STEP 1
Seorang bayi perempuan berusia 0 hari datang ke unit gawat darurat dengan keluhan sesak nafas
STEP 2
Trauma
1. TTN
2. Sindrom
kebocoran
Udara
3. Asfiksia
Neonatorum
Sesak
Congenital
1. atresia
nafas Infeksi
1. Sindroma
koana Aspirasi
2. penyakit mekonium
membran 2. Sepsis
Hialin Neonatum
STEP 3
Perubahan fisiologis pada bayi baru lahir adalah salah satunya sistem pernapasan. Selama
dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta. Setelah lahir,
Perkembangan Paru-Paru
Paru berasal dari titik tubuh yang muncul dari faring yang bercabang-cabang membentuk
struktur percabangan bronkus. Proses ini berlanjut setelah kelahiran sampai usia 8 tahun, sampai
jumlah bronchiolus dan alveolus akan sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan
bukti gerakan nafas sepanjang trisemester kedua dan ketiga. Kematangan paru-paru akan
mengurangi peluang kelangsungan hidup bayi baru, yang dissebabkan oleh keterbatasan
permukaan alveolus, ketidakmatangan sistem kapiler paru-paru, dan tidak mencukupinya jumlah
surfaktan.
Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan dua rahim yang
Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru-paru selama persalinan
pernafasan teratur dan berkesinambungan. Jadi sistem-sistem harus berfungsi secara normal.
Upaya pernapasan pertama seorang bayi berfungsi untuk mengeluarkan cairan dalam
paru-paru dan mengembangkan alveolus paru-paru untuk pertama kali. Prooduksi surfaktan
dimulai pada 20 minggu kehamilan dan jumlahnya meningkat sampai paru-paru matang sekitar
30-40 minggu kehamilan. Surfaktan ini berfungsi mengurangi tekanan permukaan paru-paru dan
membantu menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir parnafasan. Tanpa
surfaktan alveoli akan kolaps setiap saat setelah akhir setiap pernapasan yang menyebabkan sulit
bernapas.
Bayi cukup bulan mempunyai cairan di dalam paru-paru. Pada saat bayi melalui jalan
lahir selama persalinan, sekitar 1/3 ciran ini akan diperas keluar paru-paru. Dengan beberapa kali
tarikan napas pertama, udara memenuhi ruang trakea dan bronkus bayi baru lahir. Dengan sisa
cairan didalam paru-paru dikeluarkan dari paru-paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah.
pembuluh darah ini berarti tidak ada pembuluh darah yang terbuka, guna menerima oksigen yang
berada dalam alveoli, sehingga penurunan oksigensi jaringan akan memperburuk hipoksia.
Peningkatan aliran darah paru-paru akan mendorong terjadinya peningkatan sirkulasi limfe dan
membantu menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi
Penyebab TTN lebih dikaitkan dengan beberapa faktor risiko yang meningkatkan
kejadian TTN pada bayi baru lahir. Faktor risiko TTN pada bayi baru lahir diantaranya:
Selama proses kelahiran melalui jalan lahir, terutama bayi cukup bulan, tekanan sepanjang jalan
lahir akan menekan cairan dari paru-paru untuk keluar. Perubahan hormon selama persalinan
juga berperan pada penyerapan cairan di paru-paru. Bayi yang kecil atau prematur atau yang
lahir melalui jalan lahir terjadi dan perubahan hormonal seperti kelahiran normal, sehingga
mereka lebih beresiko mengalami penumpukan cairan di paru-paru saat mereka menarik napas
Sebelum lahir paru-paru bayi terisi dengan cairan. Saat di dalam kandungan bayi tidak
menggunakan paru-parunya untuk bernapas. Bayi mendapatkan oksigen dari pembuluh darah
plasenta. Saat mendeteksi kelahiran, cairan di paru-paru bayi mulai berkurang sebagai respon
dari perubahan hormonal. Cairan juga terperas keluar saat bayi lahir melewati jalan lahir
(tekanan mekanis terhadap thorak). Setelah lahir bayi mengambil napas pertamanya dan paru-
paru terisi udara dan cairan di paru-paru didorong keluar. Cairan yang masih tersisa kemudian
dibatukkan atau diserap oleh tubuh secara bertahap melalui sistem pembuluh darah atau sistem
limfatik. Bayi dengan TTN mengalami sisa cairan yang masih terdapat di paru-paru atau
pengeluaran cairan dari paru-paru terlalu lambat sehingga bayi mengalami kesulitan untuk
menghirup oksigen secara normal kemudian bayi bernapas lebih cepat dan lebih dalam untuk
Pemeriksaan laboratorium
Analisis gas darah biasanya akan memperlihatkan hipoksia ringan. Hipokarbia biasanya
didapatkan. Jika ada, hipokarbia biasanya ringan (PCO2 >55 mmHg). Extreme
hypercarbia sangat jarang, namun jika terjadi, merupakan indikasi untuk mencari
penyebab lain.
Differensial Count adalah normal pada TTN, tapi sebainya dilakukan untuk menentukan
Urine dan Serum Antigen test dappat membantu menyingkirkan infeksi bakteri.
Pneumonia/sepsis. Jika neonatus mengalami pneumoni atau sepsis, akan didapat pada
riwayat kehamilan ibu tanda-tanda infeksi, seperti koriomnionitis, ketuban pecah dini,
dan demam. Differenssial count menunjukan tanda neutropenia atau leukositosis dengan
jumlah abnormal dari sel immature. Tes antigen urin dapat positif bila neonates
HMD. Biasanya terjadi pada neonates yang premature atau dengan alasan lain akan
tertundanya maturasi paru. Pada rontgen thorak dapat diketahui dengan jelas pola
Diagnosis kerja :
Bayi dengan TTN diawasi dengan cermat. Kadangkala dapat diawasi di NICU
(perawatan intensif bayi baru lahir). Pemantauan frekuensi jantung, pernapasan dan kadar
oksogen.
Beberapa bayi diawasi dan dipastikan frekuensi pernapasan menurun dan kadar oksigen
tetap normal, lainnya mungkin membutuhkan oksigen tambahan melalui masker, selang
Jika bayi tetap berusaha keras untuk bernapas meskipun oksigen sudah diberikan, maka
continous positive airway pressure (CPAP) dapat digunakan untuk memberikan aliran
udara ke paru-paru. Dengan CPAP bayi mengenakan selang oksigen di hidung dan mesin
Pada kasus berat maka bayi dapat membutuhkan bantuan ventilator, namun ini jarang
terjadi.
Nutrisi dapat menjadi masalah tambahan jika bayi bernapas terlalu cepat sehingga bayi
tidak dapat menghisap, menelan dan bernapas secara bersamaan. Pada kasus ini maka
infus melalui pembuluh darah perlu diberikan agar bayi tidak dehidrasi dan kadar gula
Dalam 24-48 jam proses pernapasan bayi dengan TTN biasanya akan membaik dan
kembali normal dan dalam 72 jam semua gejala TTN sudah tidak ada. Jika keadaan bayi
belum mambaik maka harus dicari kemungkinan penyebab lainnya yang mungkin
menyertai.
Setelah bayi pulih dari TTN umumnya bayi akan pulihn sepenuhnya, dimana bayi boleh
dipulangkan. Sebelum pulang berikan edukasi kepada ibu agar melakukan observasi di
tampak biru, sela iga cekung saat bernapas, bila hal ini muncul segera hubungi dokter dan
Antibiotik empiris sering digunakan selama 48 jam setelah lahir, sampai sepsis telah
dikesampingkan.
didasarkan pada flora lokal dan kepekaan antibiotik. Dosis jumlah dan interval
didasarkan pada usia postmenstrual, diukur dalam minggu, dan usia pasca melahirkan,
menyediakan aktivitas sinergis dengan penisilin terhadap bakteri gram positif termasuk
Hipoksia : karena penanganan terlalu lama, akibatnya terjadi kekurangan nutrisi pada
Daftar Pustaka
1. Waldo E Nelson, MD et al. 2015. Ilmu Kesehatan Anak edisi 15. Jakarta: EGC.