KEMUHAMMADIYAHAN
1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal2 ayat (1) atau Pasal49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara
masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan! atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00
(Satu Juta Rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/ atau denda
paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (Lima miliar rupiah)
•
• Al ISLAM - KEMUHAMMADIYAHAN Ill
KEMUHAMMADIYAHAN
•
• AL ISLAM - KEMUHAMMADIYAHAN Ill
KEMUHAMMADIYAHAN
lr. Muhtadawati
DAFTAR lSI
•
• AL ISLAM - KEMUHAMMADIYAHAN Ill
KEMUHAMMADIYAHAN
D.
E.
F.
lsi Kepribadian Muhammadiyah ...............................
Penjelasan Kepribadian Muhammadiyah ................
Kepada Siapa Kepribadian Muhammadiyah kita
66
68
A. Pendahuluan
Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW dan
berkembang di Jazirah Arab pada abad ke 7 M. Nabi Muhammad Saw
menyiarkan Islam selama dua tahap, yaitu tahap pertama yang
dinamakan dengan periode Mekah selama 13 tahun dan tahap kedua
periode Madinah selama 10tahun. Dalam masa yang relatifsingkat itu
Jazirah Arab telah tunduk di bawah kekuasaan Islam. Ketika Nabi
Muhammad SAW wafat kepemimpinan Islam dilanjutkan oleh para
pengikutnya yang dikenal dengan Khulafaur Rasyidin tahun 613-656
M yaitu Abu bakar Sidiq (11 H-13 H /632-634 M), Umar bin Khattab
(13-23 H /634- 644 M), Usman bin Affan (23-35 H/644-656 M) dan Ali
bin Abu Thalib (35-40 H/656-661). Pasca terbunuhnya Ali kepemimpinan
dilanjutkan oleh putranya Hasan bin Ali. Demi menjaga keutuhan umat
Islam Hasan bin Ali menyerahkan kepemimpinan kepada Muawiyah
bin Abu Sofyan. Disinilah berakhirnya sistem Demokrasi/musyawarah
dan .dimulai dengan sistem baru yaitu dinasti atau sistem kerajaan,
dimana Khalifah dipegang secara turun temurun, Dinasti Umayyah
berkuasa sampai tahun 750 M yang kemudian dilanjutkan oleh Bani
Abbasyiah sampai tahun 1258 M ketika Bagdad dikua'sai oleh bangsa
Mongol. Pada masa inilah berakhirnya kejayaan Islam mulai meredup .
•
AL ISLAM - KEMUHAMMADIYAHAN Ill
KEMUHAMMADIYAHAN
-
1. Teori Gujarat
Sejumlah sarjana, kebanyakan asal Belanda, memegang teori
bahwa asal-muasal Islam di nusantara adalah Anak Benua India,
bukanya Persia atau Arabia. Sarjana pertama yang mengemukakan teori
ini adalah Pijnappel, ahli dari Universitas Leiden. Dia mengaitkan asal-
muasal Islam di Nusantara dengan wilayah Gujarat dan Malabar.
Menurut dia, adalah orang-orang Arab bermazhab Syafi'i yang
bermigrasi dan menetap di wilayah India tersebut yang kemudian
membawa Islam ke Nusantara.
Moquette, seorang sarjana Belanda lainnya, berkesimpulan bahwa
tempat asal Islam di Nusantara adalah Gujarat. Ia mendasarkan
kesimpulan ini setelah mengamati bentuk batu nisan di Pasai, kawasan
utara Sumatra, khususnya yang bertanggal 17 Dzui-Hijjah 831 H/ 27
September 1428M. Batu nisan yang kelihatannya mirip dengan batu
nisan lain yang ditemukan di makam Maulana Malik Ibrahim (822 H/
1419 M) di Gresik, Jawa timur ternyata sama bentuknya dengan batu
nisan yang terdapat di Cambay, Gujarat. Berdasarkan contoh-contoh
batu nisan ini ia berkesimpulan, bahwa batu nisan di Gujarat dihasilkan
bukan hanya untuk pasar lokal, tetapi juga untuk impor ke kawasan
lain, termasuk Sumatra dan Jawa. Selanjutnya, dengan mengimpor batu
nisan dari Gujarat, orang-orang Nusantara juga mengambillslam dari
sana.
Kesimpulan Moquette ini ditentang keras oleh Fatimi yang
beragumen bahwa keliru mengaitkan seluruh batu nisan di Pasai,
AL ISLAM - KEMUHAMMADIYAHAN Ill
KEMUHAMMADIYAHAN
2. Teori Makkah
Teori ini dicetuskan oleh Hamka dalam pidatonya pada Dies Natalis
PTAIN ke-8 di Yogyakarta (1958), sebagai antitesis untuk tidak
.mengatakan sebagai koreksi- teori sebelumnya, yakni teori Gujarat. Di
sini Hamka menolak pandangan yang mengatakan, bahwa Islam masuk
ke Nusantara pada abad ke-13 dan berasal dari Gujarat. Selanjutnya
Hamka dalam Seminar Sejarah Masuknya Agama Islam di Indonesia
(1963), lebih menguatkan teorinya dengan mendasarkan
pandangannya pada peranan bangsa Arab sebagai pembawa agama
Islam ke Indonesia, kemudian diikuti oleh orang Persia dan Gujarat.
Gujarat dinyatakan sebagai tempat singgah semata, dan Makkah
sebagai pusat, atau Mesir sebagai tempat pengambilan ajaran Islam.
Hamka menolak pendapat yang mengatakan, bahwa Islam baru
masuk pada abad 13, karena kenyataanya di Nusantara pada abad itu
telah berdiri suatu kekuatan politik Islam, maka sudah tentu Islam
masuk jauh sebelumnya yakni abad ke-7 Masehi atau pada abad
pertama Hijriyah.
Guna mengikuti lebih lanjut mengenai pendapat tentang
masuknya Islam ke Nusantara abad ke-7, perlu kiranya kita mengetahui
terlebih dahulu tentang peranan bangsa Arab dalam perdagangan di
Asia yang dimulai sejak abad ke-2 SM. Peranan ini tidak pernah
dibicarakan oleh penganut teori Gujarat. Tinjauan teori Gujarat
menghapuskan peranan bangsa Arab dalam perdagangan dan
kekuasaannya di lautan, yang telah lama mengenal samudera
Indonesia dari pada bangsa-bangsa lainnya.
AL ISLAM - KEMUHAMMADIYAHAN Ill
KEMUHAMMADIYAHAN
-
3. Teori Persia
Pencetus teori ini adalah P.A. Hoesein Djajadiningrat. Teori ini
berpendapat bahwa agama Islam yang masuk ke Nusantara berasal
dari Persia, singgah ke Gujarat, sedangkan waktunya sekitar abad ke-
AL ISLAM - KEMUHAMMADIYAHAN Ill
KEMUHAMMADIYAHAN
13. Nampaknya fokus Pandangan teori ini berbeda dengan teori Gujarat
dan Makkah, sekalipun mempunyai kesamaan masalah Gujaratnya,
serta Madzhab Syafi'i-nya. Teori yang terakhir ini lebih menitikberatkan
tinjauannya kepada kebudayaan yang hidup di kalangan masyarakat
Islam Indonesia, yang dirasakan memiliki persamaan dengan Persia
{Morgan, 1963: 139-140). Di antara persamaan tersebut adalah:
Pertama, Peringatan 10 Muharram atau Asyura sebagai hari
peringatan Syi'ah atas syahidnya Husein. Peringatan ini berbentuk
pembuatan bubur Syura. Di Minangkabau bulan Muharram disebut
bulan Hasan-Husein. Di Sumatera Tengah sebelah barat disebut bulan
Tabut, dan diperingati dengan mengarak keranda Husein untuk
dilemparkan ke sungai. Keranda tersebut disebut tabut diambil dari
bahasa Arab.
Kedua, adanya kesamaan ajaran antara Syaikh Siti Jenar dengan
ajaran Sufi Iran ai-Hallaj, sekalipun ai-Hallaj telah meninggal pad a 31 OH/
922M, tetapi ajarannya berkembang terus dalam bentuk puisi, sehingga
memungkinkan Syeikh Siti Jenar yang hidup pada abad ke-16 dapat
mempelajarinya.
Ketiga, penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja huruf
Arab, untuk tanda-tanda bunyi harakat dalam pengajian ai-Qur'an
tingkat awal:
Bahasa Iran Bahasa Arab
jabar - zabar fathah
jer- ze-er kasrah
p'es- py'es dhammah
Huruf Sin yang tidak bergigi berasal dari Persia, sedangkan Sin
bergigi berasal dari Arab.
Kritikan untuk teori Persia ini dilontarkan oleh K.H. Saifuddin Zuhri.
Ia menyatakan sukar untuk menerima pendapat tentang kedatangan
Islam ke Nusantara berasal dari Persia. Alasannya, bila kita berpedoman
pada masuknya Islam ke Nusantara pada abad ke-7, hal ini berarti terjadi
pada masa kekuasaan Khalifah Umayyah. Saat itu kepemimpinan
Islam di bidang politik, ekonomi dan kebudayaan berada di tangan
bangsa Arab, sedangkan pusat pergerakan Islam berkisar di Makkah,
Madinah, Damaskus dan Bagdad, jadi belum mungkin Persia menduduki
kepemimpinan dunia Islam {Zuhri, 1979: 188).
Dari uraian tentang tiga teori masuknya Islam ke Nusantara di atas,
dapat dilihat beberapa perbedaan dan kesamaan yang dijelaskan
sebagai berikut :
Gerakan lslamisasi Nusantara
memiliki beberapa elemen (1} Pondok (2} Masjid (3} Pengajaran Kitab
Klasik (4} Santri dan (5} Kiyai. (Dhofir 1982 : 44}
a. Pondok adalah tempat tinggal para santri yang berwujud
bangunan semacam barak yang di dalamnya dipisahkan atas bilik-
bilik santri. Pondok ini biasanya terletak di lingkungan pesantren
tempat tinggal kiyai, akan tetapi bisa dibangun masyarakat.
b. Masjid. Merupakan pusat kegiatan bagi pendidikan pondok
pesantren. Di samping sebagai tempat ibadah sholat 5 kali sehari
semalam dan sholat sunnah, masjid juga digunakan sebagai tempat
kegiatan lain yaitu ceramah dll.
c. Pengajaran kitab klasik, kitab-kitab itu ditulis dalam huruf Arab
gundul yang sering disebut kitab kuning. Di samping itu juga
diajarkan bahasa Arab,Tafsir AI-Qur'an,llmu Kalam sampai pada
llmu Tasawuf (mistik}. Di dalam Pesantren yang diajarkan hanya
ilmu-ilmu agama saja.
d. Santri adalah murid yang tinggal di pesantren. Para santri ini
bermukim dan menyerahkan diri pada para kyai untuk memperoleh
pengajaran dan kerelaan kyai. lnilah yang disebut barakah, karena
menjadi jelas tempat berpijak santri dalam menuntut ilmu (Arifin
1987 : 189 }. Para santri ada dua macam ada santri kalong dan
santri mukim. Santri kalong adalah santri yang bertempat tinggal
di rumah orang tuanya sedangkan santri mukim adalah santri yang
bertempat tinggal di pondok
e. Kyai merupakan satuan yang esensial dari pesantren karena kyai
merupakan sumber mutlak dari kekuasaan dan wewenang yang
berlaku dalam pesantren .Dari peranan Kiyai yang besar inilah
mereka memperoleh ilmu. Hal ini dapat dilaksanakan karena
umumnya Kyai memiliki kepribadian yang kuat, terutama tekun
dan pengusaan diri sehingga tumbuh kharisma Kyai dihadapan
para santrinya masyarakat.
Pesantren merupakan lembaga sosial di bidang pendidikan dan
keagamaan yang mengajarkan dan mengembangkan serta
menyebarluaskan agama Islam melalui pondok kepada santri santrinya.
Kalau santri telah memenuhi persyaratan tertentu dalam menguasai
kitab kuning dan oleh kyai dianggap sudah memiliki kemampuan
menguasai llmu agama Islam maka diberi wewenang untuk mendirikan
pondok pesantren di tempat yang baru atau tempat asal mereka dan
dari sinilah terus meherus perkembangan Islam yang disebarkan melalui
pesantren.
Kapan muncul pesantren pertama kali ? Pertanyaan ini sulit
dijawab, sebab tidak ada bukti-bukti yang menunjuk pada pesantren
dalam pengertian seperti sekarang. Pada abad ke15 M, pesantren telah
AL ISLAM - KEMUHAMMADIYAHAN Ill
KEMUHAMMADIYAHAN
-
A. Pendahuluan
Selama ini terdapat kesalahpahaman sebagian masyarakat
terhadap Muhammadiyah. Mereka menganggap bahwa
Muhammadiyah harus bertanggungjawab terhadap perpecahan yang
berlarut-larut di kalangan umat Islam. Sebab dengan berdirinya
Muhammadiyah umat Islam menjadi terkotak-kotak dan sulit
dipersatukan. Timbulnya penilaian seperti ini tidak lepas dari
keterbatasan pembacaan mereka terhadap kondisi bangsa Indonesia
khususnya kondisi umat Islam selama masa penjajahan.
Dalam konteks kesejarahan, berdirinya Muhammadiyah merupakan
tuntutan dan keharusan sejarah agar bangsa Indonesia memiliki jati
diri dan daya tawar yang tinggi di mata penjajah. Berdirinya
Muhammadiyah sebenarnya didorong oleh kegelisahan dan
keprihatinan yang mendalam terhadap model dakwah dan pola
pemikiran keag~maan konvensional-tradisional saat itu.
Dalam doktrin Islam disebutkan: "kuntum khaira ummah ", namun
kenyataannya hampir seluruh bangsa yang mayoritas penduduknya
beragama Islam hidup dalam tekanan penjajah. Oleh karena itu, KH.
Ahmad Dahan (nama kecil beliau Muhammad Darwis) merasa perlu
mendirikan Muhammadiyah pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H.
•
. AL ISLAM - KEMUHAMMADIYAHAN Ill
KEMUHAMMADIYAHAN
-
Di bela han Timur Tengah lainnya seperti di Kairo dan Mesir ide-ide
pembaharuan Muhammad Abduh telah menyebar hampir ke seluruh
negara-negara Muslim atau negara-negara yang penduduknya
meyoritas beragama Islam termasuk Indonesia melalui penyebaran
majalah "AI-Manar". Artikel-artikel dari majalah "AI-Manar" itu dikutip
oleh beberapa penerbitan yang memiliki kesamaan misi dan visi dengan
"AI-Manar", seperti oleh majalah "Al-lmam ", "Neraca" dan "Tunas
Melayu" di Tanah Melayu (Malaysia dan Singapura). "AI-Munir" di
Padang Sumatra Bar at. Di antara sekian banyak pembaca "AI~Manar"
itu terdapat seorang pembaca yang intens, yaitu KH. Ahmad Dahlan
(pendiri Muhammadiyah).
Selain pembaca berat "AI-Manar" KH. Ahmad Dahlan juga pernah
bermukim di Timur Tengah selama dua tahun (1903-1905) untuk
memperdalam berbagai disiplin ilmu keislaman. Pergumulan secara
langsung dengan ide-ide pembaharuan di pusat Islam (Timur Tengah)
telah mendorong KH. Ahmad Dahlan untuk mengadakan pembaharuan
Islam di Indonesia melalui organisasi yang didirikannya, yaitu
Muhammadiyah.
Ide Pan-lslamisme dari Jalaluddin AI-Aghani di Mesir turut
memperkuat pemahaman pembaharuan Islam di Indonesia terutama
yang menyangkut keberadaan penjajah di tanah air. Maka secara tidak
langsung, kesadaran masyarakat Jawa untuk mengusir penjajah
Belanda tidak lain karena diilhami ajaran Jalaluddin AI-Aghani tentang
eksistensi kemerdekaan bagi sebuah negara khususnya umat Islam.
Sebagai bukti adanya pengaruh perkembangan pemikiran Islam
di Timur Tengah terhadap berdirinya Muhammadiyah, sejumlah
cendekiawan membuat persamaaan pemikiran pendidikan Ahmad
Dahlan dengan beberapa pemikir Islam Timur Tengah.
H.A.R. Gibb mengklasifikasikan pembaharuan/pendidikan yang
dilakukan Muhammad Abduh (1849-1905) di Mesir, sebagai berikut:
a. Membersihkan Islam dari pengaruh dan kebiasaan asing
b. Pembaharuan pendidikan tinggi Islam
c. Reformulasi doktrin Islam dengan alam fikiran modern
d. Mempertahankan Islam dari pengaruh-pengaruh Eropa dan
serangan Kristen
Sementara H.A. Mukti Ali membuat rumusan, bahwa pembaharuan
maupun pendidikan yang dilakukan oleh K.H. Ahmad Dahlan
berorientasi pada:
lkhwal Berdirinya Muhammadiyah a
a. Membersihkan Islam di Indonesia dari pengaruh dan kebiasaan
yang bukan Islam
b. Reformulasi doktrin Islam dengan pandangan alam fikiran
modern
c. Reformasi ajaran Islam dan pendidikan Islam
d. Mempertahankan Islam dari pengaruh dan serangan luar Islam
Baik Muhammad Abduh maupun K.H. Ahmad Dahlan melihat
bahwa lembaga pendidikan Islam (saat itu) tidak bisa menghasilkan
para ahli sehingga umat Islam tidak dapat bersaing dengan bangsa
lain semisal Eropa. ltulah sebabnya mayoritas negara Islam
(penduduknya mayoritas beragama Islam) dijajah oleh mereka.
Muhammad Abduh berkeinginan untuk mengembalikan kejayaan
Islam seperti sedia kala, tepatnya di masa umat Islam menguasai
peradaban dunia, baik di bidang Kimia, Matematika, Fisika, Kedokteran,
Arsitektur, Filsafat, Seni dan sebagainya.
Dalam pandangan K.H. Ahmad Dahlan, lembaga pendidikan agama
yang ada di Indonesia seperti pondok pesantren, ketika itu tidak dapat
mengikuti dan memenuhi tuntutan zaman, sementara pendidikan yang
diselenggarakan kolonial Belanda sama sekali tidak memperhatikan
pendidikan Islam.
Perbandingan di atas menunjukkan sesungguhnya substansi
pembaharuan/pendidikan antara Muhammad Abduh dengan K.H.
Ahmad Dahlan mempunyai kesamaan. Sarna-sarna ingin meningkatkan
sumber daya man usia (SDM) umat Islam. Perbedaannya hanya terletak
pada setting wilayah dan zaman. Muhammad Abduh di Mesir sedang
K.H. Ahmad Dahlan di Indonesia.
disekutukan dan Dia akan mengampuni seluruh dosa selain dosa syirik
(menyekutukan Allah) bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya. II
An-Nahl/16:125).
Dalam menyebarkan agama Islam, Muhammadiyah komitmen untuk
selalu berpegang teguh kepada AI-Qur'an dan Sunnah Rasul, karena AI-
Qur'an dan Sunnah Rasul merupakan sumber asli dari ajaran Islam. AI-
Qur'an dan Sunnah Rasul menyajikan tentang II kebenaran mutlaq 11 yang
lkhwal Berdirinya Muhammadiyah -
dapat diuji kapan saja dan oleh siapapun juga. Dalam hal ini Allah
berfirman: Sungguh AI-Qur'an ini memberikan petunjuk pada jalan yang
terlurusll (QS. Al-lsraa'/17:9). Atau firman Allah lainnya: Kami telah
II
saja untuk berbuat sesuatu sesuai dengan ajaran Islam. Setiap amalan
yang dikerjakan manusia hanya dapat diterima oleh Allah jika
didasarkan atas keyakinan lltauhid atau iman yang sebenarnya, iman
II
yang sesuai dengan ajaran Allah. Dengan demikian antara iman dan II II
melahirkan amal, dan amal akan diterima oleh Allah jika keluar dari
iman yang benar. Dalam hal ini Allah berfirman: 8arang siapa di antara
11
2 Een Rochaeni dalam Suara Muhammadiyah No.OS/TH. Ke 96, 1-15 Maret 2011.
lkhwal Berdirinya Muhammadiyah
3 Sang pencerah
Al ISLAM - KEMUHAMMADIYAHAN Ill
KEMUHAMMADIYAHAN
sarapan sabar, makan siang tawaka/, dan makan malam qana'ah. Kyai
Dahlan mengajak orang mengeluarkan hartanya untuk memberi
sarapan, makan siang dan makan malam orang miskin dengan makanan
yang meredakan gemuruh perut yang kelaparan dan menyediakan
pakaian buat tubuh yang menggigil karena kedinginan atau meradang
karena kepanasan. Beliau tidak takut miskin, karenanya tidak seganJ
mengeluarkan hartanya sendiri, bukan hanya sekedar menyalurkan
harta para donatur atau kas organisasi.
Namun demikian, Kyai Dahlan bukan sekedar aktivis sosial yang
melupakan bahkan berusaha 11 membunuh II Tuhan seperti layaknya aktivis
partai komunis atau mengabaikan dan meremehkan ritual syari'atseperti
tokoh fiktif Syeh Siti Jenar, atau bersemangat menolong dan membela
orang miskin dengan cara mencuri seperti dilakukan Si Pitung atau
Robin hood. Kesadaran kyai Dahlan terlahir dari kesadaran spiritual tingkat
tinggi melalui jalan-jalan ritual (syari'at) para Nabi yang dijamin kebenaran
dan keselamatannya. Seperti halnya, Jalaludin Rumi yang menyatakan
bahwa shalat merupakan jalan paling efektif untuk menajamkan kualitas
spiritual (taqarrub i/a//ah/mendekatkan diri pada Allah).
Oleh karena itu, pembelaanya kepada wong cilik dilakukan dengan
cara luhur dan beradab, sehingga menarik kaum priyayi dan saudagar.
Andai kata kezuhudan ritual (syari'ah) tidak diamalkan kyai dahlan,
tentu akan banyak orang menganggap Muhammadiyah seperti gerakan
sosial biasa lainnya yang mengusung jargon pembelaan terhadap rakyat
kecil namun kering nuansa ruhaniahnya karena hanya menganggap
man usia sebagai sosok yang terdiri dari tumpukan daging dan tulang.
Oleh karena itu, sanga tepat pernyataan mentri Agama Rl Fa rid Ma'ruf
dalam bukunya analisa Akhlak yang mengelompokkan Kyai Dahlan
sebagai sosok Sufi Ghazalian yang komit pada lahir syariat dan ruh/batin
syariat sekaligus. Hal tersebut dapat dimaklumi dari bacaan kyai Dahlan
yang melahap karya-karya Ghozali mulai dari kajian fikih, kalam dan
tasawuf. Adapun pengelompokan dalam ranah filsafat, lebih tepat
diasosiasikan dengan Averoisme atau penganut filsafat lbnu Rusyd yang
tidak mempertentangkan antara filsafat (hikmah) dan syariat. Bahkan
sebaliknya kebenaran syariat dan filsafat saling mendukung satu sama
lain dan mengukuhkan posisinya masing-masing (lbnu Rusy dalam Fashl
Maqal fil Maa Baina ai-Hikmah wa ai-Syari'ah min al-itsha/, 1920).
Alkisah tentang penyebab berkembangnya Muhammadiyah di
Sumatera Barat. Salah satunya adalah laporan seorang ulama Ranah
Minang yang melakukan penelitian langsung ke jogja untuk menjawab
rasa penasarannya mengenai figur Kyai Dahlan pendiri ormas yang
lkhwal Berdirinya Muhammadiyah -
berpikir maju dan modern. Saat ulama itu tiba di Jogja dijamu Sang
Kyai dirumahnya dan diperkenankan menginap. Menurut kesaksian
sang ulama, pada dini hari dia menyaksikan kyai Dahlan sedang asyik
bertahajud dan kemudian pergi ke masjid sebelum adzan subuh
berkumandang. Pada pagi harinya ketika hendak sarapan, ternyata
porsinya hanya cukup buat satu orang. Lantas Kyai Dahlan membagi
dua porsi sarapan tersebut, untuk dirinya dan tamunya. Selesai sara pan,
kyai membasuhkan tangan sang ulama. Tentu saja tamu merasa
terheran-heran. Lalu Kyai Dahlan menjelaskan bahwa hal itu ia lakukan
untuk mengganti porsi sarapan yang dibagi dua tadi. 4
Sebagian kecil fakta berpadunya keshalehan ritual dan sosial pada diri
Kyai Dahlan merupakan salah satu hal yang meyakinkan ulama dari Sumatra
Barat tersebut, bahwa memang Muhammadiyah didirikan oleh seorang
yang benar-benar mewarisi tradisi para Nabi. Sehingga Muhammadiyah
dengan berbagai tantangan dan rintangan yang menghadangnya , terus
maju dan berkembang pesat karena bukan hanya lahir dari dimensi
kesadaran nalar (aka I) akan penting membela mustadh'afin (kaum tertindas)
akan tetapi juga dilandasi oleh kesucian dan kebeningan hati yang mampu
menangkap pesan ke dalam wahyu Allah.
Keberanian KH Ahmad Dahlan juga tercatat dalam sejarah, yaitu
ketika KH Ahmad Dahlan menerima surat dari Banyuwangi. lsi surat
berisi ancaman yang ringkasnya " Silahkan Kyai datang lagi ke
Banyuwangi memberi pengajian, jika ingin pulang tinggal nama".
Tanpa rasa takut, kyai berangkat ke Banyuwangi. Sampai di kota tujuan.
Kyai memberi pengajian dari awal hingga akhir berjalan lancar, tertib,
aman dan selamat. Setelah itu kyai kembali ke Yogyakarta. Dan
berdirilah kemudian Muhammadiyah Cabang Banyuwangi.
Hal ini dapat dipahami dari pernyataan kyai Dahlan bahwa
beragama memang memerlukan kesungguhan atau mujahadah dalam
bahasa tasawuf. Jangankan untuk meraih kebahagiaan akhirat, meraih
kesuksesan dunia saja memerlukan kesungguhan dan profesionalisme
alias tidak serampangan untuk menggapainya 5 • Bermujahadah artinya
membebaskan diri dari hal-hal menyenangkan yang melalaikan dan
mengarahkan jiwa pada setiap yang berlawanan dengan kehendak
nafsu di setiap waktu. Dari hasil mujahadah itulah seseorang akan
benar-benar dapat mencapai maqam zuhud, suatu sikap yang tidak
silau atau berbangga dengan dunia yang diperolehnya dan tidak merasa
4 Endang Mintarja dalam Suara Muhammadiyah no. 23/2011.
5 Disadur dari pidato kyai pada Konggrea Tahunan Muhammadiyah, januari 1923,
dalam Mulkhan .2005.
. . . . AL ISLAM - KEMUHAMMADIYAHAN Ill
- - KEMUHAMMADIYAHAN
A. Sejarah Perumusan
Bagi Muhammadiyah, konsep Muqaddimah Anggaran Dasar
Muhammadiyah dapat dikatakan sebagai rumusan ideologi
Muhammadiyah dalam bentuk prinsip-prinsip. Konsep ini dirumuskan
pada tahun 1942 pada era Ki Bagus Hadikusumo dan termasuk hal
mendasar karena dirumuskan untuk mensistematisasi langkah dan
pemikiran KH Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah sebelum itu. Selain
itu konsep Muqaddimah juga dirumuskan sebagai jawaban atas
kecenderungan melemahnya ruh Islam di kalangan warga
Muhammadiyah. Tersusunnya konsep Muqaddimah Anggaran Dasar
Muhammadiyah dan dapat diterimanya dalam Muktamar
Muhammadiyah, mempunyai sejarah tersendiri. Mungkin tidak banyak
orang tahu, kalau Mukaddimah A.D. Muhammadiyah mempunyai
kaitan langsung atau tidak langsung dengan tersusunnya rumusan UUD
1945, termasuk rumusan "Pembukaan"nya. Mengapa? Karena Ketua
Muhammadiyah saat itu, yaitu Ki Bagus Hadikusumo dalam
kedudukannya sebagai anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) terlibat langsung baik dalam merumuskan UUD 1945
maupun Pembukaan·nya. Kemudian pada tanggal 18 Agustus 1945
beliau sebagai anggota PPKI juga ikut menetapkan diterimanya UUD
tersebut dan Pembukaannya .
•
. . . . AL ISLAM - KEMUHAMMADIYAHAN Ill
. . . , KEMUHAMMADIYAHAN
~~~~~~~~laj
Artinya : ~~sesungguhnya agama (yang diridhoi) di sisi Allah
hanyalah Islam. II
Dan karena Islam agama yang benar, maka siapapun yang tidak
menganut agama yang benar ini tentulah akan merugi di akhirat nanti
{QS. Allmran/3:85).
J·~·jT ;j ~ ~j
~~.:...., .~iT
~~u.!~
kecuali dengan adanya sesuatu yang lain, maka adanya sesuatu yang
lain tersebut hukumnya adalah wajib Kemudian perhatikan juga
11
•
tali perselisihan sesama umat Islam, tapi untuk lebih memahami diri
sendiri dan mengenal orang lain agar lebih jelas dalam bergerak, tidak
saling menganggu sebaliknya dapat saling toleransi satu sama lain
dengan semangat ukhuwah. Bergeraklah di tempat masing-masing
dengan sebaik-baiknya, hormati rumah dan paham yang lain, tanpa
II II
Dalam hal ini patut dicatat pandangan positif banyak peneliti asing
tentang keberhasilan Muhammadiyah dengan gerakan dakwah dan
pembaruannya. James L. Peacock, seorang antropolog ternama dari
Amerika Serikat, melalui penelitiannya tahun 1970 memberikan kesaksian
akademis yang cukup objektif dan menarik mengenai Muhammadiyah:
Dalam setengah a6ad sejak berkembangnya pambaruan di Asia
II
yang menampilkan dua sisi tetapi bagaikan mata uang yang sama itu
dapat diketahui bahwa dalam perkembangan berikutnya terjadi proses
IIpembiasaan atau reduksi. Di satu pihak yang menarik terlalu kuat
II
IIliberalisasi
II yang menyimpang dan akan merusak ke-II
memperoleh ruang dialog dan sikap toler an yang longgar itulah kadang
lahir polarisasi pengelompokkan paham keislaman di kalangan
Muhammadiyah antara mazhab literal dan liberal yang berada
II
11
II
11
C. Keanggotaan Muhammadiyah
Keanggotaan Muhammadiyah secara resmi diatur dalam Anggaran
Dasar (AD) Muhammadiyah Bab IV, pasal 8, ayat 1 , dimana sebagai
anggota Muhammadiyah terdiri atas : Anggota Biasa, Anggota Luar
Biasa, dan Anggota Kehormatan.
Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah -
D. Keorganisasian Muhammadiyah
Susunan dan penetapan organisasi Muhammadiyah diatur dalam
AD Muhammadiyah Bab V. Susunan organisasi Muhammadiyah diatur
dalam AD Muhammadiyah. Bab V, pasal9) terdiri atas: ranting, cabang,
daerah, wilayah, pusat. Adapun penjelasan susunan di atas tercantum
dalam Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah (ARTM}
3 Hasil Lembaga Survey Indonesia (LSI) dan The Asia Foundation (TAFF)
. , . AL ISLAM - KEMUHAMMADIYAHAN Ill
- - KEMUHAMMADIYAHAN
ranting Muhammadiyah dari 62.806 jumlah desa yang ada, atau hanya
12% 4 • Dari angka-angka di atas tampak bahwa pengaruh dan
popularitas Muhammadiyah belum tercermin dalam kuantitas
organisatorisnya.
Secara kualitas jauh lebih unggul dari ormas Islam yang lain, namun
bagi warga Muhammadiyah masih jauh dari harapan. Pertama, secara
organisasi masih rapuh karena masih banyak cabang dan ranting yang
belum memilki kepengurusan yang lengkap dan belum mampu
menjalankan tertib organisasi, dalam hal administrasi, keuangan dan
kegiatan. Kedua, belum adanya tertib organisasi menyebabkan
kepengurusan cabang dan ranting rentan konflik internal, terutama
terkait dalam pengelolaan amal usaha. Ketiga, lemah inisiatif, cenderung
pasif menunggu instruksi dari atas. Keempat, kondisi di atas diperparah
oleh fakta bahwa sumber daya manusia pimpinan cabang dan ranting
masih banyak didominasi oleh kalangan usia lanjut. Kelima, akibatnya
cabang dan ranting cenderung kegiatannya monoton, kurang mampu
merespon perkembangan dan tuntutan lokalitas. Keenam, kondisi diatas
membuat organisasi memiliki daya saing yang rendah dibandingkan
ormas Islam baru yang banyak bermunculan, yang telah banyak
mengambil alih jamaah maupun amal usaha muhammadiyah.
Sebuah organisasi relatif mapan, memilki sistem, ada mekanisme,
dan tentu ada nilai-nilai dasar yang disebut corporate culture, budaya
korporat. Kemudian organisasi juga memiliki program-program yang
dapat dicapai dari waktu ke waktu. Organisasi muhammadiyah memiliki
syarat sebuah organisasi, tetapi muhammadiyah sebenarnya lebih tinggi
dari sekedar organisasi. Tri dimensi gerakan muhammadiyah; gerakan
Islam, gerakan dakwah dan gerakan tajdid sudah menjadi identitas
dan karena sebuah gerakan maka menurut Din samsudin (2010)
membentuk dua sumbu utama, yaitu sistematika dan dinamika atau
dibalik dari proses dinamis dan sistematis. Artinya dari waktu ke waktu
semakin maju untuk mencapai tujuan. Maka berlaku sebuah prinsip
tentang waktu . Di dalam ilmu sejarah dan sosiologi disebut sebagai
continuity and change. Sebuah proses ya.ng berkesinambungan, tetapi
harus senantiasa membawa perubahan. Dalam perubahan ada hal-hal
yang tetap bisa dipertahankan (al-tsawabit), tetapi perlu ada hal-hal
baru, itu baru sejalan dengan watak sejarah. Kalau sebuah gerakan
hanya linier saja, hanya keberlangsungan saja,tanpa membawa
perubahan (change) maka dia tidak memiliki dunamika dan sistematika.
4 Phil Ahmad-Norma Permata." Mengenal Lembaga Pengembangan Cabang dan
Ranting Muhammadiyah". Suara Muhammadiyah. No.11/th. Ke-96, 1- 15 Juni
2011.
. . . . AL ISLAM- KEMUHAMMADIYAHAN Ill
- - KEMUHAMMADIYAHAN
A. Pendahuluan
Tonggak berdirinya Muhammadiyah sesungguhnya di mulai dari
pembacaan kritis terhadap realitas di sekitar, banyaknya ketidakadilan
dan kebodohan serta pudarnya pemahaman Islam menggugah KH.
Ahmad Dahlan untuk mengupayakan purifikasi dalam mempertahankan
ortodoksi ajaran Islam dan berorentasi pada gerakan moral, dakwah,
dan sosial. Hal ini ditunjukkan misi "amar ma'ruf nahi mungkar" dan
selalu mendasarkan pada ar-ruju'u ila ai-Qur'an wa as-sunnah.
ldentitas Muhammadiyah sebagai gerakan moral yang berperan
sebagai alat rekayasa sosial dari masa ke masa memiliki spirit pembebasan
dari belenggu tradisionalisme dan konservatisme yang menggugat
kemapanan tradisi. Gerakan Muhammadiyah yang membawa spirit
pencerahan di tengah kekolotan tradisi, belenggu kolonialisme dan para
penguasa lalim adalah bagian dari identitasnya selain sebagai gerakan
sosial yang paham betul akan keadaan bangsa ini.
Di wilayah sosial Muhammadiyah telah banyak berperan dalam
kesejahteraan dan pengentasan kemiskinan terbukti dengan
didirikannya rumah sakit-rumah sakit atau PKU, sedangkan dalam
konteks pembangunan pendidikan bangsa Muhammadiyah mampu
menunjukkan komitmennya sejak awal melalui pendidikan. Gerakan
•
AL ISLAM - KEMUHAMMADIYAHAN Ill
KEMUHAMMADIYAHAN
gerakan dan amal usaha yang sesuai dengan lapangan yang dipilihnya
ialah masyarakat, sebagai usaha Muhammadiyah untuk mencapai
tujuannya yaitu "menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam
sehingga terwujud masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai
Allah.SWT", (AD MUHAMMADIYAH, 1985).
Dalam melaksanakan usaha tersebut, Muhammadiyah berjalan di
atas prinsip-prinsip gerakannya~ seperti yang dimaksud di dalam
Muqaddimah AD/ART, Matan Keyakinan Cita-cita Hidup
Muhammadiyah, Khittah Perjuangan Muhammadiyah dan Kepribadian
Muhammadiyah. Prinsip-prinsip tersebut senantiasa menjadi landasan
gerakan Muhammadiyah, juga bagi gerakan dan amal usaha dan
hubungannya dengan kehidupan masyarakat dan ketatanegaraan,
serta dalam bekerjasama dengan golongan Islam lainnya.
4. Sifat Muhammadiyah
Muhammadiyah memiliki sifat-sifat yang merupakan nilai-nilai
dasar untuk melakukan gerakan. Untuk itu, setiap warga
Muhammadiyah wajib memelihara sifat-sifatnya sebagaimana hasil
Muktamar Muhammadiyah ke-35 di Jakarta tahun 1962. Adapun Sifat-
sifat Muhammadiyah sebagai berikut:
a. Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan.
b. Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah lslamiyah.
c. Lapang dada, luas pandangan dengan memegang teguh ajaran
Islam.
d. Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan.
e. Mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan serta
dasar negara yang syah.
f. Amar ma'ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi
contoh teladan yang baik.
g. Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud ishlah dan
pembangunan sesuai dengan ajaran Islam.
h. Kerjasama dengan golongan agama Islam mana pun dalam usaha
menyiarkan dan mengamalkan agama Islam.
AL ISLAM - KEMUHAMMADIYAHAN Ill
KEMUHAMMADIYAHAN
Dalam Muhammadiyah hal ini tidak boleh terjadi. Hukum dan ajaran
agama Islam wajib dipegang teguh dan dijunjung tinggi. Tujuan yang
baik harus dicapai dengan cara yang baik pula. Cita-cita yang diridlai
Allah harus dicapai dengan cara serta usaha yang diridlai Allah SWT.
Dalam hal ini Rasulullah pernah bersabda: "siapa menyuruh berbuat
baik hendaklah dengan cara yang baik pula Muhammadiyah berjuang
11
•
4. Sifat Muhammadiyah
a. IIBeramal dan Berjuang Untuk Perdamaian dan Kesejahteraan II.
Musuh ". Namun bagaimana pun dalam berlapang dada kita tidak
boleh kehilangan identitas sebagai warga Muhammadiyah yang
harus tetap memegang teguh ajaran Islam. Dengan demikian,
bebas tetapi tetap terkendali.
AL ISLAM - KEMUHAMMADIYAHAN Ill
KEMUHAMMADIYAHAN
-
d. "Bersifat Keagamaan dan Kemasyarakatan". Sifat "ini merupakan
sifat Muhammadiyah sejak lahir, yang tidak mung kin terlepas dari
jiwa dan raga Muhammadiyah, Karena Muhammadiyah sejak lahir
mengemban misi agama, sedang agama diturunkan oleh Allah
melalui para Nabi-Nya untuk masyarakat, yakni untuk memperbaiki
masyarakat. Masyarakat adalah "Ia han" bagi segala aktivitas
perjuangan Muhammadiyah.
Dua sifat ini, yakni keagamaan dan kemasyarakatan, tidak boleh
berdiri sendiri-sendiri. Harus berjalin berkelindan. Karena itu,
Muhammadiyah bukan gerakan sosial semata-mata, dan bukan
juga gerakan keagamaan semata-mata. Muhammadiyah adalah
gerakan kedua-duanya, keagamaan dan kemasyarakatan.
Walaupun begitu, Muhammadiyah bukanlah gerakan politik Hal
ini tercermin dalam berbagai amal usaha yang telah dijalankan
selama ini.
e. "Mengindahkan segala Hukum, Undang-undang Serta dan Falsafah
Negara Yang Sah" Muhammadiyah sebagai satu organisasi,
mempunyai sejumlah anggota. Anggota ini adalah warga negara
dari suatu negara hukum. Hukum negara mempunyai kekuatan
mengikat bagi segenap warga negaranya. lni adalah kenyataan.
Karena itu, Muhammadiyah mengindahkan semua itu.
f. "Amar Ma'ruf Nahi Munkar dalam Segal a Lapangan serta Menjadi
Contoh Teladan Yang Baik" Salah satu kewajiban tiap muslim ialah
beramar ma'rufdan bernahi munkar, yakni menyuruh berbuat baik
dan mencegah kemungkaran. Yang dimaksud kemungkaran ialah
semua kejahatan yang merusak dan menjijikkan dalam kehidupan
manusia. Tanpa adanya amar ma'ruf dan nahi munkar kebaikan
tidak akan dapat ditegakkan, dan kejahatan tidak akan dapat
diberantas. Untuk itu, Muhammadiyah harus sanggup menjadi suri
teladan dalam kegiatan ini, baik ke dalam tubuh sendiri ataupun
ke luar, ke tengah-tengah masyarakat ramai, dengan penuh
kebijaksanaan dan pendekatan yang simpatik. Amar ma'ruf nahi
munkar, bagaimanapun harus kita lakukan dengan cara yang baik,
sebab kalau tidak begitu, adalah Machiavellisme namanya.
g. "Aktif dalam Perkembangan Masyarakat dengan Maksud lsh/ah
dan Pembangunan Sesuai dengan Ajaran Islam" Kapan pun dan di
mana pun Muhammadiyah memang harus selalu aktif dalam
perkembangan masyarakat, sebab tanpa begitu, Muhammadiyah
akan kehilangan peran dan ketinggalan sejarah. Tetapi keaktifan
Muhammadiyah dalam perkembangan masyarakat, tidak berarti
sekedar ikut arus perkembangan masyarakat, Muhammadiyah
adalah kekuatan ishlah dan pembangunan sesuai dengan ajaran
Islam.
Kepribadian Muhammadiyah -
A. Pendahulan
Sebuah perkumpulan/persyarikatanljam'iyyah/organisasi didirikan
pasti ada cita-cita, maksud atau tujuannya, tak terkecuali persyarikatan
Muhammadiyah. Bahkan kekuatan, kejayaan dan kelangsungan suatu
organisasi sangat tergantung pada kemuliaan dan keluhuran cita-cita
para pendiri dan penerusnya, kemaslahatan (idealitas) dan kemanfaatan
(fungsionalitas) maksud atau tujuan yang diperjuangkannya. Cita-cita
dan tujuan organisasi itu biasanya dirumuskan dalam core belief, core
values, visi, misi, dan tujuan oganisasi yang dalam Muhammadiyah
disebut MKCH atau MKCHM singkatan dari Matan Keyakinan dan Cita- ·
cita Hidup Muhammadiyah. Dengan demikian MKCHM itu meliputi core
belief atau keyakinan inti yang menjadi kekuatan dan sekaligus
membedakan Muhammadiyah dengan organisasi massa (ormas)
keagamaan lain; core values atau nilai-nilai inti yang menjadi pedoman
atau nilai-nilai dasar perjuangan; visi atau khittah yang menjadi blue
print arah gerak dan perjuangan, misi atau core business atau bidang/
tugas utama yang menjadi medan gerakan dan perjuangan; dan tujuan
atau objective yaitu sasaran langsung yang hendak diwujudkan dari
gerakan dan perjuangannya. ·
•
AL ISLAM - KEMUHAMMADIYAHAN Ill
KEMUHAMMADIYAHAN
-
baku MKCH yang terdiri dari 3 (tiga) kelompok rumusan dari 5 (lima)
ayat, dari (semula) 9 (Sembilan) ayat.
Kelompok Pertama adalah kelompok ldeologi, yang mengandung
pokok-pokok persoalan yang bersifat ideologis (terdiri atas ayat 1 dan
2), yang berisi:
Ayat 1 : Muhammadiyah adalah gerakan berasas Islam, bercita-cita dan
bekerja untuk terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya, untuk melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai
hamba dan khalifah Allah di muka bumi.
Ayat 2 : Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah agama
Allah yang diwahyukan kepada para rasui-Nya, sejak Nabi Adam
a.s. sampai dengan Nabi Muhammad s.a.w. sebagai hidayah
dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa dan
menjamin kesejahteraan hidup materiil dan spirituil, duniawi
dan ukhrawi.
Kelompok kedua adalah kelompok faham agama dalam
Muhammadiyah, terdiri atas ayat 3 dan 4 yang berisi:
Ayat 3 : Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan: a) ai-
Quran; b) ai-Hadits, dengan menggunakan akal pikiran sesuai
dengan jiwa ajaran Islam.
Ayat 4 : Muhaammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran
Islam yang meliputi bidang-bidang: a) aqidah, yaitu ajaran yang
berhubungan dengan kepercayaan; b) akhlaq, yaitu ajaran yang
berhubungan dengan pembentukan sikap mental; c) ibadah,
yaitu ajaran yang berhubungan dengan peraturan dan tatacara
hubungan manusia dengan Tuhan; d) mu'amalah duniawiyah,
yaitu ajaran yang berhubungan dengan pengolahan
dunia dan pembinaan masyarakat.
Kelompok ketiga adalah kelompok fungsi dan misi
Muhammadiyah. Tersebut dalam ayat 5 yang berisi:
Ayat 5 : Muhammadiyah mengajak segala lapisan bangsa Indonesia yang
telah mendapat karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai
sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan negara
Republik Indonesia yang berfalsafah Pancasila untuk berusaha
bersama-sama menjadikan negara Republik Indonesia tercinta
ini menjadi "baldatun thawibatun wa rabbun ghafur" (negara
yang adil makmur dan diridhai Alah SWT).
AL ISLAM - KEMUHAMMADIYAHAN Ill
KEMUHAMMADIYAHAN .
-
wn·r:, ~
~• ,. .J t~r~ ~~_Jl J~u ~I {,S"~
r " r
1' l.../ .~~'1 ,
• ~ ~
~Jw\
''
~~~
J
~\C ~ ~
~ J t~
· ~~ A..J
r ~
~. ~~ ~ ~L:_ ,~- ~r-:
\,.), ~ UA'-1 J ~ ..~ y
~~~ ~ ~WI:, t.J tz.J\ ~ 2;~l ~ tlS ~Wu
A. Pendahuluan
Marxisme tidak dilahirkan oleh Karl Marx di meja perpustakaan
British Museum. Pancasila tidak ditemukan Bung Karno di halaman
belakang sebuah rumah di Pegangsaan Timur. Apakah masuk aka I jika
dikatakan, Kiai Dahlan mendirikan Muhammadiyah ketika beliau- saat
tengah malam hampir dini hari- makan bakmi di pinggir Kauman?
Muhammadiyah lahir oleh proses panjang, paduan semangat dan
percikan permenungan yang tak cuma milik orang seorang. Kiai Dahlan
membaca AI Afghani. Sementara Syujak, Fahruddin, dan kawan-kawan
mengkaji Kiai Dahlan. Semuanya membaca, mengkaji, mengamati
sejumlah buku, berita Koran, melihat hidup, mengalaminya dan
berkomunikasi dengan jutaan jiwa yang takut, yang berharap bahkan
yang membisu.
Jika kemudian Muhammadiyah menjadi modern is, itu bukan sebuah
kebetulan dan isengnya para pimpinan. Modernitas Muhammadiyah
lahir sebagai respon atas sejarah, bukan sebuah spontanitas. Ketika
rakyat tenggelam dalam kemiskinan dan kebodohan semasa rezim
kolonial, Muhammadiyah lahir dengan banyak respon; pendidikan
- - AL ISLAM - KEMUHAMMADIYAHAN Ill
- - KEMUHAMMADIYAHAN
bahwa jika suatu urusan tidak akan sempurna manakala tanpa alat,
maka alat itu menjadi wajib adanya. Organisasi merupakan alat dakwah
Islam sebagai hasil dari pengamatan dan penelaahan dan pengalaman
nyata mengenai masyarakat muslim ketika itu. Ayat teologi yang sering
disebut sebagai inspirasi yang menggerakan Kiai Ahmad Dahlan
mendirikan Muhammadiyah adalah Surat Ali lmran ayat ke-1 04, yang
memerintahkan adanya sekelompok orang untuk mengajak kepada Is-
lam, menyuruh pada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar.
Sebagai syarat untuk mendapat keberuntungan. Keberhasilan dakwah
sulit dicapai secara perseorangan oleh karena itu, Allah
memerintahkannya dalam bentuk umat yang merupakan kumpulan
individu yang mempunyai visi, misi, strategi dan program yang sama.
Artinya :Dan hendaklah ada dian tara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma 'ruf (segala
perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah) dan mencegah
dari yang munkar (sega/a perbuatan yang menjauhkan kita dari
pada-Nya) merekalah orang-orang yang beruntung (QS. 3:104).
Kiai Ahmad Dahlan meyakini bahwa Islam sebagai agama
memperhatikan aspek-aspek humanitas yang tinggi. Oleh karena itu,
Kiai Ahmad Dahl an menghindari pembahasan teologis secara konseptual
terhadap ayat-ayat yang dikajinya, menurutnya pembahasan secara
konseptual-ilmiah menghalangi agama untuk melakukan suatu tindakan
nyata melalui berbagai bentuk amaliyah yang bermanfaat bagi siapa
saja tanpa memandang afiliasi teologisnya. Ada dua prinsip dasar
yang menjadi acuan yang dikembangkan pendiri Muhammadiyah,
pertama adalah pembebasan, yakni bagaimana membebaskan manusia
dari belenggu kebodohan; dan yang kedua adalah penghargaan pada
harkat dan marta bat kemanusiaan.
Pada era awal, kebodohan masyarakat secara umum disebabkan
karena penjajahan, baik oleh sesama manusia (kolonialisme asing)
maupun oleh corak budaya dan kepercayaan. Untuk membebaskan
masyarakat dari kolonialisme asing, Kiai Dahlan melakukan lompatan
kultural justru dengan car a mengadopsi aspek-aspek positif dari kultur
asing itu, yang kemudian diterapkannya dalam corak dakwah kultural
yang dikembangkan Muhammadiyah, antara lain melalui jalur
pendidikan, pembentukan panti-panti sosial, dan balai pengobatan. Jadi,
ibarat seorang pendekar berilmu tinggi, Kiai Dahlan berusaha
mengalahkan lawan justru dengan memanfaatkan jurus-jurus lawannya.
Kiai Dahlan melawan kolonialisme Barat dengan aspek-aspek positif
dengan apa yang dibawa Barat. Agak unik memang, tapi dengan cara
itulah kiai Dahlan mengalahkan kolonialesme dengan cara yang elegan
dan bermartabat. Bukan dengan cara eskapisme anti-Barat yang
membuat masyarakat semakin terbelakang, yang bahkan pada batas-
batas tertentu telah melahirkan penyakit inferioritas yang a mat parah.
(Muslim Abdurrahman,2003: 6-7)
AL ISLAM - KEMUHAMMADIYAHAN Ill
KEMUHAMMADIYAHAN
-
2 t'->":ti..:.JJ!,oo.J>.) J..o'/IA/ aslu fit ibaadati at tahrim ( hukum asal ibadah adalah haram)
Dalam mandhumah qowaidil fiqhiyyah As Sa'dhiy dikatakan:
arti aqidah Islam itu harus dibersihkan betul dari segenap "rowasyia
asy-syrik" yakni elemen-elemen syirik. Akidah merupakan keyakinan
hidup atau keimanan dengan meliputi semua hal yang harus diyakini
1. Bidang Keagamaan
Pembaharuan dalam bidang keagamaan adalah penemuan kembali
ajaran atau prinsip dasar yang berlaku abadi, yang karena waktu,
lingkungan situasi dan kondisi mungkin menyebabkan dasar-dasar
tersebut kurang jelas dan tertutup oleh kebiasaan atau pemikiran
tambahan lain. 6
Di atas telah disebutkan bahwa yang dimaksud degan pembaharuan
dalam bidang keagamaan adalah memurnikan kembali atau
mengembalikan kepada keasliannya. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan
agama baik yang menyangkut akidah ataupun ibadah harus sesuai dengan
aslinya, yaitu sebagaimana yang diperintahkan dalam al Quran dan
dituntunkan oleh Nabi Muhammad melalui sunah-sunahnya.
AI-Quran dan as Sunnah maqbullah merupakan landasan bagi
Muhammadiyah untuk melakukan pembaharuan Islam. Pembaharuan
teologi yang dilakukan Muhammadiyah meliputi: dimensi
kemasyarakatan, supaya Islam tetap berada ditengah-tengah masyarakat
bahkan dapat memiliki kontribusi yang sangat positif dalam
memecahkan masalah-masalah kemasyarakatan. Muhammadiyah secara
teologis berdasar Islam yang berkemajuan, namun secara sosiologis
memiliki korelasi dengan konteks hidup umat Islam dan masyarakat
Indonesia yang berada dalam keterbelakangan. Muhammadiyah
berorientasi pada kemajuan dalam pembaruannya, yang mengarahkan
hid up umat Islam untuk beragama secara benar dan melahirkan rahmat
bagi kehidupan. Islam tidak hanya ditampilkan secara otentik dengan
jalan kembali kepada sumber ajaran al Quran dan as Sunnah maqbullah,
tetapi juga menjadi kekuatan untuk mengubah kehidupan man usia dari
serba ketertinggalan dalam ilmu, iman dan amal menuju pada Islam
berkemajuan.
6 Asmuni Abdurahman dalam Muhammadiyah Sejarah, dalam Suyoto dkk. 1990.
PemikirandanAmal Usaha Muhammadiyah. Malang: UMM Press. Hal117-121.
Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam yang Berwatak Tajdid -
A. Pendahuluan
Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah Islam, amarma'rufnahi
munkar dan tajdid, bersumber pada AI-Qur'an dan Sunnah, tentunya
bukan sembarang organisasi, tetapi sebagai lebih sebagai gerakan,
sebagai gerakan Islam (a/ harakah a/ islamiyah). Disinilah pentingnya
memahami kembali hakikat/identitas Muhammdiyah agar tidak salah
kaprah dalam membawa gerakan Islam yang didirikan oleh Kyai Dahlan
terse but.
Kata llgerakan• secara harfiah memiliki arti "perbuatan atau
keadaan bergerak dan pergerakan usaha atau kegiatan Gerakan
II II II.
•
. . . . . AL ISLAM - KEMUHAMMADIYAHAN Ill
. . . . KEMUHAI\IIMADIYAHAN
kemampuan umat yang awam (bukan orang biasa) dan menurut AI-
II
sebagai gerakan Islam yang harus memilliki jiwa, sifat, dan orientasi
yang berwatak pergerakan.
Jadi, Muhammadiyah itu bukan sekedar organisasi biasa yang serba
formal dan tanpa jiwa. Muhammadiyah itu organisasi pergerakan
Islam. Kini tuntutannya ialah bagaimana para anggota terutama kader
dan pimpinan Muhammadiyah di berbagai lingkungan persyarikatan
memaknai dan menjadikan Gerakan Islam yang beridentitas dan berasas
fundamental tersebut sebagai jiwa dalam keseluruhan sikap dan
tindakannya? Apakah sekedar menjalaninya secara apa adanya, bahkan
dengan pemahaman alakadarnya, sehingga menggerakan
Muhammadiyah pun hanya minimal belaka? Mudah-mudahan tidak
sesederhana itu pemahamannya, sebab manakala sesempit itu maka
yang terjadi ialah ber-Muhammadiyah akan kehilangan api gerakannya.
Muhammadiyah tanpa jiwa gerakan. Jiwa dan identitas gerakan yang
hakiki itulah yang harus dihayati oleh setiap anggota,kader dan
pimpinan Muhammadiyah di seluruh lingkungan Persyarikatan.
efektif dan kontinyu, artinya pembinaan komunitas basis di akar rum put
melalui GJDJ tidak menjadi perhatian yang bersifat parsial dan tempo-
ral, tetapi merupakan program organisasi yang terpadu dan terintegrasi
dengan melibatkan berbagai majelis dan Lembaga di lingkungan
Muhammadiyah. Ajakan warga aktif merupakan landasan gerakan
Muhammadiyah sebagaimana tertuang dalam ayat yang menjadi
referensi berdirinya Muhammadiyah yaitu surat Ali-lmran ayat 104
dimana intinya menuntut adanya komunitas yang solid dan terorganisir
untuk memperjuangkan tegaknya kebaikan menentang segala macam
keburukan.
Perhatian utama gerakan jamaah dan dakwah jamaah adalah
membina keluarga secara aktif melakukan advokasi terhadap berbagai
persoalan yang terjadi di akar rumput atau di level jamaah. Orientasi
dari gerakan ini adalah membangun basis kehidupan jamaah dengan
dakwah bit hal di bidang pendidikan, sosial, ekonomi dan kesehatan
yang instrument umumnya sudah dimiliki oleh Muhammadiyah, selain
itu tentu saja yang paling penting adalah penguatan pada pembinaan
akidah Islam, membangun keluarga sakinah, mawaddah warahamah.
Melalui penguatan basis tersebut, gerakan jamah perlu melakukan
berbagai langkah produktif yang dapat mendorong masyarakat di
tingkat basis untuk memecahkan persoalan-persoalan empirik yang
mereka hadapi. Termasuk usaha-usaha ekonomi produktif yang
digerakkan oleh komunitas/jamaah. Kerja bersama di akar rumput akan
maksimal mendorong perubahan atas sistem sosial yang tidak
mendorong produktivitas masyarakat. Melalui gerakan jamaah, proses
penghimpunan berbagai potensi sosial, ekonomi dan bahkan politik
akan sang at efektif untuk mendorong perubahan sosial dan penguatan
masyarakat sipil.
Pendiri Muhammadiyah dahulu sangat peduli terhadap pembinaan
jamaah seperti yang dilakukan oleh KH Ahmad Dahlan, beliau melakukan
perjalanan keliling Jawa untuk melakukan pembinaan terhadap jamaah
hingga ke Banyuwangi, Jakarta dan seluruh komunitas Muhammadiyah
di Jawa Tengah. ltu artinya, penguatan jamaah sudah menjadi dasar
utama atau platform dari berdiri dan pengembangan gerakan
Muhammadiyah. Dengan penguatan jamaah, tentu akan mudah
melakukan dakwah jamaah, akhirnya lebih terarah pada pemberdayaan
di bidang akidah,lbadah, sosial kemanusiaan dan advokasi.
AL ISLAM - KEMUHAMMADIYAHAN Ill
KEMUHAMMADIYAHAN
A. Pendahuluan
Muhammadiyah sebagai gerakan sosial (social movement)
maksudnya adalah segala upaya yang dilakukan oleh Muhammadiyah
bertujuan untuk mewujudkan kehidupan masyarakat (Islam) dalam
rangka menegakkan ajaran-ajaran Islam. Dalam konteks sosial,
Muhammadiyah telah dan akan terus memberikan kontribusi dalam
segala bidang, politik, pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan agama
kepada bangsa dan hal ini telah dilakukan oleh Muhammadiyah sejak
Muhammadiyah didirikan sampai saat ini. Misi Muhammadiyah dalam
bidang sosial diarahkan kepada terwujudnya manusia Indonesia yang
berkualitas dan mampu bersaing di dunia global. Dalam mewujudkan
gerakan sosial tersebut, Muhammadiyah mendorong etos kerja dan
amanah bagi semua pengemban amal usaha Muhammadiyah. Dengan
etos semacam ini, Syafiq Mughni pernah menyatakan bahwa, ada
orang bilang Muhammadiyah itu seperti jam dinding. Tidak kedengaran
bunyinya tapi bergerak terus. Di dalam terdapat onderdil yang beragam
tapi membentuk suatu sistem. Masing-masing menjalankan fungsinya
dengan baik. Sekalipun kadang mengalami trouble, ia segera berjalan
normal ketika ditangani dengan baik oleh ahlinya .
•
AL ISL.AM - KEMUHAMMADIYAHAN Ill
KEMUHAMMADIYAHAN
-
4 Lance Castles, Tingkah Laku Agama, Politik dan Ekonomi di Jawa: lndustri Rokok
Kudus, Sinar Harapan, Jakarta, 1982, halaman 35.
5 F.W. Wertheim et.al., Indonesian Society in Transition: A Study of Social Change,
W. van Hoeve, Den Haag, 1956, halaman 215.
Muhammadiyah sebagai Gerakan Sosial -
6 Clifford Geertz, Peddlers and Princes: Social Development and Economic Change
in Two Indonesian Town, The University of Chicago Press, 1971, halaman 140.
AL ISLAM- KEMUHAMMADIYAHAN Ill
KEMUHAMMADIYAHAN
-
2. Gerakan Kualitatif-Kuantitatif
Perkembangan selanjutnya, ternyata bahwa gerakan kualitatif itu
menimbulkan dampak kuantitatif. Dengan kata lain, gerakan kultural
Muhammadiyah ternyata menimbulkan dampak sosial. Muhammadiyah
misalnya telah menyebabkan longgarnya ikatan paternalisme santri-kiai;
demikian juga telah menyebabkan memudarnya otoritas persantren
akibat dikembangkannya lembaga-lembaga pendidikan baru. Ketika
Muhammadiyah makin bergerak pada tingkat kuantitatif, jelaslah bahwa
ia makin muncul menjadi kekuatan sosial dan politik. Hal ini karena dari
gerakan pemurnian, Muhammadiyah kemudian menciptakan lembaga-
lembaga dan tradisi-tradisi baru dengan dukungan organisasi modern.
A. Pendahuluan
Saat kolonial ~elanda menjajah bumi nusantara, Pendidikan Islam
telah tersebar luas dalam wujud "pondok pesantren", dimana Islam
diajarkan di musholla/langgar atau masjid. Sistem yang dipergunakan
meliputi sistem sorogan, bandongan, dan wetonan. Sistem Sorogan
adalah sistem pendidikan dimana secara perorangan menghadap kyai
dengan membawa kitab, kayi membacakan teks beserta artinya, dan
sang santri menirukan apa yang dibacakan oleh kyai. Sedangkan .sistem
bandongan atau wetonan adalah sang kyai membaca, mengartikan dan
menerangkan maksud teks dari kitabtertentudi hadapan sejumlah santri,
dan santri tidak menirukan apa yang diucapkan oleh sang kyai. Para
santri hanya menerima begitu saja keterangan sang kyai . Sistem
bandongan atau wetonan ini dapat dikatakan sebagai tingkat
intermediate atau advance, oleh karena itu sistem ini hanya diikuti oleh
para santri yang telah mengikuti sistem sorogan secara intensif.
Sistem pendidikan pondok pesantren ketika itu tidak mengenal
sistem k~las, tidak ada ujian atau pengontrolan kemajuan santri, dan
tidak ada batas waktu berapa lama santri harus tinggal di pondok
pesantren. Penekanan pendidikan lebih berorientasi pada hafalan
terhadap teks semata, sehingga tidak merangsang santri untuk l:>erdiskusi.
Demikian juga cabang-cabang ilmu agama yang diajarkan sebatas Had its
dan Mustholah Had its, Fiqih dan Usul Fiqh, llmu Tau hid, llmu Tasawuf,
llmu Mantiq, llmu Bahasa Arab. Sistem pendidikan Islam model ini
berlangsung sampai memasuki awal abad ke-20.
AL ISLAM - KEMUHAMMADIYAHAN Ill
KEMUHAMMADIYAHAN
11
Kweekschoo/ Muhammadiyah Putra (kini dikenal sebagai Madrasah
II
Muallimin Muhammadiyah).
Muhammadiyah sebagai Gerakan Pendidikan -
agama yang diajarkan sekitar 10-15 persen dari total kurikulum sekolah-
sekolah umum.
A. Pendahuluan
Muhammadiyah sebagai gerakan politik (political movement)
maksudnya adalah pergumulan dan keterlibatan Muhammadiyah di
kancah perpolitikan bangsa Indonesia sejak zaman penjajahan hingga
zaman sekarang ini. Sebagai gerakan Islam mau tidak mau
Muhammadiyah harus terlibat dalam strategi-strategi perjuangan dan
dakwah Islam di tengah-tengah masyarakat yang terjajah dan
pemerintahan yang dianggap tidak lslami. Di dalam sejarah, tokoh-
tokoh Muhammadiyah banyak terlibat dalam politik praktis. Sebagai
contoh, K.H. Mas Mansur pernah menjadi tokoh 51 dan mendirikan Partai
Islam Indonesia (PII) dan diikuti oleh kader-kader lain berikutnya seperti
Amin Rais. Namun demikian, mereka tidak pernah melibatkan
Muhammadiyah dalam perjuangan politik praktis, sehingga dalam
sejarahnya Muhammadiyah tidak pernah menjadi partai politik.
Bentuk keterlibatan politik Muhammadiyah sekarang ini adalah high
politics, yakni lebih mengedepankan moral daripada sekedar
memperoleh kekuasaan sebagaimana pada umumnya perjuangan yang
dilakukan oleh pelaku-pelaku low politics (politik praktis-kepartaian).
Lalu apa yang ingin didapatkan oleh Muhammadiyah dengan high
politics nya? Berpolitik tentu ada tujuan sebagaimana yang dikatakan
oleh Harold Laswell mengenai pengertian politik, "who gets what, when
and how" 1 politik adalah masalah siapa mendapat apa, kapan dan
Harold D. Laswell, Politics, Who Gets What, When, and How, New York, World
Publishing Co., 1972, halaman 85. •
AL ISLAM - KEMUHAMMADIYAHAN Ill
KEMUHAMMADIYAHAN
-
B. Pengertian Politik
Politik ("siasah"-bahasa Arab; "politics"-bahasa lnggris) memiliki
pengertian yang sangat luas. Kata "politik" mengundang kontroversi
terutama bagi mereka yang tidak memahaminya. Akan tetapi apakah
itu politik? Mungkin ada baiknya diungkapkan mengenai apa makna
politik. llmuwan politik yang sang at terkenal, David Easton, menyatakan
"politik" tidak lain dari pada bagaimana mengalokasikan sejumlah nilai
secara otoritatif bagi sebuah masyarakat "authoritative allocation of
values for a society". 3
Artinya dalam kehidupan kita sehari-hari ada sejumlah nilai yang
selalu dicari, dikejar-kejar, dan tentu saja dipertaruhkan orang dalam
hidup bermasyarakat serta bernegara. Nilai-nilai tersebut tentu saja
merupakan sesuatu yang sangat berharga atau bermakna dalam
kehidupan sehingga orang dapat melakukan apa saja untuk
2 Afan Gaffar, dalam Amin Rais, Moralitas Politik Muhammadiyah, Dinamika,
Yogyakarta, 1995, halaman 13-14.
3 David Easton dalam A System Analysis of Political Life, New York, Alfred A. Knopf,
Inc., 1971, second edition, halaman 128.
Muhammadiyah sebagai Gerakan Politik -
4 Karl W. Deutsch, Politics and Government: How People Decide Their Fate, Boston,
Houghton, Mifflin Co. 1970, halaman 15.
5 lshomuddin, Pengantar Sains Politik Islam, Bayu Media, Malang, 2011, halaman
ii-iii
. _ AL ISLAM - KEMUHAMMADIYAHAN Ill
llliill' KEMUHAMMADIYAHAN
ditinggalkan parpol bentukan Amien Rais itu. Model paling akhir justru
bukan pernikahan melainkan perceraian organisasi pemurnian dan
II II, II II
A. Pendahuluan
Mengawali tulisan ini, penulis ingin mengemukakan salah satu
pandangan cendekiawan muslim, Hasan Hanafi, sebagaimana dikutip
oleh Muslim Abdurrahman tentang konsep teologi sosialnya dalam
memotret realitas sosial masyarakat Islam. Dalam refleksi teologisnya,
ia mengatakan:
"kendati pun menurutayat-ayatai-Qur'an kita ini merupakan umat
yang satu (ummatan wahidah), namun sesungguhnya dalam
kenyataan yang obyektif kita dipisahkan menjadi dua. Yaitu umat
yang "miskin" dan umat yang "kaya".
Bagi Muslim, refleksi keberagamaan seperti ini sangat bermanfaat
untuk melakukan otokritik, apakah kesalehan yang kita cari mempunyai
dimensi kesejarahan ataukah hanya secara vertikal menunjukkan
ketaatan ritualistik yang emosional. 1
•
AL ISLAM - KEMUHAMMADIYAHAN Ill
KEMUHAMMADIYAHAN
-
akan mendapat) siksa yang pedih. Pada hari dipanaskan emas perak
itu dalam neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka,
Lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka:
11
/nilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri,
Maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan ituII
Dalam sebuah had its juga dijelaskan bahwa Allah swt mengancam
orang-orang yang menyimpan harta dan tidak mengeluarkan zakatnya
dengan batu panas yang dibakar di neraka Jahannam. Batu itu akan
diletakkan di atas puting susu mereka hingga tembus di bagian atas
bahunya, dan diletakkan pula di bagian atas bahunya hingga
menembus puting susunya, sehingga mereka meronta sehebat-
hebatnya.14
Selain itu, bagi orang yang memiliki harta kemudian tidak
mengeluarkan zakatnya maka kelak pada hari kiamat harta itu akan
dikalungkan di lehernya. Sebagaimana firman Allah dalam surat Ali
lmran ayat 180:
Lebih lanjut ayat ini dijelaskan dalam sebuah hadits bahwa harta
kekayaan yang tidak dikeluarkan zakatnya pada hari kiamat akan
berwujud ular jantan yang tidak berbulu dan di atas matanya terdapat
dua titik hitam kemudian melilit dan mencengkeram rahang pemilik
harta itu .15
I..S ~..W
J ,; ,....
"'W ~
JY""-' f~ ~~ '-S_r-; l~.. f ~
' ~~~~ v-
/
: "-<\]~ _r"j
". ~ if"
'l;..." ~~
/
;tii ~
,.... ,,.., r........... ; , ; ,... ,.; ,.... ,.4 .,..., ,.... "" ".JI ,... ,... ".J ,.,.. ;.,~
G. Penutup
Zakat adalah persoalan pokok (dharuriyah) agama. Selain
memberikan nilai-nilai kebajikan bagi para pemilik harta itu sendiri,
zakat, infaq dan shadaqah memiliki dimensi sosial (kesalihan sosial).
Dalam konteks mikro, zakat (infaq dan shadaqah) dapat membantu
meringankan beban hid up yang dialami oleh saudara-saudara sesama
muslim yang dalam kesusahan (kemiskinan). Sementara dalam konteks
makro, zakat (infaq dan shadaqah) dapat menjadi solusi cerdas
(problem solver) bagi ketimpangan sosial yang terjadi di tengah-tengah
kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.
20 www.lazismu.org
. . . . . AL ISLAM - KEMUHAMMADIYAHAN Ill
. . . KEMUHAMMADIYAHAN
A. Pendahuluan
Muhammadiyah adalah gerakan Islam yang melaksanakan dakwah dan
tajdid untuk terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Sebagai
gerakan dakwah, Muhammadiyah mengajak umat manusia memeluk
agama Islam, Amar Makruf Nahi Mungkar berdasarkan kepada AI Qur'an
dan Sunnah yang sahihah sehingga hidup manusia selamat, bahagia, dan
sejahtera di dunia dan akhirat. Oleh karena itu, seluruh warga dan pimpinan
hingga berbagai komponen yang terdapat di Muhammadiyah termasuk
amal usaha dan orang- orang yang berada di dalamnya, haruslah memahami
Muhammadiyah serta mengaktualisasikan dalam kehidupan nyata.
Sejak tahun 2000, semua negara anggota PBB memiliki kesepakatan
untuk mengakhiri kemiskinan di dunia pada tahun 2025, namun hingga
kini cita-cita ke arah situ belum tampakjelas. Sebaliknya malah muncul
tanda-tanda bahwa kemiskinan yang mayoritas terjadi di negara dunia
ketiga menjadi semakin akut. Data statistik UN Milenium Projecttahun
2005 saat ini menjadi buktinya. Di situ terungkap bahwa terdapat lebih
dari satu miliar penduduk dunia yang hanya memiliki pendapatan
kurang dari 1U$ dollar perhari serta lebih dari 2.7 milliar yang
berpendapatan kurang dari 2U$ dollar perhari. lni berarti, hampir
separuh penduduk dunia terjerembab dalam lembah kemiskinan
absolut.
. . . . Al ISLAM - KEMUHAMMADIYAHAN Ill
IIIII' KEMUHAMMADJYAHAN
Kalau sudah dewasa dia tidak dapat disebut yatim. Yatim Piatu adalah
anak yang ditinggal mati oleh ayah dan ibunya ketika masih kecil. ltu
merupakan musibah besar baginya dari pada anak yang ditinggal mati
oleh ayah atau ibunya saja. Karena keadaan berat seperti itulah maka
Allah mewajibkan kepada keluarganya yang paling dekat untuk
mengurus sebaik-baiknya. Kalau sudah ada keluarga dekat yang
mengurusnya, maka keluarga dekatnya yang lain jatuh kewajibannya
secara fiqih. Secara moral dan spiritual hendaknya setiap orang harus
merasa dan memberikan empati kepada anak-anak yatim yang
kehilangan kasih sayang dari orang tuanya untuk selama-lamanya dan
dia kehilangan orang tempat berteduh dari kebutuhan-kebutuhannya.
Apabila tidak ada yang mengurusnya maka seluruh masyarakat
menanggung dosa kolektif dari keabaian masyarakat terhadap yatim/
yatim piatu. Di sinilah Muhammadiyah sebagai gerakan keagamaan
dan sosial dapat mengambil peran untuk terwujudnya amalan-amalan
Islam dalam setiap keluarga dan masyarakat.
1 Prof Dr. Hamka. Tafsir AI Azhar Jilid X, hal 247., Pustaka Panjimas, Jakarta, 1984
3. Gharim
Memahami Gerakan Peduli kepada Mustahiq Zakat
dalam Muhammadiyah
-
Pemahaman terhadap gharim dalam sebagian besar literatur tafsir
atau fiqih dibatasi pada orang yang punya hutang untuk keperluannya
sendiri dan dana dari zakat diberikan untuk membebaskannya dari
hutang. Namun beberapa pendapat membedakannya dalam dua
kelompok, yaitu orang yang berhutang untuk keperluannya sendiri dan
orang yang berhutang untuk kepentingan orang lain. Ali ran Syafi'iyyah
menyatakan bahwa gharim meliputi: 1) hutang karena mendamaikan
dua orang yang bersengkata; 2) hutang untuk kepentingan pribadi; 3)
hutang karena menjamin orang lain (AI-Jaziri, 625-626).
4. Muallaf
Muallaf pada umumnya dipahami dengan orang yang baru masuk
Islam. Namun, dilihat dari sejarahnya, pada masa awal Islam, mual/af
yang diberikan dana zakat dibagi kepada dua kelompok: 1) orang kafir
yang diharapkan dapat masuk Islam seperti Safwan bin Umayyah dan
yang dikhawatirkan menjahati orang Islam seperti Ibn Sufyan bin Harb;
2) orang Islam, terdiri dari pemuka Muslim yang disegani oleh orang
kafir, Muslim yang masih lemah imannya agar dapat konsisten pada
keimanannya, muslim yang berada di daerah musuh.
Menurut aliran Syafi'ayyah, mua//afadalah: 1) Muslim yang lemah
imannya, agar imannya menjadi kuat; 2) pemuka masyarakat yang
masuk Islam, diharapkan dapat mengajak kelompoknya masuk Islam;
3) muslim yang kuat imannya, yang dapat mengamankan dari kejahatan
orang kafir serta; 4) orang yang dapat menghambat tindakan jahat
orang yang tidak mau berzakat.
Pemberian zakat kepada muallaf kelihatannya dengan tujuan agar
umat Islam merasa nyaman dan terjauh dari tindakan anarkhis kelompok
agama lain. Meskipun ada perbedaan muallafyang diberi tetapi tujuannya
sama yaitu, untuk menjaga umat Islam tetap dalam keyakinannya dan
menjauhkannya dari tindakan kelompok lain yang dapat mengganggu
dan merusak. Ath-Thabari menyatakan bahwa, hakikat pemberian zakat
kepada muallaf adalah untuk mengantisipasi hancurnya umat Islam dan
mengokohkan serta menguatkan Islam. Karena itu, Rasulullah masih
memberikan zakat kepada muallaf pada saat fath mekkah dan umat
Islam sudah banyak. Yusuf Qardhawi mengemukakan bahwa, zakat yang
diberikan kepada muallaf dengan tujuan agar hatinya tetap dalam islam,
mengokohkan orang yang lemah imannya atau usaha untuk
menolongnya; dan menahan tindakan jahat kelompok lain.
. . . . AL ISLAM - KEMUHAMMADIYAHAN Ill
. . . KEMUHAMMADIYAHAN
5. Ami/
Muhammad Rasyid Rida mengemukakan maksud dari amil pada
ayat adalah mereka yang ditugaskan oleh pemerintah atau yang
mewakilinya untuk melaksanakan pengumpulan zakat, menyimpan
atau memeliharanya, termasuk para pengelola, dan petugas
adsministrasi. Sementara Yusuf Qardhawi, memberikan batasan yang
lebih rinci tentang ami/ yaitu semua orang yang terlibat aktif dalam
oraganisasi zakat, termasuk penanggungjawab, para pengumpul,
pembagi, bendaharawan, sekretaris, dan sebagainya. Dari kedua
pengertian ami/ tersebut dapat diketahui bahwa, ami/ bertugas mulai
dari penentuan wajib zakat, penghitungan, dan pemungutan zakat.
Mereka juga bertugas mendistribusikan harta zakat tersebut kepada
orang yang berhak menerimanya. Namun, Ibn Rusyd memahami bahwa
ami/ bukan hanya terbatas pada ami/ zakat, tetapi termasuk juga para
hakim dan orang yang termasuk dalam pengertian mereka yang
mengabdikan dirinya untuk kepentingan umum umat Islam.
6. Riqab
Dalam sejarahnya, jauh sebelum Islam datang riqab terjadi karena
sebab tawanan perang. Oleh sebab itu, ada beberapa cara yang
digunakan untuk membantu memerdekakan budak, seperti sebagai
saksi dari beberapa pelanggaran terhadap aturan Islam. Harta zakat
pun diperuntukkan bagi budak yang masuk Islam untuk mendapatkan
hak kemerdekaannya sebagai manusia merdeka.
7. Sabilillah
Sabilillah pada masa awal dipahami dengan jihad fi sabilillah,
namun dalam perkembangan-perkembangannya sabilillah tidak hanya
terbatas pada jihad, akan tetapi mencakup semua program dan
kegiatan yang memberikan kemaslahatan pada umat Islam. Dalam
beberapa literatur secara eksplisit ditegaskan bahwa sabilillah tidak
tetap hanya dipahami jihad, karena katanya umum, jadi termasuk
semuanya kegiatan yang bermuara pada kebaikan seperti mendirikan
benteng, memakmurkan masjid, termasuk mengurus mayat. Bahkan
termasuk di dalamnya para ilmuwan yang melakukan tugas untuk
kepentingan umat Islam, meskipun secara pribadi ia kaya.
8. Ibn Sabil
Ibn Sabil sebagai penerima zakat sering dipahami dengan orang
yang kehabisan biaya di perjalanan ke suatu tempat bukan untuk
maksiat. Tujuan pemberian zakat untuk mengatasi ketelantaran,
Memahami Gerakan Peduli kepada Mustahiq Zakat . . . , . .
dalam Muhammadiyah . _
-
Dalam realitas keseharian dapat disaksikan betapa banyak orang
kay a Islam khusyuk merata dahi di atas sajadah, sementara di sekitarnya
banyak tubuh layu digerogoti penyakit dan kekurangan gizi. Banyak
orang rajin beribadah, padahal kemiskinan, kebodohan, penyakit,
kelaparan, kesengsaraan, dan kesulitan hidup mendera saudara-
saudaranya. Betapa mudahnya jutaan bahkan miliaran uang dihabiskan
untuk acara keagamaan, pada saat yang sama ribuan anak tidak dapat
melanjutkan sekolah, ribuan orang tua harus menanggung beban
mencari sesuap nasi, dan ribuan orang sakit menggelepar menunggu
maut karena tidak dapat membayar biaya rumah sakit.
Di era mutakhir ini penindasan di dunia kian luas dan canggih.
Seiring dengan laju globalisasi dan kapitalisme global, problema sosial
yang ditimbulkan pun amat beragam. Kemungkaran sosial merajalela.
Dosa sosial ramai dipertontonkan tanpa malu. Kaum mustadl'afin baru
(the new mustadl'afin), kaum tertindas, kaum miskin, kaum yang
terpinggirkan, kaum papa, bermunculan di mana-mana.
The new mustadl'afin tak lain mereka yang terpinggirkan akibat
modernisasi. Marjinalisasi kelas sosial terus terjadi bersamaan proses
modernisasi. Secara ekonomi dan politik, mereka makin terpinggirkan.
Jumlah orang yang hidup berkecukupan amat sedikit. Sementara
kalangan marjinal justru menempati angka mayoritas. Anak jalanan,
anak putus sekolah, buruh, tani, nelayan, pekerja pabrik, tenaga kerja
wanita, dan korban penggusuran adalah wajah-wajah the new
mustadl'afin yang tak boleh diabaikan, yang menanti perhatian serius
berbagai pihak.
Fakta dan realitas kemiskinan adalah wajah lain dehumanisasi.
Kemiskinan terjadi akibat kemungkaran sosial dan dosa sosial akut.
Kemiskinan sebagai masalah sosial harus dipecahkan lewat aksi sosial.
Ia bukan sekedar masalah individu, tetapi masalah bersama yang harus
dicari jalan keluarnya.
Dalam konteks ini, Muhammadiyah dapat memainkan peran
strategis, dengan memberi sumbangsih nyata terhadap masyarakat.
Muhammadiyah harus memberi perhatian serius terhadap the new
mustadl'afin karena sejak awal Kiai Dahlan sudah memantapkan
komitmen organisasi terhadap pembelaan masyarakat tertindas.
Advokasi dan aksi praksis Kiai Dahlan saat berdirinya gerakan
mengupayakan keberpihakan kepada kaum lemah dan terpinggirkan.
AL ISLAM - KEMUHAMMADIYAHAN Ill
KEMUHAMMADIYAHAN
-
•
liB AL ISLAM - KEMUHAMMADIYAHAN Ill
llill KEMUHAMMADIYAHAN
Nakamura, Mitsuo. 1983. The Crescent Arises over the Banyan Tree,
Universitas Gajah Mada.
Nashir, Haedar. 2010. Muhammadiyah Gerakan Pembaharu,Suara
Muhammadiyah Yogyakarta.
Nashir, Haedar. 2006. Meneguhkan ldeologi Gerakan Muhammadiyah,
Malang: UMM Press.
Nurhakim, Moh. 2003. Sejarah dan Peradaban Islam, UMM Pres
Pasha, Musthofa Kamal, dkk. 2002. Fikih Islam. Citra Karya Mandiri
Yogyakarta.
Pasha, Musthafa Kamal dan Ahmad Adaby Darban. 2003.
Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam dalam Perspektif Historis
dan ldeologis, Cet. Ill, Yogyakarta: LPPI-UMY.
Prasojo,lmam B. "Spirit Baru tentang Keshalihan Sosial" dalam Suara
Muhammadiyah. Oktober 2007.
Permata, Phil Ahmad-Norma. "Mengenal Lembaga Pengembangan
Cabang dan Ranting Muhammadiyah" dalam Suara
Muhammadiyah. No.11/th. Ke-96, 1- 15 Juni 2011.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah Majelis Tarjih dan Pengembangan
Pemikiran Islam, "Manhaj Tarjih dan Pengembangan Pemikiran
Islam", Keputusan Munas Tarjih Muhammadiyah, Tahun 2000, di
Jakarta, tidak diterbitkan.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah. 1994. Badan Pendidikan Kader .Materi
lnduk Perkaderan Muhammadiyah.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Himpunan Putusan Majelis Tarjih
Muhammadiyah, Yogyakarta: Persatuan, 1974.
Ramly, Nadjamuddin dan Hery Sucipto. 2010. Ensiklopedi Tokoh
Muhammadiyah; Pemikiran dan Kiprah dalam Panggung Sejarah
Muhammadiyah. Jakarta: Best Media Utama.
Rasjid, Sulaiman. 2007. Fiqh Islam. Bandung: Sinar Baru.
Sabiq, Sayyid. 2010. Fiqh Sunnah Jilid I. Terj. Asep Sobari. Jakarta: Al-
l'tishom.
Rais, Amin, 1995. Moralitas Politik Muhammadiyah, Dinamika,
Yogyakarta.
Rowi, M. Muchlis (ed). 1999. Muhammadiyah Menuju Millenium Ill.
Yogyakarta: Muhammadiyah (Yogyakarta: PP Muhammadiyah).
Suwarno, Margono Poespo. 2005. Gerakan Islam Muhammadiyah, Cet.
V. Yogyakarta: Penerbit Persatuan Baru.
Daftar Pustaka •