Anda di halaman 1dari 7

Laporan Praktek Kerja Lapangan

Di PPSDM Migas

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Sejarah Pabrik

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki lapangan minyak


cukup banyak di antaranya adalah daerah Cepu. Cepu merupakan daerah yang
terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Perkembangan perminyakan
di Cepu dapat dibagi menjadi tiga periode yaitu:

1. Periode Zaman Hindia Belanda (Tahun 1886-1942)

Pada zaman ini ditemukan rembesan minyak di daerah Jawa yaitu, Kuwu,
Merapen, Watudakon, Mojokerto serta penemuan minyak dan gas di Sumatera.
Ekplorasi minyak di Indonesia di awali pada tahun 1870 oleh seorang Insinyur yang
berasal dari Belanda yaitu P. Vandijk, di daerah Purwodadi Semarang.

Daerah Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah terdapat konsensi minyak


bernama Panolan, diresmikan pada tanggal 28 Mei 1893 atas nama AB.Versteegh.
AB.Versteegh mengontrakkannya ke perusahaan DPM (Dordtsche Petroleum
Maarschappij) di Surabaya dengan mengganti rugi sebesar F. 10000 dan F. 0.1
untuk tiap peti (37,5 liter minyak tanah dari hasil pengilangan). Penemuan sumur
minyak bumi bermula di Ledok oleh Mr. Andrian Stoop. Pada Januari 1893, Mr.
Andrian Stoop menyusuri Bengawan Solo dan akhirnya memilih Ngareng sebagai
tempat pabrik penyulingan minyak dan sumurnya di bor pada Juli 1893. Daerah
tersebut kemudian dikenal dengan nama Kilang Cepu.

2. Periode Zaman Jepang (Tahun 1942-1945)

Pada masa perang dunia ke II (Maret 1942) Jepang berusaha menguasai Pulau
Jawa dari tangan Belanda, termasuk ladang minyak yang berada di Pulau Jawa.
Sebelum ladang minyak direbut oleh Jepang dilakukan politik bumi hangus oleh

Program Studi Teknik Kimia


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
1
Laporan Praktek Kerja Lapangan
Di PPSDM Migas

Belanda. Akibat dari politik bumi hangus tersebut Kilang Cepu hancur dan tidak
dapat dioperasikan.

Jepang berusaha agar minyak dapat mengalir secepatnya, maka pada tahun
1944 Jepang membangun kembali Kilang Cepu. Pada saat itu Jepang melakukan
pemboran baru di daerah Kawengan, Ledok, Nglobo dan Semanggi. Jepang
menyadari bahwa pengeboman atas daerah minyak akan merugikan diri sendiri
sehingga perebutan daerah minyak jangan sampai menghancurkan fasilitas
lapangan dan kilang minyak.

Meskipun sumber-sumber minyak dan kilang sebagian besar dalam keadaan


rusak akibat taktik bumi hangus Belanda, Jepang berusaha agar minyak mengalir
kembali secepatnya. Tentara Jepang tidak mempunyai kemampuan dibidang
perminyakan sehingga untuk memenuhi kebutuhan tenaga terampil dan terdidik
dalam bidang perminyakan sehingga mendapat bantuan tenaga sipil. Jepang yang
bekerja di perusahaan minyak Belanda, kemudian menyelenggarakan pendidikan
di Indonesia.

Lembaga pendidikan perminyakan di Cepu diawali oleh Belanda bernama


Midlbare Petroleum School di bawah bendera NV. Bataafsche Petroleum
Maatshappij (BPM). Setelah Belanda menyerah dan Cepu diduduki Jepang maka
lembaga itu dibuka kembali dengan mana “Shokko Gakko”.

3. Periode Zaman Kemerdekaan (Tahun 1945-sekarang)

Perkembangan Kilang minyak di Cepu pada zaman kemerdekaan adalah sebagai


berikut;

a) Periode 1945-1950

Pada saat Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945,


kilang minyak Cepu berganti nama menjadi Perusahaan Tambang Minyak
Negara (PTMN). PTMN ini terbentuk berdasarkan maklumat Menteri
Kemakmuran no 5, dimana daerah operasi dari PTMN meliputi Nglobo,

Program Studi Teknik Kimia


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
2
Laporan Praktek Kerja Lapangan
Di PPSDM Migas

Wonocolo, Ledok, Kawengan dan Semanggi. Perusahaan minyak di Cepu


disiapkan sebagai Perusahaan Tambang Minyak Negara (PTMN).

Pada bulan Desember 1948 Belanda menyerbu ke Cepu. Pabrik


minyak PTTN Cepu dibumi hanguskan. Pada akhir tahun 1949 dan
menjelang tahun 1950 setelah adanya penyerahan kedaulatan maka pabrik
minyak. Cepu dan lapangan minyak Kawengan diserahkan dan diusahakan
kembali oleh BPM.

b) Periode 1950-1951

Ketika pemerintahan RI di Yogyakarta, maka tambang minyak


Ledok, Nglobo, Semanggi dan Lusi diserahkan kepada Komando Distrik
Militer Blora. Tambang Minyak di daerah tersebut diberi nama
Administrasi Sumber Minyak (ASM) dan dibawah pengawasan KODIM
Blora.

c) Periode 1951-1957

Pada tahun 1951 perusahaan minyak di Lapangan Ledok, Nglobo


dan Semanggi oleh ASM diserahkan kepada pemerintah sipil, untuk
kepentingan tersebut dibentuk panitia kerja yaitu Badan Penyelenggara
Perusahaan Negara (BPPN). Pada bulan Januari 1951, BPPN membentuk
Perusahaan Tambang Minyak Rakyat Indonesia (PTMRI).

d) Periode 1957-1961

Pada tahun 1957, PTMRI diganti menjadi Tambang Minyak


Nglobo, CA.

e) Periode 1961-1966

Pada tahun 1961 Tambang Minyak Nglobo CA menjadi PN


PERMIGAN (Perusahaan Minyak dan Gas Nasional). Instalasi pemurnian

Program Studi Teknik Kimia


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
3
Laporan Praktek Kerja Lapangan
Di PPSDM Migas

minyak di Lapangan Ledok dihentikan, setelah tahun 1962 Kilang Minyak


Cepu dan Lapangan Kawengan dibeli oleh pemeintah RI dari Shell dan
dilimpahkan pengelolaannya kepada PN PERMIGAN.

f) Periode 1966-1978

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Urusan Minyak dan Gas


Bumi No. 5/M/Migas/1966 tanggal 04 Januari 1966, yang menerangkan
bahwa seluruh fasilitas/instalasi PN Permigan Daerah Administrasi Cepu
dialihkan menjadi Pusat Pendidikan dan Latihan Lapangan Perindustrian
Minyak dan Gas Bumi (PUSDIKLAP MIGAS).

Yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Lembaga


Minyak dan Gas Bumi (Lemigas) Jakarta. Kemudian pada tanggal 07
Februari 1967 diresmikan Akademi Minyak dan Gas Bumi (Akamigas)
Cepu Angkatan I (Pertama).

g) Periode 1978 - 1984

Berdasarkan SK Menteri Pertambangan dan Energi No. 646 tanggal


26 Desember 1977 PUSDIKLAP MIGAS yang merupakan bagian dari
LEMIGAS (Lembaga Minyak dan Gas Bumi) diubah menjadi Pusat
Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi Lembaga Minyak dan Gas
Bumi (PPTMGB LEMIGAS) dan berdasarkan SK Presiden No. 15 tanggal
15 Maret 1984 pasal 107, LEMIGAS Cepu ditetapkan sebagai Lembaga
Pemerintah dengan nama Pusat Pengembangan Tenaga Perminyakan dan
Gas Bumi (PPT MIGAS).

h) Periode 1984 - 2001

Berdasarkan SK Menteri Pertambangan dan Energi No. 0177/1987


tanggal 05 Desember 1987, dimana wilayah PPT Migas yang dimanfaatkan
Diklat Operasional/Laboratorium Lapangan Produksi diserahkan ke

Program Studi Teknik Kimia


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
4
Laporan Praktek Kerja Lapangan
Di PPSDM Migas

PERTAMINA EP ASSET 4 Cepu, sehingga Kilang Cepu mengoperasikan


pengolahan crude oil milik PERTAMINA.

Kedudukan PPT Migas dibawah Direktorat Jendral Minyak dan Gas


Bumi, Departemen Pertambangan dan Energi yang merupakan pelaksana
teknis migas di bidang pengembangan tenaga perminyakan dan gas bumi.
Keberadaan PPT Migas ditetapkan berdasarkan Kepres No. 15/1984 tanggal
18 Maret 1984, dan struktur organisasinya ditetapkan berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No.1092 tanggal 05 November
1984.

i) Periode 2001 - 2016

Hingga Tahun 2004 PPT Migas Cepu diubah menjadi Pusdiklat Migas
(Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi) Cepu sesuai SK
Menteri ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) nomor 150 Tahun 2001
dan telah diubah Peraturan Menteri ESDM nomor 0030 Tahun 2005 tanggal
20 Juli 2005. Kemudian diperbarui Peraturan Menteri No. 18 Tahun 2010
tanggal 22 November 2010.

j) Periode 2016 – Sekarang

Sesuai Peraturan Menteri No. 13 tahun 2016 tentang organisasi dan


tata kerja kementrian energi dan sumber daya mineral, Pusdiklat Migas
Cepu berubah nama menjadi Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak Dan Gas Bumi (PPSDM) Cepu.

I.2. Lokasi Dan Tata Letak Pabrik


Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi
berlokasi di Jalan Sorogo 1, Kelurahan Karangboyo, Kecamatan Cepu, Kabupaten
Blora, Provinsi Jawa Tengah, Kode pos 58315. Luas area sarana dan prasarana
seluas 129 hektar.

Program Studi Teknik Kimia


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
5
Laporan Praktek Kerja Lapangan
Di PPSDM Migas

Gambar 2.1 Peta Lokasi PPSDM Migas Cepu


I.3. Struktur Organisasi Pabrik

I.3.1. Susunan Organisasi PPSDM MIGAS


Bentuk dan susunan organisasi di lingkungan PPSDM MIGAS dipimpin
oleh Kepala Pusat yang dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh tiga orang
kepala bidang dan satu orang kepala bagian serta kelompok fungsional seperti

Gambar 1.2 Struktur Organisasi PPSDM Migas Cepu

Program Studi Teknik Kimia


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
6
Laporan Praktek Kerja Lapangan
Di PPSDM Migas

I.3.2. Ketenagakerjaan
Tenaga kerja pada PPSDM Migas adalah Pegawai Negeri Sipil, dimana
bila masa kerjanya selesai mereka mendapat pensiun.

A. Pegawai Shift

Untuk bagian khusus yang memerlukan pengawasan 24 jam sehari,


seperti : kilang, bagian pengolahan, keamanan, dan laboratorium kontrol
kualitas. Jam kerja untuk karyawan ini dibagi menjadi 3 shift, yaitu :

1. Shift I : Mulai pukul 08.00 – 16.00


2. Shift II : Mulai pukul 16.00 – 24.00
3. Shift III : Mulai pukul 24.00 – 08.00

B. Pegawai Non-Shift
Karyawan bekerja pada hari Senin sampai hari Jumat.
1. Hari Senin – Kamis : Mulai pukul 07.30 – 16.00
2. Hari Jumat : Mulai pukul 07.00 – 16.30

Program Studi Teknik Kimia


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
7

Anda mungkin juga menyukai