Anda di halaman 1dari 19

TUGAS HIGIENE SANITASI MAKANAN DAN MINUMAN

”Pengemasan”

Disusun Oleh

Rahma Mulya Zein

Elsa Agustine

Bernita Tisya Yulanda

Meisyi Erlanita

M. Yogi Putra Okba

Dosen Pengampuh :

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

PRODI KESEHATAN LINGKUNGAN “A”

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kemasan memang bukan yang utama namun memegang peranan penting dalam mendapatkan hati
konsumen untuk memilih produk tertentu.Kemasan sangat mempengaruhi penampilan produk
sehingga menarik konsumen.Kemasan juga sangat penting dalam menjaga keawetan dan
higienitas produk untuk dalam jangka waktu tertentu. Pengemasan merupakan suatu cara atau
perlakuan pengamanan terhadap makanan atau bahan pangan, agar makanan atau bahan pangan
baik yang belum diolah maupun yang telah mengalami pengolahan, dapat sampai ke tangan
konsumen dengan “selamat”, secara kuantitas maupun kualitas.

Pengemasan memegang peranan penting dalam pengawetan dan mempertahankan mutu bahan
hasil pertanian.Adanya wadah atau pembungkus dapat membantu mencegah atau mengurangi
kerusakan, melindungi bahan pangan yang ada di dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran
serta gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran).Disamping itu pengemasan berfungsi untuk
menempatkan suatu hasil pengolahan atau produk industri agar mempunyai bentuk-bentuk yang
memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi.Dari segi promosi wadah atau
pembungkusan berfungsi sebagtai perangsang atau daya tarik bagi konsumen.Karena itu bentuk,
warna, ukuran, kekuatan dan dekorasi dari kemasan perlu diperhatikan dalam perencanaannya.
Secara tradisional nenek moyang kita menggunakan bahan kemasan alami untuk mewadahi bahan
pangan seperti buluh bambu, daun-daunan,pelepah atau kulit pohon,kulit binatang,rongga batang
pohon,batu,tanah liat,tulang dan sebagainya. Pada industri modern berbagai kemasan dan proses
pengemasan telah beragam. Kemasan dengan variasi atmosfir, kemasan aseptic, kemasan
transportasi dengan suhu rendah dan lain-lain telah memperluas horizon dan cakrawala
pengemasan hasil pertanian.

Di balik kelebihan-kelebihan yang dimiliki bahan kemas, penggunaan bahan kemas yang
sembarangan ternyata dapat memberikan dampak yang buruk bagi lingkungan dan juga kesehatan
manusia.Terdapat beberapa bahan kemasan yang umumnya sulit untuk didegradasikan (diuraikan)
oleh mikro organisme sehingga dapat menimbulkan masalah pencemaran lingkungan.Sedlain itu
beberapa jenis bahan kemasan juga dapat melepaskan senyawa karsinogenik (penyebab dan
pemicu kanker) pada kondisi tertentu.Pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan bahan
kemasan yang masih sangat minim, padahal dalam kehidupan sehari-hari hampir setiap saat
mereka terlibat dengan bahan pangan yang dikemas.Untuk itulah penulis menulis makalah ini,
sebagai salah satu wujud kepedulian penulis terhadap permasalahan yang ditimbulkan akibat
penyalahgunaan bahan kemasan.Dengan ditulisnya makalah ini diharapkan dapat menambah
wawasan pembaca tentang bahan kedmasan dan permasalahan-permasalahan yang
ditimbulkannya, sehingga para pembaca dan penulis khususnya, dapat memanfaatkan bahan
kemasan secara lebih bijaksana demi keselamatan hidup kita dan bumi yang kita tempati ini.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini yaitu :

a. Apa pengertian dari pengemasan?

b. Apa fungsi dari pengemasan?

c. Seperti apa pengemasan plastik, kertas, dan logam (kaleng) ?

1.3 Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah ini :

a. Untuk mengetahui pengertian dari pengemasan.

b. Untuk mengetahui fungsi pengemasan.

c. Untuk mengetahi pengemasan plastik, kertas, dan logam (kaleng).


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Pengemasan
Pengemasan merupakan suatu tindakan atau perlakuan pengamanan terhadap bahan atau produk,
agar bahan atau produk baik olahan atau mentah dapat sampai ke konsumen dengan selamat secara
kuantitas dan kualitas.Adapun fungsi dari pengemasan suatu bahan atau produk adalah mengatur
interaksi antara bahan pangan dengan lingkungan sekitar, sehingga menguntungkan bagi bahan
pangan, dan menguntungkan bagi manusia yang mengkonsumsi bahan pangan. Interaksi bahan
dengan lingkungan yang dimaksud adalah;

1. Interaksi massa :
– Kontaminasi mikrobia (jamur, bakteri, dll).
– Kontaminasi serangga.
– Penambahan air atau menguapnya air.
– Benturan / gesekan.
2. Interaksi cahaya :
– Oksidasi terhadap lemak, protein, vitamin, dll.
3. Interaksi panas :
– Terjadi gosong, perubahan warna.
– Rusaknya nutrisi, case hardening dll.

B. Fungsi Kemasan

Proses kemasan melibatkan kegiatan mendesain dan memproduksi, fungsi utama dari

kemasan sendiri yaitu untuk melindungi produk agar produk tetap terjaga kualitasnya.

Fungsi yang paling mendasar dari kemasan adalah untuk mewadahi dan melindungi produk

dari kerusakan-kerusakan, sehingga lebih mudah disimpan, diangkut dan dipasarkan. Secara

umum fungsi pengemasan pada bahan pangan adalah :


Dengan fungsi sebagaimana diatas pengemasan bertujuan sebagai berikut;

 Membuat umur simpan bahan pangan menjadi panjang.


 Menyelamatkan produksi bahan pangan yang berlimpah.
 Mencegah rusaknya nutrisi/ gizi bahan pangan.
 Menjaga dan menjamin tingkat kesehatan bahan pangan.
 Memudahkan distribusi/ pengangkutan bahan pangan.
 Mendukung perkembangan makanan siap saji.
 Menambah estetika dan nilai jual bahan pangan.
 Mewadahi produk selama distribusi dari produsen hingga kekonsumen, agar produk tidak

tercecer, terutama untuk cairan, pasta atau butiran

 Melindungi dan mengawetkan produk, seperti melindungi dari sinar ultraviolet, panas,

kelembaban udara, oksigen, benturan, kontaminasi dari kotoran dan mikroba yang dapat

merusak dan menurunkan mutu produk.

 Sebagai identitas produk, dalam hal ini kemasan dapat digunakan sebagai alat komunikasi dan

informasi kepada konsumen melalui label yang terdapat pada kemasan.

 Meningkatkan efisiensi, misalnya : memudahkan penghitungan (satu kemasan berisi 10, 1

lusin, 1 gross dan sebagainya), memudahkan pengiriman dan penyimpanan. Hal ini penting

dalam dunia perdagangan.

 Melindungi pengaruh buruk dari luar, Melindungi pengaruh buruk dari produk di dalamnya,

misalnya jika produk yang dikemas berupa produk yang berbau tajam, atau produk berbahaya

seperti air keras, gas beracun dan produk yang dapat menularkan warna, maka dengan

mengemas produk ini dapat melindungi produk-produk lain di sekitarnya.

 Memperluas pemakaian dan pemasaran produk, misalnya penjualan kecap dan sirup

mengalami peningkatan sebagai akibat dari penggunaan kemasan botol plastik.

 Memberi kenyamanan bagi pemakai.


Secara garis besar pengemasan berfungsi untuk menempatkan suatu hasil pengolahan atau

produk industri agar mempunyai bentuk-bentuk yang memudahkan dalam penyimpanan,

pengangkutan dan distribusi. Dari segi promosi wadah atau pembungkus berfungsi sebagai

perangsang atau daya tarik pembeli.

Untuk dapat mencapai tujuan dari pengemasan maka pengemasan bahan pangan harus memenuhi
beberapa kondisi atau aspek Bahan – bahan kemasan yang banyak beredar dipasaran dan umum
digunakan dalam pengemasan produk-produk hasil pertanin dan bahan pangan olahan adalah
gelas, kertas, logam dan plastik (Osborne,1980) harus memenuhi persyaratan seperti;

 Memiliki permeabilitas (kemampuan melewatkan) udara yang sesuai dengan jenis bahan pangan
yang akan dikemas.
 Harus bersifat tidak beracun dan inert (tidak bereaksi dengan bahan pangan).
 Harus kedap air.
 Tahan panas.
 Mudah dikerjakan secara masinal dan harganya relatif murah.
Dengan banyaknya persyaratan yang diperlukan bagi bahan kemas,maka tentu saja bahan kemas
alami tidak akan dapat memenuhi sebagian besar persyaratan tersebut.Karena itu manusia dengan
bantuan teknologi berhasil membuat bahan kemas sintetik yang dapat memenuhi sebagian besar
dari persyaratan minimal yang diperlukan (Syarief,1989).

C. Jenis-Jenis Pengemasan

Jenis yang dapat terurai

Sebagian besar bahan kemas yang ada saat ini memiliki sifat sulit untuk terdedgradasi (terurai).
Bahan kemas yang bersifat mudah terurai yaitu sebagai berikut;

1. Daun
Digunakan secara luas, bersifat aman dan bio-degradable, yang biasanya berupa daun pisang, daun
jati, daun bambu, daun jagung dan daun palem. Lebih aman digunakan dalam proses pemanasan
dibanding plastik.
2. Gerabah
Digunakan sejak zaman dahulu, aman bagi bahan pangan asal tidak mengandung timbal.Gerabah
yang diglasir bersifat kedap air, kedap udara, mampu menghambat mikrobia, dan bersifat dingin
sehingga cocok untuk mengemas bahan pangan seperti saus, madu, anggur, minyak, curd/dadih
dll.

Jenis pengemasan yang sulit terurai

Berikut adalah beberapa bahan kemas yang bersifat sulit terdegradasi (terurai);

1. Gelas
Sebagai bahan kemas gelas mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan seperti inert (tidak
bereaksi) kuat, tahan terhadap kerusakan,sangat baik sebagai barier terhadap benda padat,cair dan
gas. Sifat gelas yang transparan menguntungkan dari segi promosi disamping itu beberapajenis
gelas seperti pyrex tahan terhadap suhu yang tinggi. Kelemahan kemasan gelas yaitu mudah pecah
dankurang baik bagi produk-produk yang peka terhadap penyinaran (ultra violet).
 Terbuat dari campuran pasir C2O, soda abu, dan alumina.
 Bersifat inert (tidak bereaksi dengan bahan pangan)
 Kuat (tahan terhadap kerusakan akibat pengaruh waktu)
 Transparan (bentuk dan warna bahan pangan dapat dilihat).
 Kelemahannya adalah mudah pecah, tidak dapat digunakan untuk bahan pangan yang peka
terhadap sinar.
 Agar tidak mudah pecah sebaiknya bagian permukaan gelas dilapisi dengan lilin (wax) dan silika
yang halus.
Kemasan gelas berkembang terus, mulai dari bejana sederhana hingga berbagai bentuk kemasan
yang sangat menarik walaupun kemasan gelas terus bersaing dengan bahan kemasan lainnya
(Osborne,1980). Menurut Hanlon (1971),gelas bukan merupakan bahan kristal,sehingga lebih
tepat disebut cairan beku. Dalam proses pembuatannya bahan gelas mengalami proses annelling
pada suhu 540 – 570° C. Penggunaan bahan gelas untuk bahan pangan yang memerlukan
pasteurisasi dan sterilisasi sangat tepat.

2. Kertas
Selain untuk media komunikasi atau media cetak, kertas digunakan menjadi
bahan pengemas.Pada abad ke 19 kertas menggantikan peranan kemasan dari tanah liat, gelas
dan kaleng.Pada abad ke 19 itu pula karton mulai berkembang dalam bentuk kantong kertas
dan kardus.Jenis-jenis kertas kemudian lebih beragam mulai dari kertas karton, kertas tulis, kraft,
kertas label, kertas tahan minyak (lemak), hingga berbagai jenis karton. Secara berangsur-angsur
sebagai bahan kemas, kemasan kertas mendapat saingan dari bahan kemas lain terutama
plastik.Kertas dan karton dapat dibuat lembaran – lembaran dan gulungan, karena itu
memungkinkan untuk dilakukan proses laminasi sehingga kertas banyak dikombinasikan dengan
bahan lain yang kedap udara dan tahan air.
 Kertas “greaseproof”, dapat digunakan sebagai pengemas utama mentega, margarin, daging, kopi,
dan gula-gula. Mirip kertas karton namun memiliki kekedapan terhadap perembesan lemak.
 Kertas “glassine”, dibuat 80% dari kertas greaseproof namun memiliki ketahanan terhadap udara
dan lemak yang kuat, permukaanya halus, serta mengkilat. Sering digunakan untuk mengemas roti
yang berkadar lemak tinggi.
 Kertas “kraft”, kertas yang dibuat dari bubur sulfat dan kayu kraft (yang berasal dari Swedia dan
Jerman). Memiliki sifat yang lebih kuat dari kertas Glassine, sehingga bahan pangan yang
dibungkus dengan kertas ini akan tetap kering lebih-lebih bila permukaannya dilem dengan resin.
Kertas ini biasanya digunakan untuk mengemas keju di negara-negara eropa.
Kantung kertas merupakan salah satu kemasan tertua yang masih tetap popular.Sedangkan amplop
adalah kantung kertas yang mempunyai bentuk khusus,sangat umum digunakan untuk
pembungkus surat. Kedua jenis pembungkus ini dinilai cukup murah, baik harganya maupun
ongkos untuk pengangkutannya. Mempunyai rasio bobot (perbandingan antara berat kemasan
dengan berat produk yang dikemas) yang rendah. Seperti juga amplop, kantung kertas dapat
dibedakan atas beberapa jenis rempah dan berbagai jenis tepung (Syarief,1989).

Karton lipat merupakan jenis pengemas yang popular karena mempunyai sifat praktis, murah dan
mudah dilipat sehingga hanya memerlukan sedikit ruang dalam pengangkutan dan
penyimpanan.Demikian pula dalam pencetakan dan penggrafiran dapat dilakukan untuk
meningkatkan penampilan produk.Pemakaian yang luas dari jenis kemasan ini disebabkan oleh
banyaknya variasi dalam hal model, bentuk dan ukuran dengan karakteristik yang khusus. Dalam
perdagangan karton lipat dikenal dengan nama FC (Folding Carton).

3. Edible film
 Digunakan untuk mengemas bahan pangan tepung, seperti tepung terigu atau tepung tapioka.
Dibuat dalam bentuk kantung-kantung yang berkapasitas 10–50 kg.
 Kelebihannya adalah tidak mudah sobek/ kuat kainnya, flesibel, mudah dicetak dan murah
harganya.
 Kelemahannya : memiliki permiabilitas udara yang jelek dan tidak kedap air.
Edible film adalah bahan pengemas organik yang dapat dimakan sekaligus dengan bahan pangan
yang dikemasnya, biasa terbuat dari senyawa polisakarida dan turunan lemak.ahan yang
digunakan antara lain polisakarida yang berasal dari rumput laut (agarose, karaginan, dan alginat),
polisakarida pati, amilosa film, gelatin, gum arabik, dan turunan monogliserida. Contoh
pengemasan edible film adalah pada sosis, permen, kapsul minyak ikan, sari buah dan lain-lain.
5. Karton
Karton sebenarnya merupakan bagian dari kertas namun lebih sering berfungsi sebagai wadah luar
atau sebagai penyokong wadah utama dalam pengemasan bahan pangan agar lebih kuat,
dan rigid.arton memiliki kelebihan antara lain elastisitas lebih baik dibanding kayu, dapat dicetak
pada permukaannya, dapat dikerjakan secara masinal, pemakaiannya mudah, dan dapat dilipat
sehingga tidak memerlukan ruang luas.
6. Logam
Beberapa keuntungan dari kemasan logam (kaleng) untuk makanan dan minuman yaitu
mempunyai kekuatan mekanik yang tinggi, mempunyai sifat sebagai barrier yang baik khususnya
terhadap gas,uap air,jasad renik,debu dan kotoran sehingga cocok untuk kemasan hermitis.
Disamping itu walaupun mempunyai resiko adanya pengikisan atau migrasi unsur-unsur logam,
akan tetapi tosisitasnya relatif rendah,tahan terhadap perubahan atau keadaan suhu yang ekstrim
dam mempunyai permukaan yang ideal untuk pemberian dekorasi dalam labeling.

 Bahan yang sering dipakai : Kaleng (tin plate) dan almunium.


 Tin plate adalah wadah yang terbuat dari baja yang dilapisi timah putih yang tipis, bagian dalamnya
juga dilapisi dengan lapisan email.
 Lapisan email tersusun atas senyawa oleoresin, fenolik, vinil, dan lilin. Fungsi email adalah untuk
mencegah korosi dan mencegah kontak antara metal dengan bahan pangan. Misalnya email fenolik
digunakan untuk melapisi kaleng pengemas bahan ikan dan daging.
Kemasan kaleng umumnya digunakan untuk berbagai produk yang mengalami proses sterilisasi
termal. Pada mulanya kemasan kaleng dibuat dari plat timah (tin plate) yang terdiri dari lembaran
dasar baja dilapisi timah putih dengan cara encelupan dalam timah cair panas (hot dipping) atau
dengan proses elektrolisa yaitu menggunakan listrik galvanis sehingga menghasilkan lapisan timah
yang lebih tipis standar,seperti misalnya kaleng baja bebas timah (tin free steel),kaleng tiga lapis
(three piece cans), dan kaleng lapis ganda (two piece cans) (Syarief,1989).

Aluminium adalah logam yang lebih ringan dari baja, mempunyai daya korosif oleh atmosfir yang
rendah, mudah dilekuk-lekukkan sehingga lebihmudah berubah bentuknya, tidak berbau, tidak
berasa, tidak beracun dan dapat menahan masuknya gas. Aluminium lebih sukar disolder sehingga
sambungan-sambungannya tidak dapat rapat. Kemasan yang dibuat dari alumiun dapat
menyebabkan patahan – patahan jika terlipat, sehingga dapat menimbulkan lubang-lubang.

 Aluminium memiliki keuntungan sebagai bahan pengemas, yaitu memiliki berat yang lebih ringan
dibanding baja.
 Aluminium juga mudah dibentuk sesuai keinginan.
 Aluminium lebih tahan korosi karena bisa membentuk aluminium oksida.
 Kelemahan aluminium adalah mudah berlubang dibanding baja dan lebih sukar disolder sehingga
sambungan kemasan tidak benar-benar rapat.
Pada umumnya penggunaan alumium secara komersial memerlukan sifat-sifat khusus yang
mungkin tidak menguntungkan bila digunakan aluminium yang murni. Penambahan komponen
campuran dapat memperbaiki sifat-sifatnya dan daya tahan korosi. Bahan –bahan yang umum
digunakan sebagai campuran diantaranya adalah tembaga, magnesium, mangan khronium, seng,
besi dan titanium. Sifat-sifat yang spesifik dari aluminium memungkinkan penmggunaan logam
terbebut sebagai tutup kaleng kemasan berbagai jenis makanan dan minuman atau untuk tube
logam lunak / collapsible tube ( Iskandar ,1987).

Foil adalah bahan kemasan dari logam, berupa lembaran aluminium ayng padat dan tipis dengan
ketebalan kurang dari 0,15 mm. Mempunyai kekerasan yang berbeda-beda,yaitu dari mulai yang
sangat lunak sampai yang keras. Foil mempunyai sifat yang hermetis, fleksibel, tidak tembus
cahaya (cocok untuk kemasan margarin dan yoghurt). Pada umumnya digunakan sebagai bahan
pelapis (laminan) yang dapat ditepatkan pada bagian dalam (lapisan dalam) atau lapisan tengah
sebagai penguat yang dapat melindungi kemasan (Syarief,1989)

7. Plastik
Penggunaan plastik dalam pengemasan sebenarnya sangat terbatas tergantung dari jenis
makanannya. Kelemahan plastik adalah tidak tahan panas, tidak hermetis (plastik masih bisa
ditembus udara melalui pori-pori plastik), dan mudah terjadi pengembunan uap air didalam
kemasan ketika suhu turun. Penggunaan plastik sebagai kemasan dapat berupa kemas bentuk
(flexible) atau sebagai kemas kaku. Makanan padat yang umumnya memiliki umur simpan pendek
atau makanan yang tidak memerlukan perlindungan yang hebat dikemas dengan kemasan bentuk.
Akan tetapi makan cair dan maka padat yang memerlukan perlindungan yang kuat perlu dikemas
dengan kemasan kaku dalam bentuk botol, jerigen, kotak atau bentuk lainnya (Suryati dan
Setiawan ,1987).

Berbagai jenis kemasan bentuk muncul dengan pesat seperti polietilen, polipropilen, polyester
nilon dan film vinil. Sebagai bahan pengemas ,plastik dapat digunakan dalam bentuk
tunggal,komposit atau berupa lapisan – lapisan (multi lapis) dengan bahan lain (kertas,aluminium
foil ). Kombinasi tersebut dinamakan laminasi yang diproses baik dengan cara laminasi akstrusi
maupun laminasi adhesif. Dengan demikian kombinasi dari berbagai ragam plastik dapat
menghasilkan ratusan jenis kemasan. Berdasarkan sifat-sifatnya terhadap perubahan suhu maka
plastik dapat dibagi dua, yaitu :

 Termoplastik: meleleh pada suhu tertentu, melekat mengikuti perubahan suhu, dan mempunyai
sifat dapat balik (reversible) kepada sifat aslinya, yaitu kembali mengeras bila didinginkan.
 Termoset atau Termodursinable : tidak dapat mengikuti perubahan suhu, bila sekali pengerasan
telah terjadi maka bahan tidak dapat dilunakkan kembali (non reversible). Pemanasan yang tinggi
tidak akan melunakkan termoset melainkan akan membentuk arang dan terurai, karena sifatnya
yang demikian sering digunakan sebagai tutup ketel, seperti jenis-jenis melamin.
Penggunaan plastik untuk kemasan makanan cukup menarik karena sifat-sifatnya yang
menguntungkan, seperti luwes (mudah dibentuk), mempunyai adaptasi yang tinggi terhadap
produk, tidak korosif seperti kemasan logam, serta mudah dalam penanganannya. Di dalam
perdagangan dikenal plastik untuk kemasan pangan (food grade) dankemasan untuk bukan pangan
(non food grade). Kemasan kaku yang terbuat dari plastik paling banyak digunakan untuk
mengemas produk susu. Dua jenis bahan dari plastik yang terbaik yaitu LDPE (Low Density
Polyethylene ) dan HDPE (High Density Polyethylene). Bentuk-bentuk kemasan plastik kaku
dapat dijumpai dengan mudah di pasaran dalam bentuk yang siap pakai seperti botol, jerigen, drum
,gelas ,mangkuk, ember, dan lain-lain (Syarief,1989)

Penggunaan plastik dalam pengemasan sebenarnya sangat terbatas tergantung dari jenis
makanannya. Kelemahan plastik adalah tidak tahan panas, tidak hermetis (plastik masih bisa
ditembus udara melalui pori-pori plastik), dan mudah terjadi pengembunan uap air didalam
kemasan ketika suhu turun.Jenis plastik yang digunakan dalam pengemasan antara lain : polietilen,
cellophan, polivinilklorida (PVC), polivinil dienaklorida (PVDC), polipropilen, poliester,
poliamida, dan polietilentereptalat (PET).
 Polietilen : adalah jenis plastik yang harganya paling murah dan memiliki beberapa varian antara
lain : Low Density Polyetilene (LDPE), High Density Polyetilene (HDPE), dan Polietelentereptalat
(PET). Polietilen memiliki sifat kuat bergantung variannya, transparan, dan dapat direkatkan
dengan panas sehingga mudah dibuat kantong plastik.
 Cellophan : sebenarnya terbuat dari serat selulosa yang disulfatasi. Cellophan dapat dipergunakan
untuk membungkus sayuran, daging, dan beberapa jenis roti. Cellophan yang dilapisi nitroselulosa
mempunyai sifat yang tahan terhadap uap air, fleksibel, dan mudah direkatkan dengan pemanasan.
Cellophan yang dilapisi PVDC tahan terhadap uap air dan kedap oksigen sehingga baik untuk
mengemas makanan yang mengandung minyak atau lemak.
 Polivinilklorida (PVC) : jenis plastik yang kuat, namun memiliki kelemahan yaitu dapat berkerut
(Shrinkable) dan sering digunakan untuk mengemas daging atau keju.
 Polivinildienaklorida (PVDC) : jenis plastik yang kuat, tahan terhadap uap air dan transmisi udara.
Sering dugunakan dalam pengemasan keju dan buah-buahan yang dikeringkan.

1. Dampak Negatif Bahan Kemasan


Berubahnya pola hidup masyarakat dari tahun ke tahun yang diikuti dengan perkembangan
teknologi yang begitu pesat mendorong munculnya begitu banyak bahan kemas sintetis yang
dipakai. Salah satu bahan kemas sintetis yang paling sering dijumpai adalah plastik. Apablia tidak
dimanfaatkan dengan baik, plastik dapat memberikan dampak yang buruk bagi kesehatan
konsumen juga terhadap lingkungan hidup (limbah).Berikut dampak negatif dari bahan kemas
sintetis khususnya plastik.

1. Dampak penggunaan plastik terhadap kesehatan


Plastik berbahaya bagi kesehatan karena mengandung zat-zat sebagai berikut:

1. PCB (Poly Chloro Bifenyl). Senyawa ini biasaya digunakan untuk membuat plastik tahan panas.
Dampak PCB bagi kesehatan.
 Di jepang keracunan PCB menimbulkan penyakit yusho. Tanda dan gejala keracunan berupa
pigmentasi pada kulit dan benjolan-benjolan, gangguan pada perut, tangan dan kaki lemas.
 Pada ibu hamil bisa menyebabkan kematian bayi dalam kandungan, serta bayi lahir cacat.
 Pengaruh keracunan dalam jangka waktu lama atau menahun pada manusia oleh PCB antara lain
kematian jaringan hati serta kanker hati.
1. DOP (Dioctyl Phthalate). DOP terkandung dalam styrofoam. DOP merupakan senyawa yang
menyimpan zat benzena, yakni suatu larutan kimia yang sulit dilumat oleh sistem pencernaan.
Benzena ini juga tidak bisa dikeluarkan melalui kotoran atau air kencing. Dampak benzene bagi
kesehatan:
 Menimbulkan masalah pada kelenjar tiroid.
 Mengganggu sistem saraf sehingga menyebabkan kelelahan.
 Mempercepat detak jantung, sulit tidur badan menjadi gemetaran, dan menjadi mudah gelisah.
 Menyebabkan anemia.
 Menurunkan sistem imun sehingga mudah terinfeksi virus.
 Pada wanita, zat ini berakibat buruk pada siklus menstruasi dan mengancam kehamilan.
 Yang paling berbahaya, zat ini bisa mengakibatkan kanker payudara dan kanker prostat.
1. BPA (Bisphenol-A). BPA biasa digunakan untuk mengeraskan plastik. Dampak Bisphenol-A
bagi kesehatan:
 Berpotensi merusak sistem hormon ( karena BPA mirip dengan horomon esterogen).
 Meningkatkan kemungkinan terserang penyakit jantung.
 Penyebab penyakit diabetes dan beberapa bentuk penyakit hati.
 Senyawa penganggu endokrin. Endokrin adalah sistem di dalam tubuh yang terdiri dari beberapa
organ atau kelenjar – kelenjar yang memiliki fungsi menghasilkan serta melepaskan hormon-
hormon tertentu ke aliran darah.
 Bisa memberikan efek merugikan terhadap perkembangan prostat, otak dan perubahan perilaku
pada janin, bayi dan anak-anak.
 Ibu hamil dengan tingkat bisphenol A tinggi dalam tubuh memiliki risiko dua kali lebih besar
memiliki bayi menderita masalah pernapasan dalam enam bulan pertama. Bayi mereka berisiko
mengalami kerusakan paru-paru, asma, bronkhitis, dan alergi.
 Menyebabkan kanker payudara.
 Menyebabkan obesitas.
 Menimbulkan masalah pada kesuburan.
1. DEHA ( diethylhexyl adipate). DEHA adalah salah satu bahan untuk melembutkan plastik.
Plastik PVC yang menggunakan bahan pelembut DEHA dapat mengkontaminasi makanan
dengan mengeluarkan bahan pelembut ini ke dalam makanan. DEHA mempunyai aktivitas
mirip dengan hormon estrogen (hormon kewanitaan pada manusia). Dampak DEHA bagi
kesehatan:
 Berdasarkan hasil uji pada hewan, DEHA dapat merusakkan sistem peranakan dan menghasilkan
janin yang cacat, selain mengakibatkan kanker hati (Awang MR, 1999).
 Plastik yang dibakar akan mengeluarkan asap toksik yang apabila dihirup dapat menyebabkan
sperma menjadi tidak subur dan terjadi gangguan kesuburan. Pembakaran PVC akan
mengeluarkan DEHA yang dapat mengganggu keseimbangan hormon estrogen manusia.
 Dapat mengakibatkan kerusakan kromosom dan menyebabkan bayi-bayi lahir dalam kondisi
cacat.
1. Ftalat adalah salah satu zat warna plastik dalam industri makanan.Dampak Ftalat bagi
kesehatan:
 Zat pewarna hitam pada kantong plastik hitam (kresek) kalau terkena panas bisa terurai,
terdegradasi menjadi bentuk radikal yang sangat reaktif dan tidak stabil sehingga dapat berbahaya
bagi kesehatan terutama dapat menyebabkan sel tubuh berkembang tidak terkontrol seperti pada
penyakit kanker.
 Banyak menyebabkan infeksi hati
2. Pencemaran lingkungan oleh plastik
Sebagaimana yang diketahui, plastik yang mulai digunakan sekitar 50 tahun silam, kini telah
menjadi barang yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia.Diperkirakan ada 500 juta
sampai 1 milyar kantong plastik digunakan penduduk dunia dalam satu tahun.Ini berarti ada
sekitar 1 juta kantong plastik per menit.Untuk membuatnya, diperlukan 12 juta barel minyak per
tahun, dan 14 juta pohon ditebang.Konsumsi berlebih terhadap plastik, pun mengakibatkan jumlah
sampah plastik yang besar.Karena bukan berasal dari senyawa biologis, plastik memiliki sifat sulit
terdegradasi (non-biodegradable).Plastik diperkirakan membutuhkan waktu 100 hingga 500 tahun
hingga dapat terdekomposisi (terurai) dengan sempurna.Sampah kantong plastik dapat mencemari
tanah, air, laut, bahkan udara.
Fakta tentang bahan pembuat plastik, (umumnya polimer polivinil) terbuat dari polychlorinated
biphenyl (PCB) yang mempunyai struktur mirip DDT. Serta kantong plastik yang sulit untuk
diuraikan oleh tanah hingga membutuhkan waktu antara 100 hingga 500 tahun akan memberikan
akibat antara lain;
 Tercemarnya tanah, air tanah dan makhluk bawah tanah.
 Racun-racun dari partikel plastik yang masuk ke dalam tanah akan membunuh hewan-hewan
pengurai di dalam tanah seperti cacing.
 PCB yang tidak dapat terurai meskipun termakan oleh binatang maupun tanaman akan menjadi
racun berantai sesuai urutan rantai makanan.
 Kantong plastik akan mengganggu jalur air yang teresap ke dalam tanah.
 Menurunkan kesuburan tanah karena plastik juga menghalangi sirkulasi udara di dalam tanah dan
ruang gerak makhluk bawah tanah yang mampu meyuburkan tanah.
 Kantong plastik yang sukar diurai, mempunyai umur panjang, dan ringan akan mudah
diterbangkan angin hingga ke laut sekalipun.
 Hewan-hewan dapat terjerat dalam tumpukan plastik.
 Hewan-hewan laut seperti lumba-lumba, penyu laut, dan anjing laut menganggap kantong-kantong
plastik tersebut makanan dan akhirnya mati karena tidak dapat mencernanya.
 Ketika hewan mati, kantong plastik yang berada di dalam tubuhnya tetap tidak akan hancur
menjadi bangkai dan dapat meracuni hewan lainnya.
 Pembuangan sampah plastik sembarangan di sungai-sungai akan mengakibatkan pendangkalan
sungai dan penyumbatan aliran sungai yang menyebabkan banjir.

3. Penanganan Limbah Plastik


Sekitar 20 % volume sampah perkotaan berupa limbah plastik.Pada umumnya, sampah tersebut
dibuang ke tempat pembuangan sampah. Oleh karena limbah plastik itu tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme, akibatnya kita terus menerus memerlukan areal untuk pembuangan sampah.
Meskipun tidak beracun, limbah plastik dapat menyebabkan pencemaran tanah, selain merusak
pemandangan. Beberapa cara yang dapat ditempuh dalam mengatasi limbah plastik adalah dengan
mendaur ulang (recycle), dengan incinerasi, dan dengan membuat plastik yang dapat mengalami
biodegradasi.
1. Daur Ulang (Recycle)
Penanganan limbah plastik yang paling ideal adalah dengan mendaur ulang.Akan tetapi, hal itu
tampaknya tidak mudah dijalankan. Proses daur ulang melalui tahap- tahap pengumpulan (sortir),
pelelehan, dan pembentukan ulang. Tahapan paling sulit adalah pengumpulan dan pemisahan.
Kedua tahapan ini akan lebih mudah dilakukan jika masyarakat dengan disiplin tinggi ikut
berpartisipasi, yaitu ketika membuang sampah plastik. Dewasa ini plastik yang cukup banyak di
daur ulang adalah jenis HDPE dan botol- botol plastik.
1. Incinerasi (Incineration)
Cara lain untuk mengatasi limbah plastik adalah dengan membakarnya pada suhu tinggi
(incinerasi). Limbah plastik mempunyai nilai kalor yang tinggi, sehingga dapat digunakan sebagai
sumber tenaga untuk pembangkit listrik. Beberapa pembangkit listrik membakar batu bara yang
dicampur beberapa persen ban dan plastik bekas. Akan tetapi pembakaran sebenarnya
menimbulkan masalah baru, yaitu pencemaran udara.

Pembakaran plastik seperti PVC menghasilkan gas HCl yang bersifat korosif. Pembakaran ban
bekas menghasilkan asap hitam yang sangat pekat dan gas- gas yang bersifat korosif. Gas- gas
korosif ini membuat incinerator cepat terkorosi. Polusi yang paling serius adalah dibebaskannya
gas Dioksin yang sangat beracun pada pembakaran senyawa yang mengandung klorin seperti PVC.
Untuk itu, pembakaran harus dilakukan dengan pengontrolan yang baik untuk mengurangi polusi
udara.
1. Plastik Yang Mudah Diuraikan Mikroorganisme (Biodegradable Plastics)
Sekitar setengah dari penggunaan plastik adalah untuk kemasan.Oleh karena itu, sangat baik jika
dapat dibuat plastik yang bio- atau fotodegradable.Hal ini telah diupayakan dan telah mulai
dipasarkan.Kebanyakan plastik biodegradable berbahan dasar Amilum (Zat Tepung).Sayangnya,
plastik jenis ini lebih mahal dan kelihatannya masyarakat enggan untuk membayar lebih plastik
Biodegradable.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
 Perubahan pola / kebiasaan hidup masyarakat srta diikuti dengan perkembangan IPTEK yang
begitu pesat mengakibatkan muculnya berbagai macam bahan kemas sintetis dalam proses
pengemasan produk pangan.
 Sebagian besar bahan kemas sintetis bersifat sulit terdegradasi / terurai seperti plastik, logam,
gelas/ kaca, kertas/karton yang dapat mengakibatkan pencemaran terhadap lingkungan hidup
apabila tidak diolah dengan baik (limbahnya).
 Penanggulangan pencmaran lingkungan oleh limbah kemasan sintetis khususnya plastik, dapat
dilakukan dengan tiga cara yaitu;
1. Daur ulang (Recycle)
2. Incinerasi (Incineration)
3. Penggunaan plastik yang mudah diuraikan mikroorganisme (Biodegradable Plastics)
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Pengemasan
http://www.smallcrab.com/kesehatan/503-pengemasan-bahan-pangan
http://alamendah.org/2009/07/23/dampak-plastik-terhadap-lingkungan/
http://setyablogku.blogspot.com/2012/05/plastik-dan-permasalahannya.html

Anda mungkin juga menyukai