Anda di halaman 1dari 8

Prosiding Seminar Nasional Publikasi Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

“Implementasi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Untuk Peningkatan Kekayaan Intelektual”


Universitas Muhammadiyah Semarang, 30 September 2017

OPTIMALISASI POTENSI TANAMAN PALA SEBAGAI ANTIBAKTERI


Escherichia coli MENGGUNAKAN METODE EKSTRAKSI

Tanendri Arrizqiyani1), Novy Sonjaya2) dan Ajeng Asty 3)


1)
Analis Kesehatan, STIKES Bakti Tunas Husada Tasikmalaya
Email : tanendri.arrizqiyani@gmail.com
2)
Analis Kesehatan, STIKES Bakti Tunas Husada Tasikmalaya
Email : novysonjaya@gmail.com
3)
Analis Kesehatan, STIKES Bakti Tunas Husada Tasikmalaya
Email : aastysukma@gmail.com

ABSTRACT

People use plants to become traditional medicine to treat various diseases. Fuli and seed of
nutmeg (Myristica fragrans) have antimicrobial substances that can lyse cell walls, thus
affecting the growth of bacterial cells. The aim of this research is to know the optimum
inhibition concentration of extract fuli and seed of nutmeg on growth of Escherichia coli.
The method used is maceration to obtain antibacterial active compound from fuli and seed of
nutmeg followed by GCMS analysis. Testing of the optimum inhibitory potential of fuli and
seed extract was conducted by Kirby Bauer method at concentrations ranging from 5%,
15%, 25%, 35%, 45%, 55%, 65%, 75%, 85%, 95% 85%, 95% and 100%. The results
showed that the optimum inhibition concentration of seed extract and mace were 55% and
25%. The cause of the inhibition zone zero at concentrations of 65%, 75%, 85%, 95%, 85%,
95% and 100% allegedly caused by low speed diffusion of extract to medium.

Keywords: Seed and Mace of Myristica fragrans, Escherichia coli

PENDAHULUAN memiliki zat aktif sebagai antimikroba


(Nurhasanah, 2014 dan Shan, 2007). Nilai
Hasil penelitian WHO menunjukkan
ekonomis tanaman ini terletak pada
bahwa terdapat beberapa tanaman obat
buahnya terutama bagian fuli dan bijinya,
yang berkhasiat sebagai antibakteri yang
sedangkan daging buahnya banyak
kuat bahkan melebihi kemampuan
terbuang sebagai limbah. Oleh karena itu,
antibiotik (Green J, 2005). Salah satu
tanaman pala merupakan tanaman
tanaman tersebut yaitu pala. Masyarakat
multiguna karena setiap bagian tanaman
memanfaatkan tanaman menjadi obat
dapat di manfaatkan (Kurniawati, 1998).
tradisional untuk menanggulangi berbagai
Berdasarkan hasil penelitian Siloam, 2006
macam penyakit. Salah satu tanaman
dan Niusli dkk, 2016 bahwa fuli dan biji
tradisional khas Indonesia yang memiliki
pala yang telah diekstrak memiliki
potensi khasiat sebagai obat yaitu buah
kemampuan menghambat pertumbuhan
pala (Myristica fragrans). Pala memiliki
bakteri Gram negatif dan positif. Salah
beberapa bagian yaitu biji, fuli dan daging
satu bakteri yang dapat dihambat
buah. Setiap bagian dari buah pala

375
Prosiding Seminar Nasional Publikasi Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
“Implementasi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Untuk Peningkatan Kekayaan Intelektual”
Universitas Muhammadiyah Semarang, 30 September 2017

pertumbuhannya oleh ekstrak fuli dan menguraikan dinding lipopolisakarida dari


pala yaitu Escherichia coli. bakteri E.coli.
Escherichia coli merupakan bakteri utama Selain itu, ekstrak metanol daging buah
penyebab diare (Nursalam dkk, 2008). pala diduga mampu menghambat
Diare merupakan penyakit endemis di pertumbuhan E.coli dengan konsentrasi
Indonesia dan juga merupakan penyakit optimum yaitu 60% (Nurhasanah, 2014).
potensial Kejadian Luar Biasa (KLB) Berdasarkan beberapa penelitian tersebut
yang sering disertai dengan kematian. maka perlu dilakukan penelitian untuk
Oleh sebab itu, penelitian tentang upaya menggali lebih dalam potensi dari bagian
pengobatan untuk diare masih perlu buah pala lainnya seperti biji dan fuli
dikembangkan. Menurut hasil Riskesdas dalam menghambat pertumbuhan bakteri
2007, diare merupakan penyebab E.coli sebagai penyebab utama diare.
kematian nomor satu pada bayi (31,4%) Ekstrak yang digunakan pada penelitian
dan pada balita (25,2%). Tingginya angka ini berasal dari bagian biji dan fuli buah
kematian pada bayi yang disebabkan oleh pala. Hal tersebut didukung oleh
diare menunjukkan perlunya perhatian seringnya penggunaan biji pala sebagai
yang serius. Hal tersebut didukung oleh rempah-rempah dalam bumbu masak dan
informasi bahwa diare termasuk ke dalam pemanfaatan obat tradisional dari fuli pala
tiga penyakit penyakit saluran pencernaan oleh masyarakat sehingga diperlukan
yang masih menjadi ancaman setelah teknologi atau cara yang lebih efektif dan
cacingan dan demam tipoid (Jamal S, terukur yaitu salah satunya dengan cara
2004). Beberapa hasil penelitian melakukan ekstraksi. Metode ekstraksi
menunjukkan bahwa adanya potensi yang dilakukan yaitu maserasi dingin
antibakteri khususnya terhadap bakteri menggunakan pelarut metanol. Pelarut
E.coli yang dimiliki oleh tanaman pala tersebut dipilih karena efektif dalam
seperti ditunjukkan Shan dkk (2007). menarik senyawa-senyawa aktif yang
Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat pada buah pala (Nurhasanah,
senyawa fenolik dan antioksidan yang 2014 dan Shan, 2007). Pada penelitian ini
diisolasi dari buah pala memiliki potensi diharapkan mendapatkan konsentrasi
untuk menghambat pertumbuhan bakteri hambat optimum dari ekstrak metanol biji
E.coli. Hal tersebut karena buah pala dan fuli.
mengandung senyawa fenol dan
antioksidan yang diduga memiliki
mekanisme tertentu sehingga dapat

376
Prosiding Seminar Nasional Publikasi Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
“Implementasi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Untuk Peningkatan Kekayaan Intelektual”
Universitas Muhammadiyah Semarang, 30 September 2017

KAJIAN LITERATUR DAN berkurangnya kesempatan usus untuk


PENGEMBANGAN HIPOTESIS
menyerap makanan sehingga timbul diare.
(JIKA ADA)
Sebaliknya bila peristaltik usus menurun
Escherichia coli merupakan bakteri Gram akan mengakibatkan bakteri tumbuh
negatif, berbentuk batang pendek, berlebihan, selanjutnya timbul diare
mempunyai ukuran panjang 2,0-6,0 µm (Ngastiyah, 1997 : 144).
dan lebar 1,1-1,5 µm berkapsul, tersusun Salah satu tanaman yang berpotensi
tunggal, sebagian besar gerak pasif. mengurangi diare yaitu pala. Tanaman
Escherichia coli mejadi bakteri penyebab pala (Myristica fragrans) digunakan
utama dari diare karena jumlahnya yang dalam industri obat-obatan, tanaman
melebihi batas normal pada usus sehingga memiliki berbagai khasiat yang
meyebabkan terjadinya gangguan bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Dalam
osmotik. Penyebab utama diare yaitu dosis rendah, pala dapat digunakan untuk
beberapa kuman usus penting, yaitu mengurangi flatulensi (kembung perut),
Escherichia coli, Shigella, Vibrio cholera, meningkatkan daya cerna, meningkatkan
dan Salmonella (Nursalam dkk, 2008 : selera makan, muntah, mual serta dapat
168). Diare dapat terjadi dengan mengobati diare (Agoez, 2010). Pala
mekanisme sebagai berikut: 1). Gangguan mempunyai prospek yang baik karena
osmotik, akibat terdapatnya makanan atau selalu dibutuhkan, baik dalam industri
zat yang tidak dapat diserap akan makanan, minuman, obat-obatan dan lain-
menyebabkan tekanan ismotik dalam lain. Keperluannya yang lebih spesifik
ronggga usus meninggi sehingga terjadi yaitu pala dapat dibuat sebagai bahan
pergeseran air dan elektrolit ke dalam antibakteri (Putra WS, 2015). Minyak
rongga usus. Isi rongga usus yang atsiri dan saponin merupakan zat yang
berlebihan akan merangsang usus untuk terkandung sebagai antibakteri pada pala
mengeluarkannya sehingga timbul diare (Nurd JN dkk, 2007). Hasil fitokimia
(Ngastiyah, 1997 : 144). 2) Gangguan menunjukkan bahwa tanaman pala
sekresi, akibat rangsangan tertentu memiliki zat alkaloida sebagai antibakteri
(misalnya toksin) pada dinding usus akan (Palawi JF, 2014). Fuli pala (Myristica
terjadi peningkatan sekresi, air dan fragrans), memiliki zat antimikroba yang
elektrolit ke dalam rongga usus dan dapat melisiskan dinding sel, sehingga
selanjutnya timbul diare karena terdapat mempengaruhi aktifitas sel pada bakteri
peningkatan isi rongga usus (Ngastiyah, (Susilawati, 1987).
1997 : 144). 3) Gangguan motilitas usus,
hiperperistaltik akan mengakibatkan

377
Prosiding Seminar Nasional Publikasi Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
“Implementasi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Untuk Peningkatan Kekayaan Intelektual”
Universitas Muhammadiyah Semarang, 30 September 2017

METODE PENELITIAN bagian tanaman pala dianalisis


menggunakan persamaan:
Penelitian ini bersifat eksperimen dengan
Diameter zona hambat ekstrak =
dua variabel yaitu variabel bebas (variasi
Diameter zona hambat keseluruhan –
konsentrasi ekstrak bagian-bagian
diameter kertas cakram. (1)
tanaman pala dan jenis-jenis pelarut untuk
ekstraksi bagian-bagian tanaman pala) dan
HASIL PENELITIAN
variabel terikat yaitu bakteri Escherichia
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh
coli. Adapun objek pada penelitian ini
bahwa adanya aktivitas antibakteri dari
yaitu zona hambat yang terbentuk dari
ekstrak metanol fuli pala (Myristica
setiap konsentrasi ekstrak tanaman pala
fragrans) terhadap pertumbuhan bakteri
terhadap bakteri Escherichia coli. Pada
Escherichia coli, yaitu pada konsentrasi
penelitian ini digunakan beberapa
5%, 15%, 25%, 35%, dan 45% serta
peralatan utama seperti soxchlet,
sampai 55% untuk ekstrak biji pala
evaporator, inkubator dan satu unit
(Gambar 4.1). Zona hambat yang
GCMS. Selanjutnya, setiap tahapan
terbentuk diduga disebabkan oleh adanya
penelitian dilakukan di laboratorium
zat antibakteri dari ekstrak metanol biji
mikrobiologi STIKES Bakti Tunas
pala yaitu fenol, terpenoid, flavonoid dan
Husada Tasikmalaya kecuali pengerjaan
alkaloid sedangkan pada fuli pala yaitu
GCMS dilakukan di laboratorium kimia
flavonoid, fenol, saponin dan tannin yang
instrumen UPI Bandung. Tahapan-
mampu menghambat pertumbuhan
tahapan pada penelitian ini yaitu pertama
bakteri. Adapun kandungan zat aktif yang
persiapan sampel tanaman mulai dari biji,
terkandung pada fuli pala dapat dilihat
fuli, daging buah dan daun pala serta
pada tabel 4.1 dan gambar 4.2.
bakteri Escherichia coli . Kedua, proses
ektraksi beberapa bagian tanaman pala
yang disertai dengan uji fitokimia dan
GCMS. Ketiga, uji potensi hambat
minimum dari ekstrak setiap bagian
tanaman pala. Kemudian data yang
diperoleh dari hasil pengujian fitokimia
disajikan dalam bentuk tabel sedangkan
hasil GCMS disajikan dalam bentuk
kromatogram. Adapun hasil uji potensi
hambat minimum dari ekstrak setiap

378
Prosiding Seminar Nasional Publikasi Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
“Implementasi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Untuk Peningkatan Kekayaan Intelektual”
Universitas Muhammadiyah Semarang, 30 September 2017

untuk memperoleh hasil yang dapat


dipercaya (Kadek dkk, 2012).
Menurut Mickel dkk (2003), terdapat
faktor lain yang dapat mempengaruhi
kemampuan difusi senyawa aktif terhadap
medium seperti toksisitas bahan uji,
interaksi antar komponen medium dan
kondisi lingkungan mikro in vitro.
Perbedaan sensitivitas bakteri terhadap
antibakteri dipengaruhi oleh struktur
Gambar 4.1 Zona hambat ekstrak fuli
dan biji pala pada berbagai variasi dinding sel bakteri. Terdapat perbedaan
konsentrasi terhadap bakteri struktur dinding sel antara Gram positif
Escherichia coli.
Ket: dengan Gram negatif. Struktur dinding sel
KP (Kontrol posisitf = kloramfenikol), bakteri Gram positif terdiri atas beberapa
KN (Kontrol negatif = DMSO)
lapisan peptidoglikan yang membentuk

Pada umumnya, diameter zona hambat struktur yang tebal dan kaku serta

cenderung meningkat sebanding dengan mengandung substansi dinding sel yang

meningkatnya konsentrasi ekstrak. Tetapi disebut asam teikoat, sedangkan bakteri

pada penelitian ini terjadi hal sebaliknya Gram negatif memiliki lapisan

yaitu tidak terbentuknya zona hambat peptidoglikan yang lebih tipis, hanya 1% -

pada konsentrasi tinggi (55%, 65%, 75%, 2% dari berat keringnya. Bakteri Gram

85%, 95% dan 100%). Hal ini diduga negatif hanya mengandung sedikit lapisan

berkaitan dengan banyaknya faktor yang peptidoglikan dan tidak mengandung

berpengaruh seperti kecepatan difusi asam teikoat, maka dinding bakteri Gram

senyawa antibakteri yang berbeda jenis negatif seperti Escherichia coli lebih

dan konsentrasi senyawa antibakteri yang rentan terhadap gangguan fisik, seperti

berbeda memberikan diameter zona pemberian antibiotik atau bahan

hambat yang berbeda pada lama dan antibakteri lainnya (Radji M, 2011).

waktu tertentu (Intan, 2012), sifat media


Tabel 4.1 Hasil uji fitokimia ekstrak
agar yang digunakan, jumlah organisme metanol fuli dan biji pala
yang diinokulasi, kecepatan tumbuh
No Senyawa Hasil Keterangan
bakteri, konsentrasi bahan kimia, serta 1 Alkaloid Positif Terbentuknya
kondisi pada saat inkubasi sehingga kekeruhan
2 Flavonoid Positif Terbentuknya
diperlukan adanya standarisasi keadaan warna merah
3 Fenol Positif Terjadinya

379
Prosiding Seminar Nasional Publikasi Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
“Implementasi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Untuk Peningkatan Kekayaan Intelektual”
Universitas Muhammadiyah Semarang, 30 September 2017

perubahan dibandingkan dengan konsentrasi lainnya


warna
yang lebih tinggi. Kondisi tersebut
menjadi
warna merah menunjukkan bahwa tingginya
4 Saponin Positif Terbentuknya konsentrasi ekstrak belum tentu memilliki
buih
Terjadinya potensi hambat bakteri yang tinggi pula.
perubahan Oleh sebab itu, diduga terdapat faktor lain
5 Tannin Positif warna
menjadi yang memengaruhinya seperti yang telah
warna merah dijelaskan sebelumnya. Kemudian apabila
konsentrasi optimum dari kedua ekstrak
dibandingkan dengan kontrol positif.
Namun demikian, pada penelitian ini
nampak bahwa kedua bagian tanaman
pala yang digunakan memiliki potensi
antibakteri pada konsentrasi yang
berbeda. Fuli pala memiliki konsentrasi
Gambar 4.2 Kromatogram ekstrak
metanol fuli pala menggunakan metode optimum yaitu 25% sedangkan biji pala
GCMS memiliki konsentrasi optimum yaitu 55%.
Berdasarkan hal tersebut dapat
Berdasarkan gambar 4.1 nampak bahwa
menunjukkan bahwa diduga kandungan
adanya pola umum yang mirip pada zona
senyawa yang berpotensi sebagai
hambat antara ekstrak metanol fuli dan
antibakteri pada fuli pala lebih banyak
biji pala pada variasi konsentrasi. Hal
dibandingkan pada bagian bijinya. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa diduga
tersebut memberikan informasi tentang
adanya kandungan senyawa aktif yang
pemanfaatan fuli dan biji pala di
sama yang dapat ditemukan pada kedua
masyarakat terkait diare. Pada masa akan
bagian tanaman pala tersebut. Namun,
datang, dapat dilakukan pengolahan fuli
pada konsentrasi 25%, 35%, 45% dan
dan biji pala sebagai produk obat herbal
55% kedua ekstrak tersebut menunjukkan
untuk mengobati diare di masyarakat
kemampuan yang optimal dalam
selain dari antibiotik. Harapan dari hasil
menghambat bakteri E.coli . Hal tersebut
penelitian ini yaitu ekstrak fuli dan biji
ditunjukkan dengan tingginya zona
pala menjadi alternatif pengobatan diare
hambat pada keempat konsentrasi tersebut
di masyarakat pada kasus diare ringan.
dibandingkan dengan konsentrasi lainnya.
Teknologi pengolahan ini dapat berupa
Potensi daya hambat bakteri yang dimiliki
formulasi herbal sehingga kedepannya
kedua ekstrak yang digunakan diduga
masyarakat dapat menggunakan ekstrak
berada pada kisaran 25%-55%

380
Prosiding Seminar Nasional Publikasi Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
“Implementasi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Untuk Peningkatan Kekayaan Intelektual”
Universitas Muhammadiyah Semarang, 30 September 2017

fuli dan biji pala sebagai edible herbal. Kurniawati, M. 2001. Uji Aktivitas
Antibakteri Fraksi Daun Sirsak (Annona
Tentunya hal tersebut dapat didukung.
muricata) terhadap Staphylococcus
aureus dan Escherichia coli serta Profil
Kromatografi Lapis Tipisnya. Skripsi
SIMPULAN
Fakultas Farmasi Universitas Gadjah
Berdasarkan hasil penelitian, dapat Mada, Yogjakarta

disimpulkan bahwa ekstrak metanol fuli Mickel, A. K., P. Sharma., S, Chogle.


pala memiliki potensi hambat optimum 2003. Effectiveness of Stan- nous Fluoride
and Calcium Hydroxide against
pada konsentrasi 25% dan 55% untuk biji Enterococcus faecalis. J. Endod 29
pala. (4):259–60

Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit.


REFERENSI Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
Nurd JN, Mulyono E, Risfaher. 2007.
Agoez Azwar. 2010. Tanaman Obat Teknologi Pengolahan Pala. Badan
Indonesia. Jakarta: Salemba Penelitian Pertanianp. 4-12
Medika
Nurhasanah. 2014. Antimicrobal Activity
Niusli Giovanna Viola, Yanuar lestari dan Of Nutmeg (Myristica fragrans) Fruit
Aida fitriana. 2016. Uji daya hambat Methanol Extract Againts Growth
bakteri minyak atsiri biji pala terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia
pertumbuhan bakteri Streptococcus coli. Skripsi FKIP Program Studi
mutans. [Skripsi]. Surabaya: Unversitas Pendidikan Biologi Universitas Khairun
Airlangga
Nursalam, dkk. 2008. Asuhan
Green, J. 2005. Terapi Herbal Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta:
Pengobatan Alami Mengatasi Bakteri. Salemba Medika
Jakarta: Prestasi Pusaka Raya
Palawi JF. 2014. Isolasi Senyawa
Intan Asty. 2012. Perbedaan Konsentrasi Alkaloida dari Biji Buah Pala (Myristica
dan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak fragrans) Houtt). [Skripsi]. Medan
Etanolik Batang Pisang Kluthuk (Musa :Universitas Sumatra Utara
balbisiana Colla) terhadap
Staphylococcus aureus dan Pseudomonas Putra WS. 2015. Kitab Herbal Nusantara.
aeruginosa. Skripsi Universitas Sebelas Jakarta: Katahati. P. 295-99
Maret Surakarta
Radji, M. 2011. Mikrobiologi. Jakarta:
Kadek Ariyanti Ni, Bagus Gede EGC
Darmayasa Ida, Ketut Sudirga Sang.
2012. Daya Hambat Ekstrak Kulit Daun Siloam Nata Juli, 2006. Daya antibakteri
Lidah Buaya (Aloe barbadensis Miller) ekstrak etanol arilus biji pala terhadap
terhadap Pertumbuhan Bakteri pertumbuhan Enterobacter aerogenes
Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan dengan kloramfenikol sebagai
Escherichia coli ATCC 25922. Jurnal pembanding. [Skripsi]. Surabaya:
Biologi XVI (1) : 1 – 4 Hal (3). Jurusan Universitas Surabaya
Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Udayana, Shan Bin, Cai Yi-Zhong, Brooks John D
Kampus Bukit Jimbaran and Corke Harold. The in vitro
antibacterial activity of dietary spice and
medical herb extracts. International

381
Prosiding Seminar Nasional Publikasi Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
“Implementasi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Untuk Peningkatan Kekayaan Intelektual”
Universitas Muhammadiyah Semarang, 30 September 2017

journal of food microbiology 117 (2007): fragrans hout) Terhadap Pertumbuhan


112-119 Beberapa Bakteri Penyebab Kerusakan
Makanan. Bogor: Agricultural University
Susilawati Endang. 1987. Pengaruh
Penambahan Bubuk Biji Pala (Myristica

382

Anda mungkin juga menyukai