buangan
hasil industri pabrik yang tidak terpakai lagi dalam bentuk
padatan, bubur atau lumpur yang berasal dari proses
pengolahan atau sampah yang dihasilkan dari kegiatan
industri ataupun sampah yang ada di tempat-tempat umum.
Contoh limbah industri padat, diantaranya: plastik (botol air
mineral atau yang lainnya), kantong, kain atau pakaian,
sampah elektonik, kertas, kabel, besi, lumpur-lumpur sisa

10
industri, bubur-bubur sisa semen dan masih banyak lagi
yang lainnya.

C. Limbah Gas
Limbah Gas adalah limbah yang dihasilkan oleh
sumber alami atau hasil aktivitas manusia dalam bentuk
molekul-molekul gas. Pada umumnya, limbah industri gas
memberikan dampak yang buruk pada kehidupan makhluk
hidup dan juga lingkungan. Contoh limbah industri padat,
diantaranya: pembakaran pabrik, asap pabrik sisa produksi,
kebocoran gas, dan masih banyak lagi yang lainnya.

2.2.3 Limbah Pertanian


Limbah pertanian adalah bagian dari tanaman pertanian
diatas tanah atau bagian pucuk, batang yang tersisa setelah
dipanen atau diambil hasil utamanya atau dapat juga diartikan
sebagai bahan yang di buang oleh sektor pertanian. Beberapa
contoh limbah pertanian diantara lain adalah sabut dan
tempurung kelapa, jerami, dedak padi, dsb.

2.2.4 Penggunaan Bahan Peledak Ikan


Aktivitas pengeboman ikan berdampak negatif terhadap
keseimbangan ekosistem laut. Selain itu bom ikan juga sangat
merugikan masyarakat, terutama masyarakat pesisir yang
menggantungkan pemasukan dari sektor kelautan. Dampak
negatif dari penangkapan ikan dengan menggunakan bom
adalah banyaknya ikan mati sia-sia, merusak terumbu karang,
jumlah ikan berubah drastic, kehilangan penghasilan.
a. Banyak Ikan Mati Sia-Sia.
Akibat dari ledakan bom tersebut, insang ikan sobek
atau pecah sama sekali. Sebagian pingsan, sebagian lagi

11
mati tercabik-cabik. Sebagian ikan tersebut mengambang,
sebagian lagi tenggelam ke dasar laut. Oleh para nelayan
itu, sebagian ikan ini diangkut dan sisanya dibiarkan
membusuk begitu saja. Banyak bangkai ikan yang akhirnya
membusuk di pantai sekitarnya.

b. Merusak Terumbu Karang


Ledakan bom ikan, juga menghancurkan terumbu
karang yang halus dan indah. Bom ikan dengan berat 250
gram dapat menghancuran sekurangnya 50 m2 terumbu
karang. Perlu waktu berpuluh-puluh tahun untuk proses
perbaikan alami terumbu karang tersebut.

c. Jumlah Ikan Berkurang Drastis


Penggunaan bom ikan dilarang di manapun di dunia,
karena cara mencari ikan yang merusak ini tidak
berkelanjutan. Setelah suatu tempat digunakan bom ikan,
dan terumbu karang hancur, ikan-ikan tidak akan kembali
lagi ke daerah itu. Nelayan-nelayan ini tidak berpikir bahwa
dengan menggunakan jalan pintas mencari ikan seperti ini,
generasi selanjutnya akan menuai kemiskinan! Nelayan-
nelayan yang tidak peduli itu akan berpindah dari satu
wilayah ke wilayah lain yang belum pernah tersentuh bom
ikan. Demikian seterusnya.

d. Kehilangan Penghasilan
Banyak wilayah dasar laut yang dulu menjadi tempat
kunjungan wisata, untuk kegiatan diving dan snorkeling,
akhirnya kehilangan daya tariknya karena terumbu
karangnya rusak dan tidak ada lagi ikan-ikan yang indah.
Nelayan kehilangan nafkah karena tidak ada ikan,

12
masyarakat yang lain tidak mendapat penghasilan karena
para wisatawan tidak lagi datang ke tempat itu.

2.2.5 Deterjen
Detergen adalah pembersih sintetis campuran berbagai
bahan, yang digunakan untuk membantu pembersihan dan
terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Yaitu senyawa
kimia bernama alkyl benzene sulfonat (ABS) yang direaksikan
dengan natrium hidroksida (NaOH). Dibanding dengan sabun,
detergen mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya
cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air.
Akan tetapi sabun lebih mudah diurai oleh mikroorganisme.
Tanpa mengurangi makna manfaat Detergen dalam
memenuhi kebutuhan sehari-hari, harus diakui bahwa bahan
kimia yang digunakan pada Detergen dapat menimbulkan
dampak negatif baik terhadap kesehatan maupun lingkungan.
Dua bahan terpenting dari pembentuk Detergen yakni surfaktan
dan builders, diidentifikasi mempunyai pengaruh langsung dan
tidak langsung terhadap manusia dan lingkungannya.
Surfaktan dapat menyebabkan permukaan kulit kasar,
hilangnya kelembaban alami yang ada pada permukan kulit dan
meningkatkan permeabilitas permukaan luar. Hasil pengujian
memperlihatkan bahwa kulit manusia hanya mampu memiliki
toleransi kontak dengan bahan kimia dengan kandungan 1 %
LAS dan AOS dengan akibat iritasi ‘sedang’ pada kulit.
Surfaktan kationik bersifat toksik jika tertelan dibandingkan
dengan surfaktan anionik dan non-ionik. Sisa bahan surfaktan
yang terdapat dalam Detergen dapat membentuk chlorbenzene
pada proses klorinisasi pengolahan air minum PDAM.
Chlorbenzene merupakan senyawa kimia yang bersifat racun
dan berbahaya bagi kesehatan. Pada awalnya surfaktan jenis

13
ABS banyak digunakan oleh industri Detergen. Namun karena
ditemukan bukti-bukti bahwa ABS mempunyai risiko tinggi
terhadap lingkungan, bahan ini sekarang telah digantikan
dengan bahan lain yaitu LAS.
Builders, salah satu yang paling banyak dimanfaatkan di
dalam Detergen adalah phosphate. Phosphate memegang
peranan penting dalam produk Detergen, sebagai softener air.
Bahan ini mampu menurunkan kesadahan air dengan cara
mengikat ion kalsium dan magnesium. Berkat aksi softenernya,
efektivitas dari daya cuci Detergen meningkat. Phosphate yang
biasa dijumpai pada umumnya berbentuk Sodium Tri Poly
Phosphate (STPP). Phosphate tidak memiliki daya racun,
bahkan sebaliknya merupakan salah satu nutrisi penting yang
dibutuhkan mahluk hidup. Tetapi dalam jumlah yang terlalu
banyak, phosphate dapat menyebabkan pengkayaan unsur
hara (eutrofikasi) yang berlebihan di badan air, sehingga badan
air kekurangan oksigen akibat dari pertumbuhan algae
(phytoplankton) yang berlebihan yang merupakan makanan
bakteri. Populasi bakteri yang berlebihan akan menggunakan
oksigen yang terdapat dalam air sampai suatu saat terjadi
kekurangan oksigen di badan air dan pada akhirnya justru
membahayakan kehidupan mahluk air dan sekitarnya. Di
beberapa negara, penggunaan phosphate dalam Detergen
telah dilarang. Sebagai alternatif, telah dikembangkan
penggunaan zeolite dan citrate sebagai builder dalam
Detergen.
Detergen yang selama ini kita gunakan untuk mencuci
pakaian sebenarnya merupakan hasil sampingan dari proses
penyulingan minyak bumi yang diberi berbagai tambahan
bahan kimia seperti fosfat, silikat, bahan pewarna, dan bahan
pewangi. Generasi awal Detergen pertama kali muncul dan

14
mulai diperkenalkan ke masyarakat sekitar tahun 1960-an
dengan menggunakan bahan kimia pengaktif permukaan
(surfaktan) Alkyl Benzene Sulfonat (ABS) sebagai penghasil
busa.(Wikipedia, 2009).

2.2.6 Sampah
Sampah adalah bahan- bahan yangsudah diambil
manfaatnya oleh manusia sehingga tersisa yang tidak ada
manfaatnya. Sampahdibedakan menjadi dua yaitu sampah
organik dan non organik. Sampah organik adalahsampah hijau
yang mudah untuk diuraikan, sementara sampah non organik
biasanya berupasampah plastik yang sulit untuk diuraikan.
Sampah jumlahnya ada banyak sekali di dunia.Setiap hari
manusia memproduksi sampah. Apabila satu rumah dalam satu
hari memproduksisatu keranjang sampah, bisa kita bayangkan
sendiri berapa banyak sampah yang diproduksimanusia di
dunia dalam satu hari. Sampah yang mencemari air tidak hanya
sampah- sampahyang dibuang ke saluran air saja, namun juga
sampah- sampah yang dibuang ke tanah, bertumpuk sehingga
air dari sampah tersebut akan meresap ke tanah kemudian
mencemarisumber air tanah atau sumber air di daerah tersebut.
Kurangnya kesadaran membuang sampah pada tempatnya
membuat pencemaran air di Indonesia tergolong tinggi. Bahkan
banyakmahasiswa asing yang meneliti kotornya sungai di
Indonesia. Salah satu yang sempat menjadi pembicaraan
publik adalah ketika sekumpulan mahasiswa asal Australia
membuat artikel tentang Sungai Citarum yang sangat kotor
.
2.2.7 Penggundulan Hutan
Penggundulan hutan atau deforestasi dapat diartikan
sebagai pengerusakan hutan dengan cara menebang pohon

15
yang dimana menebang pohon tersebut secara liar atau
dikatakan secara berlebihan yang akan mengakibatkan
kawasan hutan tersebut menjadi gundul atau tidak ada pohon
yang tumbuh di area tersebut.
Penyebab penggundulan hutan meliputi berbagai macam
factor karena berbagai alasan, yaitu:
a. Keuntungan ekonomi jangka pendek. adanya korupsi di
lembaga pemerintahan, kekayaan dan kekuasaan,
pertumbuhan penduduk dan urbanisasi.
b. Konstruksi perkotaan, tentu, Kayu digunakan sebagai bahan
bangunan, mebel, dan produk kertas.
c. Mengakomodasi perluasan daerah perkotaan.
Mengakibatkan hilangnya kawasan hutan dan deforestasi
besar-besaran.
d. Hutan ditebang untuk membuka lahan guna menanam
tanaman, membangun pertanian, dan juga peternakan. Hal
tersebut akan membutuhkan lahan yang luas.
e. Adanya minyak dan pertambangan dibawah tanah hutan,
dan untuk membuat jalan raya pula.
f. Kebakaran hutan, dapat terjadi secara alami, atau buatan
yang disengaja oleh manusia untuk membersihkan hutan.

Beberapa dampak yang terjadi akibat penggundulan


hutan, yaitu:
a. Karena tidak adanya hutan, dapat mengakibatkan penurunan
sumber daya air, karena pohon menyerap air dari atas tanah,
diserap dengan akar, karena tidak ada pohon maka dapat
terjadi penurunan sumber daya air itu sendiri
b. Keanekaragaman hayati semakin berkurang. Hutan hujan
tropis memang hanyalah seluas 6% dari permukaan bumi,
tetapi terdapat 80-90 % dari seluruh spesies ada di sini.

16
karena terdapat penggundulan hutan, maka sekitar 100
spesies yang unik ataupun belum diketahui tersebut
menurun setiap hari, bahkan bisa lenyap.
c. Salah satu fungsi penting hutan adalah untuk menyerap dan
menyimpan sejumlah besar air dengan cepat ketika terjadi
hujan lebat. Ketika hutan sudah menghilang, akan
menyebabkan banjir dan dilanjutkan kekeringan di daerah
yang terkena. dilanjutkan akan menyebabkan gangguan bagi
daerah pemukiman manusia dan terancam jiwanya.
d. Deforestasi juga berpengaruh terhadap pemanasan global.
Pohon bertugas sebagai penghasil karbohidrat, lemak, dan
protein yang membentuk pohon dari karbondioksida itu
sendiri, proses tersebut disebut fotosintesis. Ketika terjadi
deforestasi, akan mengakibatkan lepasnya karbondioksida
yang tersimpan di dalamnya. Hal ini menyebabkan tingginya
kadar karbondioksida yang lebih besar di atmosfer, sehingga
terjadi pemanasan global.
2.2.8 Tumpahan Minyak di Laut
Pencemaran air laut akibat tumpahan minyak sering
terjadi. Banyak hal yang menjadi penyebab seperti meledaknya
anjungan minyak lepas pantai, kecelakaan kapal tanker,
operasi kapal tanker, dan bangunan lepas pantai. Tumpahan
minyak merupakan salah satu jenis pencemaran yang
pengaruhnya cukup besar dalam waktu jangka panjang.
Tumpahan minyak di laut sering menyebabkan pencemaran
yang berujung pada kerusakan sumber daya hayati dan
rusaknya ekosistem bawah laut, sehingga banyak nelayan atau
masyarakat sekitar tidak melaut untuk mencari ikan. Dan tentu
saja berdampak pada ekonomi nelayan yang setiap harinya
beraktivitas di daerah tersebut. Beberapa kasus pencemaran
air laut akibat tumpahan minyak harus diperhatikan untuk

17
melakukan pencegahan dan penanggulangannya demi
terciptanya keberlangsungan kehidupan organisme yang hidup
di dalamnya. Oleh karena itu kita harus menjaga ekosistem
tersebut dengan cara tidak membuang limbah, minyak, atau
sampah ke laut agar ekosistem tetap terjaga.
Menurut Benny 2002, pencemaran minyak di laut berasal
dari:
a. Operasi Kapan Tanker
b. Docking (perbaikan/perawatan kapal)
c. Terminal Bongkar Muat Tengah Laut
d. Tanki Ballast dan Tanki Bahan Bakar
e. Scrapping Kapal (pemotongan badan kapal untuk menjadi
besi tua)
f. Kecelakaan Tanker (kebocoran lambung, kandas, ledakan,
kebakan, dan tabrakan)
g. Sumber di Darat (minyak pelumas bekas, atau cairan yang
mengandung hydrocarbon (perkantoran dan industry)
h. Tempat Pembersihan (dari limbah pembuangan Rifinery)

2.2.9 Sektor Pertambangan


Tailing adalah limbah batuan atau tanah halus sisa-sisa
dari pengerusan dan pemisahan (estraksi) mineral yang
berharga (tembaga, emas, perak) dengan bahan tambang.
Tailing terdiri dari 50% praksi pasir halus dengan diameter
sekitar 0,075 – 0,4 mm dan 50 % terdiri dari praksi lempung
dengan diameter kurang dari 0,075 mm. Bahan tambang baik
itu batuan, pasir maupun tanah setelah digali dan dikeruk, lalu
estrak bumi (mineral berbahaya) yang persentasenya sangat
kecil dipisahkan lewat proses pengerusan, bahan tambang
yang begitu banyak disirami dengan zat-zat kimia (cianida,
mercury, Arsenik) lalu bijih emas tembaga atau perak disaring

18
oleh Carbon Filter, proses pemisahan dan penyaringan mineral
ini menyisakan Lumpur dan air cucian bahan tambang yang
disebut tailing , mineral berharga diambil, sedangkan tailing
akan terbawa bersama zat-zat kimia yang mengandung logam
berat/beracun lainnya.

2.3 Usaha Mengatasi Pencemaran Air bagi Kehidupan Manusia


Penanggulangan pencemaran air dapat dilakukan mulai dari
pengenalan dan pengertian yang baik oleh perilaku masyarakat.
Menurut Prawirohartono (2000) “perubahan perilaku masyarakat
secara alami, ekosistem air dapat melakukan ‘rehabilitas’ apabila
terjadi pencemaran terhadap badan air”. Kemampuan ini ada
batasnya. Oleh Karena itu, sehendaknya ada upaya untuk
pencegahan dan penanggulangan pencemaran air. Untuk mengatasi
pencemaran air dapat dilakukan usaha preventif, misalnya dengan
tidak membuang sampah dan limbah industri ke sungai. Kebiasaan
membuang sampah ke sungai dan sembarang tempat hendaknya
diberantas dengan memberlakukan peraturan peraturan yang
diterapkan di lingkungan masing-masing secara konsekuen. Sampah
sampah hendaknya dibuang pada tempat yang telah
ditentukan.Masyarakat di sekitar sungai hendaknya mengetahui
pemanfaatan sungai agar sungai tidak lagi dipergunakan sebagai
tempat pembuangan sampah dan tempat mandi-cuci-kakus (MCK).
Peraturan pembuangan limbah industri hendaknya dipantau
pelaksanaannya dan pelanggarnya dijatuhi hukuman.

Banyak tindakan yang dapat dilakukan oleh masyarakat sebagai


cara penanggulangan pencemaran air.

(1) tidak membuang sampah atau limbah cair ke sungai, danau, laut
dan lain sebagainya.

19
(2) tidak menggunakan sungai atau danau untuk tempat mencuci
truk, mobil, dan sepeda motor
(3) tidak menggunakan sungai atau danau untuk wahana
memandikan ternak dan sebagaitempat kakus
(4) tidak minum air dari sungai, danau, atau sumur, tanpa dimasak
dahulu
(5) sadar akan kelangsungan ketersediaan air dengan tidak
merusak atau mengeksploitasisumber mata air agar tidak
tercemar.
(6) mengurangi intensitas limbah rumah tangga.

Limbah industri sebelum dibuang ke tempat pembuangan atau


dialirkan kesungai, sehendaknya dikumpulkan di suatu tempat yang
disediakan, kemudian diolah. Apabila terpaksa harus dibuang ke
sungai supaya tidak terjadi pencemaran air. Pembuatan sanitasi
yang benar dan bersih agar sumber-sumber air bersih lainnya tidak
tercemar dan akan lebih baik lagi, jika limbah yang telah diolah dapat
dipergunakan kembali untuk kepentingan industri lainnya. Dalam
menyikapi permasalahan pencemaran air ini, terdapat beberapa cara
penanggulangannya.

Menurut Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD)


Provinsi Jawa Barat (2001) di antaranya sebagai berikut.

1. Program Pengendalian Pencemaran dan Pengrusakan


Lingkungan
2. Mengurangi beban pencemaran badan air oleh industri dan
domestik.
3. Mengurangi beban emisi dari kendaraan bermotor dan industri.
4. Mengawasi pemanfaatan B3 dan pembuangan limbah B3.

20
5. Mengembangkan produksi yang lebih bersih (cleaner
production) dan EPCM( Environmental Pollution Control
Manager ).
6. Program Rehabilitasi dan Konservasi SDA dan Lingkungan
Hidup
7. Mengoptimalkan pelaksanaan rehabilitasi lahan kritis.
8. Menanggulangi kerusakan lahan bekas pertambangan, TPA,
dan bencana.
9. Meningkatkan konservasi air bawah tanah.
10. Rehabilitasi dan konservasi keanekaragaman hayati.

Cara penanggulangan pencemaran air lainnya adalah


melakukan
penanamapohon.Pohon selain bisa mencegah longsor, diakui mamp
u menyerap air dalam jumlah banyak. Itu sebabnya banyak bencana
banjir akibat penebangan pohon secara massal. Padahal, pohon
merupakan penyerap air paling efektif dan handal.

“Bahkan, daerah resapan air pun dijadikan pemukiman dan pusat


wisata. Pohon sesungguhnya bisa menjadi sumber air sebab dengan
banyaknya pohon, semakin banyak pula sumber-sumber air
potensial di bawahnya”. Menurut (Anneahira, 2005)

2.4 Proses Pengolahan Air Buangan untuk Mengatasi Pencemaran

Saat ini mulai digalakkan pembuatan WC umum yang dilengkapi


septictank didaerah atau lingkungan yang rata-rata penduduknya
tidak memiliki WC. Setiap sepuluh rumah disediakan satu WC
umum. Upaya demikian baik untuk lingkungan, bersahabat, murah,
dan sehat karena dapat menghindari pencemaran air sumur atau air
tanah. Selain itu,hendaknya sudah mulai diupayakan pembuatan
kolam pengolahan air buangan (air cucian, air kamar mandi, dan
lain-lain) secara kolektif, agar limbah tersebut tidak langsung

21
dialirkan ke selokan atau sungai. Untuk limbah industri upaya
penanggulangan pencemaran air dengan cara mengalirkan air yang
tercemar ke dalam beberapa kolam, kemudian dibersihkan, baik
secara mekanis (pengadukan), kimiawi (diberi zat kimia tertentu)
maupun biologis (diberi bakteri, ganggang atau tumbuhan air
lainnya).
Pada kolam terakhir dipelihara ikan untuk menguji kebersihan air dari
polutan yang berbahaya. Menurut Hidayat (2008:15) “agar dapat
memenuhi baku mutu, industri harus menerapkan prinsip
pengendalian limbah secara cermat dan terpadu baik di dalam
proses produksi (in-pipe pollution prevention) sertasetelah proses
produksi (end-pipe pollution prevention)”.

Tujuan utama pengolahan air limbah adalah untuk mengurai


kandungan bahan pencemar di dalam air terutama senyawa organik,
padatan tersuspensi, mikrobapatogen, dan senyawa organic yang
tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang terdapat dialam.

Pengolahan air limbah tersebut dapat dibagi menjadi lima tahap


antara lain:

(1) Pengolahan Awal (Pretreatment )

Tahap pengolahan ini melibatkan proses fisik yang bertujuan


untuk menghilangkan padatantersuspensi dan minyak dalam
aliran air limbah.

(2) Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment )

Pada dasarnya, pengolahan tahap pertama ini masih memiliki


tujuan yang sama dengan pengolahan awal. Letak
perbedaannya ialah pada proses yang berlangsung.

(3) Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)

22
Pengolahan tahap kedua untuk menghilangkan zat-zat terlarut
dari air limbah yang tidakdapat dihilangkan dengan proses fisik
biasa.

(4) Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment )

Proses-proses yang terlibat dalam pengolahan air limbah tahap


ketiga antara lain:

(1) Pengendapan yaitu cara kimia penambahan kapur atau metal


hidroksida untuk mengendapkan Fosfor .
(2) Adsorbsi yaitu menghilangkan bahan-bahan organik terlarut,
berwarna atau bau.
(3) Elektrodialisis yaitu menurunkan konsentrasi garam-garam
terlarut dengan menggunakan tenaga listrik.
(4) Osmosisyaitu mengurangi kandungan garam-garam organik
mineral dari air.
(5) Klorinas, yaitu menghilangkan organisme penyebab penyakit.
(6) Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment ) Lumpur yang terbentuk
sebagai hasil keempat tahap pengolahan sebelumnya kemudian
di olah kembali melalui proses digestion or wet
combustion, pressure filtration, dan vacuum filtration.

2.5 Macam-Macam Pencemaran Air


Berikut macam-macam pencemaran air:
2.5.1 Pestisida
Pestisida adalah bahan pencemar yang paling banyak
diteliti dan diatur penggunaannya. Namun hingga kini belum
diketahui dampak konsentrasi pestisida dan caranya merusak
ekosistem air. Tim peneliti berupaya menjawab pertanyaan ini
dengan membandingkan jumlah spesies di wilayah yang
berbeda yaitu di Hildesheimer Boerde dekat Braunschweig,

23
Jerman, di wilayah Victoria bagian selatan di Australia dan
wilayah Brittany di Perancis.
Hasilnya, berdasarkan analisis data di Eropa dan Australia,
tim peneliti juga menemukan kerusakan keanekaragaman hayati
regional yang cukup signifikan, terutama berkurangnya jumlah
serangga dalam air dan invertebrata air tawar yang lain.
Perbedaan keanekaragaman hayati antara wilayah yang
tercemar berat pestisida dan wilayah yang tidak tercemar
mencapai 42% di Eropa dan 27% di Australia.
Tim peneliti juga menemukan, berkurangnya
keanekaragaman hayati juga dipicu oleh hilangnya sejumlah
spesies akibat penggunaan pestisida. Spesies-spesies ini
termasuk berbagai jenis serangga dan capung, yang menjadi
sumber makanan penting bagi hewan-hewan lain dalam rantai
makanan, termasuk bagi ikan dan burung.
Keanekaragaman biologi dalam air hanya bisa dijaga oleh
hewan-hewan ini, yang menjadi indikator kualitas air di wilayah-
wilayah tersebut. Temuan lain yang mengkhawatirkan adalah,
dampak pestisida terhadap hewan-hewan kecil ini sudah masuk
dalam level yang sangat parah (catastrophic) sesuai dengan
peraturan terbaru yang digariskan di Uni Eropa.
Tim peneliti menyimpulkan, diperlukan aksi baru guna
mencegah kerusakan keanekaragaman hayati dalam air. Aksi
tersebut diantaranya dengan menetapkan konsentrasi maksimal
pestisida yang bisa digunakan untuk pertanian serta
menciptakan pendekatan baru yang mengaitkan antara ilmu
ekologi dan ekotoksikologi, ilmu yang memelajari dampak bahan
kimia beracun pada ekosistem biologi.

24
2.5.2 Produk Minyak
Aplikasi minyak dan unsur kimia yang berasal dari produk
minyak bahan bakar, bahan baku pembuatan minyak pelumas,
bahan baku pembuatan serta banyak aplikasi lainnya.
Masuknya produk minyak ke dalam air biasanya melalui bocoran
atau kecelakaan, seperti dari kapal tanker, truk, pipa-pipa,
maupun tanki penyimpanan. Kebanyakan produk minyak ini
merupakan racun yang berbahaya.
Di Amerika Serikat, misalnya, lebih dari 14 juta orang
meminum air yang telah terkontaminasi dengan pestisida,
sebagaimana diperkirakan oleh Environmental Protection
Agency (ERA) bahwa 10% dari sumur yang ada mengandung
pestisida. Dan, unsur nitrat pupuk yang terbawa mengalir (runoff)
da pat mengakibatkan methe-moglobinemia pada bayi, yaitu
semacam gejala anemia yang mematikan dan sering di-
istilahkan sebagai sindrom blue baby.

2.5.3 Sedimentasi
Sedimen, partikel-partikel tanah yang tebawa ke dasar
sungai, danau maupun laut, juga dapat menjadi pencemar bila
kehadirannya berada dalam jumlah besar. Erosi tanah akibat
kikisan pada area sekitar sungai, atau tanah bawaan akibat
hujan maupun banjiryang berasal dari ladang pertanian,
pertambangan terbuka (strip mine) atau pembukaan jalan dapat
memasok sungai maupun danau dengan sedimen yang penuh
nutrisi. Ini dapat mengakibatkan terjadinya proses eutrophication
sebagaimana dijelaskan sebelumnya. Sedimentasi juga dapat
menutupi lapisan pasir di dasar sungai di mana ikan meletakkan
telur-telurnya.

25
2.5.4 Unsur Logam Berat
Unsur logam berat (heavy metals), seperti tembaga, timah
hitam, merkuri dan selenium masuk ke dalam air dari banyak
sumber, seperti industri, buangan otomotif, pertambangan, dan
bahkan tanah alami. Bila unsur ini terserap dalam lumpur dan
diabsorbsi oleh tanaman, lalu tanaman ini dikonsumsi oleh
manusia dalam jumlah tertentu, maka membahayakan
kesehatan manusia.
Sebagai contoh, unsur cadmium dalam pupuk dapat
mengakibatkan diare, hepatitis dan kerusakan ginjal, sementara
unsur timah hitam dapat mengakibatkan keterbelakangan mental
pada anak-anak.
Kasus di Minamata, Jepang, adalah contoh paling fenomenal
akibat terkonsumsinya merkuri oleh penduduk disanapada tahun
1950an. Banyak penduduk mengalami kelumpuhan, kejang-
kejang, rabun penglihatan bahkan kematian. Sebabnya adalah
unsur merkuri yang ditemukan pada air di Teluk Minamata, yang
ternyata berasal dari limbah sebuah industri disana. Dan para
penderita tersebut telah mengkonsumsi ikan maupun air yang
berasal dari Teluk Minamata.
Kasus Minamata bisa terjadi di Indonesia karena banyaknya
kegiatan penambangan emas tanpa izin (PETI), yang
menggunakan merkuri untuk proses “penangkapan” serbuk
emas secara bebas.

2.5.5 Mikrooganisme
Sebuah studi yang dilakukan oleh Centers for Disease
Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat memperkirakan
setiap tahun sekitar 900.000 orang terkena penyakit akibat
organisme di dalam air minum mereka.

26
Dari jumlah itu, sekitar 900 orang meninggal. Maka
organisme penyebab penyakit ini pun termasuk dalam katagori
pencemar bila ditemukan dalam air minum. Jenis parasit seperti
Giardia lamblia atau Cryptosporidium parvum kadangkala
muncul dalam pasokan air minum perkotaan.
Kedua jenis parasit ini, terutama menimbulkan penyakit pada
orang-orang tua atau anak-anak kecil, maupun memperburuk
keadaan mereka yang memang telah mengidap penyakit lainnya.
Pada tahun 1993, penyebaran Cryptosporidium dalam air minum
dikotaMilwaukee, Wisconsin, menyebabkan 400.000 orang
menderita sakit dan menewaskan lebih dari 100 orang. Di
samping itu, bakteri E. coli yang berasal dari tinja yang meresap
ke dalam air tanah dapat menyebabkan penyakit seperti diare,
cacingan dan penyakit kulit.

2.5.6 Limbah B3
Pengertian umum limbah B3 (Bahan Beracun dan
Berbahaya) dikaitkan dengan sifat-sifatnya seperti “beracun”,
“reaktif” (artinya dapat menghasilkan gas eksplosif atau
beracun), “korosif’ (dapat menimbulkan karat), atau “mudah
terbakar” (flammable). Bila tidak ditangani secara semestinya,
limbah menjadi unsur pencemar air yang sangat berbahaya.
Kelebihan unsur organik pupuk maupun nutrisi yang
biasanya digunakan untuk menunjang pertumbuhan tanaman
pada lahan pertanian maupun kebun memiliki mekanisme
alamiah masuk ke dalam aliran air.
Pada awalnya nutrisi ini mendorong pertumbuhan tumbuhan
maupun ganggang dalam air, namun ketika tumbuhan maupun
ganggang ini mati dan tenggelam, mereka mengalami proses
dekomposisi oleh mikroorganisme, dan di dalam proses ini mikro

27
organisme mengkonsumsi banyak oksigen yang tersedia di
dalam air.
Karena itu, tingkat oksigen dalam air menjadi turun ke tingkat
yang membahayakan bagi kebutuhan oksigen binatang-binatang
lainnya seperti ikan. Bahkan kekurangan oksigen ini seringkali
mematikan binatang-binatang tersebut. Proses pengurangan
oksigen ke tingkat yang mematikan ini disebut dengan
eutrophication.

2.5.7 Polusi Thermal


Air seringkali diambil dari sungai, danau, atau lautsebagai
elemen pendingin (coolant) pada proses di pabrik atau
pembangkit listrik, dan air ini kemudian dialirkan kembali ke
sumbernya dalam keadaan yang lebih panas dibandingkan saat
peng-ambilan. Perubahan kecil pada temperatur air bukan saja
dapat menghalau ikan maupun spesis lainnya, namun juga dapat
mempercepat proses biologis pada tumbuhan dan hewan, atau
bahkan menurunkan tingkat oksigen dalam air. kibatnya adalah
kematian ikan bahkan kerusakan ekosistem di sekitar tempat
pembuangan air panas tadi (misalnya, terumbu karang).
2.6 Dampak Pencemaran Air
Berikut adalah beberapa dampak pencemaran air:

2.6.1 Banjir Bandang


Dampak pencemaran air dapat menyebabkan terjadinya
bencana banjir. Penumpukan sampah di sungai dan perairan
tentu membuat air tersumbat. Efeknya akan terjadi banjir yang
tentu merugikan masyarakat.

28
2.6.2 Tanah Longsor
Selain banjir, bencana lain yang juga bisa melanda akibat
adanya pencemaran air adalah tanah longsor. Tentu bencana
tanah longsor sangat merugikan masyarakat karena bisa
menyebabkan kerugian materi dan bahkan korban jiwa.

2.6.3 Menjadi Sumber Penyakit


Dampak penyebab pencemaran air yang cukup merugikan
adalah timbulnya sarang penyakit di lingkungan air. Perairan
yang kotor dan tercemar tentu menjadi sumber wabah penyakit
bagi manusia, sebut saja seperti kolera, hepatitis dan
sebagainya.

2.6.4 Kematian Biota Air


Pencemaran air juga berdampak pada matinya biota air,
seperti ikan dan spesies lain. Sungai dan air yang kotor tentu
tidak mampu menunjang kehidupan, sehingga banyak ikan,
kepiting, udang atau spesies air lain yang sakit dan mati.

2.6.5 Merusak Ekosistem Air


Efek pencemaran air juga berdampak pada terganggunya
ekosistem air. Kualitas air yang menurun membuat hewan air
menjadi kesulitan bertahan hidup. Akibatnya rantai makanan di
air juga menjadai terganggu dan akan merusak ekosistem air
secara keseluruhan.

2.6.6 Terganggunya Keseimbangan Lingkungan


Keseimbangan lingkungan dapat terganggu saat terjadi
perubahan interaksi dalam suatu ekosistem. Tidak hanya bagi
organisme air, tapi juga organisme lain secara keseluruhan

29
termasuk manusia. Hal ini juga menjadi salah satu dampak
negatif pencemaran air.

2.6.7 Merugikan Nelayan


Pencemaran air tentu akan merugikan nelayan. Profesi
nelayan adalah mencari tangkapan ikan. Apabila air tercemar,
maka ikan-ikan akan mati. Hal ini membuat nelayan tidak
mendapat tangkapan yang akan dijual sehingga nelayan jadi
merugi.

2.6.8 Erosi
Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan akibat
transportasi angin, air atau es, karakteristik hujan dan material
lain. Adanya pencemaran air juga bisa menyebabkan terjadinya
erosi.

2.6.9 Perubahan Tingkat Keasaman (pH)


Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan akibat
transportasi angin, air atau es, karakteristik hujan dan material
lain. Adanya pencemaran air juga bisa menyebabkan terjadinya
erosi.

2.6.10 Sumber Air Bersih Berkurang


Pencemaran air tentu secara langsung akan mengurangi
sumber air bersih. Berbagai sumber mata air seperti sungai,
danau atau mata air pegunungan, jika sudah tercemar tentu
sudah tidak aman untuk dikonsumsi dan digunakan untuk
kebutuhan manusia.

30

Anda mungkin juga menyukai