Anda di halaman 1dari 7

PEMERINTAH KABUPATEN TOLIKARA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARUBAGA


Jln. Kogome Kompleks Kesehatan, Karubaga-Papua 99562
e-mail : rsud.karubagatolikara@gmail.com

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARUBAGA


NOMOR : …………………………………….

TENTANG
PEMBENTUKAN KOMITE ETIK DAN HUKUM
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARUBAGA

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARUBAGA

Menimbang : bahwa dalam upaya penyelesaian dan penanganan keluhan


maupun pengaduan masyarakat, terutama yang
menyangkut dugaan pelanggaran kode etik profesi pemberi
pelayanan kesehatan di rumah sakit perlu dibentuk Komite
etik dan Hukum Rumah Sakit Umum Daerah Karubaga
dengan keputusan Direktur.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36


Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit;
3. Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran;
4. Undang-undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang
Keperawatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Pelayanan
Kedokteran;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
755/MENKES/PER/IV/2011 tentang
Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah Sakit;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
49/MENKES/PER/VIII/2013 tentang Komite
Keperawatan Rumah Sakit;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 10 Tahun 2014
tentang Dewan Pengawas Rumah Sakit;
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor:
HK.02.03/I/1320/2015 Tentang Penetapan Kelas
Rumah Sakit Umum Daerah Karubaga;
11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
772/Menkes/SK/VI/I/2002 tentang Pedoman
Peraturan Internal Rumah Sakit.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PEMBENTUKAN KOMITE ETIK DAN HUKUM RUMAH SAKIT


UMUM DAERAH KARUBAGA

Pertama : Keputusan Direktur Rumah Sakit UmuM Daerah Karubaga


Tentang Pembentukan Komite Etik Dan Hukum Rumah Sakit
Umum Daerah Karubaga.

Kedua : Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit Umum Daerah


Karubaga dimaksud diktum kesatu beserta dengan fungsi
dan uraian tugas serta tata cara penanganan kasus etik
tercantum dalam lampiran keputusan ini.

Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal diterbitkan dengan


ketentuan apabila dipandang perlu dikemudian hari akan
diadakan perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Karubaga
Pada Tanggal : ………………………

DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARUBAGA

dr. Delwien E. Jacob, M.Kes


NIP : 19781017 200605 2 001

Lampiran I : Surat Keputusan Direktur


Rumah Sakit Umum Daerah Karubaga
Nomor : 457/445/SK/RSUD WMX TAHUN 2018
Tanggal : 28 November 2018

PEMBENTUKAN KOMITE ETIK DAN HUKUM


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARUBAGA

No Nama NIP Jabatan Ket


1. Ketua
……………..
2 …………………. Anggota
3. …………….. Anggota

Ditetapkan di : Karubaga
Pada Tanggal : ………………………

DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARUBAGA

dr. Delwien E. Jacob, M.Kes


NIP : 19781017 200605 2 001

Lampiran II : Surat Keputusan Direktur


Rumah Sakit Umum Daerah Karubaga
Nomor : 457/445/SK/RSUD WMX TAHUN 2018
Tanggal : 28 November 2018

KOMITE ETIK DAN HUKUM


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARUBAGA
TAHUN 2019

A. PENDAHULUAN
Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk
hidup sehat bagi setiap warga negara. Agar dapat mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur
kesejahteraan umum dari tujuan nasional, perlu ditingkatkan upaya
untuk memperluas dan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat dengan mutu yang lebih baik dan biaya terjangkau.
Selain itu dengan semakin meningkatnya pendidikan dan keadaan sosial
ekonomi masyarakat, maka sistem nilai dan orientasi dalam masyarakat
pun mulai berubah. Masyarakat cenderung menuntut pelayanan umum
yang lebih baik, lebih ramah, lebih bermutu termasuk pelayanan
kesehatan. Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat akan
mutu pelayanan rumah sakit, maka fungsi pelayanan RSUD Karubaga
secara bertahap perlu terus ditingkatkan agar menjadi efektif dan efisien
serta memberi kepuasan dan kenyamanan kepada pasien, keluarga
maupun masyarakat.

B. LATAR BELAKANG
RSUD Karubaga adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang
kompleks, padat karya dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena
pelayanan kesehatan menyangkut berbagai fungsi pelayanan, pendidikan
dan penelitian, serta mencakup berbagai tingkatan maupun jenis disiplin.
Agar RSUD Karubaga mampu melaksanakan fungsi yang demikian
kompleks, maka diperlukan sumber daya manusia yang profesional di
bidang teknis medis maupun administrasi kesehatan. Untuk menjaga dan
meningkatkan mutu pelayanan, RSUD Karubaga mempunyai suatu
aturan yang menjamin peningakatan mutu di semua tingkatan.

C. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Terselenggaranya kegiatan hukum Rumah Sakit yang efektif dan
berkualitas.
2. Tujuan Khusus
Memberikan masukan dan pertimbangan kepada Direktur Utama dalam hal
:
a. Penyusunan dan perumusan medicoetiklegal dan kode etik
pelayanan rumah sakit.
b. Menyelesaikan masalah etik rumah sakit dan pelanggaran
terhadap kode etik pelayanan rumah sakit.
c. Pemeliharaan etik penyelenggaraan fungsi rumah sakit, Hospital
Bylaws, dan Medical Staff Bylaws.
d. Sebagai gugus tugas dalam penanganan masalah hukum di
RSUD Karubaga.

D. FUNGSI
1. Fungsi Pendidikan
Bekerjasama dengan administrasi rumah sakit, instalasi dan
ruangan, staf medis, perawat dan berbagai profesi kesehatan lainnya,
komite akan melakukan upaya pendidikan mengenai etika klinis
dengan cara in house training atau metode pelatihan dan pendidikan
lainnya.
2. Meninjau dan Mengembangkan Kebijakan
Komite akan membantu rumah sakit dan staf profesionalnya dalam
mengembangkan kebijakan dan prosedur sehubungan dengan etika
dan hukum kesehatan.
3. Meninjau Kasus
Salah satu fungsi penting dari komite adalah perannya sebagai forum
untuk menganalisa pertanyaan-pertanyaan etika yang muncul dalam
perawatan pasien secara individu. Dalam perannya ini, komite akan
berusaha untuk memberikan dukungan dan konsultasi bagi mereka
yang bertanggungjawab terhadap pengambilan keputusan meliputi
petugas kesehatan, pasien, pendamping dan anggota keluarga
pasien.

E. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


 Mengadakan rapat koordinasi Komite Etik dan Hukum dengan
Komite Medik dan Komite Keperawatan setiap 3 bulan sekali.
 Memberikan penyuluhan kepada pasien dan keluarga pasien tentang
hak dan kewajiban antara pasien dan dokter.
 Membantu Direktur Utama menyusun dan merumuskan
medicoetiklegal dan kode etik pelayanan rumah sakit.
 Menyelesaikan masalah pelanggaran etik dan hukum terhadap
pegawai di RSUD Karubaga
 Menyelesaikan masalah pelanggaran etik dan hukum antara pasien
dan RSUD Karubaga.
 Menyelesaikan konflik etik yang timbul antar profesi di RSUD
Karubaga.
F. TATA CARA PENANGANAN KASUS ETIK

1. Direktur mengajukan permintaan kepada komite etik untuk


melakukan peninjauan kasus
2. Tim akan melakukan peninjauan terhadap permintaan tersebut
untuk menentukan :
a. Masalah yang terjadi
b. Status pasien
c. Pertanyaan seputar etika
d. Masalah-masalah yang menyebabkan permintaan
e. Informasi lain yang diperlukan
3. Jika penilaian dari tim bahwa permintaan tersebut tepat, tim akan
menghubungi dokter pasien untuk mendiskusikan permintaan
tersebut, meminta partisipasinya dan menjadualkan pertemuan
peninjauan kasus. Sebagai tambahan, pasien atau keluarga pasien
atau pembuat keputusan bagi pasien, sesuai kebutuhan kasus,
harus juga diberitahukan bahwa peninjauan kasus akan dilakuakan,
dan diundang untuk berpartisipasi. Keputusan mereka untuk tidak
berpartisipasi, atau penolakan mereka untuk konsultasi, tidak boleh
mencegah konsultasi etika formal berlangsung, dengan asumsi
bahwa konsultasi ditentukan tim.
4. Anggota tim dapat menentukan bahwa sangat tepat untuk
mengundang peserta lain dalam pertemuan dimana tima
mendiskusikan kasus. Diantara orang-orang yang dapat diundang
dalam pertemuan tersebut adalah : anggota staf professional yang
secara langsung terlibat dalam memberikan pelayanan kepada
pasien, personil dengan keahlian tertentu; dan pasien dan/atau
anggota keluarga pasien.
5. Jika dalam penilaian peninjauan kasus oleh tim, permintaan
peninjauan kasus tidak tepat, tim juga akan menginformasikan
kepada pihak yang meminta peninjauan kasus dan/atau dokter yang
merawat
6. Melakukan Pertemuan Peninjauan Kasus
a. Ketua tim menjelaskan mengapa pertemuan tersebut dilakukan
dan menjelaskan tugas mereka dan perlunya menjaga
kerahasiaan
b. Jika dokter yang merawat pasien dan petugas kesehatan lain
hadir, akan tepat sekali bila mereka mempresentasikan kepada
tim peninjau mengenai riwayat pasien, kondisi pasien saat ini,
prognosis dan hal-hal yang berkaitan dengan peninjauan kasus.
Anggota tim dapat meminta peserta pertemuan, termasuk
pasien/anggota keluarag jika ada, untuk menjelaskan apa
pertanyaan, masalah atau hal-hal etika yang diminta untuk
ditinjau.
c. Setelah itu diadakan pertemuan tertutup untuk tim untuk
merumuskan rekomendasi.
7. Rekomendasi hasil dari peninjauan kasus dan setiap rekomendasi
akan dikomunikasikan kepada individu yang meminta peninjauan
kasus; ke dokter yang merawat; ke staf rumah sakit; dan ke
pasien/keluarganya. Setelah diskusi ini, dan bersama-sama dengan
dokter yang merawat, tim akan mencatat hasi;l dari peninjauan
kasus etik dalam rekam medis pasien. Hasil ini juga akan dilaporkan
ke, dan ditinjau oleh, komite pada pertemuan berikutnya.

Ditetapkan di : Karubaga
Pada Tanggal : ………………………

DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARUBAGA

dr. Delwien E. Jacob, M.Kes


NIP : 19781017 200605 2 001

Anda mungkin juga menyukai