NIM : 4193331005
Buku ini berisi tentang gurunya manusia. Guru di sekolahnya manusia: memiliki 3
kewajiban (membuat perencanaan, mengajar, dan melakukan evaluasi pembelajaran) dan 1 hak
(belajar). Gurunya manusia: punya keikhlasan dalam mengajar dan belajar, Kerja sama antara
wali murid, guru, dan sekolah
Paradigma wali murid di Finlandia mengenai guru dan sekolah: guru adalah pahlawan, guru
adalah orang tua kedua bagi anak, mengajar adalah pekerjaan yang rumit, mementingkan proses
bukan hasil, memberi kritik santun dan bekerja sama, serta menganggap kognitif bukan yang
utama.
Sifat dasar manusia untuk memerintah dirinya sendiri: mau tidaknya siswa mengikuti
perintah tergantung kualitas instruksi guru, jika intruksi tersebut menyenangkan anak tentu akan
memerintahkan dirinya untuk mengikuti instruksi guru. Manusia bereaksi terhadap instruksi
yang berasal dari lingkungannya jika dibekali stimulus khusus: misalnya pemberian reward bagi
anak yang mampu mengikuti instruksi.
i
KATA PENGANTAR
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, sebab telah
memberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada saya, sehingga mampu
menyelesaikan tugas “CRITICAL BOOK RIVIEW” . Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah
satu mata kuliah saya yaitu “PEMBELAJARAN KREATIF ”.
Tugas critical book review ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kita semua khususnya dalam hal Pembelajaran Kreatif. Saya menyadari bahwa tugas
critical book review ini masih jauh dari kesempurnaan, apabila dalam tugas ini terdapat banyak
kekurangan dan kesalahan, saya mohon maaf karna sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman
saya masih terbatas, karna keterbatasan ilmu dan pemahaman saya yang belum seberapa.
Karena itu saya sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun
guna menyempurnakan tugas ini. Saya berharap semoga tugas critical book review ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan bagi saya khususnya. Atas perhatian nya saya mengucapkan
terima kasih .
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................................ii
Daftar Isi.........................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………........................1
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………………..…….…....11
Kesimpulan………………………………………………………....………………..….………11
Saran ………………………………………………….................…………………...….............11
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...…....................12
LAMPIRAN………………………………………….................……………….…...…............13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Melakukan Critical Book Review pada suatu buku dengan membandingkan nya dengan
buku lain sangat penting untuk dilakukan, dari kegiatan ini lah kita dapat mengetahui kelebihan
dan kekurangan suatu buku. Dari mengkritik inilah kita jadi mendapatkan informasi yang
kompeten dengan cara menggabungkan informasi dari buku yang lain.
4. Melatih individu agar berpikir kritis dalam mencari informasi yang ada disetiap buku
ISBN : 978-602-0851-45-7
2
BAB II
Yakin bahwa tidak ada guru yang tidak bisa mengajar: guru harus terus belajar, berusaha
menuju tangga profesional, dan mencintai profesinya. Yakin bahwa tidak ada siswa yang bodoh:
setiap siswa punya cara belajar masing-masing, guru jangan memvonis anak ‘’salah’’, dan jika
ada siswa yang tidak paham maka guru harus introspeksi diri mengenai cara mengajarnya.
Manajemen adalah jantung sekolah: harus ada kejelasan siapa yang menjadi pemimpin dan
siapa yang menjadi pelaksana. Guru adalah manusia pembelajar: frekuensi waktu belajar guru
menentukan kualitas guru, membentuk divisi khusus untuk pelatihan dan pengembangan guru,
mengadakan program bedah buku secara regular, dan mencari solusi bersama tentang siswa
“bermasalah”.
Paradigma wali murid di Finlandia mengenai guru dan sekolah: guru adalah pahlawan, guru
adalah orang tua kedua bagi anak, mengajar adalah pekerjaan yang rumit, mementingkan proses
bukan hasil, memberi kritik santun dan bekerja sama, serta menganggap kognitif bukan yang
utama.
Upaya gurunya manusia saat dia tidak pernah berhenti untuk menelusuri kemampuan siswa
dapat dikatakan sebagai aktifitas discovering ability yaitu menjelajah kemampuan anak
meskipun itu sekecil debu.
Aktifitas menjelajah ini bukan sekedar mencari akan tetapi, aktifitas menjelajah ini harus
didasari dengan tekad dan komitmen yang kuat pasti akan menemukan. Jika belum menemukan,
teruslah mencari apa kemampuan anak itu. Ketika seorang anak berusia golden age (0-8 tahun)
mampu menutup pintu dan jendela orang tua anak akan memberi apresiasi.
·Bersedia diobservasi
"Jika awalnya tidak gila maka seterusnya akan biasa-biasa saja” (Albert Einstein)
Orang yang pertama mengenalkan istilah teori apersepsi adalah Johan Friedrich Herbart,
seorang psikolog, filsuf, dan juga seorang guru yang ahli. Apersepsi adalah stimulus khusus pada
awal belajar yang bertujuan meraih perhatian dari para siswa. Bahwa interaksi antara guru dan
siswa sangat dinamis dan kompleks sehingga sulit di jelaskan secara sederhana.
Ini lah salah satu alasan banyak proses belajar yang bermuara pada kegagalan belajar siswa.
Filosofi mendasar pandangan Herbart tentang teori apersepsi mengatakan bahwa manusia adalah
mahkluk pembelajar. Sifat dasar manusia adalah memerintah dirinya sendiri lalu melakukan
reaksi atau bereaksi terhadap instruksi yang berasal dari lingkungannya, jika dia dibekali
dorongan atau rangsangan (stimulus) khusus.
Sifat dasar manusia untuk memerintah dirinya sendiri: mau tidaknya siswa mengikuti
perintah tergantung kualitas instruksi guru, jika intruksi tersebut menyenangkan anak tentu akan
memerintahkan dirinya untuk mengikuti instruksi guru. Manusia bereaksi terhadap instruksi
yang berasal dari lingkungannya jika dibekali stimulus khusus: misalnya pemberian reward bagi
anak yang mampu mengikuti instruksi.
-Namai
-Demonstrasikan
-Ulangi
-Rayakan
· Sumber-sumber apersepsi: membuat siswa berada di zona alfa (fun story, ice breaking, musik,
dan brain gym)
· Warmer: memberikan tugas (soal di dalam kelas, jawaban di luar kelas), memberikan angket
yang harus diisi jujur oleh siswa.
“Pada dasarnya tidak ada pelajaran yang sulit sebab semua bidang studi adalah butiran-
butiran informasi yang disampaikan dari guru kepada siswa. Kemampuan gurulah yang
terpenting. Guru adalah seniman tingkat tinggi” (Munif Chatib) Strategi belajar-mengajar dalam
model pembelajaran: strategi yang dibahas di sini memiliki arti yang luas, mulai dari
perencanaan sampai penilaian metode pembelajaran. Teori Multiple Intelligences (MI), di dunia
psikologi ke dunia edukasi: kecerdasan dilihat dari kebiasaan menyelesaikan masalahnya sendiri
dan kebiasaan menciptakan produk baru yang punya nilai budaya.
a) Diskusi (harus ada masalah yang akan dipecahkan. ex: mengatasi siswa yang tidak
menghormati guru): mengembangkan kecerdasan linguistik dan interpersonal.
b) Action research (siswa membuat hipotesis tentang materi yang akan disampaikan
kemudian melakukan percobaan untuk membuktikan hipotesis tersebut. ex: siswa
melakukan hipotesis air mana yang cocok untuk bayi kemudian siswa diminta mengecek
sendiri hipotesisnya dengan menggunakan termometer): mengembangkan kecerdasan
matematis-logis dan naturalis.
c) Klasifikasi (pengelompokan banyak data ke dalam minimal dua kategori. ex: siswa
diminta mengelompokkan lingkungan alam dan buatan): mengembangkan kecerdasan
matematis-logis dan naturalis.
d) Analogi (membuat persamaan. ex: menganalogikan siswa yang dicap buruk sebagai apel
busuk yang di dalamnya terdapat bintang, jadi setiap anak memahami bahwa setiap orang
mempunyai sisi baik meskipun dari luar terlihat buruk): mengembangkan kecerdasan
matematis-logis, spasial-visual, dan naturalis.
6
e) Identifikasi (mencari ciri-ciri yang membedakannya dari yang lain. ex: mengidentifikasi
perbedaan pantun dari karya sastra lainnya): mengembangkan kecerdasan matematis-
logis, spasial-visual, intrapersonal, dan naturalis.
f) Sosiodrama (siswa berperan sebagai tokoh dalam sebuah cerita, cocok diaplikasikan
dalam pelajaran sejarah): mengembangkan kecerdasan linguistik, kinestetik, dan
interpersonal.
g) Penokohan (proses pembelajaran dengan sosok tokoh terkenal): mengembangkan spasial-
visual, linguistik, dan kinetetik.
h) Flash card/gambar visual (gambar, lambang, atau simbol): mengembangkan kemampuan
spasial-visual dan interpersonal.
i) Papan/karton permainan (mengaitkan konsep pembelajaran dengan permainan):
mengembangkan kemampuan spasial-visual, logis-matematis, interpersonal, dan
intrapersonal.
j) Wayang (konsep pembelajaran dengan dialog tokoh-tokoh yang ada kaitannya dengan
materi): mengembangkan kemampuan spasial-visual dan interpersonal
k) Applied learning (mengaitkan pembelajaran dengan manfaat yang akan diperoleh dalam
kehidupan nyata): mengembangkan kemampuan naturalis dan kinetetis.
l) Movie learning (mengaitkan konsep pembelajaran dengan tayangan film):
mengembangkan kemampuan spasial-visual.
m) Environment learning (mengunjungi suatu tempat): mengembangkan kemampuan
naturalis, linguistik, interpersonal.
n) Service learning (give something/siswa memberikan informasi kepada lingkungan yang
dikunjungi): mengembangkan kemampuan naturalis, linguistik, interpersonal.
“Mustahil hidup tanpa pernah mengalami kegagalan. Kau tidak akan pernah mengetahui
siapa dirimu dan kekuatanmu yang sebenarnya, jika tidak pernah bertemu kegagalan. Percayalah,
mengalami kemenangan setelah penderitaan adalah hal yang sangat berharga bagi saya, lebih
dari gelar apapun yang saya terima” (JK. Rowling)
e. Guru memiliki perencanaan tentang cara menyampaikan materi agar menarik bagi siswa.
c. Penutup: penilaian dan komentar guru (masalah, ide baru, dan momen special)
Profesi guru adalah profesi yang setiap hari selalu mendapatkan bahan-bahan untuk diramu
menjadi tulisan yang menarik.
9
BAB III
PEMBAHASAN
Buku ini menarik dan bermanfaat bagi para guru. Buku ini memberikan keseimbangan
antara konsep, tips, dan contoh-contoh, sehingga buku ini menjadi menarik untuk dibaca. Dari
segi konsep, buku ini memberikan konsep dan pengetahuan baru tentang pedagogi, mulai dari
teknik mengajar hingga penjelasan gelombang otak. Buku ini juga memberikan contoh kertas
kerja (worksheet) yang bisa digunakan untuk pekerjaan guru sehari-hari.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Guru di sekolahnya manusia: memiliki 3 kewajiban (membuat perencanaan, mengajar, dan
melakukan evaluasi pembelajaran) dan 1 hak (belajar). Gurunya manusia: punya keikhlasan
dalam mengajar dan belajar, Kerja sama antara wali murid, guru, dan sekolah
Paradigma wali murid di Finlandia mengenai guru dan sekolah: guru adalah pahlawan, guru
adalah orang tua kedua bagi anak, mengajar adalah pekerjaan yang rumit, mementingkan proses
bukan hasil, memberi kritik santun dan bekerja sama, serta menganggap kognitif bukan yang
utama.
4.2 Saran
Saya mengakui apabila ada kesalahan pada critical book review ini saya mohon maaf,
dan kepada pembaca saya berharap agar dapat memberikan kritikan agar kami dapat
memperbaiki makalah dengan baik di masa yang akan datang.
11
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
13