Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Akar Volume 6 Nomor 2 Edisi Agustus 2017

PEMBUATAN KAYU LAMINASI AKASIA MENGGUNAKAN


PEREKAT ISOSIANAT

Meylida Nurrachmania1
1
Dosen Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Simalungun

Abstrak: Teknologi laminasi merupakan salah satu solusi untuk memperoleh


sortimen lebih lebar dan/atau panjang. Kayu laminasi ini terbuat dari potongan-
potongan balok kayu yang direkatkan dengan perekat sehingga menjadi kayu yang
dapat dimanfaatkan kembali. Kadar air kayu akasia (Accacia mangium) pada
berkisar antara 9,87 – 11,53% dan telah memenuhi syarat untuk direkat. Kayu
akasia memiliki kerapatan 0,61 gr/cm3, setelah direkatkan terjadi peningkatan
kerapatan berkisar antara 0,65 – 0,78 gr/cm3, sehingga diharapkan kekuatannya
juga akan meningkat. Didapatkan nilai keteguhan rekat yang paling besar adalah
kayu laminasi dengan perlakuan berat labur 290 gr/cm2 pada bidang radial yaitu
sebesar 107,09 gr/cm2, sedangkan yang paling kecil adalah kayu laminasi
perlakuan berat labur 270 gr/cm2 pada bidang tangensial yaitu sebesar 63,24
gr/cm2. Keteguhan rekat ini semuanya memenuhi standar SNI JAS 234 2003 yang
mensyaratkan nilai keteguhan rekat ≥ 54 gr/cm2.

Kata Kunci: Laminasi, Akasia, Isosianat

PENDAHULUAN ataupun bahan baku untuk industri


mebel.
Latar Belakang Apkindo dalam Muiz (2005),
Sejak dahulu kayu memegang menyebutkan konsumsi dunia untuk
peranan penting dalam kehidupan kayu gergajian dan produk panel
manusa, karena kayu merupakan berbasis kayu pada tahun 2001
bahan baku industri mebel dan bahan adalah sekitar 1.092.232.000 m3.
bangunan meskipun penggunaan Padahal suplai kayu dari hutan alam
beton dan logam pada bangunan terus mengalami penurunan sehingga
semakin meningkat. Seiring dengan terjadi defisit bahan baku kayu untuk
pertambahan penduduk Indonesia memenuhi kebutuhan industri
yang pesat, maka kebutuhan kayu pengolahan kayu khususnya produk-
sebagai bahan bangunan dan sebagai produk panel.
perabot-perabot rumah tangga Teknologi laminasi
lainnya pun turut meningkat dari merupakan salah satu solusi untuk
tahun ke tahun. Sebagai memperoleh sortimen lebih lebar
konsekuensinya, untuk memenuhi dan/atau panjang. Berbagai teknik
kebutuhan tersebut maka kayu-kayu laminasi bisa dikembangkan, sebagai
berdiameter besar dan berkualitas contoh laminasi ke arah lebar untuk
tinggi terus menerus dieksploitasi menghasilkan papan sebagai bahan
yang menyebabkan kayu dengan baku daun meja, dinding atau pintu.
kualitas baik semakin berkurang, Laminasi ke arah tebal untuk
sehingga perlu dicari bahan baku lain menghasilkan balok antara lain untuk
yang dapat menggantikan fungsi komponen kusen pintu atau jendela,
kayu sebagai bahan bangunan kaki meja, barang bubutan dan
kerajinan. Laminasi ke arah panjang

1
Jurnal Akar Volume 6 Nomor 2 Edisi Agustus 2017

dilakukan untuk memperoleh papan METODOLOGI


atau balok berukuran lebih panjang.
Kayu laminasi ini terbuat dari Bahan dan Alat
potongan-potongan balok kayu yang Alat-alat yang digunakan
direkatkan dengan perekat sehingga antara lain: gergaji (circular saw)
menjadi kayu yang dapat untuk memotong contoh uji kayu,
dimanfaatkan kembali. Pembuatan kertas amplas untuk menghaluskan
kayu laminasi ini membutuhkan permukaan contoh uji kayu,
perekat dengan kualitas yang sesuai timbangan analitik untuk menimbang
dengan sifat-sifat kayu yang akan perekat dan serbuk kayu, oven untuk
digunakan sehingga perekat dapat mengeringkan contoh kayu sampai
bertahan lama pada kayu tersebut. kering tanur (103 ± 20C), desikator
Perekat yang baik juga untuk mendinginkan contoh kayu
menentukan kualitas kayu laminasi setelah dioven, alat kempa untuk
yang dihasilkan. Adanya perekat mengempa contoh uji yang sudah
diantara lapisan kayu pada lamina, dilaburi perekat, gelas tabung untuk
memungkinkan terjadi perubahan tempat serbuk kayu pada proses
sifat mekanis lamina, seperti penyerapan air, Water bath untuk
kekakuan dan kekuatannya. Oleh merendam contoh uji penyerapan air,
karena itu, dengan menggunakan miskroskop untuk melihat sudut
kayu Akasi (Accacia mangium) yang kontak perekat, alat Universal
berdiameter kecil dapat Testing Machine merk Instron untuk
dimanfaatkan menjadi kayu lamina pengujian keteguhan geser rekat,
yang memberikan ukuran lebih besar kaliper untuk mengukur dimensi
dari kayu lognya dan diharapkan contoh uji, dan alat hitung/tulis.
dengan menggunakan perekat Bahan-bahan yang digunakan
isosianat dapat memberikan hasil dalam praktikum ini adalah kayu
kayu lamina yang memberikan gergajian jenis akasia (Accacia
keteguhan geser rekat yang baik dari mangium) untuk membuat kayu
perekat ini. lamina dan serbuk akasia (Accacia
mangium) ukuran 60 mesh untuk
Tujuan nilai penyerapan air, dan untuk
Tujuan dalam pembuatan perekatnya digunakan isosianat.
kayu lamina Akasi (Accacia
mangium) dan pengujian perekat Tahapan Kerja
polistirena yang digunakan antara Pembuatan Kayu Lamina
lain : Kayu lamina dibuat sebanyak
1. Menganalisa sifat-sifat dari 18 buah untuk perlakuan berat labur
pengujian perekat isosianat yang (270, 280 dan 290 g/m2) dan bidang
digunakan. permukaan kayu (radial dan
2. Menganalisa faktor-faktor yang tangensial) dengan teknik pelaburan
mempengaruhi proses perekatan (double glue spread) dengan masing-
isosianat untuk penggunaan kayu masing 3 ulangan.
lamina dengan jenis kayu Akasi
(Accacia mangium). Kadar Air Kayu Akasia (Accacia
mangium)
Ukuran contoh uji kadar air
kayu adalah (2 x 2 x 2)cm yang
dipotong dari bagian jenis kayu
akasia (Accacia mangium) yang

2
Jurnal Akar Volume 6 Nomor 2 Edisi Agustus 2017

kemudian dilakukan pengukuran kebutuhan perekat tiap sepasang


kadar air kayu sebagai berikut : papan laminasi, berdasarkan luas
1. Contoh uji diampelas pada permukaan bidang rekat dan
seluruh permukaannya dan berat labur (270, 280 dan 290
ditimbang berat awalnya pada g/m2), dengan menggunakan
kondisi kering udara (BA). rumus :
2. Contoh uji dimasukkan ke dalam Kebutuhan Perekat =
oven dengan suhu 103 ± 20C Luas bidang rekat x berat labur
selama ± 24 jam atau sampai 2. Permukaan bidang rekat kayu
beratnya konstan. dibersihkan dari segala kotoran
3. Didinginkan contoh uji dalam dan debu, kemudian perekat
desikator kemudian timbang dilaburkan pada permukaan
berat setelah di oven (BKO). bidang rekat secara double glue
kadar air contoh uji dihitung spread dengan menggunakan
dengan rumus : kuas sesuai kebutuhan perekat
Kadar Air (%) = setiap lamina.
Berat awal ( BA)  Berat ker ing oven ( BKO )
x 100%
Berat ker ing oven ( BKO ) Pembentukan, Pengempaan dan
Pengkondisian Kayu Lamina
Persiapan Bahan Kayu Lamina 1. Lamina yang telah diilaburkan
Akasia (Accacia mangium) perekat digabungkan dengan
1. Kayu lamina yang akan dibuat pasangan laminanya untuk
merupakan kayu lamina dengan 2 membentuk kayu lamina.
lapis papan lamina untuk setiap 2. Kayu lamina yang telah dirakit
perlakuan. diberi tekanan sebesar 10 kg/cm2
2. Kayu gergajian akasia digergaji dengan pengempaan dingin
dengan circular saw menjadi selama ± 24 jam.
contoh uji berukuran 5 x 2 x 30 3. Kayu lamina dikeluarkan dari
cm, sebanyak 24 buah lamina. kempa dan dikondisikan selama
3. Lamina dikeringkan sampai ± satu minggu dengan tujuan
kadar air antara 12-14% untuk agar tegangan-tegangan sisa
meminimalkan perubahan pengempaan dapat stabil.
dimensi dan meningkatkan sifat-
sifat strukturnya. Pembuatan Contoh Uji Geser
4. Pengukuran dimensi contoh uji, Rekat
yaitu dimensi panjang, lebar dan 1. Kayu laminasi yang telah
tebal dengan menggunakan dikondisikan dipotong dengan
kaliper sebagai dasar perhitungan circular saw menjadi tiga bagian,
berat labur perekat. masing-masing berukuran 2,5
5. Sebelum contoh uji papan lamina cm, 2,5 cm, dan 2 cm dengan
direkatkan dan dibentuk menjadi ukuran bidang rekatnya menjadi
kayu lamina, permukaan contoh 20 mm x 25 mm.
uji papan lamina di amplas untuk 2. Kayu laminasi yang berukuran
mendapatkan permukaan yang panjang 2,5 cm, dimodifikasi
halus dan rata. menjadi contoh uji untuk uji
keteguhan rekat, seperti Gambar
Pelaburan Perekat Isosianat 1. Masing-masing untuk uji
1. Menyiapkan perekat yang akan kering dan basah.
dilaburkan dengan menghitung

3
Jurnal Akar Volume 6 Nomor 2 Edisi Agustus 2017

Gambar 1. Contoh Uji untuk Keteguhan Geser Rekat

Pengujian Keteguhan Geser Rekat Analisis Data


1. Bidang contoh uji diukur dimensi Pengujian keteguhan geser
panjang dan lebarnya untuk rekat ini menggunakan Rancangan
memperoleh nilai luas bidang Acak Lengkap (RAL) faktorial 2
geser. faktor dengan faktor A adalah berat
2. Pengujian keteguhan geser labur terdiri dari 270, 280 dan 290
bidang rekat menggunakan mesin g/m2 dan faktor B adalah bidang
uji Universal Testing Machine permukaan kayu yaitu radial dan
merk Instron dan diberi beban tangensial dengan ulangan sebanyak
maksimal sampai rusak, seperti 3 kali. Model umum rancangan yang
Gambar 3. digunakan adalah sebagai berikut :
3. Pengujian dilakukan pada contoh Yijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + ijk
uji dengan memberi beban Keterangan :
maksimal sampai yang ditandai Yijk = Nilai pengamatan faktor
dengan terjadinya pergeseran berat labur taraf ke-i dan faktor
yang permanen pada bidang teknik melabur taraf ke j pada
rekatnya (terjadi kerusakan pada ulangan ke k
bidang rekat). Nilai keteguhan µ = nilai rata-rata pengamatan
geser garis rekat (glue line shear αi = pengaruh sebenarnya faktor
strength) diperoleh dari hasil berat labur pada taraf ke-i
bagi antara beban maksimum βj = pengaruh sebenarnya faktor
terhadap penampang kritisnya teknik melabur pada taraf ke-j
atau luas bidang gesernya. Nilai (αβ)ij = pengaruh interaksi faktor
keteguhan rekat geser tekan berat labur pada taraf ke-i dan
diketahui dengan menggunakan faktor teknik melabur pada
rumus: taraf ke-j
B εijk = kesalahan (galat) percobaan
Keteguhan Rekat (KR) =
A pada faktor berat labur taraf ke-
Keterangan: i dan faktor teknik melabur
KR = Keteguhan rekat (kg/cm2) pada taraf ke-j
B = Beban maksimum (kg)
A = Luas bidang geser (cm2) Adapun hipotesis yang akan
diuji adalah:

1
Jurnal Akar Volume 6 Nomor 2 Edisi Agustus 2017

a. H '0 : αi = 0, terima H '0 , tidak ada berarti ada pengaruh interaksi


beda nilai rata-rata untuk faktor terhadap respon yang diamati.
BL, berarti tidak ada pengaruh
dari faktor BL terhadap respon Keterangan :
yang diamati. BL = Berat labur (270, 280 dan 290
g/m2).
H '0 : αi ≠ 0, tolak H '0 , ada beda
BP = Bidang permukaan (radial dan
nilai rata-rata untuk faktor BL, tangensial)
berarti ada pengaruh faktor BL
terhadap respon yang diamati. HASIL DAN PEMBAHASAN
b. H "0 : βi = 0, terima H "0 , tidak ada
beda nilai rata-rata untuk faktor Pengujian Kayu Lamina
BP, berarti tidak ada pengaruh Kadar Air Kayu Lamina
dari faktor BP terhadap respon Air dalam kayu menentukan
yang diamati. kadar air garis rekat, dan akan
H "0 : βi ≠ 0, tolak H "0 , ada beda mempengaruhi kedalaman penetrasi
perekat dan waktu perekat cair.
nilai rata-rata untuk faktor BP,
Dalam penggabungannya, air yang
berarti ada pengaruh faktor BP
banyak terdapat dalam kayu akan
terhadap respon yang diamati.
menghambat ikatan dari cairan
c. H '"0 : (αβ)ij = 0, terima H '"0 , tidak perekat. Ketika perekat diaplikasikan
ada interaksi antara kedua faktor, pada kayu kering (KA 5%), kayu
berarti tidak ada pengaruh akan menyerap air dari perekat
interaksi terhadap respon yang dengan cepat. Jika jumlah air dalam
diamati. perekat lebih sedikit dari jumlah air
H '"0 : (αβ)ij ≠ 0, tolak H '"0 , ada dalam kayu kering, kayu akan
interaksi antara kedua faktor, banyak menyerap air dan
membentuk lapisan perekat sebelum
kayu yang direkat menyatu.

16
12.33
11.53

11.24
11.23

14
11.5

11.5
10.47

10.37

10.23
10.03
10.2

9.87

12
10
8 Radial
6 Tangensial
4
2
0
1 2 3 4 5 6

Gambar 2. Grafik Nilai Kadar Air Kayu Akasi (Accacia mangium)

Kadar air kayu yang ideal pada tingkat kadar air 6-14%. Kadar
untuk ikatan perekatan bervariasi Air kayu akasia seperti terihat pada
sesuai dengan jenis perekat dan Gambar 2. berkisar antara 9,87 –
proses perekatan. Pada umumnya, 11,53% dibawah kadar air
ikatan perekatan yang baik terjadi maksimum, sehingga perekat bisa

2
Jurnal Akar Volume 6 Nomor 2 Edisi Agustus 2017

masuk k edalam rongga dan sel kayu menghasilkan tegangan yang lebih
(Kolman et al;1975). besar sehingga kayu yang
berkerapatan tinggi akan lebih kuat,
Kerapatan lebih keras dan lebih kaku
Kerapatan kayu berhubungan dibandingkan kayu yang
langsung dengan kekuatannya. berkerapatan lebih rendah.
Dinding serat yang tebal dapat

0.78
0.77
0.90

0.76

0.75
0.74
0.80

0.65
0.70
0.60
0.50 Radial
0.40 Tangensial
0.30 Kerapatan Akasia
0.20
0.10
0.00
270 280 290

Gambar 3. Grafik Kerapatan Akasia dan Kayu Lamina (Bidang Radial dan
Tangensial)

Karena kayu sebagai peningkatan kerapatan seperti yang


adherend adalah komponen utama terlihat pada Gambar 3. berkisar
dalam suatu rekatan, perekat antara 0,65 – 0,78 gr/cm3 untuk tiap
diharapkan tidak sama kekuatannya bidang garis rekat (radial dan
dengan kayu sehingga kekuatan tangesial) dan berat labur (270, 280,
maksimum kayu dapat dimanfaatkan. dan 290 gr/cm2)
Semakin kuat kayu maka semakin
kuat juga ikatan rekatannya. Menurut Pengujian Keteguhan Geser Rekat
Vick (1999) kekuatan ikatan perekat Kayu Lamina
pada kayu akan mengalami Umumnya keteguhan geser
peningkatan seiring dengan kayu bidang tangensial lebih tinggi
peningkatan kerapatan kayu pada dari bidang aksial dan radial karena
kisaran 0,7-0,8 gr/cm3 (KA 12%). Di keberadaan sel jari-jari yang tegak
atas kisaran tersebut, kekuatan ikatan lurus arah geser sedangkan pada
rekat akan mengalami penurunan. bidang radial, keteguhan geser lebih
Kayu akasia memiliki kerapatan 0,61 dipengaruhi oleh ketebalan dinding
gr/cm3, setelah direkatkan terjadi dan jari-jari.

2
Jurnal Akar Volume 6 Nomor 2 Edisi Agustus 2017

104.75
107.09
99.82
120

100

73.95

70.42
63.24
80
Radial
60
Tangensial
40 JAS 234 2003

20

0
270 280 290

Gambar 4. Grafik Pengujian Geser Rekat Kayu Lamina Akasia

Nilai keteguhan rekat terjadi pada berat labur dan teknik


masing-masing perlakuan disajikan labur double glue spread pada
pada Gambar 4. Didapatkan nilai praktikum ini tidak berbeda. Faktor-
keteguhan rekat yang paling besar faktor yang berpengaruh terhadap
adalah kayu laminasi dengan ketidak seragaman penetrasi diduga
perlakuan berat labur 290 gr/cm2 sebagai penyebab kegagalan
pada bidang radial yaitu sebesar perekatan, dalam praktikum ini pada
107,09 gr/cm2, sedangkan yang saat setelah pengujian kayu dengan
paling kecil adalah kayu laminasi alat penguji keteguhan geser tekan
perlakuan berat labur 270 gr/cm2 memperlihatkan adanya indikasi
pada bidang tangensial yaitu sebesar perekat tidak membasahi seluruh
63,24 gr/cm2. Keteguhan rekat ini permukaan dengan merata.
semuanya memenuhi standar SNI Ketidakrataan penyebaran perekat ini
JAS 234 2003 yang mensyaratkan cukup beralasan karena pelaburan
nilai keteguhan rekat ≥ 54 gr/cm2. perekatnya menggunakan kuas karet
Berat labur yang digunakan dan penyebaran perekat tidak
dalam praktikum adalah 270 gr/m2, terlabur sempurna, sudah menyerap
280 gr/m2 dan 290 gr/m2 dan sistem pada sisi yang terlebih dahulu diberi
pelaburan perekat adalah double glue perekat, akibatnya permukaan yang
spread yaitu berat perekat tersebut lain menjadi miskin perekat. Untuk
dibagi dua dan masing-masing memungkinkan terjadinya ikatan
diaplikasikan pada kedua permukaan perekat antara perekat dan
bidang rekat yang akan direkatkan. permukaan, perekat harus lebih dulu
Perbedaan luas bidang rekat dan membasahi permukaan; dengan kata
berat labur mengakibatkan perbedaan lain, perekat harus diaplikasikan
berat perekat yang dibutuhkan dalam bentuk cairan (sebagai larutan,
masing-masing pasangan kayu dispersi, atau hot-melt). Berhasil atau
laminasi. Berat perekat yang tidaknya cairan membasahi suatu
dibutuhkan bervariasi antara 3,37 – padatan tergantung pada tegangan
3,56 gr. permukaan kedua substan, misalnya
Secara keseluruhan polimer dan substrat.
keteguhan rekat yang tinggi dapat

2
Jurnal Akar Volume 6 Nomor 2 Edisi Agustus 2017

Tabel 1. Nilai Analisis Sidik Ragam Keteguhan Rekat Kayu Lamina Akasia
(Accacia mangium)
Sumber
Keragaman Db JK KT F-hitung F-tabel
Perlakuan 5 5674,09 1134,82 2,72 3,48
Berat Labur 2 4197,34 2098,34 5,03 4,26
Bidang Rekat 1 133,53 133,53 0,32 5,12
Interaksi 2 1343,22 671,61 1,61 4,26
Galat 12 5002,77 416,89
Total 17 10676,86

Dari hasil di atas dapat pada bidang tangensial yaitu


disimpulkan bahwa perlakuan berat sebesar 63,24 gr/cm2. Keteguhan
labur berpengaruh nyata terhadap rekat ini semuanya memenuhi
kekuatan garis rekat karena nilai F- standar SNI JAS 234 2003 yang
hitung (5,03) lebih besar dari F-tabel mensyaratkan nilai keteguhan
(4,26). Namun bidang rekat rekat ≥ 54 gr/cm2.
menunjukkan bahwa tidak 4. Perlakuan berat labur
memberikan pengaruh terhadap berpengaruh nyata terhadap
kekuatan garis rekat, begitu juga kekuatan garis rekat, namun
interaksi keduanya juga tidak bidang rekat dan interaksi
memberikan pengaruh. keduanya (berat labur dan
bidang rekat) menunjukkan tidak
memberikan pengaruh terhadap
KESIMPULAN DAN SARAN kekuatan garis rekat.

Kesimpulan Saran
1. Kadar air kayu akasia (Accacia Pengujian tidak hanya
mangium) pada berkisar antara dilakukan terhadap kayu rakyat, tapi
9,87 – 11,53% dan telah perlu juga dilakukan terhadap kayu-
memenuhi syarat untuk direkat. kayu komersil agar dapat
2. Kayu akasia memiliki kerapatan dibandingkan nilai kekuatannya.
0,61 gr/cm3, setelah direkatkan
terjadi peningkatan kerapatan
berkisar antara 0,65 – 0,78 DAFTAR PUSTAKA
gr/cm3, sehingga diharapkan
kekuatannya juga akan Brown, H. P., A. J. Panshin and C.
meningkat. C. Forsaith. 1952. Textbook of
3. Didapatkan nilai keteguhan rekat Wood Technology. Vol II.
yang paling besar adalah kayu McGraw-Hill Book Company.
laminasi dengan perlakuan berat New York
labur 290 gr/cm2 pada bidang Fakhri. 2002. Kemampuan Perekat
radial yaitu sebesar 107,09 Resin Urea Formaldehyde pada
gr/cm2, sedangkan yang paling Laminasi Kayu Sengon dan
kecil adalah kayu laminasi Keruing. Pekanbaru: Jurnal
perlakuan berat labur 270 gr/cm2

2
Jurnal Akar Volume 6 Nomor 2 Edisi Agustus 2017

Sains dan Teknologi


Universitas Riau.
Manik, P. 1977. Teknologi
Pembuatan Kapal Kayu
Laminasi.
http://www.kapal.ft.undip.aci.i
d
Marra Alan A,1992, Technology of
Wood Bonding:Prinsiples in
Practise, Van Nostrand
Reinhold, New York
Marutzky, R. 2002. Glue-Laminated
Timber. Wilhem-Klauditz-
Institut Holzforschurg.
http://www/purbound.com/doc/
literature/en/fraunhofer.pdf
Muiz, A. 2005. Pemanfaatan Batang
Pisang (Musa sp.) Sebagai
Bahan Baku Papan Serat.
[Skripsi]. Bogor: Fakultas
Kehutanan. Institut Pertanian
Bogor
Nurleni, L. 1994. Produktivitas
Pembuatan Papan Sambung di
PT. Albasi Parahyangan
Banjar-Ciamis [skripsi].
Bogor: Fakultas Kehutanan.
Institut Pertanian Bogor
Ruhendi, S, dkk. 2007. Analisis
Perekatan Kayu. Bogor:
Fakultas Kehutanan. Institut
Pertanian Bogor.
Wardhani, I. Y. 1999. Kualitas
Perekat Kayu Lamina dari
Empat Jenis Kayu Kurang
Dikenal.
http://.unmul.ac.id./dat/pub/fro
ntir/isna.pdf

Anda mungkin juga menyukai