Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN

Disusun Oleh :

KELOMPOK 3

KELAS : 5/B

MARNIATI BULU 2017610059


FEBRIA NATARA 2017610033
NURUL UMAIRAH KHAIRUDIN 2017610072
MIKAEL DAIRO BILI 2017610065
PATRISIUS OLE NGARA 2017610075
NADIA SRI WUNU 2017610068

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

MALANG

2019
 Kasus = ATRESIA BILIER

Seorang bayi laki-laki berumur 3 bulan datang dibawah keluarganya ke UGD RS dengan
keluhan kuning diseluruh badan. Pasien lahir di klinik bersalin, cukup bulan, lahir secara
spontan dengan letak belakang kepala, ditolong oleh dokter spesialis dengan BB= 3000 gram
dan PB= 49 ccm. Selama hamil ibu pasien menjalani pemeriksaan ANC sebanyak 8x di
dokter spesialis, dan mendapat imunisasi TT sebanyak 2 kali. Selama kehamilan ibu
penderita sehat dan perkembangan kehamilan normal. Ibu mengatakan BAB anaknya
bewarna dempul dan warna urine gelap. Pada Pemeriksaan fisik ditemukan sklera dan kulit
yang ikterus serta pembesaran hati (5-5 cm dibawah arkus kosta). Hasil Lab diperoleh
peningkatan bilirubin direk.

Defenisi Atresia Bilier

 Istilah medis
1. bilirubin direk : Bilirubin adalah pigmen berwarna kuning kecokelatan yang
ditemukan di dalam empedu, darah dan tinja semua orang
2. arkus kosta :
3. ikterus : adalah pewarnaan kuning yang tampak pada sklera dan kulit yang
disebabkan oleh penumpukan bilirubin.

 pertanyaan klinis
1. Defenisi Atresia Bilier
Jawab: Atresia Bilier merupakan kondisi langka dimana terjadi penyumbatan
pada saluran empedu menuju ke hati. Saluran tersebut adalah jalur lalu lintas
cairan empedu dari hati yang disimpan di usus kecil. Cairan tersebut berfungsi
untuk membantu penyerapan zat-zat yang berguna bagi tubuh pada proses
pencernaan. Selain itu juga sebagai medium pembawa racun dan zat sisa
pencernaan ke saluran pembuangan.
2. Faktor penyebab Atresia Bilier?
Jawab:
Belum ditemukan penyebab pasti, mengapa seorang bayi bisa mengalami
atresia bilier. Meski begitu, ada beberapa kondisi yang mungkin memicunya,
seperti mutasi genetis, sistem imun bermasalah, pertumbuhan hati dan saluran
empedu yang tidak normal, paparan bahan kimia beracun pada ibu hamil,
hingga infeksi virus.
3. Apa saja Tanda dan Gejala dari Atresia Bilier?
Jawab
Gejala biasanya timbul dalam waktu 2 minggu setelah lahir, yaitu berupa:
a. Air kemih bayi berwarna gelap
b. Kulit berwarna kuning
c. Tinja berwarna pucat
d. Berat badan tidak bertambah atau penambahan berat badan berlangsung
lambat
e. Hati membesar.
f. Pada saat usia bayi mencapai 2-3 bulan, akan timbul gejala berikut:
1. Gangguan pertumbuhan
2. Gatal-gatal
3. Rewel
4. Tekanan darah tinggi pada vena porta (pembuluh darah yang mengangkut
darah dari lambung, usus dan limpa ke hati).

4. Bagaimana Cara mengatasi Atresia Bilier ?


Jawab
Penyakit atresia bilier mungkin saja berkaitan dengan penyakit hati lainnya.
Guna mengetahui apakah seseorang memiliki penyakit ini, ada beberapa
langkah diagnosa yang harus dilakukan.
Pasien terlebih dahulu akan difoto rontgen atau usg, lalu tes darah, dan biopsy
untuk melihat kondisi hati dan saluran empedunya. Apabila terbukti
bermasalah, maka barulah ditentukan prosedur penanganan untuk mengurangi
dampaknya.

 Asuhan keperawatan
 Pengkajian
Seorang bayi laki-laki berumur 3 bulan datang dibawah keluarganya ke UGD
RS dengan keluhan kuning diseluruh badan. Pasien lahir di klinik bersalin,
cukup bulan, lahir secara spontan dengan letak belakang kepala, ditolong oleh
dokter spesialis dengan BB= 3000 gram dan PB= 49 ccm. Selama hamil ibu
pasien menjalani pemeriksaan ANC sebanyak 8x di dokter spesialis, dan
mendapat imunisasi TT sebanyak 2 kali. Selama kehamilan ibu penderita sehat
dan perkembangan kehamilan normal. Ibu mengatakan BAB anaknya bewarna
dempul dan warna urine gelap. Pada Pemeriksaan fisik ditemukan sklera dan
kulit yang ikterus serta pembesaran hati (5-5 cm dibawah arkus kosta). Hasil
Lab diperoleh peningkatan bilirubin direk.
 Diagnosa
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia dan
gangguan penyerapan lemak, ditandai oleh berat badan turun dan konjungtiva
anemis

 Intervensi
1. kaji distensi abdomen
2. Pantau masukan nutrisi dan perhatikan frekuensi muntah klien
3. Timbang BB setiap hati
4. Berikan diet yang sedikit namun sering
5. Atur kebersihan oral sebelum makan
6. Konsulkan dengan ahli diet sesuai indikasi
7. Berikan diet rendah lemak, tinggi serat, dan batasi makanan penghasil
gas
8. Kolaborasikan pemberian makanan yang mengandung MCT sesuai
indikasi
9. Monitor kadar albumin, protein sesuai program
10. Berikan vitamin-vitamin larut lemak (A, D, E, K)

Anda mungkin juga menyukai