Abstract. Low birth weight (LBW) incident in children is a public health indicator because it is related to
morbidity rate, mortality rate and malnutrition problems in the future. Therefore, prevention should be done
since the baby in fetus, infact in preconception period. The aim of the study is to analyse the determinant
factors of low birth weight of children under five years in three province with high prevalence of LBW,
which are NTT, central Kalimantan and Papua, based on Riskesdas 2010. This study used the secondary
data from Riskesdas 2010. Respondent are mother with LBW children in 0-59 months age. The analysis
using descriptive analysis, chi square, and multiple regression logistic. The results show that 9,2% of
mother having LBW children. The main determinant factors of LBW are gestational age with OR 7,01
(2,68-18,35), the frequency of antenatal care with OR 3,83 (2,24-6,56), maternal smoking with OR 3,29
(1,45-7,488), and mother's height with OR 2,55 (1,37-4,75).
Keywords: low birth weight, gestational age, antenatal care, maternal smoking and mother's height.
Abstrak. Kejadian berat bayi lahir rendah (BBLR) merupakan indikator kesehatan masyarakat karena erat
hubungannya dengan angka kematian, kesakitan dan kejadian kurang gizi dikemudian hari. Oleh karena itu,
pencegahan BBLR perlu dilakukan sejak janin masih dalam kandungan bahkan saat pra konsepsi atau
sebelum kehamilan terjadi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor determinan berat bayi lahir
(BBLR) pada anak usia 0-59 bulan di tiga propinsi dengan prevalensi BBLR tinggi berdasarkan Riskesdas
2010 (Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah dan Papua). Penelitian ini menggunakan data Riskesdas
2010. Responden adalah ibu yang memiliki anak usia 0-59 bulan yang memiliki data berat lahir dan data
independen lainnya lengkap. Analisis data dilakukan secara deskriptif, chi square dan regresi logistik
ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 9,2 % ibu memiliki anak yang ketika lahir berstatus BBLR.
Faktor determinan utama berat bayi lahir rendah adalah usia kandungan ibu saat persalinan dengan nilai
OR 7,01 (2,68-18,35), jumlah pemeriksaan kehamilan (antenatal care) dengan nilai OR 3,83 (2,24-6,56),
kebiasaan merokok ibu dengan nilai OR 3,29 (1,45-7,488), dan tinggi badan ibu dengan nilai OR 2,55
(1,37-4,75).
Kata kunci: BBLR, determinan BBLR, 3 propinsi dengan prevalensi BBLR tinggi.
123
Jumal Ekologi Kesehatan Vol. 11 No 2, Juni 2012: 123 - 135
bagian lain dari Afrika, sedangkan juga menunjukan hal yang sama yaitu
prevalensi rendah terlihat di Cina dan Chile. kunjungan antenatal care (ANC) yang
Sedangkan di negara maju, prevalensi kurang dan ANC yang terlambat
BBLR lebih rendah, hal ini disebabkan memberikan dampak yang besar terhadap
meningkatnya perawatan kehamilan, status BBLR (Velankar, 2008). Sejalan dengan hal
gizi ibu yang membaik, serta berkurangnya di atas, penyebab BBLR di berbagai negara
kebiasaan ibu merokok. berkembang menurut UNICEF dan WHO
(2004) meliputi defisiensi gizi, pertambahan
Berdasarkan hasil Riskesdas 2007,
berat badan yang rendah, tinggi badan yang
prevalensi nasional BBLR sebesar 11,5%.
rendah, dan defisiensi mikronutrien.
Lima provinsi mempunyai persentase BBLR
Determinan etiologi yang lain menurut
tertinggi adalah Provinsi Papua (27,0%),
Kramer (1987) meliputi usia ibu, malaria ibu
Papua Barat (23,8%), NTT (20,3%),
hamil, penyakit pencernaan, pernapasan dan
Sumatera Selatan (19,5%), dan Kalimantan
kebiasaan merokok.
Barat (16,6%). Riskesdas 2010
menunjukkan prevalensi BBLR menurun Anak yang ketika lahir BBLR,
sebesar 0,4 % menjadi 11,1 % dengan lima pertumbuhan dan perkembangannya lebih
propinsi yang memiliki prevalensi BBLR lambat dibandingkan anak yang ketika lahir
tinggi yaitu : NTT (19,2 %), Kalimantan memiliki berat badan normal. Keadaan ini
Tengah (18,5 %), Papua (17,9%) Sulawesi lebih buruk lagi jika bayi BBLR kurang
Tengah (17,6%), dan Gorontalo (16,7%). mendapat asupan energi dan zat gizi yang
Meskipun menurun tetapi prevalensi BBLR cukup, pola asuh yang kurang baik dan
tahun 2010 masih diatas 10% (tinggi) dan sering menderita penyakit infeksi sehingga
perlu mendapatkan perhatian yang lebih pada akhirnya bayi BBLR cenderung
serius. mempunyai status gizi kurang dan buruk
(Hadi, 2005). Oleh karena itu, pencegahan
Kejadian BBLR menurut berbagai
BBLR perlu dilakukan sejak janin masih
penelitian, dipengaruhi oleh faktor internal
dalam kandungan bahkan saat pra konsepsi
Ibu dan juga antenatal care (ANC).
(pra hamil).
Menurut Worhtington dan Williams (2000),
kejadian BBLR dan kematian neonatus Bertolak dari hal di atas maka kajian
meningkat pada ibu yang berusia <15 tahun yang berkaitan dengan determinan BBLR
dan >35 tahun. Mereka juga mengatakan merupakan suatu hal yang menarik untuk
bahwa ibu yang berusia antara 25 dan 35 terus dilakukan, mengingat masih tingginya
tahun mengalami kehamilan yang terbaik. prevalensi BBLR di Indonesia pada tahun
Penelitian yang dilakukan oleh ElShibly dan 2010. Tujuan analisis ini adalah untuk
Scmalisch di Sudan tahun 2007 memberikan informasi mengenai determinan
menyebutkan bahwa usia ibu dan ukuran BBLR pada anak usia 0-59 bulan di NTT,
antropometrik ibu berhubungan dengan Kalimantan Tengah dan Papua. Pemilihan
berat bayi lahir. Ibu dengan tingkat wilayah di NTT, Kalimantan Tengah dan
pendidikan rendah (<9 tahun) dan kurang Papua karena tiga propinsi ini merupakan
gizi meningkatkan risiko relatif BBLR. propinsi yang memiliki prevalensi BBLR
Prevalensi BBLR berbeda antara kelompok tertinggi pada Riskesdas 2010.
ibu yang berpendidikan < 9 tahun (9,2%)
dan kelompok ibu dengan pendidikan >12
tahun (6,0%). BAHAN DAN CARA
Selain itu, Siza (2002) di Tanzania Tulisan ini merupakan analisis data
Utara melaporkan bahwa ibu hamil yang sekunder dari Riset Kesehatan Dasar
positif HIV berisiko dua kali melahirkan (Riskesdas) Kementerian Kesehatan, 2010.
anak BBLR dibandingkan ibu yang negatif Lokasi meliputi tiga propinsi dengan
HIV. Penelitian Singh, Chouhan, dan Sidhu prevalensi BBLR tinggi yaitu NTT,
(2007) di Amerika Serikat menunjukan Kalimantan Tengah dan Papua.
bahwa pemeriksaan kehamilan <3 kali Jumlah anak usia 0-59 bulan di
merupakan maternal faktor yang signifikan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kalimantan
menyebabkan BBLR. Penelitian di India Tengah, dan Papua sebesar 1386 anak.
124
Analisis determinan berat bayi lahir rendah... (Bunga CH, Indri SP & Nurilah A)
Diantara jumlah tersebut anak yang status konsumsi tablet Fe, jumlah tablet Fe
memiliki data berat badan lahir sebanyak yang dikonsumsi, tinggi badan ibu, usia
783 anak, dan dari jumlah tersebut sebesar kandungan saat persalinan)
720 anak memiliki data variabel independen
lengkap yang kemudian diambil untuk Status berat bayi lahir rendah anak
dianalisis. dikategorikan menjadi normal (> 2500
gram) dan BBLR (< 2500 gram).
Variabel dependen adalah status Pengkategorian ini berdasarkan definisi
BBLR anak, sedangkan variabel independen berat bayi lahir rendah menurut WHO
adalah faktor keluarga (wilayah tempat (1992) yang menyatakan berat bayi lahir
tinggal, status ekonomi, besar keluarga, rendah (BBLR) yaitu berat dibawah 2500
jumlah balita dalam keluarga, status gram. Data berat lahir ini diperoleh dari
merokok KK, akses air, sumber air, kualitas catatan tertulis mengenai berat lahir ataupun
air, manajemen air), dan faktor ibu dari ingatan ibu dan keluarga mengenai
(pendidikan, status bekerja, usia saat berat lahir anak. Adapun pengkategorian
melahirkan, jarak kelahiran, keinginan ibu variabel lainnya dapat dilihat pada tabel 1 di
akan kehamilan, kebiasaan merokok, jumlah bawah ini :
pemeriksaan kehamilan, jenis pemeriksaan,
125
Jumal Ekologi Kesehatan Vol. 11 No 2, Juni 2012: 123 - 135
126
Analisis determinan herat bayi lahir rendah... (Bunga CH, Indri SP & Nurilah A)
masing-masing variabel baik variabel sumber air, kualitas air dan manajemen air.
dependent maupun variabel independent. Lebih dari setengah jumlah responden
Kedua, analisis bivariat dengan uji chi (55,1%) merupakan ibu dari keluarga
square dengan membuat tabel silang 2x2 dengan akses terhadap air kategori tidak
antara masing-masing variabel independen mudah atau sulit. Sebesar 28,3% ibu
dan variabel dependen untuk menghitung memiliki keluarga dengan sumber air
nilai odd ratio (OR), yaitu risiko odd antara berisiko dan 13,6% kualitas air kurang
kelompok BBLR dengan kelompok normal. sehat. Sebesar 8,5% merupakan ibu yang
Ketiga analisis multivariat dengan memiliki keluarga yang manajeman airnya
memasukan variabel pada bivariat yang buruk yaitu tidak diolaah daan ditempatkan
memiliki nilai p <0,25 ke dalam model dan pada wadah terbuka
dilakukan pengujian regresi logistik ganda
Sebesar 15,6% anak memiliki ibu
dengan nilai p <0,05.
stunting (pendek) dan 15,7% adalah ibu yang
memiliki kebiasaan merokok. Lebih dari
HASIL setengah jumlah responden (62,7%)
merupakan ibu berpendidikan < SMP dan
Karakteristik Anak, Keluarga 64% merupakan ibu yang memiliki
dan Ibu di Nusa Tenggara Timur, penghasilan atau ibu bekerja.
Kalimantan Tengah dan Papua
Sebesar 18,4% ibu tidak
Berdasarkan hasil analisis yang menginginkan kehamilan dan 14,3%
disajikan dalam tabel 1 diketahui bahwa merupakan ibu yang memiliki anak dengan
prevalensi BBLR sebesar 9,2 %. Hampir jarak kelahiran antara anak terakhir dengan
seluruh responden (65,8 %) tinggal di anak sebelumnya <24 bulan. Seperempat
wilayah kota dan setengah dari jumlah dari jumlah ibu (25,3%) merupakan ibu
seluruh responden (44,9 %) merupakan yang melahirkan pada usia berisiko <20
keluarga yang tergolong miskin. Keluarga tahun dan >35 tahun dan hanya sebesar
responden rata rata memiliki jumlah anggota 3,3% ibu yang melahirkan pada usia
keluarga sebesar 5 orang dengan rentang kandungan <9 bulan.
antara 2-18 orang. Lebih dari setengah
responden (56,6 %) berasal dari keluarga Lebih dari seperempat dari jumlah
seluruh ibu (25,7%) memeriksakan
besar yaitu keluarga dengan jumlah anggota
kehamilan <4 kali dan 32,2% ibu tidak
keluarga >4 orang dan 37 % responden
melakukan semua jenis pemeriksaan dengan
memiliki keluarga dengan jumlah balita
antara 2-5 balita dalam rumah tangga. lengkap. Sebesar 16,3% ibu tidak
mengkonsumsi tablet Fe dan hampir seluruh
Lebih dari setengah jumlah ibu (81,7 %) mengkonsumsi tablet Fe < 90
responden (69,5%) memiliki kepala butir. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
keluarga (KK) yang merokok. Sanitasi air pada tabel 1.
pada rumah tangga terdiri dari akses air,
Jumal Ekologi Kesehatan Vol. 11 No 2, Juni 2012: 123 - 135
128
Analisis determinan berat bayi lahir rendah... (Bunga CH, Indri SP & Nurilah A)
Tabel 3. Faktor Keluarga yang berhubungan dengan status BBLR Pada Anak Usia 0-59 bulan di
Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah dan Papua
Status Berat Badan Lahir
< 2500 Total
Faktor 2500 gram
gram Value
n % n % n %
Wilayah Tinggal 0,86
Kota 222 90,2 24 9,8 246 100
Desa 431 90,9 43 9,1 474 100
Status Ekonomi 0,12
Tidak miskin 367 92,4 30 7,6 397 100
Miskin 287 88,9 36 11,1 323 100
Besar Keluarga 0,31
Keluarga kecil 279 89,4 33 10,6 312 100
Keluarga besar 374 91,9 33 8,1 407 100
Jumlah balita dalam keluarga 1 0,31
balita 416 91,6 38 8,4 454 100
2-5 anak balita 237 89,1 29 10,9 266 100
Status merokok KK 0,33
KK tidak merokok 195 89,0 24 11,0 219 100
KK merokok 459 91,6 42 8,4 501 100
129
Jumal Ekologi Kesehatan Vol. 11 No 2, Juni 2012: 123 - 135
Tabel 4. Faktor Ibu yang berhubungan dengan status BBLR Pada Anak Usia 0-59 bulan di Nusa
Tenggara Timur, Kalimantan Tengah dan Papua
Status Berat Badan Lahir Total
Faktor 2500 gram < 2500 gram Value
n % n %
Pendidikan 0,27
> SMA 248 92,5 20 7,5 268 100
< SD-SMP 405 89,8 46 10,2 451 100
Status Bekerja 0,32
Tidak bekerja (IRT) 240 92,3 20 7,7 260 100
Bekerja 414 89,8 47 10,2 461 100
Usia saat melahirkan 0,95
20 tahun s/d 34 tahun 487 90,7 50 9,3 537 100
<20 tahun dan >35 tahun 166 91,2 16 8,8 182 100
Jarak Kelahiran 0,06
>24 bulan 555 90,0 62 10,0 617 100
<24 bulan 99 96,1 4 3,9 103 100
Keinginan Ibu akan kelahiran 0,5
Ibu menginginkan kehamilan 531 90,3 57 9,7 588 100
Ibu tidak menginginkan kehamilan 123 92,5 10 7,5 133 100
130
Analisis determinan berat bayi lahir rendah... (Bunga CH, Indri SP & Nurilah A)
Lanjutan Tabel 4. Faktor Ibu yang berhubungan dengan status BBLR ............
Status Berat Badan Lahir P
Total
Faktor > 2500 gram < 2500 gram Value
n % n
Status konsumsi tablet Fe 0,01*
Mengkonsumsi 555 92.0 48 8,0 603 100
Tidak mengkonsumsi 99 84,6 18 15,4 117 100
Jumlah tablet Fe yang dikonsumsi 0,11
90 butir 125 94,7 7 5,3 132 100
<90 butir 528 89,8 60 10,2 588 100
Tinggi Badan Ibu 0,01*
Normal >145 cm 560 92,1 48 7,9 608 100
Pendek <145 cm 94 83,9 18 16,1 112 100
Usia kandungan saat persalinan 0,00*
9 bulan 637 91,7 58 8.3 695 100
<9 bulan 16 66,7 8 33,3 24 100
*signifikan p<0,05
Tabel 5. Faktor Determinan Utama BBLR Pada Anak Usia 0-59 Bulan di Nusa Tenggara Timur,
Kalimantan Tengah dan Papua
95% C.I. for
Peubah OR
B Exp (B) Sig
(ExpB)
Lower Upper
Usia kandungan saat persalinan
9 bulan (0)
<9 bulan (1) 1,94 7,01 2,68 18,35 0,000
Jumlah Pemeriksaan Kehamilan
24 kali (0)
<4 kali (1) 1,34 3,83 2,24 6,56 0,000
Kebiasaan Merokok Ibu
Ibu tidak merokok (0)
Ibu merokok (1) 1,19 3,29 1,45 7,48 0,004
Tinggi badan ibu
Normal >145 cm (0)
Pendek <145 cm (1) 0,93 2,55 1,37 4,75 0,003
Konstanta -3,21 0,04 0,000
*signifikan p <0,05
131
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 11 No 2, Juni 2012: 123 - 135
132
Analisis determinan berat bayi lahir rendah... (Bunga CH, Indri SP & Nurilah A)
133
Jumal Ekologi Kesehatan Vol. 11 No 2, Juni 2012: 123 - 135
134
Analisis determinan berat bayi lahir rcndah (Bunga CH. Indri SP & Nurilah A)
pediatrict health problem. Pediatrics Vol. Singh G, Chouhan R, Sidhu K. 2007. Maternal Factors
94. NO. 5. [Internet]. Tersedia dari : for Low Birth Weight Babies. MJAFI,
pediatrics.aappublications.org/content/94/5/ Volume 65 Nomor I. 2009. [Internet].
750.full.pdf+html. [Accesed 26 Maret 2012] Tersedia dari
Ginting, Cipta Br. 2004. Karakteristik Ibu yang medind.nic.in/maa/t09/il/maatO9i1p10.pdf.
Melahirkan Bayi Berat Badan Lahir Rendah [Accesed 26 Maret 2012]
(BBLR) di RSU. DR. Pirngadi Medan Tahun Siza, JE. 2002. Risk Factors Associated with Low
2002. Skripsi. Medan : Fakultas Kesehatan Birth Weight of Neonates among Pregnant
Masyarakat, Universitas Sumatera utara. Women Attending a Referral Hospital in
Hadi, Hamam. 2005. Beban Ganda Masalah Gizi dan Northern Tanzania. Tanzania Journal of
lmplikasinya terhadap Kebijakan Health Research Volume 10 Nomor 1 2008.
Pembangunan Kesehatan Nasional. Pidato [Internet]. Tersedia dari
Pengukuhan Jabatan Guru Besar Fakultas www.aiol.info/index mhp/thrb/article/viewfil
Kedokteran Universitas Gajah Mada. e/14334/2685. [Accesed 26 Maret 2012]
Hirve SS, Ganatra BR. 1994. Determinants of LBW: UNICEF United Nations Children's Fund dan [WHO]
A Community Based Prospective Cohort World Health Organization. 2004. Low
Study. Indian Paediatrics, vol 31, pp 1221- Birth Weight : Country, Regional And
25. [Internet]. Tersedia dari : Global Estimates. New York : UNICEF.
indianpediatrics.net/Oct1994/1221.pdf. [Internet]. Tersedia dari
[Accesed 26 Maret 2012] www.childinfo.org/files/low birthweight fr
KEMENKES Kementerian Kesehatan Republik om EY.ndf [Accesed 26 Maret 2012]
Indonesia_ 2010. Hasid Riset Kesehatan Velankar, Deepa H. 2008. Maternal Factors
Dasar. Jakarta : Badan Penelitian dan Contributing to Low Birth Weight Babies in
Pengembangan Kesehatan, Kementerian an Urban Slum Community of Greater
Kesehatan Republik Indonesia. Mumbai. Bombay Hospital Journal Volume
KEMENKES Kementerian Kesehatan Republik 51 Nomor 12009. [Internet]. Tersedia dari :
Indonesia. 2010. Panduan Pelayanan www.bhj.ordjournal/2009-5101-
Kesehatan Bayi Baru Lahir Berbasis januari/download/p9-26-35.ndf. [Accesed
Perlindungan Anak. Jakarta : Direktorat 26 Maret 2012]
Kesehatan Khusus Anak, Kementerian Wang, CS and Chou, P. 1995. Risk Factors For Low
Kesehatan Republik Indonesia. Birth Weight Among First - Time Mothers
Kramer, MS. 1987. Determinants of Low Birth in Southern Taiwan. J Formos Med Assoc
Weight : Methodological Assessment and 2001; 100: 168-72. [Internet]. Tersedia dari
Meta- Analysis. Bulletin of World Health . fma.mc.ntu.edu.tw/j fma/PDF/2001-
Organization, 65 (5); 663-737. [Internet]. 100/issue_3/article_3.pdf. [Accesed 26
Tersedia dan Maret 2012]
:www.ncbisilm.nih.gov/pmciarticles/pmc24 WHO World Health Organization . 2002. Meeting Of
91072/. [Accesed 26 Maret 2012] Advisory Group On Maternal Nutrition And
Nurhadi. 2006. Faktor Risiko Ibu Dan Layanan Low Birthweight Geneva, 4-6 Desember
Antenatal Terhadap Kejadian Bayi Berat December 2002. [Internet]. Tersedia dari :
Lahir Rendah (Studi Kasus Di Bp Rsud http://www. whoint/nutrition/publications/ad
Kraton Pekalongan). Tesis. Semarang : visory group lbw.pdf. [Accesed 30 Mei
Program Pascasarjana Universitas 2012]
Diponegoro WHO World Health Organization. 1992. International
Roudbari, M, Yaghmaei, M and Soheili, M. 2004. The Statistical Classification Of Diseases And
Prevalence and Risk Factors of Low Birth Related Health Problems, Tenth Revision.
Weight (LBW) in Zahedan city, Islamic Geneva : World Health Organization
Republic of Iran. Eastern Mediterranean WHO World Health Organization. 2000. Low Birth
Health Journal Vol. 13 No.4. 2007. Weight. Nutrition Policy Paper No 18.
[Internet]. Tersedia dari [Internet].www.unscn.orellavout/modules/re
www.emro.who.int/emhj/1304/13-4-2007- sources/files/policy paper NO 18.pdf
838-845.pdf. [Accesed 26 Maret 2012] [Accesed 26 Maret 2012]
Wotington Robert BS and Williams SR. 2000.
Nutrition Throughout The Life Cycle. Fourth
Edition, MC Graw-Hill International
Editions. North America.
135