Anda di halaman 1dari 48

 Upload
 Login
 Signup


 Home
 Technology
 Education
 More Topics

 For Uploaders
1 of 17

Makalah teori akuntansi (sejarah


perkembangan akuntansi) jiantari c 301
09 013
33,228 views

 Be the first to comment

Makalah teori akuntansi (sejarah perkembangan akuntansi) jiantari c 301 09


013

1. 1. JIANTARI SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI C 301 09 013


BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Apabila kita
menelusuri asal mula sejarah sains akuntansi yang penting ini, secara
alamiah kita akan menganggap bahwa penemuan pertama akuntansi adalah
oleh para pedagang; dan tidak ada orang yang memiliki klaim yang lebih
utama daripada bangsa Arabia, Bangsa Mesir, yang selama berabad tahun
menguasai perdagangan dunia, menurunkan gagasan pertama entang
perdagangan dari hubungan mereka dengan orang-orang jujur ini; dan,
konsekuensinya mereka harus menerima bentuk pertama dari perakuntanan,
yang dalam cara perdagangan alamiah, dikomunikasikan kepada semua kota
Mediterania. Ketika kekaisaran barat diserang oleh Bangsa Barbar, dan
semua negara yang telah disusunnya, mengambil kesempatan untuk
menyatakan kemerdekaan dan segera Italia, yang pernah jadi pusat dunia,
menjadi pusat perdagangan, yang merupakan puing-puingkekaisaran timur
oleh Turki, yang tidak pernah dimasuki oleh orang-orang yang berbakat
atauaturan-aturan seni perdagangan, bukan merupakan penyumbang kecil.
Bisnis pertukaran, yang oleh Sombart dikaitkan dengan semua kota-kota
perdagangan Eropa, memperkenalkan metode pencatatan akun, dengan cara
berpasangan, ang saat sekarang, memperoleh nama pembukuan Italia. Luca
Pacioli, seorang rahib Francisan, secara umum diasosiasikan dengan
pengenalan pembukuan berpasangan. Dia menyatakan bahwa tujuan
pembukuan adalah “untuk member informasi yang tepat waktu bagi para
pedagang mengenai aset dan kewajibannya”. Debit (adebeo) dan kredit
(kredito) digunakan untuk melakukan opencatatan secara berpasangan. Dia
mengatakan, “semua pencatatan harus dilakukan secara berpasangan, yaitu
bahwa, jika anda membuat seseorang sebagai kreditor, anda harus membuat
orang lain sebagai debitor. Tiga buku digunakan: memorandum, jurnal dan
buku besar. Pada saat yang saama dikarenakan durasi kongsi bisnis yang
pendek Pacioli menyarankan penghitungan periodik dan penutupan buku. B.
RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimanakah Sejarah Perkembangan
Akuntansi? 2. Bagaimanakah Akuntansi dan Double Entry? 3.
Bagaimanakah Perkembangan Ilmu Akuntansi? 4. Bagaimanakah Sejarah
Akuntansi di Indonesia? TEORI AKUNTANSI UNIVERSITAS
TADULAKO 2012 Page 1
2. 2. JIANTARI SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI C 301 09 013
C. TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH INI 1. Untuk mengetahui
bagaimana sejarah perkembangan Akuntansi 2. Untuk mengetahui
bagaimana Akuntansi dan Double Entry 3. Untuk mengetahui bagaimana
Perkembangan Ilmu Akuntansi 4. Untuk mengetahui bagaimana Sejarah
Akuntansi di Indonesia TEORI AKUNTANSI UNIVERSITAS
TADULAKO 2012 Page 2
3. 3. JIANTARI SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI C 301 09 013
BAB II PEMBAHASAN A. SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI
Mengetahui sejarah dan perkembangan akuntansi merupakan hal yang
sangat penting untuk memahami dan mengapresiasikan praktek akuntansi
saat ini, masa depan dan struktur institusional bidasng ilmu akuntansi. Buku
ini meskipun secara substansi membahas tekni akuntansi dalam penyajian
laporan keuangan, namun untuk mengawali pemahaman kita tentang
akuntansi, ada baiknya penulis menyajikan sedikit ulasan tentang
perkembangan akuntansi. Hal ini dimaksudkan agar pembaca lebih lengkap
dalam memahami akuntansi sebelum mempelajari teknis akuntansi ini.
Sejarah perkembangan akuntansi berjalan secara menarik kalau kita lihat
dari awal terjadinya pencatatan. Dikatakan menarik karena orang pertama
yang melakukan pencatatan justru bukan dari seorang ahli akuntansi pada
saat itu, Melainkan dari seorang ahli matematika yang bernama Luca Pacioli
pada tahun 1494. Awal pencatatan dimulai dari adanya dua kegiatan penting
yang dilakukan oleh para bangsawan saat itu. Kegiatan tersebut adalah:
Kegiatan pencatatan penarikan pajak/pendapatan sewa dan Kegiatan
pencatatan perjalanan perdagangan per 1 kali jalan. Kegiatan diatas
dilakukan dengan suatu pencatatan yang teratur dan berkelanjutan. Hasil dari
aktifitas inilah menjadi ilham bagi luca pacioli untuk menghasilkan sebuah
karangan yang berjudul: “Summa de aritmatica geometria proportiono et
proportionalita” Perkembangan akuntansi selanjutnya terjadi sangat drastis
seiring dengan perkembangan bisnis. Namun demikian karakter bentuk
perkembangan yang terjadi pada saat itu adalah perkembangan dunia bisnis
mendahului perkembangan akuntansi. Karakter ini sangat menarik untuk
dicermati, karena kita bisa menyimpulkan bahwa akuntansi berkembang
setelah adanya kebutuhan dunia bisnis. Bentuk karakter perkembangan
seperti ini sampai saat sekarang masih terjadi. Hal ini dapat dilihat dari
perkembangan jumlah PSAK dengan nomor urut, dimana urutan- urutan
tersebut memiliki interval waktu sesuai dengan perkembangan transaksi
yang terjadi. Apabila kita amati, maka loncatan perkembangan akuntansi
yang sangat besar terjadi pada saat terjadinya revolusi industri di tahun
1845. Pada saat terjadinya TEORI AKUNTANSI UNIVERSITAS
TADULAKO 2012 Page 3
4. 4. JIANTARI SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI C 301 09 013
revolusi industri ini, akuntansi ikut berkembangan secara cepat mengikuti
perkembangan industri. B. AKUNTANSI DAN DOUBLE ENTRY
Akuntansi yang ada saat ini merupakan hasil dari perkembangan sistim
pembukuan berpasangan. Berbagai usaha telah dilakukan untuk
mengidentifikasi tempat dan waktu lahirnya sistim pembukuan berpasangan
tersebut. Sebagian besar para ahli mengakui bahwa sistim pencatatan
sebenarnya telah ada dalam berbagai peradapan sejak kurang lebih 3000 SM.
Diantara peradapan tersebut adalah peradapan kaldea, babilonia, asiria, dan
samaria yang merupakan pembentuk sistim pemerintahan pertama didunia.
Begitu juga dengan peradapan mesir, china, yunani dll. Praktek organisasi
yang berkembang saat itu adalah adanya celah tempat berputarnya seluruh
mesin keuangan dan departemen di china, diperkenalkannya sistim akuntansi
pertanggungjawaban yang luas di yunani, dan adanya kewajiban bagi
pembayar pajak untuk membuat laporan posisi keuangan di Roma. Adanya
berbagai peradapan tersebut diatas, umumnya disebabkan oleh telah
ditemukannya sistim penulisan, pengenalan angka arab dan sistim desimal.
Kemudian juga disebabkan oleh adanya penyebaran pengetahuan aljabar,
bahan-bahan penulisan yang murah dan adanya medium pertukaran yang
baku. Berdasarkan perkembangan tersebut, C Littleton menyimpulkan
terdapat 7 faktor lahirnya pembukuan yang sistimatik. Ketujuh faktor
tersebut adalah: seni menulis aritmetika kekayaan pribadi uang kredit
perniagaan dan modal. Luca Pacioli seperti telah disebutkan diatas bukanlah
seorang pakar akuntansi, melainkan seorang rahib Franciscan yang
menekuni bidang matematika. Namun namanya lebih dikenal sebagai orang
pertama yang memperkenalkan sistim pembukuan berpasangan lewat
bukunya yang berjudul: Summa de arithmetica geomeria, proportioni et
proportionalita. Dalam buku tersebut dia merefleksikan praktek yang terjadi
di Venesia dan terkenal dengan nama metode venesia/Italia. Dia TEORI
AKUNTANSI UNIVERSITAS TADULAKO 2012 Page 4
5. 5. JIANTARI SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI C 301 09 013
menyatakan bahwa tujuan pembukuan adalah untuk member informasi yang
tepat waktu bagi para pedagang mengenai asset dan kewajibannya. Dia
mengatakan bahwa “semua pencatatan harus dilakukan secara berpasangan
yang artinya bahwa jika anda menjadikan debitor seseorang, maka anda
harus menjadikan kreditor orang lainnya. Inilah yang dimaksudkan dengan
berpasangan tersebut. Praktik Akuntansi dan Sejarah Metode Pencatatan
Double Entry Pada awalnya, pencatatan transaksi perdagangan dilakukan
dengan cara sederhana, yaitu dicatat pada batu, kulit kayu, dan sebagainya.
Catatan tertua yang berhasil ditemukan sampai saat ini masih tersimpan,
yaitu berasal dari Babilonia pada 3600 SM. Penemuan yang sama juga
diperoleh di Mesir dan Yonani kuno. Pencatatan itu belum dilakukan secara
sistematis dan sering tidak lengkap. Pencatatan yang lebih lengkap
dikembangkan di Italia setelah dikenal angka-angka desimal arab dan
semakin berkembangnya dunia usaha pada waktu itu. Perkembangan
akuntansi sejalan dengan perkembangan organisasi dan kegiatan suatu
usaha, karena kehadirannya memerlukan pencatatan sehingga seluruh
kegiatan akan tergambar di dalamnya. Pada abad ke-15 seorang ahli
Matematika berkebangsaan Italia Luca Paciolo telah menyusun buku tentang
akuntansi dengan judul “Tractatus de Cumputis at Scritorio” buku ini
berorientasi pada pembukuan berpasangan. Pembukuan berpasangan (double
entry bookkeeping) mencatat kedua aspek transaksi sedemikian rupa yang
membentuk suatu pemikiran yang berimbang. Praktek pencatatan akuntansi
dalam arti pencatatan kejadian yang berhubungan dengan bisnis sudah
dimulai sejak adanya kejadian dalam double entry bookkeeping. Menurut
pendapat Mattessich (dalam Harahap, 1997) bahwa double entry sudah ada
sejak 5000 tahun yang lalu. Sedangkan selama ini kita kenal bahwa penemu
sistem tata buku berpasangan ini maka dapat dikemukakan sebagai berikut.
Double entry accounting system telah disepakati para ahli mula-mula
diterbitkan oleh Luca Pacioli dalam bukunya yang berisi 36 bab yang terbit
pada tahun 1949 di Florence, Italia dengan judul “Summa de Arithmatica,
Geometrica, Proportioni et Proportionalita” yang berisi tentang palajaran
ilmu pasti. Inoue (dalam Harahap, 1997) menyebutkan “Orang yang
pertama-tama “menulis” (bukan menerbitkan seperti Pacioli) tentang double
entry bookkeeping system adalah Bonedetto Cotrugli pada 1458, 36 tahun
sebelum terbitnya buku Pacioli. Namun buku Benedetto Cotrugli ini baru
terbit pada tahun 1573 atau 89 TEORI AKUNTANSI UNIVERSITAS
TADULAKO 2012 Page 5
6. 6. JIANTARI SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI C 301 09 013
tahun setelah buku Pacioli terbit. Dengan demikian penjelasan ini maka
pertentangan sebenarnya tidak ada.” Jika kita kaji sejarah terutama sejarah
Islam, sebenarnya pada awal pertumbuhannya sudah ada sistem akuntansi.
Akan tetapi, sayangnya literatur belum banyak menganalisis bagaimana rupa
eksistensi akuntansi pada zaman itu (± 570 Masehi). Seperti yang
dikemukakan oleh Russel (dalam Rosjidi, 1999) “Sebenarnya orang-orang
Italia dalam abad ke-14 baru menerapkan sistem pembukuan berpasangan
lengkap setelah terlebih dahulu digunakan oleh saudagar-saudagar Moslem
(Moslem Merchants).” C. PERKEMBANGAN ILMU AKUNTANSI
Revolusi indusrti di Inggris pada tahun 1776 juga menimbulkan efek positif
terhadap perkembangan akuntansi. Pada tahun 1845 undang-undang
perusahaan yang pertama di Inggris dikeluarkan untuk mengatur tentang
organisasi dan status perusahaan. Dalam undang-undang tersebut, diatur
tentang kemungkinan perusahaan meminjam uang, mengeluarkan saham,
membayar hutang, dan dapat bertindak sebagaimana halnya perorangan.
Keadaaan-keadaaan inilah yang menimbulkan perlunya laporan baik sebagai
informasi maupun sebagai pertanggungjawaban. Dalam artikelnya, Herbert
(dalam Harahap, 1997) menjelaskan perkembangan akuntansi sebagai
berikut. Tahun 1775: pada tahun ini mulai diperkenalkan pembukuan baik
yang single entry maupun double entry. Tahun 1800: masyarakat
menjadikan neraca sebagai laporan yang utama digunakan dalam
perusahaan. Tahun 1825: mulai dikenalkan pemeriksaaan keuangan
(financial auditing). Tahun 1850: laporan laba/rugi menggantikan posisi
neraca sebagai laporan yang dianggap lebih penting. Tahun 1900: di USA
mulai diperkenalkan sertifikasi profesi yang dilakukan melalui ujian yang
dilaksanakan secara nasional. Tahun 1925: banyak perkembangan yang
terjadi tahun ini, antara lain: a) Mulai diperkenalkan teknik-teknik analisis
biaya, akuntansi untuk perpajakan, akuntansi pemerintahan, serta
pengawasan dana pemerintah; b) Laporan keuangan mulai diseragamkan;
TEORI AKUNTANSI UNIVERSITAS TADULAKO 2012 Page 6
7. 7. JIANTARI SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI C 301 09 013
c) Norma pemeriksaaan akuntan juga mulai dirumuskan; dan d) Sistem
akuntansi yang manual beralih ke sistem EDP dengan mulai dikenalkannya
“punch card record”. Tahun 1950 s/d 1975: Pada tahun ini banyak yang
dapat dicatat dalam perkembangan akuntansi, yaitu sebagai berikut: a) Pada
periode ini akunansi sudah menggunakan computer untuk pengolahan data.
b) Sudah dilakukan Perumusan Prinsip Akuntansi (GAAP). c) Analisis Cost
Revenue semakin dikenal. d) Jasa-jasa perpajakan seperti kunsultan pajak
dan perencanaan pajak mulai ditawarkan profesi akuntan. e) Management
accounting sebagai bidang akuntan yang khusus untuk kepentingan
manajemen mulai dikenal dan berkembang cepat. f) Muncul jasa-jasa
manajemen seperti system perencanaan dan pengawasan. g) Perencanaan
manajemen serta management auditing mulai diperkenalkan. Tahun 1975:
mulai periode ini akuntansi semakin berkembang dan meliputi bidang-
bidang lainnya, perkembangan itu antara lain: a) Timbulnya management
science yang mencakup analisis proses manajemen dan usaha-usaha
menemukan dan menyempurnakan kekurangan- kekurangannya; b) Sistem
informasi semakin canggih yang mencakup perkembangan model- model
organisasi, perencanaan organisasi, teori pengambilan keputusan, dan
analisis cost benefit; c) Metode permintaan yang menggunakan computer
dalam teori cybernetics; d) Total system review yang merupakan metode
pemeriksaan efektif mulai dikenal; dan e) Social accounting manjadi isu
yang membahas pencatatan setiap transaksi perusahaan yang mempengaruhi
lingkungan masyarakat. D. SEJARAH AKUNTANSI DI INDONESIA Di
Indonesia, akuntansi mulai diterapkan sejak 1642, tetapi jejak yang jelas
baru ditemui pada pembukuan Amphion Society yang berdiri di Jakarta
sejak tahun 1747. Perkembangan akuntansi yang mencolok baru muncul
setelah undang-undang mangenai tanam paksa dihapuskan tahun 1870.
Dengan dihapuskannya tanam paksa, TEORI AKUNTANSI
UNIVERSITAS TADULAKO 2012 Page 7
8. 8. JIANTARI SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI C 301 09 013
kaum pengusaha Belanda banyak bermunculan di Indonesia untuk
menanamkan modalnya. Sistem yang dianut oleh pengusaha Belanda ini
adalah seperti yang diajarkan oleh Luca Pacioli. a) Zaman Penjajahan
Belanda Pada Zaman penjajahan Belanda, perusahaan-perusahaan di
Indonesia menggunakan tata buku. Akuntansi tidak sama dengan tata buku
walaupun asalnya sama-sama dari pembukuan berpasangan. Akuntansi
sangat luas ruang lingkupnya, diantaranya teknik pembukuan. Setelah tahun
1960, akuntansi cara Amerika (Anglo-Saxon) mulai diperkenalkan di
Indonesia. Jadi, sistem pembukuan yang dipakai di Indonesia berubah dari
sistem Eropa (Kontinental) ke sistem Amerika (Anglo-Saxon). Fungsi
pemeriksaan (auditing) mulai dikenalkan di Indonesia tahun 1907, yaitu
sejak seorang anggota NIVA, Van Schagen, menyusun dan mengontrol
pembukuan perusaan. Pengiriman Van Schagen ini merupakan cikal bakal
dibukanya Jawatan Akuntan Negara (GAD – Government Accountant
Dients) yang resmi didirikan pada tahun 1915. Akuntan public pertama
adalah Frese & Hogeweg, yang mendirikan kantornya di Indonesia tahun
1918. b) Zaman Penjajahan Jepang Dalam masa pendudukan Jepang,
Indonesia sangat kekurangan tenaga di bidang akuntansi. Jabatan-jabatan
pimpinan dib Jawatan Keuangan yang 90% dipegang oleh bangsa belanda,
menjadi kosong. Dalam masa ini, atas prakarsa Mr. Slamet, didirikan kusus-
kursus untuk mengisi kekosongan jabatab tadi dengan tenaga-tenaga
Indonesia. Pada tahun 1874, hanya ada seorang akuntan berbangsa
Indonesia, yaitu Prof. Dr. Abutari. Di Indonesia, pendidikan akuntansi mulai
dirintis dengan dibukanya jurusan akuntansi di Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia tahun 1952. Pembukaan ini kemudian diikuti Institut
Ilmu Keuangan (sekarang Sekolah Tinggi Akuntansi Negara) tahun 1960
dan Fakultas-fakultas Ekonomi di Universitas Padjadjaran (1961),
Universitas Sumatera Utara (1964), universitas Airlangga (1962), dan
universitas Gadjah Mada (1964). Perkembangan akuntansi di Indonesia
terjadi seiring dengan perkembangan dunia bisnis baik dibidang industri
jasa, manufaktur maupun perdagangan. Akuntansi sebagai suatu aktifitas
jasa, sangat bergantung perkembangannya pada aktifitas TEORI
AKUNTANSI UNIVERSITAS TADULAKO 2012 Page 8
9. 9. JIANTARI SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI C 301 09 013
ekonomi suatu komunitas. Bisnis di Indonesia dalam perkembangannya
mengalami kemajuankemajuan yang sangat beragam. Pengaruh
perkembangan itu sendiri membawa dampak yang sangat besar terhadap
perkembangan akuntansi di Indonesia. Semakin maju dunia bisnis, tentu
akan berpengaruh terhadap semakin kompleksnya transaksi yang terjadi baik
dari sisi jenis maupun dari sisi jumlah transaksi itu sendiri. Pada akhirnya
hal ini akan berpengaruh langsung bagi kemajuan disiplin ilmu akuntansi itu
sendiri.Untuk lebih jelasnya bagaimana perkembangan akuntansi di
Indonesia, berikut ini akan diuraikan beberapa informasi yang menyangkut
dengan sejarah, misi, dan visi perkembangan akuntansi yang diwakili oleh
organisasi akuntansi di Indonesia. Satusatunya organisasi akuntansi di
Indonesia berada dibawah naungan Ikatan Akuntan Indonesia atau disingkat
dengan IAI. Sejarah, Visi, dan Misi Perkembangan akuntansi di Indonesia
di indikasikan oleh jumlah akuntan orang Indonesia pada waktu tertentu.
Dimulai pada waktu Indonesia merdeka, pada waktu itu hanya ada satu
orang akuntan pribumi yakni Prof. Dr. Abutari. Jumlah tersebut baru
bertambah setelah 10 tahun berikutnya yakni dengan lulusnya Prof.
Soemardjo dari belanda pada tahun 1956. Jumlah akuntan yang sangat
minim tersebut terus diupayakan jumlahnya dari tahun ketahun. Usaha
tersebut akhirnya berhasil meluluskan beberapa akuntan yang tamat dalam
negeri seperti Basuki Siddharta, Hendra Darmawan, Tan Tong Djoe, dan Go
Tie Siem. Mereka-mereka inilah akuntan pertama yang lulus di Indonesia
pada tahun 1957an. Keempat mereka ini bersama Prof. Soemardjo
mengambil inisiatif untuk mendirikan organisasi akuntan khusus untuk
bangsa Indonesia saja, dengan alasan bahwa mereka ini tidak mungkin
menjadi anggota organisasi akuntan milik belanda yang dinamakan dengan
NIVA (Nederlands Institu Institut Van Accountans) atau VAGA
(Vereniging Academisch Gevormd Accountants). Mereka juga berfikir
bahwa tidak mungkin kedua organisasi akuntan milik belanda ini akan mau
memikirkan perkembangan akuntansi di Indonesia. Inilah yang
melatarbelakangi mereka untuk mendirikan organisasi akuntan di Indonesia.
Pada hari kamis, 17 Oktober 1957 kelima akuntan tadi mengadakan
pertemuan di aula Universitas Indonesia (UI), dan sepakat untuk mendirikan
perkumpulan akuntan Indonesia. Setelah mengalami beberapa hambatan
teknis, akhirnya terbentuk juga organisasi profesi akuntan yang diberi nama
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) pada tanggal 23 desember 1957. TEORI
AKUNTANSI UNIVERSITAS TADULAKO 2012 Page 9
10.10. JIANTARI SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI C 301 09
013 Organisasi ini diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dengan
pendiri lima orang akuntan Indonesia.profesi akuntan mulai berkembang
dengan pesat sejak tahun 1967. Pada tahun itu juga dikeluarkannya undang-
undang modal asing yang kemudian disusul dengan undang-undang
penanaman modal dalam negeri tahun 1968 yang merupakan pendorong
berkembangnya profesi akuntansi. Setelah krisis ekonomi Indonesia tahun
1997, peran profesi akuntan diakui semakin signifikan mengingat profesi ini
memiliki peranan strategis di dalam menciptakan iklim transparansi di
Indonesia. Sejarah Perumusan Standar Akuntan di Indonesia BADAN
PERUMUS STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 1973-2002 PANITIA
PENGHIMPUN BAHAN-BAHAN DAN STRUKTUR DARI PADA GAAP
& GAAS TAHUN 1973 Dewan Penasehat: Gandhi Radius Prawiro
Soemardjo Tjitrosidojo Joesoef Soejoed Soedarsono S. Hadibroto Panitia
Kerja: Israwan Soebagjo Djokobirowo Moh Usman Soemantri Djafar
Mahfoed B. Soenasto Basuki Siddharta Harun Kartawisastra Utomo
Josodirdjo Th. M. Tuanakotta AM Husein TEORI AKUNTANSI
UNIVERSITAS TADULAKO 2012 Page 10
11.11. JIANTARI SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI C 301 09
013 KOMITE PRINSIP AKUNTANSI INDONESIA 1974-1994 A. Tahun
1974-1984 NAMA JABATAN 1. Basuki Siddharta KETUA 2. AKM.
Husein ANGGOTA 3. S. Hadibroto ANGGOTA 4. Th. M. Tuanakotta
ANGGOTA 5. J. Prasetio ANGGOTA 6. Wijayadi ANGGOTA 7. Sulur
Suwandono ANGGOTA B. Tahun 1984-1986 NAMA JABATAN 1.
Wahjudi Prakarsa KETUA 2. Hans Kartikahadi SEKRETARIS 3. Katjep K.
Abdoelkadir ANGGOTA 4. Hein Surjaatmadja ANGGOTA 5. Soebagjo
ANGGOTA 6. B. Hutapea ANGGOTA 7. Malimar ANGGOTA C. Tahun
1986-1990 NAMA JABATAN 1. Hans Kartikahadi KETUA 2. Jusuf Halim
SEKRETARIS 3. Suryanti (5 Februari 1988 s/d 6 Oktober 1988)
SEKRETARIS 4. Soebagjo (s/d 9 Juni 1988) ANGGOTA 5. IPG Ary Suta
(sejak 9 Juni 1988) ANGGOTA 6. Malimar (1986 - 1989) ANGGOTA 7.
Sunaria Tadjudin (1989 - 1990) ANGGOTA TEORI AKUNTANSI
UNIVERSITAS TADULAKO 2012 Page 11
12.12. JIANTARI SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI C 301 09
013SAMBUNGAN: NAMA JABATAN Hein Surjaatmadja ANGGOTA
Katjep K. Abdoelkadir ANGGOTA Wahjudi Prakarsa ANGGOTA I n s y a
f ( 1 9 8 6 -1 9 8 9 ) ANGGOTA Bambang Heryanto (1989-1990)
ANGGOTA M. Ashadi ANGGOTA D. Tahun 1990-1994 NAMA
JABATAN 1. Hans Kartikahadi KETUA 2. Jusuf Halim SEKRETARIS 3.
Katjep K. Abdoelkadir ANGGOTA 4. Wahjudi Prakarsa ANGGOTA 5.
Hein Suryaatmadja ANGGOTA 6. M. Ashadi ANGGOTA 7. Jan Hoesada
ANGGOTA 8. Sobo Sitorus ANGGOTA 9. IPG Ary Suta ANGGOTA 10.
Bambang Heryanto (1990 - 1993) ANGGOTA 11. Soewarjono (1990 –
1992) ANGGOTA 12. Istini Siddharta (1990 – 1992) ANGGOTA 13. Mirza
Mochtar (1993 – 1994) ANGGOTA 14. Timoty E. Marnandus (1993 –1994)
ANGGOTA 15. Mirawati Sudjono (1993 - 1994) ANGGOTA TEORI
AKUNTANSI UNIVERSITAS TADULAKO 2012 Page 12
13.13. JIANTARI SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI C 301 09
013 KOMITE STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN MASA BAKTI
1994-1998 NAMA JABATAN 1. Jusuf Halim KETUA 2. IPG Ary Suta
Mirza WAKIL KETUA 3. Muchtar Wahjudi SEKRETARIS 4. Prakarsa
Katjep ANGGOTA 5. K.Abdoelkadir Jan ANGGOTA 6. Hoesada Hein G.
ANGGOTA 7. Surjaatmadja Sobo ANGGOTA 8. Sitorus Timoty E.
ANGGOTA 9. Marnandus Mirawati ANGGOTA 10. Sudjono Nur
ANGGOTA 11. Indriantoro Rusdy ANGGOTA 12. Daryono Siti Ch.
ANGGOTA 13. Fadjrijah Osman ANGGOTA 14. Sitorus Istini T.
ANGGOTA 15. Siddharta Jusuf ANGGOTA 16. Wibisana Yosef a
ANGGOTA 17. Sayekti ANGGOTA 18. Heri Wahyu Setiyarso ANGGOTA
TEORI AKUNTANSI UNIVERSITAS TADULAKO 2012 Page 13
14.14. JIANTARI SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI C 301 09
013 DEWAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN MASA BAKTI
1998-2002 NAMA JABATAN 1. Nur Indriantoro (1998 s.d. November
2000) KETUA 2. Istini T. Siddharta (sejak Desember 2000) KETUA 3.
Rusdy Daryono ANGGOTA 4. Osman Sitorus ANGGOTA 5. Agung
Nugroho Soedibyo ANGGOTA 6. Indarto (1998 s.d. Mei 2001) ANGGOTA
7. Sudarwan ANGGOTA 8. Ramzi A. Zuhdi ANGGOTA 9. Gunadi
ANGGOTA 10. Anis Baridwan (sejak 26 Juni 2000) ANGGOTA 11. Ali
Darwin (sejak 12 Oktober 2000) ANGGOTA 12. M. Jusuf Wibisana (sejak
20 Juli 2001) ANGGOTA 13. Jan Hoesada (sejak 20 Juli 2001) ANGGOTA
14. Siddharta Utama (sejak 20 Juli 2001) M. ANGGOTA 15. Kurniawan
(sejak 20 Juli 2001) ANGGOTA 16. Gudono (sejak 20 Juli 2001)
ANGGOTA TEORI AKUNTANSI UNIVERSITAS TADULAKO 2012
Page 14
15.15. JIANTARI SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI C 301 09
013 Tantangan Baru Akuntansi Pada era globalisasi ini akuntansi juga
terpengaruh. Kemajuan teknologi komunikasi dan komputer, semakin
meluasnya pasar global menyebabkan akuntansi juga sudah memerlukan
standar universal yang berlaku global. Globalisasi menimbulkan global
market dimana investor sudah borderless sudah tidak memikirkan tempat
atau Negara lagi yang akhirnya mempengaruhi sifat akuntansi yang mereka
butuhkan. Dalam era seperti ini, maka mau tidak mau akuntansi juga harus
merespons perubahan itu jika ia masih ingin eksis dalam dunia bisnis. Akhir-
akhir ini ada kecenderungan menolak akuntansi konvensional disebabkan
karena akuntansi konvensional dianggap tidak mampu memberikan
informasi kepada para pemakainya sehingga ada resistensi. Di samping itu,
semua profesi dihadapkan pada perubahan ekonomi social yang sangat
cepat. Ada kecenderungan dan tekanan perlunya profesi memiliki standar
akuntansi dunia yang berlaku untuk semua. Adanya perubahan struktur
industry dari basis manufaktur ke basis information technology (IT) yang
tentu memerlukan standar-standar baru seperti dalam penilaian, pengukuran,
dan pelaporan “intellectual capital” emotional capital, spiritual capital, social
capital. Kalau kita lihat megatrends 2010 oleh Patrice Aburdene (2005) kita
menemukan 7 kecenderungan bisnis yang tentu nantinya akan memengaruhi
profesi akuntansi. Ke-7 Megatrends adalah: 1. Kekuatan spritualisme (the
power of spirituality) 2. Munculnya kapitalisme yang sadar (the Dawn of
Conscious capitalism) 3. Pemimpin lahir dari level tengah (leading from the
middle) 4. Bisnis spiritualisme (spirituality in business) 5. Konsumen
berbasis nilai (the value-driven consumer) 6. Gelombang solusi kendaraan
(the wave of conscious solutions) 7. Boomnya investasi pada perusahaan
yang memiliki tanggung jawab social (the socially responsible investment
boom) TEORI AKUNTANSI UNIVERSITAS TADULAKO 2012 Page 15
16.16. JIANTARI SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI C 301 09
013 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan uraian pada bab-
bab sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa orang yang
pertama kali menulis buku tentang double entry bookkeeping system adalah
Bonedetto Cotrugli dan orang yang pertama kali menerbitkan buku tentang
double entry bookkeeping system adalah Luca Pacioli pada tahun 1949.
Sedangkan di Indonesia, akuntansi mulai diterapkan sejak 1642, tetapi jejak
yang jelas baru ditemui pada pembukuan Amphion Society yang berdiri di
Jakarta sejak tahun 1747. Akuntansi sangat berhubungan dengan bidang-
bidang lain meskipun hal itu tidak selalu berhubungan, terutama di zaman
modern ini yang pertarungan bisnis dan perkembangan ilmu dan teknologi
yang semakin pesat menuntut semua kegiatan menggunakan ilmu akuntansi
meskipun terkadang tidak dilakukan persis sesuai dengan aturan. B. SARAN
Penulis mengharapkan kepada semua pihak yang terutama pihak yang terkat
dengan langsung agar dapat menggunakan akuntansi sebagaimana mestinya.
Lebih dari itu, penulis mengharapkan agar tidak melupakan serta dapat
mempertahankan dan mengembangkan akuntansi itu sendiri, terlebih di
zaman yang semakin maju ini. TEORI AKUNTANSI UNIVERSITAS
TADULAKO 2012 Page 16
17.17. JIANTARI SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI C 301 09
013 DAFTAR PUSTAKAHarahap, Sofyan Syafri. 1997. Teori Akuntansi,
Jakarta : PT. RajaGrafindo PersadaSUMBER LAIN:Situs website search
engine http://www.google.com//sejarahperkembanganakuntansi TEORI
AKUNTANSI UNIVERSITAS TADULAKO 2012 Page 17

salugumu
Kamis, 01 Mei 2014
MODUL 1 SEJARAH DAN PERKEMBANGAN TEORI AKUNTANSI

PENDAHULUAN
Akuntansi yang kita kenal sekarang ini beserta teori-teorinya yang telah diterapkan oleh
negara-negara di dunia, mempunyai sejarah yang panjang. Paper ini akan mencoba
untuk menceritakan kisah akuntansi dengan menghubungkannya dengan dunia yang
melahirkannya. Kisah ini dimulai dengan catatan akuntansi modern yang pertama yang
pernah ditemukan, yang usianya sekitar 600 tahun. Di sini akan dibahas mengenai
Evolusi Pembukuan Berpasangan yang diawali dari perkembangan saat masa
Renaisans, Anteseden-Anteseden Akuntansi yang di dalamnya mengupas peradaban
akuntansi bangsa-bangsa pada jaman dahulu, Era Stagnasi dan Eksplorasi Akuntansi
sampai dengan terjadinya Revolusi Industri. Setelah itu juga sedikit dibahas mengenai
Bangkitnya Profesi Akuntansi dan Masa Depan Akuntansi di masa yang akan datang.

Harapan kami setelah menyusun paper ini adalah agar mahasiswa mengetahui asal mula
seni yang kuno dan mulia yang sekarang mereka praktikkan dan betapa banyaknya
hutang kita pada peradaban agung di Afrika dan Asia.

A. Evolusi Pembukuan Berpasangan

1. Masa Renaisance

Kita tidak tahu siapa yang menciptakan akuntansi. Namun, kita tahu bahwa sistem
tata buku berpasangan seacara bertahap mulai muncul selama abad ke-13 dan ke-14 di
beberapa pusat perdagangan di Italia bagian utara. Catatan pertama mengenai suatu
sistem tata buku berpasangan yang lengkap ditemukan dalam catatan-catatan kota
Genoa, Italia, untuk tahun 1340. Bagian-bagian sebelumnya ditemukan dalam catatan
Giovanni Farolfi & Company, sebuah perusahaan dagang di Florence, tertanggal dari
tahun 1299 – 1300, dan dalam catatan Rinieri Fini & Brothers, yang berdagang di pekan-
pekan raya terkenal pada masa itu di daerah Champagne, Perancis.

Orang pertama yang mengkodifikasikan akuntansi adalah seorang rahib Francissca


bernama Bruder Luca Pacioli yang menghabiskan sebagaian besar hidupnya sebagai
guru dan pelajar di Universitas-univeritas Perugia, Florence, Pisa dan Bologna, dan
mengakhiri hidupnya dengan mengajar Matematika di Universitas Roma. Buku yang
ditulis Pacioli berjudul Summa de Arithmetica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita.
Buku ini muncul tahun 1494 di Venesia. Buku Summa ini terutama merupakan risalah
mengenai Matematia, tetapi juga mencakup dua bagian mengenai tata buku
berpasangan yang disebut Particularis de Computis et Scripturis. Risalahnya
merefleksikan praktik yang terjadi di di Venesia pada saat itu, yang dikenal dengan
“Metode Venesia” atau “Metode Italia”. Sehingga dia tidak menemukan pembukuan
berpasangan, tetapi menggambarkan sesuatu yang ada dalam praktik pada saat itu.

1.1. Asal Mula Istilah-istilah dalam akuntansi

Debet, kredit, ayat jurnal, buku besar, akun, neraca saldo, dan laporan laba rugi
semuanya berasal dari masa Renaisans. Debt, debtor, debenture, dan debit, misalnya,
semua diturunkan dari kata dasar, debere, yaitu berhutang, yang disingkat menjadi dr
yang dipakai dalam ayat jurnal. Kredit dari akar kata yang sama dengan kata creed yang
berarti sesuatu yang dipercaya, seperti pernyataan kepercayaan agama kristen yang
dikenal sebagai Apostles Creed. Kata itu dapat juga berarti orang yang dipercaya
seseorang, seperti kreditor. Kata asalnya dalam bahasa latin adalah credere, yang
disingkat cr yang digunakan dalam ayat jurnal.

2. Anteseden-Anteseden Akuntansi

Tetapi mengapa Italia? Dan mengapa abad ke-14? Bagian berikut ini
menceritakan suatu kisah yang aneh dan indah mengenai mengapa akuntansi pada
akhirnya berkembang pada masa dan tempat tersebut. Dengan diceritakannya kisah ini
akan segera terlihat bahwa akuntansi adalah produk dari banyak tangan dan banyak
daerah. Sejarah akuntansi dengan cepat memperlihatkan bahwa kebudayaan kita sendiri
hampir seluruhnya merupakan derivasi dari kebudayaam-kebudayaan lain.

2.1. Peradaban awal


Jauh sebelum Eropa keluar dari gubuk dan pakaian binatang, perekonomian yang
canggih sudah terbit di Timur Tengah dan Timur Jauh. Sebagaian besar skenario
mengakui bahwa sistem pencatatan telah ada dalam berbagai peradaban sejak kurang
lebih 3000 SM. Diantaranya adalah peradaban Kaldea-Babilonia, Asiria, dan Samaria,
yang merupakan pembentuk sistem pemerintahan pertama di dunia, pembentuk sistem
bahasa tulisan tertua, dan pembuat catatan tertua. Peradaban Mesir, dimana para
penulis membentuk poros tempat berputarnya seluruh mesin keuangan dan departemen.
Peradaban Cina, dengan akuntansi pemerintahan yang memainkan peran kunci dan
canggih Dinasti ChaO (1122-256 SM), sementara catatan mengenai kebudayaan yang
canggih di India berasal dari tahun 2300 SM. Peradaban Yunani, dimana Zenon, manajer
estate Appolonius, memperkenalkan sistem akuntansi pertanggungjawaban yang luas
pada tahun 256 SM. Peradaban Roma, dengan hukum yang menentukan bahwa
pembayar pajak harus membuat laporan posisi keuangan dan dengan hak sipil yang
tergantung pada tingkat kekayaan yang dinyatakan warga negara. Dalam tahun 332 SM
Alexander Agung membangun kota Alexandria, tempat didirikannya perpustakaan yang
paling luar biasa dalam dunia kuno, yang menampung lebih dari 500.000 manuskrip.

Banyak catatan akuntansi berasal dari masa-masa yang sangat dini. Misalnya para
petani mesir di tepian Sungai Nil membayar para juru tagih dengan gandum dan rami
untuk pemakaian air irigasi. Tanda terima diberikan kepada para petani dengan
menggambar banyaknya gandum pada dinding rumah. Para arkeolog yakin bahwa
kepingan tanah liat yang berlimpah di daerah Mesopotamia juga digunakan untuk
keperluan akuntansi. Sistem akuntansi yang canggih tampaknya juga sudah ada di Cina
sejak tahun 2000 SM.

2.2. Peradaban Bangsa Arab

Mekah pada jaman kuno terletak di garis lalu lintas perdagangan antaran Yaman
(Arabia Selatan) dan Syam dekat Lautan Tengah. Kedua negara ini jaman dahulu telah
mencapai peradaban tinggi dan dihubungkan oleh beberapa negeri-negeri kecil antara
lain Mekah. Dipandang dari segi geografis, kota Mekah hampir terletak di tengah-tengah
Jazirah Arab, sehingga tidaklah mengherankan bilamana semangat dagang berkembang
di kalangan penduduk Mekah.

Tanggal 12 Rabiulawal tahun Gajah atau tanggal 20 April 571 M, lahirlah bayi
yang diberi nama Muhammad, yang kelak menjadi Nabi dan Rasul yang
terakhir.Serangkaian wahyu turun dimulai ketika menginjak usia 40 tahun pada malam
17 Ramadhan bertepatan dengan 6 Agustus 610 M. Sistem akuntansi juga sudah ada
pada masa pemerintahan Rasulullah masih hidup sebagaimana telah diturunkannya
wahyu Allah yang tercantum dalam Surat Al-Baqarah ayat 282 yaitu “Hai orang-orang
yang beriman, apabila kamu bermu’amalah (seperti berjual-beli, berhutang piutang, atau
sewa menyewa) tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu
menuliskannya dengan benar, dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil
maupun besar sampai batas waktu membayarnya…”. Wahyu tersebut menunjukkan
sudah adanya perintah untuk melakukan pencatatan/pembukuan dan adanya petugas
pencatatnya (sekarang dapat disebut sebagai akuntan).

Dalam masa satu abad setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, para
pengikutnya telah menaklukkan sebagaian besar Afrika bagian Utara dan Timur Tengah,
dan telah menembus Eropa. Tahun 765 para pemimpin Islam dari kekhalifaan Abbasiya,
memindahkan ibu kota kerajaan Islam ke sebuah kota yang baru didirikan, yaitu Bagdad.
Di kota itulah dibangun pusat ilmu pengetahuan yang terbesar dalam milenia pertama.
Ke lembaga itulah orang-orang Arab membawa dari India salah satu penemuan terbesar
dalam pemikiran manusia, yaitu konsep nol. Selain itu Musa Al-Khawarizmi, ahli
matematika Arab terbesar dan ahli perpustakaan khalifah yang sakit, menulis bukunya
Al-Jabr Wa’al Mugabala. Dari buku itulah kita menurunkan isitilah aljabar. Pengetahuan
ini tidak terbatas di Bagdad, tetapi menyebar menyeberangi pesisir Afrika menuju
Spanyol, tempat khalifah Umayah yang terakhir melarikan diri. Orang-orang Arab,
Yahudi, dan Kristen bekerjasama dalam damai di universitas-universitas di Kordoba,
Sevilla, Malaga, dan Granada, dan menjadikan unversitas-universitas pusat intelektual
Eropa. Tahun 1085 Spanyol jatuh ke tangan tentara Kristen dan tahun 1258 Bagdad jatuh
ke tangan bangsa Mongol yang dipimpin oleh Kubilai Khan.
Manusia dan kota-kota memang hilang, tetapi ilmu pengetahuan tidak. Pada saat
Pacioli menulis bukunya, ia menginstruksikan pembacanya untuk menggunakan angka
Arab kecuali untuk judul-judul dimana”… Anda pertama-tama harus menulis tahun dalam
Buku Besar…”. Banyak dari kita yang masih melakukan hal yang sama sekarang, dan
tanpa disadari kita melestarikan ketidakpercayaan yang berumur berabad-abad pada
angka model baru.

3. Era Stagnasi

Dimulai pada akhir abad ke-15, kota-kota di Italia mulai menurun baik secara
politis maupun sebagai pusat-pusat perdagangan. Dengan ditemukannya Dunia Baru
dan dibukanya rute-rute perdagangan baru, pusat perniagaan pindah ke spanyol dan
Portugis dan kemudian ke Antwerpen dan Belanda. Jadi wajar saja jika sistem tata buku
berpasangan Italia menyebar ke negara-negara lain. Penulis seperti ahli matematika
Belanda, Simon Stevin, Leyden tahun 1607. Hanya sedikit perubahan yang dilakukan
pada teknik-teknik pembukuan tersebut, akan tetapi cara penulisannya mulai
menampakkan perubahan.

Menurut Peragallo, dalam periode tahun 1458 sampai 1558 para penulis ingin
mengemukakan mekanisme pembukuan seperti yang dikembangkan oleh dunia usaha.
Tidak ada upaya untuk mengembangkan suatu teori mengenai ayat berpasangan dan
tak seorangpun berpikir lebih jauh daripada kebutuhan perusahaan dagang. Dalam siklus
kedua yang berlangsung dari tahun 1559 sampai tahun 1795, muncul kritik terhadap
pembukuan. Dalam periode ini juga ayat berpasangan meluaskan bidang penerapannya
pada jenis-jenis organisasi lain, seperti biaya dan negara. Dengan kritik dan meluasnya
lingkup pembukuan, dimulailah penelitian teoritis ke dalam subjek ini.

Ahli sejarah Raymond de roover menyebut periode dari tahun 1494 sampai tahun
1800 sebagai periode stagnasi untukl akuntansi.

4. Era Eksplorasi
Era eksplorasi dipicu oleh besarnya kekuasaan kota-kota Italia yang menghalangi
partispasi bagian Eropa selebihnya dalam perdagangan di Mediterania. Dalam tahun
1492, hanya dua tahun sebelum buku Pacioli terbit, Christhoper Columbus berlayar ke
Barat dengan carrack Spanyol. Columbus dilahirkan di Genoa, tempat catatan akuntansi
tertua yang kita ketahui. Dalam petualangannya ia ditemani oleh seorang Auditor yang
ditunjuk oleh pengadilan Spanyol untuk mengawasi catatan pengeluaran Columbus bila
ia mulai menghitung harga emas dan rempah yang akan ia kumpulkan. Vasco da Gama,
Ferdinand Magelland, dan banyak lagi lainnya kemudian mengikuti jejak Columbus dalam
menjelajahi dunia.

4.1. Perusahaan Saham Bersama (Joint Stock Company)

Kebutuhan finansial petualangan para penjelajah ini membawa pada


perkembangan pada perusahaan saham bersama, yang akan berperan penting dalam
akuntansi. Perusahaan-perusahaan ini dapat dipandang sebagai perluasan commenda
Italia dan cikal bakal korporasi modern. Orang-orang bergabung bersama dalam
membiayai suatu usaha petualangan (ventura) dan setiap orang diberi lembaran-
lembaran saham yang proporsinal dengan investasi mereka. Salah satu perusahaan
saham bersama yang pertama dibentuk adalah English East Indies Company pada tahun
1600 dimana Ratu Elizabeth sebagai pemegang saham utama. Dilema yang segera
muncul adalah bahwa seringkali tidak tersedia cukup uang tunai pada akhir petualangan
untuk melunasi para pemegang saham. Oleh karena itu diusulkan agar investasi dalam
saham dilakuka satu kali untuk beberapa petualangan. Namun cara ini terbukti tidak
memuaskan dari sudut pandang akuntansi. Pada tanggal 19 Oktober 1657 disahkan satu
bab baru yang memperbolehkan diterbitkannya saham permanen yang akan menjadi
investasi bersama dalam semua petualangan di masa mendatang untuk waktu yang tidak
ditentukan batasnya. Pada tahun 1673, code de commere di Prancis mengharuskan
disusunnya neraca paling tidak setiap dua tahun oleh setiap usaha.

Hanya sedikit investasi pada awal abad ke-18 yang menyebabkan harga saham
berlipat dua bahkan tiga. Perusahaan yang paling dikenal adalah South Sea Company
yang menurut dugaan dibentuk untuk mengeruk keuntungan dari perdagangan budak
antara Afrika dan Amerika Selatan. Selain itu, perusahaan tersebut tidak pernah ada
prospektus dan tidak ada laporan keuangan yang diterbitkan. Akibatnya perusahaan
tersebut bangkrut dan menimbulkan kerugian ribuan poundsterling bagi keluarga
kerajaan Inggris dan penduduk yang kaya. Hal ini menyebabkan sertifikat saham dilarang
di Inggris selama lebih dari satu abad.

5. Revolusi Industri

Era Stagnasi diakhiri dengan perkembangan kedua dalam arti penting akuntansi
dalam periode ini yaitu dimulainya Revolusi Industri. Sukar untuk menunjukkan satu
tanggal yang pasti dimulainya revolusi ini atau untuk menelusuri penyebabnya yang pasti.
Asal mulanya mungkin ketika di Inggris menghasilkan serangkaian panen yang baik dan
permintaan akan barang-barang meningkat. Bangkitlah kegiatan manufaktur untuk
memenuhi permintaan dan penemuan-penemuan mulai mengubah tempat kerja (dari
pekerjaan tangan ke mesin-mesin). Modal yang lebih besar menjadi kebutuhan dan bank-
bank bermunculan untuk membiayai kebutuhan itu. Pada tahun 1800 ada 80 bank di
London dan 400 bank di seluruh negeri itu. Pada tahun 1773 London Stock Exchange
dibentuk dan tidak lama kemudian diikuti oleh New York Stock Exchange pada tahun
1792. Abad ke-19 dan awal abad ke-20 menjadi saksi ekspansi besar-besaran dalam
industri, khususnya di Amerika Serikat dan Inggris. Perdagangan juga meluas dimana
sebagaian akibat dari doktrin dalam buku Wealth of Nation karya Adam Smith yang
diterbitkan tahun 1776.

5.1. Dampak Revolusi Industri pada Akuntansi

Dampak pada akuntansi bersifat langsung dan tidak langsung. Misalnya,


datangnya sistem pabrik dan produksi massa menyebabkan aktiva tetap mempunyai
porsi yang cukup besar dalam proses produksi dan distribusi, sehingga menjadikan
konsep penyusutan semakin penting. Dengan meningkatnya kebutuhan akan informasi
manajemen mengenai biaya produksi dan biaya yang harus ditetapkan dalam penilaian
persediaan, meningkat pula kebutuhan akan sistem akuntansi biaya. Kebutuhan akan
modal yang besar, yang menghendaki adanya pemisahan antara investor dan manajer,
berarti bahwa salah satu tujuan utama akuntansi haruslah pelaporan kepada pemilik yang
tidak ikut serta dalam kegiatan usaha sehari-hari. Informasi keuangan, yang sebelumnya
disiapkan terutama untuk penggunaan manajerial, semakin diperlukan oleh para
pemegang saham, investor, kreditor, dan pemerintah. Jadi, penghasilan sebagai imbalan
kepada investor harus dibedakan dari pengembalian modal kepada pemilik. Kebutuhan
yang besar akan modal juga membawa pada penciptaan korporasi dan pada waktunya
menjadi kewajiban audit.

B. BANGKITNYA PROFESI AKUNTANSI

Dengan dimulainya revolusi industri, para spesialis akuntansi mulai menampakkan


diri. Edinburgh memimpin dengan memasukkan tujuh akuntan dalam daftar anggota
dewan kota tahun 1773. Pada awal abad ke-19, baru ada kurang dari 50 akuntan publik
yang tercatat dalam daftar seluruh kota besar di Inggris dan Skotlandia. Para akuntan
Inggris dan Skotlandia datang ke Amerika Serikat untuk mengaudit perusahaan-
perusahaan yang menerima modal dari Inggris, sehingga memunculkan profesi
akuntansi di negara itu.

C. MASA DEPAN AKUNTANSI

Dalam masa 500 tahun sejak Pacioli menulis bukunya, akuntansi itu sendiri sebenarnya
tetap konstan. Sementara itu dunia telah mengalami revolusi informasi yang seharusnya
mempengaruhi akuntansi secara dramatis. Dengan semua informasi ini jelaslah akan
terjadi revolusi dalam akuntansi. Yang diperlukan untuk mewujudkannya hanyalah
penerapan teknologi yang ada.

Gambar 1: Evolusi perkembangan Akuntansi


Gambar 2: Periodisasi perkembangan akuntansi
sekarang.

Gambar 1: EVOLUSI PERKEMBANGAN AKUNTANSI


Gambar 2:

PETA LOKASI PERKEMBANGAN AKUNTANSI


Gambar 3: Peta Lokasi Perkembangan Akuntansi
SIMPULAN

Paper ini menceritakan kisah tentang akuntansi sejak masa terawalnya sampai
akhir abad ke-19. Dengan diungkapkannya kisah tentang akuntansi dalam bab
sebelumnya ada beberapa hal yang dapat disimpulkan.

Pertama, akuntansi bukanlah pendatang baru dalam dunia bisnis. Catatan-catatan


transaksi keuangan sudah ada ratusan tahun sebelum Masehi, tetapi baru di Italia pada
abad ke-14 sistem tata buku berpasangan yang kita gunakan sekarang mulai dipakai.

Kedua, telah terjadi perkembangan definisi mengenai akuntansi dari proses


pencatatan menjadi sistem informasi yang memberikan laporan kepada pihak-pihak
berkepentingan mengenai kegiatan-kegiatan ekonomi dan kondisi perusahaan.

Ketiga, akuntansi tidak sinonim dengan akuntansi publik.

Dalam akuntansi publik, seorang akuntan mungkin berpraktik selaku perorangan


atau anggota dari kantor akuntan publik, dimana memberikan jasa akuntansi berdasarkan
honor (free basis). Selain itu terdapat juga akuntansi swasta, dimana para akuntan
bekerja pada perusahaan atau organisasi nirlaba. Akuntansi swasta seringkali disebut
juga akuntansi manajemen.

Keempat, akuntasi bukanlah hasil ciptaan orang-orang Anglo-Saxon yang berkulit


putih. Perkembangan akuntansi sangat bergantung pada kejadian-kejadian di Afrika,
India, Arab, Irak, dan tempat-tempat lainnya. Akuntansi benar-benar merupakan produk
dunia.

Kelima, akuntansi adalah produk kolaborasi intelektual yang luar biasa antara
oang-orang Islam, Kristen, dan Yahudi. Akuntansi benar-benar merupakan upaya
multikultur.

Keenam, perkembangan akuntansi dirangsang oleh perubahan teknologi yang


paling tidak sama dramatisnya dengan perubahan hari dan umur kita.

L3 Home Tentang Saya Kaidah Fiqih Manajemen Belajar Bisnis Bob Sadino
APBN Analisis Keuangan SEJARAH DAN PERKEMBANGAN AKUNTANSI
Author: Bidadari kecil Posted under: 1.1 PENDAHULUAN Mempelajari sejarah
dan perkembangan suatu ilmu merupakan hal yang sangat penting. Banyak hal
yang dapat diperoleh dari kajian sejarah. Walaupun memang dalam pembahasan
suatu sejarah dan perkembangan tersebut terdapat beberapa versi. Sejarah dan
perkembangan akuntansi membuat akuntan masa kini menghargai kontribusi
pemikiran terdahulu. Sejarah juga dapat berbicara tentang proses
perkembangannya hingga sampai pengembangan masa kini. Pentingnya
mempelajari sejarah adalah untuk memahami praktik dahulu, sekarang dan
prediksi masa depan. 1.2 EVOLUSI DOUBLE ENTRY-BOOKKEEPING Jantung
akuntansi keuangan modern ada pada sistem pembukuan berpasangan. Sistem ini
melibatkan pembuatan paling tidak dua masukan untuk setiap transaksi: satu debit
pada suatu rekening, dan satu kredit terkait pada rekening lain. Jumlah keseluruhan
debit harus selalu sama dengan jumlah keseluruhan kredit. Cara ini akan
memudahkan pemeriksaan jika terjadi kesalahan. 1.2.1 SEJARAH AWAL
AKUNTANSI Akuntansi sebagai suatu seni yang mendasarkan pada logika
matematik -sekarang dikenal sebagai “pembukuan berpasangan” (double-entry
bookkeeping)- sudah dipahami di Italia sejak tahun 1495 pada saat Luca Pacioli
(1445 - 1517), yang juga dikenal sebagai Friar (Romo) Luca dal Borgo,
mempublikasikan bukunya yang berjudul “Summa de Arithmatica Geomaria,
Proportioni et Proportionalita” di Venice, Itali. Buku berbahasa Inggris pertama
diketahui dipublikasikan di London oleh John Gouge atau Gough pada tahun 1543.
Pendapat mayoritas ilmuwan menyebutkan bahwa sistem pencatatan sederhana
telah ada kurang lebih tahun 3000 SM. Pada waktu tersebut sudah terbentuk
peradaban tua yaitu peradapan Kaldea-Babilonia, Asiria, dan Samaria yang dikenal
sebagai pembentuk sistem pemerintahan pertama di dunia, pembentuk sistem
bahasa tulisan tertua, dan pembuat catatan tertua. Terdapat juga peradapan Mesir
yang terkenal dengan sistem perputaran mesin keuangan dan departemen.
Peradapan lain yaitu Cina, dengan akuntansi pemerintahan yang memainkan peran
kunci dalam dinasti Chao (1122 – 256 SM). Kemudian peradapan Yunani dengan
manajer estat Appoloniusnya yang bernama Zenon yang memperkenalkan sistem
akuntansi pertanggungjawaban yang luas pada tahun 256 SM. Peradaban Roma
juga turut andil dalam pengembangan sistem pembukuan yang ditunjukkan dengan
hukum yang menentukan bahwa pembayar pajak harus membuat laporan posisi
keuangan dan hak warga negara tergantung pada tingkat kekayaan. Tidak mungkin
dilupakan adalah peran dari bangsa Arab atas sumbangan yang sangat berharga,
yaitu sistem numerik yang jauh lebih sederhana dari pada sistem numerik romawi.
Tak bisa terbayangkan apabila sistem akuntansi yang telah mencapai transaksi
trilyunan masih menggunakan sistem angka romawi. Apabila ditelusuri lagi, sistem
penemuan akuntansi (double entry) pertama adalah para pedagang. Para pedagang
inilah yang dengan cepat menyebarkan sistem akuntansi. Tak ada yang bisa
menyangkal sebuah kebenaran bahwa bangsa Arab adalah bangsa pedagang ulung
dan nabi Muhammad sendiri sejak masih remaja ikut melakukan perjalanan
perniagaan. Peradaban Mesir juga merupakan pemegang kendali perdagangan
dunia pada masanya. Sebuah peradaban dengan perdagangn yang diterima dunia
tidak mungkin tidak mempunyai sistem perakuntasian yang memadai. Kehadiran
pembukuan pada berbagai peradapan tersebut di atas masing-masing telah
memenuhi prasyarat tujuh prakondisi yang dikemukakan oleh C. Littleton. Tujuh
prasyarat tersebut adalah: seni menulis, Aritmatika, kekayaan individu, uang
sebagai perantara dalam perekonomian, transaksi kredit, perniagaan dan modal.
Sebenarnya buku pertama tentang pembukuan berpasangan muncul pada tahun
1340 oleh Massari dari Genoa. Pembukuan berpasangan ini mendahului Paciolo
kurang lebih dua ratus tahun. Bahkan Raymond de Rover menggambarkan
perkembangan awal akuntansi di Itali yaitu pada pencapaian pedagang-pedagang
Itali kira-kira antara 1250 – 1400 dengan pembukuan berpasangan. Di Itali juga
disebutkan bahwa penggunaan akuntansi sebagai pengendalian manajemen sejak
1400. Perkembangan akuntansi saat itu juga telah mengenalkan cost, accrual dan
deferred. Bentuk-bentuk dasar akuntansi berpasangan yang belum sempurna telah
ada dalam peradaban Inca kuno dalam tahun 1577. Adanya fakta-fakta tersebut
mengukuhkan bahwa peradapan-peradaban kuno telah mengawali pembukuan jauh
sebelum buku pastor Itali, Luca pacioli, terbit. 1.2.2 KONTRIBUSI LUCA
PACIOLI DAN PENGARUH ILMUWAN MUSLIM Gambar 1.1: Luca Pacioli
(sumber:www.wikipedia.com) Dalam berbagai literatur disebutkan bahwa
akuntansi lahir dari tangan seorang pendeta Itali yang bernama Luca Pacioli yang
juga terkenal sebagai bapak Akuntansi. Pada tahun 1949 pacioli menerbitkan buku
yang berjudul ”Summa de Arithmatica, Geometrica, proportioni at Proportionalita”
di Venice Itali. Buku tersebut memuat 36 bab yang diantaranya terdapat dua bab
dengan judul De Computis et Scripturis yang menyebutkan double entry
bookkeeping system. Pacioli bukanlah orang yang menemukan pembukuan
berpasangan, tetapi menuliskan dan menggambarkan praktik yang sudah ada. Dia
menyebutkan bahwa tujuan pembukuan adalah untuk memberikan informasi yang
tepat waktu kepada pedagang tentang harta dan kewajibannya. Dia mengatakan,
“Semua pencatatan….harus dilakukan secara secara berpasangan, yaitu bahwa, jika
Anda membuat seseorang sebagai kreditor, Anda juga harus membuat orang lain
sebagai debitor”. Sebuah transaksi tidak hanya berpengaruh pada suatu rekening
tetapi juga akan berpengaruh terhadap rekening yang lain. Tiga buku yang
digunakan yaitu: memorandum, jurnal dan buku besar. Pacioli juga menyarankan
untuk membuat catatan diskriptif yang tidak hanya menyebutkan nama pembeli
dan penjual, ukuran, berat dan harga barang tetapi juga menyebutkan syarat
pembayaran secara kas atau tangguh (kredit). Disebutkan juga mata uang serta
nilai konversinya. Di saat yang sama dikarenakan waktu kongsi pendek, Pacioli
juga menuliskan penghitungan profit yang periodik dan penutupan buku. Berikut
nasihat yang diberikan: ”Adalah baik untuk menutup buku setiap tahun, khususnya
jika Anda dalam kerjasama dengan orang lain. Akuntansi membuat persahabatan
berlangsung lama” Secara umum buku Pacioli tersebut adalah sumbangan besar
bagi sejarah dan perkembangan akuntansi. Walaupun beberapa literatur
menyebutkan bahwa sebenarnya Pacioli bukanlah orang pertama yang menulis
tentang akuntansi dan pembukuan berpasangannya. Riahi-Belkoui (2000)
menyebutkan bahwa buku pertama tentang pembukuan berpasangan muncul pada
tahun 1340 oleh Massari dari Genoa. Pacioli sendiri mengakui bahwa metode
pencatatan pembukuan telah digunakan ratusan tahun sebelumnya. Pacioli
mengaku melakukan penjiplakan dari bahan manuskrip. Prof. Dr. Omar Abdulllah
Zaid menyebutkan bahwa sebelum munculnya buku Pacioli ada sebuah manuskrip
yang ditulis pada tahun 765 H/1363 M yang menyebutkan dan menegaskan
penggunaaan akuntansi dan pengembangannnya di negara muslim. Manuskrip ini
ditulis oleh penulis muslim, Abdullahh bin Muhammad bin Kayak Al Mazindarani
yang diberi judul ”Risalah Falakiyah Kitab As Siyaqat”. Tulisan ini disimpan di
perpustakaan Sulaiman Al Qanuni di Istambul Turki. Di bagian manuskrip dengan
nomor 2756 memuat akuntansi di negara Islam. Tulisan-tulisan tentang
pembukuan berpasangan tidak terlepas dari perkembangan ilmu aritmatika dan
penemuan angka nol. Aritmatika yang mengembangkan persamaan
Aljabar/Algebra yang merupakan hasil ijtihad Aljabr, pemikir muslim pada masa
kekhalifahan Abbasiyah. Demikian juga penemuan angka nol juga oleh
cendekiawan muslim, Al khawarizmi yang dikenal Algoritma. Buku Pacioli sendiri
sebenarnya bukanlah buku yang secara khusus membahas pembukuan
berpasangan, namun lebih kepada pembahasan Aritmatika dan ilmu matematika
yang lain. Padahal jauh sebelumnya penulisan yang dilakukan oleh Pacioli, Al Jabr
dan Al Khawarizmi telah mendahului dengan penemuan-penemuan yang
kontribusinya sampai saat ini masih digunakan secara luas. Pada dinasti Abbasiyah
sekitar abad ke-9 peradaban Islam telah memegang kendali peradaban dunia, baik
dari segi perdagangan maupun ilmu pengetahuan. Jika ada klaim bahwa
pembukuan berpasangan pertama adalah di Itali, perlu adanya keraguan karena
pada masa sebelumnya diterbitkan buku Pacioli, perdagangan barat tidaklah
menonjol bahkan sebelumnya dunia barat mengalami Dark Ages. 1.2.3.
PERKEMBANGAN PEMBUKUAN BERPASANGAN Memang harus diakui
bahwa penulisan dan penerbitan buku Summa de Arithmatica, Geometrica,
proportioni at Proportionalita membawa pengembangan akuntansi khususnya
pembukuan berpasangan. Cushing menggambarkan secara garis besar rangkaian
tahapan perkembangan pembukuan berpasangan sebagai berikut: 1. Sekitar abad
ke-16 teknik pembukuan sedikit mengalami perubahan, yaitu terlihat nyata adalah
pengenalan jurnal khusus untuk mencatat tipe-tipe transaksi yang berbeda.
Yamney juga mengemukakan penggunaan buku-buku pembantu khusus. 2. Evolusi
praktik pelaporan keuangan periodik pada abad ke-16 dan ke-17. Terjadi juga
evolusi personifikasi akun dan transaksi sebagai upaya untuk membuat aturan debit
dan kredit menjadi lebih masuk akal. 3. Penerapan sistem berpasangan diperluas
dalam tipe organisasi yang berbeda. Peragallo menyebutkan pada periode 1559-
1795 perluasan pembukuan berpasangan juga diterapkan dalam negara dan biara.
Kritik terhadap pembukuan berpasangan sudah mulai terlihat luas yang mendorong
dimulainya riset teoritis. 4. Pada abad ke-17 penggunaan akun persediaan terpisah
untuk tipe barang yang berbeda. Contohnya barang persediaan konsinyasi terpisah
dengan yang lain, demikian juga dengan barang dalam perjalanan dan barang
dalam persekutuan (Yamey). 5. Dimulai dengan East India Company dalam abad
ke-17 dan pertumbuhan korporasi yang berkelanjutan akibat dari revolusi industri,
menjadikan akuntansi mendapat perhatian yang lebih lagi. Terbukti adanya
pengembangan akuntansi biaya, pengakuan pada konsep continuity, periodicity,
dan sistem accrual. 6. Metode perlakuan aset tetap yang dikembangkan sebelum
abad ke-18. Menurut Yamey: ”Pertama, aset dibawa ke periode berikutnya dan
selisih antara pendapatan dan beban secara umum dimasukkan ke dalam aset,
ditransfer ke akun profit and loss pada tanggal neraca. Kedua, pengeluaran awal
dan pengeluaran lainnya serta penerimaan di tutup pada tanggal neraca dan selisih
antara debit dan kredit dibawa ke periode berikutnya. Ketiga, aset dinilai kembali
naik dan turunnya pada tanggal neraca, kemudian hasilnya dibawa ke periode
berikutnya dan perbedaan saldonya di poskan ke akun profit and loss. 7. Sampai
dengan abad ke-19, depresiasi kekayaan diperlakukan sebagai barang dagangan
yang tidak terjual. Meskipun tidak banyak digunakan, Saliero pada tahun 1915,
membuktikan adanya metode depresiasi garis lurus, metode menurun, sinking fund
dan anuitas serta metode cost unit. Setelah tahun 1930-an beban depresiasi menjadi
lebih umum. 8. Akuntansi biaya hadir pada abad ke-19 sebagai akibat revolusi
industri. Akuntansi biaya dimulai pada industri-industri tekstil pada abad ke-15.D.
R. Scott mencatat konsekuensi pabrik tekstil dalam The Cultural Significance of
Account yang menyebutkan munculnya akuntansi biaya pada perusahaan
manufaktur. 9. Perkembangan teknik akuntansi untuk pembayaran di muka dan
akrual untuk memungkinkan dilakukannya komputasi profit periodik terjadi pada
paruh kedua abad ke-19. 10. Perkembangan laporan dana terjadi pada paruh kedua
abad ke-19 dan abad ke-20. 11. Pada abad ke-20 terjadi perkembangan metode-
metode akuntansi yang menyangkut isu-isu kompleks, dari masalah komputasi
earnings per lembar saham, akuntansi untuk komputasi bisnis, akuntansi untuk
inflasi, sewa guna jangka panjang dan pensiun, sampai masalah akuntansi yang
krusial untuk produk baru dari rekayasa keuangan. 1.3 PERKEMBANGAN
PRINSIP AKUNTANSI DI USA Berbagai kelompok di USA, secara terus-menrus
melakukan kajian-kajian untuk mengembangkan akuntansi. Pengujian dan analisa
kritis dilakukan terhadap teori-teori dan prinsip-prinsip akuntansi. Ada empat fase
dalam pengembangan akuntansi yang dapat diidentifikasi. Pada fase pertama (1900
– 1933) manajemen sepenuhnya mengendalikan pemilihan informasi keuangan
yang diungkapkan dalam laporan tahunan. Fase kedua (1933 – 1959) dan fase
kedua (1959 -1973) lembaga-lembaga professional telah memainkan perannya
dalam pengembangan prinsip-prinsip akuntansi. Pada fase fase (1959 – sekarang)
Financial Accounting Standard Board (FASB) dan berbagai kelompok penekan
pendorong terjadinya politisasi akuntansi.
1.4 PERKEMBANGAN AKUNTANSI DI INDONESIA

Jejak sejarah akuntansi di Indonesia bisa ditelusuri ketika Belanda ‘beroperasi’ di


Indonesia. Sebelum itu, tepatnya zaman kejayaan kerajaan Majapahit, kerajaan
Sriwijaya, dan kerajaan Mataram tidak ada tanda khusus ataupun tulisan yang
mensiratkan penerapan akuntansi. Kendati demikian menurut Sukoharsono
(Harahap, 2005:49) menilai bahwa akuntansi masuk ke Indonesia ketika pedagang
Arab mendarat dan mengadakan transaksi di wilayah Nusantara. Dalam buku Teori
Akuntansi-nya Harahap menyatakan ada 2 periodisasi perkembangan akuntansi di
Nusantara, yaitu zaman Penjajahan dan zaman Kemerdekaan.

1. Zaman Kolonial Sebelum Belanda resmi menjajah Indonesia (1800-1942),


perserikatan Maskapai Belanda yang dikenal dengan nama Vereenigde Oost Indish
Compagnie (VOC) telah berdiri pada tahun 1602. VOC tersebut merupakan
peleburan 14 Maskapai yang beroperasi di Hindia Timur. Pada tahun 1619 VOC
membuka cabang di Batavia dan tempat-tempat lain di Indonesia. Kemudian pada
abad ke-18 mengalami kemunduran hingga akhirnya VOC dibubarkan pada
tanggal 31 Desember 1799. Berkaitan dengan transaksi dagang rempah-rempah
yang dilakukan VOC sudah bisa dipastikan Maskapai Belanda tersebut telah
melakukan pencacatan. Sehubungan dengan hal tersebut, Ans Saribanon Sapiie
(harahap, 2005: 50) mengemukakan bahwa menurut Stible dan Stroomberg, bukti
otentik mengenai pencatatan pembukuan di Indonesia paling dilakukan menjelang
abad ke-17. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya sebuah instruksi Gubernur
Jenderal VOC pada tahun 1642 yang mengharuskan dilakukan pengurusan
pembukuan atas penerimaan uang, pinjaman-pinjaman, dan jumlah uang yang
diperlukan untuk pengeluaran (ekspoitasi) garnisun-garnisun dan galangan kapal
yang ada di Batavia dan Surabaya. Pada zaman penjajahan Belanda (setelah
bubarnya VOC), catatan pembukuan menekankan pada mekanisme debit kredit,
yang dijumpai pada pembukuan Amphioen Socyteit di Batavia yang bergerak di
bidang peredaran candu atau morfin. Selanjutnya berdiri juga perusahaan-
perusahaan Belanda yang membuka perwakilan di Indonesia. Untuk catatan
pembukuannya merupakan modifikasi sistem Venice-Itali, dan tidak dijumpai
adanya kerangka pemikiran konseptual untuk mengembangkan system pencatatan
tersebut. Sedangkan, segmen bisnis menengah ke bawah dikuasai oleh pedagang-
pedagang keturunan antara lain ada Cina, India dan Arab. Sejalan dengan hal
tersebut penyelenggaraan pembukuan dipengaruhi oleh sistem etnis masing-
masing. Menurut Hadibroto (Harahap, 2005: 51) mengikhtisarkan pembukuan asal
etnis sebagai berikut: a. Sistem pembukuan Cina terdiri dari lima kelompok, yaitu:
Sistem Hokkian (Amoy), system Kanton, system Hokka, system Tio Tjoe/system
swatoe, system gaya baru b. Sistem pembukuan India atau system Bombay c.
Sistem pembukuan Arab atau Hadramaut Adapun dalam masa penjahahan Jepang
(1942 – 1945) pembukuan tidak mengalami perubahan yang cukup berarti, tetap
menggunakan pola Belanda. Karena banyak orang Belanda yang ditangkap oleh
Jepang, maka tenaga pengajar untuk sistem pembukuan berkurang. Pada masa
tersebut tercatat yang menjadi tenaga pengajar pembukuan adalah J.E de I’duse,
Akuntan, Dr. Abutari, Akuntan, J.D Massie dan R.S. Koesoemoputra. Jepang juga
mengajarkan pembukuan dalam huruf kanji tetapi tidak diajarkan pada orang-orang
Indonesia. 2. Zaman Kemerdekaan Sebagai daerah bekas jajahan Belanda, kondisi
praktik pembukuan dan perkembangan pemikiran akuntansinya sangat dipengaruhi
oleh pola Belanda samapi dasawarsa 1960-an. Sistem tersebut lebih dikenal dengan
nama tata buku. Di dunia pendidikan tinggi akuntansi pola Belanda ini sangat
berpengaruh dalam kurikulum pengajarannya sampai dengan pertengahan
dasawarsa tahun 1970-an. Dalam masa itu, untuk memperoleh gelar akuntan harus
melalui sistem panjang dengan lama pendidikan 6 tahun, yaitu 4 tahun untuk studi
ekonomi perusahaan (manajemen) dan 2 tahun untuk studi akuntansinya. Buku
yang dipergunakan dalam pengajaran tersebut adalah buku teks karangan Belanda
yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh R. Soemita Adikoesoemah,
yaitu antara lain Tata Buku oleh Amaniuli; Tata Buku Lanjutan (Vooretgezet
Boekhouden) oleh Dr. A.J.A. Prange; Administrasi Perusahaan Modern (APM);
Teori Ilmu Biaya dan Neraca oleh Prof. Dr. Mey Jr; Ilmu Biaya dan Harga Pokok
oleh Van Der Schroef; Ilmu Neraca (Bedrijfshuis houndkonde-Balansleer) oleh Dr.
O. Bakker; Dasar-Dasar Organisasi Administrasi oleh J. Van Nimwegen:
Pengantar Kontrol bagi Akuntan (Inleiding Tot de Leer van de
Accountantscontrole) oleh J.E. Spinosa Catella dan L.G. Van Der Hoek. Tingkat
pendidikan menengah SMEA dan SLTA/SMU, buku pegangannya adalah Tata
Buku-Amaniuli dan Hitung Dagang saduran Effendi Harahap maupun buku-buku
karangan Z.A. Moechtar. Pengajaran Tata Buku berlangsung hingga dasawarsa
1970-an, ditandai dengan terbitnya Tata Buku dalam Masa Pembangunan, dan
Hitung Dagang karangan Z.A. Moechtar, yang terutama digunakan lembaga-
lembaga kursus Bond A (A1 dan A2), Bond B dan APM. Pada tahun 1905 mulai
berdatangan perusahaan-perusahaan asing seperti Shell (Inggris), Caltex, dan
Stanvak (AS). Sejalan dengan itu, penerapan akuntansi di Indonesia mulai
dipengaruhi oleh perusahaan asing tersebut, khususnya Amerika Serikat. Pola
Amerika Serikat ini semakin kuat menggeser pola Belanda setelah Indonesia
memutus hubungan diplomasi dengan Belanda terkait masalah konfrontasi Irian
Jaya pada tahun 1957. Pada tanggal 23 Desember 1957 Ikatan Akuntansi Indonesia
(IAI) berdiri di Jakarta. IAI berhasil menyusun dan Menerbitkan Prinsip Akuntansi
Indonesia (PAI) pada tahun 1973, dengan maksud antara lain: menghimpun
prinsip-prinsip yang lazim berlaku di Indonesia dan sebagai prasarana bagi
terbentuknya pasar uang dan modal di Indonesia. Ketika itu bagi perusahaan yang
akan go public harus menyusun laporan keuangan sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi Indonesia. Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) 1973 adalah hasil kerja
panitia penghimpun bahan-bahan dan striktur dari Generally Accepted Accounting
Principles dan Generally Acceptes Auditing Standard yang terdiri dari dewan
penasihat panitia kerja. Pengkodifikasian prinsip akuntansi tersebut disahkan pada
konggres III tanggal 2 Desember 1973, yaitu menjelang adanya pasar uang dan
modal. Adapun bahan-bahan yang digunakan menghimpun Prinsip Akuntansi 1973
adalah sebagai berikut: 1. Buku prinsip-prinsip akuntansi yang diterbitkan
Direktorat Akuntan Negara, Direktorat Jenderal Pengawasan keuangan Negara
(DJPKN), Departemen Keuangan RI yang sekarang bernama BPKP. 2. Inventory
of Generally Accepted Accounting Principles for Business Enterprise, oleh Paul
Grady, diterbitkan oleh AICPA 3. Opinions of Accounting Principles Board,
diterbitkan oleh AICPA 4. Kumpulan dari Accounting Research Bulletin (ARBs),
diterbitkan oleh AICPA 5. A Statement of Australian Accounting Principles,
diterbitkan oleh Accounting and Auditing Research Committee dari Accountancy
Research Foundation 6. Wet op de Jaarekening van Ondernemingen, diterbitkan
oleh NIVRA 7. Beberapa Literatur lainnya. Prinsip Akuntansi 1973 disempurnakan
kembali dengan adanya Prinsip Akuntansi 1984. Dalam Prinsip baru ini prinsip-
prinsip yang memerlukan penjabaran lebih lanjut diatur dengan “pernyataaan”
tersendiri. Sehubungan dengan hal itu, komite PAI-PAI mulai tahun 1986
menerbitkan serangkaian Pernyataan PAI dan Interpretasi PAI untuk
mengambangkan, menambah, mengubah serta menjelaskan standard keuangan
yang berlaku, yang merupakan bagian yang terpisahkan dari prinsip Akuntansi
1984. Prinsip Akuntansi 1984 kemudian diganti dengan Prinsip Akuntansi 1994
yang mengadopsi pernyataan resmi (Pronouncements) International Accounting
Standard Committee (IASC). Kemudian IAI menerbitkan dua buku, yaitu Standar
Akuntansi Keuangan 1994, yang berisi Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan dan Seperangkat Standar Akuntansi Keuangan, terdiri 35
pernyataan yang setaraf standar internasional. Kerangka dasar dan seperangkat
penyusunan terebut, merupakan landasan yang dianggap kokoh untuk
penegmbangan labih lanjut. Berlaku untuk penyusunan laporan keuangan
mencakup periode laporan yang dimulai atau setelah tanggal 1 Januari 1995. 1.5
AKUNTANSI DAN KAPITALISME Kaitan antara akuntansi dan kapitalisme ini
dikenal dengan tesis Sombart atau Sombart Argument. Tesis ini merupakan tesis
perluasan Tesis Max Weber. Tesis Sombart menunjukkan bahwa transformasi
asset menjadi nilai abstrak dan ekspresi kuantitatif hasil aktivitas usaha, akuntansi
sistematik dalam bentuk pembukuan berpasangan memungkinkan, pertama,
pengusaha kapitalistik untuk merencanakan, mengatur, dan mengukur dampak
aktivitasnya; dan kedua, untuk pemisahan pemilik dan usaha itu sendiri, sehingga
memungkinkan pertumbuhan korporasi. Di sisi lain Yamey mengindikasikan
bahwa pengusaha dalam abad ke-16 sampai ke-19 tidak menggunakan sistem
pembukuan berpasangan untuk mengikuti perkembangan profit dan modal, tetapi
sekedar sebagai catatan transaksi (Belkoui, 2000). Perbedaan pendapat antara
Sombart dan Yamey pada dasarnya terletak pada intrepretasi atas siginifikansi
teknik pembukuan berpasangan dan penggunaan awal catatan berpasangan.
Berdasarkan hal tersebut, Winjun mencoba memberi suatu intrepretasi yang
berlawanan dengan pendapat Yamey, dengan menyediakan bukti bahwa pada awal
abad ke-16 penentuan profit dan loss merupakan fase penting sistem pembukuan
berpasangan. Dia menyimpulkan sebagai berikut: “Sombart benar dalam
mengarahkan perhatian pada hubungan antara akuntansi dan penggunaan
kaitalisme. Sistem pembukan berpasangan memiliki kapabiitas untuk membuat
kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi. Kemampuan pembukuan
berpasangan untuk mengungkapkan kesuksesan atau kegagalan perusahaan bisnis
selama periode waktu tertentu tidak dihargai oleh pedagang inggris mula-mula.
Namun, kapasitas system tersebut untuk mengakumulasikan data tentang aktivitas
operasi individual, digabung dengan kemampuannya untuk menata kegiatan usaha
dan akun para pedagang tersebut, telah mendorong dan merasionalkan aktivitas
ekonomi pedagang-pedagang Inggris mula-mula.” 1.6 RELEVANSI SEJARAH
AKUNTANSI Dalam kaitannya dengan pedagogi (pendidikan), sejarah akuntansi
sangat membantu untuk memahami dan mengapresiasi bidang sains akuntansi dan
evolusinya sebagai suatu sosial dengan lebih baik. Berikut alasan yang baik bagi
relevansi sejarah akuntansi dengan pedagogi: 1. Suatu profesi yang didasarkan
pada tradisi yang dibangun selama beberapa abad akan mendidik anggotanya untuk
menghargai warisan intelektual mereka. 2. Arti dari kemajuan dalam pemikiran,
arti dari kontribusi besar bagi literature dan arti dari studi-studi posistif yang
krusial dapat hilang, terfragmentasi, atau tidak diakui secara memadai dalam
jangka panjang kalau tidak didokumnetasi dan dibentuk oleh para ilmuwan yang
memiliki ketrampilan historis. 3. Tanpa akses terhadap analisis dan intrepretasi
perkembangan historis dalam pemikiran dan praktik akuntansi, para peneliti
empiris sekarang berisiko investigasi mereka pada klaim yang tidak lengkap dan
tidak benar tentang masa lalu Dalam kaitannya dengan prespektif kebijakan,
sejarah akuntansi dapat menjadi sarana penilaian yang lebih baik terhadap praktik
yang berjalan melalui pembandingan dengan metode yang digunakan pada masa
lalu. DAFTAR
Rubbyyono Saputra/1411080039/Teori Akuntansi
Sejarah dan Perkembangan Teori Akuntansi di Indonesia
Mempelajari sejarah dan perkembangan akuntansi merupakan hal yang sangat
penting
memahami dan mengapresiasi praktik sekarang, masa depan, dan struktur
institusional bidang
sains akuntansi. Bagian ini menyajikan tahapan-tahapan penting sejarah dan
perkembangan
akuntansi yang harus diketahui oleh setiap mahasiswa akuntansi yang serius.
Sejarah Awal Akuntansi
Berbagai usaha telah dilakukan untuk mengidentifikasi tempat dan waktu lahirnya
sistem
pembukuan berpasangan. Ada berbagai scenario yang dihasilkan oleh usaha-usah
tersebut.
Sebagian besar scenario tersebut mengakui bahwa system pencatatan telah ada
dalam
berbagai peradaban sejak kurang lebih tahun 3000 BC.
Diantaranya adalah peradaban Kaldea- Babilonia, Astria, dan Samaria, yang
merupakan
pembentuk system pemerintah pertama di dunia, pembentuk system bahasa tulisan
tertua
membentuk “poros tempat berputarnya seluruh mesin keuangan dan departemen”,
perdaban
China, dengan akuntansi pemerintahan yang memainkan peran kunci dan canggih
selama
Dinasti Chao (1122-256 BC) peradaban Yunani, dimana Zenon, manajer serta
Appolonius ,
memperkenalkan system akuntansi pertanggung jawaban yang luas pada tahun 256
BC, dan
peradaban Roma, dengan hukum yang menentukan bahwa pembayar pajak harus
membuat
laporan posisi keuangan, dan dengan hak sipil yang tergantung pada tingkat
kekayaan yang
dinyatakan warga negara.
Adanya bentuk-bentuk pembukuan pada jaman kuno tersebut berkaitan dengan
berbagai
factor diantaranya penemuan system penulisan, pengenalan angka arab dan system
decimal,
penyebaran pengetahuan aljabar, adanya bahan-bahan penulisan yang murah,
meningkatnya
literasi (kemelehurufan) dan adanya medium pertukaran yang baku A Litleton
menyebutkan
tujuh prakondisi dan timbulnya pembukuan yang sistimatis :
Seni menulis. Karena pembukuan pertama-tama adalah suatu pencatatan.
Arimetika. Karena aspek-aspek mekanis pembukuan terdiri dari serangkaian
komputasi
sederhana.
Kekayaan Pribadi. Karena pembukuan hanya berkaitan dengan pencatatan fakta
tentang
kekayaan, dan hak atas kekayaan.
Uang. Yaitu (perantara dalam perekonomian), karena pembukuan tidak diperlukan
kecuali
transaksi dalam kekayaan dan hak atas kekayaan dapat direduksi ke dalam
denominator
umum ini.
Kredit. Yaitu (transaksi yang belum selesai), karena dorongan untuk membuat
catatan tidak
begitu kuat jika semua transaksi pertukaran telah selesai pada saat kejadian.
Perniagaan. Karena pertukaran yang hanya bersifat local tidak cukup memberi
tekanan
(volume usaha) untuk mendorong orang mengkoordinasikan gagasan yang
berbeda-beda k
CARI ILMU ONLINE BORNEO
Lanjut ke konten

 Buku Sekolah
 Buku Tamu
 Download
o link Biografi
o Pasca Sarjana
 Sim
 Kontak
 media belajar
o ICT / TIK
 Produk Hukum
 Berita Pendidikan
 skripsi lengkap

Materi Pokok Ekonomi Publik


Materi Pokok Ekonomi Publik

Ilmu Ekonomi Publik adalah cabang Ilmu Ekonomi yang menelaah masalah-
masalah ekonomi khalayak ramai (publik/masyarakat, pemerintah/negara) seperti
kebijakan subsidi/pajak, regulasi/ deregulasi, nasionalisasi/privatisasi, sistem
jaminan sosial, ketahan-an pangan, kebijakan teknologi, pertahanan dan keamanan,
pendidikan, kesehatan, dan sebagainya.
Menurut Montesqieu, kekuasaan negara dapat dipisahkan menjadi kekuasaan
legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Dalam prakteknya, kekuasaan eksekutif
(pemerintah, yaitu presiden dan para pembantunya) lazimnya paling berpengaruh
terhadap suatu perekonomian.
Peranan pemerintah dalam perekonomian antara lain
a. menetapkan kerangka hukum (legal framework) yang melandasi suatu
perekonomian,
b. mengatur/meregulasi perekonomian dengan alat subsidi dan pajak,
c. memproduksi komoditas tertentu dan menyediakan berbagai fasilitas seperti
kredit, penjaminan simpanan, dan asuransi,
d. membeli komoditas tertentu termasuk yang dihasilkan oleh perusahaan swasta,
misalnya persenjataan,
e. meredistribusikan (membagi ulang) pendapatan dari suatu kelompok ke
kelompok lainnya, dan
f. menyelenggarakan sistem jaminan sosial, misalnya memelihara anak-anak
terlantar, menyantuni fakir miskin, dan sebagainya

Beberapa Landasan Ekonomi Publik


Masalah kunci perekonomian adalah masalah mikro (distribusi produksi, alokasi
konsumsi) dan masalah makro (pengangguran, inflasi, kapasitas produksi,
pertumbuhan). Sistem Perekonomian berkaitan dengan siapa (pemerintah atau
bukan) atau bagaimana keputusan ekonomi diambil (melalui perencanaan terpusat
atau mekanisme harga). Pandangan-pandangan tentang peran pemerintah dalam
perekonomi-an semakin konvergen (cenderung mendekat satu terhadap yang lain),
yakni secara umum swasta harus mengambil peran utama dalam pasar. Namun bila
terjadi kegagalan pasar dan pemerintah berpotensi dapat memperbaiki kegagalan
tersebut, maka seyogyanya pemerintah memperbaiki kegagalan tersebut sepanjang
diyakini bahwa memang mampu.
Pendekatan ilmiah menjamin kesimpulan yang ditarik dari suatu analisis bersifat
sahih. Analisis sektor publik terdiri dari empat tahap, yakni deskripsi kegiatan
pemerintah dalam perekonomian, telaahan konsekuensi dari penerapan kebijakan
tersebut, tinjauan atas kriteria keberhasilan keputusan publik, dan evaluasi atas
proses politik yang mengarah pada pengambilan keputusan tentang kebijakan
publik.

SEKTOR PUBLIK DI INDONESIA


Jenis Kegiatan Pemerintah
Jenis kegiatan pemerintah antara lain adalah:
a. Menyediakan sebuah kerangka kerja/ sistem yang legal, yang diperlukan untuk
membawa perekonomian ke fungsinya semula.
b. Memproduksi barang dan jasa, yang berguna untuk pertahanan, pendidikan,
keamanan, perhubungan, dan sebagainya.
c. Mempengaruhi apa yang diproduksi oleh sektor privat (swasta), melalui subsidi,
pajak, kredit dan peraturan (undang-undang).
d. Membeli barang dan jasa dari sektor privat dan kemudian menyalurkannya ke
perusahaan dan rumah tangga.
e. Melakukan redistribusi pendapatan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan kegiatan pemerintah:
a. Adanya perang.
b. Peningkatan pendapatan masyarakat.
c. Adanya urbanisasi.
d. Perkembangan demokrasi.

Ukuran Kegiatan Pemerintah


Ukuran kegiatan pemerintah dapat dilihat dari seberapa besar ukuran sektor
publiknya dan suatu indikator yang mudah digunakan yaitu seberapa besar ukuran
pengeluaran publik relatif terhadap total perekonomian.
Pemerintah meningkatkan pendapatan untuk membayar seluruh pengeluarannya
melalui beberapa macam jenis pajak dan apabila terjadi defisit maka defisit
tersebut akan dibiayai melalui pinjaman.
Adam Smith mengemukakan teori bahwa pemerintah hanya mempunyai tiga
fungsi:
a. Fungsi pemerintah untuk memelihara keamanan dalam negeri dan pertahanan.
b. Fungsi pemerintah untuk menyelenggarakan peradilan.
c. Fungsi pemerintah untuk menyediakan barang-barang yang tidak disediakan.
Peran pemerintah dalam perekonomian modern terbagi menjadi peran alokasi,
peran distribusi dan peran stabilisasi.
Kegagalan pemerintah dikarenakan beberapa faktor yang mengakibatkan
peningkatan kesejahteraan masyarakat menuju kondisi Pareto optimal tidak dapat
tercapai.

EFISIENSI PASAR

Efisiensi Pareto
Efisiensi Pareto terjadi apabila alokasi dari kekayaan tidak membuat seseorang
sejahtera dengan membuat orang lain dirugikan
Terdapat 2 prinsip yang perlu diperhatikan dalam teori fundamental dari ekonomi
kesejahteraan: teori pertama, menjelaskan kepada kita bahwa ekonomi adalah
persaingan (dan kondisi yang memuaskan) adalah efisien Pareto, dan teori kedua
mengimplikasikan setiap alokasi efisiensi Pareto dapat dicapai oleh mekanisme
pasar yang desentralisasi
Efisiensi menurut perspektif pasar tunggal terjadi pada saat marginal benefit sama
dengan marginal cost.

Analisis Efisiensi Ekonomi


Terdapat 3 (tiga) aspek dari Pareto Efficiency. Pertama, efisien dalam pertukaran.
Kedua, efisien dalam produksi. Ketiga, efisiensi dalam keseluruhan (overall/mix
efficiency).
Efisiensi dalam pertukaran adalah suatu pengalokasian sejumlah barang yang
tertentu jumlahnya dalam suatu ekonomi pertukaran disebut (pareto) efisien jika,
melalui realokasi barang-barang, tidak seorang individupun dapat memperoleh
kesejahteraan tanpa mengurangi kesejahteraan individu lainnya.
Efisiensi dalam produksi terjadi apabila dalam suatu masyarakat dengan dalam
mengalokasikan sumber-sumber produksi jika tidak ada suatu barang yang dapat
diproduksi tanpa keharusan mengu-rangi produksi barang lainnya.
Efisiensi keseluruhan dalam suatu ekonomi adalah jika tidak seorangpun yang
dapat ditingkatkan kesejahteraannya dengan tanpa membuat kesejahteraan yang
lainnya berkurang.

KEGAGALAN PASAR

Hak Milik, Paksaan Kontrak dan Kegagalan Pasar


Pemerintah harus aktif melindungi warga negara dan hak milik, pelaksanaan
kontrak, dan mendefinisikan hak milik yang tersedia sebagai dasar bekerjanya
semua ekonomi pasar.
Terdapat 6 (enam) faktor penyebab kegagalan pasar yaitu:
a. Kegagalan dari persaingan (failure of competition).
b. Adanya barang publik (public good).
c. Eksternalitas.
d. Pasar tidak lengkap.
e. Kegagalan informasi.
f. Adanya pengangguran, inflasi, dan ketidakseimbangan (unemployment, and
other macroeconomic disturbances).

Peran Pemerintah dalam Redistribusi


Salah satu peran penting dari pemerintah adalah kegiatan dalam mengadakan
redistribusi pendapatan atau mentransfer pendapatan. Hal ini memberikan koreksi
terhadap distribusi pendapatan yang ada di masyarakat.
Terdapat dua aspek analisis dari sektor publik yaitu pendekatan normatif yang
memfokuskan pada apa yang harus dilakukan pemerintah dan pendekatan positif
yang memfokuskan pada penggambaran dan penjelasan secara nyata apa yang
dilakukan pemerintah dan konsekuensinya.

EFISIENSI DAN KEMERATAAN

Efisiensi, Distribusi, dan Pilihan Sosial


Terdapat trade-off antara kemerataan dan efisiensi.
Kurva indifferen untuk individu menggambarkan bagaimana mereka membuat
trade-off antara barang yang berbeda, kurva kepuasan sosial menggambarkan
bagaimana masyarakat membuat trade-off antara tingkat kepuasan dari individu
yang berbeda.
Fungsi kesejahteraan sosial menyediakan sebuah dasar untuk merangking beberapa
alokasi dan sumber daya dan kita memilih alokasi yang menghasilkan tingkat
tertinggi dari kesejahteraan masyarakat. Prinsip Pareto mengatakan kita harus
memilih alokasi yang paling sedikit dari beberapa individu better off dan tidak
seorangpun worse off. Ini berarti bahwa jika beberapa individu kepuasannya
meningkat dan tidak seorangpun kepuasannya menurun kesejahteraan sosial
meningkat.

Menganalisis Pilihan Sosial dan Pilihan Sosial dalam Praktek


Jika proyek tidak Pareto improvement, pendekatan umum yang digunakan adalah
menggunakan efek efisiensi dan pemerataan. Jika proyek sebuah proyek
mempunyai keuntungan bersih yang positif dan mengurangi ketidakmerataan,
maka proyek dijalankan dan sebaliknya. Dan Jika efisiensi menunjukkan
keuntungan tetapi kemerataan banyak yang hilang, maka terdapat trade-off secara
umum akan diterapkan kebijakan sistem pajak untuk redistribusi pendapatan.
Cara yang standar yang dapat dilakukan untuk mengukur keuntungan (benefit) dari
beberapa program atau proyek khususnya individu, adalah dalam bentuk
“willingness to pay”.
Keuntungan sosial diukur oleh tambahan keuntungan yang diterima oleh semua
individu. Jumlah yang diperoleh menunjukkan kemauan membayar total dari
semua individu di masyarakat. Perbedaan antara kemauan membayar dan biaya
total dari proyek dapat disebut sebagai efek efisiensi dari proyek.

TEORI BARANG PUBLIK

Barang Publik dan Syarat Efisiensi untuk Barang Publik


Terdapat dua bentuk dasar dari kegagalan pasar terkait dengan barang publik:
underconsumption dan undersupply. Dalam kasus barang nonrival, exclusion
adalah tidak diinginkan karena menghasilkan underconsumption. Tetapi tanpa
exclusion, yang mana terdapat masalah undersupply.
Keengganan individu berkontribusi secara sukarela untuk menyediakan barang
publik akan menimbulkan masalah free rider.
Barang publik murni adalah barang publik di mana biaya marginal untuk
menyediakannya terhadap tambahan orang adalah nol dan di mana tidak mungkin
melarang orang untuk menerima barang. Pertahanan nasional adalah salah satu dari
sedikit contoh barang publik murni.
Barang publik murni disediakan secara efisien ketika penjumlahan dari tingkat
marginal substitusi (atas semua individu) adalah sama dengan transformasi
marginal
Kurva permintaan untuk barang publik atau Kurva permintaan kolektif adalah
penjumlahan secara vertikal dari permintaan individu yang ada dalam masyarakat.

Barang Privat yang Disediakan oleh Publik


Jika barang privat bebas tersedia maka akan terjadi over-consumpption. Ketika
individu tidak membayar untuk mendapatkan barang, dia akan meminta sampai
pada titik di mana keuntungan marginal yang dia terima dari barang tersebut sama
dengan nol.
Kesejahteraan yang hilang dapat diukur oleh perbedaan individu yang ingin bayar
dengan peningkatan output dan biaya produksi meningkat.
Pemerintah menentukan cara untuk membatasi konsumsi. Metode untuk
membatasi konsumsi barang disebut rationing system. Harga menyediakan satu
rationing system. Kedua, cara umum untuk me-rationing barang publik adalah
ketentuan yang seragam bagi penawaran barang dalam jumlah yang sama untuk
setiap orang. Seperti penyediaan pada tingkat yang seragam untuk bebas
pendidikan bagi semua individu meskipun individu ada yang menyukai lebih atau
sedikit. Keuntungan utama dari ketentuan publik bagi barang; tidak mengikuti
untuk beradaptasi terhadap perbedaan kebutuhan individu dan hasrat seperti dalam
pasar privat

TEORI PILIHAN PUBLIK

Mekanisme Publik untuk Alokasi Sumberdaya


Tidak seperti pengeluaran dalam barang swasta yang konvensional, yang
ditentukan melalui sistem harga, pengeluaran barang publik ditentukan melalui
proses politik.
Penentuan penyediaan barang publik melalui sistem mayoritas sederhana dapat
menimbulkan masalah karena adanya Arrow Paradoks, kecuali pada masyarakat
yang sangat homogen di mana preferensi mereka semuanya sama sehingga dapat
dilakukan pemilihan secara aklamasi.
Alternatif untuk Penentuan Pengeluaran Barang Publik
Teori pengeluaran pemerintah yang di kemukakan oleh Lindahl adalah teori yang
sangat berguna untuk membahas penyediaan barang publik yang optimum dan
secara bersamaan juga membahas mengenai alokasi pembiayaan barang publik
antara anggota masyarakat. Kelemahan teori Lindahl adalah karena teori ini hanya
membahas mengenai barang publik tanpa membahas mengenai penyediaan barang
swasta yang dihasilkan oleh sektor swasta.
Tidak tersedianya gambaran yang cukup dari proses politik. Keluaran dari proses
politik. dalam pandangan ini, merefleksikan kekuatan politik dari kelompok
kepentingan spesial.
Kelompok kepentingan mempunyai power yang ditunjukkan melalui:
a. Biaya yang rendah untuk memilih dan mendapatkan informasi, khususnya untuk
pemilih yang mendukung aktivitas mereka. Mereka menyediakan informasi, dan
kadang mereka menyediakan transportasi, perawatan anak, dan yang lainnya.
b. Penyediaan informasi bagi si politisi,
c. Penyuapan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada politisi.
Pemerintahan yang efektif tergantung pada kualitas pelayanan terhadap
masyarakat/publik

PRODUKSI PUBLIK DAN BIROKRASI

Monopoli Alamiah: Produksi Publik Barang-Barang Swasta serta Perbandingan


Efisiensi pada Sektor Publik dan Swasta
Monopoli alamiah adalah produksi yang dikuasai oleh satu perusahaan. Karena
banyaknya output yang diproduksi seiring dengan menurunnya biaya produksi,
maka perusahaan pada monopoli alamiah memiliki struktur biaya menurun
Ada beberapa pembatas yang mengakibatkan mengapa perusahaan pemerintah
cenderung kurang efisien daripada perusahaan swasta, namun ada beberapa
pengecualian yang membuktikan ketidakbenar-an pendapat tersebut.

Sumber Ketidakefisienan pada Sektor Publik, Korporatisasi dan Perkembangan


Konsensus pada Peran Pemerintah dalam Produksi
Alasan inefisiensi pada sektor publik :
a. Perbedaan organisasi :
1) Mendapat subsidi pemerintah, tidak akan bangkrut.
2) Lebih berorientasi politik.
3) Tidak adanya kompetisi.
4) Pembatasan pegawai (pegawai tidak dapat dipecat, gaji lebih rendah).
5) Prosedur pembelian lebih rumit.
6) Pembatasan anggaran.
b. Perbedaan individu
1) Tidak adanya insentif.
2) Tujuan birokrat : memaksimumkan organisasi.
Ada beberapa alasan mengapa pada tahap korporatisasi, efisiensi sering tercapai,
antara lain adanya kebebasan bertindak, perbedaan usaha, dan dana yang terbatas.
Alasan lain, jika tanpa motif keuntungan, maka pencapaian hasil tidak akan
optimal. Para pekerja pada perusahaan pemerintah bekerja lebih baik setelah
menjadi perusahaan swasta, karena mendapat pendapatan yang lebih tinggi.
Peranan pemerintah dalam produksi merupakan debat yang tiada habisnya. Ada
konsensus bahwa pemerintah seharusnya tidak terlibat dalam produksi barang
swasta umum. Atau dapatkah tercapai efisiensi dengan cara korporatisasi? Sangat
sulit mengukur performa dari sektor publik dan sektor swasta dan sangat tidak
mungkin semua produksi dikompetisikan, walaupun sudah ada beberapa yang saat
ini mulai terbuka kompetisi, misalnya pada sektor komunikasi, kesehatan dan
pendidikan.

EKSTERNALITAS DAN LINGKUNGAN PENDAHULUAN

Problem Eksternalitas dan Solusi Swasta terhadap Eksternalitas


Ketika transaksi antara pembeli dan penjual secara langsung berdampak pada
pihak ketiga, maka dampak itu disebut suatu eksternalitas. Eksternalitas negatif,
seperti polusi, menyebabkan kuantitas optimal secara sosial dalam pasar menjadi
lebih kecil daripada kuantitas ekuilibrium. Eksternalitas positif, seperti limpahan
manfaat dari adanya teknologi, menyebabkan kuantitas optimal secara sosial dalam
pasar menjadi lebih besar daripada kuantitas ekuilibrium.
Mereka yang terkena eksternalitas kadang-kadang dapat menyelesai-kan masalah
itu secara privat (tanpa campur tangan pemerintah). Misalnya, ketika suatu bisnis
memberikan dampak negatif kepada bisnis lain, maka kedua bisnis itu dapat
menginternalisasikan eksternalitas itu dengan cara bergabung (merger). Atau,
pihak-pihak yang terlibat dapat menyelesaikan masalah dengan berunding untuk
mencapai suatu perjanjian. Menurut teorema Coase, bila orang dapat tawar-
menawar tanpa menimbulkan biaya, maka mereka selalu dapat mencapai
persetujuan yang menghasilkan alokasi efisien. Namun dalam banyak kasus,
kesepakatan di antara banyak pihak sulit tercapai. Dengan demikian teorema Coase
tidak dapat diterapkan.
Bila pihak-pihak privat tak dapat menangani efek-efek eksternal, seperti polusi,
maka sering pemerintah campur tangan. Kadang-kadang pemerintah
menghindarkan aktivitas yang secara sosial tidak efisien dengan menerapkan
regulasi. Kadang-kadang pemerintah menginternalisasikan eksternalitas dengan
pajak Pigovian. Kebijak-an publik lain adalah dengan menerbitkan izin. Misalnya,
pemerintah dapat melindungi lingkungan dengan menerbitkan sejumlah terbatas
izin polusi. Hasil akhir dari kebijakan ini kira-kira sama dengan hasil yang
diperoleh dari penerapan pajak Pigovian pada penghasil polutan.

Solusi Publik Terhadap Eksternalitas dan Peraturan Pemerintah untuk Melindungi


Lingkungan Ada beberapa metode bagi pemerintah untuk mengatasi eksternalitas
lingkungan: pajak, subsidi dan peraturan pemerintah.
Pajak akan dikenakan pemerintah bila perusahaan penyebab polusi memproduksi
di atas ambang (Q0). Penerimaan pajak digunakan untuk memberikan kompensasi
kepada pihak yang terkena polusi. Keuntungan bagi masyarakat adalah kerugian
bagi pengusaha karena berkurangnya produksi dan keuntungan masyarakat karena
berkurangnya polusi.
Subsidi dapat dilakukan oleh pemerintah dengan mengeluarkan peraturan untuk
mengatasi eksternalitas untuk mengurangi polusi dalam jumlah tertentu atau
pengenaan hukuman bila melakukan pelanggaran. Kelemahan cara ini untuk
meningkatkan efisiensi penggunaan sumber-sumber ekonomi adalah justru
timbulnya inefisiensi apabila ada dua pabrik atau lebih yang menimbulkan polusi.
Peraturan Pemerintah, baik nasional maupun internasional, telah banyak yang
dikeluarkan untuk melindungi lingkungan dari eksternalias negatif. Sudah
beberapa kesepakatan dan peraturan dibuat untuk melindungi lingkungan regional
dan global terhadap polusi. Antara lain terkait hal penanggulangan polusi udara,
air, tanah, hujan asam, sampah beracun serta perlindungan terhadap flora dan fauna
yang sudah langka.
Sumber buku Ekonomi Publik karya Ds Priyarsono

Anda mungkin juga menyukai