Anda di halaman 1dari 10

RESUME NASKAH AKADEMIK PERATURAN DAERAH KOTA

BANDUNG NOMOR 13 TAHUN 2017


(Tugas Mata Kuliah Formulasi Kebijakan)

FLORENCIA GABRIELLA SIAHAAN


170110170068

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
ADMINISTRASI PUBLIK
2019
PENDAHULUAN

Dewasa ini, Indonesia menduduki urutan ketiga negara dengan jumlah


komsumsi rokok terbesar di dunia. Terdapat sekitar 20% dari total perokok di
Indonesia merupakan remaja dengan rentang usia 13-15 tahun. Data Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan peningkatan jumlah yang dua kali
lipat dari sebelumnya pada tahun 2016. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan Kota
Bandung (DKKB) mulai mensosialisasikan kepada masyarakat Naskah Akademik
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR).
Berdasarkan "Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan" yang sudah ditetapkan,
kehadiran Naskah Akademik menjadi suatu keharusan dalam menyusun
peraturan perundang-undangan. Dinyatakan dalam Pasal 43 ayat (3) bahwa
Rancangan Undang-Undang (RUU) yang berasal dari DPR atau DPD atau
Presiden wajib disertai "Naskah Akademik". Langkah awal yang dilakukan demi
tujuan yang baik dapat tercapai adalah tahap perencanaa. Penyusunan Naskah
Akademik merupakan bagian dari kegiatan perencanaan penyusunan Perpu.
Lewat kajian dari pembentukan Naskah Akademik diharapkan dapat membentuk
peraturan perundang-undangn yang dapat memenuhi pencapaian tujuan
pembentukannya, dapat diimplementasikan, dan ditegakkan. Berdasarkan
ketentuan Pasal 1 ayat (11) UU 12/2011, menjelaskan bahwa
"Naskah Akademik adalah naskah hasil penelitian atau
pengkajian hukum dan hasil penelitian lainnya mengenai
pengaturan masalah dalam suatu RUU atau Rancangan
Peraturan Perundang-Undnagan lainnya sebagai solusi
terhadap kebutuhan hukum dan permasalahan masyarakat".
Kualitas materi suatu Perpu menjadi hal yang sangat penting sebagai
bagian dari tubuh Perpu itu sendiri. Berkualitas berarti yang berlaku dalam
jangka panjang, berkelanjutan, bersinkronisasi dengan peraturan perundang-
undangan lainnya, serta sinkronisasi antar-norma dalam Perpu itu sendiri.
Menurut Yuliandri dalam Basyir (2014; 290), kualitas dan karakteristik sebuah
undang-undang, bisa dinilai dari sudut pandang tujuan, pelaksanaan, dan
penegakan hukum tercapai atau tidak.
Pentingnya penyusunan naskah akademik dalam proses pembentukan
suatu peraturan perundang-undangan antara lain, yaitu bahwa Naskah akademik
menjadi media nyata untuk partisipasi masyarakat dalam pembentukan peraturan
perundang-undangan bahkan inisiatif penyusunan naskah akademik dapat
berawal dari masyarakat. Dengan begitu, Naskah Akademik menjabarkan
argumen-argumen, fakta-fakta, latar belakang masalah mengapa sangat penting
dan diatur dalam suatu Rancangan Perpu. Manfaat penyusunan Naskah
Akademik ialah dapat mengetahui dengan pasti mengenai argumen pembentukan
sebuah Perpu dan analisis apakah Perpu tersebut memang diperlukan oleh
masyarakat.
Sehubungan dengan dibentuknya Rancangan Peraturan Daerah Kota
Bandung Nomor 13 Tahun 2017 Tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) maka
sesuai dengan ketetapan yang sudah ada dalam maka disusun pula Naskah
Akademik Perda tersebut. Bahasan kali ini akan membahas mengenai Naskah
Akademik tersebut, mulai dari resume secara singkat hingga perkembangan
penyusunanya.
DESKRIPSI SINGKAT

Tingkat perilaku merokok yang ada di Indonesia secara umum dan di


Kabupaten Bandung khususnya sudah sangat mengkhawatirkan. Hal ini dapat
dibuktikan dengan hasil survey di Kabupaten Bandung yang menunjukkan ada
33% penduduk Kabupaten Bandung adalah perokok aktif, termasuk 68% dari
populasi laki-laki dewasa di dalamnya. Selain akan pengaruhnya terhadap status
kesehatan penduduk Kabupaten Bandung, kondisi ini juga memeberitahu tentang
rendahnya capaian beberapa indikator kesehatan Kabupaten Bandung, seperti
cakupan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Untuk menurunkan jumlah perokok aktif maupun pasif dan dapat
meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat Indonesia dan secara khusus Kota
Bandung dibutuhkan upaya yang terintegritas. Pembentukan Kawasan Tanpa
Rokok (KTR) merupakan salah satu program yang diupayakan untuk melindungi
masyarakat dari terpaan asap rokok dan pemblokiran produk tembakau pada
wilayah yang ditentukan. Program KTR pun mulai dilakukan di berbagai daerah
juga oleh pemerintah daerah di Indonesia, termasuk oleh Kabupaten Bandung.
Namun, pemberlakuan KTR memerlukan payung hukum yang kuat didukung
dengan naskah akademik dalam mewujudkan peraturan daerah mengenai KTR.
Tujuan dibentuknya Naskah akademik ini untuk : 1. Mendeskripsikan
kerangka pemikiran dan landasan akademik; 2. Melakukan kajian dan meneliti
materi yang ada dan belum ada dalam Rancangan Perda; 3. Mengamati
keterkaitannya dengan Perpu lainnya; 4. Menyajikan bahan dan data yang
menjadi bahan perbandingan dalam merancang Rancangan Perda.
Sesuai dengan UU 12/2011, susunan sistematik naskah akademik ini
sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan, yang mengevaluasi tentang latar belakang penyusunan
naskah akademik. Dalam bab ini juga dipaparkan mengenai tujuan serta metode
yang digunakan untuk dalam naskah akademik ini.
Bab II : Kajian Teoretis dan Praktik Empiris, yang memaparkan tentang
pentingnya mengatur kawasan tanpa rokok di Kabupaten Bandung.
Bab III : Evaluasi dan Analisis Peraturan Perundangan Terkait; melihat
keterkaitan rancangan Perda dengan peraturan perundang-undangan lainnya.
Bab IV : Landasan Filosopis, Sosiologis dan Yuridis, landasan filosopis sesuai
dengan filosopis Indonesia yaitu Pancasila dan UUD 1945, landasan sosiologis
yaitu dampak merokok terhadap kehidupan social masyarakat, dan landasan
yuridis ketentuan peraturan perundang-undangan seperti UU 12/2011 dan PP
109/2012 pasal 52.
Bab V : Memaparkan tentang ruang lingkup dan pokok apa yang ada dan harus
ada dalam Perda KTR. Di dalamnya juga termasuk bahan-bahan petimbangan
dan pengingat di latar belakang, ringkasan dari ketentuan-ketentuan umum.
Demikian penjelasan singkat Naskah Akademik Rancangan Peraturan
Daerah Nomor 13 Tahun 2017.
PEMBAHASAN

Tingkat perilaku merokok yang ada di Indonesia secara umum dan di


Kabupaten Bandung khususnya sudah sangat mengkhawatirkan. Hal ini dapat
dibuktikan dengan hasil survey di Kabupaten Bandung yang menunjukkan ada
33% penduduk Kabupaten Bandung adalah perokok aktif, termasuk 68% dari
populasi laki-laki dewasa di dalamnya. Selain akan pengaruhnya terhadap status
kesehatan penduduk Kabupaten Bandung, kondisi ini juga memeberitahu tentang
rendahnya capaian beberapa indikator kesehatan Kabupaten Bandung, seperti
cakupan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Oleh karena latar belakang tersebut maka Pemerintah Kota Bandung
menetapkan Perda tentang Kawasan Tanpa Rokok. Kawasan Tanpa Rokok
ditetapkan atas dasar amanah undang-undang yang harus diwujudkan oleh
pemerintahan daerah, Kabupaten Bandung termasuk salah satunya.
Sasaran tujuan Perda dibentuk adalah untuk mengatur perilaku buruk
merokok masyarakat agar tidak mengganggu aktifitas dan kesehatan warga
lainnya di tempat-tempat publik. Ruang lingkup utama Raperda yang dibutuhkan
yaitu pengaturan dan penetapan kawasan tanpa asap rokok, termasuk
pemblokiran perdagangan produk-produk yang mengandung zat adiktif rokok di
wilayah yang akan ditentukan.
Masyarakat yang merokok sekalipun yang ada di Kota Bandung bahkan
setuju dan sependapat tentang pentingnya pengaturan perilaku buruk merokok.
Demikian pula halnya aparat pemangku kepentingan di Kabupaten Bandung
sepakat untuk meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat di wilayah ini melalui
pengaturan Kawasan Tanpa Rokok yang diperluas sesuai kebutuhan Kabupaten
Bandung.
Indonesia yang saat ini menduduki urutan ketiga negara dengan jumlah
perokok terbanyak di dunia. Terdapat sebanyak 20% dari jumlah perokok di
Indonesia diantaranya merupakan remaja usia 13-15 tahun. Berdasarkan Data
Kemenkes RI menunjukkan besaran tersebut mengalami peningkatan hingga dua
kali lipat sampai tahun 2016. Menindak lanjuti hal tersebut, Dinas Kesehatan
(Dinkes) Kota Bandung mulai menggalakkan sosialisasi Naskah Akademik
Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR),
bersama dengan tim peneliti Pusat Studi Sistem Kesehatan dan Inovasi
Pendidikan Tenaga Kesehatan FK UNPAD dan Peneliti Bidang Sosial Puslit
Badan Keahlian DPR RI di Hotel Sukajadi (Humas Dinkes Kota Bandung, 2018)
Bandung.
Penyusunan Raperda tentang KTR tengah disusun setelah diterbitkannya
Peraturan Walikota (Perwal) Nomor 315 Tahun 2017 tentang KTR sejak Maret
2017. Walikota Bandung, Oded M. Danial pada sambutannya yang diwakili
Kepala Dinkes Bandung menyatakan bahwa "tidak ada pilihan lain untuk
mengatasi problema rokok selain berupaya untuk menerapkan aturan KTR".
Kota Bandung sudah selangkah lebih dulu menerapkan KTR, selain
memiliki kebijakan Kawasan Tanpa Rokok, ditetapkan juga Peraturan Walikota
KTR Nomor 315 Tahun 2017 serta dibentuknya Tim Satgas KTR yang bertugas
untuk mensosialisasikan implementasi KTR. Diharapkan upaya-upaya ini akan
membuahkan hasil yang baik. Dengan menerapkan aturan KTR secara konsisten,
akan dpaat menekan perilaku merokok dan penderita penyakit tidak menular
akibat rokok di Kota Bandung secara tahap demi tahap.
Kualitas udara di Bandung tahun 2018 berdasarkan hasil penelitian oleh
Bali Tobacco Control Initiative dan LPA Provinsi Jawa Barat, menyatakan
terdapat 90% kawasan dari 101 tempat di Kota Bandung memiliki kualitas udara
yang rendah/buruk. Kualitas udara di Kota Bandung berada di luar batas toleransi
yang sudah ditetapkan WHO sebelumnya yakni 25 mikrogram/meter kubik.
Kawasan-kawasan dengan kualitas udara terburuk biasanya, seperti di
restoran/tempat hiburan, pasar, dan tempat-tempat umum.
berpatok kepada hal tersebut maka diperlukan 2 hal, yakni
pengimplementasian Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dan penegakkan hukum
melalui Perda Kawasan Tanpa Rokok. Sampai saat ini, upaya yang sedang
dilakukan Kota Bandung untuk implementasi kebijakan KTR adalah melakukan
sosialisasi KTR kepada masyarakat serta penyusunan Perda KTR.
Walaupun begitu, sosialisasi maupun penerapan aturan KTR di Kota
Bandung memberikan hasil yang lebih hingga saat ini. Hasil penelitian kepatuhan
masyarakat terhadap kebijakan KTR yang dilaksanakan pada tahap pertama
Maret 2018 menunjukkan angka 3% akan tetapi setelah Tim Satgas KTR
mengadakan sosialisasi hingga sampai ke tahap keempat pada Oktober 2018
angka tersebut meningkat menjadi 20%.
Peraturan Daerah Kota Bandung tentang KTR mendapat respon yang
positif. Perkembangannya dimulai sejak pembentukan hingga pembentukan
Naskah Akademik cukup baik. Manfaat penyusunan Naskah Akademik ialah
dapat mengetahui dengan pasti mengenai argumen pembentukan sebuah Perpu
dan apakah Perpu tersebut memang dibutuhkan oleh masyarakat dan memberikan
landasan akademik serta kerangka pemikiran pemikiran megenai masalah yang
dibahas dalam Perda. Naskah akademik tidak hanya sekadar formalitas belaka
dalam penyusunan peraturan perundang-undangan. Naskah akademik Perda KTR
tersebut secara nyata kemudian disosialisasikan kepada masyarakat sebagai
upaya menekankan pelaku rokok dan dampak yang ditimbulkan.
Dampak penerapan aturan dan sosialisasi naskah akademik nyata dan
berhasil dapat ditunjukkan dengan persentasi kepatuhan masyarakat hingga
Oktober 2018 yakni sosialisasi tahap keempat mencapai 20%.
PENUTUP
Peraturan Daerah merupakan substansi produk hukum agar pembangunan
untuk kesejahteraan masyarakat suatu daerah dapat diwujudkan. Namun,
efektifitas pelaksanaan sangat tergantung pada implementasi kebijakan dan
penegakan aturan didukung dengan adanya komitmen dan konsistensi seluruh
stakeholder, temasuk birokrat dan masyarakat dalam implementasinya.
Penegakkan peraturan membutuhkan ketegasan dari aparat. Selain itu juga
dibutuhkan kerjasama masyarakat untuk menyelesaikan permasalahan adiksi
bersama-sama tanpa menimbulkan konflik yang tidak perlu. Dukungan sumber
daya baik finansial maupun nonfinansial dari pemerintah dan masyarakat sangat
dibutuhkan dalam mensukseskan implementasi kebijakan tersebut yang bersifat
multi sektor. OPD terkait juga perlu menyusun strategi dan agar tersusun
operasionalisasi perda yang harmonis serta sinergis. Hal-hal tersebut diatas
sangat dibutuhkan dalam mensukseskan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor
13 Tahun 2017 dan mencapai hasil yang diharapkan.
Daftar
Basyir, Abdul. (2014). Pentingnya Naskah Akademik dalam Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan untuk mewujudkan Hukum Aspiratif dan
Responsif. Kajian Hukum dan Keadilan. Vol 2. No. 5 (285-306)
Humas Dinas Kesehatan Kota Bandung. (n.d). Jumlah Perokok Remaja Naik, Perda
KTR Jadi Wajib. Diakses pada 13 September 2019 dari
https://dinkes.bandung.go.id/-dashboard.php?page=pengumuman&id=61
Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun
2017 Tentang Kawasan Tanpa Rokok.
Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2017 Tentang Kawasan Tanpa
Rokok.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan.

Anda mungkin juga menyukai