Anda di halaman 1dari 15

METODOLOGI PENELITIAN EKM 400 A2

Dosen Pengampu :Prof. Dr. Ni Luh Putu Wiagustini, SE., M.Si.

Oleh Kelompok :

I Gst Ngurah Ananda Arya Dewantara (1707521006)

Ni Wayan Anik Sugiatini (1707521008)

Anak Agung Made Emma Aprillyani (1707521027)

Ni Putu Sintya Dyantari (1707521041)

I Komang Dimas Wiyana (1707521067)

MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2019
Pembahasan

1. Pengertian Kuisioner
Menurut Johnson, Burke dan Christensen, Lary (2008) kuisioner adalah alat
serbaguna yang diperoleh untuk penilaian dalam penelitian. Sedangkan menurut Kuncoro,
Mudjarad (2009) kuisioner adalah daftar pertanyaan yang disusun secara tertulis untuk
memperoleh data berupa jawaban para responden.
Jadi kuisioner merupakan teknik perngumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya.
Cara membuat kuisioner menurut Sekaran, U (2000) yaitu:
1. Isi dan Tujuan Pernyataan
Harus teliti, skala pengukuran dan jumlah item setiap pertanyaan harus mencukupi
untuk mengukur variabel yang diteliti.
2. Bahasa yang digunakan
Bahasa harus disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden, sesuaikan dengan
jenjang pendidikan responden, keadaan sosial budaya dan frame of reference
responden.
3. Tipe dan Bentuk Pertanyaan
Tipe pertanyaan dalam angket dapat terbuka atau tertutup. Jika dalam wawancara dapat
terstruktur dan tidak terstruktur dan bentuknya dapat menggunakan kalimat positif atau
negative.
4. Pertanyaan tidak mendua ( double-barreled )
5. Tidak menanyakan yang sudah dilupakan
Dapat diartikan instrument angket sebaiknya tidak menanyakan hal-hal yang sekiranya
dilupakan oleh responden atau pertanyaan yang memerlukan jawaban dengan berpikir
berat.
6. Pertanyaan tidak menggiring
Pertanyaan tidak menggiring ke jawaban yang baik/buruk saja, misalkan bagaimanakah
jika bonus/jasa pelayanan ditingkatkan? Jawaban responden cenderung akan setuju.
7. Panjang pertanyaan
Pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang sehingga responden tidak
jenuh dalam mengisi. Dalam hal ini disarankan empiric jumlah 20 s.d 30 pertanyaan.
8. Urutan pertanyaan
Sebaiknya pertanyaan dalam angket dari yang umum menuju ke hal yang spesifik atau
dari hal yang mudah menuju ke hal yang sulit atau diacak.
9. Prinsip pengukuran
Angket yang diberikan kepada responden merupakan instrument penelitian, yang
digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti. Oleh karena itu, instrument
angket harus dapat digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan reliable tentang
variabel yang diukur
10. Penampilan fisik angket
Penampilan fisik angket sebagai alat pengumpul data akan mempengaruhi respons atau
keseriusan responden dalam mengisi angket.
Misalnya, angket yang dibuat dalam kertas buram akan mendapat respons yang kurang
menarik bagi responden dibandingkan dengan angket yang dicetak dalam kertas bagus
dan berwarna.
Menurut Priadana, Moh.Sidik (2009), dasar pertanyaan dalam membuat kuisioner
secara besar meliputi tiga unsur, yaitu:
1. Terarah
Dalam kuisioner, daftar pertanyaan yang dibuat harus terarah atau tidak diacak.
Karena dengan daftar pertanyaan yang terarah, responden dapat memahami
kuisioner tersebut.
2. Singkat
Daftar pertanyaan dalam kuisioner harus singkat, hal ini dikarenakan agar
pertanyaan yang ada dalam kuisioner tersebut dapat dipahami oleh responden.
3. Kejelasan
Daftar pertanyaan kuisioner harus ada kejelasan, apabila daftar pertanyaan tersebut
tidak jelas bisa saja jawaban atau respon dari responden akan menyimpang dari apa
yang dimaksudkan oleh pertanyaan yang ada dalam kuisioner.
Menurut Stanley Payne (1979) dalam buku The Art of Questions disajikan 21
langkah untuk membuat kuesioner. Adapun langkah-lang kah yang dimaksud (Kuncoro
Mudrajad, 2009), yaitu seperti berikut.
1. Pahami betul masalah penelitian sebelum menyus un skala pengukuran.
2. Susunlah pertanyaan sehingga mudah dimengerti oleh responden.
3. Kaitkan jenis pertanyaan (terbuka, dikotomi, multikotom) dengan tingkat
pemahaman responden (ika pendapat kurang jelas, gunakan pertanyaan
terbuka; jika pendapat sudah jelas, gunakan beberapa alternatif pertanyaan
tertutup/pilihan berganda). Pertimbangkan semua asumsi/anggapan secara
implicit.
4. Pertimbangkan semua asumsi/tanggapan secara implisit dalam prtanyaan.
5. Pililah pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan dengan tepat untuk
menjawab pertanyaan penelitian. Namun, selalu dipertanyakan apakah
pertanyaan terbuka merupakan cara yang baik untuk memperoleh jawaban.
6. untuk pertanyaan-pertanyaan yang bersifat dikotomi dan pilihan berganda,
usahakan agar jawabannya tidak berkaitan satu sama lain. Jika hal ini tidak
mung kin, berikan jawaban yang dapat merangkum dua jawaban atau lebih.
7. Buatlah cara untuk mengatasi jawaban "tidak tahu" dan "netral (tidak
berpendapat)" dalam skala pengukuran.
8. Hindari pertanyaan bermakna ganda dengan dua masalah atau lebih ditanyakan
dalam pertanyaan yang sama. Usahakan hanya satu masalah yang ditanyakan
dalam satu pertanyaan.
9. Susunlah instruksi secukupnya, mudah dibaca, dan dapat dimengerti oleh
responden.
10. Jangan memandang rendah responden.
11. Gunakan tata bahasa yang baik dalam mengajukan pertanyaan, tetapi juga
jangan terlalu formal.
12. Hindari pertanyaan-pertanyaan yang panjang kompleks. Buatlah pertanyaan
sesederhana mungkin.
13. Gunakan kata-kata yang mudah dalam menyampaikan apa yang ingin Anda
sampaikan.
14. Hindari jargon/instilah khus us yang kurang dipahami oleh responden.
15. Gunakan contoh-contoh secara hati-hati dalam mengajukan pertanyaan.
16. Garis bawahi kata-kata penting yang perlu ditekankan.
17. Hilangkan pertanyaan dan jawaban yang berulang-ulang dan tidak perlu.
18. Tahanlah pertanyaan-pertanyaan dan masalah-masalah yang sulit serta sensitif
hingga bagian akhir kuesioner.
19. Perhatikan waktu dan privacy responden.
20. Lakukan prates sebelum mengumpul kan data yang sebenarnya
21. Jangan lupa mengatakan terima kasih pada akhir pertanyaan.
METODE PENELITIAN BISNIS

Metode Pengumpulan Data Menurut penulis buku, Johnson, Burke dan Christensen, Larry, (2008)
bab metode pengumpulan/pencarian data antara lain meliputi kegiatan berikut.

1) Pengumpulan data tersendiri dari enam metode .


2) Menjelaskan perbedaan antara pengumpulan data dan penelitian.
3) Menguraikan karakteristik dari enam jenis metode pengumpulan data
4) Menguraikan konsep standarisasi.
5) Menjelaskan karakter kunci jenis wawancara.
6) Menjelaskan peneliti dalam menentukan cara mengambildata dalam wawancara kulitatif
7) Menguraikan cara dalam wawancara umum.
8) Menguraikan dasar-dasar metode pengumpulan data danmemberikan contoh-contohnya
9) Menguraikan dan menjelaskan aturan kardinal dalam penelitian bidang pendidikan.

Enam metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian, yaitu: (1) pengujian,
(2)kuesioner, (3) wawancara, (4) kelompok tertentu, (5) observasi, dan (6) data sekunder atau data
yang ada.

Menurut Sugiyono, 2010, metode pengumpulan data dibedakan menjadi empat bagian
utama,yaitu: (1) interview, (2) kuesioner (angket), (3) observasi, dan (4) triangulasi/gabungan.

1. Wawancara (interview) terdiri atas


- Wawancara terstruktur
- Wawancara tidak terstuktur
2. Angket/kuesioner yaitu prinsip penulisan angket
3. Observasi terdiri atas:
a. Observasi berperan serta (participant observation)
b. Observasi nonpartisan

4. Triangulasi/gabungan : teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan


data dari sumber yang sama.

Menurut Priadana, Moh Sidik, 2009, teknik pengumpulan data terdiri atas hal-hal berikut

1) Kuesioner dengan aspek-aspeknya:


a. Atribut dasar pertanyaan, yaitu terarah, singkat, dan jelas
b. Mengekspresikan pertanyaan kosakata, tata bahasa
c. Pengukuran bias dan kesalahan
- Kriteria yang tidak disebutkan
- Pertanyaan yang tidak dapat diterapkan
- Contoh jawaban
- Terlalu banyak yang perlu diingat
- Terlalu umum, terlalu khusus
- Penekanan yang berlebihan
- Kata-kata yang bermakna ganda
- Penggunaan dua pertanyaan dalam satu item
- Pertanyaan yang menjurus
- Pertanyaan yang membebani responden

d. Sumber-sumber bias tanggapan


- Kesesuaian dengan nilai-nilai sosial yang berlaku
- Keterpengaruhan
- Pernyataan ya atau tidak
- Ancaman
- Sikap bermusuhan (hostility)
- Harapan baik
- Ingatan (mental set)
- Urutan
- Keekstreman
e. Format pertanyaan
- Dimensi pertanyaan
- Kemampuan data untuk dibandingkan
- Keakuratan pencatatan
- Tugas – tugas tambahan
- Alasan yang tidak tepat
f. Menyusun dan mengelompokan pertanyaan
- Menysuun pertanyaan
- Daftar terbuka (all-inclusive list)
- Pengelompokan yang berarti
- Ukuran dan jumlah kategori
g. Jenis – jenis skala
- Dimensi skala implisit
- Dimensi skala eksplisit
- Dimensi skala yang digambarkan ( depiced )
2) Obeservasi dengan jenis – jenis pendekatan observasional, yaitu seperti berikut “
h. Situasi natural dan ciptaan
i. Observasi terbuka dan tersembunyi
j. Observasi terukur dan tidak terukur
k. Observasi langsung dan tidak langsung
l. Observasi mesing dan manusia
3) Definisi wawancara
Menurut Kuncoro Mudrajad, (2009), pengumpulan data dibedakan atas du acara
pengumpulan data, yaitu data sekunder dan data primer.. Disamping itu dibedakan pula
data kuantitaif dan data kualitatif. Data Kuantitatif adalah data yang diukur dalam satu
skala numerik (angka) yang dibedakan menjadi data internal dan data rasio, sedangkan data
kualitatif tidak dapat diukur dalam skala numerik.
Metode pencarian data sekunder dapat diperoleh dari data internal, data sekunder yang
dusah tersedi adi perusahaan, dan data eksternal.yaitu data yang berasal dari berbagai
institusi di luar perusahaan. Kuncoro, Mudrajadd, (2009) membedakan pula cara
pengambilan data primer ( PDP) secara pasif dan aktif . PDP Pasof merupakan metode
riset yang memiliki ciri – ciri , yaitu sebagai berikut :
 Mewujudkan tujuan penelitian
 Dikumpulan dan dicatat secara sistematik
 Validitas dan realibilitasnya selalu dicek dan dikontrol

Contoh Metode PDP Aktif ( Davis dan Cosenza, 1993:268 )

Variasi Metode Manual Komputerisasi

Terstruktur Tidak Terstruktur Terstruktur Tidak


Terstruktur
Tersamar Tanpa sepengetahuan Tanpa Tanpa Tanpa
pemilik bioskop, sepengetahuan sepengetahuan sepengetahuan
peneliti mengamati dan pemilik bioskop, penonton, tempat penonton,
mencatat (1) minat peneliti yang duduk penonton sebuah kamera
penonton terhadap duduk disamping dipasangi alat video
produk tersebu; (2) responden yang mampu dipasanguntuk
Apakah penonton mencoba mencatat merekam reaksi
memperlihatkan mengidentifikasi gerakan penonton
seluruh iklan itu atau tanggapannya responden terhadap iklan
tidak. terhadap iklan selama iklan itu produk baru itu.
tersebut. ditayangkan.
Tidak Tersamar Peneliti, yang Penliti yang Penliti, yang Peneliti, yang
menjelaskan tujuan menjelaskan menjelaskan menjelaskan
riset kepada tujuan riset tujuan riset tujuan riset
resnponden,mengamati kepada responden kepada kepada
dan mencatat (1) minat untuk penonton, penonton,
penonotn terhadap mengidentifikasi mengamati mengamati
produk tersebut; (2) tanggapannya reaksi mata dan reaksi responden
apakah penonton tetrhadap produk tingkah laku lewat rekaman
memperhatikan baru tersebut. responden lewat video
seluruh iklan itu atau monitor.
tidak.
Contoh metode PDP dengan pendekatan komunikasi pasif ( Sumber Kuncoro, Mudrajad,
2009:161 )

Angket

Angket ( kuisioner atau daftar pertanyaan )merupakan cara pengumpulan data dengan
memberikan daftar pertanyaan kepada responden untuk diisi. Sudah barang tentu respondennya
dintentukan dahulu berdasarkan Teknik sampling. Peneliti dapat mendatangi sendiri responden
atau mengirim daftar pertanyaan itu melalui pos. Karena “kepraktisannya” itulah angket banyak
digunakan peneliti.

Tujuan pembuatan angket ( kuisioner ) adalah untuk memperoleh informasi yang relevan
dengan penelitian dengan kesasihan yang cukup tinggi. Biasanya angket dilakukan untuk
mendapatkan informasi dari responden di daerah yang cukup luas ( peneliti sulit untuk langsung
bertatap muka). Pengiriman pertanyaan kepada responden dengan pengiriman yang tersebar
tersebut melalui pos, sehingga waktu dan biaya menjadi tidak mahal.

Dalam menyusun angket ini pun harus mampu menyusun variable – variable yang jelas.
Variabel yang jelas akan menimbulkan pertanyaan yang jelas dan relevan. Sering kali pertanyaan
yang kabur disebabkan oleh variable yang ditentukan secara tidak tegas.

Informasi mengenai sikap dan pandangan kehidupan ekonomi dan sosial dapat diperoleh
melalui angket. Tapi angket tidak tepat untuk mencari informasi ( Misalnya jumlah penduduk,
tingkat perkembangan ekonomi dan sebagainya ). Data mengenai jumlah lebih baik di cari di
kantor statistic ( dokumentasi ), kecuali “angket” untuk keperluan sensus ( menyeluruh ).

Untuk masalah – masalah yang sensitif dan pribadi angket juga bukan metode yang tepat.
Untuk masalah yang kompleks dan rumit pun angket juga kurang memadai.

Dalam membuat kuisioner dianjurkan untuk meneliti ( mempelajari ) kuisioner yang


eprnah ada yang berkenaan dengan topik yang diteliti. Tentu saja kuisioner yang telah ada itu
bukan untuk dijiplak, tetapi dicari kelemahan dan kelebihannya untuk dibuat lebih baik lagi.

Ada kecenderungan untuk membuat pertanyaan “ sebanyak mungkin “ yang sebenarnya


tidak perlu. Pertanyaan dalam angket dibuat ringkas dan hanya mencakup hal – hal yang relevan
saja. Kalau terlalu banyak pertanyaan ( yang membuat kuisioner menjadi tebal ) akan
menimbulkan rasa malas untuk mengisinya. Kuisioner yang terlalu tebal juga tidak efisien, Sebab
nantinya banyak item yang tidak terpakai. Pembuatan kuisioner sebaiknya berdasar kemungkinan
jawaban yang kemudian akan dimasukkan tabulasi.

Pertanyaan kuisioner dapat mencakup tentang fakta ( agama, umur, jumlah anak ) sikap
dan pendapat, informasi ( sejauh manaa responden mengetahui sesuatu ), dan perespsi diri (
Penilaian responden terhadap perilakunya sendiri ).
Apabila responden mau dan mampu menjawab kuisioner dan angket, maka akan didapat
data yang akurat dan sahih. Apabila responden tidak mampu menjawab pertanyaan kuisioner (
missal mengenai kesejahteraan desanya ) maka data yang didapat kurang sahih. Demikian juga
apabila responden mampu tapi tidak mau, makan didapat data yang didapat “ sering ngawur “.
Misalnya pertanyaan mengenai pendapat atas jalannya pemerintah. Ada kalanya responden takut
untuk menjawab secara jujur, sehingga jawaban yang muncul bukanlah jawaban yang
sesungguhnya. Dalam hal ini dibutuhkan kebijakan – kebijakan kuesioner untuk pertanyaan –
pertanyaan seperti itu :

Macam Angket

Macam angket dibagi menurut sifat pertanyaannya dan menurut cara administrasinya.

Menurut sifat pertanyaannya, angket dapat digolongkan menjadi :

1. Angket terbuka.
2. Angket tertutup.
3. Kombinasi angket terbuka dan angket tertutup.

Menurut cara administrasinya :

1. Dikirim melalui posh.


2. Diberikan tatap muka.

Angket Terbuka

Dalam angket terbuka, pertanyaan bersifat terbuka. Artinya responden diberikan


kebebasan untuk memberikan jawaban yang dirasa perlu. Responden berhak dan diberikan
penjelasan untuk menguraikan jawaban.

Contoh pertanyaan terbuka :

 Bagaimana pendapat bapak mengenai swastanisasi BUMN ?


 Apakah perekonomian Indonesia bersifat Kapitalistik ?
 Jenis alat transportasi apa yang sering anda gunakan ? Mengapa memilih jenis itu ?

Angket Tertutup
Angket tertutup memberikan pertanyaan dengan alternative jawaban yang sudah disiapkan.
Responden hanya dapat memilih jawaban yang sudah disiapkan.

Pertanyaan tertutup lebih mudah ditabulasikan. Tapi dalam membuat pertanyaan


dibutuhkan penguasaan yang mendalam mengenai materi yang akan ditanyakan. Misalnya :

Setujukah anda apabila BUMN di swastanisasikan ?

A Setuju
B Tidak Setuju

Jenis alat transportasi apa yang sering anda gunakan ?

A Bis kota
B Kendaraan pribadi
C Lainnya.

Kombinasi angket terbuka dan tertutup

Kombinasi angket terbuka dan tertutup banyak pula digunakan.

Contoh :

Jenis transportasi apa yang sering anda gunakan sehari – hari ?

A Bis Kota
B Kendaraan pribadi
C …………….

Baik angket terbuka dan tertutup memiliki kelebihan dan kekurangannya

Keuntungan angket terbuka

1. Karena sifatnya terbuka, angket ini memberikan kemungkinan “menjawab bebeas”.


Dengan “jawaban bebas” seing kali muncul informasi yang sebelumnya tidak diduga oleh
penliti..
2. Jenis angket ini akan menolong peneliti yang belum mengenal sampel.

Kelemahan angket terbuka :


1. Sulit diklasifikasi.
2. Memerlukan waktu dalam mengisinya.
3. Tidak semua responden bisa menyampaikan buah pikirannya dengan baik.

Angket dikirim melalui pos dan tatap muka

Untuk responden dengan jumlah banyak dan tersebar dalam radius yang luas, dapat digunakan
angket yang dikirim lewat pos. Peneliti sudah menyediakan amplop yangtelah berisi perangko
untuk pengembalian angket.

Angket yang dikirimkan melalui pos akan menghemat waktu dan tenaga. Di samping
memungkinkan responden menjawab tanpa “diganggu” kehadiran orang lain.

Kelemahan dari angket lewat pos biasanya tingkat pengembalian rendah. Antara “yang
mengembalikan” dengan “yang tidak mengembalikan” mungkin berbeda jawabannya. Sehingga
data menjadi kurang lengkap. Angket yang dikirim lewat pos ini juga mengandung tak
dipahaminya pertanyaan tanpa bisa dikontrol ( responden menafsirkan sendiri maksud dari
pertanyaan yang ada ).

Kelemahan – kelemahan dari angket yang dikirim lewat pos biasanya diatasi dengan “tatap muka”.
Penggunaan angket dengan tatap muka ini b iasanya menggunakan biaya yang relative lebih
banyak.

Membuat Pertanyaan

1. Dalam membuat pertanyaan perlu diperhatikan petunjuk – petunjuk berikut :


2. Gunakanlah Bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti responden. Jangan
menggunakan istilah yang nampaknya “hebat” tetapi malah membuat responden bingung.
Tidak perlu menggunakan istilah – istilah teknis yang kurang dipahami oleh orang awam.
3. Jangan membuat kalimat terlalu panjang sebab sering menyulitkan pemahaman.
4. Hindari pertanyaan yang emmiliki lebih dari satu pengertian
5. Susunan pertanyaan dimulai dari identitas ( Nama responden, tempat tinggal, umur,
identitas dan sebagainya , kemudian dari pertanyaan yang mudah dan menarik perhatian.
6. Kalau pertanyaan yang menanyakan sesuatu yang diperkirakan tak menyenangkan,
mulailah dengan eprtanyaan – pertanyaan yang menyenangkan.
7. Jangan memberi pertanyaan yang sugestif sehingga mempengaruhi jawaban responden.

Demikian beberapa perdoman yang perlu dicermati. Sebelum angket dikirim ke responden
sebaiknya “diuji coba” dulu berkali – kali sehingga diketahui kekurangannya. Contoh dari
angket dapat dilihat pada lampiran.

Rangkuman

1. Angket adalah daftar pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden yang kadang – kadang tempat tinggalnya tersebar.
2. Seandainya informasi yang dibutuhkan ada dalam dokumentasi angket tidak dibutuhkan..
3. Angket dapat bersifat .
A Terbuka
B Tertutup
C Kombinasi terbuka dan tertutup
1. Sebelum disebar angket perlu diuji coba.

Perlu diperhatikan syarat – syarat


DAFTAR PUSTAKA

Rahyuda, Ketut. 2016. Metodologi Penelitian. Bisnis Denpasar Udayana University Press.

Anda mungkin juga menyukai