KELOMPOK 3
NAMA ANGGOTA :
• MOETIARA SENJA AGUSTIAS ( 180210101130 )
• EKA NIA PRASTIWI ( 180210101132 )
• ANGELICA ONA ERNITASARI ( 180210101142 )
• GUSTI SYARIFUDIN MI’ROJ ( 180210101155 )
• SUFIRMAN ( 180210101156 )
Penyusun
1
DAFTAR ISI
A. KESIMPULAN ................................................................................................ 10
B. SARAN ............................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 11
2
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manfaat dalam mempelajari filsafat bagi seorang pendidik atau guru sangatlah
besar. Dalam profesi pendidik atau guru sangat dituntut untuk memilki wawasan yang
sangat luas. Ia harus mengetahui apa itu hakikat pendidikan dan hakikat tujuan
pendidikan, dasar pendidikan, serta strategi penyampaian materi pendidikan kepada
siswa agar siswa dapat menguasai tujuan pendidikan dengan baik dan benar. Dalam
menghadapi ilmu dan teknologi yang semakin maju dan berkembang maka pendidik
atau guru harus memiliki cara berpikir yang filosofis. Manfaat berpikir secara filosofis
yaitu membuat guru atau pendidik tidak mengalami kesulitan dalam menghadapi
kepesatan kemajuan ilmu dan teknologi. Mereka akan selalu berpikir kreatif dan
bersikap terbuka terhadap pembaharuan yang ada sehingga tidak tertinggal oleh zaman.
Filsafat itu sendiri berasal dari dua kata yaitu philein yang berarti cinta dan sophia
yang berarti bijaksana dan kebijaksanaan. Menurut etimologi filsafat berarti suatu
uraian yang mampu menjelaskan secara rasional tentang segala sesuatu yang ada di
dunia ini. Sedangkan berfilsafat merupakan suatu kegiatan manusia untuk
merenungkan segala sesuatu yang bermakna mendalam yang dapat digunaka sebagai
pedoman hidup. Dalam arti yang lebih luas lagi filsafat merupakan suatu sikap
seseorang yang dalam keadaan sadar dan dewasa dalam memikirkan sesuatu secara
mendalam yang melihat dari sisi luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.
B. RUMUSAN MASALAH:
1. Apakah pengertian filsafat pendidikan Esensialisme?
2. Bagaimana pendangan Esensialisme terhadap berbagai aspek?
3
3. Apakah peranan filsafat pendidikan Esensialisme di dunia pendidikan?
C. TUJUAN:
1. Untuk mengetahui pengertian dari filsafat pendidikan secara Esensialisme.
2. Untuk mengetahui aspek-aspek yang mendukung yang ada didalam filsafat
pendidikan Esensialime.
3. Untuk mengetahui peranan filsafat Esensialisme di dunia pendidikan.
D. BATASAN MASALAH
Hanya membahas tentang aliran filsafat pendidikan Esensialisme yaitu pengertian,
ciri-ciri, dan prinsip-prinsip esensialime beserta pandangan yang ada di dalam filsafat
pendidikan Esensialisme
BAB II PEMBAHASAN
4
A. PENGERTIAN ESENSIALISME
Esensialisme adalah pendidikan berlandaskan nilai-nilai budaya atau kebudayaan
yang telah muncul sejak peradaban umat manusia yaitu zaman renaisance. Secara
etimologi esensialisme berasal dari bahasa inggris yaitu esentia (pokok atau inti dari
sesuatu) dan isme berarti paham, aliran atau mazhab. Menurut Brameld mengatakan
bahwa esensialisme adalah suatu aliran yang lahir dari perkawinan dua aliran dalam
filsafat itu idealisme dan realisme. Perbedaan dari pandangan progresif ialah
pendidikannya lebih fleksibel dimana terbukanya untuk perubahan toleransi dan tidak
ada hubungan dengan doktrin tertentu. Esensialisme memandang pendidikan harus
berlandaskan nilai-nilai yang jelas dan bisa tahan lama agar bisa memberikan
kestabilan. Pandangan Esensialisme mengacu pada pandangan realita, nilai,
pengetahuan, dan pendidikan yang didalamnya juga mencakup tentang belajar dan
kurikulum.
5
didapat dua metode dalam menjabarkan realisme yaitu metode ilmiah yang berdasarkan
rumus rumus yang sistematis dan metode eksperimental yang didasari pada percobaan
percobaan. Evolusi yang berarti perkembangan atau perubahan menjadi lebih baik telah
menjadikan setiap makhluk untuk bertahan hidup didunia ini. Dari kedua ilmu tersebut
didapatkan bahwa esensialisme haruslah dijabarkan secara mekanis evolusionistis.
Aliran kedua yakni idealisme modern. Berpendapat bahwa alam semesta ini
merupakan jiwa/spirit dengan segala sesuatu didalamnya adalah nyata dalam arti
spiritual. Idealisme berpijak pada dua ilmu yakni ilmu agama dan ilmu pengetahuan.
Tuhan menggerakkan segala sesuatu yang ada didunia ini secara dinamis,begitu
menurut pandangan agama. Ilmu pengetahuan mengatakan bahwa alam ini memiliki
dua unsur yaitu mikro kosmos dan makro kosmos. Mikro kosmos hanya sebatas
tingkatan manusia sedangkan makro kosmos sudah mencakup alam semesta dalam arti
susunan dan kesatuan kosmos.
Dilihat dari penjabaran diatas,dapat disimpulkan bahwa esensialisme
berpandangan bahwa dunia ini dikuasai oleh tata atau aturan yang tidak ada cela yang
mengatur dunia dan isinya dengan tiada cela pula.
6
Tolak ukur esensialisme terhadap aliran idealisme dapat dilihat dari faktor eksistensi.
Sesuatu yang mempunyai eksistensi sendiri dan berakar pada keseluruhan struktur
kosmos merupakan hal-hal yang dapat dinilai. Jadi antara nilai dan eksistensi
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Idealisme juga berpendapat
bahwa suatu nilai akan menjadi kenyataan jika seseorang tersebut berusaha untuk
mengetahui atau menyesuaikan diri kepada sesuatu yang besangkutan dengan nilai dan
adanya pengalaman emosional mengenai nilai tersebut. Idealisme modern sudah jauh
dengan yang namanya berpikir secara dogmatis. Immauel Kant merupakan seorang
idealis modern selalu mencari dasar perbuatan yang baik dengan cara menggunakan
hukum moral.
7
4. Pandangan Mengenai Pendidikan
Pada esensialisme pandangan mengenai pendidikan yaitu pendidikan harus
berpegang teguh pada nilai nilai yang telah diuji keteguhan, ketangguhan dan
kekuatannya sepanjang masa. Pandangan mengenai pendidikan ini bertujuan untuk
menyesuaikan hukum hukum kesusilaan dengan jiwa setiap orang dengan kebijakan
dari yang mutlak. Peranan esensialisme dalam pandangan mengenai pendidikan ada 2
yaitu :
a) Belajar
Belajar secara pandangan idealisme, dapat diartikan sebagai jiwa yang berkembang
pada sendirinya sebagai substansi spiritual. Sedangkan menurut pandangan
realisme, dapat dicerminkan dengan determinisme. Determinisme sendiri dibagi
menjadi 2 :
1. Determinisme Mutlak, yang berarti belajar melalui hal-hal yang tidak dibatasi
keberadaannya, dan masih ada dalam ruang lingkup dunia ini.
2. Determinisme Terbatas, yang berarti belajar mengenai hal-hal yang tidak terlalu
ketergantungan pada alam atau lebih dibatasi ruang lingkupnya.
b) Kurikulum
Kurikulum menurut kaum idealis merupakan penanaman disiplin yang berasal dari
kebenaran religius yang tidak berubah ubah. integrated curriculum yaitu kurikulum
yang tidak boleh memisahkan bidang studi dari satu dengan yang lainnya.
Kurikulum tersebut harus terdapat empat komponen yaitu:
1. Universum yakni pengetahuan yang merupakan latar belakang dari segala
perwujudan hidup manusia.
2. Sivilisasi atau peradaban yaitu hasil yang diciptakan oleh manusia sebagai
akibat hidup bermasyarakat, dengan ini manusia akan mampu menata dan
mengontrol hidup yang lebih baik.
3. Kebudayaan termasuk didalamnya kesenian filsafat agama dan kesusastraan
4. Kepribadian yaitu komposisi utama yang sangat penting guna membentuk
individu yang nyata.
8
B. CIRI-CIRI ALIRAN ESENSIALISME
Ada beberapa ciri-ciri filsafat pendidikan esensialisme menurut William C. Bagley
yaitu sebagai berikut :
1. Dengan adanya upaya-upaya belajar awal yang menarik membuat timbulnya
minat-minat yang kuat dan tahan lama di diri siswa.
2. Faktor dorongan dari dalam siswa tidak berpengaruh dalam pembentukan
minat-minat yang kuat dan tahan lama di diri siswa.
3. Harus adanya pengawasan, pengarahan, dan bimbingan dari orang dewasa pada
masa balita.
4. Adanya teori-teori yang kokoh dan kuat di filsafat pendidikan Esensialisme
9
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Filsafat esensialisme mengatakan bahwa pendidikan harus memiliki pegangan
yang kokoh dalam pelaksanaannya,jika terjadi perubahan maka akan timbul suatu
ketidak seimbangan dalam pelaksanaannya. Esensialisme yang didukung oleh dua
aliran ini yaitu idealisme dan realisme dimulai sejak zaman peradaban manusia yaitu
pada zaman renaisance. Esensialisme Memandang setiap aspek kehidupan dengan
pertimbangan yang benar benar diperhitungkan dan berdasarkan pada ilmu ilmu yang
jelas. Dalam penerapannya di pembelajaran,belajar harusnya dilakukan dengan kerja
keras agar timbul sikap disiplin serta dari hasil belajarnya nanti haruslah mengacu pada
kesejahteraan umum.
10
B. SARAN
Sekarang kita hidup di zaman kehidupan modern di mana di zaman kehidupan
modern ini kita banyak mengalami masalah atau krisis si berbagai kehidupan manusia,
terutama dalam bidang pendidikan. Oleh karena itu kita harus bisa memajukan sistem
pendidikan yang ada karena pendidikan merupakan suatu modal untuk penerapan ilmu
yang bermanfaat di dalam kehidupan sehari-hari baik secara formal dan informal.
Dimana sistem pendidikan juga berperan aktif untuk memajukan mutu pendidikan
menjadi lebih baik dan maju.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://diezworld.blogspot.com/2012/04/psikologi-pelajar-
teorikoneksionisme.html?m=1
2. http://kuliah-e-learning.blogspot.com/2013/11/filsafat-idealisme-
dalampendidikan.html?m=1
3. https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/11/07/filsafat-
esensialismedalam-pendidikan/
4. Santoso. S. Hamidjojo, (1974). Inovasi pendidikan: Meninjau beberapa
Kerangka analisis untuk penelitian dan pelaksanaannya. Pidato pengukuhan
guru besar. Bandung : IKIP Bandung.
11