Anda di halaman 1dari 23

BAB 1

Nutrisi
Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak, mengingat manfaat nutrisi dalam
tubuh dapat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak, serta mencegah
terjadinya berbagai penyakit akibat kurang nutrisi dalam tubuh seperti kekurangan energi
dan protein, anemia, defisiensi yodium, defesiensi seng (Zn), defesiensi vitamin A,
defesiensi Thimin, defesiensi Kalium dan lain-lain yang dapat menghambat proses tumbuh
kembang anak. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi pada bayi adan anak diharapkan anak
dapat tumbuh dengan cepat sesuai dengan usia tumbuh kembang dan dapat meningkatkan
kualitas hidup, serta mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas (Aziz Alimul
Hidayat.2005).
Selain itu kebutuhan nutrisi juga dapat membantu dalam aktivitas sehari-hari
karena nutrisi juga sebagai sumber tenaga yang dibutuhkan berbagai organ dalam tubuh,
dan juga sebagai sumber zat pembangun dan pengatur dalam tubuh. Sebagai sumber
tenaga nutrisi dapat diperoleh dari karbohidrat sebanyak 50-55%, lemak sebanyak 30-35%
dan protein sebanyak 15%. Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak haruslah seimbang
diantara zat gizi lain, mengingat banyak sekali yang kita temukan berbagai masalah dalam
pemenuhan kebutuhan nutrisi yang tidak seimbang seperti tidak suka makan, tidak mau
atau tidak mampu untuk makan padahal yang tidak disukai makanan tersebut mengandung
zat gizi yang seimbang, sehingga harapan dalam pemenuhan gizi harus selaras, serasi dan
seimbang tidak terlaksana, disamping itu pada anak sakit dapat dijumpai masalah masukan
nutrisi yang kurang sedangkan kebutuhan dalam tubuh semakin meningkat sehingga akan
membutuhkan makanan tambahan seperti kalori, vitamin dan mineral (Behrman,
dkk.1996).
Upaya perbaikan pemenuhan kebutuhan nutrisi dalam rangka membantu proses
fisiologis dalam tubuh untuk proses tumbuh kembang anak dan membantu aktivitas serta
memelihara kesehatan salah satu bagian dari upaya pemulihan kesehatan anak. Dengan
harapan anak akan menjadi puas dan orang tua dapat membantu proses edukatif kemudian
juga dapat membina kebiasaan waktu makan, meningkatkan selera makan, memelihara
kemampuan dan kebiasaan yang baik, memilih jenis makanan, menentukan jumlah dan
mendidik dalam berperilaku makan.
Dalam proses pemenuhan tersebut akan dipengaruhi oleh berbagai faktor
diantaranya usia, status nutrisi itu sendiri dan keadaan penyakit yang diderita anak
sehingga faktor tersebut harus mendapat perhatian dalam pengetahuan kebutuhan nutrisi
pada bayi dan anak (Solihin Pudjiadi. 2001).
A. Komponen Zat Gizi
Zat gizi merupakan unsur yang penting dari nutrisi mengingat zat gizi tersebut
dapat memberikan fungsi tersendiri pada nutrisi, kebutuhan nutrisi tidak akan berfungsi
secara optimal apabila tidak mengandung beberapa zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan
tubuh, demikian juga zat gizi yang cukup pada kebutuhan nutrisi akan memberikan nilai
yang optimal. Ada beberpa komponen zat gizi yang dibutuhkan pada nutrisi bayi dan ank
yang jumlahnya sangat berbeda untuk setiap umur.Secara umum zat gizi dibagi menjadi
dua golongan yaitu golongan makro dan golongan mikro :untuk zat gizi golongan makro

1
terdiri dari kalori dan H2O (air), untuk kalori berasal dari karbohidrat, protein dan lemak,
H2O( air) sedangkan kelompok zat gizi mikro terdiri dari vitamin dan mineral (Berhman,
dkk. 1996).

1 Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama. Hampir 80% energi dihasilkan dari
karbohidrat. Setiap 1 gram karbohidrat menghasilkan 4 kkal. Karbohidrat yang disimpan
dalam hati dan otot berbentuk glikogen dengan jumlah yang sangat sedikit. Glikogen
adalah sintesis dari glukosa, pemecahan energi selama masa istirahat/puasa. Kelebihan
energi karbohidrat berbentuk asam lemak.
Karbohidrat merupakan sumber energi yang tersedia dengan mudah disetiap
makanan, karbohidrat harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab kekurangan
karbohidrat sekitar 15% dari kalori yang ada maka dapat menyebabkan terjadi kelaparan
dana berat badan menurun demikian sebaliknya apabila jumlah kalori yang tersedia atau
berasal dari karbohidrat dengan jumlah yang tinggi dapat menyebabkan terjadi
peningkatan berat badan (obesitas). Dalam mendapatkan jumlah karbohidrat yang cukup
maka dapat diperoleh dari susu, padi-padian, buah-buahan, sirup, sukrosa, tepung, dan
sayu-sayuran (Aziz Alimul Hidayat.2005).
Karbohidrat mempunyai fungsi antara lain adalah sebagai berikut :
1. Sumber energi, fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh,satu
gram karbohidrat menghasilkan empatKkal.
2. Pemberi rasa manis pada makanan, khususnya monosakarida dan disakarida. Fruktosa
adalah gula paling manis. Bila tingkat kemanisan sukrosa diberi nilai 1, maka tingkat
kemanisan fruktosa adalah 1,7; glukosa 0,7;maltosa 0,4; laktosa 0,2.
3. Penghemat protein, bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan
digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi utamanya
sebagai zat pembangun. Sebaliknya, bila karbohidrat makanan mencukupi, protein
terutama akan digunakan sebagai zat pembangun.
4. Pengatur metabolisme lemak. Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang
tidak sempurna (Ari Yuniastuti. 2008).

Akibat kekurangan karbohidrat antara lain adalah sebagai berikut :


1. Kurangnya tenaga dan tubuh menjadi lemah jika sumber energi yang lain (protein dan
lemak) juga kurang mencukupi kebutuhan energi.
2. Lemahnya daya pikir karena otak dan sistem saraf pusat membutuhkan glukosa sebagai
sumber energinya.
3. Terhambatnya metabolisme lemak.
4. Protein akan digunakan terlebih dahulu untuk menghasilkan energi sehingga tidak
berfungsi lagi sebagai pembangun.
5. Kekurangan serat menyebabkan sulitnya buang air besar.

2
Kelebihan karbohidrat dapat menyebabkan terjadinya kegemukan dan obesitas. Hal
ini terjadi kerena kelebihan karbohidrat akan disimpan sebagai glikogen dalam hati dan
jaringan otot, dan sebagiannya akan diubah menjadi lemak sebagai cadangan energi
(Rahayu Widodo.2009).
2. Lemak
Lemak merupakan zat gizi yang berperan dalam pengangkut vitamin A, D, E, K
yang larut dalam lemak. Menurut sumbernya lemak berasal dari nabati dan hewani. Lemak
nabati mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh seperti terdapat pada kacang-
kacangan, kelapa dan lain-lainnya. Sedangkan Lemak hewani banyak mengandung asam
lemak jenuh dengan rantai panjang seperti pada daging sapi, kambing dan lainnya.
Dengan demikian, lemak dapat digolongkan menjadi :
1. Lemak dalam tubuh, yaitu lipoprotein (trigliserida, fosfolipid dan kolesterol) yang
bergabung dengan protein dihasilkan dihati dan mukosa usus untuk mengangkut lemak
yang tidak larut. Jenis yang terdapat di dalam tubuh adalah HDL (High Dencity
Lipoprotein), LDL (Low Dencity Lipoprotein), VLDL (Very Low Dencity Lipoprotein), dan
glikolipid (merupakan senyawa lipid yaitu gliserol dan asam lemak bergabung dengan
karbohidrat, fosfat, dan atau nitrogen.
2. Lemak yang terdapat dalam bahan pangan dan dapat digunakan oleh tubuh manusia
yaitu:
a. Trigliserida banyak ditemukan pada hewani maupun nabati.
b. Asam lemak jenuh (Saturated Fathy Acid-SAFA) yaitu lemak yang tidak dapat mengikat
hidrogen lagi, seperti asam palmiat, asam stearat yang banyak ditemukan pada lemak
hewani, keju, mentega, minyak kelapa dan coklat.
c. Asam lemak tidak jenuh ditemukan pada minyak kacang tanah.
d. Fosfolipid ditemukan pada pangan nabati maupun hewani.
e. Kolesterol ditemukan dalam jaringan hewan seperti telur, daging, lemak susu.
Lemak mempunyai fungsi yang cukup banyak, lemak yang terdapat dalam bahan pangan
berfungsi sebagai :
1. Sumber energi, di mana tiap gram lemak menghasilkan 9-9,3 Kkal/g.
2. Menghemat protein dan thiamin
3. Membuat rasa kenyang lebih lama
4. Pemberi cita rasa dan keharuman yang lebih baik
5. Memberi zat gizi yang lain yang diberikan tubuh.
Sedangkan fungsi lemak dalam tubuh adalah :
1. Sebagai pembangun/pembentuk susunan tubuh
2. Pelindung kehilangan panas tubuh
3. Sebagai penghasil asam lemak esensial
4. Sebagai pelarut vitamin A, D, E, K

3
5. Sebagai pelumas diantara persendian
6. Sebagai agen pengemulsi yang akan mempermudah transpor substansi lemak keluar
masuk melalui membran sel
7. Sebagai prekursor dariprostatglandin yang berperan mengatur tekanan darah, denyut
jantung dan lipolisis (Ari yuniastuti. 2008).
Akibat kelebihan dan kekurangan lemak menimbulkan gangguan saraf,
penglihatan, pertumbuhan menjadi terhambat, kegagalan reproduksi, gangguan kulit,
gangguan ginjal dan hati, sedangkan kelebihan lemak akan menimbulkan obesitas
(Rahayu, Widodo. 2009)
Komponen lemak dalam tubuh harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab
kekurangan lemak akan menyebabkan terjadinya perubahan kulit khususnya asam
minoleat yang rendah, berat badan kurang, akan tetapi apabila jumlah lemak yang banyak
akan menyebabkan hiperlipidemia, hiperkolesterol atau dapat menyebabkan penyumbatan
darah dan lain-lain (Solihin Pudjiadi. 2001).
Sumber utama lemak adalah minyak tumbuh-tumbuhan (minyak kelapa, kelapa
sawit, kacang tanah, kacang kedelai, jagung dan sebagainya), mentega, margarin, dan
lemak hewan (lemak daging dan ayam). Sumber lemak lain adalah kacang-kacangan, biji-
bijian, krim, susu, keju, dan kuning telur, serta makanan yang dimasak dengan lemak atau
minyak. Sayur dan buah (kecuali alvukat)sedikit mengandung lemak (Ari Yuniastuti.
2008)
3. Protein
Merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan protoplasmasel, selain
itu tersedianya protein dalam jumlah yang cukup penting untuk pertumbuhan dan
perbaikan sel jaringan dan sebagai larutan untuk keseimbangan osmotik. Protein ini terdiri
dari 24 asam amino diantaranya 9 asam amino esensial diantaranya thrionin, valin, leusin,
isoleusin, lisin, triftofan, penilalanin, metionin dan histidin, selebihnya asam amino non
esensial. Jumlah protein dalam tubuh tersebut harus tersedia dalam jumlah yang cukup
apabila jumlahnya berlebih atau tinggi dapat memperburuk insufisiensi ginjal demikian
juga apabila jumlahnya kurang maka dapat menyebabkan kelemahan, edema, dapat
kwhashiokor apabila kekurangan protein saja tetapi jika kekurangan protein dan kalori
menyebabkan marasmus (Solihin Pudjiadi. 2001).
Sumber protein bersal dari yaitu :
1. Protein hewani yaitu protein yang berasal dari hewan seperti susu, daging, telur, hati,
udang, ikan, kerang, ayam dan sebagainya.
2. Protein nabati yaitu protein yang berasal dari tumbuhan seperti jagung, kedelai, kacang
hijau, terigu, dan sebagainya.
Berdasarkan susunan kimianya, protein dapat dibagi menjadi 3 golongan yaitu :
1. Protein sederhana. Jenis ini tidak berikatan dengan zat lain, misalnya bumin,dan
globulin.
2. Protein bersenyawa. Protein ini dapat membentuk ikatan dengan zat seperti dengan
glikogen membentuk glikoprotein, dengan hemoglobin membentuk kromoprotein.

4
3. Turunan atau devirat dari protein. Termasuk dalam turunan protein adalah albuminosa,
pepton, dan gelatin.
Protein mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Membentuk jaringan baru dalam masa pertumbuhan dan perkembangan tubuh.
2. Memelihara jaringan tubuh, memperbaiki serta mengganti jaringan yang rusak atau
mati.
3. Menyediakan asam amino yang diperlukan untuk membentuk pencernaan dan
metabolisme serta antibodi yang diperlukan.
4. Mengatur keseimbangan air yang terdapat dalam kompartemenyaitu intraseluler, ekstra
seluler/interseluler dan intravaskuler.
5. Mempertahankan kenetralan (asam basa) tubuh (Ari Yunuastuti. 2008).

Kekurangan protein dapat menyebabkan hal-hal sebagai berikut:


1. Kwashiorkor
Gejalanya adalah pertumbuhan terhambat, otot-otot berkurang dan lemah, bengkak
(edema) terutama pada perut, kaki, dan tangan, muka bulat, gangguan gerak, tidak nafsu
makan serta tampak sedih dan apatis. Kulit kusam, kering bersisik, dan pecah-pecah,
rambut kusam, halus dan mudah rontok.Hati membesar dan sering diikuti kekurangan
darah dan gangguan mata. Kondisi lebih sering terjadi pada anak usia 2-3 tahun.
2. Marasmus
Penyakit kelaparan ini memiliki gejala antara lain, pertumbuhan yang terhambat,
kurus, dan otot berkurang serta lemah, tampak apatis, kadang terjadi perubahan pada kulit
dan rambut, pembesaran hati, sering menderita gangguan pencernaan, infeksi saluran
nafas, TBC, cacingan, dan penyakit kronis lain.
Kelebihan protein akan memberatkan hati dan ginjal, dapat menyebabkan diare,
kekuranagan cairan serta demam (Rahayu Widodo. 2009).

4. Vitamin
Vitamin merupakan senyawa organik yang digunakan untuk mengkatalisator
metabolisme sel yang dapat berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan serta dapat
mempertahankan organisme, vitamin yang dibutuhkan antara lain:
a. Vitamin A (Retinol)
Yang harus tersedia dalam jumlah yang cukup yang mempunyai pengaruh dalam
kemampuan fungsi mata serta pertumbuhan tulang dan gigi dan dalam pembentukan
maturasi epitel, vitamin ini dapat diperoleh dari hati, minyak ikan, susu, kuning telur,
margarin, tumbuh-tumbuhan, sayur-sayuran dan buah-buahan.
b. Vitami B kompleks (Thiamin)
Yang merupakan vitamin yang larut dalam air akan tetapi tidak larut dalam lemak,
yang dapat menyebabkan penyakit beri-beri, kelelahan, anoreksia, konstipasi, nyeri kepala,

5
insomnia, takikardi, edema, asam piruvat dalam darah akan meningkat apabila tersedia
dalam jumlah yang kurang, kebutuhan vitamin ini dapat diperoleh dari dalam hati, daging,
susu.
c. Vitamin B2 (Riboflavin)
Merupakan vitamin yang sedikit larut dalam air, vitamin ini harus tersedia dalam
jumlah yang cukup, apabila kurang dapat menyebabkan fotophobia, penglihatan kabur,
gagal dalam pertumbuhan. Vitamin ini dapat diperoleh di dalam susu, keju, hati, daging,
telur, ikan, sayur-sayuran hijau dan padi.
d. Vitamin B12 (Sianokobalamin)
Merupakan vitamin yang sedikit larut dalam air. Pada vitamin ini sangat baik untuk
maturasi sel darah merah dalam sumsum tulang, pengaruh kekurangan vitamin ini dapat
menyebabkan anemia dan vitamin ini dapat diperoleh dari daging organ, ikan, telur, susu,
dan keju.
e. Vitamin C (Asam ascorbat)
Merupakan vitamin yang larut dalam air yang mudah dioksidasi dan dipercepat
oleh panas atau cahaya, kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan lamanya proses
penyembuhan luka, vitamin ini dapat tersedia dalam tomat, buah semangka, kubis, sayur-
sayuran hijau.
f. Vitamin D
Merupakan vitamin yang dapat larut dalam lemak dan akan stabil dalam suasana
panas, vitamin ini berguna dalam pengatur penyerapan dan pengendapan kalsium dan
fosfor dengan mempengaruhi permeabilitas membran usus, mengatur kadar alkali fosfatase
serum, kekurangan vitamin ini akan menyebabkan pertumbuhan jelak dan osteomalasia.
Jika anak-anak kekurangan vitamin D, erupsi/keluarnya gigi dapat menjadi terhambat.
Selain itu, kekurangan vitamin D juga bisa menghambat pembentukan lapisan dentin.
Hubungan antara vitamin D dengan karies gigi dijelaskan dalam penelitian di USA
dan Kanada memberikan kesimpulan yang sama. Prevalensi dari karies lebih banyak
terdapat di negara-negara bagian utara dibandingkan dengan negara-negara tropis. Ini
disebabkan sedikitnya sinar matahari dan mengakibatkan sintesa vitamin D di kulit
berkurang, pengikisan menyebabkan kerusakan pada gigi anak-anak. Dalam hal ini
vitamin D akan berfungsi pada waktu absorbsi dan metabolisme kalsium dalam
pembentukan tulang gigi (Mustafa, 1993).
g. Vitamin E
Merupakan vitamin yang larut dalam lemak dan tidak stabil terhadap sinar
ultraviolet yang dapat berfungsi dalam meminimalkan oksidasi karoten, vitamin A dan
asam linoleat serta menstabilkan membran apabla terjadi kekurangan dapat menyebabkan
hemolisis sel darah merah pada bayi prematur dan akan menyebabkan kehilangan
keutuhan saraf. Vitamin E dapat diperoleh dari minyak, biji-bijian dan kacang-kacangan.
h. Vitamin K
Merupakan vitamin yang larut dalam lemak yang dapat berfungsi sebagai
pembentukan protombin, faktor koagulasi II, VII, IX, X yang harus tersedia dalam tubuh
yang cukup apabila terjadi kekurangan dapat menyebabkan perdarahan dan metabolisme

6
tulang yang tidak stabil, vitamin ini tersedia dalam sayuran berdaun hijau, daging dan hati.
(Solihin Pudjiadi 2001).
Kekurangan vitamin dalam tubuh lambat laun akan menampakkan gejala-gejala
berupa terhentinya pertumbuhan dan gangguan kesehatan. Gejala ini tergantung pada jenis
vitamin yang mengalami kekurangan beberapa macam vitamin secara bersamaan.
Kelebihan vitamin terutama golongan vitamin larut lemak, dapat membahayakan
tubuh.Hal ini disebabkan oleh vitamin ditimbun dalam jaringan.Sebagai contoh kelebihan
vitamin A dan D yang disebabkan oleh pemberian dosis tinggi secara terus menerus atau
dalam jangka waktu lama. Untuk vitamin yang larut dalam air (vitamin B dan C) tidak
terlalu membahayakan karena kelebihannya dibuang melalui ginjal (Rahayu Widodo
2009).

5. Mineral
Mineral merupakan komponen zat gizi yang tersedia dalam kelompok mikro yang
terdiri dari kalsium, klorida, chromium, kobalt, tembaga, flourin, iodium, besi,
magnesium,mangan,fosfor, kalium, natriun, sulfur, dan seng.Semuanya harus tersedia
dalam jumlah yang cukup.
Kalsium merupakan mineral yang berguna untuk pengaturan struktur tulang dan
gigi, kontraksi otot, iritabilitas syaraf, koagulasi darah, kerja jantung, dan produksi susu.
Kalsium ini akan diekskresi 70% dalam tinja, 10% dalam urine, 15-25% tertahan dan
tergantung dalam kecepatan pertumbuhan. Kadar kalsium ini harus tersedia dalam jumlah
yang cukup karena apabila terjadi kekurangan menyebabkan mineralisasi tulang dan gigi
jelek, osteomalasia, osteoporosis, rakhitis, dan gangguan pertumbuhan. Tersedianya
kalsium ini dapat diperoleh dari susu, keju, sayuran hijau, kerang , dan lain-lain.
Klorida sangat berguna dalam pengaturan tekanan osmotik, keseimbangan asam
dan basa, yang tersedia dalam garam, daging, susu, dan telur. Golongan mineral lainnya
seperti chromium ini berguna untuk glikemia dan metabolisme dalam insulin yang tersedia
dalam ragi, tembaga yang berguna untuk produksi sel darah merah, pembentukan
hemoglobin, penyerapan besi dan lain-lain.Kekurangan zat besi dapat menyebabkan
anemia dan osteoporosis. Apabila zat besi berlebih dapat menyebabkan sirosis dan
gastritis, hemolisis, tersedianya tembaga terdapat dalam hati, daging, ikan, padi, dan
kacang-kacangan.
Flour merupakan mineral yang berfungsi untuk pengaturan struktur gigi dan tulang
yang apabila tersedia dalam jumlah yang kurang menyebabkan caries gigi. Sumber dari
flour ini terdapat pada air, makanan laut, tumbuh-tumbuhan. Mineral lain adalah yodium
yang merupakan unsurtiroksin dan triiodotironin yang harus tersedia dalam jumlah yang
cukup apabila kurang dapat menyebabkan gondok, mineral tersebut terdapat dalam garam.
Besi merupakan mineral yang merupakan struktur dari hemoglobin untuk pengangkutan
karbondioksida (CO2) dan oksigen(O2)dan kekurangan besi menyebabkan anemia, zat
besi tersebut tersedia dalam hati, daging, kuning telur, sayuran hijau, padi dan tumbuh-
tumbuhan. Magnesium berguna dalam aktivasi enzim pada metabolisme karbohidrat dan
sangat penting dalam proses metabolisme apabila terjadi kekurangan menyebabkan
malabsorbsi yang menyebabkan hipokalsemia atau hipokalemia, magnesium dapat
diperoleh dalam biji-bijian, kacang-kacangan, daging dan susu. Mangan mineral yang

7
berfungsi dalam aktivitas enzim yang terdapat dalam kacang-kacangan, padi, biji-bijian
dan sayuran hijau.
Fosfor merupakan unsur pokok dalam pertumbuhan tulang dan gigi, kekurangan
dapat menyebabkan kelemahan otot, fosfor tersebut dapat diperoleh dari susu, kuning telur,
kacang-kacangan, padi-padian, dan lain-lain. Kalium berfungsi dalam kontraksi otot dan
hantaran impuls syaraf, keseimbangan cairan, pengaturan irama jantung.Kalium ini dapat
diperoleh dari semua makanan. Natrium berguna dalam pengaturan tekanan osmotik,
pengaturan keseimbangan asam dan basa, keseimbangan cairan. Kekurangan ini dapat
menyebabkan kram otot, nausea, dehidrasi, hipotensi, natrium ini dapat diperoleh dari
garam, susu, telur, tepung dan lain-lain. Sulfur merupakan unsur pokok dalam protein
seluler yang membantu proses metabolisme jaringan syaraf, sulfur ini dapat diperoleh
darimakanan protein yang mengandung 1%, dan seng merupakan unsur pokok dari
beberapa enzim karboniok anhidrase yang penting dalam pertukaran karbondioksida
(CO2) yang tersedia dalam daging, padi-padian, kacang-kacangan dan keju. (Solihin
Pudjiadi, 2001).
Kekurangan mineral dapat mengakibatkan kekurangan:
1. Ca yaitu keropos tulang, saraf otot mudah terangsang, penyakit hipoparatiroidisme,
gagal ginjal.
2. K yaitu kelemahan otot, rasa sangat letih, gangguan konsentrasi dan irama jantung.
3. Na, Cl yaitu mual, muntah, sangat lelah, nyeri kepala, kejang otot betis, lengan dan
perut.
4. Mg yaitu kejang otot, aritmia (jantung)
5. P yaitu penyakit riketsia (Rahayu widodo. 2010).

6. Air
Air merupakan sebagian besar zat pembentuk tubuh manusia.Jumlah air sekitar
73% dari bagian tubuh seseorang tanpa jaringan lemak (lean body mass).Tergantung
jumlah lemak yang terdapat dalam tubuh, proporsi air ini berbeda antar orang.Pada orang
gemuk, perbandingan antara air dan lemak sekitar 50% berbanding 50%.Pada pria normal,
perbandingannya antara 60% berbanding 16%.Pada orang kurus perbandingan tersebut
adalah 67% dengan 7%.Pada bayi perbandingan tersebut sangat mencolok, yaitu 78% dan
0%. Dengan perkataan lain jumlah air yang terdapat dalam tubuh manusia adalah;
1. Sekitar 80% dari berat badan (untuk bayi dengan low birth weight)
2. Sekitar 70-75% dari berat badan (untuk bayi neonatus)
3. Sekitar 65% dari berat badan (untuk anak) dan
4. Sekitar 55-60% dari berat badan (untuk dewasa)
Air mempunyai berbagai fungsi dalam proses vital tubuh, yaitu:
1. Pelarut dan alat angkut.

8
Air dalam tubuh berfungsi sebagai pelarut zat-zat gizi berupa monosakarida, asam
amino, lemak, vitamin dan mineral serta bahan-bahan lain yang diperlukan tubuh seperti
oksigen, dan hormon-hormon.
2. Katalisator
Air berperan sebagai katalisator dalam berbagai reaksi biologi dalam sel, termasuk
di dalam saluran cerna.Air diperlukan pula untuk memecah atau menghidrolisis zat gizi
kompleks menjadi bentuk-bentuk yang lebih sederhana.
3. Pelumas
Air berperan sebagai pelumas dalam cairan sendi-sendi tubuh.
4. Fasilitator Pertumbuhan
Air sebagai bagian jaringan tubuh diperlukan untuk pertumbuhan.Dalam hal ini air
berperan sebagai zat pembangun.
5. Pengatur Suhu
Karena kemampuan air untuk menyalurkan panas, air memegang peranan dalam
mendistribusikan panas dalam tubuh.
6. Peredam benturan
Air dalam mata, jaringan saraf tulang belakang dan dalam kantung ketuban
melindungi organ-organ tubuh dari benturan.
Kebutuhan air sehari dinyatakan sebagai proporsi terhadap jumlah energi yang
dikeluarkan tubuh dalam keadaan lingkungan rata-rata. Untuk orang dewasa dibutuhkan
sebanyak 1,0-1,5 mlk/kkal, sedangkan untuk bayi 1,5ml/kkal (Ari Yuniasatuti. 2008).
Kekurangan cairan dapat berakibat fatal seperti pada diare dan muntaber.Seseorang
dapat mengalami kekurangan cairan jika tidak diimbangi dengan pemasukan cairan yang
cukup. Gejala kekurangan cairan (dehidrasi) berupa rasa haus, mulut dan bibir kering, kulit
menjadi keriput, berkurangnya air seni dan berat badan, gelisah, mengantuk, lemah otot,
sesak nafas (Rahayu Widodo. 2009).

A. Standar Kecukupan Gizi


Standar kecukupan gizi diperlukan sebagai pedoman yang dibutuhkan oleh
individu secara rata-rata dalam sehari untuk mencapai derajat kesehatan yang
optimal.Kebutuhan gizi setiap individu berbeda-beda tergantung berberapa faktor yang
mempengaruhinya.Penilaian standar kecukupan gizi berpedoman pada angka kebutuhan
gizi (AKG).

B. Kebutuhan Energi
Kebutuhan energi seseorang tergantung pada usia, ukuran tubuh dan kegiatan, jenis
kelamin, pertumbuhan, iklim, status kesehatan, istirahat dan tidur, serta makanan dan
aktivitas. Berat tubuh seseorang bergantung pada jumlah kalori yang tersedia untuk energi
yang dikeluarkan. Untuk mempertahankan berat badan ideal, diperlukan keseimbangan
antara kalori yang masuk dan energi yang dikeluarkan. Kebutuhan energi juga dapat

9
dipengaruhi oleh kegiatan diwaktu senggang. Sebagai contoh,bermain sepak bola atau
tenis lebih banyak menguras energi dibandingkan kegiatan membaca atau menonton
televisi. Menurut Dudek (1987), ada tiga cara untuk menghitung kebutuhan nutrisi
seseorang.
1. Untuk individu dewasa, penghitungan didasarkan pada kebutuhan kalori dasar atau
basal dan tingkat aktivitas. Kebutuhan kalori basal (KKB) adalah hasil perkalian antara
berat badan ideal (BBI) dan angka 10. Jadi rumus KKB adalah (BBI x 10). Sedangkan
anak-anak dibawah usia 12 tahun umumnya memerlukan 1000 kalori ditambah 100 kalori
dikali usia anak. Bila anak berusia 5 tahun, kebutuhan kalorinya sebesar 1000 + (100 x 5)
= 1500 kalori.
2. Berdasarkan tingkat aktivitas dan jumlah kalori untuk setiap berat badan ideal (BBI).
3. Pedoman yang digunakan oleh United state dietarian association (USDA) untuk
menghitung jumlah kalori per berat badan menurut jenis kelamin.

C. Penggunaan energi oleh tubuh.


Energi dibutuhkan untuk keperluan metabolisme basal tubuh, yakni untuk
mempertahankan proses-proses dasar dalam tubuh, dan untuk kegiatan fisik.

D. Metabolisme Basal
Basal Metabolisme rate (BMR) atau laju metabolisme basal adalah rata-rata
metabolisme makanan dalam tubuh untuk memenuhi kebutuhan energy individu pada saat
bangun dan istirahat (Guyton, 1986). BMR merupakan istilah yang digunakan untuk
menggambarkan proses-proses metabolisme dasar yang membuat tubuh tetap hidup. Laju
penggunaan energi untuk mempertahankan metabolisme basal disebut dengan laju
metabolisme basal. BMR tiap orang berbeda dan diukur pada saat orang tersebut saat
berbaring dilantai, dalam keadaan tenang serta hangat, dan dikakukan sedikitnya 12 jam
setelah makan (Sherington & Gaman, 1992). Semua reaksi kimia yang berlangsung dalam
sel tubuh memungkinkan sel tersebut untuk melanjutkan hidupnya. Reaksi tersebut
meliputi reaksi anabolik (penyusunan) dan reaksi katabolik (penguraian). Energi yang
dihasilkan dari proses tersebut dibutuhkan untuk berbagai hal (Guyton,1986), yakni :
1. Aktivitas otot untuk melakukan aktivitas, seperti berjalan atau meloncat.
2. Sekresi kelenjar, seperti kelenjar keringat dan kelenjar saliva.
3. Mempertahankan membran potensial saraf dan serabut otot.
4. Sintesis zat-zat didalam tubuh.
5. Absorbsi makanan didalam usus.
Pengukuran BMR dilakukan dengan menentukan jumlah panas yang dikeluarkan
dari tubuh, misalnya dengan mengurung seseorang dalam ruangan berisolasi dan
mengukur pengeluaran panasnya. Selain itu, BMR dapat diukur dengan cara sederhana,
yakni dengan meniupkan napas kedalam alat khusus yang memantau penghirupan oksigen
dan pengeluaran oksigen dan pengeluaran karbondioksida secara cermat.
Faktor yang mempengaruhi BMR :

10
1. Ukuran tubuh. Individu yang ukuran tubuhnya besar lebih banyak menggunakan energi
dibanding individu yamg ukuran tubuhnya kecil.
2. Usia. Anak-anak mempunyai BMR lebih kecil dibandingkan individu dewasa.
3. Aktivitas kelenjar tiroid.
4. Kurang gizi.
5. BMR individu dengan gizi buruk lebih rendah dibandingkan individu yang sehat.
6. Temperatur tubuh.
7. Temperatur lingkungan.
8. Pertunbuhan.
9. Jenis kelamin dan status ekonomi.

E. Kebutuhan Energi Anak Usia sekolah (6-12 tahun)


Anak-anak usia sekolah (6-10 tahun), berkembang pada rata-rata yang rendah dan
terus menerus, dengan penurunan yang bertahap dalam kebutuhan energi perunit berat
badan. Anak usia sekolah mencapai 3 hingga 5 kg dalam berat badan pertahun hingga
hingga pubertas.
Nafsu makan anak-anak usia sekolah lebih besar dari pada mereka yang lebih
muda, dan asupan makanan lebih bervariasi. Asupan makanan yang direkomendasikan
termasuk dua porsi dari kelompok susu, 60 hingga 90 gram kelompok makanan daging,
empat porsi atau lebih dari kelompok buah dan sayuran ( dengan sumber vitamin C sehari
dan sumber vitamin A setiap hari), tiga hingga empat porsi dari seluruh padi-padian dan
roti yang diperkaya gizinya dan sereal, dan hingga 1 hingga 2 sendok teh margarin atau
mentega.
Walaupun nafsu makan lebih baik dan makanan yang dimakan lebih bervariasi,
diet anak usia sekolah harus hati-hati dikaji untuk kecukupan protein, vitamin A dan C.
asupan susu biasanya melebihi rekomendasi. Kendati demikian, anak usia sekolah
seringkali gagal untuk makan sarapan yang tepat dan memilki asupan di sekolah yang
tidak diawasi sebagai hasil, susu dapat memberikan sumber nutrient yang baik.

11
Tabel 2.1 Berat Tinggi Energi
Kebutuhan badan (kg) badan (cm) (kkal)
Energi per
Hari Umur
0-6 bulan 5,5 60 560
7-12 bulan 8,5 71 800
1-3 tahun 12 89 1220
4-6 tahun 18 108 1720
7-9 tahun 23,5 120 1860
Pria 30 135 1950
− 10- 40 152 2200
10tahun
53 160 2360
− 13-15
56 162 2400
tahun
56 162 1960
− 16-19
tahun
− 20-59
tahun
− 60 tahun

Wanita 32 139 1750


− 10-12 40 153 1900
tahun
53 154 1850
− 13-15
50 154 1900
tahun
50 154 1700
− 16-19
tahun
− 20-59
tahun
− 60 tahun

12
BAB 2

IMUNISASI

Sejak adanya program imunisasi di Dunia, khususnya di negara Indonesia sendiri,


tidaklah gampang terhadap masyarakat yang menerima program imunisasi yang sangat
fundamental untuk preventif kesehatan anak dalam menjalani tumbuh kembangnya.
Rendahnya cakupan imunisasi lengkap di Indonesia 46,2 persen, menunjukkan upaya
pencegahan penyakit belum mendapat perhatian serius. Kerena itu, perlu komitmen Bersama
untuk menggalakan kembali kampanye imunisansi bagi bayi dan anak balita. Dari hasil riset
kesehatan dasar tahun 2007 oleh depertemen kesehatan dan badan pusat statistic, cakupan
imunisasi lengkap anak usia 12 sampai 23 bulan sebesar 46,2 persen. Mereka mendapat
vaksinasi BCG, Polio 3 kali, DPT 3 kali, Hepatitis B 3 kali, dan Campak.
Provinsi dengan cakupan imunisasi lengkap paling buruk adalah Sulawesi Barat (17,3
persen) kabupaten atau kota dengan cakupan iminusasi lengkap nol persen adalah Waropen,
Tolikara, Paniai, Puncak Jaya, dan Yahukimo. Bila seorang anak tidak dapat vaksinasi lengkap
kemungkinan terhindar dari penyakit kurang dari 80 persen. Tahun 1990 Indonesia sudah
mencapai Universal Childimnization (UCI) Nasional. UCI adalah tercapainya cakupan minimal
80 persen imunisasi lengkap bayi sebelum usia satu tahun untuk anti gen BCG 1 kali, DPT 3 kali
Campak 1 kali, Polio 3 kali, lalu tahun 1997 masuk Hepatitis B 3 kali. Laporan Depkes
menunjukan, pencapaian UCI desa di Indonesia tahun 2007 dengan Indikator cakupan Imunisasi
campak 76,1 persen, tahun 2008 sebesar 68,3 persen. Provinsi dengan cakupan UCI rendah
anatara lain Lampung, Jwa Barat, Banten, Sulawesi tenggara, Maluku.

A. Pengertian Imunisasi

Kata imun berasal dari Bahasa latin “imunitas” yang berarti pembebasan atau kekebalan
yang diberikan senator romawi selama jabatan mereka terhadap kewajiban sebagai warga negara
biasa dan terhadap dakwan dalam sejarah istilah ini kemundian berkembang, sehingga
pengertiannya berubah menjadi “perlindungan terhadap penyakit” dan lebih spesifik lagi
terhadap penyakit menular, kuma disebut antigen, pada saat pertama kali antigen masuk kedalam
tubuh maka sebagai reaksi tubuh akan membuat zat anti yang disebut antibody.
System imun adalah suatu system dalam tubuh yang terdiri dari sel-sel serta produk zat-
zat yang dihasilaknnya yang bekerjasama secara kualitif dan keordinir untuk melawan benda
asing seperti kuman-kuman enyakit atau racun yang masuk kedalam tubuh (depkes RI 2001).
Pada umumnya reaksi pertama tubuh untuk membentuk antibody tidak terlalu kuat
Karena tubuh belum mempunyai pengalaman, tetapi pada reaksi kedua - ketiga dan seterusnya,
tubuh sudah mempunyai memori utnuk mengenali antigen tersebut sehingga pembentukan
antibody terjadi dalam waktu lebih cepat dalam jumlah lebihbanyak, itulah sebabnya pada
beberapa penyakit yang dianggap berbahaya di lakukan imunisasi and vaksinasi. Hal ini di
maksdukan sebagai pencegahan, agar tubuh tidak terjadi penyakit atau seandanya terkena peyakit
tidak menimbulkan akibat yang fatal (ditjenPP dan Pl. depkes RI 2005).

13
Mekanisme pertahanan tubuh di sebut imunitas ada duajenis yaitu alamia dan buatan.
Imunitas alamia mungkin terbatas pada spesies tertentu. Jika pertahanan tubuh atau restitensi
tubuh terhadap infeksi dengan memasukkan perlindungan dari luar hal ini disebut imunitas
buatan, jika diberikan perlindungan dari luar dan berlangsung tidak lama atau tidak ada
partisipasi pertahanan dalam tubh dari dalam, yang biasa disebut antibody. Hal ini disebut
imunitas pasif, sebaliknya jika perlindungan dari luar membuat tubuh memiliki simpanan anti
bodi yang memiliki fungsi melawan penyakit tertentu tubuh secara aktif berapaisipasi melawan
penyakit tersebut.

B. Tujuan Imunisasi
Tujuan imunisasi adalah unutk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan
menghilangkan penyakit tertentu pada sekelmpok masyarakat (populasi) atau bahkan
menghilangkan penyakit tertentu dari dunia seperti pada imunisasi cacar variola. Keadaan yang
terakhir ini lebih mungkin terjadi pada jenis penyakit yang hanya dapat ditularkan melalui
manusia, seperti penyakit difteria (matondang, C.S, dan Siregar,S.P,2008)
Tujuan imunisasi untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan
menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat atau populasi atau bahkan
menghilangkan penyakit tertentu dari dunia seperti imunisasi cacar variola. Keadaan yang
terakhir lebih mungkin terjadi pada jenis penyakit yang hanya dapat ditularkan melalui manusia,
seperti misalnya penyakit difteria. Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka
kesakitaan dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pada saat ini
penyakit-penyakit tersebut adalah difteri, tetanus, batuk rejan (pertussis), campak (measles),
polio, dan tuberculosis. (Notoadmodjo, 2007)

C. Manfaat Imunisasi
Manfaat imunisasi tidak hanya dirasakan oleh pemerintah dengan menurunya angka kesakitan
dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, tetapi juga dapat dirasakan
oleh:
1. Untuk anak
Mencegah penderitraan yang di sebabka oleh penyakit , dan kemungkinan kecacatan
atau kematian.
2. Untuk Keluarga
Menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit, mendorong
pembentukan keluarga sejahteraapabila orang tua yakin bahwa anaknya akan menjalani
masa kanak-kanaknya yang nyaman. Hal ini mendorong penyiapan keluarga yang
terencana, agar sehat dan berkualitas.
3. Untuk Negara
Memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk
melanjutkan pembangunan negara (Proverati, 2010)

D. Jenis Jenis Imunisasi


Imunisasi telah dipersiapkan sedemikian rupa agar tidak menimbulkan efek-efek yang
merugikan. Imunisasi ada dua macam, yaitu
1. Imunisasi aktif

14
Merupakan suatu pemberian bibit penyakit yang telah dilemahkan (vaksin) agar nanti nya
system imun tubuh berespon spesifik dan memberikan suatu ingtan terhadap antigen ini,
sehingga ketika tepapar lagi tubuh dapat mengenali dan dapat merespon.
2. Imunisasi pasif
Merupakan suatu proses peningkatan kekebalan tubuh dengan cara pemberian zat
immunoglobulin, yaitu zat yang dihasilkan melalui suatu proses infeksiyang dapat berasal
dari plasma manusia (kekebalan yang didapat bayi dari ibu melaui pplacenta) atau
binatang yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang sudah masuk dalam tubuh yang
terinfeksi (Atikah, 2010).

E. Dasar-Dasar Imunisasi

1. vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerin)


Merupakan vaksin yang dibuat dari Mycobacterium bovis yang dibiak berulang
selama 1-3 tahun sehingga didapaktkan hasil yang tidak virulen tetapi masih
mempunyai imunogenitas. Vaksinasi BCG menimbulkan sensitivitas terhadap
tuberculin, tidak mencegah infeksi tuberculosis tetapi mengurangi resiko terjadi
tuberculosis berat seperti meningitis TB dan tuberculosis milier (Ranuh,2008)

2. Vaksin DPT (DIfteri Pertusis Tetanus)


Adalah vaksin yang terdiri dari toxoid difteridan tetanus yang dimurnikan serta
bakteri pertussis yang telah dinaktivasi (Depertemen Kesehatan RI, 2006)

3. Vaksin Hepatitis B
Vaksin hepatitis B adalah virus rekombinana yang telah dinaktivaksikan dan bersifat
in infection, berasall dari HBsAg yang dihasilkan dalam sel ragi (Hansenula
Polymorph) merupakan teknologi DNA rekombinan.
4. Vaksin Polio
Vaksin polio adalah vaksin yang terdiri suspense virus poliomyelitstipe 1,2,3 (strain
sabin) yang sudah dilemahkan, dibuat dibiakkan jeringan ginjal kera dan distabilkan
dengan sukrosa.

5. Vaksin Campak
Vaksin campak merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan setiap dosis (0,5 ml)
mengandung tidak kurang dari 1000 intake unit virus strain dan tidak lebih dari 100
mcg residu kanamycin. Yang dilakukan pada bayi usia 9 bulan.

F. Jadwal Imunisasi

umur Jenis Imunisasi


0-7 bulan HB 0
1 bulan BCG, Polio 1
2 bulan DPT/HB1, Polio 2
3 bulan DPT/HB 2, Polio 3
4 bulan DPT/ HB 3, Polio 4
9 bulan Campak

15
BAB 3

SEXEDUCATION

Masalah pendidikan seks bagi anak masih menjadi sebuah dilemma yang dihadapi para
orang tua. Anggapan bahwa masalah seks adalah hal yang tabu untuk dibicarakan, anggapan
bahwa masalah seks pada akhirnya akan diketahui anak dengan sendirinya, atau kekhawatiran
bahwa informasi tentang seks yang kita berikan pada anak akan mendorong bereksperimen
merupakan sebagian fenomena yang muncul dalam benak para orang tua. Seiring dengan
pertumbuhan dan perkembangan anak, setiap anak memiliki berbagai macam kebutuhan
termasuk kebutuhan seksual. Namun tentunya kebutuhan seksual anak berbeda dengan
kebutuhan seksual seorang dewasa. Kebutuhan seksual anak lebih pada kebutuhan akan
pendidikan, bimbingan dan pengawasan orang tua untuk mengembangkan sikap dan perilaku
seksual yang sehat.
Oleh karena tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa masalah pendidikan seks adalah
hal yang tabu untuk dibicarakan. Apalagi di tengah derasnya arus informasi baik media cetak
maupun elektronik yang tanpa kenal batas, mendorong anak-anak sekarang memiliki rasa ingin
tahu yang besar tentang hal ini. Hanya yang menjadi permasalahan kita para orang tua yaitu

bagaimana kita melakukan pendidikan seks pada anak?


Sebenarnya pendidikan seks dapat kita kenalkan sejak dini. Saat anak masih dalam masa
buaian, dicium, ditimang-timang, dimandikan para orang tua dapat memberikan hal yang sangat
esensi dari pendidikan seks yaitu masalah cinta kasih. Bagaimanapun berbicara masalah seks
merupakan hal sangat dekat dengan emosi dan perasaan kita. Oleh karena itu tidaklah mungkin
kita memberikan pendidikan seks tanpa keterlibatan emosi dan perasaan. Dengan kata lain,
ketika kita perlu menyampaikan pendidikan seks ini dengan penuh cinta kasih.
Pada dasarnya pendidikan seks meliputi sikap, contoh pribadi, dan cara hidup. Oleh
Karena itu yang paling berperanan dalam pendidikan seks ini adalah orang tua anak sendiri.
Selain untuk menerangkan hal-hal yang berkaitan dengan seks, orang tua juga dapat menjadi
“contoh nyata ” untuk anak-anak. Misalnya, ikatan perkawinan yang menghalalkan hubungan
seks antara ibu dan bapa, hubungan seks yang diiringi dengan nilai-nilai cinta, kasih sayang dan
rasa tanggungjawab, hubungan intim yang dapat menghasilkan anak-anak yang bukan 2 sekedar
menguatkan kasih sayang antara keduanya tetapi juga melahirkan rasa tanggungjawab bersama,
dan sebagainya.
Pendidikan seks yang perlu diberikan kepada anak meliputi informasi tentang seks,
kesehatan dan masalah reproduksi yang benar. Sepatutnya kita berikan cara yang wajar dalam
memberikan bimbingan yang sehat dan pantas dalam memberikan pendidikan seks. Sikap sambal
lalu atau marah ketika anak bertanya tentang masalah seks merupakan contoh sikap yang harus
dihindari. Yang terpenting, selain menunjukkan sikap yang penuh kasih sayang kita harus
memberikan jawaban yang ringkas dan sederhana, sesuai tingkat pemahaman anak. Sebaiknya
jangan memberikan ceramah panjang lebar yang justru dengan informasi yang terlalu banyak
membuat anak mengalami kebingungan dan kekacauan. Artinya, sebaiknya orang tua tidak
menyampaikan semua informasi seks yang mereka ketahui kepada anak. Yang perlu kita
perhatikan bahwa seringkali anak mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang seks hanya karena
terdorong rasa ingin tahu yang kekanakkanakan yang hanya membutuhkan jawaban sederhana,

16
bukan ceramah panjang lebar. Oleh karena itu, sebaiknya kita dengarkan dulu pertanyaan anak
dan kita cukup memberikan
jawaban sebatas yang dia perlukan. Artinya, mungkin hanya sampai di tahap itu kebutuhan
informasi tentang seks dia. Yang penting kita berikan jawaban tersebut dengan jelas, sederhana,
dan terbuka. Seiring dengan perkembangan dirinya, biasanya di kemudian hari muncul
pertanyaan-pertanyaan berikutnya.

A. Tahapan Pendidikan seks.


Secara garis besar berdasarkan usia anak, pendidikan seks terbagi dalam empat tahap
yakni usia 1 – 4 tahun, usia 5-7 tahun, 8 -11 tahun dan usia 12-16 tahun.
1. Usia 1 sampai 4 tahun,
Pada usia ini orangtua disarankan mulai memperkenalkan anatomi tubuh, termasuk alat genital.
Perlu juga ditekankan pada anak bahwa setiap orang adalah ciptaan Allah yangunik, dan berbeda
satu sama lain. Kenalkan, “ini mata, ini kaki, ini vagina”. Selain itu jelaskan pula bahwa anak
laki-laki dan perempuan diciptakan Allah berbeda, dengan keunikannya masing-masing. Bila
perlu kita pergunakan terminology Alquran, kita ajarkan anak menyebut “kemaluan laki-laki”
untuk menunjukkan venis dan “kemaluan perempuan” untuk menunjukkan vagina. Pada tahap
usia ini sebaiknya beritahukan kepada anak bahwa alat kelamin itu merupakan bagian paling
pribadi. Untuk itulah kita harus berpakaian atau menutup aurat. Sampaikan bahwa tidak boleh
mempertonton alat kelamin kepada lain. Bila sesekali mereka memamerkan tubuh, jangan
langsung panik. Tetapi jika berulang berilah pengertian dengan penuh kesabaran, jangan beri
perlakuan yang menakutkan atau hukuman berat.
2. Usia 5 – 7 tahun
Pada usia ini rasa ingin tahu anak tentang aspek seksual biasanya meningkat. Dimulai dengan
menanyakan kenapa temannya memiliki organ-organ yang berbeda dengan dirinya sendiri.
Selain pertanyaan seputar darimana asal dia, bagaimana adik keluar biasanya muncul pada usia
ini. Rasa ingin tahu itu merupakan hal yang wajar. Oleh karena itu, para orang tua diharapkan
bersikap sabar dan komunikatif dalam menjelaskan hal-hal yang ingin diketahui anak. Untuk
menjelaskan masalah reproduksi, tentang kehamilan dan asal bayi, saat seorang ibu hamil beri
kesempatan anak untuk merasakan gerakan bayi dalam perut sang ibu. Jelaskan proses kelahiran
bayi, yang keluar melalui jalan khusus yang disebut alat kemaluan perempuan (vagina). Bila
perlu bantu anak untuk memahami proses tersebut dengan melihat kelahiran anak kucing atau
binatang peliharaan lain.
3. Usia 8 – 11 tahun
Informasi yang perlu dimiliki anak merupakan informasi seputar perubahan fisik dan psikhis
yang terjadi pada masa pubertas. Sebaiknya kita jelaskan kepada anak bagaimana perubahan-
perubahan fisik yang akan terjadi, seperti tumbuhnya rambutrambut, payudara, jakun, perubahan
lain yang terjadi karena proses hormonal. Selain itu informasi yang sistematis tentang proses
reproduksi, menstruasi, dan mimpi basah, perlu diperoleh anak. Pada tahap usia ini, orangtua
sudah bisa menerangkan secara sederhana proses reproduksi, misalnya tentang sel telur dan
sperma yang jika bertemu akan membentuk bayi. Pada masa pubertas ini pula Dr. Abdullah
Nashih Ulwan berpendapat bahwa anak harus dijauhkan dari hal-hal yang dapat membangkitka
berahi. Apalagi pada akhir fase usia ini anak sudah mulai menunjukkan ketertarikan pada lawan
jenis.
4. Usia 12-16 tahun

17
Pada usia remaja ini pendidikan seks difokuskan untuk membimbing anak menemukan identitas
dirinya, sehingga anak bisa menjawab pertanyaan “Siapakah saya?” atau “Orang sepertikah
saya?”. Sehubungan dengan penemuan identitas diri, maka perlu bagi sang remaja untuk
menjalin komunikasi dan hubungan yang lebih dekat dengan orang tua yang memiliki jenis
kelamin sama dirinya. Seorang remaja putri seyogyanya memiliki hubungan lebih dekat dengan
ibunya daripada kepada sang ayah. Pada masa ini banyak perubahan yang terjadi pada diri anak.
Orangtua harus menerimaperubahan diri anaknya sebagai bagian yang wajar dari pertumbuhan
seorang anak-anak menuju tahap dewasa, dan tidak memandangnya sebagai ketidakpantasan atau
hal yang perlu disangkal. Bahkan bimbingan dari orang tua sangat diperlukan anak pada masa ini
untuk siap menerima tanggung jawab sebagai seorang dewasa, misalnya persiapan menghadapi
kehidupan berumah tangga.

B. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan Pendidikan Seks

a. Lingkungan dan teladan


Pendidikan seks akan berkembang baik bila terdapat lingkungan keluarga yang menyenangkan,
penuh kasih saying dan menjunjung tinggi nilai-nilai agama. Teladan yang diberikan orang tua
khususnya dalam sikap dan perilaku seksual secara tidak langsung akan mempengaruhi sikap
anak dan perilaku anak.
b. Waktu
Tidak perlu tergesa-gesa memberikan informasi tentang seks kepada anak. Seiring dengan
eksplorasi yang anak lakukan terhadap lingkungan di sekitarnya, tiba saatnya pertanyaan anak
muncul.
c. Dengarkan
Dengarkan baik-baik apa yang ditanyakan anak. Sertakan segenap hati dan pikiran kita agar kita
dapat mengerti pertanyaan anak dan mencoba untuk memahami perasaannya. Namun demikian,
dengan mendengarkan tidak berarti kita selalu siap untuk memberikan jawabannya.
d. Jangan menunda tiba saatnya, sekaranglah saatnya.
Ketika anak bertanya, artinya dia sudah siap untuk belajar. Oleh karena itu, jangan alihkan
perhatian anak, tetapi jawablah pertanyaan anak.
e. Jawablah sesuai kebutuhan
Jawablah pertanyaan anak secara jelas, sederhana, dan terbuka tetapi tidak melebih tingkat usia,
kemampuan atau tingkat pemahamannya, dan kebutuhannya. Terlalu banyak informasi dapat
membuat anak bingung.
f. Sikap
Tampilkan sikap tenang dan penuh cinta kasih ketika menjawab pertanyaan anak. Bagaimanapun
sikap kita sama pentingnya dengan jawaban yang kita berikan. Anak tidak hanya akan
menangkap apa yang kita katakan, tetapi dia juga akan menangkap sikap kita. Bahkan bisa jadi
dia akan lupa apa yang dikatakan orang tuanya, tetapi di akan selalu mengingat bagaimana sikap
orang tuanya. Sebagaimana telah disebutkan diatas bahwa yang paling berperan dalam
pendidikan seks ini adalah orang tua. Orang tualah yang bertanggung jawab terhadap pendidikan
seks anak, bukan guru kelas, guru agama atau para ulama. Orangtua diharapkan bisa membantu
anak agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi seorang pria atau wanita dewasa yang matang,
bertanggung jawab dan mampu menyesuaikan diri sesuai dengan nilai-nilai agama. Untuk itu
ciptakan komunikasi yang baik dengan anak, sehingga anak mendapatkan tempat Pendidikan
seks yang terbaik yaitu di rumah sendiri. Dan yang terpenting, tanamkan pada diri anak bahwa

18
Seks adalah pemberian yang indah dari Allah SWT. Seks adalah sarana Allah untuk melestarikan
kehidupan manusia. Untuk itu ajari anak untuk menerima kehidupan seksualnya dengan penuh
kesadaran dan tanggung jawab.

BAB 4
ANTICIPATORY GUIDANCE

A. Pengertian Anticipatory Guidance


Telah dikemukakan bahwa perawat mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk
membantu orang tua memahami tumbuh kembang anak dan melakukan berbagai upaya untuk
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan anak. Bimbingan antisipasi atauanticipatory
guidance adalah bantuan perawat terhadap orangtua dalam mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan melalui upaya perahanan nutrisi yang adekuat, pencegaha kecelakaan, dan supervise
kesehatan. Anak mempunyai karakteristik yang khas yang memerlukan kecermatan orangtua
untuk mengenalinya sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakan yang potensial yang dialami
anak (yupi 2004).
Anticipatory guidance adalah upaya bimbingan kepada orangtua tentang tahapan
perkembangna sehingga orang tua asadar akan apa yang terjadi dan dapat memenuhi kebutuhan
sesuai dengan usia anak. Kecelakaan merupakan kejadian yang dapat menyebabkan kematianm
pada anak. Kepribadian adalah factor pendukung tejadinya kecelakan. Orang tua bertanggung
jawab terhadap kebutuhan anak, menyadari karakteristik prilaku yang menimbulkan keceakaan
waspada terhadap factor-faktor lingkunagn yang mengancam keamanaan (yupi 2004).
Petunjuk bimbingan merupakan upaya untuk membantu orang tua dalam membimbing
anak melewati setiap tahapan perkembangannya dengan mengatasi masalah yang mungkin
timbul. Petunjuk antisipasi ini penting untuk dipahami oleh petugas kesehatan dan orangtua.
Dengan petunjuk yang lebih dulu dipahami, orang tua dapat memberikan bimbingan dan arahan
yang bijaksana terhadap anak, sehingga anak dapat melewati setiap tahapan tumbuh kembangnya
secara wajar tanpa ada hambatan yang dapat mengangu tumbuh kembang selanjutnya.
Pada masa bayi, orangtua berperan untuk merawat ksehatan bayi. Orang tua dapat
sesekali meninggalkannya dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama dan perlu memberikan
perhatian dan kasih sayang yang cukup. Pada masa balita, perlu di perhatikan masalah yang
umumnya muncul, seperti cemburu, pada saudara kandungnya dan latihan kbersihan. Orang tua
perllu memahami jika anak mulai menolak untuk dibantu dalam setiap kebutuhannya penerapan
disiplin sesuai dengan pemahaman anak perlu mulai dari sekarang di tanamkan. Anak
memerlukan aktifitas bermain dengan alat-alat permainannya jika perlu sambil belajar.
Pada masa prasekolah tersebut, orang tua juga perlu memahami bahwa anak belum
mampu membedakan anatara dunia nyata dan dunia imajinasi, sehingga sering timbul anggapan
bahwa anak tersebut berdusta. Penerapan disiplin perlu di tegakkan secara konsisten dan anak

19
mulai di persiapkan untuk memasuki dunia sekolah. Pada masa remaja, para orang tua harus
lebiih memperhatikan anak karena pada masa ini anak sedang berada pada masa peralihan
menuju dewasa, meemrlukan bimbungan untuk memilih mana ynag baik dan mana yang tidak
baik.
Dengan demikian, dalam upaya memberika bimbingan dan arahan pada masalah-masalah
yang kemungkinan timbul pada setiap fase pertumbuhan dan perkembangan anak, ada petunjuk-
petunjuk yang perlu di pahami oleh orang tua dengan demikian orang tua dapat membantu untuk
mengatasi masalah anak pada setiap fase pertumbuhan dan perkembangan dengan cara yang
benar dan wajar (Nursalam dkk, 2008)

BAB 5
PENCEGAHAN TERHADAP KECELAKAAN PADA ANAK

Kecelakaan merupakan kejadian yang dapat menyebabkan kematian pada anak.


Kepribadaian adalah factor pendukung terjadinya kecelakaan. Orang tua bertanggung jawab
terhadap kebutuhan anak, menyadari karakteristik prilaku yang menimbulkan kecelakaan
waspada terhadap factor-factor lingkungan yang mrngancam keamanan anak.

A. Factor-factor yang menyebabkan kecelakaan


Factor pertama yang menyebabkan kecelakaan pada anak adalah jenis kelamin, biasanya
lebih banyak pada laki-laki karna lebih aktif di rumah. Factor kedua yaitu umur, pada
kemampuan fisik dan kognitif, semakin besar akan semakain tahu mana yang berbahaya. Factor
ketiga adalah lingkungan, adanya penjagaan atau pengasuh cendrung dapat mengurangi angka
kejadian kecelakaan pada anak. (Yupi, 2004).
B. Pencegahan Terhadap Kecelakaan
a. Masa Bayi
1.) Usia : Lahir- 4 bulan
a) Aspirasi : jangan menaburkan bedak langsung ke bayi
b) Jatuh :
 Pasang selalu pagar bayi
 Janagn pernah meninggalkan bayi pada permukaan yang tinggi tanpa pelindung
 Bila ragu tentang dimana anda akan menempatkan bayi maka gunakan lantai
 Pengaman (restraint) anak dalam kursi bayi dan jagan pernah meningglkannya
tanpa pengawasan ketika ia dapat duduk dengan baik dengan ditopang
c) Keracunan : simpan bahan toxic dilemari

20
d) Luka bakar :
 Cek air mandi sebelum dipakai
 Jangan menuangkan air panas bila didekat bayi
 Perhatikan abu rokok yang dapat menjatuhi bayi
e) Cedera tubuh :
 Hindari objek tajam dan bergerigi
 Jaga agar peniti popok tetap tertutup dan jauh dari bayi
2.) Usia : 4-7 bulan
a) Aspirasi :
 Simpan kancing, biji-bijian, penutup jarum dan objek kecil lainnya di luar
jangkauan bayi
 Pertahankan lantai bebas dari onjek kecil
 Jagan memberi makan bayi ketika bayi baring
 Periksa makanan anak akan adanya bagian-bagian yang dapat dilepas
 Simpan bedak diluar jangkauan
b) Jatuh :
 Lakukan restrein jika duduk dikursi yang tinggi
 Pertahankan pagar keranjang tempat tidur pada ketinggian penuh
c) Keracunan :
 Perhatikan bahwa cat untuk perabot atau mainan tidak mengandung tembaga
 Tempatkan zat-zat beracun beracun dirak yang tinggi dan dilemari yang terkunci
d) Luka bakar :
 Tempatkan objek-objek panas (lilin,roko,dupa) dipermukaan yang tinggi and atau
jauh dari jangkauan bayi
 Batasi bayi terpapar sinar matahari
e) Cedera tubuh :
 Hindari objek lancip sebagai mainan
 Hindari mainan yang berbunyi keras
 Simpan objek yang tajam diluar jangkauan bayi

3.) Usia : 8-12 bulan


a) Aspirasi :
 Jaga agar benda-benda kecil tidak berada dilantai dan perabot jauh dari jangkauan
anak
 Perhatikan dalam pemberian table food yang padat untuk memastikan bahwa yang
diberikan potongan-potongan yang sangat kecil
b) Sufokasi/tenggelam :
 Pagari kolam renang
 Awasi anak bila berada di dekat sumber air
 Jaga agar pintu kamar mandi agar selalu tertutup
21
 Kosongkan kolam-kolam yang tidak diperlukan
 Pegang selalu satu tangan anak saat berada di kamar mandi/ awasi saat anak
mandi
c) Jatuh :
 Pagari tangga di bagian atas dan bawah jika anak dapat mrnjangkau bagian
tersebut
 Pakaikan bayi dengan sepatu atau pakaian yang aman ( sol yang tidal lengket di
lantai, tali sepatu terikat, celana panjang yang tidak menyentuh lantai)
 Pastikan bahwa perabot cukup anak untuk didorong sendiri pada posisi berdiri
dan meluncur.
d) Keracunan
 Jangan sembarang memberikan obat-obatan kecuali jika diresepkan oleh dokter
 Simpan obat-obatan dan zat beracun pada tempat yang aman
e) Luka bakar
 Tempatkan pelindung di depan dan mengintari alat panas, tempat api, atau
tungku pemanas
 Simpan kawat listrik secara tersembunyi atau diluar jangkauan bayi

b. Masa Toddler
1. Jauh/luka akibat mengendarai sepeda
2. Tenggelam
3. Keracunan atau terbakar
4. Tertabrak Karena lari mengejar bola/balon
5. Aspirasi dan asfikasi
Pencegahan:
 Awasi jika dekat sumber air
 Ajari berenang
 Simpan korek api, hati-hati terhadap kompor masak dan setrika
 Tempatkan bahan kimia/toxic di lemari
 Janagan biarkan anak main tanpa pengawasan
 Cek air mandi sebelum dipakai
 Tempatkan bang-barang berbahaya ditempat yang aman
 Janagn biarkan kabel listrik menggantung & mudah di Tarik
 Hindari makan ikan yang ada tulang dan makanan permen yang keras
 Awasi pada saat memanjat, lari, lompat

c. Pra Sekolah
Kecelakaan terjadi Karena anak kurang menyadari potensi bahaya : objek panas,
benda tajam, akibat naik sepeda misalnya main di jalan, lari mengambil bola/layanagan,
menyebrang jalan dsb.
Pencegahan ada 2:

22
1. Mengontrol lingkungan
 Jauhkan korek api dari jangkauan
 Mengamankan tempat-tempat yang secara potensial dapat membahayakan anak
2. Mendidik anak terhadap keamanan dan potensial bahaya
 Cara menyebrang jalan
 Arti rambu-rambu jalan
 Cara mengendarai sepeda yang aman dan peran orang tua perlu belajar
mengontrol lingkungan

d. Usai Sekolah
a. Anak sudah berfikir sebelum bertindak
b. Aktif dalam kegiatan :mengendarai sepeda, mendaki gunung, berenang.
Pencegahan:
 Aturan lalu-lintas bagi pengendara sepeda
 Aturan yang aman dalam berenang
 Mengawasi pada saat anak menggunakan alat berbahaya : gergaji, alat listri
 Mengajarkan agar tidak menggunakan alat yang bisa meledak/terbakar
 Ajari anak tentang bahaya obatobatan dan bahaya kimia yang dapat direrespkan
 Anjurkan untuk bermain di tempat yang aman
 Ajarkan anak agar tidak mengusik atau menganggu anjing

e. Remaja
1. Penggunaan kendaraan bermotor bila jatuh dapat : fraktur, luka, pada kepala
2. Kecelakaan Karena olahraga
Pencegahan :
 Perlu pertunjuk dalam penggunaan bermotor sebelumnya ada negosiasi antara
orang ua dan remaja
 Menggunakan alat pengaman yang sesuai
 Melakukan latihan fisik yang sesuai sebelum melakukan olahraga
 Berenang dengan teman
 Tekankan prilaku yang tepat di area dengan bahaya terbakar (bensin,kawat listrik,
api)
 Hindari hal-hal yang dapat menggangu kesehatan (merokok dll)
 Ajarkan bahaya penggunaan obat, termasuk alcohol
 Ajaran tindakan keamanan umum di semua aktifitas
 Waspada terhadap tanda depresi (bunuh diri).

23

Anda mungkin juga menyukai