Pengertian diakronis, sinkronis dan kronologi Menurut Galtung, sejarah adalah ilmu diakronis berasal
dari kata diachronich; ( dia dalam bahasa latin artinya melalui/ melampaui dan chronicus artinya waktu
). Diakronis artinya memanjang dalam waktu tetapi terbatas dalam ruang.
Kronologi adalah catatan kejadian-kejadian yang diurutkan sesuai dengan waktu terjadinya. Kronologi
dalam peristiwa sejarah dapat membantu merekonstruksi kembali suatu peristiwa berdasarkan urutan
waktu secara tepat, selain itu dapat juga membantu untuk membandingkan kejadian sejarah dalam
waktu yang sama di tempat berbeda yang terkait peristiwanya.
Sejarah itu diakronis maksudnya me-manjang dalam waktu, sedangkan ilmu-ilmu sosial itu sinkronis
maksudnya melebar dalam ruang. Sejarah mementingkan proses, sejarah akan membicarakan satu
peristiwa tertentu dengan tempat tertentu, dari waktu A sampai waktu B.Cara berfikir sinkronik dalam
mempelajari sejarah
Sedangkan ilmu sosial itu sinkronik (menekankan struktur) artinya ilmu sosial meluas dalam ruang.
Pendekatan sinkronis menganalisa sesuatu tertentu pada saat tertentu, titik tetap pada waktunya. Ini
tidak berusaha untuk membuat kesimpulan tentang perkembangan peristiwa yang berkontribusi pada
kondisi saat ini, tetapi hanya menganalisis suatu kondisi seperti itu.
Kedua ilmu ini saling berhubungan ( ilmu sejarah dan ilmu – ilmu sosial ). Kita ingin mencatat bahwa ada
persilangan antara sejarah yang diakronis dan ilmu sosial lain yang sinkronis Artinya ada kalanya sejarah
menggunakan ilmu sosial, dan sebaliknya, ilmu sosial menggunakan sejarah Ilmu diakronis bercampur
dengan sinkronis
· Ruang merupakan tempat terjadinya berbagai peristiwa – peristiwa sejarah dalam perjalanan waktu.
· Penelaahan suatu peristiwa berdasarkan dimensi waktunya tidak dapat terlepaskan dari ruang waktu
terjadinya peristiwa tersebut.
· Jika waktu menitik beratkan pada aspek kapan peristiwa itu terjadi, maka konsep ruang
menitikberatkan pada aspek tempat, dimana peristiwa itu terjadi.
Konsep waktu
· Masa lampau itu sendiri merupakan sebuah masa yang sudah terlewati. Tetapi, masa lampau bukan
merupakan suatu masa yang final, terhenti, dan tertutup.
· Masa lampau itu bersifat terbuka dan berkesinambungan. Sehingga, dalam sejarah, masa lampau
manusia bukan demi masa lampau itu sendiri dan dilupakan begitu saja, sebab sejarah itu
berkesinambungan apa yang terjadi dimasa lampau dapat dijadikan gambaran bagi kita untuk bertindak
dimasa sekarang dan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.
· Sejarah dapat digunakan sebagai modal bertindak di masa kini dan menjadi acuan untuk perencanaan
masa yang akan datang
1. Konsep ruang dan waktu merupakan unsur penting yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu peristiwa
dan perubahannya dalam kehidupan manusia sebagai subyek atau pelaku sejarah
2. Segala aktivitas manusia pasti berlangsung bersamaan dengan tempat dan waktu kejadian.
3. Manusia selama hidupnya tidak bisa dilepaskan dari unsur tempat dan waktu karena perjalanan
manusia sama dengan perjalanan waktu itu sendiri pada suatu tempat dimana manusia hidup
(beraktivitas).
Konsep Ruang
· Ruang merupakan tempat terjadinya berbagai peristiwa – peristiwa sejarah dalam perjalanan
waktu.
· Penelaahan suatu peristiwa berdasarkan dimensi waktunya tidak dapat terlepaskan dari ruang
waktu terjadinya peristiwa tersebut.
· Jika waktu menitik beratkan pada aspek kapan peristiwa itu terjadi, maka konsep ruang
menitikberatkan pada aspek tempat, dimana peristiwa itu terjadi.
Konsep waktu
· Masa lampau itu sendiri merupakan sebuah masa yang sudah terlewati. Tetapi, masa lampau
bukan merupakan suatu masa yang final, terhenti, dan tertutup.
· Masa lampau itu bersifat terbuka dan berkesinambungan. Sehingga, dalam sejarah, masa lampau
manusia bukan demi masa lampau itu sendiri dan dilupakan begitu saja, sebab sejarah itu
berkesinambungan apa yang terjadi dimasa lampau dapat dijadikan gambaran bagi kita untuk bertindak
dimasa sekarang dan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.
· Sejarah dapat digunakan sebagai modal bertindak di masa kini dan menjadi acuan untuk
perencanaan masa yang akan dat
1. Konsep ruang dan waktu merupakan unsur penting yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu
peristiwa dan perubahannya dalam kehidupan manusia sebagai subyek atau pelaku sejarah
2. Segala aktivitas manusia pasti berlangsung bersamaan dengan tempat dan waktu kejadian.
3. Manusia selama hidupnya tidak bisa dilepaskan dari unsur tempat dan waktu karena perjalanan
manusia sama dengan perjalanan waktu itu sendiri pada suatu tempat dimana manusia hidup
(beraktivitas).
Dalam mempelajari dan menyusun peristiwa sejarah akan selalu terkait dengan waktu. Waktu adalah
sesuatu yang selalu bergerak dari masa lalu masa kini dan masa yang akan datang. Peristiwa-peristiwa
tersebut harus brgerak sehingga melahirkan peristiwa baru yang saling terkait dan tidak pernah
berhenti. Upaya yang dilakukan para sejarawan untuk menyusun peristiwa sejarah secara teratur
menrut urutan waktunya disebut kronologi sejarah.
Hal yang membedakan antara kronologi dan periodisasi hanyalah dalam batasan waktunya. Periodisasi
mengatur pembagian atau pembabakan peristiwa masa lampau dengan batasan waktu yang terbatas.
Dalam kenyataan sejarah yang sebenarnya, tidak di kenal adanya kronologi ataupun periodisasi sejarah.
Karena pada hakikatnya peristiwa saling berkesinambungan antara yang satu dengan yang lainnya dan
tidak akan terputus dalam satu periodisasi. Tujuan periodisasi dan kronologi dalam penulisan sejarah
bertujuan untuk mempermudah dalam mempelajari sejarah.
Istilah kronologi di artikan dan dipahami sebagai urutan peristiwa yang disusun berdasarkan terjadinya.
Kronologi berasal dari bahasa yunani yaitu chronos berarti waktu dan logos berarti ilmu atau
pengetahuan. Secara harfiah berarti ilmu tentang waktu.
Dalam sejarah kronologi adalah ilmu untuk menentukan waktu terjadinya suatu peristiwa dan tempat
peristiwa tersebut secara tepat berdasarkan urutan waktu. Tujuan kronologi adalah menghindari
anakronisme atau kerancuan waktu sejarah.
Dengan memahami konsep kronologi kita juga dapat melihat kaiatan-kaitan peristiwa yang terjadi di
masa lalu dan direkonstruksi kembali secara tepat berdasarkan urutan waktu terjadinya. Berkat bantuan
konsep kronologi kita juga dapat melihat kaitan peristiwa sejarah yang terjadi di belahan bumi yang lain.
Kronologi merupakan ilmu dasar yang sangat penting dalam ilmu sejarah karena konsep ini
menggambarkan proses sejarah. Misalnya bulan, hari tahun terjadinya suatu peristiwa penting. Catatan
tahun terjadinya suatu peristiwa sejarah biasa di sebut kronik.
Cara terbaik dalam menunjukan suatu peristiwa secara kronologi adalah dengan menggunakan garis
waktu. Garis waktu tersebut menjajarkan peristiwa yang terjadi di masa lalu urut berdasarkan waktu
terjadinya. Mengenai tentang waktu yang di pakai tergantung ruang lingkup peristiwa yang akan di
paparkan. Ada beberapa ukuran waktu atau sistem penanggalan misalnya masehi isalam dan cina
tradisional.
Sebagai bangsa yang besar bangsa indonesia mempunyai perjalanan sejarah yang panjang. Kronologi
sejarah indonesia di mulai pada zaman prasejarah yang terdiri dari zaman batu dan logam. Zaman batu
terdiri dari palaeolithikum atau zaman batu tua, mesolithikum atau zaman batu tengah, neolithikum
atau zaman batu muda dan megalithikum atau zaman batu besar. Terus zaman hindu-budha zaman
islam zaman kolonial belanda, zaman pendudukan jepang, zaman kemerdekaan, zaman orde lama
zaman orde baru dan zaman reformasi.
– Zaman prasejarah yakni zaman ketika manusia belum mengenal tulisan. Babakan ini di mulai sejak
adanya manusia hingga ditemukannya peninggalan-peninggalan tertulis.
– Zaman sejarah yakni zaman ketika manusia sudah mengenal tulisan. Babakan ini di mulai sejak
manusia sudah mengenal tulisan hingga sekarang.
Periodisasi sangat penting dalam penulisan sejarah karena merupakan batang tubuh cerita sejarah.
Peridisasi dalam penulisan sejarah tergantung pada jenis penulisan yang dilakukan. Periodisasi dapat
dilakukan berdasarkan perkembangan poltik, sosial, ekonomi, kebudayaan, dan agama. Berdasarkan
perkembangan politik periodisasi dapat dilakukan berdasarkan raja-raja yang memerintah di suatu
daerah seperti kesultanan yogyakarta dan banten. Berdasarkan perkembangan sosial ekonomi
periodisasi dapat dilakukan dengan pembagian sejarah berdasarkan sistem mata pencaharian
masyarakat. Misalnya masa berburu dan mengumpulkan makanan yang diikuti dengan masa bercocok
tanam dan hidup menetap. Berdasarkan kebudayaan, periodisasi dilakukan dengan mengelompokkan
masyarakat dengan kebudayaan terendah sampai masyarakat dengan kebudayaan tertinggi.
Agar mudah diingat, menyederhanakan cerita, memenuhi persyaratan sistematika, ilmu pengetahuan,
dan mengklasifikasi isi sejarah.
Selain generalisasi periodik ada banyak periodisasi yang lain diantaranya generalisasi personal dan
generalisasi kausal. Generalisasi personal mengikuti cara berpikir pars pro toto yang menyamakan
sebagian dengan keseluruhan. Misalnya kemerdekaan indonesia soekarno-hatta atau orde baru dengan
soeharto. Dalam peristiwa tersebut peran orang lain ditiadakan.
Rentang waktu atau masa sejak manusia ada hingga sekarang merupakan rentang yang sangat panjang,
sehingga para ahli sejarah sering mengalami kesulitan untuk memahami dan membahas masalah-
masalah yang muncul dalam sejarah kehidupan manusia. Untuk mempermudah pembabakan kehidupan
manusia, para ahli menyusun periodisasi sejarah.
Periodisasi digunakan untuk mempermudah pemahaman dan pembahasan sejarah kehidupan manusia.
Periodisasi yang dibuat oleh banyak peneliti berakibat adanya perbedaan-perbedaan pandangan
sehingga periodisasi sejarah bersifat subjektif yang dipengaruhi subjek permasalahan serta pribadi
penelitinya.
Dalam sejarah Indonesia, periodisasi dibagi dua, yaitu zaman praaksara dan zaman sejarah.
a. Zaman praaksara, yaitu zaman sebelum manusia mengenal tulisan. Sejarah dapat dipelajari
berdasarkan peninggalan benda-benda purbakala berupa artefak, fitur, ekofak, dan situs.
Artefak adalah semua benda yang jelas memperlihatkan hasil garapan sebagian atau seluruhnya sebagai
pengubahan sumber alam oleh tangan manusia.
Fitur adalah artefak yang tidak dapat dipindahkan tanpa merusak tempatnya.
1) Zaman Kuno, yang membicarakan sejak kerajaan tertua sampai abad ke-14. Pada zaman ini,
berkembang kebudayaan Indonesia yang dipengaruhi agama Hindu dan Buddha.
2) Zaman Indonesia Baru, mulai abad ke-15 yang membicarakan masa berkembangnya budaya Islam
sampai abad ke-18.
3) Zaman Indonesia Modern, sejak masa pemerintahan Hindia Belanda (1800), pergerakan kemerdekaan
Indonesia merdeka sampai sekarang atau masa kontemporer.
Ada beberapa unsur yang sering memengaruhi penyusunan periode-periode sejarah, salah satunya
adalah unsur geografi, sebab adanya perubahan tapal batas, perubahan aliran sungai, gedung kuno
direhab, bahkan adanya perubahan flora dan fauna dapat mengaburkan jejak-jejak sejarah. Konsep
teoritik tentang periodisasi sejarah Indonesia pernah dibahas dalam Seminar Sejarah Nasional I tahun
1957, yang menghasilkan hal-hal sebagai berikut.
Menurut pendapat Dr. Soekanto, periodisasi hendaknya berdasarkan ketatanegaraan artinya bersifat
politik. Pembagian atas babakan masa (periodisasi) yang berdasarkan kenyataan-kenyataan sedapat
mungkin harus eksak serta praktis. Menurutnya, periodisasi sejarah Indonesia diusulkan secara
kronologis sebagai berikut.
Menurut pemikiran Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo, sebagai dasar bagi babakan masa (periodisasi) adalah
derajat integrasi yang tercapai di Indonesia pada masa lampau. Menurut pemikirannya, faktor ekonomi
sangat memengaruhi perkembangan sosial, politik, dan kultur di Indonesia. Faktor ekonomi
memengaruhi kontak Indonesia dengan luar negeri yang mendatangkan pengaruh kebudayaan luar, baik
budaya Hindu dari India, budaya Islam dari Asia Barat, serta budaya barat baik dari Eropa atau negara-
negara lainnya. Maka ada kemungkinan untuk membedakan dua periode besar, yaitu pengaruh Hindu
dan pengaruh Islam. Sebutan dari periode itu memakai nama kerajaan sebab sifat masyarakat pada
waktu itu masih homogen dan berpusat pada raja (istana sentris).
Adapun periodisasi yang diusulkan oleh Prof. Dr. Sartono adalah sebagai berikut :
1) Prasejarah
2) Zaman Kuno
3) Zaman Baru
Kesimpulannya adalah dasar kerangka teori pembabakan waktu atau periodisasi dalam sejarah
menunjukkan hasil pemikiran yang berbeda-beda. Namun, hal yang terpenting dalam penyusunan
periodisasi adalah adanya prinsip kontinuitas.
3. 1500-1670 : Zaman kerajaan Islam dan mulai masuknya pengaruh Barat serta perluasan pengaruh
VOC.
7. 1816-1830 :Masa pemerintahan Komisaris Jenderal dan perlawanan terhadap Pemerintahan Kolonial
Belanda.
7 Objek Kajian SejarahManusia dalam peristiwa sejarah menjadi unsur penting, seperti layaknya
pameran utama dalam drama sehingga peristiwa yang ada berkaitan dengan manusia. Ruang
dalam peristiwa atau kejadian itu terjadi dalam ruang atau tempat tertentu, unsur ruang ini akan
menjadikan pemahaman kita tentang peristiwa sejarah menjadi nyata. Waktu dalam peristiwa
sejarah memiliki konsep dasar garis waktu dulu, sekarang dan akan datang, dengan mengacu pada
kronologi (urutan waktu terjadinya suatu peristiwa sejarah) dan periodisasi (Pembabakan masa atau
waktu untuk mempermudah memahami peristiwa-peristiwa sejarah).
13 Kegunaan SejarahSejarah ditulis disepanjang peradaban dan disepanjang waktu cukup menjadi
bukti bahwa sejarah itu perlu (Kuntowijoyo) Jasmerah: Jangan sekali-kali melupakan sejarah
(Sukarno) Historia Magistra Vitae: Sejarah sebagai guru yang baik (Cicero)
15 Sejarah Sebagai IlmuBersifat Empiris: Sejarah melakukan kajian pada peristiwa manusia yang
sungguh terjadi dimasa lampauMemiliki objek: perubahan atau perkembangan aktivitas manusia
dalam dimensi waktu masa lampauMemiliki teori: dalam sejarah, teori berisi kumpulan tentang
kaidah-kaidah pokok suatu ilmu, rekontruksi sejarah yang dilakukan mengenal adanya teori yang
berkaitan dengan sebab akibat, eksplanasi, objektifitas dan subjektifitas
16 Sejarah Sebagai IlmuMemiliki Metode: metode merupakan cara teratur untuk mencapai suatu
tujuan. Setiap ilmu tentu memiliki tujuan, tujuan dalam ilmu sejarah adalah menjelaskan
perkembangan atau perubahan kehidupan masyarakat. Dalam sejarah, metode diperlukan untuk
menjelaskan perkembangan atau perubahan secara benarMempunyai Generalisasi: dari kajian
suatu ilmu selalu ditarik suatu kesimpulan yang kemudian menjadi kesimpulan umum atau
generalisasi. Dengan demikian generalisasi adalah sebuah kesimpulan umum berdasarkan
pemahaman penulis